• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MEMBERI DAN MENERIMA TONGKAT ESTAFET MELALUI MODIFIKASI JARAK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN DASAR MEMBERI DAN MENERIMA TONGKAT ESTAFET MELALUI MODIFIKASI JARAK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Mendapatkan gelar Sarjana S.1 Pendidikan

Oleh

KARDINA

0905151

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI S-1 PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON

Oleh

KARDINA

0905151

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing

Pembimbing I

Dr. TATANG MUHTAR, M.Si

NIP. 19590603 198603 1 005

Pembimbing II

INDRA SAFARI, M.Pd

NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui

Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang

Dr. H. AYI SUHERMAN, M.Pd

(3)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "MENINGKATKAN

KETERAMPILAN DASAR MEMBERI DAN MENERIMA TONGKAT ESTAFET MELALUI MODIFIKASI JARAK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 4 DAWUAN KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON" ini sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian di dalamnya

yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya

siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini,

atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2011

Yang Membuat Pernyataan

KARDINA

(4)

i

2. Pembelajaran pendidikan jasmani ... 19

3. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 24

4. Lari Sambung (Relays) ... 25

C. Instrumen Penelitian... 42

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 44

E. Validasi Data ... 48

(5)

ii

1. Deskripsi Data Awal ... 54

2. Deskripsi Data Siklus I ... 57

3. Deskripsi Data Siklus II ... 76

4. Deskripsi Data Siklus II ... 92

B. Pembahasan ... 107

1. Perencanaan Pembelajaran ... 107

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

3. Hasil Evaluasi Aktivitas Siswa ... 108

4. Hasil Evaluasi Pembelajaran Teknik Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet ... 108

BAB V PENUTUP ... 110

A. Kesimpulan ... 110

B. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

DAFTAR LAMPIRAN ... 116

(6)

iii

Tabel 1.1 Daftar Nilai Tes Awal Memberi dan Menerima Tongkat

Estafet Kelas VI (enam) ... 5

Tabel 1.2 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VI (Enam) ... 6

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 38

Tabel 3.2 Klasifikasi interpretasi ... 45

Tabel 3.3. Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VI (Enam) ... 46

Tabel 4.1 Data Awal Lari Estafet Kelas VI (Enam) ... 55

Tabel 4.2 Hasil Observasi Perencanaan Siklus I ... 56

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 65

Tabel 4.4 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 68

Tabel 4.5 Hasil tes Siswa Pada Proses Pelaksanaan Ketrampilan Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Siklus I ... 70

Tabel 4.6 Hasil Observasi Perencanaan Siklus II ... 78

Tabel 4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 83

Tabel 4.8 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 86

Tabel 4.9 Hasil tes Siswa Pada Proses Pelaksanaan Ketrampilan Dasar Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Siklus I ... 88

Tabel 4.10 Hasil Observasi Perencanaan Siklus III ... 94

Tabel 4.11 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 98

Tabel 4.12 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 100

(7)

iv

Gambar 2.1 Teknik Pemberian Tongkat Dari Bawah ... 27

Gambar 2.2 Teknik Pemberian Tongkat Dan Atas ... 27

Gambar 2.3 Penerimaan Tongkat Dengan Cara Melihat (Visual) ... 29

Gambar 2.4 Penerimam Tongkat Dengan Cara Tidak Melihat (Non Visual) .. 29

Gambar 2.5 Teknik Pemberian dan Penerimaan tongkat dari bawah ... 32

Gambar 2.6 Pemberian dan Penerimaan Tongkat dari Atas ... 34

Gambar 3.1 Denah Lokasi SDN 4 Dawuan ... 37

Gambar 3.2 Model Spiral dan Kemmis dan Taggart ... 41

Gambar 4.1 Latihan ketrampilan dasar memberi dan menerima tongkat ... 63

(8)

v

Diagram 4.1 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa pada Data Awal ... 56

Diagram 4.2 Nilai Rata-rata Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus I ... 61

Diagram 4.3. Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 68

Diagram 4. 4 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Loncat Tinggi Gaya Guling Perut Siklus I ... 69

Diagram 4. 5 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 73

Diagram 4.6 Nilai Rata-rata Indikator Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus II ... 80

Diagram 4.7. Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 86

Diagram 4. 8 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Kemampuan Gerak Dasar Loncat Tinggi Gaya Guling Perut Siklus II ... 88

Diagram 4. 9 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ... 92

Diagram 4.10 Nilai Rata-rata Indikator Kinerja Guru dalam Perencanaan siklus III ... 96

Diagram 4.11 Kinerja Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 100

Diagram 4. 12 Aktivitas Siswa Pada Proses Pelaksanaan Pembelajaran Gerak Dasar Loncat Tinggi Gaya Guling Perut Siklus III ... 102

Diagram 4. 13 Persentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III ... 106

Diagram 4.14 Persentasi Perencanaan Pembelajaran Per Siklus ... 109

Diagram 4.15 Persentasi Pelaksanaan Pembelajaran Per Siklus ... 111

Diagram 4. 16 Gambaran aktivitas siswa siklus I, II dan III... 111

Diagram 4.17 Perolehan rata-rata siklus I, II dan III ... 112

Persentasi Perencanaan Pembelajaran Per Siklus ... 106

Diagram 4.2 Persentasi Pelaksanaan Pembelajaran Per Siklus ... 107

Diagram 4.3 Persentasi Aktivitas Siswa Per Siklus ... 108

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup baik untuk

meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun mencapai

prestasi, maka perlu dimulai pendidikan olahraga itu sejak dini. Di tingkat

Sekolah Dasar, pendidikan olahraga diperoleh dalam mata pelajaran

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani menurut

Bucher adalah : “Bagian yang integral dari seluruh proses pendidikan yang

bertujuan untuk perkembangan fisik, mental dan sosial melalui aktifitas

jasmani yang telah dipilih untuk mencapai hasilnya.” (Johana. 1990 : 30)

Fungsi pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas-aktivitas

jasmani berperan dalam pembinaan dan pengembangan individu dalam

menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial serta

emosional yang serasi, selaras dan seimbang.

