• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIAONAL ANTARA BANK BNI SYARIAH DENGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIAONAL ANTARA BANK BNI SYARIAH DENGAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA PERIODE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIAONAL

ANTARA BANK BNI SYARIAH DENGAN

PT. BANK RAKYAT INDONESIA

PERIODE 2007-2011

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

DEVI ZAWAIDUR ROIDHAH B 100 090 253

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

(2)
(3)

3

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Menganalisa kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan; dan 2) Menganalisa kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari Laporan keuangan dari perbankan syariah yang diwakili oleh Bank BNI Syariah dan perbankan Konvensional yang diwakili oleh PT. Bank Rakyat Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah rasio keuangan yang berupa rasio permodalan, rasio kualitas aktiva produktif, rasio rentabilitas, dan rasio likuiditas.

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji thitung diketahui terdapat perbedaan kinerja keuangan pada rasio CAR, NPL dan

LDR secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk, dan terdapat perbedaan signifikan antara rasio ROA, ROE, dan BOPO secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk. Diharap kepada peneliti berikutnya untuk meneliti perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indoensia selain perusahaan perbankan syariah dan konvensional, misalnya perusahaan manufaktur, lembaga perbankan konvensional agar dapat diketahui tingkat kesehatan atau dapat mendeteksi adanya kebangkrutan suatu perusahaan atau lembaga perbankan tersebut, di samping itu juga tidak terbatas pada peirode pengamatan, misalnya mengambil periode Lima tahun lebih agar dapat menggeneralisasikan penilaian tingkat kinerja perbankan syariah dan konvensional dalam waktu jangka panjang.

(4)

4

A. PENDAHULUAN

Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negara-negara di eropa, Amerika, dan Jepang, kata bank sudah bukan kata yang asing. Bank sudah menjadi mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan masyarakat. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar pula peranaan perbankan dalam mengendalikan Negara tersebut. Artinya, kebaradaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya.

Persaingan dunia perbankan pada saat ini semakin ketat akibat semakin majunya usaha perbankan dalam negeri, sehingga setiap usaha perbankan berusaha memanfaatkan seoptimal mungkin dalam penggunaan dana dan teknologi yang dimiliki dan dapat mewujudkan efisiensi dan efektivitas baik dari segi produksi, konsumsi, maupun distribusi yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing perusahaan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di indonesia di bedakan menjadi dua jenis bank,

yang di bedakan berdasarkan cara penentuan harga:

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Hal mendasar yang membeda-kan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasi-onal bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang di haramkan. Pola bagi hasil pada bank syariah memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh.

Saat ini cukup banyak bank konvensional yang telah mendirikan atau membuka cabang yang bersifat syariah. Sebagai contoh, bank Mandiri kini membuka Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang menjalankan usahanya dengan berlandaskan pada prinsip syariah. Selain itu bank lain seperti BNI, BRI, dan Bank Mega juga telah membuka bank syariah BNI Syariah, BRI Syariah, dan Bank Mega Syariah. Hal ini menjadi pertanyaan bagi penulis mengenai apa yang melatarbelakangi dibukanya bank syariah tersebut oleh bank konvensional, apakah hal

(5)

5 ini dikarenakan masalah kinerja keuangan bahwa kinerja keuangan bank syariah lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja bank konvensional. Oleh karena itu, dengan meliat fakta yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah Dengan

Perbankan Konvensional antara Bank BNI Syariah dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Periode 2007-2011”.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Bank dan Perbankan

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan. Dewasa ini banyak terdapat literatur yang memberikan pengertian atau definisi tentang Bank, antara lain:

“Bank dapat didefinisikan sebagai badan usaha yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan dari masyarakat dan atau dari pihak lainnya, kemudian mengalokasikan kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran (Dahlan: 1999)”.

