• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN"

Copied!
361
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT KEHUTANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

BAPPENAS

Studi Kasus

DAS BRANTAS

ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

DI EKOSISTEM DAS

DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN

(2)

DIREKTORAT KEHUTANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR DESEMBER 2012

(3)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

KATA PENGANTAR

Pada Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan di Ekosistem DAS dalam Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan ini, wilayah yang dikaji adalah DAS Brantas. DAS Brantas merupakan salah satu lumbung pangan nasional.

Laporan kajian ini berisikan pendahuluan, metode penelitian, gambaran umum wilayah, analisa dan pembahasan, serta kesimpulan dan indikasi program. Adapun analisa yang dilakukan adalah analisa perubahan penggunaan lahan, analisa erosi dan sedimentasi, analisa dampak perubahan penggunaan lahan terhadap ketahanan air dan pangan, analisa proyeksi penduduk, analisa produksi padi, analisa keseimbangan produksi-konsumsi, analisa daya dukung lahan, analisa jumlah penduduk optimal, analisa hidrologi dan debit limpasan, analisa ketersediaan air, analisa kebutuhan air, analisa neraca air, analisa kebijakan, analisa kondisi DAS, dan analisa SWOT dan kelembagaan.

Tim penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini. Semoga yang dihasilkan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

(4)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

DAFTAR KOSAKATA (

GLOSSARY

)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang

ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.

Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah lahan potensial

yang dilindungi pemanfaatannya agar kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan pada masa yang akan datang.

Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga

yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

Pola Ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya.

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang

dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola

ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap

(5)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat

kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,

yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan

pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR

Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di

dalamnya.

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,

memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air

Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam

satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

(6)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah

daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal

balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan.

Klasifikasi DAS adalah pengkategorian DAS berdasarkan kondisi lahan serta

kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah

DAS yang dipulihkan daya dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan serta

kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

DAS yang dipertahankan daya dukungnya adalah DAS yang kondisi lahan,

kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi sebagaimana mestinya.

Daya Dukung DAS adalah kemampuan DAS untuk mewujudkan kelestarian dan

keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia dan makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan.

Instansi Terkait adalah kementerian/lembaga pemerintahan non kementerian,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota yang berkepentingan dengan pengelolaan DAS.

(7)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR KOSAKATA (GLOSSARY) ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 LATAR BELAKANG ...I-1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN ...I-5 1.3 RUANG LINGKUP ...I-6 1.3.1 RUANG LINGKUP WILAYAH ...I-6 1.3.2 RUANG LINGKUP MATERI ...I-6 1.3.3 BATASAN PENELITIAN ...I-7 1.4 METODOLOGI ...I-7 1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN ...I-8 1.6 KERANGKA PEMIKIRAN ...I-8 1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN ...I-9

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... II-1

2.1 GARIS BESAR METODOLOGI ... II-1 2.2 KERANGKA ANALISIS ... II-1 2.3 METODOLOGI PEKERJAAN ... II-5 2.3.1 METODE PENGUMPULAN DATA ... II-5 2.3.2 METODE PENGOLAHAN DATA ... II-8 2.3.3 METODE ANALISIS DATA ... II-9 2.4 JADWAL RENCANA KERJA ... II-53

BAB III GAMBARAN UMUM ... III-1

3.1 GAMBARAN UMUM DAS BRANTAS ... III-1 3.2 KONDISI FISIK DAS BRANTAS... III-7 3.2.1 KONDISI MORFOLOGI DAS ... III-7 3.2.2 KONDISI FISIOGRAFI DAS ... III-8 3.2.3 KONDISI TOPOGRAFI DAN KEMIRINGAN LERENG DAS BRANTAS ... III-8 3.2.4 KONDISI JARINGAN SUNGAI ... III-10 3.2.5 ORIENTASI DAS ... III-11 3.2.6 KONDISI TANAH ... III-11 3.2.7 KONDISI IKLIM ... III-12 3.2.8 KONDISI DEBIT SUNGAI ... III-13 3.2.9 KONDISI KUALITAS AIR SUNGAI DI DAS BRANTAS ... III-14 3.2.10 KONDISI PENGGUNAAN LAHAN ... III-15

(8)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

3.2.11 KONDISI DAS BRANTAS BERDASARKAN HULU-TENGAH-HILIR ... III-16 3.3 ISU KETERSEDIAAN AIR DI INDONESIA ... III-24 3.4 ISU TERKAIT POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH ... III-27 3.5 ISU TERKAIT KETAHANAN PANGAN ... III-29 3.6 ISU TERKAIT PRODUKSI, KEBUTUHAN DAN KETAHANAN PANGAN BERAS ... III-31 3.7 ISU TERKAIT DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN ... III-33 3.8 POTENSI DAS BRANTAS... III-34 3.9 PERMASALAHAN DAS BRANTAS ... III-35 3.10 GAMBARAN DAN KEBIJAKAN TERKAIT DAS BERDASARKAN

RTRW MASING-MASING WILAYAH YANG TERMASUK DAS BRANTAS ... III-41 3.11 PROGRAM TERKAIT DAS BRANTAS YANG DILAKSANAKAN JASA TIRTA ... III-89 3.11.1 PENGERUKAN SEDIMENTASI ... III-90 3.11.2 KEGIATAN PENANAMAN VEGETASI ... III-91 3.11.3 PEMBIBITAN (LABORATORIUM KULTUR JARINGAN) ... III-91 3.11.4 PENYULUHAN DALAM KEGIATAN JKPKA ... III-91

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... IV-1

4.1 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN ... IV-1 4.2 ANALISIS EROSI DAN SEDIMENTASI... IV-12 4.3 DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAS

TERHADAP KETAHANAN AIR DAN PANGAN ... IV-44 4.4 PROYEKSI PENDUDUK ... IV-51 4.5 ANALISIS PRODUKSI PADI ... IV-54 4.6 ANALISIS KESEIMBANGAN PRODUKSI-KONSUMSI ... IV-58 4.7 ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN ... IV-62 4.8 ANALISIS JUMLAH PENDUDUK OPTIMUM ... IV-63 4.9 ANALISIS HIDROLOGI DAN DEBIT LIMPASAN... IV-64 4.10 ANALISIS KETERSEDIAAN AIR ... IV-80 4.11 ANALISIS KEBUTUHAN AIR ... IV-94 4.12 ANALISIS NERACA AIR ... IV-106 4.13 ANALISIS KEBIJAKAN ... IV-118

4.13.1 UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN

BERKELANJUTAN ... IV-119 4.13.2 UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG

PENATAAN RUANG ... IV-121 4.13.3 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

SUMBERDAYA AIR ... IV-124 4.13.4 UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG

PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA ... IV-126 4.13.5 PP NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAS ... IV-126 4.13.6 PP NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN

(9)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

4.13.7 PP NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA

TATA RUANG WILAYAH NASIONAL ... IV-129 4.13.8 PP NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN

PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA ... IV-129 4.13.9 PP NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG IRIGASI ... IV-130 4.13.10 PP NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG PERUM JASA TIRTA ... IV-130 4.13.11 PERPRES NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR ... IV-131 4.13.12 INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PENGAMANAN PRODUKSI BERAS NASIONAL DALAM

MENGHADAPI KONDISI IKLIM EKSTRIM ... IV-131 4.13.13 INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

FOKUS PROGRAM EKONOMI TAHUN 2008 - 2009 ... IV-131 4.13.14 PERMEN NOMOR P.12/MENHUT-II/2012 TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.32/MENHUT-II/2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA TEKNIK REHABILITASI HUTAN

DAN LAHAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (RTK RHL-DAS) ... IV-133 4.13.15 PERMEN NOMOR P.43/MENHUT-II/2011 TENTANG PERUBAHAN

KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.4/MENHUT-II/2009 TENTANG PENYELESAIAN HAK

PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI SEMENTARA ... IV-135 4.13.16 PERMEN NOMOR P.42/MENHUT-II/2009 TENTANG

POLA UMUM, KRITERIA, DAN STANDAR PENGELOLAAN

DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU ... IV-135 4.13.17 PERMEN NOMOR P.39/MENHUT-II/2009 TENTANG PEDOMAN

PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN DAS TERPADU ... IV-136 4.13.18 SK.328/MENHUT-II/2009 TENTANG PENETAPAN DAERAH

ALIRAN SUNGAI PRIORITAS DALAM RANGKA RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH TAHUN 2010-2014 ... IV-138 4.13.19 MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN

EKONOMI INDONESIA (MP3EI) ... IV-138 4.13.20 SISTEM PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN

SUNGAI ... IV-140 4.13.21 RTRW PROVINSI JAWA TIMUR ... IV-141 4.13.22 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG DAS BRANTAS SAMPAI

TAHUN 2020 ... IV-143 4.13.23 RENCANA DAN STRATEGI PENGELOLAAN DAS BRANTAS

TERPADU PROVINSI JAWA TIMUR ... IV-147 4.13.24 KEBIJAKAN LAIN TERKAIT ALIH GUNA LAHAN PERTANIAN ... IV-152 4.13.25 PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) ... IV-155 4.14 ANALISIS KONDISI DAS ... IV-158

(10)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

4.15 ANALISIS SWOT DAN KELEMBAGAAN ... IV-159

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... V-1

5.1 KESIMPULAN ... V-1 5.2 REKOMENDASI ... V-3 5.3 INDIKASI PROGRAM ... V-9

DAFTAR PUSTAKA ... xv LAMPIRAN DAFTAR KOSAKATA (GLOSSARY) ... xix

(11)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jenis Data dan Sumber Data ... II-7 Tabel 2. 2 Nilai Faktor K (Erodibilitas Tanah) Beberapa Jenis Tanah

di Indonesia ... II-13 Tabel 2. 3 Penilaian Kelas Kemiringan Lereng (LS) ... II-14 Tabel 2. 4 Penilaian Kelas CP ... II-14 Tabel 2. 5 Kriteria Tingkat Bahaya Erosi (TBE) ... II-15 Tabel 2. 6 Pemilihan Metode Penentuan Curah Hujan Berdasarkan Jumlah Pos

Penakar Hujan. ... II-27 Tabel 2. 7 Pemilihan Metode Penentuan Curah Hujan Berdasarkan Luas DAS ... II-27 Tabel 2. 8 Pemilihan Metode Penentuan Curah Hujan Berdasarkan Topografi ... II-27 Tabel 2. 9 Besarnya Keandalan Debit untuk Berbagai Keperluan ... II-28 Tabel 2. 10 Tampungan Waduk Utama di Pulau Jawa ... II-31 Tabel 2. 11 Standar Kebutuhan Air Bersih ... II-35 Tabel 2. 12 Rata-Rata Kebutuhan Air Ternak per Hari ... II-38 Tabel 2. 13 Kebutuhan Air Minum Untuk 1000 Ekor Ayam per Hari ... II-38 Tabel 2. 14 Standar Kebutuhan Air Untuk Berbagai Jenis Ternak ... II-38 Tabel 2. 15 Skala Kerentanan/Sensitivitas Lahan Terhadap Erosi ... II-47 Tabel 2. 16 Klasifikasi tipologi tingkat kerentanan ... II-47 Tabel 2. 17 Tipologi/Kerentanan Penduduk Terhadap Lahan ... II-48 Tabel 2. 18 Tipologi Ekonomi DAS ... II-48 Tabel 2. 19 Tipologi Pasokan Air Banjir ... II-49 Tabel 2. 20 Skala Sensitivitas Kewilayahan Pengelolaan DAS ... II-49 Tabel 2. 21 Tipologi Pengelolaan DAS ... II-50 Tabel 2. 22 Matriks Analisis SWOT ... II-51 Tabel 2. 23 Jadwal Pelaksanaan Kajian ... II-53 Tabel 3. 1 Luas DAS Brantas ... III-2 Tabel 3. 2 Pembagian Sub DAS di DAS Brantas... III-4 Tabel 3. 3 Wilayah DAS Brantas ... III-5 Tabel 3. 4 Daerah Pengaliran Wilayah Sungai Brantas yang Termasuk

Wilayah Kerja Jasa Tirta ... III-6 Tabel 3. 5 Bentuk (Shape) DAS Brantas ... III-8 Tabel 3. 6 Kemiringan Lereng di DAS Brantas ... III-9 Tabel 3. 7 Jaringan Sungai (Drainage Network) DAS Brantas ... III-10 Tabel 3. 8 Orientasi DAS Brantas ... III-11 Tabel 3. 9 Kedalaman Solum Tanah DAS Brantas ... III-12 Tabel 3. 10 Keadaan Debit Sungai DAS Brantas ... III-13 Tabel 3. 11 Tipe Penggunaan Lahan di DAS Brantas Tahun 2012 ... III-16 Tabel 3. 12 Ketersediaan Sumberdaya Air Primer di Indonesia ... III-26 Tabel 3. 13 Indeks Ketersediaan Sumberdaya Air per Kapita di Indonesia ... III-26

(12)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Tabel 3. 14 Keseimbangan Produksi dan Kebutuhan Pangan Beras

Tahun 2001 - 2004 (ton) ... III-32 Tabel 3. 15 Kualitas Air DAS Brantas ... III-39 Tabel 3. 16 Lahan Kritis DAS Brantas di Luar Kawasan Hutan

Jawa Timur (Ha) ... III-40 Tabel 3. 17 Kerentanan Kekritisan Lahan Wilayah Brantas Bagian Hilir ... III-41 Tabel 3. 18 Rencana Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Malang ... III-43 Tabel 3. 19 Rencana Luas Penggunaan Tanah Kab. Blitar Tahun 2008-2028 ... III-46 Tabel 3. 20 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kabupaten Tulungagung ... III-48 Tabel 3. 21 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Kabupaten Tulungagung ... III-48 Tabel 3. 22 Rencana Pola Ruang Kabupaten Trenggalek... III-52 Tabel 3. 23 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kediri ... III-55 Tabel 3. 24 Rencana Pola Ruang Kabupaten Trenggalek Tahun 2030... III-57 Tabel 3. 25 Rencana Pola Ruang Kabupaten Gresik ... III-59 Tabel 3. 26 Rencana Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Ponorogo ... III-65 Tabel 3. 27 Rencana Pola Ruang Kabupaten Jombang... III-68 Tabel 3. 28 Rencana Pola Ruang Kabupaten Mojokerto Tahun 2032 ... III-70 Tabel 3. 29 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2009 - 2029 ... III-73 Tabel 3. 30 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pasuruan ... III-75 Tabel 3. 31 Sempadan sungai untuk Sungai-Sungai di Kota Mojokerto... III-77 Tabel 3. 32 Rencana Penggunaan Lahan Kota Blitar ... III-80 Tabel 4. 1 Tipe Penggunaan Lahan di DAS Brantas Tahun 2006 ... IV-3 Tabel 4. 2 Tipe Penggunaan Lahan di DAS Brantas Tahun 2012 ... IV-5 Tabel 4.3 Hasil Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Tahun

2006 – Tahun 2012 ... IV-8 Tabel 4. 4 Ringkasan Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Brantas ... IV-10 Tabel 4.5 Indeks Faktor Erodibilitas Tanah (K) ... IV-13 Tabel 4.6 Sebaran Jenis Tanah di Wilayah Studi ... IV-14 Tabel 4. 7 Kelas Permeabilitas Tanah ... IV-15 Tabel 4. 8 Sebaran Permeabilitas Tanah di DAS Brantas ... IV-16 Tabel 4.9 Kemiringan Lereng di DAS Brantas ... IV-17 Tabel 4.10 Indeks Kemiringan Lereng di DAS Brantas ... IV-18 Tabel 4. 11 Nilai Faktor CP di DAS Brantas ... IV-20 Tabel 4.12 Klasifikasi Kelas Bahaya Erosi ... IV-21 Tabel 4.13 Kelas Erosi Di DAS Brantas ... IV-22 Tabel 4. 14 Prediksi Erosi Di DAS Brantas ... IV-25 Tabel 4.15 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Banaran ... IV-28 Tabel 4.16 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Bantaran ... IV-28 Tabel 4.17 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Bendungan ... IV-28 Tabel 4.18 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Besuki ... IV-29 Tabel 4.19 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Blimbing ... IV-29 Tabel 4.20 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Bogokidul ... IV-29

