i
1.2.1 Batasan Masalah……….……….…..……….…
1.2.2 Rumusan Masalah……….…...………...…..………..
1.3 Tujuan Penelitian….………….……….………..
1.4 Manfaat Penelitian………..………....……….
1.5 Anggapan Dasar………..….………..
1.6 Definisi Operasional………
BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI NOVEL
DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL……….…………..
ii
2.1 Konsep Pembelajaran Kontekstual……..………..………….…
2.2 Hakikat Pembelajaran Kontekstual……….….……….
2.3 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan
Pendekatan Tradisional……….…...……….………
2.4 Komponen Pendekatan Kontekstual………….……….…..….…..…
2.4.1 Kontruktivisme (Contructivism)………..…….……….…
2.4.2 Menemukan ( Inquiry)………...…..………...
2.4.3 Bertanya (Questioning)………..………..……..…..….……….
2.4.4 Masyarakat Belajar (Learning Community)………..…..………
2.4.5 Pemodelan (Modelling)……….………..…………..……
2.4.6 Refleksi (Reflection)……….………..……
2.4.7 Penilaian Sebenarnya ( Authentic Assesment)…….…………..……
2.5 Strategi Pembelajaran Kontekstual………..……....…
2.5.1 Berbasis Masalah………..………...…..
2.5.2 Menggunakan Bermacam-macam Konteks……….………..
2.5.3 Menggunakan Perbedaan yang Dimiliki Siswa…….…………....…
2.5.4 Mendukung Belajar Atas Kehendak Sendiri……….….…
2.5.5 Menggunakan Kelompok Belajar……….……….…...
2.5.6 Menerapkan Penilaian Otentik……….…..……….
2.6 Apresiasi Sastra Novel……….……….………...………..
iii
2.6.2 Tingkat Apresiasi Sastra……….…..…..…….…………
2.6.3 Kegiatan Apresiasi Sastra………..……..…….……..…
2.6.4 Pengertian Novel………...…………..
2.6.5 Ciri-ciri Novel……….…….….………..
2.6.6 Unsur-unsur Novel………..……….………....……..…..
2.6.6.1 Tema………..….………....…….…….……..
2.6.6.2 Alur………...……
2.6.6.3 Penokohan………..………...……..….
2.6.6.4 Latar……….…..………..……
2.6.6.5 Sudut Pandang……….…….……….….…..
2.6.6.6 Gaya Bahasa………...……….………….….
2.6.6.7 Amanat……….…..……….……..….…
2.6.6.8 Nilai Moral………....………..
2.7 Bahan Pembelajaran Novel dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) SMP 2004) ………....…..………
2.8 Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK))……….……
2.9 Bahan Pembelajaran Novel dalam KBK………….…….…….…….
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN………....
3.1 Metode Penelitian………..……….….
3.2 Subjek Penelitian………..………
iv
3.3 Prosedur Penelitian………..………..
3.3.1 Orientasi dan Identifikasi Masalah………..………..….
3.3.2 Perencanaan Tindakan Penelitian………..………..
3.3.3 Pelaksanaan Tindakan Penelitian………...………….
3.4 Teknik Penelitian……….………..….………..….
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data………..……….………..……
3.4.2 Teknik Pengolahan Data……….………...….…..
3.4.3 Instrument Penelitian………..………...…..….
3.4.3.1.1 Instrument Persiapan Pembelajaran…..…...………...…
3.4.3.1.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran……….……
3.4.3.1.3 Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran……….…..
3.4.3.1.4 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran……….………..…
3.4.3.1.5 Instrument Pedoman Penelitian……….……….……
3.4.3.1.6 Instrument Penilaian Hasil Pembelajaran…….………..…
BAB IV PEMBELAJARAN APRESIASI NOVEL
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL………..………
4.1 Sekilas Tentang Keadaan dan Latar Belakang Siswa….……….…
4.1.1 Keadaan Siswa………..…..
4.1.2 Latar Belakang Akademik………..……….…
4.1.3 Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Pembelajaran
v
4.2 Persiapan Pembelajaran………....
4.2.1 Pemilihan Materi Pembelajaran………..….………..
4.2.2 Penentuan Novel dalam Pembelajaran……….…….………..
4.2.3 Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Apresiasi
Novel……….………...
4.3 Penyusunan Program Pembelajaran……….…..……….
4.3.1 Tujuan Pembelajaran……….…….……….
4.3.2 Materi Pembelajaran………..….….….………..
4.3.3 Kegiatan Pembelajaran……….…..…………
4.3.4 Penilaian Hasil Pembelajaran………..…………
4.4 Data Hasil Analisis Unsur Intrinsik Novel………...
4.4.1 Data I Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh.Dini…….………….
vi
4.4.2.8 Nilai Moral dalam Novel Tirai Menurun ………..
4.4.3 Data III Novel Namaku Hiroko Karya Nh. Dini……….
4.4.3.1 Ikhtisar………….………..…..……….
4.5 Pelaksanaan Pembelajaran………..………..171
4.5.1 Siklus I………...………
4.5.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran……….………
4.5.1.2 Analisis Pembahasan Temuan (Refleksi) Siklus I……….
vii
4.5.2 Siklus II………...….…………..
4.5.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran………
4.5.2.2 Analisis Pembahasan Temuan (Refleksi) Siklus II………
4.5.3 Siklus III……….….…………..
4.5.3.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran………….………
4.5.3.2 Analisis Pembahasan Temuan (Refleksi) Siklus III………..
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……….…………...
5.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir……….….………
5.1.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I…...
5.1.2 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus II……….
5.1.3 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir
Siklus III……...….………
5.2 Perkembangan Pembelajaran Apresiasi Novel…..………..…….….
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian……….…………..
5.3.1 Persiapan Proses Pembelajaran……….…..………..
5.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran………..………...
5.3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat……….….. …………..
.
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………..….……..
viii
6.2 Rekomendasi………..…………..………..
DAFTAR PUSTAKA………...………
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….……..………...…………..
RIWAYAT HIDUP
217
218
ix
Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Tes Awal dan Tes Akhir
Kemampuan Apresiasi Novel
( Siklus, I, II dan III)……….………...
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Apresiasi Novel
(Siklus I, II, dan III )……..………
Tabel 4.1 Latar Belakang Prestasi Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 5 Cimahi (berdasarkan NEM SD)……..………..
Tabel 4.2 Latar Belakang Prestasi Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 5 Cimahi (Berdasarkan Perolehan Nilai
Raport Sekolah)……….………
Tabel 4.3 Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Apresiasi Novel..……..
Tabel 4.4 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Apresiasi Novel………..
Tabel 4.5 Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran
Apresiasi Novel………..……….
Tabel 4.6 Kendala siswa terhadap Pembelajaran
Apresiasi Novel………
Tabel 5.1 Hasil Proses Pembelajaran Siklus I……….
Tabel 5.2 Hasil Proses Pembelajaran Siklus II……….….………..
Tabel 5.3 Hasil Proses Pembelajaran Siklus III……….………..
