MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK
USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN TARI NUSANTARA
(
Penelitian Tindakan Kelas Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Melalui Tari Yamko Rambe Di PAUD Cahaya Indonesia Kavling IPTN JalanNusantara I No. VII Cihanjuang – Cimahi, Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh : Rini Handayani
1008079
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA
DINI MELALUI PEMBELAJARAN TARI NUSANTARA
(Penelitian Tindakan Kelas Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Melalui Tari Yamko Rambe Di PAUD Cahaya Indonesia Kavling IPTN Jalan
Nusantara I No. VII Cihanjuang – Cimahi, Tahun Ajaaran 2013-2014)
Oleh
Rini Handayani
1008079
Sebuah skripsi yang diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu
Pendidikan
@ Rini Handayani
Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto
LEMBAR PENGESAHAN
RINI HANDAYANI
1008079
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA
DINI MELALUI PEMBELAJARAN TARI NUSANTARA
(Penelitian Tindak an Kelas Dalam Meningk atk an Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Melalui Tari
Yamk o Rambe Di PAUD Cahaya Indonesia Kavling IPTN Jalan Nusantara I No. VII Cihanjuang – Cimahi,
Tahun Ajaran 2013-2014 )
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Ali Nugraha, M.Pd
NIP. 19680525 199802 1 001
Pembimbing II
I Gusti Komang Aryaprastya, M.Hum.
NIP. 19770312 200812 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PENGESAHAN
RINI HANDAYANI
1008079
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA
DINI MELALUI PEMBELAJARAN TARI NUSANTARA
(Penelitian Tindakan Kelas Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Melalui
Tari Yamko Rambe Di PAUD Cahaya Indonesia Kavling IPTN Jalan Nusantara I No. VII Cihanjuang – Cimahi, Tahun Ajaran 2013-2014)
Disetujui dan disahkan oleh:
Penguji I Penguji II
Rudiyanto, S. Pd., M. Si Dr. Aan Listiana, M. Pd
NIP. 19740617 199903 1003 NIP. 19720803 200112 2002
Penguji III
Leli Kurniawati, S. Pd., M. Mus
NIP. 132 252 248
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA
DINI MELALUI PEMBELAJARAN TARI NUSANTARA
(Penelitian Tindakan Kelas Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Melalui
Tari Yamko Rambe Di PAUD Cahaya Indonesia Kavling IPTN Jalan Nusantara I No. VII Cihanjuang – Cimahi, Tahun Ajaran 2013-2014)
RINI HANDAYANI
1008079
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan tentang kemampuan motorik kasar
anak kelompok B PAUD Cahaya Indonesia, yaitu anak belum dapat melakukan gerakan
berjinjit, engkle dengan seimbang, berlari dengan fase melayang, dan gerakan lainnya. Hal ini
memerlukan penelitian supaya mendapatkan penyelesaian dan inovasi pembelajaran baru,
baik dalam metode maupun teknik penyampaian materi pembelajarannya. Permasalahan
tersebut menjadi dasar pemikiran dalam mengetahui kondisi obyektif kemampuan motorik
kasar anak kelompok B PAUD Cahaya Indonesia, meneliti kemampuan anak pada saat
melaksanakan pembelajaran motorik kasar melalui pembelajaran tari nusantara, dan
mengetahui peningkatan kemampuan anak setelah diberikan stimulus berupa pembelajaran
tari nusantara. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas model John Elliot. Pada setiap siklus terdiri dari beberapa tindakan. Setiap
tindakan terdiri dari tiga langkah yaitu perencanaan, perencanaan tindakan disertai observasi
atau pengamatan dan refleksi.Teknik pengumpulan data penelitian ini melalui observasi,
dokumentasi, dan catatan lapangan. Setelah melaksanakan dua siklus penelitian, diperoleh
data peningkatan melalui persentase sebagai berikut: siklus I; kategori Baik 15%, Cukup
64%, Kurang 21%. Dan siklus II adalah: Baik 78%, Cukup 18%, Kurang 4%. Dengan
peningkatan persentase dan kemampuan peserta didik tersebut, maka penelitian ini telah
berhasil meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini melalui pembelajaran tari
nusantara (tari yamko rambe).
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
IM P ROVING M OTOR ABILITIES OF EARLY CHILDHOOD THROUGH THE
LEARNING OF TRADITIONAL DANCE
( Classroom Action Research in Developing Gross Motor Ability Children Through Dance Group B Yamko Rambe In light of early childhood Indonesia Jalan Nusantara I Plot No.
IPTN . Cihanjuang VII - Cimahi , School Year 2013-2014 )
Rini Handayani ˡ, Ali Nugraha ² , I Gusti Komang A.³ (Responsible Person)
Early Chilhood Education Teachers Study Program Faculty Of Science Education
Indonesian University of Education
ABSTRACT
This research is conducted based on the problem related to the motor abilities of children in group B PAUD Cahaya Indonesia in which they cannot yet do some moves such as tiptoe, balanced engkle, run with phase dript, and other moves. These problems require to be researched to reach some conclusions and discover a new innovative learning method. These problems are the basis to understand the objective condition of children in group B PAUD Cahaya Indonsia’s motor abilities, investigating children abilities in doing activities through traditional dance learning. The method used in this research is John Elliot’s action research. These are several actions on each cycle in this method each action consists of three steps : planning, planning with observation, and reflection. The technic used in data collection is done through observation, doormentation, and field notes. After conducting two research cycles, the data obtained is as follows ; before cycle : Good 14%, sufficient 35%, poor 51% ; Cycle I: Good 15%, sufficient 64%, poor 21% ; Cycle II : Good 78%, sufficient 18%, poor 4%. As the result shows an increasing of the percentage, this research has been successful in improving motor abilities of early childhood through traditional dance learning.
