• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1. Pemerintahan Daerah

Struktur organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Trenggalek. Berikut bagan struktur organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek.

Sumber: Bag. Organisasi Setda Kabupaten Trenggalek, 2015

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek

Dalam bidang pemerintahan, semangat reformasi birokrasi diaplikasikan dalam penataan aparatur pemerintah daerah baik dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia (knowledge and skill) dan sikap mental (attitude) yang baik. Salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui penataan kelembagaan agar terbentuk kelembagaan yang mantap dengan struktur dan fungsi yang optimal.

Pada akhir tahun 2014 tercatat jumlah PNS Daerah Kabupaten Trenggalek berjumlah 9.810 orang, terdiri dari 5.149 orang berjenis kelamin laki-laki dan 4.661 orang berjenis kelamin wanita. Jumlah ini berkurang dari tahun-tahun sebelumnya kerena pada tahun 2011-2014 beberapa PNS pensiun sedangkan pada tahun 2011-2014 Kabupaten Trenggalek tidak mengadakan perekrutan CPNS karena ada moratorium yang diterapkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 25 Tabel 2.23.

Jumlah PNSD di Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2014 (orang)

URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014

Laki-Laki Perempuan Total % Golongan: - Golongan I 360 353 327 378 348 21 369 3,76% - Golongan II 2.209 2.205 1.921 1.786 1.022 619 1.641 16,73% - Golongan III 3.906 3.776 3.600 3.581 1.828 1.966 3.794 38,67% - Golongan IV 4.186 4.300 4.316 4.218 1.951 2.055 4.006 40,84% Jumlah 10.663 10.634 10.164 9.963 5.149 4.661 9.810 100% Pendidikan: - SD 217 194 176 183 164 7 171 1,74% - SLTP 385 364 325 349 284 39 323 3,29% - SLTA/D1 2.161 2.046 1.878 1.847 1.114 624 1.738 17,72% - D2/D3 2.668 2.499 2.000 1.836 557 831 1.388 14,15% - S1/S2/S3 5.232 5.531 5.785 5.748 3.030 3.160 6.190 63,10% Jumlah 10.663 10.634 10.164 9.963 5.149 4.661 9.810 100%

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Trenggalek, 2015

PNS Daerah Kabupaten Trenggalek masih didominasi oleh Pegawai dengan latar pendidikan S1/S2/S3 sebesar 6.190 orang, hal ini menggambarkan kualitas SDM PNS Daerah Kabupaten Trenggalek dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan makin meningkatnya Persentase jumlah PNS Daerah dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi. Persentase PNS Daerah Kabupaten Trenggalek menurut golongannya didominasi oleh Golongan III dan Golongan IV, masing masing sebesar 38,67 % dan 40,84 %. Sedangkan PNS Daerah Kabupaten Trenggalek Golongan I dan Golongan II adalah sebesar 3,76% % dan 16,73 %.

Grafik 2.8. Persentase Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD)

Kab. Trenggalek Tahun 2010-2014 Menurut Pendidikan

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Trenggalek, 2015

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 Tahun

2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

- S1/S2/S3 5.232 5.531 5.785 5.748 6.190 - D2/D3 2.668 2.499 2.000 1.836 1.388 - SLTA/D1 2.161 2.046 1.878 1.847 1.738 - SLTP 385 364 325 349 323 - SD 217 194 176 183 171 Jum la h PN SD (j iw a) 10.663 10.634 10.164 9.963 9.810

BAPPEDA

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 26

2.1.3.2. Pendidikan

Sumber Daya Manusia sangat penting peranannya dalam proses pembangunan. Untuk itu, pembangunan yang dilakukan bermuara pada pembangunan manusia. Salah satu komponen dalam pembangunan manusia adalah peningkatan di bidang pendidikan, karena merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas utama dalam pembangunan. Hal ini disadari karena pendidikan dipandang sebagai unsur utama dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendidikan telah diupayakan pemerintah melalui berbagai program, di antaranya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, program wajib belajar, beasiswa dan lain-lain.

Tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan dapat dipantau dari beberapa indikator pendidikan diantaranya Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK) maupaun Angka Putus Sekolah (APS) dari jenjang Sekolah Dasar hingga jenjang Sekolah Menengah.Dari tahun 2010-2014 capaian APM, APK dan APS dari jenjang Sekolah Dasar hingga jenjang Sekolah Menengah di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.24. Angka Partisipasi dan Angka Putus Sekolah Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2014

No. Uraian 2010 2011 Tahun 2012 2013 2014 1 Angka Partisipasi Murni (APM)

- SD sederajat 97,77 96,84 91,27 93,16 93,76

- SMP sederajat 80,62 79,55 83,23 80,42 81,86

- SMA sederajat 48,59 46,67 62,28 55,82 58,93

2 Angka Partisipasi Kasar (APK)

- SD sederajat 108,37 104,88 100,87 102,01 100,79

- SMP sederajat 105,33 103,65 106,97 102,09 101,47

- SMA sederajat 67,79 68,41 74,23 73,78 72,23

3 Angka Putus Sekolah (APS)

- SD sederajat 0,15 0,47 0,31 0,04 0,01

- SMP sederajat 0,72 0,51 0,43 0,60 0,27

- SMA sederajat 0,96 0,41 0,35 0,48 0,28

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Trenggalek, 2015

Selain beberapa indikator pendidikan diatas, kualitas pendidikan di Kabupaten Trenggalek juga dapat dilihat dari Indeks Pendidikan yang merupakan salah satu komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks pendidikan merupakan gabungan dari dua indikator pendidikan yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Indeks Pendidikan pada tahun 2010 sebesar 77,98, pada tahun 2011 naik menjadi 78,02, pada tahun 2012 kembali naik menjadi 78,16 pada tahun 2013 naik menjadi 78,26 dan pada Tahun 2014 kembali naik menjadi 78,47. Indeks pendidikan Kab. Trenggalek dalam kurun waktu tersebut selalu berada di atas Rata Rata Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Dapat pula dikatakan, bahwa pendidikan di Kabupaten Trenggalek terdapat pergerakan positif dari tahun 2010 ke tahun 2014. Namun, meski ada kenaikan indeks pendidikan, akan tetapi sektor pendidikan di daerah ini masih perlu mendapat perhatian, terutama di era otonomi daerah sekarang ini.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 27 Grafik 2.9. Indeks Pendidikan Kab. Trenggalek dan Provinsi Jawa Timur

Tahun 2010-2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara

Angka Melek Huruf (AMH) merupakan persentase penduduk yang bisa membaca dan menulis, baik huruf latin maupun huruf lainnya seperti huruf Arab, Jawa, Kanji dan lain-lain. AMH Kabupaten Trenggalek terus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun 2010 penduduk yang bisa baca tulis sekitar 92,84 persen dari total penduduk umur 15 tahun keatas dan pada tahun 2011 terjadi kenaikan menjadi 92,84 persen. Pada tahun 2012, AMH menjadi 93,50 persen, dan meningkat lagi pada tahun 2013 menjadi 92,91 persen. Pada tahun 2014, AMH Kabupaten Trenggalek menunjukkan peningkatan 0,32 persen poin dibandingkan tahun 2013, yaitu 93,23 persen.

Sementara itu, jumlah melek huruf diidentifikasi sebanyak 10.220 orang dari jumlah sasaran buta huruf atau 81,90 % dari 16.018 orang yang buta huruf. Tentunya angka ini harus terus ditingkatkan untuk peningkatan kualitas pendidikan yang layak dan merata. Persentase Jumlah melek huruf per kecamatan di Kab. Trenggalek tahun 2014 dapat disajikan pada sebagaimana Tabelberikut.