Tabel 5.4 Rekapitulasi Hasil Penggunaan Pendekatan Kontekstual
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait
dengan ketersediaan karya sastra. Sistem pengajaran, kurikulum yang
kurang memberi ruang terhadap sastra, dan kemampuan guru. Lilitan
berbagai masalah ini akan saling terkait satu sama lain dan sulit
ditentukan ujung pangkalnya. Oleh karena itu, banyak pihak selalu
berasumsi bahwa pembelajaran sastra di sekolah suram dan hampir
gagal.
Sarumpaet (2002:59), mengatakan hal itu terjadi kemungkinan
besar karena penerapan model pembelajaran sastra masih
‘begitu-begitu terus’, ketidakberhasilan pembelajaran sastra antara lain
disebabkan oleh ketimpangan apresiasi sastra yang disampaikan.
Dalam hal ini, memang kemampuan pengajar sastra patut
dipertanyakan.
Sejalan dengan pendapat di atas kegagalan pembelajaran sastra
juga menunjukkan bahwa kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara belum sepenuhnya terimplementasikan. Padahal
kedudukan semacam itu mengandung imperatif yang mengikat.
Artinya, Bahasa Indonesia harus berfungsi sebagai sarana komunikasi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, implikasi
pengantar dalam dunia pendidikan, di samping sebagai substansi
yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi,
yang muara akhirnya adalah menempatkan fungsi strategis Bahasa
Indonesia dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional, terutama
dalam dua perspektif yaitu edukatif dan kultural. Edukatif maksudnya
pelaksanaan pengajaran bahasa dan sastra diharapkan mampu
mencapai tingkatan yang terkait dengan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa. Menuju kehidupan yang lebih modern dan
beradab. Sementara itu perspektif kultural, pengajaran dibidang itu
seharusnya mampu mencapai tingkatan kontributif sebagai unsur
pembentuk jati diri dan kemandirian bangsa (Sayuti, 2003).
Pada hakikatnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di sekolah adalah untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan
apresiasi sastra. Pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra
dinyatakan bermakna apabila tujuan tersebut tercapai, yakni
berkembangnya keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis, serta tumbuhnya apresiasi sastra secara baik dikalangan
siswa. Dengan kata lain, untuk mencapai kebermaknaannya
pembelajaran bahasa dan sastra sudah seharusnya lebih diarahkan
pada pembinaan keterampilan berkomunikasi dalam berbagai situasi,
serta pembinaan sikap kritis dan menghargai teks-teks sastra.
masyarakat dalam hal ini, dapat memetik hikmah dari karya-karya
sastra berupa nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai moral, yang pada
gilirannya dapat mempertinggi derajat budi pekerti.
Besarnya peranan pembelajaran sastra bagi kepentingan
pendidikan pada umumnya diungkapkan oleh Yus Rusyana
(1984 : 313) bahwa untuk kepentingan pendidikan, tujuan
pembelajaran sastra tentulah merupakan bagian dari tujuan
pendidikan keseluruhannya, karena proses belajar dan mengajarkan
sastra merupakan bagian dari proses pendidikan.
Selanjutnya pembelajaran apresiasi sastra novel bertujuan agar
para siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra novel
untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Sejalan dengan pendapat di atas, dikemukakan pula dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bahwa fungsi utama sastra
adalah sebagai penghalus budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan
kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyaluran
gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan kontruktif, baik
secara lisan maupun tertulis. Adapun pengajaran sastra ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati,
menghayati, dan memahami karya sastra. Pengetahuan tentang
sastra hanyalah sebagai penunjang dalam mengapresiasi karya sastra
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai upaya yang telah
dilakukan untuk meningkatkan dan menjawab tantangan atas
ketidakberhasilan pengajaran sastra tersebut. Diantaranya pelatihan
dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan dan peningkatan manajemen sekolah.
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran sastra di Indonesia adalah
untuk mengembangkan keterampilan berbahasa serta menumbuhkan
apresiasi sastra.
Tentu dapat dimaklumi mengapa apresiasi sastra menjadi tujuan
utama yang harus dicapai dalam pengajaran sastra. Tercapainya
tujuan tersebut juga akan berpengaruh besar pada kehidupan sastra,
misalnya karya-karya sastra tidak dapat terpencil di masyarakatnya,
siswa dapat memetik hikmah dari karya sastra yang berupa nilai-nilai
kemanusiaan atau nilai moralnya, yang pada gilirannya dapat
mempertinggi derajat budi pekerti (Sayuti, 2003).
Sepintas memang pembelajaran sastra kurang bermanfaat bagi
anak didik, karena sastra tidak bersifat praktis seperti halnya “ Ilmu
Kedokteran, ekonomi, fisika, matematika dan sebagainya.” Namun
apabila kita analisis melalui pendekatan kontekstual ternyata
pengajaran sastra mampu memberikan sumbangan terhadap
tercapainya tujuan pendidikan.
Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang
situasi dunia-dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan
dari guru ke siswa, strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada
hasil (Depdiknas, 2002 : 1).
Pendekatan kontekstual ini pun dapat diterapkan dalam
pembelajaran apresiasi novel. Dengan begitu siswa sadar bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, serta menemukan
keteladanan lewat teks yang dibacanya. Untuk itu tidak ada salahnya
sekolah mencoba menerapkan pendekatan kontekstual, kinerja
kontekstual kemungkinan akan mengatasi situasi krisis pembelajaran
sastra yang selama ini sering sekedar ceramah dengan teori dan
judul-judul karya sastra beserta nama penulisnya dengan kata lain,
pendekatan kontekstual akan mengobati ”luka parah” sekitar
pembelajaran sastra di sekolah.
Mengacu kepada uraian di atas, penulis tertarik untuk
menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran satra
berupa novel. Novel tersebut diharapkan sesuai dengan minat baca
dibacanya, novel itu diharapkan dapat melengkapi bahan apresiasi
sastra di SMP.
Yang menjadi objek penelitian adalah novel remaja Indonesia
karya Nh.Dini. Alasan memilih novel Nh.Dini berdasarkan
pertimbangan terdapat dalam kurikulum 2004 SMP kurikulum berbasis
kompetensi ( KBK), buku paket siswa terbitan Depdiknas, serta sesuai
dengan aspek kebahasaan, kematangan jiwa, dan latar belakang
kebudayaan para siswa(Rahmanto, 1988: 27).
Selanjutnya Rahmanto menyebutkan bahwa aspek kebahasaan
dalam sastra ini tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang
dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang
dipakai pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan, dan
kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang (1988:27).
Kematangan jiwa sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat,
kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan
kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang
dihadapi.
Latar belakang budaya dalam karya satra meliputi hampir semua
faktor kehidupan manusia dilingkungannya, seperti: geografi, sejarah,
iklim. Cara berfikir, nilai-nilai masyarakat, nilai-nilai moral, etika dan
sebagainya (Nurgiantoro, 1988 : 31).
Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini, penulis akan
novel. Penulis merasa tertarik dan perlu mengetahui secara pasti
tentang keberhasilan siswa dalam meningkatkan apresiasi novel
dengan pendekatan kontekstual sebagai landasan dalam pemilihan
bahan dan model pembelajaran kajian novel di sekolah menengah
pertama.