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
DAFTAR ISI
A. Kemampuan Anak Usia Dini ... 11
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
1. Perkembangan Tari Nusantara ... 22
2. Jenis Tari Nusantara ... 24
3. Tari Nusantara Yang Berkembang di Tanah Papua ... 30
D. Penelitian Yang Relevan ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Lokasi Dan Subjek Penelian ... 37
B. Desain Penelitian... 37
C. Metode Penelitian ... 40
D. Definisi Operasional ... 41
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PAUD Cahaya Indonesia Sebelum diberikan Pembelajaran Tari Yamko Kambe ... 45
2. Penerapan Pembelajaran Tari Yamko Rambe dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PAUD Cahaya Indonesia a. Proses Penerapan Pembelajaran Tari Nusantara Pada Siklus I ... 53
b. Proses Penerapan Pembelajaran Tari Nusantara Pada Siklus II ... 62
3. Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PAUD Cahaya Indonesia setelah Diberikan Pembelajaran Tari Nusantara ... 72
B. Pembahasan 1. Kondisi Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PAUD Cahaya Indonesia Sebelum diberikan Pembelajaran Tari Yamko Rambe ... 73
2. Penerapan Pembelajaran Tari Yamko Rambe dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PAUD Cahaya Indonesia ... 74
3. Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B PAUD Cahaya Indonesia setelah Diberikan Pembelajaran Tari Nusantara ... 75
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara A. Kesimpulan ... 79
B. Saran... 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
TABEL
2.1 Implementasi Pembelajaran Tari Nusantara dalam Meningkatkan Kemampuan
Motorik Dasar... 15
4.1 Profil Kepala Sekolah dan Pendidik PAUD ... 46
4.2 Profil Peserta Didik PAUD Cahaya Indonesia ... 47
4.3 Data Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Pra Siklus ... 49
4.4 Hasil Observasi Awal Kemampuan Motorik Kasar Anak ... 50
4.5 Data Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I... 51
4.6 Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I ... 52
4.7 Data Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I ... 56
4.8 Data Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II ... 58
4.9 Hasil Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II ... 60
4.10 Data Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II ... 69
4.11 Perolehan Nilai Data Perbandingan Tiap Siklus ... 71
4.12 Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Pada Tiap Siklus .... 73
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
GRAFIK
4.14 Grafik Keseluruhan Kemampuan Motorik Kasar anak ... 79
DAFTAR DIAGRAM
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
4.1 Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Pra Siklus ... 50
4.2 Persentase Kemampuan Motorik Kasar Anak Pra Siklus ... 52
4.3 Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I ... 58
4.4 Persentase Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus I ... 60
4.5 Observasi Kemampuan Motorik Kasar Anak Siklus II ... 66
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia dari 0 sampai
dengan usia 8 tahun (Solehudin, 1997 : 23). Dan usia ini juga disebut dengan golden
age (usia emas) dimana anak akan berkembang dengan optimal semua aspek
perkembangannya melalui stimulus yang tepat sesuai dengan Tingkat Pencapaian
Perkembangannya. Banyak sekali anak-anak yang tidak optimal perkembangannya
karena adanya stimulus yang kurang tepat dan optimal maka dari itu salah satu hal
yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana orang tua dan pendidik mengenal
anak atau peserta didiknya supaya mendapatkan penanganan pendidikan yang tepat
untuk dirinya.
Dan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang diadakan sebagai dasar untuk lebih mematangkan
anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya sebelum menuju ke jenjang
pendidikan selanjutnya.
Seperti yang tercantum dalam Undang – Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14
bahwa :
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Ada beberapa aspek perkembangan yang harus dirangsang secara optimal
supaya anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya
yaitu Aspek perkembangan moral keagamaan, social – emosi, kognitif, Bahasa, Seni,
dan fisik – motorik
Motorik kasar merupakan keterampilan yang tanpa terasa sudah dilakukan
2
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
sampai pada gerakan yang kompleks dan kuat. Seiring dengan bertambahnya usia
seorang anak akan pula bertambah keterampilan dan perkembangan motorik kasarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari sebetulnya tanpa disadari semua orang sudah
melakukan gerakan motorik kasar seperti memegang, menarik, mengulur, berjalan,
berlari, menendang dan lain sebagainya. Di PAUD diberikan pembelajaran motorik
kasar yang merupakan pembelajaran pengendalian gerakan tubuh melaui kegiatan
yang terkoordinir antar beberapa hal yaitu : susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord
(Richard Decaprio 2013 : 16)
Namun berdasarkan pengamatan yang ada di lapangan atau tepatnya di PAUD
Cahaya Indonesia, pembelajaran motorik kasar yang dikategorikan juga sebagai
kecerdasan kinestetik masih disampaikan tanpa aturan dan tujuan yang jelas dan tidak
bisa disajikan sebagai hasil karya dengan keteraturan dan keindahan gerak diiringi
irama musik yang bisa menyenangkan bagi anak. Dan kemampuan anak setelah
pembelajaran motorik masih rendah, belum menunjukkan peningkatan. Hal ini akan
sangat berbahaya bila dibiarkan karena akan menyebabkan anak tdak bisa
menjalankan aktivitas motorik secara sempurna seperti misalnya: memegang pensil
dengan baik, melakukan gerakan – gerakan dalam mengikuti pembelajaran dengan
baik seperti melempar dan menangkap bola, engkle, bahkan mengendarai sepeda roda
dua dan kegiatan lainnya.
