• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DAYUHARJO SLEMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DAYUHARJO SLEMAN."

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

SD NEGERI DAYUHARJO SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Dewi Risnaningtyas NIM 12108241070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“Khairunnas anfa’uhum linnas”

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibu tercinta, terimakasih atas doa yang tak pernah putus, kasih sayang yang tak pernah usai, dukungan dan perhatian yang selama ini diberikan.

(7)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

SD NEGERI DAYUHARJO SLEMAN

Oleh

Dewi Risnaningtyas NIM. 12108241070

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo Sleman.

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Type Non Equivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan media kartu bergambar dan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran konvensional dengan media buku paket. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu media kartu bergambar dan variabel terikat yaitu hasil belajar IPS. Penelitian ini adalah populatif dengan jumlah populasi sebanyak 49 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu dengan perhitungan mean.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan mean post-test yang menunjukkan bahwa nilai mean post-test kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol. Hasil perhitungan mean post-test kelompok eksperimen sebesar 7,98 berada pada kategori baik sedangkan mean post-test kelompok kontrol sebesar 6,25 berada pada kategori cukup. Selisih nilai mean post-test kedua kelompok tersebut sebesar 1,73.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi guna memenuhi tugas akhir. Adapun judul skripsi ini yaitu “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DAYUHARJO SLEMAN”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan izin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan izin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ketua Jurusan PSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan izin dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, M. Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala Sekolah Dasar Negeri Nglempong yang telah memberikan izin

(9)
(10)

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ……… ii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iii

HALAMAN PENGESAHANAN ……… iv

HALAMAN MOTTO ……….. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. vi

HALAMAN ABSTRAK ………. vii

KATA PENGANTAR ………. viii

DAFTAR ISI ……… x

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ……….. 1

B.Identifikasi Masalah ……… 5

C.Batasan Masalah ………. 5

D.Rumusan Masalah ………... 5

E. Tujuan Penelitian ……… 6

F. Manfaat Penelitian ……….. G.Definisi Operasional ………... 6 7 BAB II KAJIAN TEORI A.Kajian Mengenai Media Pembelajaran ………... 8

1. Pengertian Media Pembelajaran ………. 8

2. Jenis Media Pembelajaran ……….. 9

3. Manfaat Media Pembelajaran ………. 10

4. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran ………. 12

B.Kajian Mengenai Media Kartu Bergambar ………. 14

(11)

2. Bentuk Kartu Bergambar ……… 15

3. Kelebihan Media Kartu Bergambar ………... 17

C.Kajian Mengenai Hasil Belajar IPS ……...…………... 18

1. Pengertian Hasil Belajar IPS ………... 18

2. Hasil Belajar Kognitif ………... 20

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………. 23

D.Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 24

E. Penelitian yang Relevan ... 27

F. Kerangka Pikir …... 28

G.Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian …... 31

B.Desain Penelitian ………... 32

C.Populasi Penelitian ... 33

D.Variabel Penelitian …... 34

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data ... 37

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

G.Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar ... 2. Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar ... 41 43 H.Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ………...……… 47

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……….. 47

2. Uji Hipotesis ………... 52

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 55

C. Keterbatasan Penelitian ………... 59

(12)
(13)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Materi Keragaman Suku Bangsa dan

Budaya Indonesia Kelas V A dan V B SD N Dayuharjo Tahun

2013/2014 ...……….……... 3

Tabel 2. Klasifikasi Media Pembelajaran ….…….…... 10

Tabel 3. Bentuk Desain Penelitian ………...……... 32

Tabel 4. Daftar Siswa Kelas V SD N Dayuharjo ……….. 33

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……….………... 36

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen ……….. 39

Tabel 7. Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test ………..………. 41

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen ………. 43

Tabel 9. Kategori Reliabilitas Butir Soal ……….………...………….. 44

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………...……….………….. 44

Tabel 11. Kriteria Penilaian Hasil Belajar ……….………….. 45

Tabel 12. Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol ……….………….. 47

Tabel 13. Data Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen ………..……….. 48

Tabel 14. Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol ……….…….... 49

Tabel 15. Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen ……….……….. 51

Tabel 16. Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen-Kontrol ……….….. 52

Tabel 17. Hasil Post-test Kelompok Eksperimen-Kontrol ……….…. 52

Tabel 18. Rangkuman Mean Pre-Test dan Post-test Hasil Belajar IPS …….. 53

(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Perubahan Taksonomi Bloom ……….….... 21

Gambar 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ……….……….…… 23

Gambar 3. Desain Penelitian ……….….... 33

Gambar 4. Rumus Korelasi Product Moment …... 42

Gambar 5. Rumus Alpha Cronbach …... 43

Gambar 6. Rumus Mean ... 46

Gambar 7. Diagram Batang Nilai Pre-test Kelompok Kontrol ………….... 48

Gambar 8. Diagram Batang Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen ……….. 49

Gambar 9. Diagram Batang Nilai Post-test Kelompok Kontrol …………... 50

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Rekap Nilai TKM IPS kelas 5 Semester 2 Tahun Ajaran

2014/2015 Gugus SD N Dayuharjo ………..………... 65

Lampiran 2. Nilai Ulangan Harian Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia Kelas V SD N Dayuharjo Tahun 2013/2014 ………. 66

Lampiran 3. Soal Tes Tahap Uji Coba ……... 67

Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal Tes Tahap Uji Coba ... 71

Lampiran 5. Surat Keterangan Validator Instrumen ... 72

Lampiran 6. Hasil Tes Uji Coba Instrumen ……... 73

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPS ... 75

Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar IPS ... 81

Lampiran 9. Rangkuman Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 82

Lampiran 10. Foto Kegiatan Uji Coba Instrumen di SD N Nglempong…….. 83

Lampiran 11. Surat Keterangan Melakukan Uji Coba Instrumen …………... 84

Lampiran 12. Instrumen Soal Pre-test dan Post-test ………... 85

Lampiran 13. Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test ... 88

Lampiran 14. RPP Kelompok Eksperimen ………. 89

Lampiran 15. RPP Kelompok Kontrol ……… 110

Lampiran 16. Materi dan Soal Evaluasi ……….. 126

Lampiran 17. Foto Media Kartu Bergambar …….……….. 136

Lampiran 18. Daftar Nilai Kelompok Eksperimen ………. 140

Lampiran 19. Daftar Nilai Kelompok Kontrol ……… 141

Lampiran 20. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen … 142 Lampiran 21. Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Kontrol …….. 143