(13)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Tabel 4.21 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Campur Darat ... IV-30 Tabel 4.22 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Dampit ... IV-30 Tabel 4.23 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Dau ... IV-30 Tabel 4.24 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Doko ... IV-31 Tabel 4.25 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Gedeg ... IV-31 Tabel 4.26 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Gondanglegi ... IV-31 Tabel 4.27 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Gunung Sari ... IV-32 Tabel 4.28 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Kali Dawir ... IV-32 Tabel 4.29 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Kampak ... IV-32 Tabel 4.30 Erosivitas Hujan (R) Stasiun Kediri ... IV-33 Tabel 4.31 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Kedungsongko ... IV-33 Tabel 4.32 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Kertosono ... IV-33 Tabel 4.33 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Klampok ... IV-34 Tabel 4.34 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Lodoyo ... IV-34 Tabel 4.35 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Mojosari ... IV-34 Tabel 4.36 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Pacet ... IV-35 Tabel 4.37 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Pagerwojo... IV-35 Tabel 4.38 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Poncokusumo ... IV-35 Tabel 4.39 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Porong ... IV-36 Tabel 4.40 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Pujon ... IV-36 Tabel 4.41 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Rejoso ... IV-36 Tabel 4.42 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Ringinrejo ... IV-37 Tabel 4.43 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Sawahan ... IV-37 Tabel 4.44 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Siman ... IV-37 Tabel 4.45 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Sumber Pucung ... IV-38 Tabel 4.46 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Sumber Ringin ... IV-38 Tabel 4.47 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Tampung ... IV-38 Tabel 4.48 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Tangkilsari ... IV-39 Tabel 4.49 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Tanjung ... IV-39 Tabel 4.50 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Tugu ... IV-39 Tabel 4.51 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Tumpang ... IV-40 Tabel 4.52 Erosivitas Hujan (R) Stasiun Wates ... IV-40 Tabel 4.53 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Wlingi ... IV-40 Tabel 4.54 Indeks Erosivitas Hujan (R) Stasiun Wonosalam... IV-41 Tabel 4.55 Jumlah Penduduk di Kawasan Brantas (Jiwa) ... IV-52 Tabel 4.56 Prosentase Pertumbuhan Penduduk ... IV-52 Tabel 4.57 Luas Areal Panen Tanaman Padi di Kawasan Brantas (Ton) ... IV-54 Tabel 4.58 Produksi Padi di Kawasan Brantas (Ton) ... IV-56 Tabel 4.59 Produksi Beras di Kawasan Brantas (Ton) ... IV-58 Tabel 4.60 Konsumsi Beras di Kawasan DAS Brantas (Ton) ... IV-59 Tabel 4. 61 Produksi dan Konsumsi Beras serta Jumlah Penduduk ... IV-59 Tabel 4. 62 Keseimbangan Produksi-Konsumsi ... IV-60 Tabel 4.63 Prediksi Keseimbangan Produksi - Konsumsi Tahun 2016 ... IV-62

(14)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Tabel 4. 64 Klasifikasi Tingkat Daya Dukung Lahan Pertanian per Kabupaten/Kota di Kawasan DAS Brantas di Tahun 2006

dan Tahun 2011 ... IV-62 Tabel 4. 65 Perhitungan Jumlah Penduduk Optimal Tahun 2006

dan Tahun 2011 ... IV-64 Tabel 4.66 Tabel Data Stasiun Hujan ... IV-65 Tabel 4.67 Daerah Pengaruh Stasiun Hujan di DAS Brantas ... IV-66 Tabel 4.68 Curah Hujan Maksimum Harian Rerata Daerah DAS Brantas ... IV-67 Tabel 4.69 Perhitungan Distribusi Log Pearson Tipe III ... IV-68 Tabel 4.70 Perhitungan Hujan Rancangan dengan Berbagai Kala Ulang ... IV-69 Tabel 4.71 Rekapitulasi Curah Hujan untuk masing-masing Kelas ... IV-71 Tabel 4.72 Perhitungan Uji Chi-Square ... IV-71 Tabel 4.73 Kesimpulan Hasil Uji Chi-Square ... IV-72 Tabel 4.74 Uji Smirnov Kolmogorof ... IV-73 Tabel 4.75 Keputusan Uji Smirnov Kolmogorof... IV-73 Tabel 4.76 Koefisien C DAS Brantas ... IV-74 Tabel 4. 77 Perhitungan Koefisien Tampungan (Cs) ... IV-76 Tabel 4. 78 Perhitungan Intensitas Hujan (I) ... IV-77 Tabel 4. 79 Rekapitulasi Jumlah Debit Limpasan DAS Brantas ... IV-78 Tabel 4.80 Ketersediaan Air Hujan di DAS Brantas ... IV-82 Tabel 4.81 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 1999 ... IV-85 Tabel 4.82 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2000 ... IV-85 Tabel 4.83 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2001 ... IV-86 Tabel 4.84 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2002 ... IV-86 Tabel 4.85 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2003 ... IV-87 Tabel 4.86 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2004 ... IV-87 Tabel 4.87 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2005 ... IV-88 Tabel 4.88 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2006 ... IV-88 Tabel 4.89 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2007 ... IV-89 Tabel 4.90 Perhitungan Debit DAS Brantas Tahun 2008 ... IV-89 Tabel 4.91 Perhitungan Debit Andalan DAS Brantas dengan

Metode Basio Month ... IV-89 Tabel 4.92 Volume Ketersediaan Air Sungai di DAS Brantas... IV-90 Tabel 4.93 Ketersediaan Mata air ... IV-91 Tabel 4.94 Ketersediaan Air Tampungan DAS Brantas ... IV-92 Tabel 4.95 Potensi Air Tanah di DAS Brantas ... IV-94 Tabel 4.96 Kebutuhan Air Domestik di DAS Brantas Tahun 2006 ... IV-95 Tabel 4.97 Kebutuhan Air Domestik di DAS Brantas Tahun 2007 ... IV-95 Tabel 4.98 Kebutuhan Air Domestik di DAS Brantas Tahun 2008 ... IV-96 Tabel 4.99 Kebutuhan Air Domestik di DAS Brantas Tahun 2009 ... IV-96 Tabel 4.100 Kebutuhan Air Domestik di DAS Brantas Tahun 2010 ... IV-97 Tabel 4.101 Kebutuhan Air irigasi di DAS Brantas ... IV-98 Tabel 4.102 Kebutuhan Air Perikanan di DAS Brantas ... IV-100

(15)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Tabel 4.103 Jenis Usaha Peternakan Menurut Wilayah Administratif

DAS Brantas ... IV-102 Tabel 4.104 Kebutuhan Air Peternakan per Bulan DAS Brantas ... IV-103 Tabel 4.105 Proporsi Kebutuhan Air Pertanian di DAS Brantas ... IV-104 Tabel 4.106 Kebutuhan Air Sektor Industri ... IV-105 Tabel 4.107 Proporsi Total Ketersediaan Air di DAS Brantas ... IV-106 Tabel 4.108 Proporsi Ketersediaan Air di DAS Brantas Tahun 2015 ... IV-107 Tabel 4.109 Proporsi Total Kebutuhan Air di DAS Brantas ... IV-108 Tabel 4.110 Proporsi Total Kebutuhan Air di DAS Brantas Tahun 2015 ... IV-109 Tabel 4.111 Neraca Air di DAS Brantas Tahun 2015 ... IV-110 Tabel 4.112 Neraca Air di DAS Brantas Tahun 2015 Pada Musim Penghujan ... IV-111 Tabel 4.113 Neraca Air di DAS Brantas Tahun 2015 Pada Musim Kemarau ... IV-112 Tabel 4. 114 Rencana Pola Penggunaan Lahan Provinsi Jawa Timur ... IV-142 Tabel 4. 115 Kebijakan Terkait Alih Guna Lahan Pertanian ... IV-147 Tabel 4. 116 Matriks Tinjauan Kebijakan ... IV-149 Tabel 4. 117 Hubungan Perubahan Penggunaan Lahan dengan

Kebijakan RTRW Kabupaten- Kota Terkait dan Implikasinya ... IV-151 Tabel 4.118 Inventarisasi Beberapa Aset Utama Wilayah Sungai,

Permasalahan dan Usulan Pola Pengelolaan SDA ... IV-156 Tabel 4.119 Pola Pengelolaan DAS ... IV-158 Tabel 4.120 Faktor pada SWOT Kajian DAS Brantas ... IV-160 Tabel 4.121 Analisis SWOT Kajian DAS Brantas ... IV-161 Tabel 4.122 Pemangku Kepentingan... IV-165 Tabel 4. 123 Fungsi Kelembagaan ... IV-166 Tabel 5.1 Indikasi Program ... V-10