1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah
Membatasi masalah terhadap persoalan yang akan diteliti penting
artinya. Hal ini dapat membantu penulis supaya mudah menentukan
arah penelitian dan menempatkan segala sesuatu yang diperlukan
untuk merumuskan sesuatu yang diperlukan untuk merumuskan
persoalan, baik tenaga, waktu maupun biaya. Dalam penelitian ini
penulis membatasi permasalahan yaitu “ Penggunaan pendekatan
kontekstual bagi peningkatan hasil siswa dalam pembelajaran
apresiasi novel .” Novel dibatasi yaitu Pertemuan Dua Hati, Tirai
Menurun, dan Namaku Hiroko karya Nh.Dini Ketiga novel tersebut
digunakan untuk tiga siklus pembelajaran.
1.2.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada masalah sebagai berikut
1. Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
2. Apakah pendekatan kontekstual efektif digunakan dalam
pembelajaran apresiasi novel?
3. Apa respon siswa dan guru terhadap penerapan pendekatan
kontekstual?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas
maka tujuan umum dari penelitian adalah ingin mengetahui
kemampuan siswa dalam mengapresiasi novel melalui pendekatan
kontekstual. Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian itu
untuk mendeskripsikan :
1. Peningkatan hasil siswa dalam pembelajaran apresiasi novel
dengan pendekatan kontekstual.
2. Keefektifan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
apresiasi novel.
3. Respon siswa dan guru terhadap penerapan pendekatan
kontekstual.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berdampak positif terhadap
Secara khusus manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1) Dapat memberikan alternatif bahan ajar dalam pembelajaran
apresiasi novel.
2) Pendekatan kontekstual dapat dijadikan salah satu alternatif
dalam pembelajaran apresiasi novel.
3) Dapat menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan
pembelajaran apresiasi novel.
1.5 Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang
kebenarannya dapat diterima oleh peneliti (Surakhmad, 1980 : 40).
Pelaksanaan penelitian ini bertolak dan anggapan dasar sebagai
berikut.
1. Pengajaran sastra dalam hal ini novel merupakan bagian dari
pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang harus dilaksanakan
atau diajarkan secara sungguh-sungguh.
2. Fungsi utama sastra adalah sebagai penghalus budi, peningkatan
rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi
budaya dan penyaluran gagasan, imajinasi dan ekspresi secara
kreatif dan konstruktif baik secara lisan maupun tertulis.
3. Pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan hasil siswa dalam
4. Novel karya Nh. Dini dapat dijadikan model pembelajaran apresiasi
sastra di SMP.
1.6 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman, maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan istilah-istilah sebagai berikut :
1. Penggunaan adalah suatu cara, proses perbuatan menggunakan.
2. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuan komponen utama
pembelajaran efektif, yakni: kontruktivisme (contructivism),
bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection)
dan penelitian sebenarnya (authentic assessment).
3. Peningkatan adalah kegiatan atau usaha siswa dalam
pembelajaran apresiasi novel lebih baik dari sebelumnya.
4. Hasil adalah perolehan yang dicapai atau dikerjakan dalam
penguasaan pengetahuan atau keterampilan.
5. Pembelajaran adalah proses atau cara yang dilakukan dalam
6. Apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan
sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan
yang baik terhadap sastra.
7. Novel adalah jenis karangan yang berbentuk prosa fiktif dengan
panjang tertentu, menceritakan kehidupan manusia sehari-hari
beserta watak dan lingkungan tempat tinggalnya disajikan dengan
serangkaian peristiwa yang saling menjalin sampai pada
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
3.1 Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Reseach) atau PTK dengan alasan bahwa penelitian
ini menyoal masalah praktek pembelajaran di kelas (Suyanto, 1997 : 4)
permasalahan pembelajaran menyangkut perbaikan, peningkatan, dan
pengelolaan kelas secara terbuka dan diberlakukan secara kolaboratif
dibicarakan oleh penulis dan praktisi di sekolah.
Peneliti dan subjek yang diteliti dalam PTK bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau
meningkatkan praktek pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas
merupakan bentuk kajian yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi
praktek-praktek pembagian di kelas secara lebih profesional (Kemmis
dalam Hopkins, 1993 : 44, Suyanto, 1997 : 4).
Selanjutnya Zuriah (2003:54), berpendapat bahwa berdasarkan
pendapat para ahli di atas menyimpulkan bahwa penelitian tindakan
menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan mengujicoba suatu ide
ke dalam praktik atau situasi nyata dalam skala mikro, yang diharapkan
kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas
Dari pernyataan di atas, dapat dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kegiatan yang dilakukannya
itu menyangkut praktik pembelajaran sosial dan praktik pemahaman
serta memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah
dilakukan.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup
analisis, sintesis dan observasi terhadap hasil pengamatan dalam
proses serta hasil tindakan, biasanya muncul permasalahan atau
pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada
gilirannya perlu dilakukan perencanaan tindakan ulang dan pengamatan
ulang serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Demikian tahap-tahap
kegiatan PTK ini terus diulang sampai seluruh permasalahan yang
ditemukan dapat dipecahkan.
Tujuan utama penelitian tindakan kelas yaitu perbaikan praktik
pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru (Suyanto, 1997:7).
Oleh karena itu fokus penelitian tindakan di kelas berupa tindakan
alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan persoalan
pembelajaran di kelas.
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur
(siklus) yang terdiri dari tiga tahap yaitu : perencanaan, tindakan disertai
observasi, dan refleksi. Setelah praktik pembelajaran dikelas maka
kegiatan selanjutnya berdasarkan hasil observasi didiskusikan baik
ditindaklanjuti pada pratik pembelajaran berikutnya. Ketiga tahap di atas
dipantau kembali untuk mendapat revisi pada siklus selanjutnya.
Adapun prosedur pelaksanan penelitian, penulis menggunakan
model penelitian tindakan kelas berdasarkan model penelitian tindakan
Elliots atau Elli’s action research model (dalam Hopkins, 1985:36-37)
yang dilukiskan dalam bentuk bagan seperti dibawah ini.
Perencanaan Pembelajaran Siklus 1
Fokus : Pemiliahan Bahan
Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 Fokus : Proses Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran Siklus 3
Fokus : Proses Pembelajaran
Bagan 3.1. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
ORIENTASI DAN IDENTITIFIKASI MASALAH 1. Keadaan SMP, Guru dan siswa kelas 2. 2. Pelaksanaan pengajaran
3. Kemampuan menganalisi novel 4. Penetapan perioritas masalah
PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN 1. Urgensi, prosedur, topik dan waktu PTK 2. Hakikat dan tujuan pengajaran apresiasi
sastra novel.
3. Proses penggunaan kontekstual 4. Peragaan PTK
5. Rencana penelitian tindakan kelas
TES AWAL
Analisis dan Refleksi Pembelajaran Siklus 1 Analisis dan Refleksi Pembelajaran
Siklus 2 Analisis dan Refleksi Pembelajaran
Siklus 3
3.2 Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 5 Cimahi Kota Cimahi.