Di PAUD Cahaya Indonesia pembelajaran motorik kasar untuk anak masih
dilakukan dengan hanya mengembangkan aspek motorik kasarnya saja. Padahal
sebenarnya kemampuan anak masih bisa lebih maksimal dan bisa menjadi satu hal
yang dibanggakan atau bisa dilakukan dengan serangkaian gerak yang merangsang
juga kemampuan lainnya seperti kemampuan atau perkembangan seni pada saat anak
melakukan gerakan sesuai irama musik yang didengarnya, perkembangan bahasanya
terlihat pada kemampuan anak melakukan perintah dalam melakukan gerakan,
kognitifnya, anak berhitung pada waktu melakukan gerakan sebelum memakai musik,
anak juga mengenal posisi, dan pada waktu anak melakukan gerakan dengan lentur
dan teratur saat itu anak telah melakukan gerakan untuk merangsang keterampilan
motorik kasarnya. Selain itu penilaian yang dilakukan pendidik juga belum terarah
3
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
Banyak kegiatan yang dapat dikembangkan namun pendidik belum
menyadari atau sudah tahu tapi tidak mengimplementasikan dalam pembelajaran
terhadap peserta didik. Salah satu kegiatan yang dapat menstimulus keterampilan
motorik kasar anak yaitu dengan memberikan pembelajaran tari.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Desfina (2005 : 4) bahwa “pengertian tari adalah gerak yang telah mengalami proses stilisasi sesuai dengan irama, sebagai
ungkapan jiwa manusia yang di dalamnya terdapat unsur keindahan.” Kelenturan
tubuh dan kemampuan anak bergerak sesuai irama merupakan salah satu potensi yang
harus dikembangkan dalam diri anak sebagai kecerdasan kinestetiknya. Menari
merupakan pilihan kegiatan yang tepat dan sesuai untuk Anak Usia Dini, sesuai
dengan ungkapan yang terdapat pada jurnal yang ditulis oleh I Gusti Komang
Aryaprastya (2010 : 476) bahwa :
Melalui kegiatan menari siswa dapat menuangkan ekspresi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangan usia serta emosi, dengan demikian pembelajaran menjadi lebih menarik dan menggairahkan para siswa. Peranan pendidikan seni tari dalam pendidikan dapat menumbuhkembangkan daya apresiasi seni, kreatifitas, kognitif serta kepekaan inderawi, dan emosi serta memelihara keseimbangan mental peserta didik. Lebih jauh diharapkan peserta didik yang memiliki minat dan bakat di bidang seni tari dapat mengembangkan bakatnya dan meningkatkan kecerdasan kinestetiknya. Ketetapan gerak tari juga merangsang pertumbuhan motoric anak dalam menyelaraskan daya pikir yang sesuai dengan tingkat perkembangan motorik anak usia dini.
Selama ini pembelajaran motorik kasar pada anak hanya diberikan dalam
bentuk permainan tanpa diiringi musik ataupun tanpa melakukan gerakan yang terarah
dan bermakna. Dalam kegiatan menari potensi motorik kasar anak bisa terasah dengan
lebih baik karena diberikan dengan pola aturan gerak yang jelas.
Seperti yang diungkapkan oleh Howard Gardner menari termasuk dalam Multiple Intellegence yaitu “Body Smart” (kecerdasan fisik/kinestetik). Pada dasarnya anak-anak menyukai musik dan menari. Menari bersama bisa mengasah kecerdasan
fisik anak. Menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan
kelenturan otot. Tidak hanya tangan dan kaki saja tetapi tubuhpun ikut bergerak.
Dengan menari anak dapat mengekspresikan perasaannya, dan keluwesannya dalam
4
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
Pendidikan seni, yakni seni tari, musik, rupa dan drama di sekolah taman
kanak-kanak merupakan bagian dari proses pembentukan individu yang utuh sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan seni di taman kanak-kanak
atau Pendidikan Anak Usia Dini bukan untuk membentuk siswa yang terampil
menari, bermusik atau dengan kata lain bukan untuk menjadi seniman,melainkan
membentuk pribadi yang apresiatif dan kreatif melalui pengalaman berolah seni.
Pelajaran seni yang sebenarnya dapat membentuk pola pikir anak didik melalui
penanaman pemahaman, menumbuhkan cita rasa yang indah dan sensitifitas, dengan
harapan dimasa yang akan datang dapat terbentuk manusia yang berbudi pekerti
luhur, kreatif,apresiatif, peka, dan mempunyai rasa keindahan sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Pendidikan seni, sebaiknya didasari oleh pengembangan aspek kognitif
(kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu
kejadian atau peristiwa), afektif (perasaan) dan psikomotor melalui kegiatan dengan
mengembangkan pemahaman, pengetahuan, penerapan ketrampilan bergerak, serta
ketrampilan lainnya secara luas. Sebenarnya pendidikan seni tidak terkotak-kotak (tari
terpisah dengan musik, dengan rupa, dan drama), namun bisa menjadi satu kesatuan
yang saling melengkapi. Ketika kita mengajarkan tari pada anak tentunya tidak akan
terlepas dari rasa musikal, penjiwaan tokoh/ekspresei tertentu yang dibawakan, dan
akan terkait pula dengan unsur-unsur rupa (busana,property dll). Tari merupakan
salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari
mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat
ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh
siapa saja, pada waktu kapan saja.
Tanah air Indonesia yang kita cintai ini banyak sekali dan beragam suku
bangsa, adat, dan kaya dengan budaya dan kesenian tradisionalnya, yang disebut juga
dengan tari nusantara. Sudah selayaknya pendidik mengenalkan seni budaya yang
telah ada sejak nenek moyang kita pada peserta didik dengan memberikan
pembelajaran seni tari di PAUD. Bila ditinjau pengertiannya, Tari Nusantara adalah
tari-tarian yang tumbuh dan terus berkembang sesuai dengan kelompok masyarakat
5
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
keunikan baik dalam segi bentuk gerak, penyajian, irama musik pengiring, maupun
dalam rias dan busananya sesuai dengan fungsi tari tersebut.
Namun sangat disayangkan pendidik belum mengenalkan kekayaan seni tari
tradisional atau tari nusantara itu dengan berbagai alasan diantaranya gerakannya
susah untuk dipelajari anak, atau ada juga yang alasannya karena gengsi dan lebih
memilih tari modern. Bila hal ini dibiarkan tanpa adanya pemberian pengertian dan
penyadaran betapa pentingnya menghargai dan melestarikan budaya bangsa ini maka
dikhawatirkan akan musnahnya nilai – nilai kebangsaan dan kebanggaan yang
seharusnya ditanamkan sejak dini kepada masyarakat khususnya Anak Usia Dini yang
akan menjadi cikal bakal serta generasi penerus bangsa.