Tujuan pendidikan jasmani yang termuat dalam GBPP yang tertuang

pada KBK adalah membuat siswa untuk peningkatan kesegaran jasmani

melalui pengenalan dan penanaman sikap positif kemampuan gerak dasar,

dan berbagai aktivitas jasmani.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan jasmani tersebut salah

(10)

dan berpotensi untuk dikembangkan prestasinya, baik di tingkat daerah,

nasional dan internasional.

Pendidikan jasmani menekankan aspek pendidikan yang bersifat

menyeluruh (kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis,

stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral) yang

merupakan tujuan pendidikan pada umumnya atau secara spesifik melalui

pembelajaran pendidikan jasmani, siswa melakukan kegiatan berupa

permainan (game) dan berolahraga disesuaikan dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Meskipun demikian unsur prestasi dan kompetisi juga

terdapat di dalarnnya dan dimanfaatkan sebagai alat pendidikan.

Secara hakekat pelajaran pendidikan jasmani marupakan

pengembangan kesegaran jasmani yang berkaitan dengan unsur keterampilan

motorik dan kesehatan (komponen kebugaran jasmani) Kurikulum yang

berlaku saat ini adalah kurikulum tahun 2004 yang harus dijadikan perhatian

dan dijalankan serta dipertimbangkan secara khusus, karena di dalamnya

mengandung aspek organik, aspek sosial dan aspek emosional.

Pendidikan di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

tujuan, yakni siswa sekolah dasar memiliki bekal dasar dalam pendidikan,

yakni lulusan siswa sekolah dasar memiliki bekal dasar membaca, menulis

dan berhitung. SD juga merupakan tahap pendidikan dasar yang kemudian

melanjutkan ke tahap pendidikan selanjutnya, ini merupakan tujuan

(11)

Selain itu, Pendidikan yang diutamakan selain pembelajaran konkret

yang biasa diajarkan dalam kelas adalah pendidikan kesehatan dan jasmani.

Pendidikan jasmani dan kesehatan berguna bagi siswa guna memiliki bekal

yang satu sama lainnya membantu siswa mengembangkan bakatnya dalam

menggerakkan tubuhnya dengan baik. Berdasarkan definisi, Pendidikan

Jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang

didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap

sportif, dan kecerdasan emosi. Dalam hal ini, pendidikan jasmani penting

bagi siswa guna melatih kemampuannya agar dapat mengembangkan potensi

yang ada pada tubuhnya. Sehingga pendidikan di sekolah khususnya

disekolah sekolah dasar dapat meningkatkan ranah afektif, kognitif dan

psikomotor siswa.

Atletik juga merupakan sarana untuk pendindikan jasmani dalam upaya

meningkatkan daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan lain

sebagainya, selain untuk sarana pendidikan juga sebagai sarana penelitian

bagi para ilmuwan (Yosaphat., 2000 : 1.3).

Dalam dunia olahraga atletik dikenal berbagai macam cabang atletik,

salah satu diantaranya adalah cabang lari sambung (estafet). Lari sambung

atau lari beranting atau lari estafet merupakan kegiatan jasmani berupa berlari

sambil memindahkan benda atau alat dari satu pelari kepada pelari lainnya.

Olahraga ini sangat diminati anak-anak karena kegiatan tersebut memiliki

(12)

Jika melihat kondisi dilapangan (Sekolah Dasar). Pembelajaran

Pendidikan Jasmani dan kesehatan sebagian besar menggunakan strategi atau

teknik pembelajaran yang kurang melibatkan siswa aktif berlatih dalam

pembelajaran, yakni hanya guru yang mempunyai pengaruh besar terhadap

proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang didapat kurang

bermakna.

Disamping itu kondisi sarana dan prasarana olah raga di sekolah dasar

masih kurang memadai. Tidak adanya lapangan atletik menyebabkan sulitnya

menerapkan berbagai cabang olahraga atletik berdasarkan peraturan yang

sebenarnya. Tanah sawah yang gembur dan becek di musim hujan

menyebabkan gerakan siswa dalam berlari mengalami kesulitan. Lapangan

yang seadanya mau tidak mau memodifikasi peraturan olahraga atletik yang

berlaku khususnya untuk lari estafet. Oleh karena itu pembelajaran lari estafet

belum dapat dilaksanakan secara maksimal.

Selain kondisi di atas, berdasarkan pengamatan pada terhadap

pembelajaran pendidikan Jasmani dan Kesehatan dikelas VI SDN 4 Dawuan

Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon dengan materi lari estafet,

(13)

Tabel 1.1

Daftar Nilai Tes Awal Memberi dan Menerima Tongkat Lari Estafet Kelas VI (enam)

a. Nilai setiap indikator adalah 12

b. Nilai ideal adalah 12 x 2 indikator = 24

masih ada yang belum lulus/tuntas pada mata pelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan khususnya pada materi lari esfatef. Adapun nilai KKM yakni

66 atau 6,6.