2. Asas, Fungsi, dan Tujuan

Per-bankan

Lembaga keuangan bank sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi seuatu negara. Hal ini disebabkan karena lembaga keuangan bank mempunyai fungsi, asas, dan tujuan yang sangat mendukung terhadap pembangunan ekonomi suatu negara. Berikut adalah fungsi, asas, dan tujuan

Menurut Pasal 2, 3, dan 4 UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dinyatakan bahwa:

Asas : Perbankan berasaskan de- mokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip ke-hati-hatian

Fungsi : Fungsi utama perbankan adalah sebagai peng-himpun dana dan penyalur dana masyarakat

Tujuan : Perbankan Indonesia ber-tujuan menunjang pelak-sanaan pembangunan na-sional dalam rangka me-ningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak

3. Bank Konvensional

Bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang meng-himpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan-nya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Di Indonesia, menurut jenis-nya bank terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat. Dalam pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam ke-giatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(6)

6

C. METODE PENELITIAN

1. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, koran, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan aspek penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Neraca Keuangan dari tahun 2007-2011 per 31 Desember b. Laporan Rugi Laba dari tahun

2007-2011 per 31 Desember c. Laporan Kualitas Aktiva

Produktif dari tahun 2007-2011 per 31 Desember

d. Perhitungan Kewajiban Penye-diaan Modal Minimum dari tahun 2007-2011 per 31 Desember

e. Ikhtisar Keuangan dari tahun 2007-2011 per 31 Desember

2. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang di-lakukan dalam penelitian ini antara lain:

a. Menentukan sampel penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Perbankan syariah yang diwakili oleh Bank Negara Indonesia Syariah (BNI

Syariah).

2) Perbankan Konvensional yang diwakili oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). b. Menghitung variabel-variabel

yang digunakan dalam perban-dingan kinerja keuangan bank yang meliputi:

1) Rasio permodalan, yang diwakili oleh variabel rasio

CAR (Capital Adequency

Ratio)

CAR = Modal Bank/Aktiva Tertimbang Menurut Risiko 2) Rasio kualitas aktiva

produktif, yang diwakili oleh NPL (Net Profit Liabilitie). NPL= Total Kredit Ber-masalah/Total Seluruh Kre-dit

3) Rasio Rentabilitas, yang diwakili oleh variabel rasio ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity) ROA = Laba Bersih/Total Aktiva

ROE = Laba Bersih/Modal Sendiri

4) Rasio biaya/efisiensi bank, yang diwakili oleh variabel rasio BOPO.

BOPO = Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional 5) Rasio Likuiditas, yang

diwakili oleh variabel rasio LDR (Loan to Deposit Ratio).

LDR = Total Kredit yang Diberikan/Dana Pihak Ke-tiga

3. Metode Pengujian Hipotesis

Memasukkan rasio-rasio ter-sebut kedalam piranti lunak SPSS untuk selanjutnya dianalisis meng-gunakan uji statistik independent

sample t-test.

D. ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Objek

Penelitian

a. PT. Bank BNI Syari’ah Tbk.

Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Per-ubahan atas Undang-Undang No. 7

(7)

7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

PT Bank BNI Syariah membukukan laba Rp66 miliar dengan dukungan 38 cabang, 54 kantor cabang pembantu, 4 kantor kas, serta lebih dari 1.000 Syariah Channelling Outlet BNI (SCO BNI) dengan total aset Rp8,4 triliun pada akhir Desember 2011.

PT. Bank BNI Syari’ah Tbk sebagai lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip syari’ah memiliki visi dan misi. Visi dari bank ini adalah ”Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja”.

Dengan reputasinya sebagai microbanking yang telah mengakar ditengah masyarakat Indonesia, Bank BRI senantiasa mengem-bangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari upaya BRI dalam menyelaraskan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan munculnya kota-kota sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia. Selain tetap fokus pada segmen UMKM, BRI terus mengembangkan berbagai ragam produk consumer banking dan layanan institusional yang diperuntukkan bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upayanya tersebut, BRI terus

mengembangkan jaringan kerjanya dan tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah lebih dari 7.900 unit kerja, yang seluruhnya terhubung secara real time online.

