• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Metode Numerik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Metode Numerik"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN KOMPUTASI RIAU

YAYASAN KOMPUTASI RIAU

BAHAN AJAR

BAHAN AJAR

 METODE N

 METODE NUMERIK 

UMERIK 

Oleh :

Oleh :

Prof. DR. H. Dadang Iskandar, M.Sc

Prof. DR. H. Dadang Iskandar, M.Sc

Pekanbaru,

Pekanbaru, September

September 2014

2014

STMIK AMIK RIAU

STMIK AMIK RIAU

(2)

METODE NUMERIK METODE NUMERIK Matakuliah

Matakuliah : : Metode Metode NumerikNumerik Bobot

Bobot SKS SKS : : 3 3 SKSSKS Prodi

Prodi : : S-1 S-1 Teknik Teknik InformatikaInformatika Pra

Pra Syarat Syarat : : Kalkulus, Kalkulus, Algoritma Algoritma & & Bahasa Bahasa PemrogramanPemrograman Kegiatan Kuliah :

Kegiatan Kuliah : a.

a. Tatap Tatap Muka Muka : : ± ± 18 18 x x PertemuanPertemuan  b.

 b. PR PR : : 1 1 x x Per Per MingguMinggu c.

c. Praktikum Praktikum : : 1 1 x x Per Per MingguMinggu d.

d. Tugas (Proyek), membuat program.Tugas (Proyek), membuat program. Evaluasi

Evaluasi

 Nilai Semester diambil dari :  Nilai Semester diambil dari :

-- PRPR

--  Nilai Praktikum Nilai Praktikum --  Nilai Poryek Nilai Poryek -- MID SemesterMID Semester -- UASUAS

Buku Pegangan : Buku Pegangan :

“Metode Numerik”, oleh Rinaldi Munir,

“Metode Numerik”, oleh Rinaldi Munir, Informatika, Bandung.Informatika, Bandung. Modul Praktikum :

Modul Praktikum :

Modul yang disusun oleh Tim STMIK-AMIK RIAU. Modul yang disusun oleh Tim STMIK-AMIK RIAU. Refrensi :

Refrensi :

-- Perpustakaan STMIK-AMIK RIAU.Perpustakaan STMIK-AMIK RIAU. -- Internet.Internet.

(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN I.1.

I.1. DefinisiDefinisi

Metode Numerik adalah teknik penyelesaian persoalan matematik dengan Metode Numerik adalah teknik penyelesaian persoalan matematik dengan komputer. Persoalan dalam bidang sain, teknologi, ekonomi dapat dirumuskan dalam komputer. Persoalan dalam bidang sain, teknologi, ekonomi dapat dirumuskan dalam  bentuk

 bentuk persamaan persamaan matematik. matematik. Tapi Tapi kadang-kadang kadang-kadang bentuknya bentuknya rumit, rumit, tidak tidak dapatdapat diselesaikan secara analitik (menggunakan rumus-rumus yang ada). Untuk mengatasi diselesaikan secara analitik (menggunakan rumus-rumus yang ada). Untuk mengatasi kesulitan tersebut, digunakan metode numerik, yaitu cara perhitungan dengan kesulitan tersebut, digunakan metode numerik, yaitu cara perhitungan dengan menggunakan operasi-operasi dasar (tambah, kurang, kali, bagi). Jumlah operasi ini menggunakan operasi-operasi dasar (tambah, kurang, kali, bagi). Jumlah operasi ini sangat banyak dan berulang-ulang, maka penggunaan komputer akan sangat sangat banyak dan berulang-ulang, maka penggunaan komputer akan sangat membantu.

membantu. I.2.

I.2. Tahapan-tahapan Memecahkan Persoalan Secara NumerikTahapan-tahapan Memecahkan Persoalan Secara Numerik

Ada enam tahap yang dilakukan dalam pemecahan persoalan dunia nyata Ada enam tahap yang dilakukan dalam pemecahan persoalan dunia nyata dengan metode numerik, yaitu :

dengan metode numerik, yaitu : 1.

1. Permodelan.Permodelan.

Tahapan ini merupakan tahapan pertama dalam meneyelaikan persoalan Tahapan ini merupakan tahapan pertama dalam meneyelaikan persoalan numerik, dimana pada tahapan ini persoalan nyata akan dimodelkan ke dalam numerik, dimana pada tahapan ini persoalan nyata akan dimodelkan ke dalam  persamaan matematik.

 persamaan matematik. 2.

2. Penyederhanaan ModelPenyederhanaan Model

Model matematik yang dihasilkan pada tahap 1 mungkin saja terlalu Model matematik yang dihasilkan pada tahap 1 mungkin saja terlalu kompleks, yaitu memasukkan banyak peubah (variabel) atau parameter. kompleks, yaitu memasukkan banyak peubah (variabel) atau parameter. Semakin kompleks model matematikanya, semakin rumit penyelesaiannya. Semakin kompleks model matematikanya, semakin rumit penyelesaiannya. Mungkin beberapa andaian dibuat sehingga beberapa parameter dapat Mungkin beberapa andaian dibuat sehingga beberapa parameter dapat diabaikan.

diabaikan. 3.