(16)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... I -8 Gambar 2. 1 Kerangka Analisis Kajian Secara Umum ... II-2 Gambar 2. 2 Alur Kajian Mengenai Keruangan dengan Sistem

Informasi Geografis ... II-3 Gambar 2. 3 Alur Kajian Mengenai Ketahanan Pangan ... II-4 Gambar 2. 4 Alur Kajian Mengenai Tata Ruang ... II-4 Gambar 2. 5 Alur Kajian Mengenai Ketahanan Air ... II-5 Gambar 2. 6 Langkah-langkah Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan ... II-11 Gambar 2. 7 Poligon Thiessen ... II-26 Gambar 2. 8 Isohyet ... II-27 Gambar 2. 9 Illustrasi Daerah Tangkapan dan Buangan Pada Suatu DAS ... II-31 Gambar 2. 10 Akuifer Bebas dab Akuifer Terkekang ... II-32 Gambar 2. 11 Siklus Hidrologi ... II-42 Gambar 2. 12 Pihak Terkait Pengelolaan/ Pemanfaatan DAS ... II-52 Gambar 3. 1 Orientasi DAS Brantas ... III-1 Gambar 3. 2 Batas DAS Brantas Berdasarkan DEM ... III-2 Gambar 3. 3 Peta Administrasi DAS Brantas ... III-3 Gambar 3. 4 Pembagian Sub DAS Brantas ... III-5 Gambar 3. 5 Peta Sub DAS Brantas Hulu ... III-6 Gambar 3. 6 Wilayah Kerja Perusahaan Jasa Tirta WS. Kali Brantas dan

WS. Bengawasan Solo ... III-7 Gambar 3. 7 Fisiografi DAS Brantas ... III-8 Gambar 3. 8 Peta Kemiringan Lereng di DAS Brantas ... III-10 Gambar 3. 9 Peta Jenis Tanah di DAS Brantas... III-12 Gambar 3. 10 Fluktuasi Skor STORET Tahun 2003-2011 di DAS Brantas ... III-15 Gambar 3. 11 Tanaman semusim di hulu Brantas Brantas Kota Batu ... III-17 Gambar 3. 12 Kondisi lahan dan sistem pertanian di hulu Brantas

di Kota Batu yang memotong kontur (sekitar arboretrum) ... III-17 Gambar 3. 13 Kondisi pemukiman di hulu Brantas di Kota Batu

(sekitar arboretrum) ... III-18 Gambar 3. 14 Kondisi Arboretrum Brantas di Batu Jawa Timur ... III-18 Gambar 3. 15 Titik Pantau Kualitas Sungai Brantas Bagian Hulu di

Jembatan Pendem Kota Batu ... III-19 Gambar 3. 16 Kondisi Sungai Brantas Bagian Hulu di Jembatan

Pendem Kota Batu ... III-20 Gambar 3. 17 Tubuh Bendungan Wonorejo di DAS Brantas Tengah ... III-20 Gambar 3. 18 Tampungan Air Bendungan Wonorejo di DAS Brantas Tengah ... III-21 Gambar 3. 19 Kondisi Pertanian beririgasi di Kabupaten Tulungagung

(17)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Gambar 3. 20 Kondisi Sungai Bendung Gerak Mrican/Waru Turi di

Kediri DAS Brantas Tengah ... III-22 Gambar 3. 21 Bendung Gerak Mrican/Waru Turi di Kediri DAS

Brantas Tengah ... III-23 Gambar 3. 22 Kondisi Outlet Kalimas Tanjung Perak Surabaya di DAS

Brantas Hilir ... III-24 Gambar 3. 23 Indeks Air per Kapita... III-27 Gambar 3. 24 DAS Brantas Malang ... III-35 Gambar 3. 25 Peta Penggunaan Lahan DAS Brantas... III-36 Gambar 3. 26 Lahan Kritis di Luar Kawasan Hutan di Wilayah DAS Brantas ... III-41 Gambar 3. 27 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Malang ... III-44 Gambar 3. 28 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tulungagung ... III-49 Gambar 3. 29 Rencana Pola Ruang Kabupaten Trenggalek ... III-51 Gambar 3. 30 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kediri ... III-54 Gambar 3. 31 Rencana Pola Ruang Kabupaten Nganjuk ... III-57 Gambar 3. 32 Rencana Pola Ruang Kabupaten Gresik ... III-60 Gambar 3. 33 Rencana Penggunaan Lahan Kabupaten Ponorogo ... III-66 Gambar 3. 34 Rencana Pola Ruang Kabupaten Jombang ... III-68 Gambar 3. 35 Rencana Pola Ruang Kabupaten Mojokerto ... III-71 Gambar 3. 36 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pasuruan ... III-76 Gambar 3. 37 Rencana Pola Ruang Kota Mojokerto ... III-79 Gambar 3. 38 Rencana Pola Ruang Kota Blitar ... III-81 Gambar 3. 39 Rencana Pola Ruang Kota Malang ... III-84 Gambar 3. 40 Rencana Penggunaan Lahan Kota Kediri ... III-88 Gambar 3. 41 Konsep Pengembangan Wilayah Sungai Kali Brantas ... III-90 Gambar 4.1 Penggunaan Lahan Tahun 2006 DAS Brantas ... IV-4 Gambar 4. 2 Kondisi Pertanian beririgasi di Kabupaten Tulungagung

DAS Brantas Tengah ... IV-6 Gambar 4.3 Penggunaan Lahan Tahun 2012 DAS Brantas ... IV-7 Gambar 4. 4 Peta Perubahan Lahan Sawah menjadi Permukiman

di DAS Brantas ... IV-11 Gambar 4.5 Peta Sebaran Jenis Tanah DAS Brantas ... IV-13 Gambar 4.6 Peta Nilai Indeks Erodibilitas Tanah DAS Brantas ... IV-14 Gambar 4.7 Peta Kemiringan Lereng DAS Brantas ... IV-17 Gambar 4.8 Peta Nilai Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

DAS Brantas ... IV-18 Gambar 4.9 Peta Penggunaan Lahan di DAS Brantas ... IV-19 Gambar 4.10 Peta Indeks Faktor CP di DAS Brantas ... IV-20 Gambar 4.11 Peta Erosi di DAS Brantas ... IV-23 Gambar 4. 12 Peta Prediksi Erosi di DAS Brantas tahun 2015 ... IV-26 Gambar 4.13 Peta Indeks Erosivitas Hujan (R) DAS Brantas ... IV-42 Gambar 4.14 Jumlah Penduduk di DAS Brantas ... IV-52 Gambar 4.15 Prediksi Jumlah Penduduk ... IV-53 Gambar 4.16 Luas Areal Panen Tanaman Padi ... IV-55

(18)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Gambar 4.17 Produksi Padi ... IV-56 Gambar 4.18 Prediksi Produksi Padi ... IV-57 Gambar 4.19 Keseimbangan Produksi - Konsumsi ... IV-61 Gambar 4. 20 Hubungan antara Kepadatan Penduduk dengan

Daya Dukung Lahan ... IV-63 Gambar 4.21 Poligon Thiessen DAS Brantas ... IV-66 Gambar 4.22 Grafik CH Rancangan ... IV-69 Gambar 4. 23 Peta Sebaran Debit Limpasan Permukaan Kala Ulang 1.01

Tahun DAS Brantas ... IV-79 Gambar 4. 24 Peta Sebaran Debit Limpasan Permukaan Kala Ulang 2 Tahun

DAS Brantas ... IV-79 Gambar 4. 25 Peta Sebaran Debit Limpasan Permukaan Kala Ulang 5 Tahun

DAS Brantas ... IV-80 Gambar 4. 26 Peta Sebaran Debit Limpasan Permukaan Kala Ulang 10 Tahun

DAS Brantas ... IV-80 Gambar 4. 27 Peta Sebaran Debit Limpasan Permukaan Kala Ulang 25 Tahun

