• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI PENINGKATAN HASIL SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI NOVEL :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI PENINGKATAN HASIL SISWA DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI NOVEL :Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i

1.2.1 Batasan Masalah……….……….…..……….…

1.2.2 Rumusan Masalah……….…...………...…..………..

1.3 Tujuan Penelitian….………….……….………..

1.4 Manfaat Penelitian………..………....……….

1.5 Anggapan Dasar………..….………..

1.6 Definisi Operasional………

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI NOVEL

DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL……….…………..

(2)

ii

2.1 Konsep Pembelajaran Kontekstual……..………..………….…

2.2 Hakikat Pembelajaran Kontekstual……….….……….

2.3 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan

Pendekatan Tradisional……….…...……….………

2.4 Komponen Pendekatan Kontekstual………….……….…..….…..…

2.4.1 Kontruktivisme (Contructivism)………..…….……….…

2.4.2 Menemukan ( Inquiry)………...…..………...

2.4.3 Bertanya (Questioning)………..………..……..…..….……….

2.4.4 Masyarakat Belajar (Learning Community)………..…..………

2.4.5 Pemodelan (Modelling)……….………..…………..……

2.4.6 Refleksi (Reflection)……….………..……

2.4.7 Penilaian Sebenarnya ( Authentic Assesment)…….…………..……

2.5 Strategi Pembelajaran Kontekstual………..……....…

2.5.1 Berbasis Masalah………..………...…..

2.5.2 Menggunakan Bermacam-macam Konteks……….………..

2.5.3 Menggunakan Perbedaan yang Dimiliki Siswa…….…………....…

2.5.4 Mendukung Belajar Atas Kehendak Sendiri……….….…

2.5.5 Menggunakan Kelompok Belajar……….……….…...

2.5.6 Menerapkan Penilaian Otentik……….…..……….

2.6 Apresiasi Sastra Novel……….……….………...………..

(3)

iii

2.6.2 Tingkat Apresiasi Sastra……….…..…..…….…………

2.6.3 Kegiatan Apresiasi Sastra………..……..…….……..…

2.6.4 Pengertian Novel………...…………..

2.6.5 Ciri-ciri Novel……….…….….………..

2.6.6 Unsur-unsur Novel………..……….………....……..…..

2.6.6.1 Tema………..….………....…….…….……..

2.6.6.2 Alur………...……

2.6.6.3 Penokohan………..………...……..….

2.6.6.4 Latar……….…..………..……

2.6.6.5 Sudut Pandang……….…….……….….…..

2.6.6.6 Gaya Bahasa………...……….………….….

2.6.6.7 Amanat……….…..……….……..….…

2.6.6.8 Nilai Moral………....………..

2.7 Bahan Pembelajaran Novel dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) SMP 2004) ………....…..………

2.8 Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK))……….……

2.9 Bahan Pembelajaran Novel dalam KBK………….…….…….…….

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN………....

3.1 Metode Penelitian………..……….….

3.2 Subjek Penelitian………..………

(4)

iv

3.3 Prosedur Penelitian………..………..

3.3.1 Orientasi dan Identifikasi Masalah………..………..….

3.3.2 Perencanaan Tindakan Penelitian………..………..

3.3.3 Pelaksanaan Tindakan Penelitian………...………….

3.4 Teknik Penelitian……….………..….………..….

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data………..……….………..……

3.4.2 Teknik Pengolahan Data……….………...….…..

3.4.3 Instrument Penelitian………..………...…..….

3.4.3.1.1 Instrument Persiapan Pembelajaran…..…...………...…

3.4.3.1.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran……….……

3.4.3.1.3 Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran……….…..

3.4.3.1.4 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran……….………..…

3.4.3.1.5 Instrument Pedoman Penelitian……….……….……

3.4.3.1.6 Instrument Penilaian Hasil Pembelajaran…….………..…

BAB IV PEMBELAJARAN APRESIASI NOVEL

DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL………..………

4.1 Sekilas Tentang Keadaan dan Latar Belakang Siswa….……….…

4.1.1 Keadaan Siswa………..…..

4.1.2 Latar Belakang Akademik………..……….…

4.1.3 Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Pembelajaran

(5)

v

4.2 Persiapan Pembelajaran………....

4.2.1 Pemilihan Materi Pembelajaran………..….………..

4.2.2 Penentuan Novel dalam Pembelajaran……….…….………..

4.2.3 Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Apresiasi

Novel……….………...

4.3 Penyusunan Program Pembelajaran……….…..……….

4.3.1 Tujuan Pembelajaran……….…….……….

4.3.2 Materi Pembelajaran………..….….….………..

4.3.3 Kegiatan Pembelajaran……….…..…………

4.3.4 Penilaian Hasil Pembelajaran………..…………

4.4 Data Hasil Analisis Unsur Intrinsik Novel………...

4.4.1 Data I Novel Pertemuan Dua Hati Karya Nh.Dini…….………….

(6)

vi

4.4.2.8 Nilai Moral dalam Novel Tirai Menurun ………..

4.4.3 Data III Novel Namaku Hiroko Karya Nh. Dini……….

4.4.3.1 Ikhtisar………….………..…..……….

4.5 Pelaksanaan Pembelajaran………..………..171

4.5.1 Siklus I………...………

4.5.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran……….………

4.5.1.2 Analisis Pembahasan Temuan (Refleksi) Siklus I……….

(7)

vii

4.5.2 Siklus II………...….…………..

4.5.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran………

4.5.2.2 Analisis Pembahasan Temuan (Refleksi) Siklus II………

4.5.3 Siklus III……….….…………..

4.5.3.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran………….………

4.5.3.2 Analisis Pembahasan Temuan (Refleksi) Siklus III………..

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……….…………...

5.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir……….….………

5.1.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I…...

5.1.2 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus II……….

5.1.3 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir

Siklus III……...….………

5.2 Perkembangan Pembelajaran Apresiasi Novel…..………..…….….

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian……….…………..

5.3.1 Persiapan Proses Pembelajaran……….…..………..

5.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran………..………...

5.3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat……….….. …………..

.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………..….……..

(8)

viii

6.2 Rekomendasi………..…………..………..

DAFTAR PUSTAKA………...………

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….……..………...…………..

RIWAYAT HIDUP

217

218

(9)

ix

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Tes Awal dan Tes Akhir

Kemampuan Apresiasi Novel

( Siklus, I, II dan III)……….………...

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Apresiasi Novel

(Siklus I, II, dan III )……..………

Tabel 4.1 Latar Belakang Prestasi Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 5 Cimahi (berdasarkan NEM SD)……..………..

Tabel 4.2 Latar Belakang Prestasi Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 5 Cimahi (Berdasarkan Perolehan Nilai

Raport Sekolah)……….………

Tabel 4.3 Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Apresiasi Novel..……..

Tabel 4.4 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Apresiasi Novel………..

Tabel 4.5 Respon Siswa Terhadap Metode Pembelajaran

Apresiasi Novel………..……….

Tabel 4.6 Kendala siswa terhadap Pembelajaran

Apresiasi Novel………

Tabel 5.1 Hasil Proses Pembelajaran Siklus I……….

Tabel 5.2 Hasil Proses Pembelajaran Siklus II……….….………..

Tabel 5.3 Hasil Proses Pembelajaran Siklus III……….………..

Tabel 5.4 Rekapitulasi Hasil Penggunaan Pendekatan Kontekstual

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

dengan ketersediaan karya sastra. Sistem pengajaran, kurikulum yang

kurang memberi ruang terhadap sastra, dan kemampuan guru. Lilitan

berbagai masalah ini akan saling terkait satu sama lain dan sulit

ditentukan ujung pangkalnya. Oleh karena itu, banyak pihak selalu

berasumsi bahwa pembelajaran sastra di sekolah suram dan hampir

gagal.

Sarumpaet (2002:59), mengatakan hal itu terjadi kemungkinan

besar karena penerapan model pembelajaran sastra masih

‘begitu-begitu terus’, ketidakberhasilan pembelajaran sastra antara lain

disebabkan oleh ketimpangan apresiasi sastra yang disampaikan.

Dalam hal ini, memang kemampuan pengajar sastra patut

dipertanyakan.

Sejalan dengan pendapat di atas kegagalan pembelajaran sastra

juga menunjukkan bahwa kedudukan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa negara belum sepenuhnya terimplementasikan. Padahal

kedudukan semacam itu mengandung imperatif yang mengikat.

Artinya, Bahasa Indonesia harus berfungsi sebagai sarana komunikasi

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, implikasi

(11)

pengantar dalam dunia pendidikan, di samping sebagai substansi

yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi,

yang muara akhirnya adalah menempatkan fungsi strategis Bahasa

Indonesia dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional, terutama

dalam dua perspektif yaitu edukatif dan kultural. Edukatif maksudnya

pelaksanaan pengajaran bahasa dan sastra diharapkan mampu

mencapai tingkatan yang terkait dengan upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa. Menuju kehidupan yang lebih modern dan

beradab. Sementara itu perspektif kultural, pengajaran dibidang itu

seharusnya mampu mencapai tingkatan kontributif sebagai unsur

pembentuk jati diri dan kemandirian bangsa (Sayuti, 2003).

Pada hakikatnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia di sekolah adalah untuk mengembangkan keterampilan

berbahasa, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan

apresiasi sastra. Pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra

dinyatakan bermakna apabila tujuan tersebut tercapai, yakni

berkembangnya keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca

dan menulis, serta tumbuhnya apresiasi sastra secara baik dikalangan

siswa. Dengan kata lain, untuk mencapai kebermaknaannya

pembelajaran bahasa dan sastra sudah seharusnya lebih diarahkan

pada pembinaan keterampilan berkomunikasi dalam berbagai situasi,

serta pembinaan sikap kritis dan menghargai teks-teks sastra.

(12)

masyarakat dalam hal ini, dapat memetik hikmah dari karya-karya

sastra berupa nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai moral, yang pada

gilirannya dapat mempertinggi derajat budi pekerti.

Besarnya peranan pembelajaran sastra bagi kepentingan

pendidikan pada umumnya diungkapkan oleh Yus Rusyana

(1984 : 313) bahwa untuk kepentingan pendidikan, tujuan

pembelajaran sastra tentulah merupakan bagian dari tujuan

pendidikan keseluruhannya, karena proses belajar dan mengajarkan

sastra merupakan bagian dari proses pendidikan.

Selanjutnya pembelajaran apresiasi sastra novel bertujuan agar

para siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra novel

untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan

serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

Sejalan dengan pendapat di atas, dikemukakan pula dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) bahwa fungsi utama sastra

adalah sebagai penghalus budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan

kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyaluran

gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan kontruktif, baik

secara lisan maupun tertulis. Adapun pengajaran sastra ditujukan

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati,

menghayati, dan memahami karya sastra. Pengetahuan tentang

sastra hanyalah sebagai penunjang dalam mengapresiasi karya sastra

(13)

Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai upaya yang telah

dilakukan untuk meningkatkan dan menjawab tantangan atas

ketidakberhasilan pengajaran sastra tersebut. Diantaranya pelatihan

dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan dan peningkatan manajemen sekolah.

Pada hakekatnya tujuan pembelajaran sastra di Indonesia adalah

untuk mengembangkan keterampilan berbahasa serta menumbuhkan

apresiasi sastra.

Tentu dapat dimaklumi mengapa apresiasi sastra menjadi tujuan

utama yang harus dicapai dalam pengajaran sastra. Tercapainya

tujuan tersebut juga akan berpengaruh besar pada kehidupan sastra,

misalnya karya-karya sastra tidak dapat terpencil di masyarakatnya,

siswa dapat memetik hikmah dari karya sastra yang berupa nilai-nilai

kemanusiaan atau nilai moralnya, yang pada gilirannya dapat

mempertinggi derajat budi pekerti (Sayuti, 2003).

Sepintas memang pembelajaran sastra kurang bermanfaat bagi

anak didik, karena sastra tidak bersifat praktis seperti halnya “ Ilmu

Kedokteran, ekonomi, fisika, matematika dan sebagainya.” Namun

apabila kita analisis melalui pendekatan kontekstual ternyata

pengajaran sastra mampu memberikan sumbangan terhadap

tercapainya tujuan pendidikan.

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang

(14)

situasi dunia-dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna

bagi siswa proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk

kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan

dari guru ke siswa, strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada

hasil (Depdiknas, 2002 : 1).

Pendekatan kontekstual ini pun dapat diterapkan dalam

pembelajaran apresiasi novel. Dengan begitu siswa sadar bahwa yang

mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, serta menemukan

keteladanan lewat teks yang dibacanya. Untuk itu tidak ada salahnya

sekolah mencoba menerapkan pendekatan kontekstual, kinerja

kontekstual kemungkinan akan mengatasi situasi krisis pembelajaran

sastra yang selama ini sering sekedar ceramah dengan teori dan

judul-judul karya sastra beserta nama penulisnya dengan kata lain,

pendekatan kontekstual akan mengobati ”luka parah” sekitar

pembelajaran sastra di sekolah.

Mengacu kepada uraian di atas, penulis tertarik untuk

menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran satra

berupa novel. Novel tersebut diharapkan sesuai dengan minat baca

(15)

dibacanya, novel itu diharapkan dapat melengkapi bahan apresiasi

sastra di SMP.

Yang menjadi objek penelitian adalah novel remaja Indonesia

karya Nh.Dini. Alasan memilih novel Nh.Dini berdasarkan

pertimbangan terdapat dalam kurikulum 2004 SMP kurikulum berbasis

kompetensi ( KBK), buku paket siswa terbitan Depdiknas, serta sesuai

dengan aspek kebahasaan, kematangan jiwa, dan latar belakang

kebudayaan para siswa(Rahmanto, 1988: 27).

Selanjutnya Rahmanto menyebutkan bahwa aspek kebahasaan

dalam sastra ini tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang

dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang

dipakai pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan, dan

kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang (1988:27).

Kematangan jiwa sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat,

kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan

kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang

dihadapi.

Latar belakang budaya dalam karya satra meliputi hampir semua

faktor kehidupan manusia dilingkungannya, seperti: geografi, sejarah,

iklim. Cara berfikir, nilai-nilai masyarakat, nilai-nilai moral, etika dan

sebagainya (Nurgiantoro, 1988 : 31).

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini, penulis akan

(16)

novel. Penulis merasa tertarik dan perlu mengetahui secara pasti

tentang keberhasilan siswa dalam meningkatkan apresiasi novel

dengan pendekatan kontekstual sebagai landasan dalam pemilihan

bahan dan model pembelajaran kajian novel di sekolah menengah

pertama.

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah 1.2.1 Batasan Masalah

Membatasi masalah terhadap persoalan yang akan diteliti penting

artinya. Hal ini dapat membantu penulis supaya mudah menentukan

arah penelitian dan menempatkan segala sesuatu yang diperlukan

untuk merumuskan sesuatu yang diperlukan untuk merumuskan

persoalan, baik tenaga, waktu maupun biaya. Dalam penelitian ini

penulis membatasi permasalahan yaitu “ Penggunaan pendekatan

kontekstual bagi peningkatan hasil siswa dalam pembelajaran

apresiasi novel .” Novel dibatasi yaitu Pertemuan Dua Hati, Tirai

Menurun, dan Namaku Hiroko karya Nh.Dini Ketiga novel tersebut

digunakan untuk tiga siklus pembelajaran.

1.2.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada masalah sebagai berikut

1. Apakah penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

(17)

2. Apakah pendekatan kontekstual efektif digunakan dalam

pembelajaran apresiasi novel?

3. Apa respon siswa dan guru terhadap penerapan pendekatan

kontekstual?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas

maka tujuan umum dari penelitian adalah ingin mengetahui

kemampuan siswa dalam mengapresiasi novel melalui pendekatan

kontekstual. Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian itu

untuk mendeskripsikan :

1. Peningkatan hasil siswa dalam pembelajaran apresiasi novel

dengan pendekatan kontekstual.

2. Keefektifan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran

apresiasi novel.

3. Respon siswa dan guru terhadap penerapan pendekatan

kontekstual.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berdampak positif terhadap

(18)

Secara khusus manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1) Dapat memberikan alternatif bahan ajar dalam pembelajaran

apresiasi novel.

2) Pendekatan kontekstual dapat dijadikan salah satu alternatif

dalam pembelajaran apresiasi novel.

3) Dapat menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan

pembelajaran apresiasi novel.

1.5 Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang

kebenarannya dapat diterima oleh peneliti (Surakhmad, 1980 : 40).

Pelaksanaan penelitian ini bertolak dan anggapan dasar sebagai

berikut.

1. Pengajaran sastra dalam hal ini novel merupakan bagian dari

pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang harus dilaksanakan

atau diajarkan secara sungguh-sungguh.

2. Fungsi utama sastra adalah sebagai penghalus budi, peningkatan

rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi

budaya dan penyaluran gagasan, imajinasi dan ekspresi secara

kreatif dan konstruktif baik secara lisan maupun tertulis.

3. Pengajaran sastra ditujukan untuk meningkatkan hasil siswa dalam

(19)

4. Novel karya Nh. Dini dapat dijadikan model pembelajaran apresiasi

sastra di SMP.

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman, maka dalam penelitian ini

penulis menggunakan istilah-istilah sebagai berikut :

1. Penggunaan adalah suatu cara, proses perbuatan menggunakan.

2. Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuan komponen utama

pembelajaran efektif, yakni: kontruktivisme (contructivism),

bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection)

dan penelitian sebenarnya (authentic assessment).

3. Peningkatan adalah kegiatan atau usaha siswa dalam

pembelajaran apresiasi novel lebih baik dari sebelumnya.

4. Hasil adalah perolehan yang dicapai atau dikerjakan dalam

penguasaan pengetahuan atau keterampilan.

5. Pembelajaran adalah proses atau cara yang dilakukan dalam

(20)

6. Apresiasi adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan

sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,

penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan

yang baik terhadap sastra.

7. Novel adalah jenis karangan yang berbentuk prosa fiktif dengan

panjang tertentu, menceritakan kehidupan manusia sehari-hari

beserta watak dan lingkungan tempat tinggalnya disajikan dengan

serangkaian peristiwa yang saling menjalin sampai pada

(21)

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Reseach) atau PTK dengan alasan bahwa penelitian

ini menyoal masalah praktek pembelajaran di kelas (Suyanto, 1997 : 4)

permasalahan pembelajaran menyangkut perbaikan, peningkatan, dan

pengelolaan kelas secara terbuka dan diberlakukan secara kolaboratif

dibicarakan oleh penulis dan praktisi di sekolah.

Peneliti dan subjek yang diteliti dalam PTK bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau

meningkatkan praktek pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas

merupakan bentuk kajian yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi

praktek-praktek pembagian di kelas secara lebih profesional (Kemmis

dalam Hopkins, 1993 : 44, Suyanto, 1997 : 4).

Selanjutnya Zuriah (2003:54), berpendapat bahwa berdasarkan

pendapat para ahli di atas menyimpulkan bahwa penelitian tindakan

menekankan kepada kegiatan (tindakan) dengan mengujicoba suatu ide

ke dalam praktik atau situasi nyata dalam skala mikro, yang diharapkan

kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas

(22)

Dari pernyataan di atas, dapat dijelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk kegiatan yang dilakukannya

itu menyangkut praktik pembelajaran sosial dan praktik pemahaman

serta memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah

dilakukan.

Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup

analisis, sintesis dan observasi terhadap hasil pengamatan dalam

proses serta hasil tindakan, biasanya muncul permasalahan atau

pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada

gilirannya perlu dilakukan perencanaan tindakan ulang dan pengamatan

ulang serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Demikian tahap-tahap

kegiatan PTK ini terus diulang sampai seluruh permasalahan yang

ditemukan dapat dipecahkan.

Tujuan utama penelitian tindakan kelas yaitu perbaikan praktik

pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru (Suyanto, 1997:7).

Oleh karena itu fokus penelitian tindakan di kelas berupa tindakan

alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan persoalan

pembelajaran di kelas.

PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur

(siklus) yang terdiri dari tiga tahap yaitu : perencanaan, tindakan disertai

observasi, dan refleksi. Setelah praktik pembelajaran dikelas maka

kegiatan selanjutnya berdasarkan hasil observasi didiskusikan baik

(23)

ditindaklanjuti pada pratik pembelajaran berikutnya. Ketiga tahap di atas

dipantau kembali untuk mendapat revisi pada siklus selanjutnya.

Adapun prosedur pelaksanan penelitian, penulis menggunakan

model penelitian tindakan kelas berdasarkan model penelitian tindakan

Elliots atau Elli’s action research model (dalam Hopkins, 1985:36-37)

yang dilukiskan dalam bentuk bagan seperti dibawah ini.

Perencanaan Pembelajaran Siklus 1

Fokus : Pemiliahan Bahan

Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 Fokus : Proses Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran Siklus 3

Fokus : Proses Pembelajaran

Bagan 3.1. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

ORIENTASI DAN IDENTITIFIKASI MASALAH 1. Keadaan SMP, Guru dan siswa kelas 2. 2. Pelaksanaan pengajaran

3. Kemampuan menganalisi novel 4. Penetapan perioritas masalah

PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN 1. Urgensi, prosedur, topik dan waktu PTK 2. Hakikat dan tujuan pengajaran apresiasi

sastra novel.

3. Proses penggunaan kontekstual 4. Peragaan PTK

5. Rencana penelitian tindakan kelas

TES AWAL

Analisis dan Refleksi Pembelajaran Siklus 1 Analisis dan Refleksi Pembelajaran

Siklus 2 Analisis dan Refleksi Pembelajaran

Siklus 3

(24)

3.2 Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 5 Cimahi Kota Cimahi.

