• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAPPEDA OPTIMALISASI POTENSI DAERAH UNTUK MENINGKATKAN PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN DIDUKUNG TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAPPEDA OPTIMALISASI POTENSI DAERAH UNTUK MENINGKATKAN PEMBANGUNAN EKONOMI DENGAN DIDUKUNG TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

“OPTIMALISASI POTENSI DAERAH UNTUK MENINGKATKAN PEMBANGUNAN

EKONOMI DENGAN DIDUKUNG TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK”

(2)

NOMOR 26 TAHUN 2015

TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

TAHUN ANGGARAN 2015

(3)
(4)
(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2016

BAPPEDA

(7)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 1

BAB I

P

P

P

E

E

E

N

N

N

D

D

D

A

A

A

H

H

H

U

U

U

L

L

L

U

U

U

A

A

A

N

N

N

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, maka Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

RKPD merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja serta anggaran/pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, yang selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

Di samping itu, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara juga mengamanatkan bahwa RKPD merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBD dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara sehingga RKPD sebagai dokumen perencanaan operasional tahunan menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RKPD memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah, serta program-program dan kegiatan pembangunan yang terukur disertai pagu indikatif dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Tersusunnya RKPD Kab. Trenggalek ini diharapkan dapat mewujudkan keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran. Dimana pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang direncanakan merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan daerah. Pencapaian target-target pembangunan pada Tahun 2016 dilakukan melalui pendekatan Common Goals serta kewilayahan dengan mengevaluasi pencapaian target kinerja tahun sebelum serta penetapan anggaran untuk mencapai target pembangunan yang ditetapkan.

Sejalan dengan proses penyusunan perencanaan pada tingkat Nasional dan Provinsi, Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah melakukan langkah yang sama dalam penentuan prioritas pembangunan daerah tahunan yang disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(8)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 2

a. Memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan sesuai tema pembangunan;

b. Memiliki sasaran-sasaran dan indikator kinerja yang terukur sehingga langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;

c. Mendesak dan penting untuk segera dilaksanakan;

d. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk melaksanakannya; e. Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu 1 (satu)

Tahun.

Proses penyusunan Dokumen RKPD disusun melalui pendekatan teknokratis, politis, partisipatif, bottom-up dan top-down. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh suatu dokumen perencanaan yang tidak hanya memenuhi syarat teknis perencanaan, namun juga memperoleh dukungan masyarakat dalam implementasinya. Untuk memperoleh dokumen perencanaan yang disusun secara partisipatif, transparan, dan akuntabel, maka perlu dilakukan koordinasi antar instansi pemerintah yang saling memberi masukan dengan proses penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD dan mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah serta penjaringan aspirasi secara bertahap melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang secara partisipatif dilakukan mulai dari Tingkat Desa/ Kelurahan, Kecamatan dan selanjutnya diformulasikan melalui forum Musrenbang RKPD Kabupaten.

Pagu indikatif yang menjadi substansi penting pada RKPD ini merupakan gambaran investasi Pemerintah yang dalam penjabarannya diinteraksikan dengan komponen sumberdaya yang lain, seperti Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus maupun Dana yang diusulkan dibiayai melalui APBD Provinsi dan APBN. Terhadap kegiatan yang dibiayai dari dana dimaksud, dokumen RKPD ini merupakan sub sistem penting sebagai input dalam penyusunan program dan penganggaran SKPD.

Dokumen RKPD ini merupakan dokumen publik, sehingga pelibatan semua stakeholders dalam proses penyusunan rencana program dan kegiatan menjadi pengarusutamaan dalam proses penyusunan dokumen ini. Dengan prinsip tersebut, diharapkan dokumen RKPD ini dapat diakses oleh semua stakeholders baik dalam tahap pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

Sebagai dokumen resmi daerah, RKPD Kabupaten Trenggalek tahun 2016 secara umum mempunyai nilai strategis, antara lain:

a. Merupakan dokumen yang secara substansial merupakan penerjemahan dari visi, misi dan program kepala daerah yang ditetapkan dalam RPJMD ke dalam program dan kegiatan pembangunan tahunan daerah;

b. Memuat arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi seluruh satuan kerja perangkat daerah dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)

c. Mewujudkan konsistensi program dan sinkronisasi pencapaian sasaran RPJMD;

d. Menjadi landasan penyusunan KUA dan PPAS untuk menyusun RAPBD; e. Menjadi pedoman dalam mengevaluasi Ranperda tentang APBD; dan

f. Menjadi instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, dimana evaluasi terhadap pelaksanaan RKPD ini dapat diketahui sampai sejauh mana capaian kinerja RPJMD sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun berkenaan.

Mengingat posisi strategis dokumen RKPD dalam penyelenggaraan pemerintahan tersebut, maka perhatian yang besar harus diberikan sejak awal penyusunan hingga penetapan dokumen RKPD sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas. Dokumen RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 disusun dengan tahapan sebagai berikut :

(9)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 3

1. Persiapan Penyusunan RKPD

Tahap persiapan penyusunan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 meliputi:

a. Penyusunan rancangan Keputusan Bupati Trenggalek tentang pembentukan tim penyusun RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016;

b. Orientasi mengenai RKPD kepada seluruh anggota tim untuk penyamaan persepsi dan memberikan pemahaman terhadap berbagai peraturan perundang-undangan kebijakan pemerintah berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah;

c. Penyusunan agenda kerja tim penyusun RKPD; dan

d. Penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah. 2. Penyusunan Rancangan Awal RKPD

Rancangan awal RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2005 – 2025 (tahap ke 3) yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan provinsi dan nasional mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 serta RPJMN 2015-2019.

Tahap penyusunan rancangan awal RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 terdiri atas perumusan dan penyajian rancangan awal RKPD.

a. Perumusan rancangan awal RKPD

Perumusan rancangan awal RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 mencakup:

1) Pengolahan data dan informasi;

2) Analisis gambaran umum kondisi daerah; 3) Analisis ekonomi dan keuangan daerah; 4) Evaluasi kinerja tahun lalu;

5) Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah;

6) Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD kabupaten;

7) Perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten;

8) Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah;

9) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah beserta pagu indikatif;

10)Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan

11)Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif. b. Penyajian rancangan awal RKPD

Rancangan awal RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1) Pendahuluan;

2) Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu;

3) Rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan; 4) Prioritas dan sasaran pembangunan; dan

5) Rencana program prioritas daerah. 3. Penyusunan Rancangan RKPD

Penyusunan rancangan RKPD merupakan proses penyempurnaan rancangan awal RKPD menjadi rancangan RKPD berdasarkan hasil verifikasi rancangan Renja SKPD. Verifikasi sebagaimana dimaksud, adalah mengintegrasikan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif pada setiap rancangan Renja SKPD kabupaten sesuai dengan rencana program prioritas rancangan awal RKPD kabupaten.

4. Pelaksanaan Musrenbang RKPD

Musrenbang RKPD Kabupaten Trenggalek dilaksanakan untuk penajaman, penyelasaran, klarifikasi dan kesepakatan terhadap rancangan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016. Penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan tersebut mencakup:

(10)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 4

a. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah kabupaten dengan arah, kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan daerah provinsi;

b. Usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah daerah kabupaten pada musrenbang RKPD di kecamatan;

c. Indikator kinerja program dan kegiatan prioritas daerah kabupaten;

d. Prioritas pembangunan daerah serta program dan kegiatan prioritas daerah; e. Sinergi dengan RKP Tahun 2016 dan RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun

2016.