Penelitian dan penentuan subjek penelitian dilakukan atas dasar
“Sampling bertujuan” (purposive sampling). Kelas yang dijadikan subjek
penelitian adalah kelas VIII A tahun pelajaran 2008-2009 yang berjumlah
45 orang siswa dengan rincian 21 orang perempuan dan 24 orang
laki-laki. Kelas VIII di SMP N 5 Cimahi terdiri atas sembilan kelas dengan
jumlah siswa 356 orang. Pengklasifikasian kelas di SMP N 5 Cimahi
menggunakan kriteria yang menunjukkan perlakuan seimbang baik
prestasi, jumlah siswa maupun keadaan siswa karena di kelas ini tidak
ada kelas unggulan.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam kegiatan penelitian adalah
orientasi dan identifikasi masalah, perencanaan tindakan penelitian, dan
pelaksanaan tindakan penelitian, yang meliputi empat tahap, yaitu
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan
pencatat pembelajaran, analisis dan refleksi pembelajaran
3.3.1 Orientasi dan Identifikasi masalah
Tahap orientasi dan identifikasi masalah merupakan langkah awal
dalam kegiatan penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
adalah melakukan observasi di SMP N 5 Cimahi dengan teknis
3.3.2 Perencanaan Tindakan Penelitian
Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil
orientasi dan identifikasi masalah pengajaran apresiasi novel di kelas
VIII A.
a. Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya
peningkatkan efektivitas pembelajaran apresiasi novel.
b. Membicarakan tujuan pembelajaran apresiasi novel di SMP.
c. Memperkenalkan pengajaran apresiasi novel menggunakan
pendekatan kontekstual.
d. Mengefektifkan pembelajaran apresiasi novel di SMP.
e. Melakukan tes awal untuk melihat kemampuan siswa dalam
mengapresiasikan novel.
f. Menyusun rencana penelitian tindakan kelas yang terbagi dalam tiga
siklus, yaitu siklus1 menyangkut pemilihan bahan pengajaran
apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual, siklus 2, mengenai
proses pengajaran apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual,
siklus 3, menyangkut evaluasi dan hasil pembelajaran apresiasi
novel dengan pendekatan kontekstual.
3.3.3 Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan
perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan yaitu: siklus 1,
fokusnya adalah proses pengajaran apresiasi novel dengan pendekatan
kontekstual, dan siklus 3, fokusnya adalah mengenai evaluasi dan hasil
pengajaran apresiasi novel. Setiap tindakan pembelajaran
masing-masing siklus dilakukan dalam empat tahap kegiatan, yang terdiri dari
kegiatan: perencanaan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, observasi dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran,
dan analisis serta refleksi pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi
pembelajaran pada setiap tindakan pembelajaran, dijadikan
rekomendasi untuk perencanaan tindakan pembelajaran berikutnya
sampai akhirnya menetapkan rekomendasi hasil tindakan penelitian
semua siklus penelitian.
3.4 Teknik Penelitian
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif bahwa dalam
mengumpulkan data ada empat teknik yang dapat digunakan yakni (1)
pengamatan (2) wawancara (3) catatan lapangan, dan (4) penggunaan
dokumen (Moleong, 1994:111), penggunaan keempat teknik
pengumpulan data tersebut menurut Moleong digunakan secara
profesional. Adapun instrumen yang digunakan selain penulis sebagai
instrumen utama juga digunakan lapangan, catatan lapangan, lembar
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan selebihnya adalah data tambahan (Leofland dalam Moleong,
1994) oleh karena teknik observasi dan wawancara merupakan teknik
yang digunakan paling banyak dalam penelitian ini. Observasi digunakan
untuk mendeskrifsikan proses dan aktivitas pembelajaran novel dengan
pendekatan kontekstual secara bersama dengan praktisi. Teknik
wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang pengalaman,
kesulitan belajar dalam mengapresiasi novel. Catatan lapangan
digunakan untuk mencatat refleksi peneliti, pendapat, gagasan, yang
berkaitan dengan data yang di catat pada waktu observasi proses
pembelajaran.
Teknik penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini
diantaranya teknik analisis dengan alasan bahwa teknik ini merupakan
teknik untuk mengungkapkan unsur-unsur instrinstik novel. Selain teknik
ini penulis juga menggunakan teknik-teknik yang merupakan rangkaian
proses berupa langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan rencana
dan sistematika untuk mendapatkan data dalam memecahkan masalah.
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penelitian ini
adalah :
1. Merumuskan masalah dengan mempertimbangkan kemampuan
pribadi, manfaat tujuan, dan kegunaan hasil penelitian ini ;
2. Mengkaji berbagai literatur ;
4. Mendeskripsikan teori-teori yang relevan ;
5. Mengadakan proses pembelajaran kepada siswa kelas VIII A SMP N
5 Cimahi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam
mengapresiasi sastra novel selama dua bulan sebanyak tiga siklus ;
6. Menganalisis data ;
7. Membuat tabulasi hasil penelitian ;
8. Menafsirkan hasil penelitian ; dan
9. Menarik simpulan dan memberikan rekomendasi sesuai hasil
analisis.
3.4.2 Teknik Pengolahan Data
Menurut Madya (1994:33) analisis data penelitian tindakan melalui
refleksi setiap siklus penelitian. Refleksi dalam penelitian tindakan
mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan, sesuai dengan
catatan observasi, dan kendala nyata dalam tindakan (Madya, 1994:3).
Data dianalisis melalui pengorganisasian, mengatur urutan data kedalam
suatu pola , kategori dan satuan uraian dasar (Passon dalam Moleong,
1994). Kegiatan analisis data dilakukan selama dan setelah pengambilan
data. Data yang akan dianalisis yaitu aktivitas siswa ketika proses belajar,
mengerjakan LKS dan hasil evaluasi.
Agar pertanyaan penelitian dapat terjawab. Maka penulis
menggunakan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :
Dari catatan lapangan data diperoleh melalui proses diskusi
kelompok dan diskusi kelas siswa berdiskusi dengan mengeluarkan
pendapatnya secara bebas dan terbuka berkenaan dengan
nilai-nilai moral dalam novel.
2. Data yang diperoleh melalui jawaban evaluasi.
Data yang diperoleh melalui gambaran dalam jawaban siswa
dalam menjawab soal evaluasi. Data jawaban evaluasi akan
ditabulasikan dan dianalisis. Mengenai unsur-unsur intrinstik novel
berdasarkan pendapat Rusyana (1979), tentang cara
penganalisisan karya sastra novel yaitu menyangkut ikhtisar novel,
alur, penokohan, latar, tema dan nilai moral.
Penilaian yang diberikan kepada siswa jawaban mengenai hasil
evaluasi menggunakan standar mutlak 100%. Standar ini dikelompokan
kedalam lima kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang
sekali.
Pengelompokan kategori di atas mengacu pendapat Arikunto
(1992 : 249) sebagai berikut :
1. Pemahaman unsur intrinstik 80 % - 100 % baik sekali.
2. Pemahaman unsur intrinstik 66 % - 79 % baik.
3. Pemahaman unsur intrinstik 56 % - 65 % cukup.
4. Pemahaman unsur intrinstik 40 % - 55 % kurang.
3.4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan
sejumlah data sebagai berikut.