Tabel 2.25. Persentase Jumlah Melek Huruf Per Kecamatan di Kab. Trenggalek Tahun 2014

No. Kecamatan Jumlah Melek Huruf Jumlah Buta Huruf Sasaran Buta Jumlah Huruf Persentase Melek Huruf (%) 1 Panggul 1.521 291 1.812 83,94% 2 Munjungan 637 87 724 87,98% 3 Watulimo 1.298 298 1.596 81,33% 4 Kampak 636 36 672 94,64% 5 Dongko 1.313 143 1.456 90,18% 6 Pule 1.721 511 2.232 77,11% 7 Karangan 598 248 846 70,69% 8 Gandusari 520 70 590 88,14% 9 Durenan 734 334 1.068 68,73% 10 Pogalan 568 138 706 80,45% 11 Trenggalek 696 246 942 73,89% 12 Tugu 829 79 908 91,30% 13 Bendungan 1.639 409 2.048 80,03% 14 Suruh 409 9 418 97,85% TOTAL 13.119 2.899 16.018 81,90%

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Trenggalek, 2015

77,98 78,02 78,16 78,26 78,47 74,98 75,33 76,09 76,51 77,06 72 74 76 78 80 2010 2011 2012 2013 2014 ***)

TRENGGALEK JAWA TIMUR

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 28 Pelayanan pendidikan di Kabupaten Trenggalek diupayakan untuk meningkatkan pemerataan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2014 terdapat 495 Taman Kanak-kanak (TK/RA), 442 Sekolah Dasar (SD), 78 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 16 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 29 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sedangkan jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah 113, Madrasah Tsanawiyah (MTs) 20, dan Madrasah Aliyah (MA) 11.

Fasilitas pendidikan mengalami peningkatan dan makin merata penyebarannya yang meliputi jumlah Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam kurun waktu Tahun 2010-2014 sebagaimana Tabel. berikut :

Tabel 2.26. Fasilitas Pendidikan TK, SD, SMP dan SMA Se- Kab. Trenggalek Tahun 2010-2014 No. Tahun Jumlah

TK/RA Jumlah SD/MI SMP/MTs Jumlah SMA/MA/SMK Jumlah Total

1. 2010 382 438 76 38 934

2. 2011 386 438 76 40 940

3. 2012 484 551 98 50 1.183

4. 2013 475 551 98 53 1.177

5. 2014 495 555 98 56 1.204

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Trenggalek, 2015

Ketersediaan fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar merupakan dua hal yang memegang peranan penting terhadap kemajuan dunia pendidikan. Untuk melihat ketersediaan guru pada suatu daerah dapat dilihat dengan membandingkan jumlah guru terhadap murid. Walaupun belum ada angka ideal sebagai patokan namun semakin kecil angka ini maka akan menggambarkan beban seorang guru yang semakin kecil pula.

Tabel 2.27. Rasio Guru-Murid Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Trenggalek, Tahun 2010 – 2014

Sekolah 2010 2011 2012 2013 2014

SD/MI 1:12 1:12 1:12 1:11 1:12

SMP/MTs 1:12 1:12 1:12 1:13 1:13

SMA/MA 1:12 1:13 1:12 1:12 1:11

SMK 1:12 1:13 1:12 1:12 1:10

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Trenggalek, 2015

Di Kabupaten Trenggalek, pada kurun waktu 2010 - 2014 rasio guru - murid SD tidak mengalami banyak perubahan yaitu dari sekitar 1: 11 dan 1:12. Pada tahun 2014 rasio guru 1:12, ini berarti ada sekitar 12 murid SD yang harus ditangani oleh seorang guru pada sebuah sekolah tempat dia mengajar. Demikian halnya dengan rasio murid – guru SLTP, yaitu dari sekitar 1:12 dan 1:13 murid setiap guru pada pada tahun 2010-2014. Sementara itu pada periode yang sama, rasio murid - guru SMU mengalami sedikit fluktuasi, dari 12-13 murid setiap guru pada tahun 2010-2013 menjadi 11 murid setiap guru pada tahun 2014. Sedangkan SMK menjadi 10 murid setiap guru pada Tahun 2014.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek maka rasio murid per sekolah, rasio murid per ruang belajar dan rasio guru per sekolah dalam kurun waktu tahun 2010-2014 sebagaimana Tabel berikut :

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 29 Tabel 2.28.

Rasio Murid Per Sekolah, Rasio Murid Per Ruang Belajar dan Rasio Guru Per Sekolah Tahun 2010-2014 Tahun SD SLTP SLTA Murid per Sekolah Murid per Ruang Belajar Guru per Sekolah Murid per Sekolah Murid per Ruang Belajar Guru per Sekolah Murid per Sekolah Murid per Ruang Belajar Guru per Sekolah 2010 122 18 10 336 33 26 413 35 32 2011 121 18 10 335 33 26 412 35 32 2012 120 18 10 335 33 26 412 35 32 2013 111 18 10 322 30 26 403 32 32 2014 106 17 9 313 28 26 370 31 34

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Trenggalek, 2015

Rasio murid per sekolah yang tinggi terdapat di Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Watulimo, Kecamatan Panggul, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Durenan dan Kecamatan Kampak. Sedangkan rasio guru per sekolah terbesar terdapat pada Kecamatan Pule, Kecamatan Kampak, Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Trenggalek. Selain pendidikan formal dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan diselenggarakan juga melalui pendidikan luar sekolah (PLS) antara lain Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Keaksaraan Fungsional (Kejar Paket A, Kejar Paket B dan Kejar Paket C).

2.1.3.3. Kesehatan

Pelayanan di bidang kesehatan di Kabupaten Trenggalek terus mengalami peningkatan dilihat dari fasilitas kesehatan seperti jumlah kamar dan tempat tidur pasien, apotek, polindes, Pustu, Pusling, Posyandu; dan jumlah tenaga kesehatan seperti tenaga medis, paramedis, apoteker, bidan, dan pengatur gizi.

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, telah tersedia 4 buah rumah sakit di ibu kota Trenggalek (yang terdiri dari 1 buah Rumah Sakit milik pemerintah, 2 buah Rumah Sakit swasta, dan 1 buah Rumah Sakit Bersalin), 6 Balai Pengobatan/ Klinik, 22 buah Puskesmas yang tersebar di 14 kecamatan, 66 buah Puskesmas Pembantu dan 26 Puskesmas Keliling. Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 penduduk. Dengan jumlah Puskesmas tersebut berarti 1 puskesmas di Kabupaten Trenggalek rata-rata melayani sebanyak 30.858 jiwa. Keberadaan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling sangat berarti sekali dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan di tengah-tengah masyarakat, karena beberapa daerah mempunyai kondisi geografis yang sulit, sehingga tidak terjangkau layanan kesehatan Puskesmas. Pada tahun 2014, di Kabupaten Trenggalek terdapat 107 dokter (21 dokter spesialis dan86 dokter umum), 16 dokter gigi,428 tenaga keperawatan, 223 bidan,52 tenaga kefarmasian (apoteker/asisten apoteker), 20 tenaga kesehatan masyarakat, 46 tenaga gizi, 32 tenaga sanitasi, 75 teknisi medis dan 5 fisioterapis. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Trenggalek dalam kurun waktu 2010-2014 secara kuantitas disajikan sebagaimana Tabel.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 30 Tabel 2.29. Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Trenggalek

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Rumah Sakit / Hospital

- Jumlah / Total 4 4 4 4 4

- Tempat Tidur / Bed 265 321 182 182 166

2 Puskesmas / Public Health Center 22 22 22 22 22

- Puskesmas Perawatan 17 18 18 18 18

- Tempat Tidur / Bed 199 253 276 276 281

- Puskesmas Non Perawatan 5 4 4 4 4

3 Puskesmas Pembantu 66 66 66 66 66

4 Apotik / Drug Store 25 29 32 33 38

5 Polindes 111 111 113 113 113

6 Puskesmas Keliling 31 31 33 32 26

7 Posyandu 843 849 854 854 854

Sumber : Profil Kesehatan 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, RSUD Dr. Soedomo 2015

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dansumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu, Pondok KesehatanDesa (Ponkesdes)/Polindes. Di Kabupaten Trenggalek sampai dengan tahun 2013 menurut hasilkompilasi data terdapat 854 posyandu (68,62% merupakan posyandu aktif) dan ponkesdes siaga aktif 157 desa/kel.

Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek dari Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain yang termasuk jaringannya. Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) masih merupakan salah satu indikator penting untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Jumlah kematian bayi pada tahun 2014 sebanyak 72, menurun dibandingkan pada tahun 2013 sebanyak 70 bayi. Sedangkan jumlah kematian ibu mengalami fluktuasi selama tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2011 sebanyak 13, tahun 2012 sebanyak 10, tahun 2013 sebanyak 11 ibu dan tahun 2014 sebanyak 10. Kecenderungan kematian bayi dan kematian ibu di Kabupaten Trenggalek selama tahun 2010-2014 seperti terlihat pada Grafik.

Grafik 2.10. Kecenderungan Kematian Bayi Dan Ibu Di Trenggalek Tahun 2010-2014

Sumber : Profil Kesehatan 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, 2015

9 13 10 11 10 93 111 77 70 72 0 25 50 75 100 125 2010 2011 2012 2013 2014 ji w a

KEMATIAN IBU KEMATIAN BAYI

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 31 Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2014 tercatat sebesar 7,63 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) 105,98 per 100 .000 kelahiran hidup. Hal tersebut tidak lepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB antara lain melalui pemenuhan bidan di desa, peningkatan cakupan, mutu pelayanan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui pelatihan tenaga, serta pemenuhan sarana dan sarana, peningkatan kerja sama lintas sektor dan lintas program serta peningkatan pemberdayaan masyarakat. Menurunnya AKI dan AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.

Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 Kabupaten Trenggalek pada tahun 2014 sebesar 85,7% dari 10.724 ibu hamil. Angka cakupan ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2013 sebesar 93,04%. Kecenderungan persentase cakupan pelayanan K1 dan K4 selama lima tahun terakhir dapat dilihat sebagaimana Grafik berikut ini.

Grafik 2.11. Kecenderungan Cakupan K1 dan K4 di Kab. Trenggalek Tahun 2010-2014

Sumber : Profil Kesehatan 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, 2015

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Pada tahun 2014 tercapai 137 desa/kelurahan. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2013 yaitu mencapai 143 desa/kelurahan.

Gambaran capaian UCI selama empat tahun terakhir sebagaimana Grafik. berikut ini. 96,01 100 109,69 99,9 96,8 67,85 74 88,75 93,04 85,7 60 70 80 90 100 110 2010 2011 2012 2013 2014 K1 K4

%

BAPPEDA

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 32 Grafik 2.12. Persentase Cakupan UCI di Kab. Trenggalek Tahun 2010-2014

Sumber : Profil Kesehatan 2014, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, 2015

Indeks kesehatan yang diwakili dengan Indeks Harapan Hidup (IHH), diharapkan dapat mencerminkan pembangunan manusia dibidang kesehatan. Pada tahun 2010IHH Kabupaten Trenggalek tercatat sekitar 77,70 dan menjadi sekitar 78,12 pada tahun 2011,78,55 pada tahun 2012, 78,83 pada tahun 2013 dan kembali meningkat pada Tahun 2014 menjadi 79,15atau relatif mengalami perubahan positif. Hal ini dapat diartikan bahwa kondisi kesehatan masyarakat Trenggalek relatif meningkat dalam kurun waktu 2010-2014. IHH Kabupaten Trenggalek dalam kurun waktu tersebut selalu diatas IHH Provinsi Jawa Timur.

Grafik 2.13. Indeks Harapan Hidup Kab. Trenggalek dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara

Jika dilihatdari Indeks Harapan Hidup, pembangunan kesehatan di Kabupaten Trenggalek sudah berjalan dengan baik. Namun sekalipun pembangunan kesehatan telah berhasil mencapai tingkat capaian kinerja yang mengesankan, permasalahan dan tantangan di bidang kesehatan dalam periode waktu 20 tahun ke depan cenderung akan semakin membesar. Beberapa diantara tantangan yang paling besar adalah mengubah paradigma pengobatan ke arah paradigma pencegahan. Ini membutuhkan serangkaian upaya serius dalam mengubah pandangan dan pola hidup masyarakat ke arah perilaku hidup sehat, mengerti akan arti lingkungan hidup sehat, dan siap untuk melakukan pencegahan penyakit secara mandiri melalui upaya di setiap lingkungan pemukiman. 78,34 40,13 67,52 91,08 87,3 30 40 50 60 70 80 90 100 2010 2011 2012 2013 2014 PER SEN 77,7 78,12 78,55 78,83 79,15 74,33 74,77 75,16 75,32 75,62 70 72 74 76 78 80 2010 2011 2012 2013 2014 ***)

TRENGGALEK JAWA TIMUR

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 33