3. Formulasi Numerik.Formulasi Numerik.

Setelah memperoleh model matematika yang sederhana, tahap Setelah memperoleh model matematika yang sederhana, tahap selanjutnya adalah memfromulasikannya secara numerik, antara lain :

selanjutnya adalah memfromulasikannya secara numerik, antara lain : a.

a. Menentukan metode numerik yang akan dipakai bersama-sama denganMenentukan metode numerik yang akan dipakai bersama-sama dengan analisis galat awal (yaitu taksiran galat, penentuan ukuran langkah, dan analisis galat awal (yaitu taksiran galat, penentuan ukuran langkah, dan sebagainya).

(4)

-- Apakah metode tersebut teliti ?Apakah metode tersebut teliti ?

-- Apakah metode tersebut mudah diprogram dan wApakah metode tersebut mudah diprogram dan waktu pelaksanaannyaaktu pelaksanaannya cepat ?

cepat ?

-- Apakah metode tersebut tidak peka terhadap perubahan data yangApakah metode tersebut tidak peka terhadap perubahan data yang cukup teliti ?

cukup teliti ?  b.

 b. Menyusun algoritma dari metode numerik yang dipilih.Menyusun algoritma dari metode numerik yang dipilih. 4.

4. Pemrograman.Pemrograman.

Tahap berikutnya adalah menerjemahkan algoritma ke dalam program Tahap berikutnya adalah menerjemahkan algoritma ke dalam program komputer dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yang komputer dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yang dikuasai. Dalam modul ini akan dipandu menggunakan

dikuasai. Dalam modul ini akan dipandu menggunakan bahasbahasa pea pemrmr ogramanograman delphi.

delphi.

5.

5. OperasionalOperasional

Tahapan inni merupakan tahapan untuk menjalankan program komputer Tahapan inni merupakan tahapan untuk menjalankan program komputer yang telah dibuat dengan data uji coba sebelum data sebenarnya.

yang telah dibuat dengan data uji coba sebelum data sebenarnya. 6.

6. Evaluasi.Evaluasi.

Pada tahapan ini akan dilakukan evaluasi terhadap hasil yang diberikan Pada tahapan ini akan dilakukan evaluasi terhadap hasil yang diberikan oleh program tersebut.

oleh program tersebut.

Dari enam tahap tersebut, tidak seluruhnya dikerjakan oleh ahli Informatika. Dari enam tahap tersebut, tidak seluruhnya dikerjakan oleh ahli Informatika. Ahli informatika akan bekerja mulai dari tahapan ke 3,4 dan 5, sedangkan tahapan 1 Ahli informatika akan bekerja mulai dari tahapan ke 3,4 dan 5, sedangkan tahapan 1 dan 2 akan dikerjakan oleh ahli masing-masing bidang, dan untuk tahapan ke 6, akan dan 2 akan dikerjakan oleh ahli masing-masing bidang, dan untuk tahapan ke 6, akan dikerjakan bersama-sama antara ahli masing-masing bidang dan ahli informatika. dikerjakan bersama-sama antara ahli masing-masing bidang dan ahli informatika. Tetapi agar lebih memahami dan menghayati persoalan, sebaiknya ahli informatika Tetapi agar lebih memahami dan menghayati persoalan, sebaiknya ahli informatika  juga

 juga ikut ikut dilibatkan dilibatkan dalam dalam memodelkan, memodelkan, namun namun perannya perannya hanyalah hanyalah sebagaisebagai  pendengar.

 pendengar. I.3.

I.3. Topik-topik yang dilalui :Topik-topik yang dilalui : a.

a. Solusi Persamaan Nirlanajar (Non Linier).Solusi Persamaan Nirlanajar (Non Linier).  b.

 b. Solusi Sistem Persamaan Lanjar (SPL).Solusi Sistem Persamaan Lanjar (SPL). c.

c. Interpolasi Polinom.Interpolasi Polinom. d.

d. Integrasi Numerik.Integrasi Numerik. e.

(5)

BAB II BAB II

SOLUSI PERSAMAAN NIRLANJAR (NONLINIER) SOLUSI PERSAMAAN NIRLANJAR (NONLINIER) Persamaan

Persamaan f(x) = f(x) = 0 dikatakan0 dikatakan lanjar (linier)lanjar (linier) apabila pangkat dari apabila pangkat dari



sama dengan 1.sama dengan 1. Contoh :

Contoh :



= 0= 0



= 2= 2



 +2  +2 = 0, = 0, dsb.dsb.

Sebaliknya bila pangkat dari

Sebaliknya bila pangkat dari  x x tidak sama dengan 1 (satu),tidak sama dengan 1 (satu),  f(x) f(x)  disebut  disebut nirlanjar nirlanjar  (nonlinier). Misal : (nonlinier). Misal :













    





 

 

















Setiap persamaan seperti tersebut di atas mempunyai akar-akar persamaan, yaitu Setiap persamaan seperti tersebut di atas mempunyai akar-akar persamaan, yaitu harga-harga

harga  x x yang memenuhi persamaanyang memenuhi persamaan  f(x)=0 f(x)=0. Misalnya akar persamaan dari persamaan. Misalnya akar persamaan dari persamaan









Adalah

Adalah S S , maka berlaku, maka berlaku









.. Secara Simbolik:

Secara Simbolik: Bentuk ekspresi

Bentuk ekspresi









 secara simbolik kita tulis dengan secara simbolik kita tulis dengan  f(x) f(x) maka: maka:









dapat ditulis dengan

dapat ditulis dengan  f(x)=0 f(x)=0. Selanjutnya bila. Selanjutnya bila S S  adalah akar persamaan adalah akar persamaan f(x)=0 f(x)=0, maka berlaku, maka berlaku  f(S)=0.

 f(S)=0.