Selain unit kerja konven-sional, BRI juga terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/ SMS), maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan KiosK. Selain memperkuat infrastruktur jaringan kerja dan teknologi e-banking, BRI juga berupaya untuk merambah layanan perbankan kepada pengusaha skala kecil yang berada di dalam pasar-pasar tradisional.

Pada tanggal 16 Desember 2011, dilakukan penandatanganan

Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara BRI dengan

PT Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin Remittance Co. Ltd. (Hong Kong).

Visi dan misi : “Menjadi Bank Komersial Terkemuka yang Selalu Mengutamakan Kepuasan Nasabah”

b. Perkembangan Keuangan

pada Perbankan Syariah dan Konvensional

PT. Bank BNI Syariah Tbk.

Gambaran perkembangan posisi keuangan PT. Bank BNI Syariah Tbk, dapat disajikan pada tabel 4.1. berikut :

(8)

8 Tabel 4.1.

Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Bank BNI Syariah Tbk.

(Milyar Rupiah)

Sumber: PT. Bank BNI Syariah Tbk.

Berdasarkan tabel 4.1. di atas terlihat bahwa perkembangan total aktiva pada PT. Bank BNI Syariah Tbk. dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berarti kekayaan yang dimiliki oleh bank tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga diharapkan dapat mengembangkan usaha yang dapat meningkatkan laba bank.

Dilihat dari jumlah ekuitas (modal sendiri) bank dari tahun 2007-2011 mengalami peningkatan, hal ini apabila dilihat dari tingkat kinerja keuangan cukup baik terhadap perkembangan tingkat kesehatan yang berdampak pada tingkat likuiditas bank. Ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Modal sendiri bersumber dari modal saham preferen dan modal saham biasa.

PT. Bank BRI Tbk.

Untuk memberikan gambaran perkembangan posisi keuangan pada PT. Bank BRI Tbk, maka dapat disajikan seperti tampak pada tabel 4.2. berikut :

Tabel 4.2.

Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Bank BRI Tbk

(Milyar Rupiah)

Tahun Aset Kewajiban Ekuitas Laba Usaha Laba Stlh Pajak 2007 176.799 2.294 18.067 6.067 4.243 2008 218.005 3.149 20.442 6.402 4.489 2009 245.570 4.496 23.279 7.720 5.776 2010 282.392 3.219 27.857 8.945 6.807 2011 324.419 3.345 34.108 10.653 8.479

Sumber: PT. Bank BRI Tbk.

Berdasarkan tabel 4.2. di atas terlihat bahwa perkembangan total aktiva pada PT. Bank BRI Tbk. dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berarti kekayaan yang dimiliki oleh bank tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2009, sehingga diharapkan dapat mengem-bangkan usaha yang dapat meningkatkan laba bank.

Dilihat dari total hutang dari tahun 2001-2010 mengalami fluk-tausi peningkatan dan penurunan, hal ini apabila dilihat dari tingkat kinerja keuangan kurang baik terhadap perkembangan tingkat kesehatan yang berdampak pada beban bunga dari pihak ketiga. Namun, pada tahun 2009 mengalami penurunan, oleh karena itu seyogyanya pihak bank memper-tahankan dan kalau memungkinkan mengurangi jumah hutang yang ada dan meningkatkan laba yang dicapai pada periode-periode berikutnya sehingga akan tercipta kinerja keuangan yang lebih baik dan sehat. 2. Analisis Kinerja Keuangan dengan

Rasio Keuangan Tahun Aset Kewaji ban Ekuitas Laba Usaha Laba Stlh Pajak 2007 9.555 2.658 697 101 65 2008 12.885 2.647 811 167 115 2009 17.066 2.343 1.208 283 196 2010 22.037 3.273 1.600 426 291 2011 32.482 5.010 2.021 580 419

(9)

9 Untuk mendeskripsikan perusahaan pada sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam penelilitian ini hanya memilih dua bank yaitu bank syariah yang diwakili oleh PT. Bank BNI Syariah dan bank konvensional yang diwakili oleh PT. Bank BRI Tbk. Adapun deskriptif dari setiap perusahaan tersebut dapat dilihat pada beberapa variabel sebagai rasio keuangan (CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR) pada kedua perusahaan perbankan yaitu bank syariah dan bank konvensional seperti tampak pada lampiran.