Berdasarkan nilai KKM yang tertera pada SDN 4 Dawuan adalah

(14)

Tabel 1.2

1. Mempraktikkan berbagai gerak

dasar permainan dan olahraga

dengan peraturan yang

dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

1.2 Memprktikkan

pengembangan koordinasi

beberapa nomor teknik dasar atletik dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportifitas, dan

siswa adalah sebesar 66 untuk memperoleh nilai tuntas dalam pembelajaran

dengan sub pokok materi lari estafet.

Yang menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran lari estafet adalah;

pertama, gerakan-gerakan dasar memberi dan menerima dengan alat berupa

tongkat; kedua, gerakan memberi dan menerima dengan tangan kanan

(15)

Berdasarkan pendapat dan asumsi tersebut, maka penulis merasa

tertarik untuk meneliti bagaimana Meningkatkan Keterampilan Dasar

Memberi dan Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada

Siswa Kelas VI SD Negeri 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten

Cirebon.

B. Rumusan Masalah

Agar tercapainya tujuan yang diinginkan, berdasarkan pembatasan masalah

di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan

Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI

SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon?

2. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan

Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI

SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon?

3. Bagaimanakah hasil evaluasi penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan

Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI

(16)

C. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka penulis mengajukan

pemecahan masalah sebagai berikut :

Pada tahap awal siswa diberi informasi atau penjelasan tentang cara

start, awalan, memberi dan menerima tongkat yang benar serta melewati garis

finish. Siswa melakukan dengan cara non visual. Siswa diberi penjelasan

tentang posisi tangan, badan dan kaki pada saat memberikan tongkat, begitu

pula sebaliknya siswa diberi penjelasan tentang posisi tangan, badan, dan kaki

pada saat menerima tongkat. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk

mempraktikan lari estafet dengan tongkat standar untuk mengetahui

kemampuan awal secara umum. Pada tahap selanjutnya seluruh siswa dibagi

menjadi 5 kelompok masing-masing terdiri dari kurang lebih 4 orang. Setiap

kelompok akan melakukan lari estafet sepanjang 320 atau 4 x 80 m dengan

modifikasi jarak lintasan pada setiap siklusnya. Pada siklus I jarak lintasan

untuk menerima tongkat sepanjang 20 m, kemudian pada siklus II jarak

menerima jarak menerima dikurangi menjadi 15 meter, dan terakhir untuk

siklus III, jarak menerima tongkat estafet di kurangi lagi menjadi hanya 10

meter.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan

(17)

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima

Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4

Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan Menerima

Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI SDN 4

Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahui evaluasi penerapan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan dalam meningkatkan ketrampilan dasar Memberi dan

Menerima Tongkat Estafet Melalui Modifikasi Jarak pada Siswa Kelas VI

SDN 4 Dawuan Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa.

a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam belajar pendidikan

jasmani dan kesehatan, khususnya pada materi teknik dasar memberi

dan menerima tongkat dalam lari estafet.

b. Dapat memahami konsep atau teknik dari materi teknik dasar memberi

dan menerima tongkat dalam lari estafet.

c. Dapat menumbuhkan minat dan keterampilan siswa dalam

(18)

2. Manfaat bagi guru.

a. Dapat meningkatkan professionalisme guru dalam melakukan proses

pembelajaran di kelas.

b. Untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman guru tentang

penggunaan media pembelajaran, dan teknik dalam permainan

olahraga.

3. Manfaat bagi sekolah.

a. Untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani

dan kesehatan khususnya materi teknik dasar memberi dan menerima

tongkat dalam lari estafet.

b. Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi Sekolah Dasar dari mutu

pembelajaran.

4. Manfaat bagi UPI

Hasil yang didapatkan dari penelitiian ini diharapkan menjadi referensi

serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya

yang mengambil tema Atletik khususnya lari estafet atau lari sambung

atau relay

5. Manfaat bagi penulis.

a. Untuk dapat. memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya

pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis, ketika di

(19)

F. Batasan Istilah

Keterampilan dasar adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak

yang mendasari gerakan berolahraga. (Sukintaka, 1992 : 16)

Olahraga secara luas dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha

untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina

kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada setiap manusia. Gafur, (1983:

8-9)

Lari estafet merupakan kegiatan jasmani berupa berlari sambil memindahkan

benda atau alat dari satu pelari kepada pelari lainnya. Lari sambung atau lari

beranting atau lari estafet ini sangat diminati anak-anak karena kegiatan

tersebut memiliki unsur permainan dan perlombaan. (http://id.wikipedia.org/

wiki/Estafet)

Memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet menggunakan tongkat

dengan jarak lintasan yang dimodifikasi dan disesuaikan kebutuhan

pembelajaran. Dengan fokus perhatian pada gerakan-gerakan dasar memberi

dan menerima dengan tangan kanan maupun kiri dengan cara non visual.

Pendidikan jasmani untuk awal masa anak-anak dan SD dapat

diidentifikasikan sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk belajar dan

(20)

37

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada SDN 4 Dawuan yang

beralamat di Jalan Pahlawan Blok Truwag Desa Dawuan Kecamatan

Tengahtani Kabupaten Cirebon.. Adapun alasan pemilihan lokasi

penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. SDN 4 Dawuan merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan

b. Karakteristik SDN 4 Dawuan merupakan SDN yang masuk kategori

SDN terpencil, sehingga karakteristik Sekolah Dasar dan kebiasaan

siswa masih perlu peningkatan dalam pembelajaran.