Menentukan akar-akar persamaan aljabar

Menentukan akar-akar persamaan aljabar seperti dua contoh pseperti dua contoh pertama di atas ertama di atas tidak sulit.tidak sulit.  Namun menentukan akar-akar

 Namun menentukan akar-akar persamaan transendental persamaan transendental sangat sulit sangat sulit dilakukan secara dilakukan secara analitis.analitis.

Persamaan Aljabar Persamaan Aljabar

Persamaann Transedental Persamaann Transedental

(6)

Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan

Kesulitan tersebut dapat diatasi dengan  Metode  Metode NumerikNumerik dengan menggunakan komputer.dengan menggunakan komputer. Ada beberapa metode untuk menentukan akar-akar persamaan secara numeri

Ada beberapa metode untuk menentukan akar-akar persamaan secara numeri k, antara lain :k, antara lain : II.1.

II.1. Metode Iterasi (Lelaran)Metode Iterasi (Lelaran) Dengan metode ini bentuk

Dengan metode ini bentuk f(x)=0 f(x)=0 dirubah menjadi dirubah menjadi  x=g(x). x=g(x). Masukkan harga dugaan awal

Masukkan harga dugaan awal





kedalamkedalam g(x) g(x), sehingga diperoleh, sehingga diperoleh





atauatau selanjutnya masukkan

selanjutnya masukkan x x11 kedalam kedalam g(x) g(x) untuk memperoleh untuk memperoleh x x22 atau atau





== g(x g(x11 )  ) dst.dst.





== g(x g(x22 ) )





== g(x g(x33 ) )





=g =g 







Secara

Secara Umum Umum : : Rumus Rumus IterasiIterasi Bila harga-harga x

Bila harga-harga x00, x, x11, , xx22, ... x, ... xii mendekati mendekati hargaharga

̅̅

  (akar persamaan yang  (akar persamaan yang

dicari) maka proses iterasi dikatakan konvergen. Sebaliknya bila harga x

dicari) maka proses iterasi dikatakan konvergen. Sebaliknya bila harga x00, x, x11, x, x22, ... x, ... xii

menjauhi harga akar

menjauhi harga akar

̅̅

, persamaannya dikatakan divergen., persamaannya dikatakan divergen.

Untuk proses iterasi yang konvergen, akar persamaan yang dicari adalah x Untuk proses iterasi yang konvergen, akar persamaan yang dicari adalah xi+1i+1

 bila

 bila











 atau atau

||







||

, dimana, dimana ϵϵ bilangan real yang kita kehendaki. bilangan real yang kita kehendaki.

Contoh 1 

Contoh 1 .. Carilah Carilah akar akar persamaanpersamaan  f(x) = f(x) =









..

Jawab 

Jawab .. Secara analitis akar persamaan tersebut adalahSecara analitis akar persamaan tersebut adalah

̅̅

11 = 2.618. = 2.618.

̅̅

22= 0.382.= 0.382. Dengan Iterasi : Dengan Iterasi :  f(x)  f(x) ==









 x =  x = g(x)g(x)  x =  x =







Misalkan dugaan awal

Misalkan dugaan awal  x x00 =1.=1.





= 1= 1





 

 

 



== g(x g(x00 ) )  



== g  g 







(7)





==













0.4810.481





==











 

 





==











 

 

.. .. .. Menuju

Menuju

̅̅

22 =  = 0.382 0.382 (Konvergen).(Konvergen).

Ditentukan

Ditentukan









  atau  atau









.. Bila harga dugaan awal dipilihBila harga dugaan awal dipilih







,, diperoleh : diperoleh :





= = 33





  = 3.333  = 3.333





  = 4.037  = 4.037





  = 5.766  = 5.766





= = 11.41511.415 Menjauhi

Menjauhi

̅̅

11 = 2.618, jadi iterasinya divergen. = 2.618, jadi iterasinya divergen.

Contoh 2.

Contoh 2. Tentukan akar persamaanTentukan akar persamaan  f(x) = f(x) =









..

Pe

Penyelenyelessaian aian ::

a.

a. Secara analitisSecara analitis

̅̅

11 = 0.62 = 0.62

̅̅

22 = 1.51 = 1.51

b.

b. Dengan IterasiDengan Iterasi  f(x) =

 f(x) =









 x = g(x) =

 x = g(x) =







Pilih

Pilih dugaan dugaan awal awal xx00 = 0. = 0.





= 0= 0





== g  g 







==







 = 0.333 = 0.333





== g  g 







==









 = 0.465 = 0.465

(8)





== g  g 







==









 = 0.567 = 0.567 .. .. .. Menuju Menuju

̅̅

= 0.62 .= 0.62 .

Iterasinya konvergen. Iterasi dihentikan bila harga

Iterasinya konvergen. Iterasi dihentikan bila harga









   atauatau

||







||

..