Lampiran 22. Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Eksperimen .. 144

Lampiran 23. Distribusi Frekuensi Hasil Post-test Kelompok Kontrol ……. 145

Lampiran 24. Surat Izin Penelitian dari FIP ……… 146

Lampiran 25. Surat Izin Penelitian dari Pemkab Sleman ……… 147

(16)

Lampiran 27. Foto Kegiatan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ……… 149 Lampiran 28. Foto Kegiatan Pembelajaran Kelompok Kontrol ………. 153 Lampiran 29. Contoh Hasil Tes Otentik Kelompok Eksperimen dan

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan salah satu proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada pelaksanaan proses pembelajaran, karena pada dasarnya pendidikan berlangsung dalam bentuk belajar mengajar yang melibatkan dua pihak yaitu guru dan siswa. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru bertugas menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

Sesuai dengan Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013 (Asis Saefuddin dan Ika Berdiati, 2014: 9) tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(18)

memperjelas materi yang diajarkan kepada siswa, menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga membekas lebih lama dibenak siswa. Oleh karena itu, media pembelajaran juga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran IPS.

Menurut Soemantri (Sapriya, 2009: 11): “Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan”. Mata pelajaran IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan ilmu sosial lainnya. Adanya pembelajaran IPS bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai agar menjadi warga Negara yang baik.

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan pada proses pembelajaran IPS dan wawancara terhadap guru kelas V SD N Dayuharjo didapatkan hasil bahwa pemanfaatan dan penggunaan media pembelajaran masih sangat kurang. Guru berpanduan pada buku sebagai media belajar siswa sehari-hari. Pada mata pelajaran IPS guru menambahkan media berupa peta, atlas, dan globe untuk materi tertentu. Pembelajaran yang hanya menggunakan media tersebut di atas akan membatasi kegiatan belajar siswa berupa menulis, membaca, dan mendengarkan ceramah guru. Kurangnya pengalaman belajar siswa tersebut diduga menyebabkan hasil belajar menjadi rendah.

(19)

minimal (KKM) yaitu 70. Sebagai ilustrasi disajikan hasil ulangan harian materi keragaman suku bangsa dan budaya tahun 2013/2014 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia Kelas V A dan V B SD N Dayuharjo Tahun 2013/2014

Kelas Nilai Jumlah

Siswa <70 ≥70

V A 8 16 24

V B 11 12 23

Jumlah 19 28 47

Presentase (%) 40% 60% 100%

(Sumber: Data nilai siswa dapat dilihat pada halaman 66)

Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas V adalah menghargai keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Dilihat dari data di atas sebanyak 40% siswa belum mencapai KKM pada materi tersebut. Siswa kesulitan untuk memahami berbagai suku bangsa dan budaya Indonesia karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan media buku paket. Oleh karena itu, dibutuhkan alat bantu berupa media pembelajaran yang dapat digunakan siswa untuk membantu mempermudah mengingat beragam suku bangsa dan budaya yang ada di Indonesia. Terdapat beberapa media pembelajaran yang dapat digunakan untuk memudahkan siswa memahami materi tersebut seperti, gambar, foto, video, dan film. Namun guru harus jeli dalam menentukan media yang paling sesuai, karena media yang tepat dan sesuai dengan tujuan belajar dapat meningkatkan pengalaman belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Dina Indriana, 2011: 47).

(20)

bergambar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Media berupa kartu bergambar lebih menarik perhatian siswa karena memiliki gambar yang menarik dan dikemas dalam bentuk permainan. Media ini juga praktis karena berukuran kecil mudah dibawa kemana-mana. Selain itu dapat digunakan kapan pun siswa ingin belajar mengenai materi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dan kelebihan yang dimiliki, peneliti tertarik untuk mengujicobakan kartu bergambar pada mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Media kartu bergambar yang akan diujicobakan berupa 1 set kartu bergambar bernama “Kartu Bhinneka” yang terdiri dari 40 kartu pertanyaan, 40 kartu jawaban, serta dilengkapi dengan 1 tabel jawaban, 1 peta persebaran suku di Indonesia, dan tata cara permainan. Kartu ini berisi tentang keragaman suku bangsa dan budaya yang ada di Indonesia, mulai dari pakaian adat, rumah adat, alat musik tradisional, dan makanan tradisional. Kartu bergambar dapat dimainkan oleh 4-6 siswa.

Penggunaan kartu bergambar ini diduga dapat mengoptimalkan hasil belajar IPS pada materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Dikarenakan kartu bergambar memiliki gambar yang menarik dan dikemas dalam bentuk permainan sehingga dapat mempermudah siswa memahami materi pelajaran dan berpengaruh terhap hasil belajar siswa. Berdasarkan asumsi yang penulis harapkan, maka judul penelitian yang diambil penulis adalah “Pengaruh

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitan di atas, maka muncul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pemanfaatan dan penggunaan media pembelajaran di SD Negeri Dayuharjo belum optimal.

2. Pengalaman belajar siswa belum bervariasi karena kegiatan belajar siswa sering kali hanya berupa menulis, membaca, dan mendengarkan ceramah guru.

3. Hasil belajar IPS masih rendah, sebanyak 40% siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo belum mencapai KKM pada materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan kajian dalam penelitian ini, maka permasalahan yang dikaji perlu dibatasi sehingga masalah yang dijadikan objek penelitian akan lebih terarah dan mendalam pengkajiannya. Penelitian ini akan dibatasi pada pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo Sleman.

D. Rumusan Masalah

(22)

kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo Sleman?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo Sleman.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan masukan pada pembelajaran IPS. Selain itu dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya dalam pembelajaran IPS dan memperkuat teori bahwa penggunaan media kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan bekal sebagai calon guru SD dengan menggunakan media kartu bergambar untuk meningkatkan hasil belajar.

(23)

c. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan menggunakan kartu bergambar, melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga lebih termotivasi dan hasil belajarnya meningkat. d. Bagi sekolah, memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS di sekolah dan sebagai bahan masukan untuk pengambilan kebijakan penggunaan media sesuai dengan materi pembelajaran.

G. Definisi Operasional

1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set

kartu bergambar bernama “Kartu Bhinneka”. Kartu ini bertemakan

keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Satu set kartu bergambar Bhinneka terdiri dari 40 kartu pertanyaan dan 40 kartu jawaban berukuran 9 cm x 5,5 cm. Dilengkapi dengan peta persebaran suku di Indonesia dan tabel pengetahuan berukuran 30 cm x 21 cm serta tata cara permainan.