Gambar 3.1 Denah SD Negeri 4 Dawuan

Tanah Kosong

Ke Jakarta Ke Kota Cirebon

Lahan persawahan Lahan

(21)

c. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi dalam proses KBM

khususnya dalam pembelajaran atletik dengan materi lari estafet. Hal

ini menimbulkan minat peneliti untuk mencari solusi terbaik demi

meningkatkan kemampuan siswa dalam lari estafet.

2. Subjek Penelitian

Subjek utama dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI

SDN 4 Dawuan tahun ajaran 2010-2011 yang berjumlah 19 siswa,

dengan 8 siswi dan 11 siswa.. pemilihan kelas VI sebagai subjek

penelitian didasarkan atas Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2006 yang menerangkan materi tentang lari estafet dan juga atas

pertimbangan bahwa pada kelas VI dalam pembelajaran teknik dasar

memberi dan menerima masih banyak diitemui kesulitan.

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diperkirakan dalam

waktu 4 bulan, kegiatan ini dimulai dari bulan Februari dan diakhiri

sampai bulan Mei Tahun Pelajaran 2010/2011

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Deskripsi

4 Penyusunan dan revisi laporan

(22)

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Peneltian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Penelitian Tindakan Kelas (action research) dengan pendekatan kualitatif.

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adaah

aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang telah

direncankaan oleh peneliti. Dengan penelitian kualitatif ini peneliti

mendeskripsikan hasil temuannya dalam penelitian tindakan kelas pada

pembelajaran konsep pecahan yang merupakan salah satu usaha guru

untuk memperbaiki kualitas dan meningkatkan pendidikan yang secara

langsung melibatkan masalah yang ada dalam kelas. Menurut Kemis

(1983) (Dalam Wiraatmadja, 2005:12).

Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif

yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu

(termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari

a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka

mengenai praktek-praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang

memungkinkan terlaksananya kegiatan ini.

Melalui PTK para guru dan pendidik langsung mempraktekkan

teori-teori yang dibangunnya sendiri untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapinya, sedangkan menurut Wardhani dkk (2007: 1,4) : Penelitian

(23)

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerja guru sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Menurut kedua pendapat ahli diatas peneliti bermaksud

meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pecahan dengan

merancang suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

kontekstual. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam PTK ini

diharapkan dapat memperbaiki kinerja guru dan aktivitas siswa serta

meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga pengetahuan yang diperoleh

siswa merupakan pengetahuan yang utuh. Manfaat dilakukannya PTK

diharapkan dapat dirasakan oleh guru, peneliti, lembaga dan siswa dimana

penelitian itu dilakukan, karena tujuan dari PTK adalah melakukan

perbaikan dalam berbagai aspek yang ada dikelas.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang

memfokuskan penelitian pada kegiatan dalam kelas. Guru melakukan

penelitian sendiri terhadap praktek pembelajaran yang dilakukan melalui

tindakan kelas yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi untuk

memperoleh umpan balik. Adapun karakteristik PTK menurut Wardani

dkk (2007.-1,5) adalah :

a. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh kesadaran guru terhadap

adanya masalah di kelas yang harus diselesaikan.

(24)

c. Fokus penelitian adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru

dan siswa dalam melakukan interaksi.

d. Bertujuan memperbaiki pembelajaran.

Dari karakteristik tersebut terlihat bahwa PTK merupakan

penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran.

Perbaikan pembelajaran ini guru dapat melakukannya secara

berulang-ulang sampai berhasil atau dalam PTK dikenal dengan istilah siklus.

Adapun model siklus yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

model Kemmis dan MC. Taggart. Model Kemmis dan Taggart (1988)

dalam Wiraatmadja, 2045: 66)

Gambar 3.2 Model Spiral dan Kemmis da Taggart (Wiraatmadja, 2006 : 66)

REFLECT

ACTION OBSERVE

PLAN

REFLECT

ACTION OBSERVE

(25)

“Tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukan terdiri dari tahap

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi”. a) Perencanaan yang

dibuat oleh guru berdasar masalah yang ada dalam kelas, b) Tindakan

yaitu apa yang akan, dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual, c) Observasi yaitu mengamati proses,

belajar siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. d) Refleksi yaitu

tahap pengkajian hasil dari observasi, mempertimbangkan dan dampak

dari penggunaan pendekatan kontekstual.

Dalam merencanakan observasi, dan refleksi guru dapat meminta

bantuan orang lain yang berkompetensi dalam PTK dan kontekstual karena

"Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil

belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, dkk, 2007 : 14)

C. Instrumen Penelitian 1. Tes

Margono (Nurul Zuriah, 2005:184) tes adalah seperangkat rangsangan atau

stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk

mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor

angka. Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam memahami dan mempraktekkan cara teknik memberi dan menerima

(26)

2. Pedoman Wawancara

Esterberg (Sugiyono, 2005: 72) wawancara adalah merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Yang diwawancara oleh peneliti adalah siswa. Pedoman wawancara ini

berisi pertanyaan-pertanyaan yang mesti dijawab oleh siswa mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan indikator

pencapaian target perbaikan. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk

memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa mengenai penyebab

kesulitan siswa siswa dalam mempraktekkan teknik dasar Memberi dan

menerima tongkat dalam lari estafet siswa kelas VI SDN 4 Dawuan.