Sebagai rasa kepedulian akan kebudayaan bangsa ini peneliti mencoba untuk
memberikan pendekatan – pendekatan, yaitu salah satunya dengan merubah anggapan
atau paradigma yang berkembang diantara pendidik PAUD, menumbuhkan keyakinan
bahwa dengan mengkreasikan dan lebih menyederhanakan gerakan yang ada pada
tarian tradisional bisa menjadi jalan keluar yang terbaik. Berkreasi atau menciptakan
gerakan kreasi baru tanpa merubah maksud dan tujuan dari tarian tersebut dan tetap
menggunakan jenis irama musik yang sama atau bahkan dirubah iramanya menjadi
lebih dinamis supaya disenangi anak, akan lebih bijak daripada mengajarkan tarian
yang berasal dari kebudayaan asing. Dan Peneliti mempunyai keyakinan dengan
musik dalam kegiatan menari dapat menstimulasi gerakan dan mengembangkan
koordinasi fisik serta pengendaliannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sheppard
(2007 : 121) bahwa :
Musik Membantu perkembangan mental, meningkatkan kemampuan koordinasi pada tingkat tinggi, mendatangkan banyak kemampuan sosial, memberikan kreativitas dan pemahaman diri, serta bahkan dapat bermanfaat bagi kesehatan. Musik merupakan wadah yang baik untuk mengeksplorasi kreativitas alami karena secara alamiah menstimulasi rasa imajinasi dan keingintahuan anak.
Sebagai penunjang maka dipilihlah tari nusantara atau lebih tepatnya tari
yamko rambe sebagai kegiatan dalam mengembangkan motorik kasar anak tersebut
6
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
motorik kasar bagi Anak. Gerakannya mudah dilakukan anak juga cukup dinamis juga
sesuai untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar anak. Dan karena itu peneliti
mengambil judul:
“Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Pembelajaran Tari
Nusantara.”
Dan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas Dalam Meningkatkan
Kemampuan Motorik Kasar Anak Dengan Pembelajaran Tari Yamko Rambe di
PAUD Cahaya Indonesia, Kavling IPTN Jalan Nusantara VII No. I Cihanjuang –
Cimahi.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka peneliti
mengidentifikasi dan mempunyai batasan masalah penelitian sebagai berikut :
Pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Masih terdapat kekurangan stimulus – stimulus
khususnya pada aspek perkembangan motorik kasar peserta didik. Pembelajaran yang
berkenaan dengan motorik kasar masih berupa permainan yang hanya merangsang beberapa
aspek perkembangan tanpa mengembangkan aspek perkembangan yang lainnya.
Pembelajaran Motorik kasar disampaikan tanpa adanya keteraturan gerak dan arahan serta
batasan yang jelas. Apalagi bila ditinjau dari segi estetisnya.
Masih kurangnya semangat kecintaan serta minat terhadap seni dan budaya bangsa dalam
melestarikan seni khususnya seni tari nusantara pada Anak Usia Dini
Pendidik masih terpola dengan pembelajaran motorik yang tidak bisa dijadikan bahan
pertunjukan atau tontonan.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimanakah upaya
meningkatlan kemampuan motorik kasar Anak Usia Dini melalui pembelajaran tari nusantara
7
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
Pada umumnya pembelajaran tari merupakan pembelajaran tambahan pada semua
PAUD, ini disesuaikan dengan keadaan, usia, dan bakat pada anak. Dengan demikian ada
beberapa masalah yang muncul dan menarik untuk dikaji diantaranya:
1). Bagaimana kondisi obyektif kemampuan motorik kasar anak kelompok B di PAUD
Cahaya Indonesia?
2). Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tari supaya dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak di PAUD Cahaya Indonesia ?
3). Bagaimana peningkatan kemampuan motorik kasar peserta didik setelah diberikan
pembelajaran tari Nusantara (tari yamko rambe) di PAUD Cahaya Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran motorik peserta didik di PAUD Cahaya
Indonesia.
2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran tari nusantara (tari yamko rambe) dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar peserta didik di PAUD Cahaya Indonesia.
3) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik kasar peserta didik setelah
diberikan pembelajaran tari nusantara (tari yamko rambe) di PAUD Cahaya
Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Mohammad Asrori (2007:15) menyatakan bahwa manfaat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dapat dikaji dari beberapa pembelajaran dikelas. Manfaat yang terkait dengan
komponen pembelajaran antara lain :
8
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas
c. Peningkatan profesionalisme guru
2. Sukayati (2008: 13) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terkait dengan
pembelajaran hampir sama dengan yang disampaikan oleh Mohammad Asrori antara lain
mencakup hal-hal berikut:
a. Inovasi, dalam hal ini guru perlu selalu mencoba, mengubah, mengembangkan, dan
meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu merencanakan dan melaksanakan model
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas dan zaman.
b. Pengembangan kurikulum di tingkat kelas dan sekolah, PTK dapat dimanfaatkan secara
efektif oleh guru untuk mengembangkan kurikulum. Hasil-hasil PTK akan sangat
bermanfaat jika digunakan sebagai sumber masukan untuk mengembangkan kurikulum
baik di tingkat kelas maupun sekolah.
c. Peningkatan profesionalisme guru, keterlibatan guru dalam PTK akan dapat meningkatkan
profesionalisme guru dalam proses pembelajaran. PTK merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan cara
pemecahannya yang dapat dilakukan.