Dalam menganalisis tingkat kinerja perusahaan pada sektor perbankan syariah dan konvensional yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis rasio keuangan.

Periode waktu analisis tingkat kinerja keuangan pada kedua perusahaan sektor Perbankan Syariah dan konvensional adalah tahun 2007- 2011. Untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan sebagai berikut:

PT. Bank BNI Syariah Tbk (Persero)

Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio)

Hasil perhitungan rasio capital adequacy ratio (CAR), pada PT. Bank Syari’ah Mandiri Tbk ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Rasio Adequqcy Ratio (CAR) pada Bank BNI Syari’ah Tbk

Periode 2007/2011 (%)

Sumber : Data sekunder diolah, 2013.

Berdasarkan tabel 4.3. tersebut diketahui bahwa nilai rasio CAR pada tahun 2008 CAR mengalami penurunan sebesar 20,51%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,2051,-, dan sampai pada tahun 2011 nilai CAR sebesar 20,67%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,2067, dan dilihat perkembangan nilai rasio CAR dari tahun ke tahun kebanyakan mengalami penurunan dan penurunan terbesar terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 20,51%.

Rasio ROA (Return On Asset)

Hasil perhitungan rasio Return On Asset (ROA) pada PT. Bank BNI Syariah Tbk ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tahun CAR Naik/Turun 2007 29,91 0,00 2008 9,40 -20,51 2009 28,80 19,40 2010 27,68 -1,12 2011 20,67 -7,01 Rata-rata 23,29

(10)

10 Tabel 4.5.

Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank BNI Syariah

Periode 2007/2011 (%) Tahun ROA Naik/Turun

2007 0.80 0.00 2008 0.90 0.10 2009 -3.60 -4.50 2010 0.61 4.21 2011 1.29 0.68 Rata-rata 0.00

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.5. tersebut diketahui bahwa nilai rasio ROA pada tahun 2007 menunjukkan angka 0,80%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari aset menghasilkan laba sebesar Rp 0,080,-. Pada tahun 2008 ROA naik menjadi 0,90%, hal ini menggambarkan bahwa setiap Rp. 1,- dari aset mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 0,090,-. Pada tahun 2009 ROA menurun menjadi -3,60%, hal ini menggambarkan bahwa setiap Rp. 1,- dari aset mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 0,360. Kenaikan ROA pada tahun 2010 menjadi 0,61% menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari menggunakan asetnya kurang baik. Hal ini juga dilihat dari perkembangan nilai rasio ROA tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 1,29%, dan nilai ROA pada bank dan dilihat rata-rata selama periode tahun 2007-2011 sebesar 0,000% hal ini berarti setiap Rp. 1,- dari aset kurang mampu menghasilkan laba sebesar Rp. 0,000.

Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio)

Hasil perhitungan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada PT. Bank BNI Syariah Tbk ini selama

tahun 2007/2011 dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8.

Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada Bank BNI Syariah Tbk

Periode 2007/2011 (%) Tahun LDR Naik/ Turun 2007 100.10 0.00 2008 102.96 2.86 2009 78.25 -24.71 2010 68.93 -9.32 2011 78.60 9.67 Rata-rata 85.77

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.8. tersebut diketahui bahwa nilai rasio LDR dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi naik dan turun. Nilai rasio LDR pada tahun 2007 menunjukkan angka 100,10%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari dana pihak ketiga (di luar antar bank) akan berdampak pada penambahan total kredit sebesar sebesar Rp 10,00,-. Nilai rasio LDR pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 102,96%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari dana pihak ketiga (di luar antar bank) akan berdampak pada penambahan total kredit sebesar sebesar Rp 10,296,-.