Untuk mendapatkan

Untuk mendapatkan

̅̅

= 1.51, kita coba dugaan awal= 1.51, kita coba dugaan awal





 = 2, maka uji coba yang = 2, maka uji coba yang sama diperoleh :

sama diperoleh :





= 2.46= 2.46





= = 3.913.91





= 16.7, menjauhi= 16.7, menjauhi

̅̅

= 1.51. Jadi iterasinya divergen.= 1.51. Jadi iterasinya divergen. Kriteria Konvergen.

Kriteria Konvergen.

Agar proses iterasi konvergen, gunakan kriteria konvergen sebagai berikut : Agar proses iterasi konvergen, gunakan kriteria konvergen sebagai berikut :

untuk harga-harga

untuk harga-harga x x yang terletak dalam interval yang mangandung harga akaryang terletak dalam interval yang mangandung harga akar

̅̅

..

Contoh. Contoh.  f(x)  f(x) ==









 x  x = g(x) = g(x) ==







 g(x)  g(x) ==



|| g‟  g‟ 



| < 1, untuk harga-harga| < 1, untuk harga-harga  x x yang terletak dalam interval. yang terletak dalam interval.



̅̅

11 = -1, terletak dalam interval ini, maka untuk mencari = -1, terletak dalam interval ini, maka untuk mencari

̅̅

11 = -1, dapat memberi dugaan = -1, dapat memberi dugaan

awal

awal x x00 = = 1, misalnya.1, misalnya.

Catatan : Catatan : 1.

1. BilaBila g‟(x) g‟(x) dekat dekat dengan dengan harga harga 0 0 untuk untuk semua semua hargaharga  x x dalam dalam interval interval tersebut,tersebut, maka proses iterasinya cepat.

maka proses iterasinya cepat.

|| g‟ 

 g‟ 





||

< 1< 1 

  ̅  ̅



= = -4-4 

(9)

Contoh Algoritma untuk metoda iterasi. Contoh Algoritma untuk metoda iterasi. Untuk Untuk  f(x) = f(x) =









 x  x == g(x) g(x)  x  x ==







Rumus iterasi Rumus iterasi





= g = g 











==







(10)

Soal. Soal.

Tentukan akar-akar persamaan

Tentukan akar-akar persamaan  f(x)  f(x) ==









, dengan, dengan ϵϵ  = 0.000001,  = 0.000001, gunakakan beberapa kemungkinan bentuk

gunakakan beberapa kemungkinan bentuk  x x = = g(x), g(x), perhatikan hasilnya. perhatikan hasilnya. II.2.

II.2. Metode Newton (Newton-Raphson)Metode Newton (Newton-Raphson) Rumus Iterasinya : Rumus Iterasinya : Contoh 1. Contoh 1.  f   f 



==









 f „   f „ 























Dugaan awal Dugaan awal







..











  



















  

  





  





















  

  













  



















  

  





 

 





  



















  

  





 

 

 





  











   

′′







 Lebih Cepat  Lebih Cepat

(11)

Contoh 2. Contoh 2.  f  f

   







 f „   f „ 

  









  



















Dugaan awal Dugaan awal







..













































 1.5435 1.5435

















































II.3.

II.3. Metode Regula FalsiMetode Regula Falsi

Perhatikan kurva

Perhatikan kurva  f  f 



. . f f 



  terjadi pada titik yang merupakan titik potong  terjadi pada titik yang merupakan titik potong  f 

 f 



dengan sumbudengan sumbu



. Harga. Harga



 titik ini adalah akar titik ini adalah akar f  f 



 yang akan dicari. yang akan dicari.

Pr

Pr ososeedurdur nya snya seebagabagai berii beri kuku t :t :

Diperlukan dua harga

Diperlukan dua harga



 yang merupakan dugaan awal. Misalkan yang merupakan dugaan awal. Misalkan





 (titik sebelah (titik sebelah kiri

kiri

̅̅

) dan) dan





  (titik sebelah kanan  (titik sebelah kanan

̅̅

). Karena). Karena





  berada pada sebelah kiri  berada pada sebelah kiri

̅̅

, maka, maka tentu

(12)

1.

1. Sekarang tarik garis lurus antara A dan B, yaitu antara titik (Sekarang tarik garis lurus antara A dan B, yaitu antara titik (





,,

  





) dan) dan titik (

titik (





,,

  





). Titik potong garis tersebut dengan sumbu). Titik potong garis tersebut dengan sumbu



  kita namakan  kita namakan





 dan harga dan harga f  f 



 untuk untuk





 adalah adalah  f  f 







.. 2.

2. Teliti letak titikTeliti letak titik





.. a.

a. BilaBila

  









,,

̅̅

 berada antara berada antara





 dan dan





 . Ganti . Ganti





 dengan dengan







lakukan kembali prosedur 1.

lakukan kembali prosedur 1.  b.

 b. BilaBila

  









, ganti, ganti





 dengan dengan





. Lakukan kembali prosedur 1.. Lakukan kembali prosedur 1. Demikian seterusnya hingga diperoleh harga

Demikian seterusnya hingga diperoleh harga









  atau  atau





  harganya  harganya sama dengan harga sebelumnya.

sama dengan harga sebelumnya. 3.

3. Rumus iterasinya.Rumus iterasinya.

II.4.