Format wawancara penelitian terdapat dalam lampiran.

3. Lembar observasi

Margono (Nurul Zuriah, 2007: 173) observasi diartikan sebagai

pengamatan dan Pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak

pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap

obyek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Instrumen ini

merupakan hasil dari pemberian tanda pada kolom pedoman observasi

yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati seluruh kegiatan yang

berlangsung baik dari aktifitas siswa dan guru mulai dari awal

pembelajaran sampai pada akhir pembelajaran pendidkan jasmani dan

(27)

estafet. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk memperoleh data

perilaku siswa dan guru sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku

siswa dalam memperbaiki pembelajaran. Format observasi siswa dan guru

terdapat dalam lampiran.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dalam

penelitian yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan

pengamatan atau observasi yang didapat dari berbagai aspek dalam

pembelajaran dikelas. Hal ini dibuat untuk mengetahui keadaan dilapangan

sewaktu pelaksanaan pembelajaran. Format catatan lapangan terdapat

dalam lampiran.

D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen

yang meliputi observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes hasil belajar

yang dirangkum serta dikumpulkan. Peneliti kemudian mengelompokkan

data tersebut ke dalam dua (2) bagian, yaitu berupa data kualitatif

(observasi dan wawancara) dan data kuantitatif (tes hasil belajar).

a. Data proses (kualitatif)

Data proses (kualitatif) diperoleh dari hasil observasi terhadap

kinerja guru dan aktivitas siswa diolah dengan teknik persentase (%)

(28)

dideskripsikan. Untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi,

digunakan kategori persentase yang dikutip dari penelitian Samsul

Rizal (2009:47), adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Klasifikasi interpretasi

0 % : Pelaksanaan indikator tidak dilakukan sama sekali.

1-25% : Pelaksanaan indikator hanya sebagian kecil.

26-49% : Pelaksanaan indikator hampir setengahnya.

50% : Pelaksanaan indikator sudah setengahnya.

51-75% : Pelaksanaan indikator sudah sebagian besar.

76-99% : Pelaksanaan indikator hampir seluruhnya.

100% : Pelaksanaan indikator sepenuhnya dilaksanakan.

b. Data Kuantitatif (hasil)

Data kuantitatif diperoleh dari instrument tes hasil belajar.

Setelah data tersebut diberi nilai, kemudian dianalisis dan ditafsir

berdasarkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) pendidikan jasmani

dan kesehatan yakni 66 dan menjabarkan siswa "tuntas atau tidak

(29)

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal

1.Mempraktikkan berbagai gerak dasar

permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan

nilai-nilai yang terkandung

serta nilai kerjasama, sportifitas, dan kejujuran.

 Mempraktikkan teknik dasar

memberi dan menerima

Adalah tingkat kesulitan atau kerumitan setiap indikator yang ingin dicapai oleh siswa termasuk juga tingkat kesulitan bagai guru dalam penyampaiannya.

Tingkat komplekasitas tinggi bila dalam pelaksanaannya menurut ;

a. SDM

1) Memerlukan kemampuan guru dalam memenuhi indikator.

2) Memerlukan kreatifitas dan inovatif dalam melaksanakan

pembelajaran.

3) Kemampuan siswa dalam mengembangkan kompetensi dari indikator

yang disampaikan.

b. Waktu

1) Memerlukan waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan

2) Seringkali waktu terbuang percuma karena banyaknya kesibukan atau

kegiatan lain

c. Perencanaan dan kecermatan

1) Menierlukan penalaran yang tinggi baik dari guru maupun siswa.

2) Memerlukan penelitian, kesabaran, dan kecermatan yanmg tinggi.

(30)

Adalah kemampuan sumber daya pendukung dapat dilihat dari keberadaan tenaga pendidik, sarana dan prasarana pendidikan, biaya, pengelolaan / manajemen sekolah, peran komite sekolah, stakeholder, serta lingkungan sekolah dalam mendukung perencanaan pembelajaran.

3. Intake Siswa

Adalah tingkat kemampuan rata-rata siswa secara keseluruhan pada tahun sebelumnya, diperoleh dari :

a. Hasil seleksi penerimaan siswa baru

b. Raport kelas terakhir dari tahun sebelumnya

c. Ters seleksi masuk / psikotes

d. Nilai UN / UASBN

e. Untuk kelas I unbtuk siswa dapat dipertimbangkan

1) Hasil tes awal

2) Hasil / UTS atau UAS / ulum semester I

Dengan rentang nilai pada setiap kriteria sebagai berikut :

a. Kompleksitas b. Daya Dukung

Menurut Faisal dan Moleong (Iskandar, 2005: 76-77) menyatakan

bahwa analisis dapat dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, reduksi

data merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan

data-data yang dapat diverifikasikan untuk dijadikan temuan

penelitian terhadap masalah yang di teliti.

(31)

Penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau

daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya

digunakan berbentuk teks neratif dan penyajian data dapat di analisis

oleh peneliti untuk disusun secara sistematis, sehingga data yang

diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti.

c. Mengambil kesimpulan

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data,

dan display data sehingga data yang didapat disimpulkan.

E. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini menggunakan validasi Hopkins.

Hopkins (Iskandar, 2008: 93) mengemukakan bentuk validasi, sebagai

berikut :

1. Member check.

Member check yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari

narasumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, siswa, teman

sejawat, pegawai administrasi dan lain sebagainya) apakah keterangan

atau informasi itu tetap sifatnya atau berubah sehingga dapat

dipatongkatan kebenaran data tersebut. Dalam penelitian ini, memberi

check dilakukan sebagai wahana untuk memeriksa data-data yang

(32)

digunakan untuk mengetahui gambaran kebenaran dari pengambilan

kesimpulan dari analisis data-data tersebut.