Dilihat dari nilai rasio LDR, nilai terkecil diperoleh pada tahun 2010 yaitu 68,93% dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 102.96%. Dilihat dari rata-rata selama periode 5 tahun (2007/2011) diketahui nilai LDR sebesar 85,77%, artinya bahwa dana pihak ketiga akan berpengaruh terhadap total kredit yang diberikan dan dilihat dari kinerja dengan rasio LDR pada bank ini tergolong masih cukup baik.

(11)

11

PT. Bank BRI Tbk.

Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio)

Hasil perhitungan rasio capital adequacy ratio (CAR), pada PT. Bank BRI Tbk ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9.

Rasio Adequqcy Ratio (CAR) pada Bank BRI Tbk

Periode 2007/2011 (%)

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.9. tersebut diketahui bahwa nilai rasio CAR pada tahun 2007 adalah sebesar 15,84%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,1584,-. Sedangkan pada tahun 2008 CAR mengalami penurunan menjadi 13,18%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,1318,-. Pada tahun 2009 CAR kembali kenaikan menjadi 13,20%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,13,20-, dan sampai pada tahun 2011 nilai CAR naik menjadi sebesar 14,96%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari pembiayaan dan securities dijamin oleh modal sebesar Rp. 0,1496, dan dilihat perkembangan nilai rasio CAR dari tahun ke tahun

kebanyakan mengalami kenaikan dan kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 14,96%.

Dilihat dari rata-rata selama periode 5 tahun (2007/2011) diketahui sebesar 14,19%. Nilai CAR dikatakan rendah apabila kurang dari nilai CAR yang ditentukan oleh Bank Indonesia yakni sebesar 8%. CAR yang tinggi mencerminkan bahwa permodalan dalam bank cukup baik sehingga bank masih mampu menutup kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pembiayaan dan perdagangan securities.

Rasio NPL (Non Performing Loan)

Hasil perhitungan rasio NPL (Non Performing Loan) pada PT. Bank BRI Tbk ini selama tahun 2007/2011 dapat ditunjukkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10.

Rasio NPL (Non Performing Loan) pada Bank BRI Tbk.

Periode 2007/2011 (%) Tahun NPL Naik/Turun 2007 3.44 0.00 2008 2.80 -0.64 2009 3.52 0.72 2010 2.79 -0.73 2011 2.32 -0.47 Rata-rata 2.97

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.10. tersebut diketahui bahwa nilai rasio NPL (Non Performing Loan) pada tahun 2007 menunjukkan angka 3,44%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari aset yang tersedia mampu memenuhi pembiayaan yang diberikan sebesar Rp. 0,0344,-. Pada tahun 2008 Non Performing Loan mengalami penurunan menjadi 2,80%, hal ini menunjukkan bahwa

Tahun CAR Naik/Turun

2007 15.84 0.00 2008 13.18 -2.66 2009 13.20 0.02 2010 13.76 0.56 2011 14.96 1.20 Rata-rata 14.19

(12)

12 setiap Rp. 1,- dari aset masih mampu memenuhi pembiayaan yang diberikan sebesar Rp. 0,028,-. Sedangkan pada tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 3,52%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari aset yang tersedia

masih mampu memenuhi

pembiayaan yang diberikan sebesar Rp. 0,0352,-, dan sampai pada tahun 2011 nilai rasio LDR mengalami penurunan dengan tingkat rata-rata sebesar 2,97%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari aset mampu memenuhi pembiayaan yang diberikan sebesar Rp. 0,0297,-

Rasio ROA (Return On Asset)

Hasil perhitungan rasio Return On Asset (ROA) pada PT. Bank BRI Tbk ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11.

Rasio Return On Asset (ROA) pada Bank BRI Tbk

Periode 2007/2011 (%)

Tahun ROA Naik/Turun

2007 4.61 0.00 2008 4.18 -0.43 2009 3.73 -0.45 2010 4.64 0.91 2011 4.93 0.29 Rata-rata 4.42

Sumber : Data sekunder diolah, 2013.