II.4. Metode Interval Tengah (Bisection Method)Metode Interval Tengah (Bisection Method)

Sama dengan metode Regula Falsi, namun pada metode interval tengah Sama dengan metode Regula Falsi, namun pada metode interval tengah





dipilih sebagai titik tengah antara

dipilih sebagai titik tengah antara





 dan dan





. Jari rumus iterasinya sebagai berikut :. Jari rumus iterasinya sebagai berikut : Metode ini lebih mudah daripada metode Regula Falsi.

Metode ini lebih mudah daripada metode Regula Falsi.  



    







  







   







  







 



  







(13)

BAB III BAB III

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LANJAR

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LANJAR (LINIER)(LINIER)

3.1.

3.1. Sistem Persamaan Lanjar (SPL)Sistem Persamaan Lanjar (SPL) Bentuk persamaan :

Bentuk persamaan :

 

 





  

  

Secara bersamaan membentuk sistem persamaan lanjar yang terdiri dari 3 buah Secara bersamaan membentuk sistem persamaan lanjar yang terdiri dari 3 buah  persamaan

 persamaan dengan dengan tiga tiga buah buah variabelvariabel

  

yang yang tidak di tidak di ketahui. ketahui. Solusi SPLSolusi SPL adalah harga-harga

adalah harga-harga

  

 yang me yang me

menuhi ke-3 persamaan tersebut secara bersamaan (simultan). menuhi ke-3 persamaan tersebut secara bersamaan (simultan). Bentuk SPL yang lebih umum :

Bentuk SPL yang lebih umum :



































  





































  



 

 





































  



Persamaan (2) adalah SPL yang terdiri dari

Persamaan (2) adalah SPL yang terdiri dari



  buah persamaan dengan  buah persamaan dengan



  buah  buah variabel

variabel













  



 yang tidak diketahui koefisien yang tidak diketahui koefisien













 dan dan













diketahui berupa bilangan. Bila

diketahui berupa bilangan. Bila













  semuanya sama dengan nol, SPL-nya  semuanya sama dengan nol, SPL-nya disebut SPL homogen. Bila tidak semuanya sama dengan nol, SPL-nya disebut SPL disebut SPL homogen. Bila tidak semuanya sama dengan nol, SPL-nya disebut SPL non homogen.

non homogen. 3.2.

3.2. Persamaan MatriksPersamaan Matriks

Persamaan (2) diatas dapat ditulis menjadi : Persamaan (2) diatas dapat ditulis menjadi :









    

















 

 

















 

















 = =















atau

atau

    ̅  ̅    

, yang disebut, yang disebut persamaan matriks persamaan matriks..

... ... ... (2)(2) ... ... ... (3)(3) ... ... ... (1)(1)

(14)

Baris Baris Matriks Matriks Kolom Kolom Matriks Matriks Baris Baris Perhatikan SPL berikut : Perhatikan SPL berikut :

 

 









Persamaan matriksnya : Persamaan matriksnya :

   

   

   



 = =



Koofesien persamaan (4) terdiri dari bilangan-bilangan Koofesien persamaan (4) terdiri dari bilangan-bilangan

  

   

  

yang disusun berdasarkan baris dan kolom. yang disusun berdasarkan baris dan kolom.

Susunan bilangan seperti di atas dapat diperlakukan sebagai matriks atau Susunan bilangan seperti di atas dapat diperlakukan sebagai matriks atau determinan. Bila diperlakukan sebagai matriks ditulis :

determinan. Bila diperlakukan sebagai matriks ditulis :

   

   

   

dan bila diperlakukan sebagai determinan, ditulis dan bila diperlakukan sebagai determinan, ditulis

  

   

  

Secara umum matriks yang terdiri dari

Secara umum matriks yang terdiri dari



 baris dan baris dan



 kolom, bentuknya : kolom, bentuknya :

 







    

















 

 

















 





Matriks yang terdiri dari

Matriks yang terdiri dari



  baris dan  baris dan



  kolom disebut matriks dimensi  kolom disebut matriks dimensi mm xx nn.. Bila

Bila



, matriksnya disebut, matriksnya disebut matriks bujur sangkar matriks bujur sangkar . Matriks. Matriks mm xx 11 disebut matriks disebut matriks kolom, dan matriks

kolom, dan matriks 11 x x nn disebut matriks baris. disebut matriks baris.



























 





... ... .. (4)(4) ... ... .. (5)(5) Kolom Kolom

(15)

Untuk memudahkan penulisan suatu matriks diberi simbol dengan suatu huruf Untuk memudahkan penulisan suatu matriks diberi simbol dengan suatu huruf  besar

 besar yang yang diletakkan diletakkan dalam dalam dua dua kurung kurung tegak. tegak. MisalnyaMisalnya

  

,,



, dan sebagainya., dan sebagainya. Bilangan penyusunan suatu matriks disebut elemen. Elemen suatu matriks diberi Bilangan penyusunan suatu matriks disebut elemen. Elemen suatu matriks diberi simbol dengan huruf kecil yang diberi dua buah indeks. Indeks pertama menyatakan simbol dengan huruf kecil yang diberi dua buah indeks. Indeks pertama menyatakan  baris dan indeks kedua meny

 baris dan indeks kedua menyatakan kolom.atakan kolom. Contohnya, elemen matriks

Contohnya, elemen matriks

  

  dapat ditulis dengan  dapat ditulis dengan





, yang menyatakan, yang menyatakan elemen

elemen



 yang terletak pada baris yang terletak pada baris ke-ike-i dan kolom dan kolom ke-jke-j.. 3.3.