2. Triangulasi

Triangulasi yakni memeriksa kebenaran hipotesis, konstruks, atau

analisis dari peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti.

Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan untuk memeriksa jawaban

(hipotesis) dari peneliti yang merupakan suatu kebenaran atau

tidaknya jawaban setelah dibandingkan dengan data-data yang telah

diisi oleh mitra peneliti, seperti observasi kinerja guru, aktifitas siswa

dan catatan lapangan.

3. Expert opinion

Expert opinion yakni melakukan dengan meminta nasehat kepada

pakar, seperti pembimbing penelitian, pakar atau penguji yang akan

memeriksa semua tahapan penelitian yang dilakukan dengan

memberikan arahan atau judgements terhadap masalah-masalah

penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, expert opinion

dilakukan sebagai wahana penilaian terhadap isi dari penilaian dari isi

penelitian yang dilakukan dengan tujuan, dalam pelaksanaan ada

arahan/masukan dari para pakar (pembimbing atau teman sejawat)

agar penelitian ini bersifat sempurna.

(33)

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya termasuk menyiapkan

alat, media dan sumber belajar. Serta merencanakan pula langkah-langkah

dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Dalam tahap ini, penulis menetapkan seluruh rencana tindakan

yang akan dilakukan untuk memperbaiki praktek pembelajaran dengan

materi teknik dasar memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet.

Adapun langkah-langkah perencanaannya, sebagai berikut :

a. Menetapkan teman sejawat sebagai partnership dalam penelitian

tindakan kelas.

b. Permintaan ijin ke kepala sekolah serta staf guru SDN 4 Dawuan .

c. Peneliti melakukan observasi kepada siswa ataupun dikelas VI untuk

mengetahui gambaran situasi disekolah dan mencari data.

d. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

e. Pemilihan prosedur penelitian, penetapan sample penelitian,

administrasi pembelajaran penelitian dan tindakannya, pemilihan

bahan dan sumber belajar dan alokasi waktu.

f. Perumusan langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang akan

dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang

(34)

penelitian yang ada, serta melakukan pengamatan terhadap proses tindakan

yang sedang berlangsung, mulai dari awal sampai seluruh tindakan

dilaksanakan, mencakup :

1) Tahap awal pembelajaran :

Sebelum hari pembelajaran dilaksanakan, siswa adan guru membuat.

kesepakatan mengenai apa yang akan dipelajari, yakni pembelajaran

teknik dasar memberi dan menerima tongkat dalam lari estafet.

2) Tahap pembelajaran :

a. Guru melakukan apersepsi setelah siswa sudah siap untuk belajar

dengan menanyakan kepada siswa mengenai lari estafet

khususnya teknik dasar memberi dan menerima.

Misalnya : Bagaimana cara memberi dan menerima tongkat

yang baik?

b. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab mengenai apersepsi

yang telah dilakukan agar dapat saling berhubungan dengan

tujuan pembelajaran.

c. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

d. Guru menjelaskan cara memberi dan menerima tongkat yang

baik dengan menggunakan tongkat yang dimodifikasi.

e. Siswa melakukan memberi dan menerima tongkat secara

bergiliran.

f. Setelah pembelajaran dan latihan memberi dan menerima dengan

(35)

kemampuannnya dalam memberi dan menerima tongkat dalam

kecapatan secara bergiliran.

3) Tahap akhir :

Memberikan tes perbuatan lari estafet dengan jarak yang

dimodifikasi.

c. Observasi

Tahap ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat setiap

aktifitas dalam proses pembelajaran. Pada saat pelakksanaan tindakan

berlangsung, observasi ini mengamati apa saja yang dilakukan oleh siswa

yang mengacu pada lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk

penelitian, yaitu dengan mengamati seluruh aktifitas siswa yang sedang

berlangsung dalam pembelajaran teknik dasar Memberi dan menerima

tongkat Dalam lari estafet siswa kelas VI dengan menggunakan media

tongkat modifikasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktifitas

siswa serta suasana pembelajaran penjas sudah sesuai dengan lembar

observasi atau tindakan, sehingga data yang dari hasil observasi ini akan

dijadikan rujukan perbaikan berikutnya.

d. Refleksi

Tahap ini merupakan pengkajian hasil data yang diperoleh saat

(36)

terhadap proses dan hasil (perubahan yang telah dilakukan). Hasil dari

refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat

perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai

pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan melakukan refleksi

diakhir pembelajaran untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan,

apakah sudah mencapai target perbaikan atau belum, sehingga dapat

menentukan langkah berikutnya pada siklus yang kedua.

Adapun refleksi dalam penelitian ini meliputi :

1) Mengecek kelengkapan data yang terjaring selama proses

pembelajaran yang terdiri dari hasil lembar pengamatan observasi

aktifitas siswa, observasi kinerja guru, wawancara dengan teman

sejawat dan siswa serta hasil peningkatan kemampuan siswa.

2) Menganalisis hasil pengumpulan data yang berupa hasil nilai siswa

(melalui evaluasi/tindak lanjut) serta hasil pengamatan yang dilakukan.

3) Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam

skenario pembelajaran.

Dalam penelitian ini, dari beberapa siswa untuk memantapkan :

Hasil tindakan setiap siklus dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Pada

setiap siswa memuat beberapa indikator pembelajaran yang harus dicapai

oleh siswa yang sesuai dengan indikator target pencapaian pada instrumen

(37)

114

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut ini penulis akan menyajikan kesimpulan dan saran yang diperoleh

dari temuan di lapangan selama pelaksanaan pembelajaran Loncat tinggi melalui

permainan lompat tali sebagai berikut ini.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan Pembelajaran

Dalam perencanaan pembelajaran peneliti mempersiapkan rencana

yang akan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan yaitu

menyusun RPP juga mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Pada

siklus I Perencanaan tindakan berawal dari hasil refleksi pertama, untuk

mengatasi kemampuan dasar siswa pada loncat tinggi tersebut peneliti

menetapkan dengan menggunakan permainan lompat tali dengan tahapan

pembelajaran yang sistematis. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan hasil

belajar loncat tinggi, dengan itu siswa dapat melakukan loncat tinggi. Pada

siklus II berdasarkan analisis dan refleksi siklus I, maka dilaksanakan

tindakan siklus II karena dirasa masih perlu perbaikan serta peningkatan,

maka perlu ditindaklanjuti kekurangan-kekurangan tersebut dengan

melaksanakan tindakan-tindakan di awal siklus II, karena di siklus II tujuan

pembelajaran ditekakan pada penugasan loncat tinggi melalui permainan

lompat tali. Tindakan dengan perencanaan pembelajaran siklus III disusun

(38)

maka untuk meningkatkan dan memperbaiki perencanaan tindakan tersebut

peneliti menyatakan dan memperbaiki perencanaan tindakan tersebut

peneliti menyusun rancangan rencana pembelajaran tentang meningkatkan

kemampuan gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali pada

siklus III. Dilakukan 1 kali pertemuan, alokasi waktu dua kali tiga puluh

lima menit, sistematika proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Sehingga diperoleh hasil pada tiap siklus

mengenai perencanaan pembelajaran yaitu data awal diperoleh hasil

berdasarkan IPKG I dengan rata-rata 1,57 atau 39,70%, kemudian diadakan

tindakan pada siklus I memperoleh hasil dengan rata-rata 2,63 atau 60,29%.

Kemudian pada siklus II diperoleh hasil dengan rata-rata 3,11 atau 77,94%

dan hasil akhir pada siklus III diperoleh jumlah dengan rata-rata 3,81 atau

95,60% dengan target yang direncanakan dalam perencanaan pembelajaran

mencapai 90%, sehingga bedasarkan hasil sudah mencapai target bahkan

lebih dari target mengenai perencanaan pembelajaran.

2. Kinerja Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siklus hampir sama, hanya

saja ada hal yang membedakan dari faktor penyampaian materi yang

diberikan dan dan awal kegiatan inti, yaitu pada siklus I melakukan gerak

dasar loncat tinggi melalui permainan lompat tali dengan model lompat tali

yang diletakan di atas. Pada siklus II melakukan gerak dasar loncat tinggi

melalui permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan

(39)

permainan lompat tali dengan model lompat tali yang ditinggikan temannya

dengan formasi bintang.

Setelah pengetesan selesai siswa dikumpulkan untuk mendengarkan

penjelasan guru, koreksi secara menyeluruh sambil tanya jawab, tindak

lanjut diberikan supaya siswa mau berlatih memanfaatkan waktu senggang.

Adapun hasil menurut hasil pengamatan observasi dengan menggunakan

format IPKG II didapat hasil pada data awal mendapat hasil dengan rata-rata

1,68 atau 51,47% setelah dilakukan tindakan pada siklus II mendapat hasil

rata-rata 2,32 atau 58,33%, pada siklus II mendapat rata-rata 2,99 atau

75,00% dan pada tindakan terakhir atau siklus III mendapat hasil dengan

rata-rata 3,91atau 96,50%. Dengan target tujuan adalah 90%, sehingga

rencana target tujuan bisa tercapai dengan hasi1 96,50%. Dalam kegiatan

aktivitas siswa ada beberapa faktor yang menjadi faktor utama dalam

kegiatan pembelajaran gerak dasar loncat tinggi melalui permainan lompat

tali dengan awal dari penyebab kurang berhailnya pembelajaran loncat

tinggi yaitu siswa kurang termotivasi, kurang adanya kedisiplinan dalam

menyimak materi serta sportivitas dalam pelaksanaan pembelajaaran juga

masih kurang. Berdasarkan analisis aktivitas siswa pada Siklus I, aktivitas

siswa pada aspek kedispilinan dan kerjasama baru mencapai 64%,

sementara untuk aspek tanggung jawab siswa baru mencapai 56%. Siklus II,

aktivitas siswa mengalami peningkatan dibandingkan Siklus I, sebagian

besar siswa aktivitas dan sikapnya sudah cukup baik. Pencapaian siswa pada

(40)

untuk aspek tanggung jawab siswa sudah mencapai 65%. Pada siklus II ini

tampak sebagian siswa sudah patuh pada aturan hal ini terlihat dengan

pencapaian siswa yang mencapai 92%. Siklus III, aktivitas siswa

mengalami kemajuan yang pesat dari aspek disiplin, jujur, kerjasama

tanggung jawab, sportivitas maupun patuh aturan semuanya rata-rata di atas

80%. Berarti ada peningkatan yang sangat pesat dibandingkan Siklus I

maupun II, sebagian besar siswa aktivitas dan sikapnya sudah cukup baik.