3.4.3.1 Instrumen Persiapan Pembelajaran
Instrumen penelitian yang digunakan dalam persiapan
pembelajaran adalah instrumen penyusunan silabus untuk pembelajaran
apresiasi novel. Instrumen penyusunan rencana pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual. Untuk lebih jelas penulis kemukakan sebagai
berikut :
1. Menentukan topik pembelajaran
2. Menentukan aplikasi waktu
3. Merumuskan tujuan pembelajaran
4. Menentukan dan menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan
5. Menyusun silabus.
3.4.3.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
Instrumen yang akan digunakan dalam mengamati pelaksanaan
proses pembelajaran yaitu, lembar tes, dan angket, lembar observasi, dan
angket digunakan penulis untuk mendapatkan data yang dijadikan bahan
3.4.3.3 Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran
Instrumen penilaian hasil pembelajaran berupa tes kemampuan
apresiasi siswa yang diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan
penelitian tindakan yakni pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3.
3.4.3.4 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Instrumen yang digunakan dalam mengamati pelaksanaan proses
pembelajaran yaitu lembar observasi, lembar tes, wawancara dan angket.
Lembar observasi dan wawancara digunakan penulis untuk mendapatkan
data yang dijadikan bahan informasi tentang kualitas pembelajaran.
Lembar tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan siswa
mengapresiasi novel. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
apresiasi novel.
3.4.3.5 Instrumen Pedoman Penilaian
Instrumen pedoman penilaian digunakan untuk memeriksa hasil
pekerjaan siswa berupa lembar tes. Instrumen penilaian meliputi,
penemuan tema, memahami peristiwa, mengungkapkan tokoh dan
perwatakannya, menentukan sudut pandang, menemukan latar,
Tabel 3.1
Pedoman Penilaian Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Apresiasi Novel
( Siklus, I, II dan III )
NO Aspek Kemampuan Yang dinilai
Bobot
a. Ikhtisar sangat sesuai dengan alur cerita
b. Ikhtisar sesuai dengan alur cerita
c. Ikhtisar cukup sesuai dengan alur cerita
d. Ikhtisar kurang sesuai dengan alur cerita
e. Ikhtisar tidak sesuai dengan alur cerita
Analisis alur cerita
a. Pemaparan cerita sangat baik sesuai dengan
isi novel
b. Pemaparan cerita baik sesuai dengan isi novel
3
c. Tema cukup sesuai dengan yang disampaikan
oleh pengarangnya
d. Tema kurang dengan yang disampaikan oleh
pengarangnya
e. Tema tidak sesuai dengan yang disampaikan
oleh pengarangnya
Analisis penokohan
a. Penentuan tokoh dan karakter sangat tepat
b. Penentuan tokoh dan karakter tepat
c. Penentuan tokoh dan karakter cukup tepat
d. Penentuan tokoh dan karakter kurang tepat
e. Penentuan tokoh dan karakter tidak tepat
6
b. Penentuan latar tepat dan lengkap
c. Penentuan latar cukup tepat dan lengkap
d. Penentuan latar kurang tepat dan lengkap
e. Penentuan latar tidak tepat dan tidak lengkap
Analisis amanat
sesuai dengan isi novel
d. Penentuan amanat kurang tepat dan kurang
sesuai dengan isi novel
e. Penentuan amanat tidak tepat dan tidak
sesuai dengan isi novel
8 Analisis nilai moral
a. Penemuan nilai moral sangat tepat dan sesuai
dengan isi novel.
b. Penemuan nilai moral tepat dan sesuai
dengan isi novel.
c. Penemuan nilai moral cukup tepat dan cukup
sesuai dengan isi novel.
d. Penemuan nilai moral kurang tepat dan kurang
sesuai dengan isi novel.
e. Penemuan nilai moral tidak tepat dan tidak
sesuai dengan isi novel
5
5
4
3
2
1
Jumlah bobot nilai 40
Nilai siswa = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal
3.4.3.6 Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran
Instrumen penilaian hasil pembelajaran berupa soal tes
kemampuan apresiasi novel yang diberikan sebelum dan sesudah
pelaksanaan tindakan kelas. Adapun kisi–kisi soal yang dimaksud
Tabel 3.2
g. Amanat
h. Nilai moral
Siswa
menemukan
amanat dalam
novel
Siswa
menemukan nilai
moral dalam
cerita, disertai
bukti kutipan
7
8
Essay
Essay
5
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data yang disajikan pada bagian ini berupa pelaksanaan
pembelajaran apresiasi novel para siswa yang diperoleh dari data hasil
jawaban evaluasi. Pembelajaran berlangsung tiga siklus pembelajaran.
Pada setiap siklusnya dilakukan tes awal setelah mendapat perlakuan
pembelaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir.
5.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir
Sebelum proses pembelajaran siklus I, II ,dan III terlebih dahulu
penulis memberikan tugas membaca novel kepada para siswa seminggu
sebelum pelaksanaan pembelajaran. Siklus I novel Pertemuan Dua Hati,
siklus II Tirai Menurun, dan siklus III Namaku Hiroko, ketiga novel tersebut
karya Nh.Dini. Minggu berikutnya sebelum menerapkan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran apresiasi novel penulis melakukan tes
awal untuk mengetahui keberhasilan siswa dan tes awal ini dilakukan
setiap siklus.
Berdasarkan hasil tes awal dapat dilihat kekurangan-kekurangan
dalam mengapresiasi setiap unsurnya. Kekurangan-kekurangan tersebut
diharapkan dapat diperbaiki para siswa melalui pembelajaran dengan
Peningkatan hasil apresiasi novel para siswa mulai terlihat setelah
penulis memberi perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual.
Proses pembelajaran apresiasi novel para siswa menunjukkan
adanya peningkatan setiap siklusnya meskipun peningkatan itu relatif
rendah.
Kemampuan para siswa dalam mengapresiasi melalui tes awal
dan setelah medapatkan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dan hasil tes akhir setiap siklus pembelajaran penulis
deskripsikan berikut ini
5.1.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I
Tabel 5.1
Hasil Proses Pembelajaran Siklus I
pandang Latar Amanat
Berdasarkan tabel di atas kemampuan siswa dalam
mengapresiasi novel, maka hasil tes awal dan tes akhir siswa siklus I
dapat dideskripsikan sebagai berikui ini.
Kemampuan siswa menyusun ikhtisar cerita pada tes awal adalah
skor rata-rata 3,00 atau 60% dengan kategori cukup. Setelah mendapat
perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diberikan tes
akhir hasil skor rata-rata 3,42 atau 68,4% kategori baik.
Kemampuan siswa menguraikan alur cerita pada tes awal siklus I
skor rata-rata 2,91 atau 58,2% kategori hasil pembelajaran kurang.
Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual skor rata-rata sebesar 3.38 atau 67,6% kategori hasil
pembelajaran baik.
Kemampuan siswa dalam menemukan unsur tema dalam cerita
pada tes awal skor rata-rata 3,97 atau 79,4% kategori hasil pembelajaran
baik. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual diberikan tes akhir dengan skor rata-rata 4,04 atau 80,8%
kategori hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa dalam menentukan unsur penokohan pada tes
awal skor rata-rata 4,31 atau 86,2% kategori hasil pembelajaran baik
sekali. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual Hasil tes akhir adalah 4,00 atau 80% kategori hasil
penurunan skor, hal ini disebabkan oleh beberapa orang siswa yang
kurang memperhatikan pertanyaan.
Kemampuan siswa menemukan unsur sudut pandang pengarang
hasil tes awal dengan skor rata-rata 4,06 atau 81,2% kategori hasil
pembelajaran baik. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual hasil tes akhir meningkat yaitu skor rata-rata 4,44
atau 88,9% kategori hasil pembelajaran baik sekali.