3.3. Sifat-sifat MatriksSifat-sifat Matriks 1.

1. Kesamaan MatriksKesamaan Matriks

Dua buah matriks dikatakan sama apabila

Dua buah matriks dikatakan sama apabila dimensinya sama dan elemennyadimensinya sama dan elemennya  juga sama

 juga sama. Jadi,. Jadi,

  

 bila bila









 untuk semua ii dan untuk semua dan j j, serta dimensi, serta dimensi

  

sama dengan dimensi

sama dengan dimensi



.. 2.

2. Jumlah/ Selisih dua buah matriks.Jumlah/ Selisih dua buah matriks.

  













, dan dimensi, dan dimensi

  

 sama dengan dimensi sama dengan dimensi



..

Contoh. Contoh.

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

3.

3. Perkalian dua buah matriks.Perkalian dua buah matriks.

Dua buah matriks dapat dikalikan bila jumlah kolom matriks pertama sama Dua buah matriks dapat dikalikan bila jumlah kolom matriks pertama sama dengan jumlah baris matriks ke dua. Misal:

dengan jumlah baris matriks ke dua. Misal:

  

  dimensinya  dimensinya mm x x nn



  dimensinya n  dimensinyan x x p p

  

, dimana :, dimana :









  

==

(16)

Contoh. Contoh.

**    

    ++  

 

   



 

 

 



= =

** 

  ++

4.

4. Matriks DiagonalMatriks Diagonal

Matriks diagonal adalah matriks yang semua elemennya = 0, kecuali elemen Matriks diagonal adalah matriks yang semua elemennya = 0, kecuali elemen  pada diagonal utamanya.

 pada diagonal utamanya.

Contoh. Contoh.

  

  

  

    

  

  

5.

5. Matriks IdentitasMatriks Identitas

Matriks identitas atau matriks satuan

Matriks identitas atau matriks satuan



 adalah matriks diagonal yang semua adalah matriks diagonal yang semua elemennya sama dengan 1.

elemennya sama dengan 1.

Contoh. Contoh.

  

  

  ** 

 ++

6.

6. Matriks segi tiga atas/ bawah.Matriks segi tiga atas/ bawah.

Matriks segi tiga atas/ bawah adalah matriks yang elemen-elemennya di Matriks segi tiga atas/ bawah adalah matriks yang elemen-elemennya di  bawah/ atas diagonal utamanya sama dengan 0 (nol).

 bawah/ atas diagonal utamanya sama dengan 0 (nol).

Contoh. Contoh.

Segi

Segi tiga tiga Bawah Bawah Segi Segi tiga tiga AtasAtas

     

     

     

     

   

     

     

     

7.

7. Matriks TransposeMatriks Transpose

Matriks Transpose adalah matriks yang diperoleh dengan mempertukarkan Matriks Transpose adalah matriks yang diperoleh dengan mempertukarkan  baris dan kolom. Misalnya :

 baris dan kolom. Misalnya :

(17)

  



 

 

 

  



adalah adalah matriksmatriks transpose dari transpose dari

  

.. 3.4. 3.4. Solusi SPLSolusi SPL Perhatikan SPL berikut : Perhatikan SPL berikut :









































 

      





































































Persamaan (4-1) dapat ditulis menjadi : Persamaan (4-1) dapat ditulis menjadi :









   

   









 

 













 





























Atau : Atau :

  

Bila elemen matriks kolom

Bila elemen matriks kolom



 dimasukkan menjadi kolom ke dimasukkan menjadi kolom ke



 matriks matriks

  

,, maka

maka diperoleh diperoleh matriks matriks ::









          

















 

 

























 









yang

yang disebut mdisebut matriks augatriks augmented.mented.

Ada beberapa metode untuk mencari solusi (4-1) antara lain : Ada beberapa metode untuk mencari solusi (4-1) antara lain : 1.

1. Metode Eliminasi Gauss.Metode Eliminasi Gauss. 2.

2. Metode Eliminasi Gaus Jordan.Metode Eliminasi Gaus Jordan. 3.

3. Metode Lelaran (iterasi) Jacobi.Metode Lelaran (iterasi) Jacobi. 4.

4. Metode Lelaran Gaus Seidal, Dan lain-lain.Metode Lelaran Gaus Seidal, Dan lain-lain.

...

... .... (4-1)(4-1)

...

(18)

3.4.1.

3.4.1. Metode Eliminasi Gauss.Metode Eliminasi Gauss.

Metode eliminasi gauss terdiri dari dua tahap.

Metode eliminasi gauss terdiri dari dua tahap. Tahap pertamaTahap pertama :: Menjadikan matriks koefisien

Menjadikan matriks koefisien

  

 menjadi matriks segi tiga atas. menjadi matriks segi tiga atas.

[[













   







 

   









 

 













   

    







]]

Tahap kedua

Tahap kedua, proses penyulihan mundur (, proses penyulihan mundur (backward substitut backward substitut ionion), dimulai dari :), dimulai dari :



























 , ,

dan seterusnya sampai diperoleh harga

dan seterusnya sampai diperoleh harga













  



 dengan rumus : dengan rumus : ,, k=nk=n-1,-1, nn-2, ..., 1 dan-2, ..., 1 dan





≠ 0.≠ 0.