Pencapaian siswa pada aspek kedispilinan 81% dan kerjasama sudah

mencapai 77%, sementara untuk aspek tanggung jawab siswa sudah

mencapai 76%. Pada siklus III ini tampak sebagian besar siswa patuh pada

aturan hal ini terlihat dengan pencapaian siswa yang mencapai 93%.

3. Hasil Belajar

Pembelajaran gerak dasar yang digunakan dalam pembelajaran

loncat tinggi yang dilakukan pada tiap siklus ada tiga aspek yaitu awalan,

tolakan satu kaki, sikap badan saat melewati mistar dan mendarat.

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek

yang diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata

nilai siswa, maupun pada persentase ketuntasan. Pada Siklus I, dilihat dari

jumlah siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan Minimal (KKM) hanya 15

orang atau 55,56%. Dengan demikian masih ada 13 siswa atau 44,44%

siswa yang belum mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus II,

(41)

sebesar 18.48% dari 15 orang pada siklus I menjadi 20 orang atau 74.07%.

Dengan demikian tinggal 8 siswa atau 23,93% siswa yang belum mencapai

KKM dan dinyatakan belum tuntas. Siklus III, dilihat dari jumlah siswa

yang memenuhi KKM mengalami peningkatan sebesar 25.93% dari 20

orang pada siklus II menjadi 28 orang atau 100%. Dengan demikian seluruh

siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas.

B.Saran-Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian tindakan kelas ini, maka perlu

kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dan bahan pertimbangan

dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan mutu pembelajaran

khususnya mata pelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru pendidikan jasmani, bahwa pembelajaran loncat tinggi

melalui kegiatan permainan lompat tali, dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif dalam memilih dan menetapkan strategi atau model

pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran Pendidikan

Jasmani. Hal ini akan memberikan keuntungan diantaranya siswa dapat

melakukan frekuensi loncatan lebih banyak dan merata, keleluasan

bergerak dan berkompetitif, sekaligus peserta didik dapat menggali dan

mengerahkan potensi yang ada dalam dirinya.

2. Kepada murid, siswa harus lebih rajin mengikuti pelajaran penjas dan

(42)

3. Kepada Lembaga sekolah Dasar, bahwa pembelajaran lompat tali yang

dilakukan secara bervariasi dan menyenengkan peserta didik, dapat

dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam

KTSP. Dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa

diharapkan dukungan dari pihak sekolah baik sarana maupun prasarana

yang diperlukan dalam pembelajaran Penjas.

4. Kepada lembaga UPI, bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) ini agar

lebih dikembangkan, hal ini akan membawa dampak positif terhadap

(43)

116

Adisasmita, 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta : Depdikbud

Arikunto Suharsimi, 1999. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Aqil, Zaenal. 2006. Peneltian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Bahagia, Y, dkk, 2000. Atletik. Jakarta : Depdikbud

Carr, Gerry, A. 2003. Atletik untuk Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Gunawan, Benny, diktat Metodologi Peneltian. Jakarta : Program Pasca Sarjana

Harjasuganda, D, 2007. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk

Sekolah Dasar. Sumedang : Program Studi PGSD UPI

Kiram, Y, 1992. Belajar Motorik. Jakarta : dirjen Dikti Proyek Pembinaan tenaga Kependidikan.

Kasbolah, 1999. Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Kartadinata, S, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Lutan, Rusli, 1999. Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta : direktorat jenderal Olahraga Depdikbud

Mahendra, Agus, 2003. Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdiknas

Moleong, L, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar.

Suherman, A, 1999. Dasar-dasar penjaskes. Jakarta : Depdiknas

Sukintaka, 1992. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta : Depdikbud.

Sumitro, 1992. Permainan Kecil. Jakarta : Depdikbud

Soeprapto, 2000. Media pembelajaran. Jakarta depdiknas

(44)

Syarifudin, A, 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depsdikbud.

Tim Penyusun, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Cirebon. SDN 2 Gesik

Wiraatnaja, R, 2008. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Wibawa, Basuki, 1993. Media pengajaran. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nilai Tes Awal Memberi dan Menerima Tongkat Lari Estafet
Tabel 1.2 Kriteria Ketuntasan Minimal
Gambar 3.1 Denah SD Negeri 4 Dawuan
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana prosedur yang dilakukan dalam menentukan besarnya pajak atas hotel dan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND PUSH DALAM TENIS MEJA MELALUI PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI A SD NEGERI DUKUHAN KERTEN SURAKARTA

Taksiran bawah dilakukan dengan caramenaksir hasil operasi hitung dengan membulatkan semua. suku dalam operasi hitung kedalam pembulatan tertentu yang ada dibawahnya, baik

Endapan mangan tersebut tersebar di beberapa tempat, mineralisasi mangan Golo Rawang, Kabupaten Manggarai merupakan daerah prospek yang perlu mendapat perhatian khusus karena

Menurut Radiosunu (1998;99) produk adalah: sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dibeli dan dikonsumsi. Adapun upaya perusahaan dari sisi produk

600.000 di bank tersebut, maka berapakah banyaknya uang Andi pada pertengahan bulan Desember

Prioritas Pembangunan Daerah: Peningkatan pendidikan yang berkeadilan dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia.. Dilaksanakan dengan

dalam Uji kontribusi latihan Squat Thrust dan Throw ball medicine sebesar 18.32% Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh antara latihan squat thrust dan throw