3. Rustam dan Mundilarto (2004) mengemukakan manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
bagi guru, yaitu:
a. Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran
b. Meningkatkan profesionalitas guru
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
4. Cole dan Knowles (Prendergast, 2002:3-4) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah dapat mengarahkan para guru untuk melakukan kolaborasi, refleksi, dan bertanya
satu dengan yang lain dengan tujuan tidak hanya tentang program dan metode mengajar,
9
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
5. Noffke (Prendergast (2002:5), manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat
mendorong para guru melakukan refleksi terhadap praktek pembelajarannya untuk
membangun pemahaman mendalam dan mengembangkan hubungan-hubungan personal
dan sosial antar guru.
6. Whitehead (1993) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dapat memfasilitasi
guru untuk mengembangkan pemahaman tentang pedagogik dalam rangka memperbaiki
pembelajarannya.
7. Prendergast (2002) manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah :
a. Dapat membantu pengembangan kompetensi guru dalam menyelesaikan masalah
pembelajaran mencakup kualitas isi, efisiensi, dan efektivitas pembelajaran, proses, dan
hasil belajar siswa.
b. Peningkatan kemampuan pembelajaran akan berdampak pada peningkatan kompetensi
kepribadian, sosial, dan profesional guru.pembelajaran.
Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para pendidik
PAUD bahwa ada potensi anak yang harus digali untuk mendukung proses pembelajaran
sekaligus mempermudah pendidik dalam optimalisasi perkembangan anak. Mengingatkan
kembali akan kayanya budaya bangsa khususnya tari nusantara yang lebih bagus dari budaya
asing. Supaya anak lebih bangga dan mencintai budaya bangsanya sendiri. Memberikan saran
dan pendapat pada para pendidik supaya terjadi adanya inovasi baru dalam pembelajaran.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini
melalui pembelajaran tari Nusantara adalah sebagai berikut :
1. BAB I : Pendahuluan
a. Latar Belakang Penelitian
b. Identifikasi Masalah
10
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
f. Sistematika Penelitian
2. BAB II : Kajian Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian
3. BAB III : Metode Penelitian
a. Lokasi dan Subjek Penelitian
b. Desain Penelitian
c. Metode Penelitian
d. Definisi Operasional
e. Instrumen Penelitian
f. Proses Pengembangan Instrumen
g. Teknik Pengumpulan Data
h. Analisis Data
4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Pemaparan Data
b. Pembahasan Data
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cahaya
Indonesia yang terletak di Kavling IPTN, Jalan Nusantara VII No. I Cihanjuang –
Cimahi. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik yang ada di kelompok B yang
berjumlah 10 orang. Terdiri dari 4 orang anak perempuan dan 6 orang anak laki-laki.
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada akhir
pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu dalam
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini memalui pembelajaran tari
nusantara.
Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan
oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral, yang dalam pelaksanaannya
merupakan proses pengkajian berdaur melalui empat tahap kegiatan yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus
berikutnya merupakan bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan pada siklus
berikutnya.
Desain tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum meningkatkan
keterampilan motorik kasar melalui pembelajaran tari yamko rambe di PAUD Cahaya
Indonesia Cihanjuang – Kota Cimahi. Didalamnya berisi bukti yang akan dijadikan
rencana dan indikator keberhasilan pemecahan masalah, tindakan-tindakan untuk
memperbaiki teknik, metode, dan media yang digunakan, serta rencana dan teknik
pengolahan data.
Pelaksanaan tindakan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
38
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
Observasi merupakan kegiatan mengamati proses dan hasil dari pelaksanaan
pembelajaran tari nusantara (Yamko Rambe) pada peserta didik yang berada di
kelompok B PAUD Cahaya Indonesia Cihanjuang – Kota Cimahi. Pelaksanaan
observasi waktunya bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan yang intinya
diajukan untuk mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indicator dari
proses dan hasil pelaksanaan tindakan maupun efek sampingnya.
Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, dan eksplanasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi selama tindakan dan
pembelajaran tari yamko rambe di PAUD Cahaya Indonesia. Dalam penelitian
tindakan kelas ini, digunakan model spiral Kemmis dan Taggart, yaitu model siklus
yang dilakukan secara berulang, berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan
semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya.
S. Saud (1988:226)
39
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
Teori dan praktek pembelajaran tari yamko rambe, meliputi bentuk gerakan, pola
lantai, latihan, dan menampilkan di depan kelas sebagai hasil akhir setelah melaksanakan
latihan. Langkah – langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
a. Mengurus perizinan dari lembaga terkait dan Kepala Sekolah
b. Observasi dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran awal tentang
kemampuan motoric kasar di PAUD Cahaya Indonesia.
c. Menyusun rencana penelitian yaitu dengan membuat siklus – siklus penelitian
dengan prosedur, (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi,
(4) Refleksi.
Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang
hendak dipecahkan, dan bertujuan untuk memperbaiki penyampaian materi
pembelajaran motorik kasar anak dengan modifikasi kegiatan pembelajarannya.
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan
I adalah sebagai berikut :
a) Membuat skenario pembelajaran
b) Penentuan metode mengajar
c) Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta
didik
d) Membuat lembar observasi maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja guru
dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan mengembangkan
modifikasi permainan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan, peneliti berperan sebagai observer dan pelatih tari. Guru
sebagai pelatih tari dalam pelaksanaan tindakan bertugas melaksanakan rencana
tindakan kelas dalam pembelajaran motorik kasar melalui pembelajaran tari yamko
rambe.
40
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara 3. Tahap Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dalam tindakan kelas ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
atau keterangan mengenai proses pembelajaran dengan tari yamko rambe.
Pengamatan tersebut mengacu pada lembar pedoman observasi kinerja guru dan
aktivitas siswa yang telah disediakan. Informasi hasil pengamatan yang terkumpul
adalah data mengenai pelaksanaan tindakan dan hal-hal yang perlu dioptimalkan
berdasarkan data atau informasi tersebut.