Dalam tahap pertama harus diselidiki apakah elemen diagonalnya sama Dalam tahap pertama harus diselidiki apakah elemen diagonalnya sama dengan 0, atau tidak. Bila sama dengan 0 (nol), susunan letak persamaan dengan 0, atau tidak. Bila sama dengan 0 (nol), susunan letak persamaan harus diubah sedemikian, sehingga semua elemen diagonalnya tidak ada yang harus diubah sedemikian, sehingga semua elemen diagonalnya tidak ada yang sama dengan nol.

sama dengan nol.

Contoh. Contoh.

Perhatikan SPL berikut ini. Perhatikan SPL berikut ini.











   (1)(1)













  

   (2)(2)















   (3)(3) Dalam SPL diatas

Dalam SPL diatas







. Maka urutan letak persamaan harus diubah.. Maka urutan letak persamaan harus diubah. Misal persamaan (1) dan (2) dipertukarkan sehingga SPL-nya menjadi.

Misal persamaan (1) dan (2) dipertukarkan sehingga SPL-nya menjadi.















  























Ket : Ket : * : harga elemen-elemen * : harga elemen-elemen tersebut telah berubah. tersebut telah berubah.









   

==







(19)

Matriks augmented-nya : Matriks augmented-nya :

      

   

   

Tah

Tah ap ap peperr tamatama ::Triangularisasi.Triangularisasi. a.

a. Meng-nol-kan elemen kolom pertama dibawah elemen diagonalnya.Meng-nol-kan elemen kolom pertama dibawah elemen diagonalnya. -- PilihPilih





 sebagai pivot. sebagai pivot.

--







, tidak perlu diproses., tidak perlu diproses. -- Kalikan baris 1 denganKalikan baris 1 dengan









,,

kurangkan baris ke-3 dengankurangkan baris ke-3 dengan









x (barisx (baris  pertama). Baris ke-3 menjadi :

 pertama). Baris ke-3 menjadi :

























, atau, atau

   

   

.. Matriksnya menjadi :

Matriksnya menjadi :

      

     

      

 b.

 b. Meng-nol-kan elemen kolom kedua dibawahMeng-nol-kan elemen kolom kedua dibawah





.. -- PilihPilih





 sebagai pivot. sebagai pivot.

-- Kalikan baris kedua denganKalikan baris kedua dengan









..

-- Hasilnya kurangkan dari baris ketiga.Hasilnya kurangkan dari baris ketiga. -- Baris ketiga menjadi :Baris ketiga menjadi :

(()(

)()(

)()

)

Menjadi Menjadi : : 0 0 0 0 6 6 33 Matriksnya menjadi : Matriksnya menjadi :

      

         

      

(20)

Tah

Tah ap keap keduadua ::Substitusi Mundur (Pengalian mundur).Substitusi Mundur (Pengalian mundur). a. a.











  

 b.  b.















 













c. c.





  



  



  



(())  













Proses triangularisasi secara lebih umum, diketahui matriks : Proses triangularisasi secara lebih umum, diketahui matriks :

  

[[













 















 

















 













 



]]

Dibuat semua elemen dibawah diagonal utama = 0. Dibuat semua elemen dibawah diagonal utama = 0.

L

L angkaangkah 1 h 1 .. Semua elemen kolom 1 dibuat 0 kecuali Semua elemen kolom 1 dibuat 0 kecuali





.. a.

a. Kalikan baris pertama denganKalikan baris pertama dengan









, hasilnya kurangkan dari baris kedua., hasilnya kurangkan dari baris kedua. Baris kedua menjadi :

Baris kedua menjadi :













































































 b.

 b. Kalikan baris pertama denganKalikan baris pertama dengan









  . Hasil dikurangkan dari baris ketiga.  . Hasil dikurangkan dari baris ketiga. Baris ketiga menjadi :

Baris ketiga menjadi :













































































0

0 













0

(21)

c.

c. Dengan cara yang sama untuk baris keempat sampai ke-n. AkhirnyaDengan cara yang sama untuk baris keempat sampai ke-n. Akhirnya diperoleh determinan matriks.

diperoleh determinan matriks.

[[













 



 







 



 

 







 









 



]]

dalam proses membuat 0 (nol) pada kolom 1

dalam proses membuat 0 (nol) pada kolom 1





  disebut kumpulan  disebut kumpulan (“pivot”). Proses menjadikan 0 (nol) pada kolom 1,

(“pivot”). Proses menjadikan 0 (nol) pada kolom 1, disebut reduksidisebut reduksi  pivotal.

 pivotal.

L

L angkaangkah 2 h 2 ..  Meng-Nol-kan elemen kolom kedua dibawah diagonal dengan  Meng-Nol-kan elemen kolom kedua dibawah diagonal dengan





 sebagai pivot. sebagai pivot. a.

a. Baris kedua dikalikan denganBaris kedua dikalikan dengan









 , hasilnya dikurangkan dari baris ketiga. , hasilnya dikurangkan dari baris ketiga. Baris ketiga akan menjadi :

Baris ketiga akan menjadi :













































 b.

 b. Dengan cara yang sama kalikan baris kedua denganDengan cara yang sama kalikan baris kedua dengan









. dan hasilnya. dan hasilnya dikurangkan dari baris keempat, dan seterusnya.

dikurangkan dari baris keempat, dan seterusnya. Diperoleh : Diperoleh :

[[













 