(24)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian mengenai Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media menurut Azhar Arsyad (2009: 3) merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin medius, yang secara harafiah berarti tengah, perantara atau pengantar, sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sejalan dengan pendapat tersebut Heinich, dkk (Daryanto, 2013: 4) mengemukakan bahwa media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang diartikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Dari pengertian tersebut media dapat diartikan sebagai perantara yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan yang dituju.

(25)

Dalam dunia pendidikan, istilah media pembelajaran sering disamakan dengan alat bantu dan alat peraga pembelajaran.

Gagne (Arief S.Sadiman, 2011: 6) menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Hal senada juga dikemukakan oleh Briggs bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Alat-alat sumber belajar tersebut dapat berasal dari lingkungan siswa atau dalam bentuk buku, gambar, foto, video, dll.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan berupa materi pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) ke penerima pesan (peserta didik), sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar.

2. Jenis Media Pembelajaran

Terdapat beragam versi klasifikasi media pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli. Tidak ada pembagian yang pasti tentang klasifikasi media karena setiap ahli memiliki dasar tersendiri untuk mengelompokkan media pembelajaran. Schramm (Daryanto, 2013: 17) mengelompokkan media berdasarkan daya liputannya yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV dan radio; (2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film dan video; (3) media untuk belajar individual, seperti buku dan modul.

(26)

media cetak bersuara, media proyeksi diam, media proyeksi dengan suara, media visual gerak, media audio visual, objek, sumber mausia dan lingkungan, serta media komputer.

Adapun media pembelajaran yang lazim digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Klasifikasi Media Pembelajaran

No. Kelompok Media Media Instruksional

1. Media grafis Gambar/ foto, sketsa, diagram, bagan/ chart, grafik, kartun, poster, peta/ globe, papan flannel, papan buletin.

2. Media audio Radio, alat perekam pita magnetic, laboratorium bahasa

3. Media proyeksi diam Film bingkai, film rangkai, media transparasi, proyektor tak tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi, video, permainan, dan simulasi. Sumber: Arief S. Sadiman (2011: 28-75)

Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok media grafis yang berbentuk kartu yang berisi gambar dan tulisan yang mendukung materi pembelajaran. Media ini menonjolkan gambar yang ditangkap oleh indra penglihatan maka media ini juga termasuk dalam media visual.

3. Manfaat Media Pembelajaran

(27)

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 6) megemukakan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan menjadi lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Memperjelas materi pembelajaran sehingga maknanya lebih dapat dipahami oleh siswa dan memudahkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata dari guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dll.

Sejalan dengan uraian di atas Kemp dan Dayton (Daryanto, 2013: 6), menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

a. Penyampaian pesan pembelajaran lebih terstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

f. Proses pembelajaran dapat dilakukan kapan pun dan dimanapun diperlukan. g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran

(28)

h. Peran guru mengalami perubahan kearah yang positif.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian materi pelajaran sehingga

dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

b. Media pembelajaran dapat memfokuskan perhatian siswa dalam pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam belajar.

c. Media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

d. Media pembelajaran dapat menampilkan benda yang sukar dihadirkan dan diamati secara langsung. Misalnya bernagai jenis rumah adat, pakaian adat, dan alat musik tradisional.

e. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar, karena dengan media kartu bergambar siswa diajak belajar sambil bermain. 4. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

(29)

Sa’dun Akbar (2013: 117) mengemukakan beberapa prinsip yang harus

diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran berikut ini:

a. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

b. Kesesuaian media dengan karakteristik siswa. Media yang digunakan harus sesuai dengan tahap perkembangan siswa.

c. Dapat menjadi sumber belajar. Media yang digunakan substansinya sesuai dengan materi pelajaran.

d. Efisiensi dan efektifitas pemanfaatan media. Media yang digunakan hendaknya hemat waktu, tenaga, dan biaya. Namun tetap mampu mencapai tujuan pembelajaran.

e. Keamanan media bagi siswa. Media yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik dan psikologis siswa karena kemampuan mengamankan diri antar siswa berbeda-beda sesuai tingkatannya.

f. Kemampuan media dalam mengembangkan keaktifan dan kreativitas siswa. Pemanfaatan media hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan aksi, komunikasi, interaksi, kolaborasi, dengan media itu sendiri dan juga lingkungan siswa.

(30)

h. Kualitas media. Media yang digunakan hendaknya dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak sehingga dapan digunakan berulang kali.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (1977: 87) menjelaskan bahwa gambar sebagai media akan berhasil dengan efektif apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dan teknik penggunaan dalam situasi belajar. Oleh karena itu, dalam pemilihan media kartu bergambar, peneliti juga mempertimbangkan prinsip-prinsip yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas. Dengan memperhatikan hal tersebut diharapkan media kartu bergambar benar-benar sesuai dengan materi pembelajaran maupun karakteristik siswa, sehingga dapat membawa pengaruh positif pada proses dan hasil belajar siswa.

B. Kajian mengenai Media Kartu Bergambar 1. Pengertian Media Kartu Bergambar

(31)

tanda simbol yang menuntun siswa pada sesuatu yang berhubungan dengan gambar tersebut. Flashcard dapat berisi gambar hewan, tumbuhan atau benda-benda lainnya sesuai dengan tema. Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk dan rangsangan agar siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.

Definisi lain yang dikemukakan oleh Dina Indiana (2011: 68) mengemukakan bahwa flashcard adalah media pembelajan dalam bentuk kartu bergambar yang ukurannya seukuran postcard atau sekitar 25 x 30 cm berisi gambar atau foto. Ukuran kartu bergambar dapat bervariasi disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Tujuan penampilan berbagai gambar dalam

flashcard adalah untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa.

Pendapat di atas diperkuat oleh Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1991: 30) yang menjelaskan bahwa flashcard biasanya berisi kata-kata, gambar atau kombinasinya dan dapat digunakan untuk perbendaharaan kata-kata. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpukan bahwa pengertian kartu bergambar dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbentuk kartu yang berisi gambar dan kata mengenai keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan siswa memahami materi tersebut dan memberikan pengalaman baru dalam belajar.

2. Bentuk Kartu Bergambar

(32)

bergambar bernama “Kartu Bhinneka”. Kartu Bhinneka adalah kartu bergambar bertemakan keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Kartu Bhinneka ini dibuat oleh Monitta Putri Lisa Mary seorang mahasiswa ITB jurusan intermedia art dan dipublikasikan oleh Manikmaya Games Publishing.