4. Tahap Refleksi
Langkah ini merupakan analisis-sintesis, interpestasi, dan eksplanasi terhadap
semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan, setiap informasi yang
didapatkan akan dikaji dan difahami bersama oleh praktisi dan peneliti. Informasi
yang terkumpul perlu diuraikan, dicari kaitannya antara yang satu dengan yang
lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, dikaitkan kategori yang
relevan, melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang tajam
untuk menentukan tindakan berikutnya atau siklus kedua, kegiatan refleksi dibawah
ini meliputi hal-hal yang tercantum di bawah ini.
1. Mendiskusikan langkah selanjutnya dari hasil data yang diperoleh
2. Mengecek dari data yang telah terkumpul dari pengamatan hasil observasi yang
berdasarkan format hasil kinerja guru dan kemampuan siswa.
3. Penyusunan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada
hasil analisis tindakan sebelumnya.
Siklus penelitian akan dihentikan apabila kriteria keberhasilan penelitian 70% telah
memenuhi skor baik.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sesuai dengan
pendapat Wardhani (2009:34) adalah “ Penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa akan meningkat “. Secara prosedur penelitian
tindakan kelas ditentukan oeh suatu kajian reflektif diri secara inovatif, partisipasi
41
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
demikian classroom action research (PTK) adalah upaya untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan yang dihadapi guru serta dapat dipecahkan secara
kolaboratif dengan teman sejawat untuk mencapai peningkatan kualitas pendidikan
dan pembelajaran yang dihadapinya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007 : 3)
mendefinisikan bahwa, “ Metodologi kualitatif prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati “.
Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif,
berdasarkan pendapat Moleong (2007 : 5), yaitu sebagai berikut :
Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda : kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat berhubungan antara peneliti dengan responden, dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
Penelitian Kualitatif mempunyai sejumlah ciri yang dapat membedakan dari
pendekatan lainnya dalam mengolah data sesuai dengan karakteristik pendekatan
kualitatif tersebut. Menurut pendapat Moleong (2007 : 4-8) karakteristik pendekatan
kualitatif adalah :
Latar ilmiah, manusia sebagai instrumen, metode kualitatif, analisis secara induktif, teori dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, ada batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan kata, desain yang bersifat sementara, hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.
Pendekatan kualitatif menurut Mc Milan dan Schumacher (Wardhani 2009 :
44) mengatakan bahwa
Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Dengan penelitian kualitatif ini peneliti akan menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam kehidupan dan pemikirannya.
D. Penjelasan Istilah
Dalam menghindari penafsiran yang salah mengenai pembelajaran dengan tari
42
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
1. Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam melakukan gerakan-
gerakan seperti : anak dapat berjalan dengan seimbang, anak dapat berjalan maju
pada garis lurus, anak dapat berlari seimbang tanpa jatuh, anak dapat melakukan
melompat ke depan, dan ke samping,anak dapat berlari dan melompat, anak dapat
mengkoordinasikan gerakan anggota tubuh lainnya misalnya dalam gerakan
tangan mengangkat dan menurunkan tombak.
2. Tari yamko rambe adalah : merupakan tarian yang berasal dari papua, tarian ini
cukup atraktif dan dinamis, mengisahkan tentang orang-orang pedalaman atau
suku primitive papua yang sedang berburu binatang di dalam hutan.Seperti telah
diketahui bersama bahwa mata pencaharian sebagian suku primitive adalah
berburu. Berburu juga merupakan kegiatan sehari-hari bagi para pria maupun
wanita di papua. Dari mulai pagi hari para lelaki dan wanita suku primitive papua
pergi ke hutan untuk berburu. Mereka bergotong royong menangkap dan
mengolah binatang hasil buruan. Perburuan diawali dengan mempersiapkan
peralatan seperti tombak, yang akan digunakan berburu. Kekeluargaan di
kalangan suku primitive papua membuat mereka selalu hidup dengan damai,
semua mereka jalani dengan senang, bahkan saat perburuan mereka berhasil
mereka berteriak gembira. Binatang dari hasil buruan kemudian di bawa pulang
dan diolah untuk dimakan bersama dengan seluruh keluarga yang berada di
lingkungan pedalaman tersebut.
Pemilihan kegiatan pembelajaran motorik kasar berupa tari yamko
rambe disebabkan anak dimotivasi untuk melakukan gerakan dengan lincah,
dinamis, dan bersemanga Hal lain yang memperkuat peneliti untuk menjadikan
tarian dari daerah Papua menjadi obyek penelitian dalam meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak adalah kedinamisan dari musik maupun
gerakan-gerakannya yang seluruhnya dapat memenuhi kriteria sesuai dengan indikator dan
tahapan pencapaian perkembangan anak dalam meningkatkan kemampuan
motorik kasarnya. Menari merupakan pilihan kegiatan yang tepat dan sesuai
untuk Anak Usia Dini, sesuai dengan ungkapan yang terdapat pada jurnal yang
ditulis oleh I Gusti Komang Aryaprastya (2010 : 476) bahwa :
43
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
pendidikan seni tari dalam pendidikan dapat menumbuhkembangkan daya apresiasi seni, kreatifitas, kognitif serta kepekaan inderawi, dan emosi serta memelihara keseimbangan mental peserta didik. Lebih jauh diharapkan peserta didik yang memiliki minat dan bakat di bidang seni tari dapat mengembangkan bakatnya dan meningkatkan kecerdasan kinestetiknya. Ketetapan gerak tari juga merangsang pertumbuhan motorik anak dalam menyelaraskan daya pikir yang sesuai dengan tingkat perkembangan motorik anak usia dini.
Seperti yang diungkapkan oleh Howard Gardner bahwa:
menari termasuk dalam Multiple Intellegence yaitu “Body Smart” (kecerdasan fisik/kinestetik). Pada dasarnya anak-anak menyukai musik dan menari. Menari bersama bisa mengasah kecerdasan fisik anak. Menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan otot. Tidak hanya tangan dan kaki saja tetapi tubuhpun ikut bergerak. Dengan menari anak dapat mengekspresikan perasaannya, dan keluwesannya dalam bergerak.
