• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Struktur Ekonomi dan Pergeserannya

Berdasarkan data PDRB pada suatu daerah, maka dapat dilihat struktur ekonominya. Pertumbuhan ekonomi merupakan besarnya tingkat kenaikan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). PDRB ADHK di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2014 masih didominasi sektor lapangan usaha pertanian sebesar 34,72% disusul dengan sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar 32,00 %, dan sektor lapangan usaha jasa-jasa sebesar 15,69 %.

Dari ketiga sektor lapangan usaha tersebut, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir memberikan kontribusi yang terbesar terhadap PDRB. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Trenggalek ditopang oleh sektor lapangan usaha pertanian, jasa-jasa serta perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terkecil bagi perekonomian Kabupaten Trenggalek pada Tahun 2014 adalah sektor lapangan usaha listrik, gas dan air minum sebesar 0,54 %.

Tabel 2.10. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2014 Atas Dasar Harga Konstan (dalam jutaan rupiah)

No Lapangan Usaha Rp, Th, 2011 % Rp, Th, 2012 % Rp, Th, 2013 % Rp, Th, 2014 ***) % 1 Pertanian 1,215,114,24 37,21 1,258,566,82 36,16 1.305.039,90 35,30 1.359.849,98 34,72 2 Pertambangan Dan Galian 54,101,11 1,66 55,601,66 1,60 58.092,19 1,57 60.908,38 1,56 3 Industri 176,806,08 5,42 188,617,97 5,42 202.016,57 5,46 216.362,60 5,52 4 Listrik, Gas

Dan Air Minum 18,451,63 0,57 19,674,83 0,57 20.545,32 0,56 21.336,41 0,54

5 Bangunan 74,342,29 2,28 80,143,09 2,30 87.063,78 2,36 93.337,91 2,38 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 966,140,50 29,60 1,066,341,16 30,64 1.162.568,33 31,45 1.253.293,47 32,00 7 Angkutan & Komunikasi 102,018,61 3,13 111,619,73 3,21 121.583,69 3,29 130.726,86 3,34 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 130,447,02 4,00 141,948,44 4,08 154.384,92 4,18 165.803,69 4,23 9 Jasa-Jasa 527,015,27 16,14 558,020,85 16,03 585.501,57 15,84 614.472,64 15,69 PDRB 3,264,436,75 3,480,534,54 3.696.796,27 3.916.091,93

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara

Berdasarkan pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Trenggalek dalam kurun waktu 4 tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang signifikan. Sektor lapangan usaha pertanian tetap paling dominan, dimana pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar 37,65%. Sektor lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran serta sektor lapangan usaha jasa-jasa memiliki kecenderungan mengalami kenaikan dimana pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar 30,80 % dan 14,25 %. Berdasarkan data, maka struktur ekonomi berdasarkan harga berlaku juga cenderung tidak mengalami pegeseran.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 12 Tabel 2.11. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2014 Atas Dasar Harga Berlaku (dalam jutaan rupiah)

NO LAPANGAN USAHA Rp, Th, 2011 % Rp, Th, 2012 % Rp, Th, 2013 % Rp, Th, 2014 ***) % 1 PERTANIAN 2,554,153,11 38,43 2,893,682,02 38,43 3.227.747,26 37,82 3.621.802,75 37,65 2 PERTAMBANGA N DAN GALIAN 131,530,13 1,98 139,531,52 1,85 153.782,28 1,80 154.785,37 1,78 3 INDUSTRI 347,682,72 5,23 391,066,63 5,19 440.327,33 5,16 488.016,30 5,17 4 LISTRIK, GAS

DAN AIR MINUM 37,176,39 0,56 39,926,79 0,53 42.805,02 0,50 47.204,59 0,48

5 BANGUNAN 176,541,93 2,66 196,543,90 2,61 231.551,62 2,71 256.418,02 2,71 6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1,924,094,62 28,95 2,210,666,72 29,36 2.584.000,46 30,28 2.947.501,50 30,80 7 ANGKUTAN & KOMUNIKASI 213,106,35 3,21 242,308,77 3,22 279.971,12 3,28 310.466,70 3,27 8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 245,434,46 3,69 285,637,32 3,79 331.464,19 3,88 377.104,08 3,88 9 JASA-JASA 1,016,709,42 15,30 1,129,720,71 15,00 1.242.725,80 14,56 1.412.162,53 14,25 PDRB 6,646,429,13 7,529,084,39 8.534.375,09 9.587.167,57

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan untuk menilai sampai seberapa jauh keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah kebijaksanaan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan yang positif menunjukkan peningkatan perekonomian.Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah diperoleh dari kenaikan PDRB Atas Dasar Harga Konstan yang mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa di suatu wilayah.

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yaitu antara tahun 2010 sampai dengan 2014 menunjukkan ke arah pertumbuhan yang positif walaupun capaiannya tidak selalu meningkat terus tiap tahunnya. Realisasi laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Trenggalek tahun 2010-2014 sebagaimana disajikan Grafik berikut :

Grafik 2.3.

Realisasi Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara

6,11 6,46 6,21 5,93 6,11 6,62 5,40 5,60 5,80 6,00 6,20 6,40 6,60 6,80 2010 2011 2012 2013 2014 ***)

BAPPEDA

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 13 Bila dilihat dari pertumbuhan tiap lapangan usaha menurut PDRB Atas Dasar Harga Konstan, maka pertumbuhan sektor primer, yaitu pertanian dan pertambangan cenderung mengalami fluktuatif capaiannya. Sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2011, yaitu hanya tumbuh 2,94%, nilai pertumbuhan yang paling rendah dibanding lapangan usaha yang lain, tetapi kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi 3,58%, menjadi 3,69% pada tahun 2013 dan kembali turun menjadi 3,62% pada Tahun 2014.

Pertumbuhan lapangan usaha secara rinci dalam 5 tahun terakhir adalah sebagaimana ditunjukkan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2.12. Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2014 (dalam %)

No. Lapangan Usaha 2010 2011 2012 Tahun 2013 2014***)

1 Pertanian 4,33 2,94 3,58 3,69 3,62

2 Pertambangan dan Galian 4,66 4,32 2,77 4,48 6,34

3 Industri 4,75 6,44 6,68 7,10 3,00

4 Listrik, Gas Dan Air Minum 8,17 8,29 6,63 4,42 13,87

5 Bangunan 6,33 9,00 7,80 8,64 6,27

6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 9,46 10,56 10,37 9,02 9,85

7 Angkutan & Komunikasi 6,37 8,06 9,41 8,93 3,36

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,84 8,50 8,82 8,76 5,35

9 Jasa-Jasa 5,01 6,63 5,88 4,92 6,64

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara

Sektor sekunder dan tersier mengalami pertumbuhan yang pesat dalam 5 tahun terakhir, Sektor sekunder, khususnya Listrik, Gas Dan Air Minum diproyeksikan mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 13,87% pada tahun 2014 dibanding tahun 2010 sebesar 8,17%. Pada sektor tersier pertumbuhan yang meningkat signifikan adalah sektor Jasa-Jasa diproyeksikan sebesar 5,01% pada tahun 2010 menjadi 6,64% pada tahun 2014.

Berdasarkan kecenderungan yang terjadi maka kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek akan terus mengalami peningkatan dengan asumsi kondisi perekonomian negara yang stabil dan terjadinya peningkatan kontribusi masing-masing sektor lapangan usaha di dalam PDRB.

Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat.

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 14 Konsentrasi kegiatan ekonomi yang tinggi di daerah tertentu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan pembangunan antar daerah. Ekonomi daerah dengan konsentrasi kegiatan ekonomi tinggi cenderung tumbuh pesat. Sedangkan daerah dengan tingkat ekonomi yang rendah cenderung mempunyai tingkat pembanguan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.

Tabel 2.13. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2010–2014

Tahun Trenggalek Kab. Jatim Prov. Nasional

2010 6,11 6,68 6,10

2011 6,46 7,22 6,50

2012 6,62 7,27 6,23

2013 6,21 6,55 5,78

2014 ***) 5,93 6,06 5,02

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, Bappeprop Jawa Timur dan BI (2015) ***) Angka Sangat Sementara

Dari Tabel diatas jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan Nasional dari tahun 2010-2014, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Trenggalek masih berada di bawah kisaran laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan diatas kisaran laju pertumbuhan ekonomi Nasional.

Laju inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai inflasi tahun 2010-2014, nilai inflasi Kab. Trenggalek Tahun 2010-2012 selalu lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Nasional tetapi pada tahun 2013-2014 dampak dari krisis ekonomi dunia mengakibatkan nilai inflasi Provinsi Jawa Timur dan Nasional lebih tinggi dari nilai inflasi Kabupaten Trenggalek.

Tabel 2.14. Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2010 s.d 2014

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014***) Rata-Rata Laju Inflasi Nilai Inflasi Kab. Trenggalek

(%) 6,45 6,35 6,25 6,72 6,40 6,43

Nilai Inflasi Prov. Jawa Timur

(%) 6,96 4,09 4,50 7,59 7,77 5,79 Nilai Inflasi Nasional (%) 5,13 5,38 4,28 6,97 8,36 6,02

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, Bappeprop Jawa Timur dan BI (2015) ***) Angka Sangat sementara

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 15 Dampak laju inflasi di suatu wilayah, akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan dan perencanaan pembangunan terutama pada penyediaan dana, Tingginya angka inflasi akan menaikkan harga-harga yang tentunya juga berpengaruh pada penurunan daya beli masyarakat, Sehingga dengan mengetahui laju inflasi, akan dapat disusun perencanaan dan kebijakan pembangunan yang lebih realistis dan akurat.

Inflasi PDRB di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2010-2014 cenderung memperlihatkan penurunan, hal tersebut memberi arti bahwa biaya produksi yang ditanggung oleh para pelaku ekonomi lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Inflasi tahun 2010 mencapai 6,45 menurun pada tahun 2011 menjadi 6,35 dan menurun kembali pada tahun 2012 menjadi 6,25 tetapi pada tahun 2013 meningkat menjadi 6,72 dan kembali turun menjadi 6,40 pada tahun 2014.

Laju inflasi Kabupaten Trenggalek Tahun 2010-2014 sebagaimana ditunjukkan pada Grafik berikut :

Grafik 2.4. Laju Inflasi Kabupaten Trenggalek Tahun 2010–2014

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara

PDRB Per Kapita

PDRB perkapita merupakan gambaran nilai tambah yang bisa diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat adanya aktivitas produksi. PDRB Perkapita didapat dari hasil penghitungan PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Besaran ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk pertengahan tahun dalam arti bahwa semakin tinggi jumlah penduduk akan semakin kecil besaran PDRB per kapita wilayah tersebut. Semakin tinggi PDRB perkapita suatu wilayah semakin baik tingkat perekonomian wilayahnya, walaupun ukuran ini tidak dapat memperlihatkan kesenjangan pendapatan antar penduduk. Meskipun masih terdapat keterbatasan, indikator ini cukup memadai untuk mengetahui tingkat perekonomian suatu wilayah dalam lingkup makro, paling tidak sebagai acuan memantau kemampuan suatu daerah di wilayah tersebut. Nilai tambah yang biasa diciptakan oleh penduduk sebagai akibat adanya aktifitas produksi menurut harga berlaku pada tahun yang bersangkutan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut memberikan arti bahwa perekonomian Kabupaten Trenggalek cenderung membaik.

6,45 6,35 6,25 6,72 6,40 6,00 6,10 6,20 6,30 6,40 6,50 6,60 6,70 6,80 2010 2011 2012 2013 2014***

BAPPEDA

BAB II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II - 16 Pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku merupakan pendapatan per kapita penduduk yang mencerminkan pendapatan yang diterima masing-masing penduduk akibat keikutsertaannya dalam proses ekonomi. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang perduduk, sedangkan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan dapat menunjukkan pertumbuhan nyata ekonomi per satu orang perduduk, PDRB perkapita penduduk Kabupaten Trenggalek dalam 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan dengan capaian sebagaimana Tabel berikut :

Tabel 2.15. PDRB Perkapita ADHB dan Pendapatan Regional Perkapita ADHB Kab. Trenggalek Tahun 2010 – 2014

Tahun PDRB per Kapita ADHB

Pendapatan Regional per Kapita ADHB Nominal (Rp) % Nominal (Rp) % Th. 2010 8.679.555,42 8.061.639,85 Th. 2011 9.800.015,23 12,91 9.103.723,66 12,93 Th. 2012 11.090.514,89 13,17 10.294.231,69 13,08 Th. 2013 12.415.720,11 11,95 11.385.790,24 10,60 Th. 2014 13,663,429,64 9,47 5,692,173,41 5,29

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Trenggalek, 2015 ***) Angka Sangat Sementara