  







 



   



 



   



   



]]

Langkah 3 

Langkah 3 ..  Melakukan reduksi pivotal untuk kolom ketiga dengan  Melakukan reduksi pivotal untuk kolom ketiga dengan





sebagai pivot.

sebagai pivot. a.

a. Kalikan baris ke-3 denganKalikan baris ke-3 dengan









  . Hasilnya kurangkan dari baris ke-4,  . Hasilnya kurangkan dari baris ke-4, demikian seterusnya sampai kolom ke-3 elemennya dibawah

demikian seterusnya sampai kolom ke-3 elemennya dibawah





menjadi 0 (nol).

menjadi 0 (nol). 0

(22)

Al

Al gorigori tma dari tma dari memetode tode ElEl imim inin asasi i GausGauss ds dapaapat dint din yatayatakan sekan sebagbagai beai berr ikik ut :ut :

Input

Input : : Matriks Matriks A(augmented A(augmented matriks)matriks)

    

Output :

Output :





For k = 1,...,n-1, do: For k = 1,...,n-1, do: If

If





 = 0 untuk semua j >= k = 0 untuk semua j >= k

then output ‘ Tidak ada penyelesaian ‘. then output ‘ Tidak ada penyelesaian ‘.

Stop. Stop.

Else (tukar baris bila perlu) Else (tukar baris bila perlu)

For j = k+1,..., n do: For j = k+1,..., n do:





 









For p = k+1,..., n+1, do: For p = k+1,..., n+1, do:





  











End End End End End End If

If







then output “ tidak ada penyelesaian “then output “ tidak ada penyelesaian “

Stop Stop Else Else





  









 (mulai substitusi mundur) (mulai substitusi mundur) For i = n-1,..., 1 do: For i = n-1,..., 1 do:





 

⁄⁄



 ( (















)) End End Output

Output

  



. Stop. Stop End Gauss

End Gauss

Solusi

Solusi SPL SPL dengan mdengan metode etode lelaran lelaran ( Ite( Iterasi )rasi ).. Perhatikan S

Perhatikan SPL PL berikut ini berikut ini ::









  







  



























  







  







 























  







  



















Dengan syarat

Dengan syarat







 untuk untuk





. Kemudian SPL di atas diubah menjadi:. Kemudian SPL di atas diubah menjadi:











































































  







































 

 





(1) (1) (2) (2)

(23)

selanjutnya

selanjutnya rumus (2) rumus (2) dilelar sampai dilelar sampai hargaharga













 sama dengan harga sama dengan harga













yang dihasikan iterasi sebelumnya.

yang dihasikan iterasi sebelumnya.

Ada dua metode untuk melelar persamaan (2). Ada dua metode untuk melelar persamaan (2). 1.

1. Metode lelaran Jacobi, yang rumus lelarannya sebagai berikut :Metode lelaran Jacobi, yang rumus lelarannya sebagai berikut :







  











































































































lelaran dimulai dengan memasukkan tebakan awal

lelaran dimulai dengan memasukkan tebakan awal













. Lelaran. Lelaran  berhenti bila :

 berhenti bila :













  untuk  untuk





.. Rumus umum lelaran Jacobi.

Rumus umum lelaran Jacobi.









Contoh. Contoh.

Tentukan solusi SPL berikut : Tentukan solusi SPL berikut :





  



  













  











  









Dengan nilai tebakan awal :

Dengan nilai tebakan awal :

































==













≠≠







(24)

Jawab. Jawab. Rumus lelaran. Rumus lelaran.





















































Lelaran pertama Lelaran pertama



..





    



 

  





 







  

     

 







       

 







    

    











  

   



 









        







Dan seterusnya. Dan seterusnya.

























 Nilai Sejati :  Nilai Sejati :



















2.

2. Metode Lelaran Gauss-SeidalMetode Lelaran Gauss-Seidal

Pada lelaran gauss seidal, harga

Pada lelaran gauss seidal, harga





 yang baru segera dipakai pada persamaan yang baru segera dipakai pada persamaan  berikutnya, untuk menentuk

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa pengaruh langsung lebih besar dari pada pengaruh tidak langsung, maka kepuasan bukanlah variabel intervening

Pada saat terjadi serangan maka saat terdeteksi oleh sensor yang ada maka akan di cek apakah sesuai dengan policy yang diatur dan action apa yang akan

Penipuan mengatasnamakan RS, promo negatif, keterbukaan informasi melalui dunia maya RS tipe D dan Klinik Rawat inap meningkat, Pesaing-pesaing baru. Peraturan Baru terkait

Berdasarkan uraian masalah sebelumnya, maka bagaimanakah hasil evaluasi kinerja Instalasi Gawat Darurat RS Sentosa Bekasi dalam penerapan Standar Pelayanan Minimal

Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus untuk suatu

Perilaku asertif ini tidak ditemukan ketika bersinggungan dengan kondisi mahasiswa yang berduaan tanpa mahram, baik dari mahasiswa yang terlibat maupun mahasiswa

Pada dasarnya, parameter model dalam GWR dapat dihitung pada lokasi pengamatan dengan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen yang telah diukur di

BAB III Berupa hasil dari penelitian dan pembahasan tentang mahasiswa Ilmu komunikasi dalam hal motivasi kunjungan wisata ke pulau Belitung yang pernah menonton Film Laskar