Isi dari Kartu Bhinneka adalah untuk mengenali dan menghargai suku bangsa di Indonesia seperti suku Batak, Palembang, Jawa, Madura, Bali, Dayak, Sumba, Toraja, Tanimbar, dan Asmat. Adapun unsur budaya yang dikenalkan adalah rumah adat, pakaian adat, alat musik tradisional, dan makanan tradisional dari masing-masing suku tersebut. Kartu ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan anak mengenai keanekaragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia sejak dini.

(33)

3. Kelebihan Media Kartu Bergambar

Penggunaan media kartu bergambar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, karena media dalam bentuk gambar akan lebih menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 9), penggunaan media visual dalam hubungannya dengan hasil belajar menunjukkan bahwa media visual yang moderat (gambar yang digunakan berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberi pengaruh tinggi terhadap hasil belajar siswa. Selain itu masih banyak kelebihan yang dimiliki oleh media kartu bergambar, seperti yang dikemukakan oleh Dina Indriana (2011: 69) adalah sebagai berikut:

a. Mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya relatif kecil.

b. Praktis dalam menggunakannya, sehingga dapat digunakan kapan pun siswa ingin belajar.

c. Mudah diingat karena kartu ini memiliki gambar dan tulisan yang sangat menarik perhatian.

d. Media kartu bergambar juga sangat menyenangkan karena dapat digunakan dalam bentuk permainan.

Meskipun memiliki berbagai kelebihan media kartu bergambar juga memiliki beberapa kekurangan. Arief S. Sadiman (2011: 31), mengemukakan beberapa kekurangan dari media gambar, sebagai berikut:

a. Gambar / foto hanya menekankan pada indra mata.

b. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

(34)

Dari beberapa kekurangan media kartu bergambar yang telah dikemukakan di atas peneliti berusaha meminimalisir hal tersebut dengan cara memilih gambar yang sederhana namun tetap menarik dan satu kartu berisi satu gambar. Mengingat ukuran kartu bergambar yang relatif kecil maka kartu bergambar digunakan dalam kelompok kecil agar lebih efektif. Dengan meminimalisir kekurangan tersebut, kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Memiliki gambar yang didesain sedemikian rupa sehingga menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa dalam belajar.

b. Memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga praktis dalam penggunaan dan penyimpanan.

c. Digunakan dalam bentuk permainan sehingga memberikan pengalaman belajar baru kepada siswa

d. Dapat digunakan dalam beberapa bentuk permainan dan dilengkapi dengan tata cara bermain sehingga siswa tidak bosan ketika belajar menggunakan media ini.

e. Dapat digunakan kapan pun siswa ingin berlajar sehingga siswa dapat belajar secara mandiri.

C. Kajian mengenai Hasil Belajar IPS 1. Pengertian Hasil Belajar IPS

(35)

belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung tiga unsur, yaitu tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman belajar, dan hasil belajar. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan, hasil belajar baru akan terlihat setelah siswa mendapatkan pengalaman belajar.

Gagne (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011: 4) mengemukakan bahwa, belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan/direncanakan. Perubahan perilaku yang terjadi meliputi, pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan perilaku setelah melakukan proses pembelajaran inilah yang disebut dengan hasil belajar. Sesuai dengan pendapat Asep Jihad dan Abdul Haris (2008: 15) bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

(36)

Mengacu pada uraian yang telah dikemukakan di atas hasil belajar IPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPS menggunakan media kartu bergambar. Hasil proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu siswa mampu mengidentifikasi berbagai suku bangsa dan budaya Indonesia serta menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

2. Hasil Belajar Kognitif

Penilaian merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Objek penilaian hasil belajar terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian ini mengukur kemampuan siswa pada ranah kognitif. Nana Sudjana (2009: 23) menjelaskan bahwa ranah kognitif merupakan ranah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

(37)

Misalnya, aspek pemahaman meliputi aspek pengetahuan, aspek penerapan meliputi pengetahuan dan pemahaman, begitu seterusnya.

Anderson dan Krathwohl tahun 2001 (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011: 9) telah merevisi ranah kognitif yang disampaikan oleh Bloom menjadi mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Perubahan taksonomi Bloom dapat dilihat pada gambar berikut ini:

1956 2001

[image:37.595.112.506.276.530.2]

Noun to Verb Form

Gambar 1. Perubahan Taksonomi Bloom (Abdul Majid, 2014: 47)

Jika dilihat dari revisi di atas, terdapat perubahan yang dilakukan pada tataran high order thinking skill yaitu hilangnya sintesis menjadi kreasi dan ada perubahan dari ranah yang awalnya dinyatakan dalam kata benda (noun) menjadi kata kerja (verb). Herman Yosep Sunu Endrayanto dan Yustina Wahyu Harumurti (2014: 35) menjelaskan setiap jenjang hasil belajar kognitif sebagai berikut:

(38)

a. Mengingat (Remember) atau yang biasa disebut C1. Kemampuan mengingat menunjukkan kemampuan siswa memperoleh kembali pengetahuan yang relevan berdasarkan memori jangka panjang. Kategori aspek mengingat mencakup proses berpikir yaitu mengingat kembali dan menghafal.

b. Memahami (Understand) atau yang biasa disebut C2. Memahami yaitu kemampuan merumuskan isi dari bahan/materi pembelajaran dan dapat mengomunikasikannya. Kategori memahami mencakup proses kognitif seperti menjelaskan, menginterpretasikan, mengklasifikasikan, dan membandingkan.

c. Menerapkan (Apply) atau yang biasa disebut C3. Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur tertentu untuk menyelesaikan suatu masalah. Kategori menerapkan mencakup proses kognitif, yang terdiri dari kemampuan melakukan sesuatu dan mengimplementasikan.

d. Menganalisis (Analyze) atau yang biasa disebut C4. Menganalisis adalah kemampuan memilah atau memecah suatu bahan/materi menjadi bagian-bagian atau unsur-unsur dan bagaimana hubungannya secara keseluruhan. Kategori aspek menganalisis mencakup kemampuan membedakan, mengorganisasi dan memberikan simbol/nama.

(39)

f. Menciptakan (Create) atau yang biasa disebut C6. Menciptakan merupakan generalisasi ide baru, hasil (produk) atau cara pandang baru dari suatu kejadian atau fenomena. Aspek menciptakan meliputi memahami masalah dengan generalisasi, merancang kegiatan dan melakukan kegiatan tersebut hingga menghasilkan suatu produk.