Kemampuan siswa menemukan unsur latar cerita hasil tes awal
skor rata-rata 3,50 atau 70% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah
mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual hasil
tes akhir siswa mengalami peningkatan skor rata-rata yaitu 4,13 atau
82,6% kategori hasil pembelajaran baik sekali.
Kemampuan menemukan unsur amanat dalam cerita pada tes
awal rata-rata skor 2,46 atau 49,2% dengan kategori hasil pembelajaran
kurang.
Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dillakukan tes akhir skor rata-rata 3,69 atau 73,8% dengan
kategori hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa menemukan unsur nilai moral dalam cerita pada
tes awal siswa mendapat skor rata-rata 1,97 atau 39,4% dengan kategori
kurang. Setelah mendapat perlakuan dengan pendekatan kontekstual
awal yaitu 3,09 atau 61,8% selisih skor 1,12 dengan kategori hasil
pembelajaran cukup.
Berdasarkan deskrifsi data di atas secara keseluruhan hasil siswa
pada proses pembelajaran siklus I mengalami peningkatan hasil
pembelajaran pada tes awal nilai rata-rata 6,67 atau 66,7% dan tes akhir
nilai rata-rata 7,48 atau 74,8%, kategori hasil pembelajran secara
keseluruhan siklus I baik.
5.1.2 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus II Tabel 5.2
Hasil Proses Pembelajaran Siklus II
Berdasarkan tabel di atas kemampuan siswa dalam mengapresiasi
novel, maka hasil tes awal dan tes akhir siswa siklus II adalah seperti di
bawah ini.
Kemampuan siswa menyusun ikhtisar cerita pada tes awal adalah
mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
dilakukan tes akhir skor rata-rata meningkat menjadi 4,13 atau 82,6%
kategori baik sekali.
Kemampuan siswa merumuskan unsur alur cerita sebelum
mendapatkan perlakuan skor rata-rata siswa adalah 3,66 atau 73,2%
kategori hasil pembelajaran baik. Setelah mendapat perlakuan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir dengan
skor rata-rata 3,80 atau 76% kategori hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa menemukan unsur tema cerita pada tes awal
skor rata-rata 3,48 atau 69,6% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah
mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual,
pembelajaran diakhiri tes skor rata-rata 4,09 atau 81,8% kategori hasil
pembelajaran baik.
Kemampuan siswa menentukan unsur penokohan cerita pada tes
awal skor rata-rata 3,55 atau 71% kategori hasil pembelajaran baik.
Setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual pembelajaran dilakukan tes akhir skor rata-rata 4,07 atau
81,4% kategori hasil pembelajaran baik sekali.
Kemampuan siswa menentukan unsur sudut pandang cerita pada
tes awal skor rata-rata 4,35 atau 87% kategori hasil pembelajaran baik
sekali. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dilakukan tes akhir dengan skor rata-rata 4,96 atau 99,2%
Kemampuan siswa menemukan unsur amanat cerita pada tes awal
skor rata-rata 3,17 atau 63,4% kategori hasil pembelajaran cukup. Setelah
mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual hasil
tes akhir skor rata-rata 3,53 atau 70,6% kategori hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa dalam menemukan unsur nilai moral dalam
cerita pada tes awal skor rata-rata 2,48 atau 49,6% kategori hasil
pembelajaran kurang. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir skor rata-rata 3,38 atau 67,6%
kategori hasil pembelajaran baik.
Berdasarkan deskripsi data di atas dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan hasil siswa pada proses pembelajaran siklus II
mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus I rata-rata nilai tes awal
mencapai 6,67 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata tes awal 6,93. Hal
ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 0,26. Nilai tes
akhir pada siklus I mencapai nilai rata-rata 7,48 sedangkan pada siklus II
nilai tes akhir mencapai nilai rata-rata 7,90. Menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar sebesar 0,42.Peningkatan hasil pembelajaran
yang diperoleh dari siklus pertama adanya beberapa faktor diantaranya
tujuan pembelajaran dikemukakan secara jelas, kegiatan belajar mengajar
yang lebih interaktif dibanding siklus I, serta penyajian bahan ajar yang
telah menggambarkan komponen-komponen pembelajaran pendekatan
5.1.3 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus III
Berdasarkan tabel di atas, kemampuan siswa dalam pembelajaran
apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual siklus III dapat
dideskripsikan seperti berikut ini.
Kemampuan siswa menyusun ikhtisar cerita pada tes awal
mendapat skor rata-rata 3,89 atau 77,8% kategori hasil pembelajran baik.
Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual hasil siswa menemukan ikhtisar cerita mengalami
peningkatan yaitu 4,11 atau 82,2% kategori hasil pembelajaran baik
sekali.
Kemampuan siswa merumuskan unsur alur cerita skor rata-rata
adalh 3,76 atau75,2% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah
siswa mengalami peningkatan meskipun hanya sedikit yaitu 3,96 atau
79,2% kategori hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa menemukan unsur tema cerita mendapt skor
lebih baik lagi dari pembelajaran sebelumnya yaitu skor rata-rata 4,33 atau
86,6% kategori hasil pembelajaran baik sekali. Setelah mendapat
perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes
akhir hasilnya lebih baik lagi dan peningkatan hasil pembelajaran yaitu
skor rata-rata 4,53 atau 90,6% kategori hasil pembelajaran baik sekali.
Kemampuan siswa dalam menentukan unsur penokohan cerita
hasil tes awal mendapat bskor rata-rata 4,31 atau 86,2% kategori hasil
pembelajaran baik sekali. Setelah mendapatkan perlakuan dengan
pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir dengan skor rata-rata 4,47
atau 89,4% kategori hasil pembelajaran baik sekali.
Kemampuan siswa menemukan unsur sudut pandang cerita pada
tes awal mendapat skor rata-rata 4,84 atau 96,8% kategori hasil
pembelajaran baik sekali. Setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir dengan skor rata-rata
mengalami peningkatan yaitu skor rata-rata 4,96 atau 99,2% kategori
hasil pembelajaran sangat baik sekali.
Kemampuan siswa dalam menentukan unsur latar pada tes awal
mendapat skor rata-rata 4,16 atau 83,2% kategori hasil pembelajaran baik
siswa menjawab tes akhir dengan skor rata-rata 4,40 atau 88% kategori
hasil pembelajaran baik sekali.
Kemampuan siswa menemukan unsur amanat pada tes awal
mendapat skor rata-rata 3,53 atau 70,6% kategori hasil pembelajaran
baik. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual siswa menjawab tes akhir dengan skor rata-rata 3,80 atau
76% kategori hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa menemukan unsur nilai moral pada tes awal
mendapat skor rata-rata masih rendah yaitu skor rata-rata 3,00 atau 60%
kategori hasil pembelajaran cukup. Setelah mendapat perlakuan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir
mendapat skor rata-rata 3,44 atau 68,8%.Peningkatan hasil relatif rendah.
Hal ini disebabkan novel yang dianggap alur yang cukup rumit. Kategori
hasil pembelajaran cukup.