Berdasarkan tabel 4.11. tersebut diketahui bahwa nilai rasio ROA pada tahun 2007/2011 berfluktuasi ada yang mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai terendah dari rasio ROA terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 3,73% artinya bahwa setiap Rp. 1,- dari aset menghasilkan laba sebesar Rp 0,0373,- dan nilai rasio ROA tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebear 4,93% artinya bahwa setiap

Rp. 1,- dari aset menghasilkan laba sebesar Rp 0,0493,-. Dilihat dari rata-rata selama periode 5 tahun (2007/2011) diketahui sebesar 4,42%, meskipun pada tahun 2009 ROA mengalami penurunan menjadi 3,73%, akan tetapi nilai ROA pada bank ini tergolong cukup baik.

Rasio ROE (Return On Equity)

Hasil perhitungan rasio ROE (Return On Equity) pada PT. Bank BRI Tbk ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12.

Rasio ROE (Return On Equity) pada Bank BRI Tbk

Periode 2007/2011 (%)

Sumber : Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.12. tersebut diketahui bahwa nilai rasio ROE pada tahun 2007/2011 berfluktuasi ada yang mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai terendah dari rasio ROE terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 31,64% artinya bahwa setiap Rp. 1,- dari aset menghasilkan laba sebesar Rp 0,31645,- dan nilai rasio ROE tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 43,83% artinya bahwa setiap Rp. 1,- dari aset menghasilkan laba sebesar Rp 0,4383,-. Dilihat dari rata-rata selama periode 5 tahun (2007/2011) diketahui sebesar 37,54%, dan pada tahun 2007-2010 mengalami peningkatan, sehingga

Tahun ROE Naik/Turun

2007 31.64 0.00 2008 34.50 2.86 2009 35.22 0.72 2010 43.83 8.61 2011 42.49 -1.34 Rata-rata 37.54

(13)

13 nilai BOPO rata-rata tiap periode pada bank ini tergolong cukup baik.

Rasio BOPO (Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional)

Hasil perhitungan rasio efisiensi bank (BOPO) pada PT. Bank BRI Tbk ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13.

Rasio BOPO (Efisiensi Bank) pada Bank BRI

Periode 2007/2011 (%)

Tahun BOPO Naik/Turun

2007 69.80 0.00 2008 72.65 2.85 2009 77.66 5.01 2010 70.86 -6.80 2011 66.69 -4.17 Rata-rata 71.53

Sumber : Data sekunder diolah, 2013

Berdasarkan tabel 4.13. tersebut diketahui bahwa nilai rasio BOPO dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi naik dan turun. Nilai rasio BOPO pada tahun 2007 menunjukkan angka 69,80%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari rata-rata biaya operasional akan menghasilkan pendapatan operasio-nal sebesar Rp 0,698,-. Sedangkan BOPO pada tahun 2008 mengalami kenaikan dan pada tahun 2010 nilai BOPO mengalami penurunan menjadi 70,86% yang berarti bahwa setiap Rp. 1,- dari rata-rata biaya operasional mampu menghasilkan pendapatan operasional sebesar Rp. 0,7086,-. Pada tahun 2011 nilai rasio BOPO mengalami penurunan lagi menjadi 66,69% yang berarti perusahaan dapat menghasilkan pendapatan operasional dari rata-rata biaya operasional yang dimiliki bank tersebut.

Dilihat dari rata-rata selama periode 5 tahun (2007/2011)

diketahui nilai BOPO sebesar 71,53%, meskipun pada tahun 2010 BOPO mengalami penurunan dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 6,80 %, namun demikian dilihat dari kinerja dengan rasio BOPO pada bank ini tergolong masih cukup baik.

Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio)

Hasil perhitungan rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada PT. Bank BRI Tbk ini selama tahun 2007/2011 dapat ditunjukkan pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14.

Rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada Bank BRI Tbk

Periode 2007/2011 (%) Tahun LDR Naik/Turun 2007 68.80 0.00 2008 79.93 11.13 2009 80.88 0.95 2010 75.17 -5.71 2011 76.20 1.03 Rata-rata 76.20

Sumber : Data sekunder diolah, 2013.