Dalam penelitian ini fokus pada hasil belajar C1-C4, yaitu kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis tentang keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Ketercapaian kemampuan tersebut dalam penelitian ini diukur dengan tes.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa itu sendiri atau biasa disebut faktor individual dan faktor luar yang disebut faktor sosial. Kedua faktor tersebut diuraikan secara rinci oleh Ngalim Purwanto (2006: 107) dalam bagan berikut ini:

Lingkungan Alam

Luar Sosial

Kurikulum/Bahan pelajaran Instrumental Guru/Pengajar

Sarana/Fasilitas

Faktor Administrasi/Manajemen

Fisiologi Kondisi fisik

Kondisi panca Indra

Dalam Bakat

Minat

Psikologi Kecerdasan

Motivasi

[image:39.595.112.481.498.699.2]
(40)

Faktor-taktor tersebut saling berinteraksi satu sama lain dalam mempengaruhi hasil belajar. Agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal seluruh faktor di atas harus saling bersinergi. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor sarana/fasilitas yang dapat mendukung keberhasilan belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2001: 7) bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa.

D. Kajian Mengenai Karakteristik Siswa Kelas V SD

Masa usia sekolah dasar termasuk dalam masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun sampai masuk masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Masa usia sekolah sering pula disebut masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya.

(41)

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. b. Sangat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.

c. Memiliki minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.

d. Sampai usia 11 tahun siswa masih membutuhkan guru atau orang tua untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, setelah usia 11 tahun pada umumnya siswa sudah bisa menyelesaikan tugas-tugasnya sendiri.

e. Anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.

f. Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya untuk dapat bermain bersama-sama.

Piaget (Rita Eka Izzati, dkk, 2008: 105) mengemukakan bahwa perkembangan kognitif masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap operasional konkret dalam berfikir. Pada masa ini anak dapat berfikir logis terhadap objek yang konkret. Anak sudah dapat menggunakan logika sederhana dalam memecahkan masalah jika berhadapan dengan benda nyata. Namun masih sulit bagi anak untuk memahami suatu konsep yang abstrak. Paul Suparno (2005: 77) menjelaskan beberapa ciri pemikiran anak pada masa operasional konkret sebagai berikut:

a. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh

(42)

b. Melihat dari berbagai macam segi.

Anak pada tahap ini mulai dapat melihat suatu objek/persoalan secara sedikit menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya.

c. Seriasi

Proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau kecilnya unsur-unsur tersebut. Pada masa ini anak sudah tidak mengalami kesulitan dalam membuat seriasi.

d. Klasifikasi

Anak pada masa ini sudah dapat mengklasifikasikan secara hierarkis dan inklusif. Ia dapat berpikir serentak, baik pada keseluruhan maupun bagian-bagian, meskipun masih pada bagian-bagian-bagian, meskipun masih berdasarkan penglihatan konkret.

e. Bilangan

Pada masa ini konsep anak tentang bilangan lebih berkembang. Anak sudah dapat memasangkan satu-satu dan mengerti soal kekekalan dengan baik. f. Ruang, waktu, dan kecepatan

Pada usia 7 atau 8 tahun, seorang anak sudah mengerti urutan ruang dengan melihat interval jarak suatu benda. Pada usia 10 atau 11 tahun anak sudah sadar akan konsep waktu dan kecepatan.

g. Probabilitas

(43)

h. Penalaran

Pada masa ini anak belum dapat menghubungkan relasi kausal dengan baik. i. Egosentrisme dan sosialisme

Anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia menyadari bahwa teman-temannya dapat memiliki pemikiran lain.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa siswa kelas V SD berada pada masa kanak-kanak akhir yang perkembangan kognitifnya berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak masih kesulitan untuk memahami kosep yang abstrak. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diperlukan alat bantu berupa media pembelajaran yang dapat mengonkretkan suatu konsep yang abstrak tersebut. Untuk membuat konsep keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia lebih konkret dan mudah dipahami oleh siswa maka digunakan media kartu bergambar.

E. Penelitian yang Relevan

(44)

2. “Pengaruh Make a Match berbantuan media kartu gambar terhadap hasil belajar IPS SD” oleh Ary Anggarawati, tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Make a Match berbantuan media kartu gambar dan siswa yang belajar secara konvensional. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai gain skor ternormalisasi IPS yang belajar dengan model pembelajaran Make a Match berbantuan media kartu gambar lebih tinggi dari siswa yang belajar secara konvensional.

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu, namun terdapat perbedaan pada media kartu bergambar yang digunakan. Dalam penelitian sebelumnya media kartu bergambar digunakan pada mata pelajaran IPA materi proses daur air dan IPS materi perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia. Peneliti mencoba menggunakan media kartu bergambar yang telah berhasil digunakan dalam penelitian sebelumnya pada materi yang berbeda, yaitu mata pelajaran IPS materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, diharapkan media kartu bergambar dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo.

F. Kerangka Pikir

(45)

menyampaikan menggunakan metode ceramah terlebih lagi jika yang disampaikan adalah sesuatu yang abstrak atau asing bagi siswa. Kesulitan siswa dalam memahami materi ini akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Salah satu materi yang harus dikuasai siswa kelas V SD pada mata pelajaraan IPS adalah keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Pada materi ini siswa belajar mengenai berbagai macam suku bangsa dan budaya Indonesia seperti rumah adat, pakaian adat, alat musik tradisional dan makanan tradisional. Benda-benda tersebut akan sulit untuk dihadirkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan media pengganti yang dapat mengatasi keterbatasan tersebut salah satunya berupa media kartu bergambar.

(46)

G. Hipotesis Penelitian

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research). Sugiyono (2012: 11) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu dalam kondisi tertentu. Metode penelitian ini bersifat menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Ciri khas penelitian eksperimen dibandingkan penelitian kuantitatif lainnya adalah adanya kelompok kontrol.

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experimental). Bentuk eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Kelompok kontrol dalam penelitian ini tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental digunakan karena pada kenyataannya sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

(48)

B. Desain Penelitian

Ada dua bentuk desain quasiexperimental yaitu, Time-Series Design dan

Nonequivalent Control Group Design. Desain quasiexperimental yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan desain penelitian pretest-posttest control group design,

[image:48.595.115.500.345.402.2]

hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara acak atau random. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini berdasarkan kelompok yang sudah ada. Untuk lebih jelas tentang desain penelitiannya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Bentuk Desain Penelitian

Group Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

(Sumber: Sugiyono, 2010: 116) Keterangan

O1 : Pretest pada kelas eksperimen

O2 : Posttest pada kelas eksperimen

O3 : Pretest pada kelas kontrol

O4 : Posttest pada kelas kontrol

X : Perlakuan dengan media kartu bergambar

(49)
[image:49.595.105.526.71.278.2]

Gambar 3. Desain Penelitian

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini meliputi objek atau subjek yang dijadikan sumber data bagi penelitian. Sugiyono (2012: 119) menyatakan bahwa, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 130) yang menyatakan bahwa, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi sebagai subjek penelitian dan tidak mengambil sampel. Peneliti mengambil seluruh siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2015/2016 sebagai populasi berjumlah 49 siswa yang dibagi menjadi dua kelas yaitu VA sebanyak 24 siswa dan VB sebanyak 25 siswa. Rincian siswa dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Daftar Siswa Kelas V SD N Dayuharjo

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VA 14 10 24

VB 19 6 25

Jumlah 49

Pre-Test

Post-Test

Kelompok Eksperimen Melaksanakan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar.

[image:49.595.117.475.645.717.2]
(50)

Berdasarkan metode penelitian yang dipakai (quasi experimental), maka kedua kelas tersebut akan dijadikan subjek penelitian, satu kelas menjadi kelompok eksperimen dan kelas yang lain menjadi kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapat perlakuan dengan media kartu bergambar, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang melakukan pembelajaran secara konvensional dengan media buku paket. Pengambilan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditentukan dengan undian. Hasil pengundian yang dilakukan peneliti yaitu kelas V A sebagai kelompok kontrol melakukan pembelajaran secara konvensional dengan media buku teks pelajaran dan kelas V B sebagai kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan menggunakan media kartu bergambar.

D. Variabel Penelitian

Sugiono (2012: 60) menjelaskan bahwa variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Variabel bebas(independent)

(51)

2. Variabelterikat(dependent)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kognitif IPS siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dayuharjo yang terletak di Jalan Damai, Dusun Prujakan, Kelurahan Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Peneliti memilih SD Negeri Dayuharjo sebagai tempat penelitian karena berdasarkan data hasil tes kendali mutu semester 2 tahun 2014/2015 yang diperoleh dari UPT pendidikan kecamatan Ngaglik rata-rata nilai IPS sekolah ini masih rendah yaitu sebesar 68. SD N Dayuharjo juga memiliki kelas paralel dengan jumlah siswa yang relatif sama sehingga cocok digunakan untuk penelitian. Selain itu SD N Dayuharjo belum pernah menggunakan media kartu bergambar sebagai media pembelajaran. Peneliti mengambil kelas V sebagai subjek penelitian karena media kartu bergambar yang digunakan sesuai untuk materi keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia ada pada kelas V.

2. Waktu Penelitian

(52)
[image:52.595.108.519.98.634.2]

Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kelompok Kegiatan Hari, Tanggal dan

Waktu Penelitian 1. Eksperimen Pemberian pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan perlakuan 1, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar.

Kamis, 19 November 2015 Jam Pelajaran ke 3-4

(08.10-09.35) Kontrol Pemberian pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara konvensional menggunakan media buku paket.

Senin, 16 November 2015 Jam Pelajaran ke 4-5

(09.00-10.10) 2. Eksperimen Perlakuan 2, melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar.

Sabtu, 21 November 2015 Jam Pelajaran ke 1-2

(07.00-08.10) Kontrol Melaksanakan kegiatan pembelajaran

secara konvensional menggunakan media buku paket.

Rabu, 18 November 2015 Jam Pelajaran ke 3-4

(08.10-09.35) 3. Eksperimen Perlakuan 3, melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar.

Kamis, 26 November 2015 Jam Pelajaran ke 3-4

(08.10-09.35) Kontrol Melaksanakan kegiatan pembelajaran

secara konvensional menggunakan media buku paket.

Senin, 23 November 2015 Jam Pelajaran ke 4-5

(09.00-10.10) 4. Eksperimen Perlakuan 4, melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar dan pemberian

posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Sabtu, 28 November 2015 Jam Pelajaran ke 1-2

(07.00-08.10) Kontrol Melaksanakan kegiatan pembelajaran

secara konvensional menggunakan media buku paket dan pemberian

posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Senin, 30 November 2015 Jam Pelajaran ke 4-5

(53)

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: Tes

Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Sukardi (2013: 139) mengemukakan bahwa tes hasil belajar adalah mengukur penguasaan dan kemampuan siswa setelah selama kurun waktu tertentu menerima proses belajar mengajar dari guru. Tes dilaksanakan dua kali yaitu pretest dan posttest untuk penilaian hasil belajar ranah kognitif level C1-C4 yaitu mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis. Pretest diberikan sebelum materi disampaikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan posttest diberikan pada akhir materi pelajaran selesai disampaikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah menggunakan media kartu bergambar. Soal pada pretest dan posttest

merupakan soal yang sama untuk menghindari adanya pengaruh perbedaan kualitas instrumen. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan observasi awal dan mengajukan perijinan ke sekolah.

(54)

c. Mengadakan koordinasi (menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol) dengan guru kelas V SD Negeri Dayuharjo.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan selama proses penelitian. RPP terlampir pada halaman 89.

e. Mengadakan pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

f. Memberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan media kartu bergambar.

g. Memberikan posttest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

h. Melakukan analisis data. Setelah data terkumpul dilakukan analisis data yaitu melakukan pehitungan nilai siswa.

i. Membuat kesimpulan berdasarkan pembahasan. 2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes untuk penilaian dalam ranah kognitif level mengingat, memahami, menerapkan dan menganalisis. Soal tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, sejauh mana materi yang diberikan oleh guru dipahami atau dikuasai oleh siswa.

(55)

berdasarkan kurikulum KTSP. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

[image:55.595.138.503.263.532.2]

Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran IPS. Kompetensi Dasar: 1.4. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia

Tabel 6. Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen

Indikator Aspek Kognitif Nomor Soal 1. Menyebutkan

macam-macam suku bangsa di Indonesia

C1. Mengingat 1, 2, 3, 4 C2. Memahami 14, 15 C3. Menerapkan 22 C4. Menganalisis 27, 28 2. Menunjukkan pada peta

persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia

C1. Mengingat 5, 6 C2. Memahami 16, 17 C3. Menerapkan 23, 24 C4. Menganalisis 29 3. Mengidentifikasi

keragaman budaya yang terdapat di Indonesia

C1. Mengingat 7, 8, 9, 10, 11, 12 C2. Memahami 18, 19, 20

C3. Menerapkan 25

C4. Menganalisis 31, 32, 33 4. Menjelaskan cara

menghargai keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.

C1. Mengingat 13 C2. Memahami 21 C3. Menerapkan 26

C4. Menganalisis 30, 34, 35

b. Penulisan butir soal

Menulis soal tes dengan menjabarkan indikator-indikator yang telah dibuat dalam kisi-kisi soal.

c. Penyuntingan

(56)

tersebut tepat dan dapat digunakan dalam penelitian. Soal tes yang digunakan untuk uji coba instrumen terlampir pada halaman 67.

d. Uji coba

Pelaksanaan uji coba instrumen dilakukan pada 56 siswa kelas V SD Negeri Nglempong, Sariharjo, Ngaglik, Sleman karena diduga memiliki karakteristik yang sama dengan siswa kelas V SD Negeri Dayuharjo. Uji coba instrumen telah dilaksanakan pada tanggal 7 November 2015.

e. Penganalisaan hasil

Butir soal yang telah diuji coba dianalisis validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui butir soal tersebut valid atau tidak. Hasil uji validitas dan reliabilitas terlampir pada halaman 82.

f. Mengadakan revisi

Memilih dan menyusun soal berdasarkan analisis validitas dan reabilitas agar diperoleh instrumen yang benar-benar valid dan reliabel untuk mengukur hasil belajar siswa. Soal yang telah direvisi tersebut kemudian digunakan sebagai soal pre-test dan post-test terlampir pada halaman 85. Kisi-kisi soal

(57)
[image:57.595.137.503.93.361.2]

Tabel 7. Kisi-kisi Soal Pre-test dan Post-test

Indikator Aspek Kognitif Nomor Soal 1. Menyebutkan

macam-macam suku bangsa di Indonesia

C1. Mengingat 1, 4 C2. Memahami 10 C3. Menerapkan

C4. Menganalisis 16, 17 2. Menunjukkan pada peta

persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia

C1. Mengingat 3, 5 C2. Memahami 11 C3. Menerapkan 14 C4. Menganalisis 19 3. Mengidentifikasi

keragaman budaya yang terdapat di Indonesia

C1. Mengingat 2, 6, 7, 8 C2. Memahami 12, 13 C3. Menerapkan

C4. Menganalisis 18, 21, 22 4. Menjelaskan cara

menghargai keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.

C1. Mengingat 9 C2. Memahami

C3. Menerapkan 15

C4. Menganalisis 20, 23, 24

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar

Suatu alat ukur dikatakan valid, jika mampu mengukur apa yang harus diukur (Sugiyono, 2012: 173). Instrumen yang valid dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti dengan tepat. Validitas ada beberapa macam yaitu validitas konstruk, validitas isi, dan validitas kriteria.

(58)

yang bukan merupakan anggota subjek penelitian. Uji Instrumen dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Nglempong, Sariharjo, Ngaglik, Sleman dengan jumlah 56 responden. Surat keterangan telah melakukan uji instrumen dapat dilihat pada lampiran halaman 84.

Setelah instrumen diujicobakan dan mendapatkan data, kemudian data dihitung menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:

Gambar 4. Rumus Korelasi Product Moment (Suharsimi Arikunto, 2012: 87)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah subjek X = skor butir Y = skor total

Perhitungan validitas dibantu dengan menggunakan program SPSS 22for windows. Selanjutnya yaitu melihat hasil harga rxy yang diperoleh dari

perhitungan. Hasil tersebut kemudian ditinjau dengan harga r tabel dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui butir-butir mana saja yang valid dan tidak valid. Butir dikatakan valid apabila harga rxy > r tabel, sebaliknya

dikatakan tidak valid apabila harga rxy < r tabel. Nilai r tabel dilihat pada tetapan r

(59)
[image:59.595.118.517.209.312.2]

mendekati yaitu N = 55 dengan nilai r tabel = 0,266. Namun, Sugiyono (2012: 178), mengemukakan bahwa setiap butir instrumen dikatakan memiliki validitas konstruk yang kuat apabila memiliki harga korelasi minimal 0,30. Hasil perhitungan dengan program SPSS 22 dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen

Statistik

Jumlah soal 35

Jumlah siswa 56

Nomor soal valid 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35

Jumlah soal valid 24

(Sumber: Data hasil uji validitas instrumen lihat halaman 75 )

2. Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar

Instrumen dikatakan reliabel bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012: 173). Reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan secara internal (internal consistency). Teknik internal consistency tersebut dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus alfa cronbach sebagai berikut:

(60)

Keterangan:

r11 = Reabilitas instrumen

k = Banyak butir pertanyaan ∑σb2 = Jumlah varians butir

σt2 = varian total

[image:60.595.114.431.355.448.2]

Suatu alat ukur yang reliabel adalah alat ukur yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,60 seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 276) berikut ini:

Tabel 9. Kategori Reliabilitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80< r11 ≤1,00 Sangat tinggi

0,60< r11 ≤0,80 Tinggi

0,40< r11 ≤0,60 Cukup

0,20< r11 ≤0,40 Rendah

0,00< r11 ≤0,20 Sangat rendah

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan program SPSS 22 for windows. Hasil uji reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik

r hitung 0,760

Kesimpulan Reliabilitas tinggi

(Sumber: Data hasil uji reliabilitas instrumen lihat halaman 81 )

H. Teknik Analisis Data

[image:60.595.114.428.521.576.2]
(61)

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Oleh karena itu, penelitian ini tidak diperlukan uji signifikansi. Maka, teknik analisis data yang digunakan hanya membandingkan nilai mean.

Statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menyajikan data hasil belajar ranah kognitif yang diambil dari pretest dan posttest hasil belajar IPS pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah data dari nilai pretes dan

[image:61.595.112.403.478.573.2]

posttest kedua kelompok tersebut terkumpul, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah mentabulasikan data hasil belajar IPS pada tabel sesuai dengan kriteria penilaian. Pemberian kriteria penilaian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar dengan acuan yang relevan. Kriteria penilaian yang digunakan sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2012: 245) sebagai berikut:

Tabel 11. Kriteria Penilaian Hasil Belajar

Angka Kategori

8,1 – 10 Sangat Baik 6,6 – 8,0 Baik

5,6 – 6,5 Cukup 4,1 – 5,5 Kurang

0 – 4,0 Gagal

Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai rata-rata (mean) yang dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Anas Sudijono (2009: 79)

(62)

umum mengenai nilai hasil belajar IPS. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung mean sebagai berikut:

Gambar 6. Rumus Mean

(Anas Sudijono, 2009: 87) Keterangan:

X = mean (rata-rata)

fx = jumlah skor seluruh responden

N = jumlah responden

Apabila hasil perhitungan mean menunjukkan bahwa post-test kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, maka terdapat pengaruh variabel bebas (kartu bergambar) terhadap variabel kontrol (hasil belajar). Namun apabila mean

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

a. Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol

[image:63.595.116.513.361.533.2]

Pre-test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 16 November 2015. Setelah diadakan pre-test, data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelompok kontrol. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 12. Data Hasil Pre-test Kelompok Kontrol.

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Sangat baik (8,1-10) 1 4,2

Baik (6,6-8) 6 25

Cukup (5,6-6,5) 6 25

Kurang (4,1-5,5) 7 29,2

Gagal (0-4) 4 16,7

Total 24 100

Rata-rata 5,63

Nilai Tertinggi 8,3

Nilai Terendah 2,5

(Sumber: Data primer yang diolah lihat halaman 143 )

(64)
[image:64.595.161.463.83.252.2]

Gambar 7. Diagram Batang Nilai Pre-test Kelompok Kontrol b. Data Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen

Pre-test pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 19 November 2015. Setelah diadakan pre-test, data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows untuk mengetahui data distribusi frekuensi pre-test pada kelompok eksperimen. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 13. Data Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Sangat baik (8,1-10) 2 8

Baik (6,6-8) 7 28

Cukup (5,6-6,5) 4 16

Kurang (4,1-5,5) 10 40

Gagal (0-4) 2 8

Total 25 100

Rata-rata 5,80

Nilai Tertinggi 8.3

Nilai Terendah 3.3

(Sumber: Data primer yang diolah lihat halaman 142 )

Berdasarkan data pada tabel 13, diketahui bahwa hasil pre-test IPS tentang Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 5,80 dengan kategori cukup. Nilai tertinggi 8,3 dan nilai terendah 3,3. Siswa yang memperoleh kategori sangat baik sebesar 8%,

0 5 10 15 20 25 Sangat Baik

Baik Cukup Kurang Gagal

[image:64.595.119.513.448.613.2]
(65)
[image:65.595.159.467.166.347.2]

kategori baik sebesar 28%, kategori cukup sebesar 16%, kategori kurang sebesar 40%, kategori gagal sebesar 8%. Data nilai pre-test selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 8. Diagram Batang Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen c. Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol

Post-test hasil belajar IPS pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 30 November 2015. Setelah diadakan post-test, data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test pada kelompok kontrol. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 14. Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol.

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Sangat baik (8,1-10) 2 8,3

Baik (6,6-8) 10 41,7

Cukup (5,6-6,5) 3 12,5

Kurang (4,1-5,5) 8 33,3

Gagal (0-4) 1 4,2

Total 24 100

Rata-rata 6,25

Nilai Tertinggi 8,8

Nilai Terendah 3,8

(Sumber: Data primer yang diolah lihat halaman 145)

0 5 10 15 20 25 Sangat Baik

Baik Cukup Kurang Gagal

[image:65.595.121.512.548.706.2]
(66)

Berdasarkan data pada tabel 14, diketahui bahwa post-test hasil belajar IPS tentang Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesiapada kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 6,25 dengan kategori cukup. Nilai tertinggi 8,8 dan nilai terendah 3,8. Siswa yang memperoleh kategori sangat baik sebesar 8,3%, kategori baik sebesar 41,7%, kategori cukup sebesar 12,5%, kategori kurang sebesar 33,3%, kategori gagal sebesar 4.2%. Data nilai post-test

[image:66.595.155.471.288.465.2]

selanjutnya disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 9. Diagram Batang Nilai Post-test Kelompok Kontrol

d. Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen

Post-test hasil belajar IPS pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 28 November 2015. Setelah diadakan post-test, data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows untuk mengetahui data distribusi frekuensi post-test pada kelompok eksperimen. Rincian data distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

0 5 10 15 20 25 Sangat Baik

Baik Cukup Kurang Gagal

(67)
[image:67.595.115.512.91.253.2]

Tabel 15. Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen

Kriteria Frekuensi Presentase (%)

Sangat baik (8,1-10) 12 48

Baik (6,6-8) 9 36

Cukup (5,6-6,5) 2 8

Kurang (4,1-5,5) 2 8

Gagal (0-4) 0 48

Total 25 100

Rata-rata 7,98

Nilai Tertinggi 10

Nilai Terendah 5

(Sumber: Data primer yang diolah lihat halaman 144 )

Berdasarkan data pada tabel 15, diketahui bahwa post-test hasil belajar IPS tentang Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia pada kelompok eksperimen diperoleh nil

Gambar

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Tabel 2. Klasifikasi Media Pembelajaran
Gambar 1. Perubahan Taksonomi Bloom (Abdul Majid, 2014: 47)
Gambar 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Lingkup Penelitian Mengingat pembahasan yang begitu luas dalam kaitannya dengan penggunaan media kartu bergambar untuk meningkatkan hasil belajar pembelajaran peninggalan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran complete sentence berbantuan media kartu bergambar terhadap

Berdasarkan permasalahan di atas, maka solusi yang ditawarkan, guru perlu menggunakan media kartu angka bergambar, media kartu angka bergambar berupa gambar dan

Beberapa cara penggunaan media kartu gambar adalah sebagai berikut: (a) Siapkan kartu yang sudah ditempeli gambar berbagai jenis pekerjaan dan hasil yang dihasilkan dari

Dari data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa: 1) Produk media kartu bergambar valid digunakan dengan perolehan penilaian validator materi dan praktisi persentasi

Dengan demikian, H 1 yang menyatakan bahwa penggunaan media kartu bergambar efektif dalam keterampilan menulis karangan sederhana bahasa Jerman siswa kelas XI IPS SMA

Keberhasilan penerapan model pembelajaran TAI berbantuan media kartu bergambar pada siswa, juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Asriningsih (2014), jurusan Pendidikan

Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah guru menerapkan media pembelajaran kartu