DAS Brantas ... IV-81 Gambar 4.28 Ketersediaan Air Hujan di DAS Brantas ... IV-82 Gambar 4.29 Debit Andalan Sungai Brantas ... IV-90 Gambar 4.30 Grafik Ketersediaan Air dari Mata Air ... IV-91 Gambar 4.31 Peta Cekungan Air Tanah (CAT) Jawa Timur ... IV-92 Gambar 4.32 Peta Potensi Air Tanah Di DAS Kali Brantas ... IV-93 Gambar 4.33 Kebutuhan Air Perikanan di DAS Brantas ... IV-99 Gambar 4.34 Kebutuhan Air Peternakan di DAS Brantas... IV-101 Gambar 4.35 Kebutuhan Air Pertanian di DAS Brantas ... IV-104 Gambar 4.36 Proporsi Kebutuhan Air Sektor Pertanian di DAS Brantas ... IV-104 Gambar 4.37 Total Ketersediaan Air di DAS Brantas ... IV-106 Gambar 4.38 Proporsi Ketersediaan Air Total di DAS Brantas ... IV-107 Gambar 4.39 Total Ketersediaan Air di DAS Brantas (Tahun 2015) ... IV-107 Gambar 4.40 Proporsi Ketersediaan Air Total di DAS Brantas (Tahun 2015) ... IV-108 Gambar 4.41 Total Kebutuhan Air di DAS Brantas ... IV-108 Gambar 4.42 Proporsi Kebutuhan Air Total di DAS Brantas ... IV-109 Gambar 4.43 Total Kebutuhan Air di DAS Brantas (Tahun 2015) ... IV-109 Gambar 4.44 Proporsi Kebutuhan Air Total di DAS Brantas (Tahun 2015) ... IV-110 Gambar 4.45 Neraca Air di DAS Brantas (Tahun 2015) ... IV-111 Gambar 4.46 Proporsi Kebutuhan & Ketersediaan Air Total di DAS Brantas

Tahun 2015 ... IV-111 Gambar 4. 47 Neraca Air di DAS Brantas Tahun 2015 Pada Musim Penghujan ... IV-112 Gambar 4. 48 Proporsi Kebutuhan dan Ketersediaan Air Total di

DAS Brantas Tahun 2015 Pada Musim Penghujan ... IV-112 Gambar 4. 49 Neraca Air di DAS Brantas Tahun 2015 Pada Musim Kemarau ... IV-112 Gambar 4. 50 Proporsi Kebutuhan dan Ketersediaan Air Total di

DAS Brantas Tahun 2015 Pada Musim Kemarau ... IV-113 Gambar 4. 51 Pengelolaan DAS (Watershed Management) ... IV-118

(19)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

Gambar 4. 52 Kedudukan dan Lingkup Pengendalian ... IV-123 Gambar 4. 53 Peraturan Zonasi dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang ... IV-124 Gambar 4. 54 Peta Koridor Jawa ... IV-139 Gambar 4. 55 Sistem Pengelolaan DAS ... IV-140 Gambar 4. 56 Proses Perencanaan Pengelolaan DAS Tingkat Provinsi ... IV-141 Gambar 4.57 Kolaboratif Multistakeholder dalam Kepentingan DAS ... IV-164

(20)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan dataran yang secara hidrologis memiliki posisi penting dan menjadi tempat sumber daya alam serta kegiatan sosial-ekonomi perkotaan dan perdesaan. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air). Menurut Asdak (2002), Daerah Aliran Sungai adalah daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung bukit dimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut dialirkan melalui sungai-sungai kecil kemudian ke sungai-sungai utama. Ekosistem DAS bagian hulu merupakan tangkapan air utama dan pengatur aliran. Ekosistem DAS bagian tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air. Sedangkan ekosistem DAS bagian hilir merupakan pemakai air. Setiap ekosistem di dalam DAS memiliki komponen hidup dan tidak hidup yang saling berinteraksi

Secara hidrologis DAS memiliki karakteristik khusus yang berhubungan dengan unsur utamanya yaitu jenis tanah, tata guna lahan, topografi, kemiringan dan panjang lereng. DAS merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan

outflow dari material dan energi. Perubahan tata guna lahan di sekitar Daerah Aliran

Sungai akan memberikan dampak yang besar terhadap ekosistem DAS yang berpengaruh pula pada kondisi sosial ekonomi. Potensi air permukaan per tahun rata-rata 12 miliar m3. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m3 per tahun.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Daerah Aliran Sungai dinyatakan sebagai bagian yang penting terkait dengan fungsi hidrologi untuk mendukung pengembangan wilayah. Daerah Aliran Sungai merupakan wilayah yang paling tepat bagi pembangunan tempat bertemunya kepentingan nasional dengan kepentingan setempat. Pengelolaan DAS adalah bentuk pengembangan wilayah yang

(21)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan. Namun, DAS yang merupakan satu sistem ekologi, dalam perkembangannya saat ini mengalami banyak kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan.

Manusia sebagai komponen aktif dan pengelola lingkungan akan menentukan pola dan corak penggunaan lahan pada suatu wilayah. Penggunaan lahan merupakan hasil akhir dari setiap bentuk campur tangan kegiatan (intervensi) manusia terhadap lahan di permukaan bumi yang bersifat dinamis dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup baik material maupun spiritual (Arsyad, 1989). Secara umum penggunaan lahan di Indonesia merupakan akibat nyata dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap, adanya keseimbangan, serta keadaan dinamis antara aktifitas-aktifitas penduduk di atas lahan dan keterbatasan-keterbatasan di dalam lingkungan tempat hidupnya.

Di dalam DAS terdapat bermacam-macam penggunaan lahan, antara lain hutan, pertanian lahan kering, persawahan, permukiman, kawasan industri, perkebunan dan lain sebagainya. Kondisi hidrologi DAS dapat terpengaruh akibat terjadinya perubahan penggunaan lahan, selain itu kualitas air DAS yang melewati daerah perkotaan juga dipengaruhi oleh perkembangan kota/perubahan penggunaan lahan seperti perkembangan industri dan perkembangan pemukiman di wilayah DAS (Irianto, 2004).

Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Perubahan penggunaan lahan dapat mempengaruhi sistem ekologi setempat diantaranya pencemaran air, polusi udara, perubahan iklim lokal, berkurangnya keanekaragaman hayati, dinamika aliran nitrat, serta fluktuasi pelepasan dan penyerapan CO2 (Canadell, 2002). Tekanan terhadap lahan yang semakin lama semakin tinggi tersebut akan berdampak pada seluruh komponen lingkungan baik fisik, biotik dan abiotik juga pada manusia. Perubahan lingkungan ini sering merupakan akibat pemanfaatan sumberdaya alam sudah melampaui daya dukung lingkungan. Dalam jangka pendek, perubahan penggunaan lahan terlihat rasional secara ekonomis dikarenakan banyak nilai dan manfaat langsung yang diperoleh, namun pada sisi lain banyak manfaat dari perlindungan lingkungan yang tidak dihitung dalam pengambilan kebijakan untuk merubah penggunaan lahan. Hal ini memberikan gambaran bahwa keinginan manusia

(22)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

untuk memperbaiki kehidupan ekonomi tidak berarti manusia boleh mengorbankan kelestarian lingkungan.

Proses perubahan penggunaan lahan selain menghasilkan manfaat yang dapat dinikmati oleh masyarakat juga tidak lepas dari resiko terjadinya kerusakan lahan akibat erosi, pencemaran lingkungan, banjir, kekeringan dan lainnya. Perubahan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai yang menyebabkan kerusakan pada ekosistem DAS dapat berupa penggundulan hutan yang digantikan dengan permukaan kedap berupa atap perumahan, jalan-jalan, tempat parkir, bandara, dan sebagainya. Perubahan penggunaan di ekosistem DAS mengakibatkan menurunnya debit minimum harian dan meningkatnya debit maksimum harian karena rendahnya kapasitas DAS menginfiltrasikan air hujan. Erosi sendiri akan menyebabkan terjadinya pendangkalan waduk, penurunan kapasitas saluran irigasi, dan dapat mengganggu sistem pembangkit tenaga listrik. Erosi yang tinggi, banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau tidak hanya menimbulkan dampak negatif pada aspek bio-fisik sumberdaya alam dan lingkungan tetapi juga berdampak pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Erosi, banjir dan kekeringan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam. Produksi pertanian, perikanan dan penggunaan sumberdaya alam yang berkaitan dengan air akan menurun.

DAS merupakan satu kesatuan ekosistem yang terintegrasi dan tidak mengenal batas wilayah administrasi. Oleh sebab itu, dalam pengelolaannya tidak bisa hanya melihat pembagian administrasi saja, ini akan menyebabkan kerugian pada wilayah lainnya. Sebagai contoh, masyarakat yang melakukan budidaya pada lahan-lahan yang mempunyai kelerengan yang cukup tinggi tanpa melakukan teknik konservasi, dapat mengakibatkan lahan menjadi rusak di daerah hulu dan mengakibatkan banjir di daerah hilir. Potensi dan persoalan yang ada tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak saja tetapi perlu disikapi bersama-sama secara lintas sektor dan lintas wilayah. Posisi yang penting dan unik karakteristik dari DAS ini perlu untuk diwadahi dan diantisipasi dalam suatu penataan ruang yang terintegrasi dan komprehensif.