Selain itu peneliti mengambil tari yamko rambe karena gerakan-gerakannya
cukup mudah dilakukan anak dan sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang
lincah, bergerak atraktif dan cukup dinamis. Untuk mengakomodir, menunjang serta
mengasah dan menstimulasi kecerdasan kinestetik atau kemampuan motorik kasar
anak tersebut maka sangat tepat bila tari yamko rambe merupakan tarian nusantara
yang dipilih dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini.t.
Diharapkan setelah melakukan gerakan yang ada pada tarian ini anak akan lebih
berkembang motorik kasarnya dengan optimal. Adapun tahap pemberian materi
gerakan tari yamko melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Guru mempersiapkan peralatan penunjang pembelajaran tari yamko rambe,
seperti : cd, laptop, speaker.
b. Guru mengkondisikan anak-anak dan membentuk kelompok-kelompok kecil,
hal ini dimaksudkan supaya lebih mudah mengarahkan anak dalam melakukan
gerakan tarian.
c. Anak-anak yang sudah terbentuk kelompok kecil mulai di panggil setiap
kelompok sementara yang lain berada di area bermain.
d. Gerakan tarian diberikana secara bertahap dan belum mengikuti pola lantai.
e. Memberikan gerakan demi gerakan dengan hitungan atau ketukan, belum
44
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
f. Setelah agak lancer baru menggunakan musik dan melakukan gerakan tarian
dengan mengikuti pola lantai.
g. Gerakan diberikan dengan didahului peserta didik melihat video suku
pedalaman irian berburu
h. Gerakan yang ada pada video itu diaplikasikan dalam gerakan tarian yamko
rambe, sehingga secara tidak langsung peserta didik juga tergali kemampuan
imajinasi dan kreativitasnya.
i. Guru mengarahkan dan memberi penguatan dalam memotivasi peserta didik
supaya lebih semangat.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya :
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini merupakan cara pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap proses
pembelajaran tari yamko rambe dan kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan motorik kasarnya. Agar observasi yang dilakukan oleh guru sesuai
dan mengacu pada indikator yang telah diterapkan.
Teknik observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
aktivitas yang dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran melalui
pembelajaran tari yamko rambe untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang
terlihat pada peserta didik.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dibuat oleh peneliti yang melakukan penelitian atau
observasi, berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas,
hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa, mungkin juga hubungan orang
45
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
penelitian ini seperti aspek orientasi, perencanaan, diskusi, dan refleksi, semuanya dapat
dibaca kembali dari catatan lapangan ini (Rochiati, W. 2008 : 125).
Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar, dan
diamati untuk menentukan hasil analisis. Catatan lapangan sama halnya dengan
pedoman observasi digunakan untuk mengumpulkan data sesuai dengan tuntutan tujuan
yang hendak dicapai yaitu kinerja guru dan aktivitas anak selama proses pembelajaran
tari yamko rambe. Catatan lapangan ini juga dapat merefleksikan tindakan yang telah
dilakukan peneliti, apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan
berikutnya. (Tampak pada lampiran- lampiran).
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran tari
yamko rambe dan kemampuan motorik kasar. Dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data kemampuan motorik kasar anak sebelum pembelajaran tari
yamko rambe (Pra Siklus), pada saat pelaksanaan dan penerapan tari yamko rambe
yaitu pada siklus I, dan siklus II. Foto-foto kegiatan pembelajaran motorik kasar
melalui Tari Yamko Rambe dari mulai pra siklus, pelaksanaan siklus I dan hingga
pelaksanaan siklus II yang menggambarkan setiap gerakan yang dilakukan oleh
anak-anak, sehingga dapat jelas terlihat kondisi kemampuan anak pada pra siklus,
kemampuan anak saat penerapan pembelajaran motorik kasar melalui tari yamko rambe
pada siklus I dan siklus II, dan perubahan yang terjadi pada setiap tahapan penelitian
46
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
4. Kisi-Kisi Pemgembangan Instrumen
Berikut adalah pemaparan dalam tabel 3.5 yang merupakan kisi-kisi
pengembangan instrumen pada pembelajaran tari yamko rambe untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar peserta didik di PAUD Cahaya Indonesia (Tampak pada
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian merupakan serangkaian proses yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu penyelesaian dan kesimpulan atas permasalahan yang ada dengan harapan dapat menghasilkan perubahan dan perbaikan pada kegiatan pembelajaran pada waktu yang akan datang. Berikut ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelompok B di PAUD Cahaya Indonesia tentang meningkatkan motorik kasar melalui pembelajaran tari yamko rambe.
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia dini melalui pembelajaran tari nusantara (tari yamko rambe) pada kelompok B di PAUD Cahaya Indonesia maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Bila dilihat secara menyeluruh, keadaan obyektif kemampuan motorik kasar anak kelompok B di PAUD Cahaya Indonesia belum berkembang secara optimal. Hal ini disebabkan adanya strategi dan metode pembelajaran yang kurang tepat. Pengulangan kegiatan yang membuat anak menjadi jenuh dan bosan, sehingga anak lebih tertarik untuk melakukan kegiatan lain dan menjadi tidak fokus saat mengikuti pembelajaran. Akhirnya tujuan dari pembelajaran tidak tercapai, yang ditandai dengan ketidak mampuan peserta didik melakukan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan pengembangan motorik kasarnya seperti: tidak dapat melakukan gerakan berjinjit dengan baik, gerakan engkle tidak dapat dilakukan dengan keseimbangan, melakukan gerakan berlari tanpa adanya fase melayang, belum dapat melakukan gerakan turning dengan sempurna, tidak melakukan gerakan melempar dan menangkap dengan baik. Sehingga hasil pembelajaran tidak memenuhi tingkat pencapaian perkembangan yang seharusnya.