Berdasarkan deskrifsi data di atas dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan hasil siswa dalam proses pembelajaran siklus III
mengalami peningkatan dari siklus II, peningkatan itu cukup besar. Pada
siklus II rata-rata nilai tes awal mencapai 6,93 atau 69,3% kategori hasil
pembelajaran cukup, sedangkan pada siklus III mencapai 8,03 atau 80,3%
kategori hasil pembelajaran baik sekali. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar sebesar 1,1. Setelah siswa mendapat perlakuan
dengan pendekatan kontekstual hasil belajar siswa lebih meningkat lagi.
cara mengapresiasi novel, metode yang digunakan guru sangat efektif,
cenderung siswa lebih aktif dan kreatif bertanya, berdiskusi, dan
merefleksikan pembelajaran serta dalam menjawab soal tes siswa lebih
memahami, dapat dibuktikan dengan hasil tes akhir siklus III mengalami
peningkatan dibanding dengan siklus II yaitu siklus II nilai rata-rata 7,90
atau 79,0% kategori hasil pembelajaran baik sedangkan hasil tes akhir
siklus III nilai rata-rata 8,47 atau 84,7% kategori hasil pembelajaran baik
sekali. Selisih peningkatan hasil pembelajaran yaitu 0,57.
5.2 Perkembangan Pembelajaran Apresiasi Novel Siswa
Perkembangan pembelajaran apresiasi novel siswa selama
mengikuti pembelajaran dapat dilihat berdasarkan data hasil kemampuan
mengapresiasi novel pada tes awal dan tes akhir siklus I, II, dan siklus III.
Tabel 5.4
Rekapitulasi Hasil Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Apresiasi Novel
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan hasil pembelajaran
menunjukkan peningkatan pada setiap siklus pembelajaran. Hal ini dapat
kita lihat pada rata-rata nilai yang diperoleh para siswa. Berikut deskrifsi
Secara umum kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik
novel pada tes awal siklus I rata-rata nilai 6,67 atau 66,7% kategori hasil
pembelajaran cukup. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual siswa menjawab tes akhir dan hasilnya
mengalami peningkatan yaitu rata-rata nilai 7,48 atau 74,8%. Pemahaman
unsur intrinsik novel pada siklus I telah dipahami siswa dengan kategori
hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik novel pada tes
awal siklus II rata-rata nilai 6,93 atau 69,3%. Hasil tes awal telah
mengalami peningkatan dari tes awal siklus I dan kategori hasil
pembelajaran cukup.Setelah mendapat perlakuan dengan pendekatan
kontekstual siswa menjawab tes akhir dengan rata-rata nilai mengalami
peningkatan dari tes akhir siklus I maupun tes awal siklus II yaitu nilai
rata-rata 7,90 atau 79,0%. Pemahaman unsur intrinsik novel pada siklus II
telah dipahami siswa dengan kategori hasil pembelajaran baik.
Kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik novel pada tes
awal siklus III telah dipahami siswa, hal ini dibuktikan dengan hasil tes
awal siswa lebih meningkat dari siklus II yaitu nilai rata-rata 8,03 atau
80,% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah mendapat perlakuan
dengan pendekatan kontekstual siswa menjawab tes akhir, hasil
pembelajaran mengalami peningkatan dari tes akhir siklus II maupun tes
intrinsik novel pada siklus III telah dipahami siswa dengan kategori hasil
pembelajaran baik sekali.
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data di atas selanjutnya
penulis melakukan pembahasan hasil penelitian dengan tujuan agar
diperoleh kesatuan pemahaman yang utuh dan adanya keterkaitan antara
satu temuan dengan temuan yang lain sesuai dengan pokok
permasalahan yang diteliti. Pembahasan hasil penelitian yang disajikan
pada bagian ini terfokus pada topik penelitian yaitu tentang pengguanaan
pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil siswa dalam
pembelajaran apresiasi novel di SMP.
5.3.1 Persiapan Proses Pembelajaran 5.3.1.1 Pemilihan Bahan Ajar
Bahan novel yang dipilih atau disajikan kepada siswa adalah novel
karya Nh. Dini. Hasil analisis unsur intrinsik terhadap novel-novel tersebut
menunjukan bahwa novel itu layak disajikan siswa SMP.
Ketiga bahan bacaan novel terpilih telah menarik perhatian dan
minat baca siswa sesuai dengan kemampuannya. Pada novel berjudul
Pertemuan Dua Hati, siswa tertarik karena bacaan novel itu menceritakan
tentang tanggung jawab seorang guru menghadapi seorang siswa yang
sedang sakit. Siswa telah memberikan reaksi emosionalnya terhadap
bacaan itu yaitu mereka menyenangi bacaan itu serta menilai karakter
tokoh yang patut ditiru dan tokoh yang tidak patut ditirunya.
Pada novel Tirai Menurun sebagian siswa menyenangi cerita itu
tetapi ada juga yang tidak menyenanginya dengan alasan buku novel
tersebut terlalu tebal dan sulit menemukan alur ceritanya, tetapi melalui
penggunaan pendekatan kontekstual yang akhirnya siswa dapat
menyenangi pula dan memberikan reaksi emosionalnya terhadap bacaan
itu dan terhadap jalannya cerita. Dapat menilai karakter tokoh serta
nilai-nilai moral yang patut ditiru.
Pada novel Namaku Hiroko, siswa juga menyenangi cerita karena
penggunaan tokoh ceritanya adalah nama-nama keluarga Jepang. Serta
mereka dapat menilai prilaku dari tokoh Hiroko sebagai tokoh yang
memiliki sifat berlawanan dan mengandung nilai moral bagi siswa,
mereka memberikan reaksi emosionalnya bahwa dari tokoh Hiroko ada
yang tidak patut ditiru.
Ketiga novel terpilih telah sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa. Bahan novel pada dasarnya dapat dipahami siswa
melalui apresiasi keseluruhan unsur. Demikian pula nilai-nilai yang
terkandung dalam ketiga novel tersebut dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan budi pekerti dan moral siswa.
Adapun dalam penyedian dan penggunaan bahan novel pada
sejumlah siswa kelas VIII A SMP Negri 5 Cimahi. Kemudian dibagikan
kepada masing-masing siswa untuk dibaca dan diapresiasi. Dengan
demikian telah memudahkan kegiatan siswa dalam membaca maupun
mengapresiasikan.
5.3.1.2 Persiapan Mengajar
Persiapan mengajar yang penulis rancang untuk menggunakan
pendekatan kontekstual ini merujuk kepada kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) program pengajaran kurikulum 2004 yang diaplikasikan
ke dalam bentuk rencana pembelajaran. Bentuk pembelajaran yang
penulis persiapkan untuk siklus I, siklus II, dan siklus III. Ketiga rencana
pembelajaran pada dasarnya sama, baik yang berkaitan dengan
kompetensi dasar, indikator, skenario pembelajaran, media pembelajaran,
maupun penilain, yang mengalami perubahan pembelajaran hanyalah
buku novelnya saja. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah bagi penulis
untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari satu siklus ke siklus lainya.
Adapun maksud dibedakannya buku novel yang dijadikan sebagai bahan
pembelajaran pada siklus I, II, III, adalah untuk menghindari kejenuhan
dari kevariasian siswa dalam mengapresiasi novel.