Rencana tata ruang DAS yang lintas wilayah merupakan panduan bagi RTRW provinsi, kabupaten maupun kota sebagai dasar untuk pengembangan wilayah di provinsi, kabupaten maupun kota. Keberadaan rencana tata ruang DAS menjadi suatu yang penting dan diharapkan dapat menjadi landasan dalam mengatasi dampak negatif dari pembangunan terhadap supply air dalam menunjang ketahanan pangan dan air di kawasan tersebut.

(23)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

Selain itu, rencana tata ruang DAS merupakan dasar pemanfaatan dan pengendalian lahan sehingga secara langsung dapat mengurangi bencana dan sekaligus menjadi pengikat dalam kerja sama pengelolaan DAS. Tata ruang yang selama ini membedakan ruang atas dua kawasan, yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya, harus ditempatkan dalam suatu DAS. Pemerintah Daerah membuat tata ruang mikro sebagai penjabaran lebih lanjut dari kawasan lindung dan kawasan budidaya dalam kesatuan DAS.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target pembangunan tahun 2014 guna mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program antara lain ketahanan pangan dan air.Terkait dengan hal ini, sebagai langkah awal untuk menjawab kebutuhan tersebut perlu dilakukan suatu “Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Ekosistem DAS dalam Menunjang Ketahanan Air dan

Ketahanan Pangan”. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

pangan bagi rumah tangga yang tercermin tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Isu ketahanan pangan saat ini menjadi topik pembahasan utama pada forum-forum dunia. Hal ini disebabkan penduduk dunia yang telah mencapai 7 milyar jiwa dan diperkirakan akan meningkat hingga 9 milyar jiwa pada tahun 2045. Untuk memenuhi kebutuhan pangan tersebut, diperlukan peningkatan produksi pangan 60 % dari kebutuhan saat ini.

Daerah Aliran Sungai mempunyai peran strategi dan vital dalam kehidupan masyarakat, ketahanan pangan dan energi. Aliran-aliran sungai yang terdapat dalam DAS dapat dimanfaatkan sebagai penyedia air baku untuk berbagai kebutuhan seperti sumber tenaga pada PLTA, PDAM, irigasi, industri dan lain sebagainya. Kondisi pertanian sangat bergantung pada ketersediaan air yang berasal dari aliran sungai. Jika kondisi DAS menurun (debit air sungai), musim kemarau akan sangat menyulitkan para petani dan mempengaruhi hasil panen petani.

Keberhasilan pengelolaan DAS berdampak terhadap ketahanan pangan di masa mendatang. Saat ini luas areal irigasi tanaman padi di Indonesia berjumlah ± 7,2 juta hektar dan sebagian besar ada pada hilir DAS, banyak areal pertanian yang subur dikonversi menjadi bangunan atau infrastuktur yang mengurangi lahan pangan

Pengaruh perubahan tata guna lahan dalam suatu DAS berdampak

pada kemampuan DAS untuk

meregulasi air khususnya dalam menunjang kebijakan ketahanan pangan. Penataan kawasan DAS

seharusnya memperhatikanprinsip

keseimbangan antara sosial-ekonomi dan lingkungan; berbasis ekologi dan geologi, peran dan posisi kawasan, serta mempertimbangkan tekanan terhadap ekosistem DAS akibat dinamika perkembangan penduduk dan aktivitas ekonominya.

(24)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

produktif dan menurunkan fungsi hidrologis DAS. Terjadinya banjir akibat pengelolaan DAS yang tidak optimal akan menyebabkan daya tampung waduk irigasi berkurangkarena sedimentasi, dan pada musim hujan cenderung banjir sehingga areal-areal irigasi pada hilir DAS akan tergenang yang pada gilirannya menurunkan produksi beras nasional. Di samping itu kekeringan pada musim kemarau menyebabkan areal irigasi yang dapat dialiri berkurang sehingga produksi padi berkurang. Dengan semakin mahalnya energi minyak bumi, maka diperlukan energi alternatif berupa energi yang bisa diperbaharui seperti kayu bakar, bio-disel, pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Dengan bertambahnya penduduk dan berkembangnya kegiatan ekonomi, maka kebutuhan air untuk berbagai kepentingan seperti air baku, pertanian, perindustrian dan PLTA akan semakin besar. Karena itu pengelolaan DAS dimasa yang akan datang seharusnya bisa mendukung ketersediaan pangan, air dan energi alternatif tersebut baik melalui manajemen kawasan lindung maupun kawasan budidaya.

Ketahanan air dan ketahanan pangan merupakan bagian dari isu pembangunan yang perlu diantisipasi dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan laju kebutuhan terhadap lahan dan air. Penataan ruang DAS menjadi bagian yang penting dalam memenuhi kebutuhan tersebut, serta mengendalikan potensi permasalahan yang mungkin terjadi akibat penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang DAS. Untuk itu, kajian ini berfokus untuk mengkaji dampak perubahan penggunaan lahan dalam DAS akibat adanya perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat terhadap ketahanan air dan pangan yang kemudian menjadi masukan bagi kebijakan dan strategi pengelolaan DAS.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari kajian ini adalah untuk menganalisa dampak perubahan penggunaan lahan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) terhadap ketahanan air dan ketahanan pangan.

Adapun sasaran kajian ini adalah antara lain:

a) mengidentifikasi Penggunaan Lahan eksisting di Kawasan DAS;

b) melakukan analisis dampak perubahan penggunaan lahan melalui simulasi prediksi trend perubahan lahan pada kawasan DAS terhadap sumber daya air dan penyediaan pangan;

(25)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

c) memberikan rekomendasi pengendalian perubahan penggunaan lahan paling optimal untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan sebagai bagian dari pengelolaan DAS terpadu.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam kajian “Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan

Ekosistem DAS dalam Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan” terdiri

atas ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi, serta batasan penelitian.

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah kajian dibatasi untuk satu Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Brantas, Jawa Timur. DAS Brantas dipilih sebagai wilayah kajian mengingat DAS Brantas merupakan salah satu lumbung padi nasional. Selain itu, wilayah hilir DAS Brantas merupakan wilayah strategis nasional yang memiliki kompleksitas permasalahan tekanan penduduk yang tinggi terhadap DAS dan berpengaruh pada meningkatnya frekuensi bencana dari tahun ke tahun. Wilayah kajian terpilih diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap wilayah ekosistem DAS lain yang mempunyai karakteristik dan permasalahan yang serupa.

1.3.2 Ruang Lingkup Materi

Lingkup materi dalam kajian ini dibatasi pada penelitian DAS melalui:

a) Identifikasi penggunaan lahan eksisting pada DAS Brantas pada tahun terakhir; b) Analisa trend/kecenderungan perubahan penggunaan lahan pada DAS Brantas

pada 5 tahun terakhir;

c) Perhitungan besarnya erosi, sedimentasi, debit air, tingkat kelolosan tanah terhadap air serta produksi pangan dan tingkat kebutuhan/permintaannya oleh penduduk dalam satu DAS dengan data terakhir;

d) Prediksi 5 tahun ke depan nilai erosi, sedimentasi, debit air, tingkat kelolosan tanah terhadap air serta produksi pangan dalam satu DAS berdasarkan tren perubahan penggunaan lahan;

e) Analisa korelasi erosi, sedimentasi dan debit air terhadap produksi pangan yang dihasilkan dalam 1 DAS;

f) Analisa pola hubungan secara ekonomi antara pertambahan penduduk, ketersediaan pangan dan pola ruang dalam konteks 1 DAS;

(26)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

g) Penyiapan kebijakan, strategi, dan program yang paling optimal untuk mendukung penataan ruang berbasis DAS yang lebih baik dalam kaitannya dengan penggunaan lahan.

1.3.3 Batasan Penelitian

Berikut adalah batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Ketahanan pangan yang dimaksud adalah dibatasi untuk bahan pangan dari jenis tanaman padi.