79
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
tentang tanah Papua, adat istiadat, budaya dan tariannya. Kemudian anak diajak untuk mempraktekan gerakan tarian Papua (yamko rambe) sesuai petunjuk dan melalui bimbingan serta arahan dari pendidik. Pada siklus II peserta didik diajak untuk bercakap tentang kebudayaan papua, dan melakukan lagi gerakan tarian sampai anak benar-benar menguasai dan dapat melakukan gerakan tarian dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Kemampuan motorik kasar anak kelompok B di PAUD Cahaya Indonesia setelah diberikan pembelajaran tari yamko rambe menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan selama dua siklus, aktivitas pada kegiatan pembelajaran pendidik dengan peserta didik dalam kelas menjadi lebih meningkat. Disamping itu setelah diakumulasikan dari pra siklus hingga siklus kedua peningkatan pencapaian indikator kemampuan motorik kasar anak mencapai kategori Baik (B)
B. Rekomendasi
Rekomendasi diberikan sebagai saran dan masukan yang positif untuk
peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran sehingga tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Berikut ini peneliti sampaikan rekomendasi yang berkaitan dengan
peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui pembelajaran tari nusantara (tari
yamko rambe pada kelompok B di PAUD Cahaya Indonesia sesuai dengan pembahasan
yang disimpulkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan yaitu:
1. Bagi Guru
a. Pada proses kegiatan belajar sebaiknya tidak monoton dengan materi
pembelajaran dan kegiatan yang sama dan diulang-ulang karena akan membuat
anak menjadi jenuh, bosan serta tidak bersemangat. Alangkah baiknya jika guru
mencari metode-metode dengan strategi pembelajaran yang bervariasi dan atraktif
sehingga lebih diminati dan menyenangkan bagi peserta didik.
b. Pola Interaksi pada saat menyampaikan materi pembelajaran merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan supaya pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan
harapan dan tujuan pembelajaran.
c. Guru harus lebih kreatif dalam menciptakan media pembelajaran yang sesuai
80
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
d. Guru lebih bersemangat dalam memberikan materi pembelajaran sehingga
memberi energi positif dan memotivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
e. Berikan perhatian secara menyeluruh dan perbaiki kekeliruan yang dilakukan
peserta didik saat itu juga, supaya peserta didik memahami tujuan yang ingin
dicapai dari pembelajaran yang disampaikan dengan hasil yang memuaskan.
2. Bagi Peserta didik
a. Perlu diberikan pemahaman pentingnya pembelajaran motoric kasar, supaya lebih
termotivasi dalam belajar
b. Peserta didik sebaiknya membawa bekal yang cukup supaya lebih enejik dan
bersemangat saat melakukan kegiatan pembelajaran
c. Lebih fokus pada saat pembelajaran berlangsung.
3. Bagi Sekolah
a. Memfasilitasi dengan sarana dan prasarana yang memadai pada peneliti supaya
penelitian dapat dilaksanakan dengan baik.
b. Membekai guru dengan seminar dan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
kuaifikasi guru, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan.
c. Mendukung usaha guru dalam menunjukkan kreatifitasnya agar selalu
menghasilkan metode dan strategi pembelajaran yang lebih menarik dan atraktif
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk perbandingan sekaigus
landasan penelitian dan menghasilkan inovasi baru dalam pengembangan strategi
pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan kemampuan motorik kasar
peserta didik.
b. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi referensi ataupun acuan bagi
peneliti lain yang terus dikembangkan melalui sumber-sumber yang lebih variatif
sehingga lebih memperkaya keilmuan pada pemberian materi pembelajaran motorik
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
DAFTAR PUSTAKA
Alexy, P. dan Hafianti, D. (2001). Ayo Menari. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Metode Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. dkk (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Aryaprasetya, I. (2011). Pendidikan Seni Tari Anak Usia Dini Melaui Stimulus Berkreasi Tari Nusantara, Jurnal 1(3), hlm 475-479.
A. Sugiarto dan Priyana Lasa (1992). Pendidikan Seni Tari Jilid 1 dan 2. Semarang: Media Karya.
Caturwati, E. (2008). Tari Anak-Anak dan permasalahannya. Bandung: Sunan Ambu STSI Press. Jakarta: Direktorat Olahraga Masyarakat Dirjen Olahraga Depdiknas
Dibia, W. dkk (2006). Tari Komunal Jakarta : LPSN
Helms & Turner (1994). Exploring Child Behavior. New York: Holt Rinehartand Winston
Hurlock, E (1998). Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga
Kamtini dan Tanjung. (2005). Bermain Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: DIRJEN DIKTI
Kodariah, L (2012). Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Ucing Baledog Pada Skripsi FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara Komalasari, H. (2011). Tari Pendidikan Sebagai Pendekatan Untuk Pengajaran Tari Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal 1(3). hlm. 465-474
Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muhaibin. (1997). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy.J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nurihsan, J. dan Agustin. M. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung:
PT. Refika Aditama
Ratna. (2011). Jenis Tari Primitif. [Online] Tersedia
http://buratna.blogspot.com/2011/08/jenis-tari-primitifhtml.
Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : PT. Sinar Harapan
Sedyawati, E. dkk. (2001). Ayo Menari. Jakarta : PT. Grasindo.
Sekarningsih F. dkk. (2006). Pendidikan Seni Tari Dan Drama. Bandung : UPI Press
Sheppard, P. (2007). Music Makes Your Child Smarter. Jakarta: Gramedia
Soedarsono, (2002). Seni Pertunjukan Indonesia Diera Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Solehudin, M. (2002). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: FIP UPI
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sujiono, Y. (2009). Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Suryabrata, S. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Uno, H.,dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Wibisono, T. (2001). Pendidikan Seni Tari. Surabaya: Insan Cendekia
Rini Handayani, 2014
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia D ini Melalui Pembelajaran Tari Nusantara
Yulianti, P. dkk. (1990). Tari Pendidikan. Jakarta: Departemen Tari, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta