• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016

KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2016 BAPPEDA

3.1. ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016

III - 8

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan Tahun 2016

Ekonomi Global

Setelah resesi global sejak pertengahan Tahun 2008 yang dimulai dengan krisis mortgage fund di Amerika Serikat, upaya pemulihan ekonomi dunia yang dimulai sejak akhir 2009, rupanya masih disusul oleh krisis ekonomi lainnya yang berasal dari belahan dunia lain yaitu negara-negara eropa seperti Portugal, Italia, Yunani (Greece) dan Spanyol sampai dengan Tahun 2011.

Secara umum pemulihan ekonomi global saat ini disebabkan oleh relatif berhasilnya intervensi pemerintah di berbagai negara yang telah mendorong sisi permintaan dan mengurangi ketidakpastian dan terjadinya resiko sistemik pada pasar keuangan. Namun berbagai peringatan telah dikemukakan oleh para ekonom dunia, IMF dan Bank Dunia, bahwa pemulihan tersebut memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi dan diantisipasi dalam lima Tahun ke depan, yaitu: (1) utang negara maju yang meningkat sejalan dengan upaya peningkatan stimulus fiskal; (2) tingkat pengangguran yang tinggi di negara-negara maju; (3) ketidakpastian harga minyak di pasar dunia yang sangat sensitif terhadap konflik politik antar negara.

Harga minyak mentah dunia diawal Tahun 2012 sempat menembus level US$ 100 per barrel. Memang setelah sinyal psikologis positif dikeluarkan beberapa lembaga keuangan internasional seperti IMF harga tersebut hingga tahun 2014 perlahan turun ke angka US$ 86. Namun kenaikan ekstrim harga minyak mentah dunia akan sangat mungkin terjadi kembali mengingat negara-negara yang diperkirakan akan mulai pulih kondisi perekonomiannya seperti Amerika Serikat dan Jepang akan meningkatkan permintaan minyak mentah dunia. Berdasarkan prediksi OPEC, jika terjadi peningkatan permimtaan konsumsi diatas 6 juta barrel, maka kenaikan harga minyak secara sporadis tidak dapat dielakkan. Sebagai efek domino adalah kenaikan harga komoditas yang tentu akan meningkatkan laju inflasi.

Dalam menghadapi trend pelambatan pemulihan ekonomi dunia pasca krisis keuangan, ekspektasi yang baik terhadap kelanjutan pemerintahan serta perkiraan lingkungan eksternal pada Tahun 2015 – 2016 mutlak diperlukan. Meskipun diwarnai optimisme, dinamika perekonomian ke depan masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang berpotensi menghambat akselerasi perbaikan ekonomi. Dari sisi eksternal, tantangan terutama berkaitan dengan dampak dari strategi mengakhiri langkah kebijakan yang ditempuh pada masa krisis (exit strategy), yang antara lain berupa pelonggaran likuiditas dan ekspansi fiskal di negara maju. Tantangan eksternal juga berhubungan dengan terjadinya kecenderungan polarisasi perdagangan dunia, serta masih tingginya ketidakseimbangan dalam kinerja perekonomian global.

Dari sisi domestik, tantangan berkaitan dengan beberapa permasalahan yang masih dapat mengganggu efektivitas kebijakan moneter, seperti akses likuiditas perbankan yang masih cukup besar, masih besarnya peranan investasi portofolio dalam struktur aliran modal masuk, potensi penggelembungan harga aset di pasar keuangan, pasar keuangan yang dangkal, dan berbagai permasalahan struktural di sektor riil. Tren global memproyeksikan tumbuhnya permintaan yang pesat akan makanan, energi, produk kesehatan dan barang-barang konsumsi sebagaimana Tabel berikut.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III - 9 Tabel 3.8.

Tren Global Dalam Permintaan Makanan, Energi, Produk Kesehatan dan Barang Konsumsi

NO. TREN GLOBAL DAMPAK

1

Pertumbuhan populasi dunia dari 7 Miliar ke 9 miliar Tahun 2050

- Kekurangan persediaan air bersih - Kenaikan permintaan makanan sekitar 70

2 Pertumbuhan populasi lanjut usia - Tumbuhnya kebutuhan produk dan pelayanan

kesehatan

3 Menipisnya cadangan minyak bumi sebagai

sumber energy utama - Naiknya harga minyak dunia termasuk di Indonesia

4

Pergeseran kekuatan ekonomi ke Asia. Pada Tahun 2050, Asia akan berkontribusi 50 dari PDB dunia

- Kenaikan pesat permintaan barang dan jasa di Asia, baik sisi kuantitas maupun kualitas

- Pada Tahun 2050, India & China akan memiliki 100 juta rumah tangga berpendapatan tinggi.

5 Krisis di Kawasan Eropa dan Amerika

Serikat - Krisis Di eropa dan AS diduga akanmengurangi konsumsi masyarakat di wilayah tsbsehingga diduga

akan mengurangi nilai import dari Indonesia Sumber : Komite Ekonomi Nasional, 2015

Ekonomi Nasional

Secara umum beberapa kondisi yang perlu diwaspadai oleh Indonesia pada Tahun 2014 dan 2015 adalah harga minyak dunia (yang sudah menembus level US$ 100 per barrel-nya), tingkat volatilitas rupiah terhadap dollar yang masih cukup tinggi, masih didominasinya arus modal masuk yang bersifat jangka pendek, masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial, belum lagi masalah politik dan hukum yang dapat mengganggu tingkat kepercayaan masyarakat baik domestik maupun internasional.

Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) mengemukakan bahwa Dampak positif secara Eksternal dalam rangka pengembangan ekonomi nasional yaitu: 1) Pemerintah negara-negara Uni Eropa mulai menemukan solusi politik penyelesaian krisis keuangannya; 2) Ekonomi di AS mulai tumbuh walau masih kecil. Sedangkan dampak negatifnya : 1) Permintaan domestik turun; 2) Aktifitas perdagangan dunia melambat; 3) Pergerakan arus modal melambat dan volatilitas nilai tukar meningkat; 4) Perubahan iklim, cuaca ekstrim, dan bencana alam cenderung meningkat; 5) Ketegangan geopolitik di Timur Tengah; 6) Semuanya mempengaruhi harga komoditi primer khususnya minyak mentah dan beras. Adapun Dampak negatif secara internal, yaitu :1) Ketersediaan dan kualitas Infrastruktur dan Energi belum memadai; 2) Hambatan Investasi perijinan dan ketidakpastian hukum; 3) Penyimpangan dan Korupsi masih terjadi pada pajak dan APBN; 4)Kekerasan horizontal dan anarki terjadi lagi; 5)Kesiapsiagaan dan kesigapan menangani bencana masih belum memadai; 6) Konflik dan benturan karena masalah pertanahan; 7) Persoalan politik lokal Aceh dan Gangguan Keamanan di Papua.

Komite Ekonomi Nasional mengemukakan ada beberapa tantangan bagi ekonomi Indonesia yang perlu diatasi demi memperkuat daya saing di kancah Global seperti disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 3.9. Tantangan Ekonomi Indonesia dalam Kancah Global

NO BIDANG URAIAN

1 Infrastruktur Mempercepat pembangunan konektivitas nasional untuk mewujudkan Negara

kesatuan secara ekonomi

2 Teknologi Menurut World Ekonomic Forum Global Competitiveness Report, Indonesia berada

di rangking 89 (dari 139) dan tertinggal dari Negara-negara di Asia untuk pendaftaran paten. Rangking 77 untuk pemanfaatan teknologi baru, di belakang Malaysia, Thailand, Philippines.

3 Modal Manusia Indonesia meluluskan 800 ribu lulusan sarjana setiap Tahun. Ke-7 terbesar di

dunia setelah (China, India, USA, Russia, Japan,Brazil). Namun saat ini hanya 1 dari setiap 4 anak Indonesia yang berkesempatan masuk ke Perguruan Tinggi.

4 Birokrasi Reformasi birokrasi di semua lini : kepemerintahan pusat dan daerah

5 Mindset Mendorong budaya kerja keras, inovati, kreatif dan berjiwa wirausaha.

Sumber : Komite Ekonomi Nasional, 2015

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III - 10 Indonesia mempunyai beberapa kelebihan pada sumberdaya alam dan manusia yang berpeluang besar untuk menjawab tantangan tersebut. Peluang Ekonomi Indonesia Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.10. Peluang Ekonomi Indonesia

NO BIDANG PELUANG TINDAKAN YANG PERLU DILAKUKAN

1 Pertanian Indonesia salah

satu penyedia hasil pertanian dan hayati terbesar di dunia

Meningkatkan produktivitas pertanian, baik dalam proses

pembenihan, penanaman, dan panen;

Industrialisasi proses pasca panen untuk menghasilkan

produk bernilai tambah;

Penerapan bioteknologi untuk menghasilkan bibit unggul

maupun obat-obatan

2 Energi Indonesia penyedia

energy alternative

dan sumberdaya alam bernilai tambah

Penerapan teknologi mutakhir dalam proses ekplorasi dan

ektraksi sumberdaya alam, serta pada industri pengolahan hilir untuk menghasilkan produk bernilai tambah;

Mengembangkan sumber energy alternative: Geothermal,

Bio-fuel, matahari, angin, hydrogen

3 Industri Indonesia

merupakan salah satu pusat industri manufaktur terbesar dunia

Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan untuk

menghasilkan tenaga kerja berdaya saing global;

Memfasilitasi penerapan teknologi manufaktur terkini di

berbagai sector untuk meningkatkan kapasitas, kualitas dan efisiensi

Sumber : Komite Ekonomi Nasional, 2015

Dengan mempertimbangkan tantangan utama, arah kebijakan, dan sasaran pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, maka tema pembangunan nasional tahun 2016 sebagaimana dipaparkan pada pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 adalah "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk meletakkan Fondasi Pembangunan Yang Berkualitas". Tema pembangunan tersebut

menegaskan bahwa salah satu permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi saat ini adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik. Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas yang ditujukan untuk membangun manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan tidak boleh memperlebar ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem dalam upaya menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Pembangunan infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang memperhatikan pemerataan.

Pelaksanaan pembangunan tahun 2016 merupakan agenda pembangunan tahun ke-2 dari RPJMN Tahun 2015-2019 yang usaha pencapaiannya berlandaskan pada asumsi dasar ekonomi makro nasional dari proyeksi sasaran ekonomi nasional sebagaimana tercantum dalam Buku I RPJMN Tahun 2015-2019 sebagai berikut :

a) Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,6% (berdasarkan PDB tahun dasar 2010); b) PDB perkapita sebesar 52,686 juta rupiah (berdasarkan PDB tahun dasar

2010);

c) Inflasi diharapkan dapat terkendali pada kisaran 4%;

d) Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp.12.150,00; e) Tingkat Pengangguran dapat diturunkan menjadi 5,2%-5,5%;

f) Tingkat kemiskinan berkisar pada 9%-10%

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III - 11 Ekonomi Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur tantangan pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Timur ditandai oleh tantangan eksternal yang semakin menguat intensitasnya adalah terkait risiko kerentanan pemulihan ekonomi global, yang dapat lebih buruk dari perkiraan awal (downside risk). Kompleksitas krisis yang dihadapi Eropa dari jeratan utang, dapat cukup berpengaruh terhadap ekonomi global. Di sisi lain, kombinasi antara risiko pemburukan ekonomi global, tingkat suku bunga di negara maju yang sangat rendah, dan ekses likuiditas global berpotensi menggerakkan modal portofolio global dengan pola dua arah (two-way capital flows). Ini merupakan sumber instabilitas yang akan menjadi tantangan kebijakan bagi otoritas di negara

emerging market dalam menjaga stabilitas makro dan sistem keuangannya. Di

tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi Jawa Timur tercatat masih tumbuh stabil dan mengalami percepatan dibandingkan ekonomi kawasan Sumatera atau daerah lain di Jawa.

Tema Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 mengambil tema “Percepatan Pembangunan Infrastruktur Untuk Meningkatkan Daya Saing Menghadapi MEA Akhir 2015” diselaraskan dengan tema Pembangunan Nasional Tahun 2016 yang

dititikberatkan pada percepatan pembangunan infrastruktur.

Grafik 3.3. Capaian Kinerja Ekonomi Jawa Timur Tahun 2010-2014

LPE TPT PDRB 2010 2011 2012 2013 2014 ***) ADHK (Trilyun) 342,25 366,98 393,67 419,42 444,85 ADHB (Trilyun) 778,45 884,14 1.001,72 1.136,32 1.291,399 Kemiskinan Indeks Gini

Sumber : Bappeda Provinsi Jatim ***) Angka Sangat Sementara

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III - 12 Ekonomi Kab. Trenggalek

Pembangunan Ekonomi yang akan dilaksanakan oleh daerah harus didasarkan pada potensi yang berasal dari daerah tersebut, guna menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja sehingga masyarakat merasa diikut sertakan dalam membangun daerahnya, karena tujuan pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Otonomi Daerah menuntut pemerintah daerah untuk lebih kreatif memacu pertumbuhan perekonomian didaerahnya dengan melibatkan bisa berbagai lini yang ada yang dianggap potensial bisa membangkitkan pertumbuhan perekonomian daerah tersebut dan menimbulkan multiplier effect pada sektor lainnya. Dalam proses perencanaan pembangunan perlu diamati potensi ekonomi suatu daerah. Untuk itu perencanaan pembangunan ekonomi daerah merupakan hal yang penting diperhatikan pemerintah karena bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya-sumberdaya publik yang tersedia dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya-sumberdaya yang produktif dan berkelanjutan.

Kerangka pembangunan di Kabupaten Trenggalek, mengikuti paradigma pertumbuhan yang disertai dengan upaya pemberdayaan masyarakat dan pemerintah. Dalam kerangka tersebut, fokus perhatian bukan hanya ditunjukan untuk mencapai tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi, melainkan telah bergeser kepada pertumbuhan yang diikuti pemerataan yang optimal. Keadaan dan prospek ekonomi Kabupaten Trenggalek di Tahun 2015 tidak dapat terlepas dari perkembangan ekonomi tahun-tahun sebelumnya, program kerja yang akan dilakukan dan pengaruh perekonomian Provinsi Jawa Timur maupun perekonomian Nasional dan Global. Pada dua tahun mendatang, diperkirakan perekonomian Kabupaten Trenggalek masih akan menghadapi sejumlah tantangan akibat dari pengaruh lingkungan perekonomian global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tantangan yang diperkirakan masih akan dihadapi adalah :

a) Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengembangkan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dominan, yang bertumpu pada sektor pertanian dan industri pengolahan.

b) Meningkatkan daya saing daerah dengan peningkatan kemampuan ekonomi daerah, peningkatan kualitas fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim investasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

c) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan ini menjadi cukup penting dalam rangka efisiensi pendanaan pembangunan karena terbatasnya kemampuan keuangan pemerintah.

d) Meningkatkan pelayanan dan penyediaan fasilitas ekonomi seperti pasar dan kawasan khusus PKL secara memadai bagi pelaku ekonomi dan masyarakat luas untuk mendukung kegiatan bisnis di Kabupaten Trenggalek, disamping menciptakan lapangan kerja.

e) Mengembangkan program-program bagi perusahaan yang berskala mikro dengan menyediakan modal umpan (seed capital) melalui pendekatan pemberian pinjaman kelompok (a group lending approach) dalam rangka membangun modal sosial kolektif serta meningkatkan kepemilikan dan pembentukan modal lokal;

f) Membangun promosi bersama (joint marketing) dalam memasarkan potensi daerah dengan melalui kerjasama pemerintah dengan pemerintah, dan pemerintah dengan swasta serta masyarakat.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III - 13 Kondisi ekonomi Kabupaten Trenggalek Tahun 2014 dan Tahun 2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal yang melingkupinya, seperti ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 3.11.

Analisis Kondisi Internal dan Kondisi Eksternal Kabupaten Trenggalek

No. Kondisi Internal Kondisi Eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

1. Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan dan 157 desa/kelurahan Topografi Kabupaten Trenggalek didominasi daerah pegunungan UU. No 6 Tahun 2014 Tentang Desa memberikan peluang pemerataan pembangunan wilayah Faktor alam (perubahan iklim) yang sewaktu-waktu berpotensi bencana alam, krisis pangan dan energi

2. Pemerintah Kabupaten

Trenggalek terdiri dari 48 SKPD dengan jumlah PNSD mencapai 9.810 orang Belum Optimalnya kelembagaan, menurunnya kuantitas PNSD dan masih rendahnya Sumber Daya Manu (SDM) nya

Disahkannya UU. No 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai tindak lanjut dari Road Map Reformasi Birokrasi menuntut peningkatan kinerja PNSD dengan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Adanya pensiun PNSD massal pada 2013-2014, mengakibatkan pemerintah Kab. Trenggalek kekurangan pegawai, sehingga dikhawatirkan penempatan pegawai tidak sesuai dengan kualifikasi dan keahlian

3. Intensitas arus

pergerakan ekonomi di Kabupaten Trenggalek yang semakin meningkat dengan iklim investasi yang kondusif Masih tingginya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran di Kabupaten Trenggalek Program Pembangunan Strategis Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam penyediaan infrastruktur untuk meningkatkan daya ungkit kegiatan ekonomi masyarakat

Melambatnya Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan meningkatnya inflasi akibat kenaikan BBM

4. Sumber Daya Alam

(SDA) dan potensi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, kelautan dan perikanan serta pariwisata yang besar

Pemanfaatan SDA dan promosi pariwisata kurang optimal sehingga mengakibatkan rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemenuhan Sarana Prasarana pada Program Agropolitan, Minapolitan dan Agrowisata Menurunnya produksi hasil pertanian, peternakan, kehutanan, kelautan dan perikanan serta berkurangnya minat wisatawan

Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten Trenggalek serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang dihadapi pada Tahun 2015 dan 2016 adalah sebagai berikut :

Tantangan Perekonomian Daerah

Diperkirakan perekonomian Kabupaten Trenggalek masih akan menghadapi beragam tantangan akibat dari pengaruh lingkungan perekonomian global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Beragam tantangan dimaksud perlu disikapi secara arif dan komprehensif serta dengan langkah-langkah yang lebih nyata.

Tantangan yang diperkirakan masih akan dihadapi antara lain adalah sebagai berikut :

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III - 14 1) Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dengan mengembangkan

pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dominan, yang bertumpu pada sektor pertanian dan industri pengolahan;

2) Meningkatkan daya saing daerah dengan peningkatan kemampuan ekonomi daerah, peningkatan kualitas fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim investasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia;

3) Meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan ini menjadi cukup penting dalam rangka efisiensi pendanaan pembangunan karena terbatasnya kemampuan keuangan pemerintah;

4) Meningkatkan pelayanan dan penyediaan fasilitas ekonomi seperti pasar dan kawasan khusus PKL secara memadai bagi pelaku ekonomi dan masyarakat luas untuk mendukung kegiatan bisnis di Kabupaten Trenggalek, disamping menciptakan lapangan kerja;

5) Mengembangkan program-program bagi perusahaan yang berskala mikro dengan menyediakan modal umpan (seed capital) melalui pendekatan pemberian pinjaman kelompok (a group lending approach) dalam rangka membangun modal sosial kolektif serta meningkatkan kepemilikan dan pembentukan modal lokal;

6) Membangun promosi bersama (joint marketing) dalam memasarkan potensi daerah dengan melalui kerjasama pemerintah dengan pemerintah, dan pemerintah dengan swasta serta masyarakat.

Prospek Perekonomian Daerah

Adanya situasi keterbatasan keuangan negara dalam pembiayaan pembangunan daerah berimplikasi luas terhadap perekonomian daerah. Pemerintah daerah dituntut mampu meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan keuangan daerah.

Berdasarkan kondisi riil perekonomian daerah tahun 2013 dan perkiraan tahun 2014, serta mempertimbangkan faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi kondisi perekonomian Kabupaten Trenggalek, maka prospek perekonomian pada tahun 2015-2017 adalah sebagai berikut :

1) Mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, kelautan dan perikanan dalam arti yang seluas-luasnya serta optimalisasi potensi pariwisata dan sumberdaya alam dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat;

2) Mengembangkan hubungan antar daerah, pemerintah provinsi dan pusat, serta kekuatan-kekuatan ekonomi dalam rangka peningkatan investasi daerah;

3) Meningkatkan daya saing daerah dengan peningkatan ketersediaan infrastruktur termasuk merehabilitasi sarana dan prasarana pendukung perekonomian perdesaan, sektor agribisnis dan agroindustri;

4) Memacu laju pertumbuhan ekonomi secara optimal agar mampu mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Kualitas laju pertumbuhan ekonomi tersebut harus berupa kemampuan untuk mendukung penurunan jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan dan peningkatan pendapatan daerah; dan

5) Meningkatkan kualitas pelayanan publik berupa pemantapan reformasi birokrasi dan pelayanan dasar berupa kemampuan masyarakat dalam mengakses pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkelanjutan.

BAB III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III - 15