Penelitian dan penentuan subjek penelitian dilakukan atas dasar

“Sampling bertujuan” (purposive sampling). Kelas yang dijadikan subjek

penelitian adalah kelas VIII A tahun pelajaran 2008-2009 yang berjumlah

45 orang siswa dengan rincian 21 orang perempuan dan 24 orang

laki-laki. Kelas VIII di SMP N 5 Cimahi terdiri atas sembilan kelas dengan

jumlah siswa 356 orang. Pengklasifikasian kelas di SMP N 5 Cimahi

menggunakan kriteria yang menunjukkan perlakuan seimbang baik

prestasi, jumlah siswa maupun keadaan siswa karena di kelas ini tidak

ada kelas unggulan.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam kegiatan penelitian adalah

orientasi dan identifikasi masalah, perencanaan tindakan penelitian, dan

pelaksanaan tindakan penelitian, yang meliputi empat tahap, yaitu

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan

pencatat pembelajaran, analisis dan refleksi pembelajaran

3.3.1 Orientasi dan Identifikasi masalah

Tahap orientasi dan identifikasi masalah merupakan langkah awal

dalam kegiatan penelitian. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini

adalah melakukan observasi di SMP N 5 Cimahi dengan teknis

(25)

3.3.2 Perencanaan Tindakan Penelitian

Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil

orientasi dan identifikasi masalah pengajaran apresiasi novel di kelas

VIII A.

a. Membicarakan rencana penelitian tindakan kelas sebagai upaya

peningkatkan efektivitas pembelajaran apresiasi novel.

b. Membicarakan tujuan pembelajaran apresiasi novel di SMP.

c. Memperkenalkan pengajaran apresiasi novel menggunakan

pendekatan kontekstual.

d. Mengefektifkan pembelajaran apresiasi novel di SMP.

e. Melakukan tes awal untuk melihat kemampuan siswa dalam

mengapresiasikan novel.

f. Menyusun rencana penelitian tindakan kelas yang terbagi dalam tiga

siklus, yaitu siklus1 menyangkut pemilihan bahan pengajaran

apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual, siklus 2, mengenai

proses pengajaran apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual,

siklus 3, menyangkut evaluasi dan hasil pembelajaran apresiasi

novel dengan pendekatan kontekstual.

3.3.3 Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan

perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan yaitu: siklus 1,

(26)

fokusnya adalah proses pengajaran apresiasi novel dengan pendekatan

kontekstual, dan siklus 3, fokusnya adalah mengenai evaluasi dan hasil

pengajaran apresiasi novel. Setiap tindakan pembelajaran

masing-masing siklus dilakukan dalam empat tahap kegiatan, yang terdiri dari

kegiatan: perencanaan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, observasi dan pencatatan pelaksanaan pembelajaran,

dan analisis serta refleksi pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi

pembelajaran pada setiap tindakan pembelajaran, dijadikan

rekomendasi untuk perencanaan tindakan pembelajaran berikutnya

sampai akhirnya menetapkan rekomendasi hasil tindakan penelitian

semua siklus penelitian.

3.4 Teknik Penelitian

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian kualitatif bahwa dalam

mengumpulkan data ada empat teknik yang dapat digunakan yakni (1)

pengamatan (2) wawancara (3) catatan lapangan, dan (4) penggunaan

dokumen (Moleong, 1994:111), penggunaan keempat teknik

pengumpulan data tersebut menurut Moleong digunakan secara

profesional. Adapun instrumen yang digunakan selain penulis sebagai

instrumen utama juga digunakan lapangan, catatan lapangan, lembar

(27)

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan (Leofland dalam Moleong,

1994) oleh karena teknik observasi dan wawancara merupakan teknik

yang digunakan paling banyak dalam penelitian ini. Observasi digunakan

untuk mendeskrifsikan proses dan aktivitas pembelajaran novel dengan

pendekatan kontekstual secara bersama dengan praktisi. Teknik

wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang pengalaman,

kesulitan belajar dalam mengapresiasi novel. Catatan lapangan

digunakan untuk mencatat refleksi peneliti, pendapat, gagasan, yang

berkaitan dengan data yang di catat pada waktu observasi proses

pembelajaran.

Teknik penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini

diantaranya teknik analisis dengan alasan bahwa teknik ini merupakan

teknik untuk mengungkapkan unsur-unsur instrinstik novel. Selain teknik

ini penulis juga menggunakan teknik-teknik yang merupakan rangkaian

proses berupa langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan rencana

dan sistematika untuk mendapatkan data dalam memecahkan masalah.

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penelitian ini

adalah :

1. Merumuskan masalah dengan mempertimbangkan kemampuan

pribadi, manfaat tujuan, dan kegunaan hasil penelitian ini ;

2. Mengkaji berbagai literatur ;

(28)

4. Mendeskripsikan teori-teori yang relevan ;

5. Mengadakan proses pembelajaran kepada siswa kelas VIII A SMP N

5 Cimahi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam

mengapresiasi sastra novel selama dua bulan sebanyak tiga siklus ;

6. Menganalisis data ;

7. Membuat tabulasi hasil penelitian ;

8. Menafsirkan hasil penelitian ; dan

9. Menarik simpulan dan memberikan rekomendasi sesuai hasil

analisis.

3.4.2 Teknik Pengolahan Data

Menurut Madya (1994:33) analisis data penelitian tindakan melalui

refleksi setiap siklus penelitian. Refleksi dalam penelitian tindakan

mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan, sesuai dengan

catatan observasi, dan kendala nyata dalam tindakan (Madya, 1994:3).

Data dianalisis melalui pengorganisasian, mengatur urutan data kedalam

suatu pola , kategori dan satuan uraian dasar (Passon dalam Moleong,

1994). Kegiatan analisis data dilakukan selama dan setelah pengambilan

data. Data yang akan dianalisis yaitu aktivitas siswa ketika proses belajar,

mengerjakan LKS dan hasil evaluasi.

Agar pertanyaan penelitian dapat terjawab. Maka penulis

menggunakan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :

(29)

Dari catatan lapangan data diperoleh melalui proses diskusi

kelompok dan diskusi kelas siswa berdiskusi dengan mengeluarkan

pendapatnya secara bebas dan terbuka berkenaan dengan

nilai-nilai moral dalam novel.

2. Data yang diperoleh melalui jawaban evaluasi.

Data yang diperoleh melalui gambaran dalam jawaban siswa

dalam menjawab soal evaluasi. Data jawaban evaluasi akan

ditabulasikan dan dianalisis. Mengenai unsur-unsur intrinstik novel

berdasarkan pendapat Rusyana (1979), tentang cara

penganalisisan karya sastra novel yaitu menyangkut ikhtisar novel,

alur, penokohan, latar, tema dan nilai moral.

Penilaian yang diberikan kepada siswa jawaban mengenai hasil

evaluasi menggunakan standar mutlak 100%. Standar ini dikelompokan

kedalam lima kategori yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan kurang

sekali.

Pengelompokan kategori di atas mengacu pendapat Arikunto

(1992 : 249) sebagai berikut :

1. Pemahaman unsur intrinstik 80 % - 100 % baik sekali.

2. Pemahaman unsur intrinstik 66 % - 79 % baik.

3. Pemahaman unsur intrinstik 56 % - 65 % cukup.

4. Pemahaman unsur intrinstik 40 % - 55 % kurang.

(30)

3.4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan

sejumlah data sebagai berikut.

3.4.3.1 Instrumen Persiapan Pembelajaran

Instrumen penelitian yang digunakan dalam persiapan

pembelajaran adalah instrumen penyusunan silabus untuk pembelajaran

apresiasi novel. Instrumen penyusunan rencana pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual. Untuk lebih jelas penulis kemukakan sebagai

berikut :

1. Menentukan topik pembelajaran

2. Menentukan aplikasi waktu

3. Merumuskan tujuan pembelajaran

4. Menentukan dan menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan

5. Menyusun silabus.

3.4.3.2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen yang akan digunakan dalam mengamati pelaksanaan

proses pembelajaran yaitu, lembar tes, dan angket, lembar observasi, dan

angket digunakan penulis untuk mendapatkan data yang dijadikan bahan

(31)

3.4.3.3 Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran

Instrumen penilaian hasil pembelajaran berupa tes kemampuan

apresiasi siswa yang diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan

penelitian tindakan yakni pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3.

3.4.3.4 Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam mengamati pelaksanaan proses

pembelajaran yaitu lembar observasi, lembar tes, wawancara dan angket.

Lembar observasi dan wawancara digunakan penulis untuk mendapatkan

data yang dijadikan bahan informasi tentang kualitas pembelajaran.

Lembar tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan siswa

mengapresiasi novel. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran

apresiasi novel.

3.4.3.5 Instrumen Pedoman Penilaian

Instrumen pedoman penilaian digunakan untuk memeriksa hasil

pekerjaan siswa berupa lembar tes. Instrumen penilaian meliputi,

penemuan tema, memahami peristiwa, mengungkapkan tokoh dan

perwatakannya, menentukan sudut pandang, menemukan latar,

(32)

Tabel 3.1

Pedoman Penilaian Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Apresiasi Novel

( Siklus, I, II dan III )

NO Aspek Kemampuan Yang dinilai

Bobot

a. Ikhtisar sangat sesuai dengan alur cerita

b. Ikhtisar sesuai dengan alur cerita

c. Ikhtisar cukup sesuai dengan alur cerita

d. Ikhtisar kurang sesuai dengan alur cerita

e. Ikhtisar tidak sesuai dengan alur cerita

Analisis alur cerita

a. Pemaparan cerita sangat baik sesuai dengan

isi novel

b. Pemaparan cerita baik sesuai dengan isi novel

(33)

3

c. Tema cukup sesuai dengan yang disampaikan

oleh pengarangnya

d. Tema kurang dengan yang disampaikan oleh

pengarangnya

e. Tema tidak sesuai dengan yang disampaikan

oleh pengarangnya

Analisis penokohan

a. Penentuan tokoh dan karakter sangat tepat

b. Penentuan tokoh dan karakter tepat

c. Penentuan tokoh dan karakter cukup tepat

d. Penentuan tokoh dan karakter kurang tepat

e. Penentuan tokoh dan karakter tidak tepat

(34)

6

b. Penentuan latar tepat dan lengkap

c. Penentuan latar cukup tepat dan lengkap

d. Penentuan latar kurang tepat dan lengkap

e. Penentuan latar tidak tepat dan tidak lengkap

Analisis amanat

sesuai dengan isi novel

d. Penentuan amanat kurang tepat dan kurang

sesuai dengan isi novel

e. Penentuan amanat tidak tepat dan tidak

sesuai dengan isi novel

(35)

8 Analisis nilai moral

a. Penemuan nilai moral sangat tepat dan sesuai

dengan isi novel.

b. Penemuan nilai moral tepat dan sesuai

dengan isi novel.

c. Penemuan nilai moral cukup tepat dan cukup

sesuai dengan isi novel.

d. Penemuan nilai moral kurang tepat dan kurang

sesuai dengan isi novel.

e. Penemuan nilai moral tidak tepat dan tidak

sesuai dengan isi novel

5

5

4

3

2

1

Jumlah bobot nilai 40

Nilai siswa = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal

3.4.3.6 Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran

Instrumen penilaian hasil pembelajaran berupa soal tes

kemampuan apresiasi novel yang diberikan sebelum dan sesudah

pelaksanaan tindakan kelas. Adapun kisi–kisi soal yang dimaksud

(36)

Tabel 3.2

(37)

g. Amanat

h. Nilai moral

Siswa

menemukan

amanat dalam

novel

Siswa

menemukan nilai

moral dalam

cerita, disertai

bukti kutipan

7

8

Essay

Essay

5

(38)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Data yang disajikan pada bagian ini berupa pelaksanaan

pembelajaran apresiasi novel para siswa yang diperoleh dari data hasil

jawaban evaluasi. Pembelajaran berlangsung tiga siklus pembelajaran.

Pada setiap siklusnya dilakukan tes awal setelah mendapat perlakuan

pembelaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir.

5.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir

Sebelum proses pembelajaran siklus I, II ,dan III terlebih dahulu

penulis memberikan tugas membaca novel kepada para siswa seminggu

sebelum pelaksanaan pembelajaran. Siklus I novel Pertemuan Dua Hati,

siklus II Tirai Menurun, dan siklus III Namaku Hiroko, ketiga novel tersebut

karya Nh.Dini. Minggu berikutnya sebelum menerapkan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran apresiasi novel penulis melakukan tes

awal untuk mengetahui keberhasilan siswa dan tes awal ini dilakukan

setiap siklus.

Berdasarkan hasil tes awal dapat dilihat kekurangan-kekurangan

dalam mengapresiasi setiap unsurnya. Kekurangan-kekurangan tersebut

diharapkan dapat diperbaiki para siswa melalui pembelajaran dengan

(39)

Peningkatan hasil apresiasi novel para siswa mulai terlihat setelah

penulis memberi perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual.

Proses pembelajaran apresiasi novel para siswa menunjukkan

adanya peningkatan setiap siklusnya meskipun peningkatan itu relatif

rendah.

Kemampuan para siswa dalam mengapresiasi melalui tes awal

dan setelah medapatkan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual dan hasil tes akhir setiap siklus pembelajaran penulis

deskripsikan berikut ini

5.1.1 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus I

Tabel 5.1

Hasil Proses Pembelajaran Siklus I

pandang Latar Amanat

(40)

Berdasarkan tabel di atas kemampuan siswa dalam

mengapresiasi novel, maka hasil tes awal dan tes akhir siswa siklus I

dapat dideskripsikan sebagai berikui ini.

Kemampuan siswa menyusun ikhtisar cerita pada tes awal adalah

skor rata-rata 3,00 atau 60% dengan kategori cukup. Setelah mendapat

perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diberikan tes

akhir hasil skor rata-rata 3,42 atau 68,4% kategori baik.

Kemampuan siswa menguraikan alur cerita pada tes awal siklus I

skor rata-rata 2,91 atau 58,2% kategori hasil pembelajaran kurang.

Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual skor rata-rata sebesar 3.38 atau 67,6% kategori hasil

pembelajaran baik.

Kemampuan siswa dalam menemukan unsur tema dalam cerita

pada tes awal skor rata-rata 3,97 atau 79,4% kategori hasil pembelajaran

baik. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual diberikan tes akhir dengan skor rata-rata 4,04 atau 80,8%

kategori hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa dalam menentukan unsur penokohan pada tes

awal skor rata-rata 4,31 atau 86,2% kategori hasil pembelajaran baik

sekali. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual Hasil tes akhir adalah 4,00 atau 80% kategori hasil

(41)

penurunan skor, hal ini disebabkan oleh beberapa orang siswa yang

kurang memperhatikan pertanyaan.

Kemampuan siswa menemukan unsur sudut pandang pengarang

hasil tes awal dengan skor rata-rata 4,06 atau 81,2% kategori hasil

pembelajaran baik. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual hasil tes akhir meningkat yaitu skor rata-rata 4,44

atau 88,9% kategori hasil pembelajaran baik sekali.

Kemampuan siswa menemukan unsur latar cerita hasil tes awal

skor rata-rata 3,50 atau 70% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah

mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual hasil

tes akhir siswa mengalami peningkatan skor rata-rata yaitu 4,13 atau

82,6% kategori hasil pembelajaran baik sekali.

Kemampuan menemukan unsur amanat dalam cerita pada tes

awal rata-rata skor 2,46 atau 49,2% dengan kategori hasil pembelajaran

kurang.

Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual dillakukan tes akhir skor rata-rata 3,69 atau 73,8% dengan

kategori hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa menemukan unsur nilai moral dalam cerita pada

tes awal siswa mendapat skor rata-rata 1,97 atau 39,4% dengan kategori

kurang. Setelah mendapat perlakuan dengan pendekatan kontekstual

(42)

awal yaitu 3,09 atau 61,8% selisih skor 1,12 dengan kategori hasil

pembelajaran cukup.

Berdasarkan deskrifsi data di atas secara keseluruhan hasil siswa

pada proses pembelajaran siklus I mengalami peningkatan hasil

pembelajaran pada tes awal nilai rata-rata 6,67 atau 66,7% dan tes akhir

nilai rata-rata 7,48 atau 74,8%, kategori hasil pembelajran secara

keseluruhan siklus I baik.

5.1.2 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus II Tabel 5.2

Hasil Proses Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan tabel di atas kemampuan siswa dalam mengapresiasi

novel, maka hasil tes awal dan tes akhir siswa siklus II adalah seperti di

bawah ini.

Kemampuan siswa menyusun ikhtisar cerita pada tes awal adalah

(43)

mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

dilakukan tes akhir skor rata-rata meningkat menjadi 4,13 atau 82,6%

kategori baik sekali.

Kemampuan siswa merumuskan unsur alur cerita sebelum

mendapatkan perlakuan skor rata-rata siswa adalah 3,66 atau 73,2%

kategori hasil pembelajaran baik. Setelah mendapat perlakuan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir dengan

skor rata-rata 3,80 atau 76% kategori hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa menemukan unsur tema cerita pada tes awal

skor rata-rata 3,48 atau 69,6% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah

mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual,

pembelajaran diakhiri tes skor rata-rata 4,09 atau 81,8% kategori hasil

pembelajaran baik.

Kemampuan siswa menentukan unsur penokohan cerita pada tes

awal skor rata-rata 3,55 atau 71% kategori hasil pembelajaran baik.

Setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual pembelajaran dilakukan tes akhir skor rata-rata 4,07 atau

81,4% kategori hasil pembelajaran baik sekali.

Kemampuan siswa menentukan unsur sudut pandang cerita pada

tes awal skor rata-rata 4,35 atau 87% kategori hasil pembelajaran baik

sekali. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual dilakukan tes akhir dengan skor rata-rata 4,96 atau 99,2%

(44)

Kemampuan siswa menemukan unsur amanat cerita pada tes awal

skor rata-rata 3,17 atau 63,4% kategori hasil pembelajaran cukup. Setelah

mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual hasil

tes akhir skor rata-rata 3,53 atau 70,6% kategori hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa dalam menemukan unsur nilai moral dalam

cerita pada tes awal skor rata-rata 2,48 atau 49,6% kategori hasil

pembelajaran kurang. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir skor rata-rata 3,38 atau 67,6%

kategori hasil pembelajaran baik.

Berdasarkan deskripsi data di atas dapat disimpulkan bahwa

secara keseluruhan hasil siswa pada proses pembelajaran siklus II

mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus I rata-rata nilai tes awal

mencapai 6,67 sedangkan pada siklus II nilai rata-rata tes awal 6,93. Hal

ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 0,26. Nilai tes

akhir pada siklus I mencapai nilai rata-rata 7,48 sedangkan pada siklus II

nilai tes akhir mencapai nilai rata-rata 7,90. Menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar sebesar 0,42.Peningkatan hasil pembelajaran

yang diperoleh dari siklus pertama adanya beberapa faktor diantaranya

tujuan pembelajaran dikemukakan secara jelas, kegiatan belajar mengajar

yang lebih interaktif dibanding siklus I, serta penyajian bahan ajar yang

telah menggambarkan komponen-komponen pembelajaran pendekatan

(45)

5.1.3 Analisis Hasil Penelitian Tes Awal dan Tes Akhir Siklus III

Berdasarkan tabel di atas, kemampuan siswa dalam pembelajaran

apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual siklus III dapat

dideskripsikan seperti berikut ini.

Kemampuan siswa menyusun ikhtisar cerita pada tes awal

mendapat skor rata-rata 3,89 atau 77,8% kategori hasil pembelajran baik.

Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual hasil siswa menemukan ikhtisar cerita mengalami

peningkatan yaitu 4,11 atau 82,2% kategori hasil pembelajaran baik

sekali.

Kemampuan siswa merumuskan unsur alur cerita skor rata-rata

adalh 3,76 atau75,2% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah

(46)

siswa mengalami peningkatan meskipun hanya sedikit yaitu 3,96 atau

79,2% kategori hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa menemukan unsur tema cerita mendapt skor

lebih baik lagi dari pembelajaran sebelumnya yaitu skor rata-rata 4,33 atau

86,6% kategori hasil pembelajaran baik sekali. Setelah mendapat

perlakuan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes

akhir hasilnya lebih baik lagi dan peningkatan hasil pembelajaran yaitu

skor rata-rata 4,53 atau 90,6% kategori hasil pembelajaran baik sekali.

Kemampuan siswa dalam menentukan unsur penokohan cerita

hasil tes awal mendapat bskor rata-rata 4,31 atau 86,2% kategori hasil

pembelajaran baik sekali. Setelah mendapatkan perlakuan dengan

pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir dengan skor rata-rata 4,47

atau 89,4% kategori hasil pembelajaran baik sekali.

Kemampuan siswa menemukan unsur sudut pandang cerita pada

tes awal mendapat skor rata-rata 4,84 atau 96,8% kategori hasil

pembelajaran baik sekali. Setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir dengan skor rata-rata

mengalami peningkatan yaitu skor rata-rata 4,96 atau 99,2% kategori

hasil pembelajaran sangat baik sekali.

Kemampuan siswa dalam menentukan unsur latar pada tes awal

mendapat skor rata-rata 4,16 atau 83,2% kategori hasil pembelajaran baik

(47)

siswa menjawab tes akhir dengan skor rata-rata 4,40 atau 88% kategori

hasil pembelajaran baik sekali.

Kemampuan siswa menemukan unsur amanat pada tes awal

mendapat skor rata-rata 3,53 atau 70,6% kategori hasil pembelajaran

baik. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual siswa menjawab tes akhir dengan skor rata-rata 3,80 atau

76% kategori hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa menemukan unsur nilai moral pada tes awal

mendapat skor rata-rata masih rendah yaitu skor rata-rata 3,00 atau 60%

kategori hasil pembelajaran cukup. Setelah mendapat perlakuan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dilakukan tes akhir

mendapat skor rata-rata 3,44 atau 68,8%.Peningkatan hasil relatif rendah.

Hal ini disebabkan novel yang dianggap alur yang cukup rumit. Kategori

hasil pembelajaran cukup.

Berdasarkan deskrifsi data di atas dapat disimpulkan bahwa

secara keseluruhan hasil siswa dalam proses pembelajaran siklus III

mengalami peningkatan dari siklus II, peningkatan itu cukup besar. Pada

siklus II rata-rata nilai tes awal mencapai 6,93 atau 69,3% kategori hasil

pembelajaran cukup, sedangkan pada siklus III mencapai 8,03 atau 80,3%

kategori hasil pembelajaran baik sekali. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar sebesar 1,1. Setelah siswa mendapat perlakuan

dengan pendekatan kontekstual hasil belajar siswa lebih meningkat lagi.

(48)

cara mengapresiasi novel, metode yang digunakan guru sangat efektif,

cenderung siswa lebih aktif dan kreatif bertanya, berdiskusi, dan

merefleksikan pembelajaran serta dalam menjawab soal tes siswa lebih

memahami, dapat dibuktikan dengan hasil tes akhir siklus III mengalami

peningkatan dibanding dengan siklus II yaitu siklus II nilai rata-rata 7,90

atau 79,0% kategori hasil pembelajaran baik sedangkan hasil tes akhir

siklus III nilai rata-rata 8,47 atau 84,7% kategori hasil pembelajaran baik

sekali. Selisih peningkatan hasil pembelajaran yaitu 0,57.

5.2 Perkembangan Pembelajaran Apresiasi Novel Siswa

Perkembangan pembelajaran apresiasi novel siswa selama

mengikuti pembelajaran dapat dilihat berdasarkan data hasil kemampuan

mengapresiasi novel pada tes awal dan tes akhir siklus I, II, dan siklus III.

(49)

Tabel 5.4

Rekapitulasi Hasil Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Apresiasi Novel

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan hasil pembelajaran

menunjukkan peningkatan pada setiap siklus pembelajaran. Hal ini dapat

kita lihat pada rata-rata nilai yang diperoleh para siswa. Berikut deskrifsi

(50)

Secara umum kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik

novel pada tes awal siklus I rata-rata nilai 6,67 atau 66,7% kategori hasil

pembelajaran cukup. Setelah mendapat perlakuan pembelajaran dengan

pendekatan kontekstual siswa menjawab tes akhir dan hasilnya

mengalami peningkatan yaitu rata-rata nilai 7,48 atau 74,8%. Pemahaman

unsur intrinsik novel pada siklus I telah dipahami siswa dengan kategori

hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik novel pada tes

awal siklus II rata-rata nilai 6,93 atau 69,3%. Hasil tes awal telah

mengalami peningkatan dari tes awal siklus I dan kategori hasil

pembelajaran cukup.Setelah mendapat perlakuan dengan pendekatan

kontekstual siswa menjawab tes akhir dengan rata-rata nilai mengalami

peningkatan dari tes akhir siklus I maupun tes awal siklus II yaitu nilai

rata-rata 7,90 atau 79,0%. Pemahaman unsur intrinsik novel pada siklus II

telah dipahami siswa dengan kategori hasil pembelajaran baik.

Kemampuan siswa mengapresiasi unsur intrinsik novel pada tes

awal siklus III telah dipahami siswa, hal ini dibuktikan dengan hasil tes

awal siswa lebih meningkat dari siklus II yaitu nilai rata-rata 8,03 atau

80,% kategori hasil pembelajaran baik. Setelah mendapat perlakuan

dengan pendekatan kontekstual siswa menjawab tes akhir, hasil

pembelajaran mengalami peningkatan dari tes akhir siklus II maupun tes

(51)

intrinsik novel pada siklus III telah dipahami siswa dengan kategori hasil

pembelajaran baik sekali.

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data di atas selanjutnya

penulis melakukan pembahasan hasil penelitian dengan tujuan agar

diperoleh kesatuan pemahaman yang utuh dan adanya keterkaitan antara

satu temuan dengan temuan yang lain sesuai dengan pokok

permasalahan yang diteliti. Pembahasan hasil penelitian yang disajikan

pada bagian ini terfokus pada topik penelitian yaitu tentang pengguanaan

pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil siswa dalam

pembelajaran apresiasi novel di SMP.

5.3.1 Persiapan Proses Pembelajaran 5.3.1.1 Pemilihan Bahan Ajar

Bahan novel yang dipilih atau disajikan kepada siswa adalah novel

karya Nh. Dini. Hasil analisis unsur intrinsik terhadap novel-novel tersebut

menunjukan bahwa novel itu layak disajikan siswa SMP.

Ketiga bahan bacaan novel terpilih telah menarik perhatian dan

minat baca siswa sesuai dengan kemampuannya. Pada novel berjudul

Pertemuan Dua Hati, siswa tertarik karena bacaan novel itu menceritakan

tentang tanggung jawab seorang guru menghadapi seorang siswa yang

(52)

sedang sakit. Siswa telah memberikan reaksi emosionalnya terhadap

bacaan itu yaitu mereka menyenangi bacaan itu serta menilai karakter

tokoh yang patut ditiru dan tokoh yang tidak patut ditirunya.

Pada novel Tirai Menurun sebagian siswa menyenangi cerita itu

tetapi ada juga yang tidak menyenanginya dengan alasan buku novel

tersebut terlalu tebal dan sulit menemukan alur ceritanya, tetapi melalui

penggunaan pendekatan kontekstual yang akhirnya siswa dapat

menyenangi pula dan memberikan reaksi emosionalnya terhadap bacaan

itu dan terhadap jalannya cerita. Dapat menilai karakter tokoh serta

nilai-nilai moral yang patut ditiru.

Pada novel Namaku Hiroko, siswa juga menyenangi cerita karena

penggunaan tokoh ceritanya adalah nama-nama keluarga Jepang. Serta

mereka dapat menilai prilaku dari tokoh Hiroko sebagai tokoh yang

memiliki sifat berlawanan dan mengandung nilai moral bagi siswa,

mereka memberikan reaksi emosionalnya bahwa dari tokoh Hiroko ada

yang tidak patut ditiru.

Ketiga novel terpilih telah sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan siswa. Bahan novel pada dasarnya dapat dipahami siswa

melalui apresiasi keseluruhan unsur. Demikian pula nilai-nilai yang

terkandung dalam ketiga novel tersebut dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan budi pekerti dan moral siswa.

Adapun dalam penyedian dan penggunaan bahan novel pada

(53)

sejumlah siswa kelas VIII A SMP Negri 5 Cimahi. Kemudian dibagikan

kepada masing-masing siswa untuk dibaca dan diapresiasi. Dengan

demikian telah memudahkan kegiatan siswa dalam membaca maupun

mengapresiasikan.

5.3.1.2 Persiapan Mengajar

Persiapan mengajar yang penulis rancang untuk menggunakan

pendekatan kontekstual ini merujuk kepada kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) program pengajaran kurikulum 2004 yang diaplikasikan

ke dalam bentuk rencana pembelajaran. Bentuk pembelajaran yang

penulis persiapkan untuk siklus I, siklus II, dan siklus III. Ketiga rencana

pembelajaran pada dasarnya sama, baik yang berkaitan dengan

kompetensi dasar, indikator, skenario pembelajaran, media pembelajaran,

maupun penilain, yang mengalami perubahan pembelajaran hanyalah

buku novelnya saja. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah bagi penulis

untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari satu siklus ke siklus lainya.

Adapun maksud dibedakannya buku novel yang dijadikan sebagai bahan

pembelajaran pada siklus I, II, III, adalah untuk menghindari kejenuhan

dari kevariasian siswa dalam mengapresiasi novel.

5.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan tindakan kelas penggunaan pendekatan kontekstual

(54)

dan siklus III dengan rentang waktu satu minggu untuk setiap

pelaksanaan. Rentang waktu itu untuk memberi kesempatan kepada

siswa membaca novel di rumah, kesesuaian jadwal pelajaran, dan untuk

menghindari kejenuhan peserta didik. Adapun kegiatan yang penulis

tempuh pada pelaksanaan siklus pembelajaaran secara garis besar

meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Hasil pengamatan atau temuan pada siklus I siswa tampak

antusias melakukan diskusi, mengemukakan pertanyaan, sehingga

interaksi belajar mengajar yang optimal. Begitu pula pengamatan pada

siklus II dan siklus III interaksi belajar mengajar dapat terlaksana dengan

baik. Sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Secara umum hasil pembelajaran yang diperoleh melalui tes baik

tes awal maupun tes akhir pada setiap siklus pembelajaran mengalami

peningkatan. Pada siklus I diperoleh nilai tes awal 6,67 atau 66,7%, pada

siklus II diperoleh nilai rata-rata 6,93 atau 69,3%,pada siklus III diperoleh

nilai rata-rata 8,03 atau 80,3%. Ini berarti ada peningkatan sekitar

0,26,pada siklus II, dan 1,37 pada siklus III. Begitu pula nilai teas akhir,

pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 7,48 atau 74,8%,pada siklus II

diperoleh nilai rata-rata 7,90 atau 79,0%, pada siklus III diperoleh nilai

rata-rata 8,47 atau 84,7%. Ini berarti terdapat peningkatan hasil

pembelajaran pada setiap siklus yakni pada siklus II mendapat kenaikan

dari siklus I sekitar 0,42 dan pada siklus III mendapat peningkatan hasil

(55)

Dengan melihat data angka-angka hasil mengapresiasi dan

respon siswa selama pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran telah meningkatkan hasil siswa dalam

mengapresiasi novel. Penulis yakin jika proses pembelajaran terus

dilakukan sampai siklus tertentu mengapresiasi sastra siswa akan lebih

meningkat lagi.

Dengan melihat respons siswa saat pembelajaran berlangsung

dan melihat data hasil mengapresiasi dalam setiap siklus, dapat

disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual efektif digunakan dalam

meningkatkan hasil siswa dalam pembelajaran apresiasi novel siswa

SMP.

Berdasarkan deskrifsi data selama pelaksanaan proses belajar

mengajar berlangsung setiap siklus yang diawali tes dan diakhiri tes,

hasilnya menunjukkan bahwa respons siswa maupun guru terhadap

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat disimpulkan bahwa

siswa dan guru dapat merespon pembelajaran apresiasi novel dengan

baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran tradisional.

5.3.3 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran meliputi faktor

(56)

5.3.3.1 Faktor Pendukung Pembelajaran

Faktor pendukung kelancaran pelaksanaan pembelajaran adalah

hal-hal sebagai berikut.

1) Faktor guru

Secara umum guru telah dapat melaksakan prosedur pembelajaran

apresiasi novel dengan pendekatan kontekstual dan tampak mengajar

cukup bersemangat, serta telah menarik simpati siswa. Ia juga telah

mengarahkan dan membimbing siswa mengapresiasi novel baik

secara perseorangan, secara kelompok maupun secara klasikal.

2) Faktor Siswa

Secara umum siswa telah dapat mengikuti prosedur pelaksanaan

pembelajaran apresiasi novel dan mereka menyenangi pembelajaran.

3) Faktor Fasilitas

Fasilitas bahan bacaan berupa novel digandakan dan dapat

dimiliki oleh masing-masing siswa, telah memudahkan siswa untuk

membaca dan merespon sekaligus mengapresiasinya. Kemudian

penggunaan lembar kerja siswa telah membantu sebagai pedoman

siswa untuk mengapresiasi novel. Demikian juga waktu pembelajaran

yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, telah menunjang

kelancaran pelaksanaan setiap tindakan pembelajaran. Selain itu

faktor lingkungan yang nyaman sangat mendukung situasi belajar

(57)

5.3.3.2 Faktor Penghambat Pembelajaran

Faktor penghambat kelancaran pelaksanaan pembelajaran

adalah hal-hal seperti berikut ini.

1) Faktor Guru

Guru pada awalnya belum maksimal mengarahkan siswa bekerja

sama yang baik dalam berdiskusi, bertanya jawab maupun mendorong

siswa menyimpulkan hasil mengapresiasi. Tampak masih banyak

berinisiatif sendiri kemudian menyampaikan kepada siswa, khususnya

dalam menyusun ikhtisar novel.

2) Faktor Siswa

Belum seluruh siswa terlibat secara aktif dalam mengikuti proses

belajar mengajar dengan pendekatan kontekstual. Mereka belum bisa

bekerja sama dengan siswa lainnya, tidak sungguh-sungguh mengikuti

pembelajaran hanya mengandalkan teman sekelompoknya.

3) Faktor Fasilitas

Keterbatasan bahan bacaan novel yang ada di perpustakaan

sekolah, serta keterbatasan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan

minat baca dan kemampuan siswa, telah menyulitkan penyedian

bahan bacaan novel yang diperlukan. Penyediaan bahan bacaan yang

digandakan dibandingkan bahan bacaan yang asli membuat siswa

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Acton, H.B. 2003. Dasar-dasar Filsafat Moral. Surabaya: Pustaka Eureka.

Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung:

Sumur Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Asdi Mayasa.

Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra dan Teori Sastra. Jakarta : Usaha Nasional.

Badudu, J.S. 1980. Sari Kesusasteraan Indonesia Jilid I. Bandung : Pustaka Prima.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual.

Jakarta: Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pedoman Penulisan Karya

Ilmiyah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi

SMP. Jakarta: Depdiknas

Dini, Nh. 1995. Tirai Menurun. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka.

Dini, Nh. 2002. Namaku Hiroko. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Dini, Nh. 2003. Pertemuan Dua Hati. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka.

Esten, Mursal. 1990. Kesusastraan, Pengantar, Teori dan Sejarah. Bandung : Angkasa

Hayati, A dan Winarno. 1990. Latihan Apresiasi Sastra. Malang : Yayasan Asih Asah Asuh.

Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Angkasa Baru.

Moleong, L.J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.

(59)

PT. Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning (CTL)). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta : Kanisius.

Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung : Gunung Larang.

Rusyana, Yus. 1985. Bahasa dan sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung : Diponegoro.

Rusyana, Yus. 2003. Membangun Suasana Demokratis Dalam Pendidikan

Sastra di Sekolah. Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta : Pusat Bahasa.

Sarumpaet. T, Riris. 2002. Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesia Tera.

Sayuti, Suminto. A. 2003. Menuju Pengajaran Bahasa dan Sastra yang

Bermakna. Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta : Pusat Bahasa.

Sayuti, Suminto. A. 2003. Menuju Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia yang Bermakna. Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas RI.

Semi, M. Atar. 1995. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa.

Sujiman, Panuti. 1984. Kamus Istilah Sastra. Bandung : Cipta.

Sumardjo, Jakob. 1941. Pengantar Novel Indonesia. Bandung:

Cipta Aditya Bakti.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesustraan. Bandung : Alumni.

Supinah, Pien dan M.E Suhendar. 1993. Pendekatan Teori, Sejarah dan

Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung : Pionir Jaya.

Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung :

Tarsito.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Apresiasi Novel
tabel di
    Tabel 5.2   Hasil Proses Pembelajaran  Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Simbol adalah tanda yang menyatakan hubungan konvensional atau tanda. yang bersifat mana

TABEL 4.24 Hasil Output SPSS Nilai Posttest1 dan Posttest3 Korelasi Sample Berpasangan

Hasil penelitian pada Transvision Medan diperoleh bahwa secara serempak variabel bebas yang terdiri dari sosial, pribadi dan psikologi kurang berpengaruh terhadap keputusan

Tanah kelebihan maksimum dan guntai (absentee) obyek redistribusi landreform yang akan diberikan ganti kerugian adalah tanah kelebihan dari batas maksimum dan atau tanah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

Pemilikan Hak Atas Tanah Oleh WNI Keturunan Tionghoa Di Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Adanya Larangan Pemilikan Hak Milik ………...…… .86. Analisis Pemilikan Hak Atas Tanah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik beberapa permasalahan yang akan menjadi batasan pembahasan dari penelitian ini antara lain : Faktor-Faktor

Hal ini ditunjukkan dari uji paired t test dan tabel penurunan skala nyeri antara sebelum dan sesudah pemberian mahkota dewa.Ini berarti ada pengaruh ekstrak mahkota dewa