Berdasarkan tabel 4.14. tersebut diketahui bahwa nilai rasio LDR dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi naik dan turun. Nilai rasio LDR pada tahun 2007 menunjukkan angka 68,80%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari dana pihak ketiga (di luar antar bank) akan berdampak pada penambahan total kredit sebesar Rp 0,688,-. Nilai rasio LDR pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 79,93%, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dari dana pihak ketiga (di luar antar bank) akan berdampak pada penambahan total kredit sebesar sebesar Rp 0,7993,-. Dilihat dari nilai rasio LDR, nilai terkecil tahun

(14)

14 2007 yaitu 68,8% dan nilai tertinggi tahun 2009 sebesar 80,88%. Rata-rata selama periode 5 tahun (2007/2011) diketahui nilai LDR sebesar 76,20%, artinya bahwa dana pihak ketiga akan berpengaruh terhadap total kredit yang diberikan dan dilihat dari kinerja dengan rasio LDR pada bank ini tergolong masih cukup baik.

Tabel 4.21

Perbandingan Rata-rata Rasio antara Bank Syariah (PT. Bank BNI Syariah Tbk) dan Bank Konvensional (PT. Bank

BRI Tbk) serta Hasil Uji t-test Group Statistics

Rasio BANK N Mean

Std. Devia- t ion Std. Error Mean t-test ρ CAR (X1) BNIS 5 23.2920 8.56232 3.82918 2,358 0,046 BRI 5 14.1880 1.17266 .52443 NPL (X2) BNIS 5 1.8180 1.40163 .62683 -1,736 0,121 BRI 5 2.9740 .50178 .22440 ROA (X3) BNIS 5 .0000 2.02770 .90681 -4,747 0,001 BRI 5 4.4180 .46858 .20956 ROE (X4) BNIS 5 1.8760 11.77171 5.26447 -6,171 0,000 BRI 5 37.5360 5.32683 2.38223 BOPO (X5) BNIS 5 98.4680 20.51623 9.17514 2,880 0,021 BRI 5 71.5320 4.05274 1.81244 LDR (X6) BNIS 5 85.7680 14.93645 6.67978 1,365 0,210 BRI 5 76.1960 4.78634 2.14052

Sumber: Data yang diolah, 2013.

E. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penemuan dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada rasio CAR secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk (thit = 2,356; ρ = 0,046) dan

rata-rata kinerja bank selama

periode 5 tahun dilihat dari rasio

CAR lebih baik pada PT. Bank

BNI Syariah Tbk yaitu sebesar 23,29.

2. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan pada rasio NPL secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk (thit = -1,736; ρ = 0,121) dan

rata-rata kinerja bank selama periode 5 tahun dilihat dari rasio

NPL lebih baik pada PT. Bank

BRI Tbk yaitu sebesar 2,974. 3. Terdapat perbedaan kinerja

keuangan pada rasio ROA secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk (thit = -4,747; ρ = 0,001) dan

rata-rata kinerja bank selama periode 5 tahun dilihat dari rasio ROA lebih baik pada PT. Bank BRI Tbk yaitu sebesar 4,418. 4. Terdapat perbedaan kinerja

keuangan pada rasio ROE secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk (thit = -6,171; ρ = 0,000) dan

rata-rata kinerja bank selama periode 5 tahun dilihat dari rasio

ROE lebih baik pada PT. Bank

BRI Tbk yaitu sebesar 37,536. 5. Terdapat perbedaan kinerja

keuangan pada rasio BOPO secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk (thit = 2,880; ρ = 0,021)

dan rata-rata kinerja bank selama periode 5 tahun dilihat dari rasio

BOPO lebih baik pada PT. Bank

BNI Syariah Tbk yaitu sebesar 98,468.

6. Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan pada rasio LDR secara signifikan antara PT. Bank BNI Syariah Tbk dan PT. Bank BRI Tbk (thit = 1,365; ρ = 0,210) dan

(15)

15 rata-rata kinerja bank selama periode 5 tahun dilihat dari rasio

CAR lebih baik pada PT. Bank

BNI Syariah Tbk yaitu sebesar 85,768.

Saran-saran

Diharap kepada peneliti berikutnya untuk meneliti perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indoensia selain perusahaan perbankan syariah dan konvensional, misalnya perusahaan manufaktur, lembaga perbankan konvensional agar dapat diketahui tingkat kesehatan atau dapat mendeteksi adanya kebangkrutan suatu perusahaan atau lembaga perbankan tersebut, di samping itu juga tidak terbatas pada peirode pengamatan, misalnya mengambil periode 5 tahun lebih agar dapat menggeneralisasikan penilaian tingkat kinerja perbankan syariah dan konvensional dalam waktu jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Abustan. 2009. Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. (Online), http: //eprints.gunadarma.ac.id

(diakses 29 Maret 2013 pukul 09.45 WIB).

Edy Wibowo, Untung Hendy Widodo,

Mengapa Memilih Bank Syariah, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.

Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum

Dalam Perbankan & Perasuran-sian Syariah Di Indonesia,

Kencana, Jakarta, 2004.

Heri Sudarsono, Bank & Lembaga

Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Ekonisia—FE UII,

Yogyakarta, 2003.

Ikatan Akuntan Indonesia,” Kerangka

Dasar Penyusunan dan Penyaji-an LaporPenyaji-an KeuPenyaji-angPenyaji-an BPenyaji-ank Syariah”, Cetakan ke-1, Jakarta,

2002.

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005.

Novita Wulandari, Keunggulan

Kompa-ratif Bank Syariah, Suara Merdeka, Senin 22 Nopember 2004.

Nurmadi H. Sumarta, Yogiyanto,

Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Thailand, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, September 2000.

Singgih Santoso, SPSS Mengolah Data

Statistik Secara Profesional, PT.

Elexmedia Komputindo, Jakarta, 1999.

Subaweh, Imam. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode 2003-2007. (Online), http://eprints.

gunadarma.ac.id (diakses 29

Maret 2013 pukul 09.45 WIB). Suhaji Lestiadi, Praktek Pembiayaan

Bagi Hasil Di Perbankan Syariah, Proceedings Seminar

Nasional : Mencari Solusi

Pem-biayaan Bagi Hasil Perbankan Syariah, 2004.

(16)

16 Surifah, Kinerja Keuangan Perbankan

Swasta Nasional Indonesia Dan Setelah Krisis Ekonomi,

Jurnal ekonomi dan bisnis Indonesia, Vol.6, No. 2, 2002. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari

Teori ke Praktik, Gema Insani

Press, Jakarta, 2001.

Thamrin M, Liviawati, dan Wiyati Rita. 2011. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional Serta Penga-ruhnya Terhadap Keputusan Investasi. Pekbis Jurnal, Vol 3, No. 1, Maret 2011: 406-412.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk properties dari masing-masing objek, saya contohkan seperti Gambar diatas dengan letak masing-masing objek disesuaikan dengan gambar.. MODUL XII

Segala puja dan puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

Pada materi Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan GLB hanya 27% dari keseluruhan siswa yang tuntas sedangkan pada materi Menghitung besaran-besaran yang

The reproductive biology of yellowfin tuna (Thunnus albacares) in Hawaiian water and the western tropical Pacific Ocean: Project summary.. Fecundity of yellowfin tuna

Berdasarkan ketentuan Pasal 105 huruf a ditegaskan yang pada intinya adalah pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun, maka hak

Untuk itu pemerintah membuat program Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) melalui bantuan modal langsung kepada petani yang lebih dikenal dengan Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat

Di dalam skripsi ini, penulis bertujuan untuk meneliti tipe shieki yang berdasarkan dengan teori sehingga para pembelajar Bahasa Jepang dapat lebih memahami dan

Pada Analisis Variansi Multivariat (MANOVA) analisis yang dilakukan harus memenuhi asumsi sebagai berikut: asumsi data berdistribusi normal multivariate, homogenitas matrik varians