2. Kebutuhan air yang dihitung adalah dibatasi berdasarkan pengambilan air yang dilakukan dengan izin instansi yang berwenang

3. Prediksi erosi dibatasi dihitung dengan asumsi kegiatan konservasi tanah yang dilakukan hanya berdasarkan rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RTL-RKLT) yang dilakukan oleh BPDAS Brantas, sehingga kegiatan konservasi yang dilakukan masyarakat diabaikan.

4. Prediksi jumlah penduduk dibatasi diasumsikan tidak adanya faktor bencana yang akan mengurangi jumlah penduduk maupun migrasi.

5. Perhitungan analisa produksi-konsumsi dibatasi dengan mengabaikan impor beras dari luar wilayah DAS Brantas

1.4 METODOLOGI

Metode penyusunan kajian dilakukan melalui pengumpulan, pengolahan secara primer dan sekunder, serta kaji literatur pada universitas, lembaga penelitian, lembaga pemerintah/non pemerintah yang terkait. Analisa perhitungan menggunakan pemodelan spasial berdasarkan perhitungan analisis hidrologi, geologi, pertanian dan tata ruang. Dalam proses pengumpulan data juga akan dilakukan pertemuan dengan instansi/mitra kerja di daerah dengan melakukan kunjungan lokasi di daerah dalam forum Focus

Group Discussion (FGD) untuk menggali informasi langsung data-data terkini,

permasalahan dan kendala di lapangan serta untuk memperoleh feedback terhadap capaian yang telah didapatkan. Selanjutnya, untuk memadukan arah, penyelarasan analisis dan penyelesaian pelaksanaan kajian dilakukan kegiatan pertemuan seluruh anggota, tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kajian dalam suatu pertemuan konsinyiring di daerah agar lebih dapat terkonsentrasi dan terfokus dalam pembahasan hasil-hasil pelaksanaan kajian.

(27)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

1.5 HASIL YANG DIHARAPKAN

Berikut adalah hasil yang diharapkan dari kajian ini:

a) Keluaran (output) yang diharapkan dari kajian ini adalah sebuah kajian mengenai analisa spasial penggunaan lahan di ekosistem DAS.

b) Hasil (outcome) yang diharapkan adalah terciptanya suatu kerangka perencanaan pengelolaan DAS dalam rangka menunjang ketahanan air dan ketahanan pangan yang berkelanjutan.

1.6 KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka pemikiran Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan di Ekosistem DAS dalam Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan, dapat dijelaskan pada skema berikut:

Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Latar Belakang

Perubahan tata guna lahan memberikan dampak yang besar terhadap kerusakan ekosistem DAS yaitu kemampuan DAS untuk meregulasi air secara berkelanjutan, khususnya dalam menunjang kebijakan ketahanan pangan sehingga berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi. Terkait dengan hal ini, perlu dilakukan suatu Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Ekosistem DAS dalam Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan.

Tujuan dan Sasaran Tujuan

Menganalisa dampak perubahan penggunaan lahan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) terhadap ketahanan air dan ketahanan pangan.

Sasaran

a) mengidentifikasi Penggunaan Lahan eksisting di Kawasan DAS;

b) melakukan analisis dampak perubahan penggunaan lahan melalui simulasi prediksi trend perubahan lahan pada kawasan DAS terhadap sumber daya air dan penyediaan pangan;

c) memberikan rekomendasi pengendalian perubahan penggunaan lahan paling optimal untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan sebagai bagian dari pengelolaan DAS terpadu.

PENGUMPULAN DATA

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KOMPILASI DATA

KAJIAN DAN ANALISA

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

(28)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

1

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan laporan Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan di Ekosistem DAS dalam Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan, terdiri dari 5 (lima) bab yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi, hasil yang diharapkan, kerangka pemikiran serta sistematika pembahasan dalam laporan Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan di Ekosistem DAS dalam Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan.

Bab II Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan pendekatan dan metodologi pekerjaan yang digunakan, meliputi metode pengumpulan data, metode analisis data, jenis dan sumber data, dan waktu penelitian.

Bab III Gambaran Umum

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum wilayah studi yang meliputi kondisi wilayah geografis dan administratif wilayah perencanaan.

Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Bab ini menguraikan analisa dan pembahasan sesuai dengan metodologi pekerjaan yang dijelaskan pada bab II. Dalam penelitian ini, analisa dan pembahasan yang dilakukan adalah analisis perubawhan penggunaan lahan, analisis erosi dan sedimentasi, analisis dampak perubahan penggunaan lahan terhadap ketahanan air dan pangan, analisis proyeksi penduduk, analisa produksi padi, keseimbangan produksi dan konsumsi, analisa daya dukung lahan, analisa jumlah penduduk optimal, analisis hidrologi dan debit limpasan, analisis ketersediaan air, analisis kebutuhan air, analisis neraca air, analisis kebijakan, analisis kondisi DAS, dan analisis SWOT dan kelembagaan.

Bab V Kesimpulan Dan Rekomendasi

Bab ini menguraikan kesimpulan dari analisa dan pembahasan yang dilakukan, dan kemudian menguraikan rekomendasi yang sesuai dengan hasil kajian analisa perubahan penggunaan lahan di ekosistem DAS dalam menunjang ketahanan air dan ketahanan pangan.

(29)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

2

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 GARIS BESAR METODOLOGI

Dalam upaya mencapai tujuan studi digunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode ini dapat diartikan sebagai usaha mendeskripsikan berbagai fakta dan mengemukakan gejala yang ada untuk kemudian pada tahap berikutnya dapat dilakukan suatu analisis berdasarkan berbagai penilaian yang telah diidentifikasi (Labouitz & Hagedorn,1990:49-54).

Metode penyusunan kajian dilakukan melalui pengumpulan, pengolahan secara primer dan sekunder, serta kaji literatur pada universitas, lembaga penelitian, lembaga pemerintah/non pemerintah yang terkait. Dalam analisis keruangan dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data bidang dan titik. Data bidang misalnya berupa luas distribusi curah hujan, luas kawasan berdasarkan perbedaan kemiringan lereng, luas kawasan berdasarkan perbedaan jenis tanah dan luas kawasan potensi rawan bencana. Sedang data titik dapat berupa titik yang mewakili sebaran ketersediaan prasarana permukiman penduduk. Dalam proses pengumpulan data juga akan dilakukan pertemuan dengan instansi/mitra kerja di daerah dengan melakukan kunjungan lokasi di daerah dalam forum Focus Group Discussion (FGD) untuk menggali informasi langsung data-data terkini, permasalahan dan kendala di lapangan serta untuk memperoleh feedback terhadap capaian yang telah didapatkan.

2.2 KERANGKA ANALISIS

Dalam kajian ini dilakukan beberapa tahapan analisis dengan memperhatikan faktor fisik kawasan DAS Brantas (hidrologi, geologi, topografi, dan lain-lain), penggunaan lahan eksisting, dan faktor kependudukan. Output dari tiap analisis akan dijadikan sebagai indikator input untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan di ekosistem DAS Brantas.

Pendekatan studi yang digunakan adalah pendekatan pemodelan spasial berdasarkan perhitungan analisis. hidrologi, geologi, pertanian dan tata ruang.

Hasil penelitian berupa kajian analisa perubahan penggunaan lahan di ekosistem DAS dalam menunjang ketahanan air dan ketahanan pangan.

(30)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

2

(31)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

(32)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

2

Gambar 2. 3 Alur Kajian Mengenai Ketahanan Pangan

Gambar 2. 4 Alur Kajian Mengenai Tata Ruang

Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan Di Ekosistem DAS Dalam Menunjang Ketahanan Air Dan

Ketahanan Pangan

Kajian kebijakan dan strategi terkait pengelolaan DAS

Identifikasi Potensi dan Permasalahan penggunaan lahan di ekosistem DAS

UU No. 26 Tahun 2007

PP No. 26 Tahun 2008

Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2008

SK.328/ Menhut-II/2009

UU No.7 Tahun 2004

Kebijakan Terkait Lainnya

Penggunaan lahan eksisting

Kondisi Sosial Kependudukan

Perekonomian

Kondisi Fisik DAS Brantas Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan

di Ekosistem DAS Brantas

Analisis Kondisi Fisik dan Identifikasi Kondisi DAS Brantas Analisis Kesesuaian Penggunaan Lahan DAS Brantas Analisis Daya Dukung dan Daya

Tampung Lingkungan Fisik

Kondisi Fisik DAS Brantas dan Kependudukan; Distribusi spasial kondisi fisik DAS

Brantas Kawasan fungsi lindung dan budidaya DAS Brantas; Perubahan penggunaan lahan Distribusi spasial daya dukung lingkungan fisik dan distribusi kawasan ambang batas daya tampung lahan