5.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan tindakan kelas penggunaan pendekatan kontekstual
dan siklus III dengan rentang waktu satu minggu untuk setiap
pelaksanaan. Rentang waktu itu untuk memberi kesempatan kepada
siswa membaca novel di rumah, kesesuaian jadwal pelajaran, dan untuk
menghindari kejenuhan peserta didik. Adapun kegiatan yang penulis
tempuh pada pelaksanaan siklus pembelajaaran secara garis besar
meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Hasil pengamatan atau temuan pada siklus I siswa tampak
antusias melakukan diskusi, mengemukakan pertanyaan, sehingga
interaksi belajar mengajar yang optimal. Begitu pula pengamatan pada
siklus II dan siklus III interaksi belajar mengajar dapat terlaksana dengan
baik. Sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Secara umum hasil pembelajaran yang diperoleh melalui tes baik
tes awal maupun tes akhir pada setiap siklus pembelajaran mengalami
peningkatan. Pada siklus I diperoleh nilai tes awal 6,67 atau 66,7%, pada
siklus II diperoleh nilai rata-rata 6,93 atau 69,3%,pada siklus III diperoleh
nilai rata-rata 8,03 atau 80,3%. Ini berarti ada peningkatan sekitar
0,26,pada siklus II, dan 1,37 pada siklus III. Begitu pula nilai teas akhir,
pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 7,48 atau 74,8%,pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata 7,90 atau 79,0%, pada siklus III diperoleh nilai
rata-rata 8,47 atau 84,7%. Ini berarti terdapat peningkatan hasil
pembelajaran pada setiap siklus yakni pada siklus II mendapat kenaikan
dari siklus I sekitar 0,42 dan pada siklus III mendapat peningkatan hasil
Dengan melihat data angka-angka hasil mengapresiasi dan
respon siswa selama pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran telah meningkatkan hasil siswa dalam
mengapresiasi novel. Penulis yakin jika proses pembelajaran terus
dilakukan sampai siklus tertentu mengapresiasi sastra siswa akan lebih
meningkat lagi.
Dengan melihat respons siswa saat pembelajaran berlangsung
dan melihat data hasil mengapresiasi dalam setiap siklus, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual efektif digunakan dalam
meningkatkan hasil siswa dalam pembelajaran apresiasi novel siswa
SMP.
Berdasarkan deskrifsi data selama pelaksanaan proses belajar
mengajar berlangsung setiap siklus yang diawali tes dan diakhiri tes,
hasilnya menunjukkan bahwa respons siswa maupun guru terhadap
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat disimpulkan bahwa
siswa dan guru dapat merespon pembelajaran apresiasi novel dengan
baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran tradisional.
5.3.3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran meliputi faktor
5.3.3.1 Faktor Pendukung Pembelajaran
Faktor pendukung kelancaran pelaksanaan pembelajaran adalah
hal-hal sebagai berikut.
1) Faktor guru
Secara umum guru telah dapat melaksakan prosedur pembelajaran
apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual dan tampak mengajar
cukup bersemangat, serta telah menarik simpati siswa. Ia juga telah
mengarahkan dan membimbing siswa mengapresiasi novel baik
secara perseorangan, secara kelompok maupun secara klasikal.
2) Faktor Siswa
Secara umum siswa telah dapat mengikuti prosedur pelaksanaan
pembelajaran apresiasi novel dan mereka menyenangi pembelajaran.
3) Faktor Fasilitas
Fasilitas bahan bacaan berupa novel digandakan dan dapat
dimiliki oleh masing-masing siswa, telah memudahkan siswa untuk
membaca dan merespon sekaligus mengapresiasinya. Kemudian
penggunaan lembar kerja siswa telah membantu sebagai pedoman
siswa untuk mengapresiasi novel. Demikian juga waktu pembelajaran
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, telah menunjang
kelancaran pelaksanaan setiap tindakan pembelajaran. Selain itu
faktor lingkungan yang nyaman sangat mendukung situasi belajar
5.3.3.2 Faktor Penghambat Pembelajaran
Faktor penghambat kelancaran pelaksanaan pembelajaran
adalah hal-hal seperti berikut ini.
1) Faktor Guru
Guru pada awalnya belum maksimal mengarahkan siswa bekerja
sama yang baik dalam berdiskusi, bertanya jawab maupun mendorong
siswa menyimpulkan hasil mengapresiasi. Tampak masih banyak
berinisiatif sendiri kemudian menyampaikan kepada siswa, khususnya
dalam menyusun ikhtisar novel.
2) Faktor Siswa
Belum seluruh siswa terlibat secara aktif dalam mengikuti proses
belajar mengajar dengan pendekatan kontekstual. Mereka belum bisa
bekerja sama dengan siswa lainnya, tidak sungguh-sungguh mengikuti
pembelajaran hanya mengandalkan teman sekelompoknya.
3) Faktor Fasilitas
Keterbatasan bahan bacaan novel yang ada di perpustakaan
sekolah, serta keterbatasan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan
minat baca dan kemampuan siswa, telah menyulitkan penyedian
bahan bacaan novel yang diperlukan. Penyediaan bahan bacaan yang
digandakan dibandingkan bahan bacaan yang asli membuat siswa
DAFTAR PUSTAKA
Acton, H.B. 2003. Dasar-dasar Filsafat Moral. Surabaya: Pustaka Eureka.
Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung:
Sumur Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Asdi Mayasa.
Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra dan Teori Sastra. Jakarta : Usaha Nasional.
Badudu, J.S. 1980. Sari Kesusasteraan Indonesia Jilid I. Bandung : Pustaka Prima.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual.
Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiyah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi
SMP. Jakarta: Depdiknas
Dini, Nh. 1995. Tirai Menurun. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka.
Dini, Nh. 2002. Namaku Hiroko. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Dini, Nh. 2003. Pertemuan Dua Hati. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka.
Esten, Mursal. 1990. Kesusastraan, Pengantar, Teori dan Sejarah. Bandung : Angkasa
Hayati, A dan Winarno. 1990. Latihan Apresiasi Sastra. Malang : Yayasan Asih Asah Asuh.
Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Angkasa Baru.
Moleong, L.J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.
PT. Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning (CTL)). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta : Kanisius.
Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung : Gunung Larang.
Rusyana, Yus. 1985. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung : Diponegoro.
Rusyana, Yus. 2003. Membangun Suasana Demokratis Dalam Pendidikan
Sastra di Sekolah. Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta : Pusat Bahasa.
Sarumpaet. T, Riris. 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesia Tera.
Sayuti, Suminto. A. 2003. Menuju Pengajaran Bahasa dan Sastra yang
Bermakna. Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta : Pusat Bahasa.
Sayuti, Suminto. A. 2003. Menuju Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia yang Bermakna. Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas RI.
Semi, M. Atar. 1995. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa.
Sujiman, Panuti. 1984. Kamus Istilah Sastra. Bandung : Cipta.
Sumardjo, Jakob. 1941. Pengantar Novel Indonesia. Bandung:
Cipta Aditya Bakti.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesustraan. Bandung : Alumni.
Supinah, Pien dan M.E Suhendar. 1993. Pendekatan Teori, Sejarah dan
Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung : Pionir Jaya.
Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung :
Tarsito.