5. Perumusan Rancangan Akhir RKPD

Perumusan rancangan akhir RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 dilakukan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RKPD Kabupaten Trenggalek, musrenbang RKPD Provinsi Jawa Timur dan Musrenbang RKP.

6. Penetapan RKPD

RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 ditetapkan dengan Peraturan Bupati Trenggalek setelah RKPD Provinsi Jawa Timur ditetapkan. RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 yang telah ditetapkan dijadikan pedoman penyempurnaan rancangan Renja SKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016. Selain itu, RKPD yang telah ditetapkan tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek tentang APBD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 untuk memastikan APBD Kabupaten Trenggalek 2016 telah disusun berlandaskan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016.

Adapun skema tahapan penyusunan RKPD dapat dijelaskan pada Gambar dibawah ini.

Gambar 1.1. Tahapan Penyusunan RKPD Kabupaten/Kota (Permendagri Nomor 54 Tahun 2010)

(11)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 5

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Peraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965;

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik;

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

11. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa;

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 – 2025;

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 - 2019;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Trenggalek Tahun 2005 – 2025;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Trenggalek Tahun 2012 – 2032; dan 25. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 4 Tahun 2014 Tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

(12)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 6

1.3. HUBUNGAN RKPD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

Dokumen perencanaan pembangunan tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2025 serta diselaraskan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 dan RPJM Nasional Tahun 2015-2019 serta RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019.

RKP Tahun 2016

Tema Musrenbang Nasional dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 adalah “MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS”, dengan sasaran yang harus dicapai pada Tahun 2016, adalah:

1. Pertumbuhan ekonomi ditargetkan untuk tumbuh sekitar 6,4-6,6 persen; 2. Inflasi ditargetkan terkendali pada kisaran 4 persen;

3. Jumlah penduduk miskin berkisar antara 9-10 persen;

4. Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 5,2-5,5 persen.

Terdapat 9 (sembilan) bidang pembangunan sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, dengan isu-isu strategis pada masing-masing bidang sebagai berikut:

1. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama a. Pengendalian Jumlah Penduduk;

b. Reformasi Pembangunan Kesehatan:

1) Sistem Jaminan Sosial Nasional (demand and supply); 2) Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

c. Reformasi Pembangunan Pendidikan; d. Sinergi Percepatan.

2. Bidang Ekonomi

a. Transformasi Sektor Industri Dalam Arti Luas; b. Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja;

c. Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi; d. Peningkatan Efisiensi Sistem Logistik dan Distribusi; e. Reformasi Keuangan Negara.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Peningkatan Kapasitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 4. Bidang Sarana dan Prasarana

a. Peningkatan Ketahanan Air; b. Penguatan Konektivitas Nasional:

1) Keseimbangan Pembangunan Antar Wilayah; 2) Pendorong Pertumbuhan Ekonomi;

3) Pembangunan Transportasi Massal Perkotaan. c. Peningkatan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Dasar:

1) Peningkatan Rasio Elektrifikasi Nasional; 2) Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi; 3) Penataan Perumahan/Permukiman.

5. Bidang Politik

a. Konsolidasi Demokrasi. 6. Bidang Pertahanan dan Keamanan

a. Percepatan Pembangunan MEF dan Almatsus POLRI dengan Pemberdayaan Industri Pertahanan;

b. Peningkatan Ketertiban dan Keamanan Dalam Negeri. 7. Bidang Hukum dan Aparatur

a. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Publik; b. Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

(13)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 7

8. Bidang Wilayah dan Tata Ruang

a. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Perbatasan; b. Pengelolaan Risiko Bencana;

c. Sinergi Pembangunan Perdesaan. 9. Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan

a. Perkuatan Ketahanan Pangan; b. Peningkatan Ketahanan Energi; c. Percepatan Pembangunan Kelautan;

d. Peningkatan Keekonomian Keanekaragaman Hayati dan Kualitas Lingkungan Hidup.

Untuk itu, pemerintah Kabupaten Trenggalek harus mendukung tercapainya sasaran dan bidang-bidang pembangunan nasional tersebut, mengingat keberhasilan pencapaian sasaran dan bidang-bidang pembangunan nasional dimaksud sangat tergantung pada sinkronisasi kebijakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah dan antara pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah dan pemerintah provinsi yang dituangkan dalam RKPD.

RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016

Tema Musrenbang RKPD Provinsi Jawa Timur tahun 2016 adalah “PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING MENGHADAPI MEA AKHIR 2015” .

Unsur Tema :

 PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

1. Infrastruktur Ekonomi , ruang lingkup meliputi antara lain :

Public work : Jalan Provinsi dan JLS, Jaringan irigasi, serta moda

transportasi untuk percepatan konektivitas intra dan Jatim–Eksternal

Public utilities : kelangsungan pasokan energi listrik dan gas, jaringan

telekomunikasi untuk menunjang Jawa Timur sebagai supercoridor 2. Infrastruktur Sosial , ruang lingkup meliputi antara lain :

• Infrastruktur Pendidikan difokuskan sarana dan prasarana sekolahan

dan perpustakaan

• Infrastruktur Kesehatan difokuskan pada peningkatan sarana dan

prasarana rumah sakit dan revitalisasi puskesmas

• Perumahan, Air Minum dan Sanitasi

3. Infrastruktur Administrasi/Institusi, ruang lingkup meliputi antara lain :

• Penegakan Hukum, Keamanan dan Ketertiban • Kontrol Administrasi /Sistem Pengendalian Internal • Kooordinasi, Integrasi, Sinergi dan Sinkronisasi • Kebudayaan

DAYA SAING

1. Daya Saing Regional /Provinsi, ruang lingkup meliputi :

• Stabilitas makro ekonomi

• Perencanaan pemerintahan dan institusi

• Tata Kelola Keuangan, Fasilitasi Dunia Usaha /Bisnis (efisiensi) • Ketenagakerjaan (Produktivitas dan fleksibilitas pasar tenaga kerja ) • Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur

2. Daya Saing Sektor (teknis), ruang lingkup meliputi :

• Standardisasi Produk barang di sektor Primer/Pertanian

• Standardisasi produk barang di sektor Sekunder/Industri ( Khususnya

produk IKM/UMKM)

• Standardisasi produk Jasa (services) pendidikan, kesehatan, dll; dan • Standardisasi SDM tenaga terampil

Tema dan arah kebijakan RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 diatas tentunya akan menjadi acuan dalam merumuskan arah kebijakan RKPD Kab. Trenggalek Tahun 2016.

(14)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 8

RPJPD Kab. Trenggalek 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Trenggalek adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakup kurun waktu mulai Tahun 2005 hingga Tahun 2025. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan dalam RPJPD mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang.

Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005 – 2025 adalah mewujudkan Kabupaten Trenggalek sejahtera dan berakhlak, melalui penerapan kebijakan dan pelaksanaan program secara terfokus dan bertahap, dengan memberikan prioritas utama pada kebijakan dan program yang bernilai strategis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta rangkaian aturan perundangan terkait lainnya. Untuk mencapai tujuan pembangunan jangka panjang daerah periode 20 tahun mendatang, Visi Kabupaten Trenggalek dituangkan ke dalam 7 (tujuh) Misi, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Mengembangkan Perekonomian Berbasis Pertanian dengan Mengutamakan Agrobisnis dan Agroindustri;

2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas, Berakhlak Mulia dan Berbudaya;

3. Mewujudkan Pembangunan yang Berkeadilan dan Kemudahan Masyarakat Memperoleh Akses untuk Meningkatkan Kualitas Hidup;

4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup;

5. Mengembangkan Infrastruktur yang Bermanfaat bagi Masyarakat dan mempunyai Nilai Tambah;

6. Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan Berorientasi pada Pelayanan Prima; dan

7. Mewujudkan Kabupaten Trenggalek Berperan Penting dalam Lingkup Kawasan. Pembangunan Tahap Ketiga (2015-2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.

Agenda yang dijalankan meliputi :

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas produksi pertanian serta menjamin kontinuitas produk pertanian dalam rangka swasembada pangan, pemenuhan kebutuhan pasar pertanian dan ketahanan pangan;

2. Peningkatan akses informasi produksi, distribusi dan informasi pasar sampai wilayah desa dan kelompok tani;

3. Peningkatan penelitian, pengembangan penguasaan teknologi untuk aspek bio teknologi, eco farming pasca panen produk sumberdaya pertanian;

4. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM; 5. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur;

6. Peningkatan dan pemantapan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan;

7. Peningkatan pelayanan prima;

8. Efektifitas penanggulangan bencana; dan

9. Penanggulangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.

BAPPEDA

(15)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 9

Dokumen RPJPD merupakan acuan dan pedoman untuk penyusunan dokumen perencanaan lima tahunan (RPJMD dan Renstra-SKPD) dan tahunan (RKPD dan Renja-SKPD). Adapun keterkaitan antara dokumen perencanaan pembangunan daerah dapat dijelaskan sebagaimana pada Gambar dibawah ini.

Gambar 1.2. Keterkaitan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Trenggalek

RTRW Kab. Trenggalek 2012-2032

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Trenggalek disusun berdasarkan azas penataan ruang yang tertuang pula pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu : (a) Keterpaduan; (b) Keserasian, keselarasan dan keseimbangan; (c) Keberlanjutan; (d) Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; (e) Keterbukaan; (f) Kebersamaan dan kemitraan; (g) Perlindungan Kepentingan Umum; (h) Kepastian Hukum dan Keadilan; dan (i) Akuntabilitas.

Pada prinsipnya, RTRW Kabupaten Trenggalek sebagaimana yang dirumuskan di dalam rencana tata ruang wilayah merupakan rumusan keinginan dan harapan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Trenggalek terhadap situasi dan kondisi sosial, ekonomi dan fisik yang terjadi dan berkembang di dalam wilayahnya sampai dengan tahun 2032. Rentang waktu tersebut dibagi atas empat periode. Program/proyek yang diusulkan untuk dilaksanakan pada setiap sektor, periodisasi pelaksanaannya dialokasikan pada keempat periode waktu tersebut. Untuk mencapai situasi dan kondisi yang diinginkan tersebut, diperlukan kerja keras dan pengerahan seluruh sumber daya yang dimiliki. Namun, disadari bahwa sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Trenggalek sangatlah terbatas. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan pembangunan yang rasional, masuk akal, disesuaikan dengan kemampuan yang ada, tatapi juga memenuhi kebutuhan yang paling dirasakan oleh sebagian besar masyarakat.

(16)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 10

Dalam mewujudkan perwilayahan pengembangan telah diambil kebijaksanaan perwilayahan Kabupaten Trenggalek yang dibagi 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan 2 (dua) Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), dimana masing-masing PKLp memiliki fungsi sesuai dengan potensi yang dimilikinya, serta arahan kegiatan utama berdasarkan kegiatan yang dominan yang mungkin dikembangkan di wilayah pengembangan masing-masing. Adapun rencana sistem perwilayahan di Kabupaten Trenggalek beserta fungsi dan arahan kegiatan utamanya adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan dan pemantapan Perkotaan Trenggalek sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau sebagai ibukota kabupaten, PKL Trenggalek mempunyai fungsi wilayah sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa regional, pengembangan permukiman, pelayanan sosial dan pertumbuhan wilayah kabupaten.

2. Pengembangan perkotaan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yaitu perkotaan Watulimo dan perkotaan Durenan

a) PKLp Watulimo mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan permukiman, perdagangan dan jasa skala lokal, pelayanan sosial dan pemerintahan, perikanan, industri dan pariwisata.

b) PKLp Durenan mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan permukiman, perdagangan dan jasa skala lokal, pelayanan sosial dan pemerintahan, dan industri.

3. Pengembangan perkotaan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu perkotaan Panggul dan perkotaan Kampak

a) PPK Panggul mempunyai fungsi wilayah sebagai pengembangan permukiman, pelayanan sosial dan pemerintahan, perdagangan dan jasa skala lokal, pariwisata dan industri.

b) PPK Kampak mempunyai fungsi wilayah sebagai pelayanan sosial dan pemerintahan dan perdagangan dan jasa skala lokal.

Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten perlu diprioritaskan, karena berisikan arahan yang memiliki nilai strategis nasional, propinsi maupun kabupaten. Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup nasional/propinsi/kabupaten terhadap pertahanan dan keamanan, ekonomi, sosial budaya, teknologi tinggi dan/atau lingkungan hidup.

Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh

2. Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi 3. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air

4. Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

Berdasarkan pengertian tersebut, serta arahan pengembangan kawasan kegiatan utama dari kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang kabupaten yang telah di analisa sebelumnya, maka ditetapkan beberapa kawasan yang merupakan kawasan strategis. Antara lain meliputi kawasan strategis ekonomi yaitu kawasan strategis pariwisata, kawasan strategis agropolitan dan minapolitan, kawasan strategis segitiga emas durenan, serta kawasan strategis bendungan Tugu. Kawasan strategis lingkungan hidup yang meliputi kawasan hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, kawasan pantai berhutan bakau dan kawasan lindung karst. Kawasan strategis lainnya meliputi kawasan pertahanan dan keamanan dan kawasan strategis sempadan JLS.

Dengan mengacu kepada potensi dan permasalahan Kabupaten Trenggalek, dapat disimpulkan prioritas pembangunan yang seyogyanya menjadi komitmen seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten dan masyarakatnya, yaitu:

(17)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 11

1. Mengembangkan kawasan agropolitan berbasis potensi pertanian, perkebunan, dan peternakan dengan menyediakan infrastruktur kawasan yang terintegrasi. 2. Mengembangkan industri pengolah hasil pertanian, perkebunan, dan

peternakan sehingga produk yang dijual di pasar telah mengalami pengolahan terlebih dahulu.

3. Mengembangkan pusat produksi, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang didukung dengan ketersediaan infrastruktur kawasan yang terintegrasi. 4. Mengembangkan kawasan pariwisata alam dengan menawarkan paket wisata

dan pola perjalanan wisata.

5. Menyediakan sistem mitigasi bencana dan pengendalian pembangunan di kawasan rawan bencana

6. Mewujudkan struktur ruang melalui penyediaan infrastruktur regional.

7. Penghijauan dan pengendalian secara ketat kawasan lindung dalam rangka pelestarian lingkungan hidup.

8. Pemanfaatan lahan secara optimal untuk kegiatan budidaya.

9. Menjaga pertahanan dan keamanan negara dalam rangka mewujudkan ruang yang aman.

RKPD harus selaras dan mendukung kebijakan program yang ada pada dokumen RTRW Kab. Trenggalek Tahun 2012-2032. Dimana RTRW adalah dokumen perencanaan jangka panjang yang berbasis spasial yang di dalamnya juga mempedomani RPJPD Kabupaten Trenggalek 2005-2025. Arah kebijakan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 yang berbasis kewilayahan (spasial) termasuk kebijakan pembangunan infrastruktur, pengembangan wilayah, program pengembangan agropolitan dan minapolitan serta program pengembangan berbasis cluster harus mengacu dokumen RTRW agar terjadi sinkronisasi dalam perencanaan pembangunan daerah. Rencana Struktur Ruang pada Dokumen RTRW Kab. Trenggalek Tahun 2012-2032 ditampilkan pada Gambar berikut.

Sumber : RTRW Kab. Trenggalek Tahun 2012-2032

Gambar 1.3. Rencana Struktur Ruang RTRW Kab. Trenggalek Tahun 2012-2032 RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2012-2032

BAPPEDA

(18)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 12

Renja SKPD 2016

Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh untuk mendorong partisipasi masyarakat.

Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD yang definitif. Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2016 sebagai bahan untuk penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016. Prinsip-prinsip di dalam penyusunan Rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut:

1. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2016, yang digunakan sebagai acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif dalam Renja SKPD Tahun 2016, sesuai dengan rencana program prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2016.

2. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif dan/atau baru. 3. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan perumusan tujuan,

sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju dalam rancangan Renja SKPD, serta dapat menjawab berbagai isu-isu penting terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

4. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD mengakomodir usulan masyarakat yang selaras dengan program prioritas yang tercantum dalam rancangan awal RKPD.

Adapun diagram alur keterkaitan antar dokumen perencanaan dengan Dokumen RKPD Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

Gambar 1.4. Diagram Alur Keterkaitan antara Dokumen RKPD dengan Dokumen Perencanaan lainnya

(19)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 13

1.4. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD

Dokumen RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Menguraikan mengenai pengertian, proses penyusunan, kedudukan dan keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan serta sistematika dokumen RKPD.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Menjelaskan terkait gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Trenggalek, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD serta menguraikan permasalahan pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah Kabupaten Trengalek yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

BAB IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menjelaskan prioritas pembangunan daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan. Bab ini berisi uraian mengenai strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah yang berisi tema pembangunan serta prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah yang berisikan uraian tentang program-program yang memerlukan prioritas berdasarkan tujuan dan sasaran yang harus dicapai.

BAB V.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Berisikan penjelasan rincian program dan kegiatan pokok RKPD tahun 2016 yang dikaitkan dengan sasaran-sasaran strategis pembangunan daerah.

BAB VI. PENUTUP

Berisikan tentang kaidah pelaksanaan berupa penegasan dalam menerapkan RKPD serta tindak lanjut yang perlu dilaksanakan oleh SKPD dan pelaku pembangunan lainnya.

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

Dalam tata urutan dokumen perencanaan, maksud penyusunan RKPD adalah untuk menjaga konsistensi dan keterpaduan antara perencanaan, pelaksanaan, penganggaran dan pengawasan. Penyusunan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016 juga dimaksudkan sebagai penjabaran jangka pendek dari sasaran pokok RPJPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2005-2025 (tahap ke 3).

(20)

BAB I. PENDAHULUAN

I - 14

Sedangkan tujuan dari penyusunan RKPD Kabupaten Trenggalek Tahun 2016, diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Menyelaraskan skala prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah; b) Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional dan

memelihara konsistensi antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;

c) Memberikan arah bagi seluruh stakeholder pembangunan daerah dalam merumuskan dan menyusun perencanaan serta partisipasi dalam pembangunan daerah tahun 2016;

d) Memberikan arah dan pedoman bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) dan RKA SKPD; dan

e) Menjadi pedoman dalam penyusunan KUA, PPAS, RAPBD dan APBD;

(21)

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN

RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)

KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2016

(22)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 1

BAB II

E

E

E

V

V

V

A

A

A

L

L

L

U

U

U

A

A

A

S

S

S

I

I

I

H

H

H

A

A

A

S

S

S

I

I

I

L

L

L

P

P

P

E

E

E

L

L

L

A

A

A

K

K

K

S

S

S

A

A

A

N

N

N

A

A

A

A

A

A

N

N

N

R

R

R

K

K

K

P

P

P

D

D

D

T

T

TA

A

A

H

HU

H

U

UN

N

N

L

LA

L

A

A

L

L

L

U

U

U

D

DA

D

A

A

N

N

N

C

C

C

A

A

A

P

P

P

A

A

A

I

IA

I

A

A

N

N

N

K

K

K

I

IN

I

N

NE

E

E

R

RJ

R

J

J

A

A

A

P

P

PE

E

EN

N

NY

Y

Y

E

E

E

L

L

L

E

E

E

N

NG

N

G

GG

G

GA

A

AR

R

RA

A

AA

A

A

N

N

N

P

P

PE

E

E

M

ME

M

E

E

R

RI

R

I

IN

N

NT

T

TA

A

AH

H

HA

A

AN

N

N

2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Pada sub bab ini dijelaskan tentang kondisi daerah secara objektif dari aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1. Kondisi Geografi

Secara geografis Kabupaten Trenggalek berada diantara koordinat 111°24-112°11' Bujur Timur dan 7°53' – 8°34' Lintang Selatan. Secara administrasi Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo - Sebelah Timur : Kabupaten Tulungagung

- Sebelah Selatan : Samudera Hindia

- Sebelah Barat : Kabupaten Pacitan dan Ponorogo

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Trenggalek

BAPPEDA

(23)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 2

Wilayah Administrasi

Wilayah administratif Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 14 kecamatan, 152 desa dan 5 kelurahan, 540 dusun/lingkungan, 1.290 rukun warga dan 4.502 rukun tetangga. Dari 14 kecamatan hanya 4 kecamatan yang mayoritas topografinya berupa dataran, yaitu Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Durenan. Sedangkan 10 kecamatan lainnya mayoritas topografinya berupa pegunungan. Kawasan pegunungan terletak pada kabupaten sebelah utara dan tengah yaitu Kecamatan Bendungan, Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak dan Kecamatan Dongko. Sedangkan Kawasan pesisir terletak di Kecamatan Watulimo, Kecamatan Munjungan dan Kecamatan Panggul. Adapun Tabel yang menjelaskan wilayah Kabupaten Trenggalek per kecamatan dan peta administrasi Kabupaten Trenggalek adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1. Nama Luas Wilayah per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan

No Kecamatan Nama Desa/ Jumlah Luas wilayah

Kelurahan Lingkungan Dusun/ RW RT Luas (Ha) Persentase (%)

1. Panggul 17 66 155 521 13.156 10,43 2. Munjungan 11 44 66 353 15.480 12,27 3. Watulimo 12 36 80 338 15.444 12,24 4. Kampak 7 23 77 249 7.900 6,26 5. Dongko 10 39 114 469 14.120 11,19 6. Pule 10 34 117 379 11.812 9,36 7. Karangan 12 32 81 296 5.092 4,04 8. Suruh 7 27 40 188 5.072 4,02 9. Gandusari 11 49 126 328 5.496 4,36 10. Durenan 14 47 78 296 5.716 4,53 11. Pogalan 10 36 121 319 4.180 3,31 12. Trenggalek 13 33 72 242 6.116 4,85 13. Tugu 15 45 99 322 7.472 5,92 14. Bendungan 8 29 64 202 9.084 7,2 Jumlah 157 540 1.290 4.502 126.140 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek,2015

Wilayah administratif Kabupaten Trenggalek 48,30% diantaranya merupakan hutan negara dibawah penguasaan Perum Perhutani yang banyak berbatasan dengan lahan pemerintah maupun masyarakat. Di beberapa lokasi pernah terjadi sengketa dan permasalahan terkait dengan pengakuan hak maupun pengelolaan lahan. Diantaranya sudah difasilitasi penyelesaiannya dengan damai dengan sistem pengelolaan bersama, dimana Perum Perhutani mengelola tegakan pokok sedangkan masyarakat memanfaatkan sekitar dengan tanaman tumpang sari. Namun demikian, di beberapa lokasi masih berpotensi dan masih rawan terjadinya permasalahan atas pengakuan hak dan pengelolaan lahan antara masyarakat dengan Perum Perhutani.

Topografi

Secara topografi, Kabupaten Trenggalek sebagian besar bertopografi terjal lebih dari 40% seluas ± 28.378,11 ha dan Luas dataran rendah dengan tingkat kemiringan antara 0 – 15 % adalah ± 42.291,38 ha. Kawasan yang bertopografi datar sebagian besar terletak di Wilayah Kabupaten Trenggalek meliputi Kecamatan Trenggalek, Karangan, Pogalan, Durenan, dan Tugu. Selengkapnya mengenai tingkat kelerengan pada Kabupaten Trenggalek dapat dilihat Tabel di bawah ini.

(24)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 3

Tabel 2.2. Tingkat Kelerengan di Kabupaten Trenggalek

No Tingkat Kelerengan Klasifikasi Luas (Ha) %

1 0 - 2 % Datar 24.529,76 19,68

2 2 - 15 % Datar 17.761,62 14,25

3 15 - 25 % Bukit/Perbukitan 21.926,23 17,59 4 25 - 40 % Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan 32.076,13 25,73 5 >40 % Gunung/Pegunungan dan Bukit/Perbukitan 28.378,11 22,76 Sumber: RTRW Kab. Trenggalek Tahun 2012-2032

Klimatologi

Lokasi Kabupaten Trenggalek berada di sekitar garis Khatulistiwa, maka seperti daerah-daerah lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis setiap tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan September-April merupakan musim penghujan, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei-Agustus. Namun saat ini terjadi perubahan anomali cuaca, siklus hujan menjadi tidak menentu. Jumlah hari hujan di Kabupaten Trenggalek rata 116 hari hujan pada tahun 2014 dengan rata-rata curah hujan sebanyak 17,63 mm.

Geologi

Secara geologis, Kabupaten Trenggalek memiliki beberapa batuan induk. Jenis batuan induk yang ada di Kabupaten Trenggalek antara lain :

- Miosenne sedimentary : di semua kecamatan

- Miosenne limostone : Kecamatan Panggul, Watulimo, Dongko dan Karangan

- Andesit : Kecamatan Munjungan, Watulimo,

Pogalan dan Karangan

- Liat dan Pasir (alluvium) : di semua kecamatan kecuali Dongko, Pule dan Bendungan

- Undifferentioned vulcanic : di Kecamatan Bendungan

Struktur tanah di Kabupaten Trenggalek meliputi andosol dan latosol di bagian utara. Batuan Mediteran, grumosol dan regusol yang terletak di bagian timur. Batuan mediteran di bagian selatan dan batuan alluvial di bagian barat kabupaten. Susunan explorasi tanah terdiri dari lapisan tanah Andosol dan Latosol, Mediteran, Grumosol dan Regosol, Alluvial dan Mediteran. Lapisan tanah Alluvial terbentang di sepanjang aliran sungai di bagian wilayah timur dan merupakan lapisan tanah yang subur, luasnya berkisar antara 10 % hingga 15 % dari seluruh wilayah. Pada bagian lain, yaitu bagian selatan, barat laut dan utara, tanahnya terdiri dari lapisan Mediteran yang bercampur dengan lapisan Grumosol dan Latosol. Lapisan tanah ini sifatnya kurang daya serapnya terhadap air sehingga menyebabkan lapisan tanah ini kurang subur.

Hidrologi

Secara hidrologis,Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang antara 2 Km hingga 41,50 Km dengan debit air antara 674 M3/detik

(Kali Jati) sampai dengan 20.394 M3/detik (Kali Munjungan). Dengan debit air

sungai yang relatif tinggi merupakan indikasi tingkat erosi yang cukup tinggi. Untuk pemanfaatan potensi aliran sungai tersebut baik untuk air bersih maupun irigasi diperlukan pembangunan lebih banyak bangunan penampung air, baik bendungan, embung, dam dan lain-lain. Tabel dibawah ini menjelaskan banyaknya bendungan menurut klasifikasi dan panjang saluran di Kab. Trenggalek.

(25)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 4

Tabel 2.3. Banyaknya Bendungan Menurut Klasifikasi dan Panjang Salurandi Kab. Trenggalek

No. Klasifikasi Bendungan Jumlah Permanen Panjang Saluran (m) Semipermanen Sementara

1. Bendungan Besar - - - - 2. Bendungan Sedang 15 32.359 13.253 8.050 3. Bendungan Kecil 76 170.256 166.860 114.586 4. Danau - - - - 5. Embung 10 - - - Jumlah 101 202.615 180.113 122.636

Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab. Trenggalek, 2015

Adapun sumber air yang tercatat sejumlah 318 sumber air. Sumber air di Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan baik jumlah maupun debitnya. Sumber-sumber air tersebut perlu mendapatkan perhatian dengan menjaga kelestarian alam, terutama area di sekitar sumber mata air sebagai kawasan lindung. Air tanah atau juga disebut air artesis merupakan air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, diantara dua lapisan kedap air. Air tanah dimanfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih melalui pengeboran ataupun sumur di permukiman penduduk. Keberadaan air tanah sangat tergantung pada curah hujan dan kemampuan peresapan air ke dalam tanah. Kondisi air tanah di Kabupaten Trenggalek cukup bervariasi. Potensi air tanah terbesar terdapat di Kecamatan Bendungan. Sedangkan produktifitas air tanah sedang terletak di kawasan dataran. Selain air tanah dalam, Kabupaten Trenggalek juga memiliki air permukaan. Air permukaan sebagian besar berupa sungai besar dan anak sungai. Setiap sungai tentunya memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana kondisi lingkungan DAS akan mempengaruhi debit sungai. Luas DAS di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.4. DAS Kabupaten Trenggalek

No Nama DAS Luas (ha) Debit m3/detik

1. Bagong 8.548,55 2,518 2. Cengkrong 2.404,74 - 3. Damas 2.505,35 - 4. Dawuhan 5,42 - 5. Gede 22.941,73 - 6. Gobo 953,21 - 7. Gurang 819,87 - 8. Jabung 1.870,86 - 9. Jati 4.169,92 2,214 10. Karang Tuao 2.636,94 - 11. Konang 6.720,75 0,705 12. Kuteng 1.635,77 - 13. Mujing 1.051,48 - 14. Ngasinan 4.691,98 4,793 15. Ngasinanlama 1.650,98 4,793 16. Ngemplak 2.719,46 - 17. Ngeongan 5.780,66 - 18. Ngepeh 2.190,82 - 19. Ngulung 2.145,66 - 20. Padan 598,01 - 21. Perahuremak 2.689,89 - 22. Pinggir 6.963,57 - 23. Prambon 3.617,2 1,353 24. Salam 477,33 - 25. Tawing 17.790,91 1,086 26. Tembawur 1.310,75 - 27. Timpak Nongko 7.974,41 - 28. Werahan 1.294,22 - 29. Weru 515,01 -

Sumber : Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kab. Trenggalek, 2015

(26)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 5

Pada wilayah Kabupaten Trenggalek terdapat banyak aliran sungai, baik besar maupun kecil. Di bagian utara terdapat 2 sungai besar yang mengalir ke selatan, yaitu Sungai Bagong dan Sungai Pinggir. Sungai Ngasinan merupakan muara beberapa sungai yang cukup besar, yaitu dari utara Sungai Bagong yang bermuara di Kelurahan Tamanan dan Sungai Prambon yang bermuara di Kecamatan Tugu, dan barat Sungai Pinggir yang bermuara di Kecamatan Tugu dan dari selatan Sungai Nglongah (Mlinjon) yang bermuara di Kecamatan Trenggalek, sebelum masuk DAM Dawung menyatu dengan Sungai Munjungan. Sungai-sungai yang berada di DAS Brantas sebagian besar digunakan untuk irigasi dan sebagian masuk ke PLTA Niyama. Sedangkan di bagian selatan terdapat sungai besar yang mengalir ke Samudera Indonesia, yaitu Sungai Gedangan berhulu di Kecamatan Pule, Dongko dan Panggul; Sungai Konang di Kecamatan Dongko dan Panggul. Sungai Tumpak Nongko di Kecamatan Munjungan; Sungai Ngemplak di Kecamatan Watulimo.

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Trenggalek tahun 2013 sampai 2014 berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek, untuk lahan pertanian masih lebih besar dibanding dengan lahan bukan pertanian dengan rata 91,35% lahan pertanian dan 8,65 digunakan untuk lahan bukan pertanian.

Akan tetapi ada kecenderungan penurunan penggunaan lahan pada lahan pertanian, terlihat pada luasan lahan pertanian pada tahun 2013 seluas 115,302 ha menjadi 115,146 ha pada tahun 2014. Sedangkan peningkatan luasan lahan terjadi pada penggunaan lahan bukan pertanian, pada tahun 2013 seluas 10,838 ha menjadi 10,994 ha pada tahun 2014 yang peruntukannya diantaranya digunakan sebagai lahan permukiman karena bertambahnya kebutuhan lahan oleh masyarakat sebagai tempat hunian dari tahun ke tahun. Selanjutnya gambaran perkembangan luasan lahan menurut jenis penggunaan tanah di Kabupaten Trenggalek ditunjukkan pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.5. Penggunaan Lahan di Kabupaten Trenggalek Tahun 2013-2014

No Penggunaan Lahan Th. 2013 Luas (Ha) Th. 2014

1 Lahan Pertanian 115,302 115,146

1.1 Lahan Sawah

a. Irigasi Teknis 10,677 10,866

b. Tadah Hujan 1,516 1,294

c. Rawa Pasang Surut - -

d. Rawa Lembak - -

Jml Lahan Sawah 12,193 12,160

1.2 Lahan Bukan Sawah

a. Tegal/kebun 26,419 27,095

b. Ladang huma 1,701 1,536

c. Perkebunan 2,538 2,536

d. Ditanami/ hutan rakyat 5,228 4,876

e. Padang Penggembalaan/padang rumput - -

f. Sementara tidak diusahakan *) - -

g. Lainnya (tambak, kolam, empang, hutan

negara dll) 67,223 66,943

Jumlah Lahan Bukan Sawah 103,109 102,986

2 Lahan Bukan Pertanian (Jalan, Pemukiman,

Perkantoran, Sungai, dll) 10,838 10,994

Jumlah Total 126,140 126,140

Sumber : Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kab. Trenggalek, 2015

*) Lebih dari 1 tahun tetapi <2 tahun, termasuk lahan sawah yg tidak diusahakan >2 tahun

BAPPEDA

(27)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 6

Wilayah Kabupaten Trenggalek terletak dalam lintasan rencana Jalan Lintas Selatan wilayah Jawa Timur yang membentang dari Kabupaten Pacitan sampai dengan Banyuwangi yang nantinya merupakan jalur transportasi utama lintas selatan Pulau Jawa bagian timur lewat jalur darat. Bagian selatan wilayah Kabupaten Trenggalek berhadapan dengan Samudera Hindia dan lautan bebas yang merupakan jalur transportasi laut utama dunia menuju Benua Australia.

Adapun penggunaan lahan di Kabupaten Trenggalek tahun 2010 sampai 2014 jika dilihat dari jenisnya berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Trenggalek, ternyata penggunaan tanah untuk budidaya pertanian (sawah dan budidaya pertanian) masih lebih dari 50% dari total luas tanah tiap tahunnya. Sedangkan untuk jenis tanah yang digunakan sebagai sungai dan perairan selama 5 tahun berturut-turut (2010 - 2014) relatif tetap atau tidak berubah.

Akan tetapi ada kecenderungan penurunan penggunaan tanah pada Budidaya pertanian terlihat pada luasan sawah pada tahun 2010 seluas 16.399,23 ha mengalami penurunan luas tiap tahunnya, tahun 2014 menjadi 12.160,42 ha. Sedangkan peningkatan luasan penggunaan tanah untuk Budidaya Non Pertanian terlihat pada penggunaan untuk perumahan. Pada tahun 2010 penggunaan tanah untuk perumahan seluas 12.319,18 ha menjadi 15.509,15 ha pada tahun 2014, peningkatan ini disebabkan terus bertambahnya kebutuhan lahan oleh masyarakat sebagai tempat hunian dari tahun ke tahun.

Selanjutnya gambaran perkembangan luasan lahan menurut jenis penggunaan tanah di Kabupaten Trenggalek ditunjukkan pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.6. Penggunaan Tanah di Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2014 No Jenis Penggunaan Tanah Luas Lahan (ha)

Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014

1. Budidaya Pertanian 63.450,11 62.588,85 62.557,37 62.512,49 60.280,70

Sawah 16.399,23 16.034,50 16.003,02 15.958,14 12.160,42

Budidaya Pertanian Lainnya 47.050,87 46.554,35 46.554,35 46.554,35 48.120,28 2. Budidaya Non Pertanian 12.335,12 13.225,60 13.257,08 13.301,96 15.533,75

Perumahan 12.319,18 13.206,38 13.237,86 13.282,74 15.509,15

Jasa 15,95 17,86 17,86 17,86 23,23

Budidaya Non Pertanian Lainnya 0,00 1,37 1,37 1,37 1,37 3. Non Budidaya 48.103,31 48.074,09 48.074,09 48.074,09 48.074,09

Hutan 22.784,61 22.773,78 22.773,78 22.773,78 22.773,78

Tanah Terbuka 94,82 94,82 94,82 94,82 94,82

Padang Rumput 25.223,89 25.205,49 25.205,49 25.205,49 25.205,49

4. Sungai dan Perairan Lainnya 850,56 850,56 850,56 850,56 850,56

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kab. Trenggalek, 2015

Kabupaten Trenggalek juga mempunyai wilayah laut (Zona Ekonomi Eksklusif) seluas ± 35.558 km2 dan wilayah kepulauan yang tersebar di Kawasan Selatan Kabupaten Trenggalek. Jumlah pulau yang berada di wilayah Kabupaten Trenggalek sebanyak 57 pulau, yang keseluruhannya masih belum berpenghuni. Pulau terluar dari wilayah Kabupaten Trenggalek adalah Pulau Panikan dan Pulau Sekel. Kawasan pesisir di beberapa lokasi dalam beberapa kurun waktu terakhir terjadi abrasi. Gelombang pasang air laut mengikis tebing, batu karang dan daratan. Di beberapa lokasi juga terjadi kerusakan hutan mangrove, baikakibat ulah manusia maupun faktor alam. Kondisi ini menuntut diadakannya konservasi dalam rangka melindungi kawasan lingkungan pesisir.

(28)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 7

Tabel 2.7. Nama Pulau di Kabupaten Trenggalek

No Nama Pulau Kecamatan Wilayah No Nama Pulau Kecamatan Wilayah

1 KLOMPOK KIDUL Munjungan 30 LUMBUNG Panggul

2 SASAH Munjungan 31 KARANGMALANG Panggul

3 CIGAR Munjungan 32 KUYON Panggul

4 ALES Munjungan 33 KONYELAN Panggul

5 ANAK CIGAR Munjungan 34 BANYUTARUNG Panggul

6 PANIKAN Munjungan 35 SRUWI LOR Watulimo

7 WATUPAYUNG Munjungan 36 SRUWI KIDUL Watulimo

8 PERCAK Munjungan 37 SEGUNUNG Watulimo

9 PERCAK WETAN Munjungan 38 KARANGPEGAT Watulimo 10 PERCAK TENGAH Munjungan 39 WATUDUKUN Watulimo 11 PERCAK KULON Munjungan 40 NGEMBENG Watulimo

12 KALONGAN Munjungan 41 WATULAJER Watulimo

13 KALONGAN CILIK Munjungan 42 SRUWI Watulimo 14 KLOMPOK LOR Munjungan 43 BRENGGOLO Watulimo

15 PRENJONO Munjungan 44 SIKLOPO Watulimo

16 PRENJONO WETAN Munjungan 45 SOSARI Watulimo 17 PRENJONO KULON Munjungan 46 SOSARI CILIK Watulimo

18 WERU Munjungan 47 SOSARI LOR Watulimo

19 WATUPRAU Munjungan 48 SOLIMO WETAN Watulimo 20 ENDASBAJUL Munjungan 49 SOLIMO TENGAH Watulimo 21 KAPULOGO Munjungan 50 SOLIMO KULON Watulimo

22 KEMPONG Munjungan 51 SOLIMO Watulimo

23 WATUGAMPIRAN Munjungan 52 BOYOLANGU Watulimo

24 TEANG Panggul 53 TAMENGAN Watulimo

25 TEANG LOR Panggul 54 ANAKAN Watulimo

26 TEANG KIDUL Panggul 55 MBATANG Watulimo

27 GODO Panggul 56 BABATAN Watulimo

28 GODO CILIK Panggul 57 SEKEL Watulimo

29 JARAN Panggul

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Trenggalek, 2015 Wilayah Rawan Bencana

Sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek adalah daerah rawan bencana, terutama tanah longsor dan banjir. Selain itu di sebelah selatan Kabupaten Trenggalek yaitu di kawasan pesisir merupakan wilayah rawan bencana tsunami dan gempa tektonik akibat tumbukan lempeng.

Bencana tanah longsor sering terjadi di Kabupaten Trenggalek terutama jika musim hujan tiba. Terdapat beberapa 2 faktor yang menyebabkan sebagian besar kawasan di Trenggalek masuk kategori rawan bencana tingkat sedang dan tinggi. Pertama adalah faktor alam yang terdiri dari aspek geologi dan tanah, aspek hidrologi dan klimatologi, aspek topografi, dan aspek penutupan lahan (vegetasi). Kedua, adalah faktor manusia yang memanfaatkan alam secara tidak bertanggung jawab. Kecamatan yang termasuk kategori kerawanan tinggi untuk bencana tanah longsor adalah Kecamatan Panggul, Kecamatan Munjungan, Kecamatan Watulimo, Kecamatan Kampak, Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Bendungan. Daerah tersebut merupakan areal yang mempunyai derajat kerentanan relatif besar untuk terjadinya longsor. Oleh karena itu diperlukan upaya perbaikan lingkungan yang rusak dan sosialisasi kepada masyarakat akan bahaya longsor sehingga dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi.

Selain longsor, bencana yang sering terjadi di Kabupaten Trenggalek adalah banjir di musim penghujan bahkan beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan intensitas banjir di sejumlah wilayah. Bencana banjir tentunya

(29)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 8

membawa kerugian yang tidak sedikit bahkan banyak infrastruktur yang rusak akibat banjir. Rusaknya infrastruktur akan mengganggu aktivitas masyarakat dan melumpuhkan perekonomian daerah. Kawasan banjir di Kabupaten Trenggalek dapat diidentifikasi menjadi beberapa tipologi yang terdiri dari kawasan dengan tingkat kerawanan banjir tinggi, tingkat kerawanan banjir menengah dan tingkat kerawanan banjir rendah. Luasan kawasan rawan banjir tinggi sebesar ± 4.217 ha yang tersebar di sebagian Kecamatan Panggul, Kecamatan Munjungan, Kecamatan Watulimo, Kecamatan Gandusari, Kecamatan Kampak, Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Karangan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Pogalan.

Luasan kawasan rawan banjir menengah sebesar ± 43.591 ha yang tersebar di hampir wilayah administrasi kecamatan yaitu Kecamatan Munjungan, Kecamatan Gandusari, Kecamatan Durenan, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Karangan, Kecamatan Bendungan, Kecamatan Tugu dan Kecamatan Pule. Selain itu luasan kawasan rawan banjir rendah sebesar ± 77.455 ha yang tersebar di semua kecamatan. Dengan teridentifikasinya kawasan rawan banjir tersebut maka kedepannya dapat dilakukan mitigasi bencana banjir melalui pemanfaatan ruang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sebagai kabupaten yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, maka Kabupaten Trenggalek juga berpotensi mengalami Tsunami yang dapat dipicu oleh gempa tektonik akibat tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Kawasan yang berpotensi terkena Tsunami adalah Kecamatan Watulimo seluas ± 1.701 ha, Kecamatan Munjungan seluas ± 1.689 ha, dan Kecamatan Panggul seluas ± 2.145 ha. Peta kawasan potensi rawan bencana Kabupaten Trenggalek pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Trenggalek Tahun 2012-2032 dapat dilihat pada Gambar berikut.

Sumber : RTRW Kab. Trenggalek 2012-2032

Gambar 2.2. Peta Potensi Rawan Bencana Kabupaten Trenggalek

BAPPEDA

(30)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 9

2.1.1.2. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2014 mencapai 837.753 jiwa, naik 975 jiwa dibanding dengan penduduk tahun 2013 sebanyak 836.778 jiwa, Laju pertumbuhan penduduk tahun 2014 adalah sebesar 0,12% lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 1,08%. Dari jumlah penduduk 837.753 jiwa pada tahun 2014 terdiri dari laki-laki berjumlah 422.007 jiwa atau 50,37% dan penduduk perempuan berjumlah 415.746 jiwa atau 49,63% dari total jumlah penduduk dengan rincian setiap kecamatan sebagaimana Tabel berikut:

Tabel 2.8. Karakteristik Penduduk Kab. Trenggalek Tahun 2014 (Hasil Registrasi Penduduk Akhir Desember 2014)

No. Kecamatan Penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk

(jiwa/km2)

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 PANGGUL 46.103 45.393 91.496 695,47 2 MUNJUNGAN 29.514 28.494 58.008 374,73 3 PULE 31.665 31.019 62.684 530,68 4 DONGKO 38.065 36.931 74.996 531,13 5 TUGU 28.767 28.703 57.470 769,14 6 KARANGAN 28.381 28.339 56.720 1.113,90 7 KAMPAK 20.845 20.565 41.410 524,18 8 WATULIMO 40.043 39.281 79.325 513,63 9 BENDUNGAN 15.463 15.244 30.707 338,03 10 GANDUSARI 29.566 29.294 58.860 1.070,96 11 TRENGGALEK 38.080 37.869 75.950 1.241,82 12 POGALAN 30.881 30.254 61.135 1.462,56 13 DURENAN 29.820 29.547 59.367 1.038,61 14 SURUH 14.814 14.813 29.627 584,13 Jumlah 422.007 415.746 837.753 664,15

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Trenggalek , 2015 Grafik 2.1. Piramida Penduduk Kabupaten Trenggalek Tahun 2014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Trenggalek, 2015 23.949 26.612 29.733 29.989 30.602 32.869 38.78433.505 33.53332.324 26.38422.973 18.65612.869 10.997 18.228 22.384 25.151 27.924 28.456 30.075 32.351 36.582 31.068 31.788 31.901 26.947 22.967 17.642 14.177 12.697 23.636 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-7475+ Usia

Jml Penduduk Laki-laki Jml Penduduk Perempuan

BAPPEDA

(31)

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 10

Bila dilihat dari kelompok umur sebagaimana digambarkan pada Grafik diatas, Piramida Penduduk Kabupaten Trenggalek Tahun 2014 diketahui bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan komposisi terbanyak adalah penduduk yang berusia 50-59 tahun dengan jumlah 99.271 jiwa, sedangkan komposisi terkecil adalah penduduk dengan usia 70-74 tahun yakni sejumlah 23.694 jiwa. Dari kelompok umur juga dapat diketahui bahwa dari tahun 2011-2014 kelompok usia produktif (usia 15-64 tahun) paling dominan prosentasenya, tahun 2011 sebesar 67,04%, tahun 2012 sebesar 71,05%, tahun 2013 sebesar 70,68% dan tahun 2014 sebesar 70,35 %. SDM Penduduk Kab. Trenggalek Tahun 2011-2014 secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.9. SDM Penduduk Kab. Trenggalek Tahun 2011-2014 Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur (Tahun)

Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 0-4 42.081 43.993 45.883 46.333 2 5-9 53.566 19,00% 52.047 18,74% 51.618 18,68% 51.763 18,59% 3 10-14 58.908 59.132 58.817 57.657 4 15-19 59.890 59.380 58.703 58.445 5 20-24 61.135 61.326 61.998 60.677 6 25-29 76.752 73.131 69.755 65.220 7 30-34 68.932 67,04% 73.852 71,05% 76.667 70,68% 75.366 70,35% 8 35-39 65.542 63.565 63.534 64.573 9 40-44 64.986 68.779 67.954 65.321 10 45-49 59.236 60.645 60.958 64.225 11 50-59 50.473 93.076 97.309 99.271 12 60-64 38.338 34.447 34.579 36.298 13 65-69 32.423 24.137 24.991 27.046 14 70-74 25.096 13,96% 23.874 10,21% 24.288 10,64% 23.694 11,05 % 15 75+ 56.060 36.489 39.724 41.864 Jumlah 813.418 100,00% 827.873 100,00% 836.778 100,00% 837.753 100,00% Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Trenggalek, 2015

Sedangkan dari rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Trenggalek 5 tahun terakhir, tahun 2010-2014 berkisar pada 1%. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi dari 5 tahun terakhir tersebut mencapai laju tertinggi pada tahun 2012 sebesar 1,78% tetapi cenderung menurun pada tahun berikutnya, 1,08% pada tahun 2013 dan 0,12% pada tahun 2014. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Trenggalek tahun 2010-2014 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Trenggalek, 2015 1,02 1,04 1,78 1,08 0,12 -0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Th. 2014

BAPPEDA

Gambar

Gambar 1.4. Diagram Alur Keterkaitan antara Dokumen RKPD dengan                                                     Dokumen Perencanaan lainnya
Tabel 2.2. Tingkat Kelerengan di Kabupaten Trenggalek
Tabel 2.3. Banyaknya Bendungan Menurut Klasifikasi dan Panjang Salurandi Kab.
Tabel 2.7. Nama Pulau di Kabupaten Trenggalek
+7

Referensi

Dokumen terkait

18 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen telah mengatur sedemikian rupa syarat-syarat per- janjian baku yang dapat diberlakukan dalam praktik dengan ancaman

KUA merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangkaian tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang terdiri dari RKPD, Kebijakan Umum

• Mengembangkan dan menyosialisasikan pedoman bagi otoritas pendidikan tentang kebijakan dan praktik analisis risiko multibahaya untuk pengurangan risiko dan kesiapsiagaan

Pengujian akuifer atau lebih dikenal dengan metode long-term Constant rate test dimaksudkan untuk pengukuran parameter yang Arahnya horizontal terhadap sumur uji,

Untuk sahabat-sahabat terdekatku semuanya, terimakasih atas persahabatan yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini, atas canda tawa kalian dan atas kebersamaan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017 merupakan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

1) Lokasi studi kasus untuk penelitian ini berada di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Kristen Duta Wacana berlokasi Jalan Dr.Wahidin

Empat nomor halaman teletext pilihan Anda dapat diberi kode warna dan dapat dipilih dengan mudah dengan menekan tombol warna yang sesuai pada remote kontrol. 1 Tekan