Kajian Analisa Perubahan Penggunaan Lahan di Ekosistem DAS Dalam Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan

Kesimpulan dan Rekomendasi

(33)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

2

Mulai

Peta Kontur, Peta Jaringan Sungai, Peta DAS Digital Data Monografi Laju Erosi, Sedimen, Debit Limpasan Model DAS DEM (Model Grid) Analisis Kebutuhan Air:

1. Kebutuhan Air Penduduk 2. Kebutuhan Air Industri 3. Kebutuhan Air Peternakan 4. Kebutuhan Air Perikanan 5. Kebutuhan Air Penggelontoran 6. Kebutuhan Air Irigasi

Rekomendasi Kebijakan rekomendasi pengendalian

perubahan penggunaan lahan paling optimal untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan oleh

TA Planologi Kesimpulan dan Saran

Selesai Data Debit Kabupaten/Kota Dalam Angka Peta & Karakteristik DAS Brantas Data Mata Air, Data Air Tampungan Data Daerah Irigasi, Data Industri, Data Peternakan & Perikanan Darat

Analisis Ketersediaan Air: 1. Ketersediaan Air Sungai 2. Ketersediaan Air Tampungan 3. Ketersediaan Mata Air

Ketersediaan Air Total Kebutuhan Air Total

Analisis Neraca Air (Surplus / Defisit)

Dilanjutkan TA GIS Analisa erosi, sedimentasi & bencana tianjuan secara geologi

Prediksi nilai besarnya produksi pangan serta tingkat kebutuhan/ permintaannya oleh TA Pertanian

Data Hujan & Peta Sebaran Stasiun Hujan

- Prediksi Curah Hujan 5 Tahun kedepan oleh TA SDA

- Prediksi Erosi, Sedimen, Limpasan & Banjir oleh TA GIS

- Prediksi Perubahan Penggunaan Lahan oleh TA Planologi Uji Konsistensi Tidak Curah Hujan Rerata Daerah Peta Guna Lahan Time

Series Solum TanahPeta Jenis &

Data Sedimen Terangkut & Tabel SDR Sedimen Peta Administrasi, Peta RTRW Faktor CP & Koefisien C Faktor L&S, Koef. CS & Intensitas Hujan Indeks Erosivitas Hujan (R) Faktor K Prediksi Debit 5 Tahun kedepan Prediksi Kebutuhan Air dan

Ketersediaan Air (Neraca Air) Selama 5 Tahun kedepan oleh

TA Pertanian

Gambar 2. 5 Alur Kajian Mengenai Ketahanan Air

2.3 METODOLOGI PEKERJAAN

Metode yang digunakan dalam pekerjaan ini terkait dengan metode pengumpulan data, pengolahan data, dan juga metode analisis data. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat berikut ini:

2.3.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan semua informasi yang terkait dengan kajian “Analisa Perubahan Penggunaan Lahan di Ekosistem DAS dalam

(34)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

2

Menunjang Ketahanan Air dan Ketahanan Pangan”. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Survei Primer/Observasi Lapangan

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan (ground check), meliputi:

 kondisi penggunaan lahan pada masa sekarang  foto dokumentasi hasil observasi langsung ke lapangan  koordinat hasil checking lapangan

 sebaran permukiman dan jalan  pemetaan lokasi pengecekan

Survei Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Instansi Pemerintah yang terkait dengan kajian ini, yang meliputi peta (Dinas Kehutanan), data statistik, curah hujan, topografi, kependudukan (Badan Pusat Statistik), data pengelolaan DAS Brantas (Jasa Tirta), data lainnya terkait DAS Brantas (Badan Besar Wilayah Sungai Brantas dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Brantas Jawa Timur), data peruntukan lahan (Badan Pertanahan), data lingkungan (BLH), data pengairan (Dinas Pengairan), data rencana tata ruang wilayah Provinsi, kabupaten, kecamatan, data tata guna hutan dan data pendukung lainnya (Bappeda), serta data produksi, kebutuhan, dan ketahanan pangan (Kantor Ketahanan Pangan).

Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) adalah diskusi dengan peserta terbatas yang

berasal dari satu kelompok tertentu dan dengan topik bahasan diskusi tertentu pula. Tujuan dari metode FGD ini adalah untuk menambah dan memperdalam informasi, membangun kesepakatan/komitmen, mengklarifikasi informasi yang kurang pada basis data dan juga bisa dipakai untuk memperoleh opini-opini yang berbeda mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kajian ini. Dalam FGD ini dikumpulkan berbagai stakeholder mulai dari instansi-instansi (Bappeda Provinsi, Bappeda Kabupaten, Dinas Kehutanan, BBWS, BPDAS, Badan Pertanahan, BLH, Jasa Tirta, Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Pengairan) atau stakeholder lain yang terkait.

(35)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

2

Langkah-langkah FGD, antara lain:

1. Lakukan diskusi dengan satu topik tertentu

2. Tentukan target peserta dan diskusikan dengan warga komunitas tersebut kriteria-kriteria target peserta

3. Setelah menentukan kriteria-kriteria yang terkait, lalu identifikasi siapa-siapa yang akan mewakili masing-masing kelompok kriteria tersebut.

4. Rencanakan penjadwalan waktu pelaksanaan FGD 5. Buat desain pedoman FGD

- Pedoman terdiri dari daftar pertanyaan untuk menjadi bahan fasilitator untuk memancing diskusi pada FGD

- Pedoman bagi fasilitator untuk mendorong kebebasan berekspresi, tergalinya informasi secara mendalam dari peserta

- Buat pertanyaan-pertanyaa simple dengan jawaban tertutup - Pedoman harus detail

- Pedoman harus menyediakan pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk topik khusus yang didisukusikan

- Siapkan fasilitator dan pencatat proses

Tabel 2. 1 Jenis Data dan Sumber Data

RINCIAN DATA TAHUN SUMBER

FISIK GEOGRAFIS

Data dan Peta Topografi 2011 BPS/Bappeda/ dll Data dan Peta Hidrologi 2011 BPS/Bappeda/ dll Data dan Peta Geologi 2011 BPS/Bappeda/ dll Data dan Peta Batas Administrasi 2011 BPS/Bappeda/ dll Data dan Peta Jenis Tanah 2011 BPS/Bappeda/ dll

Data dan Peta WS, DAS dan Sub-Das 2011 BBWS/BPDAS/Jasa Tirta/ Bappeda/ Dinas Pengairan/ dll

Data dan Peta Jaringan Sungai dan Anak Sungai 2011 BBWS/BPDAS/Jasa Tirta/ Bappeda/ Dinas Pengairan/ dll

Data dan Peta Penggunaan Lahan 2007-2011 BPS/Bappeda/ Badan Pertanahan/ dll Data dan Peta Status Lahan 2007-2011 Bappeda/ Badan Pertanahan/ dll Data dan Peta Sebaran Penduduk 2007-2011 BPS/Bappeda/ dll

Data dan Peta Kebijakan/Program terkait

Pengelolaan DAS 2007-2011 BBWS/BPDAS/Jasa Tirta/ Bappeda/ Dinas Pengairan/ dll Data dan Peta Iklim/Curah Hujan 2007-2011 BMG/BPS/Bappeda/ dll

Dan data terkait lainnya

SOSIAL KEPENDUDUKAN

Jumlah Penduduk di Ekosistem DAS 2007-2011 BPS/ dll Kepadatan Penduduk di Ekosistem DAS 2007-2011 BPS/ dll Pertumbuhan Penduduk di Ekosistem DAS 2007-2011 BPS/ dll Jumlah penduduk berdasarkan Matapencaharian di

Ekosistem DAS

2007-2011 FGD/ BPS/ dll Karakteristik budaya Masyarakat di Ekosistem DAS 2011 FGD/ BPS/ dll Dan data terkait lainnya

(36)

KAJIAN ANALISA PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI EKOSISTEM DAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN AIR DAN KETAHANAN PANGAN

2

RINCIAN DATA TAHUN SUMBER

PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Luas lahan sawah di Ekosistem DAS 2006-2011 BPS/ Dinas Pertanian dan Perkebunan/ Bappeda/ Badan Pertanahan/ dll

Luas penggunaan tanah di Ekosistem DAS 2006 dan

2012 BPS/ Dinas Pertanian dan Perkebunan/ Bappeda/ dll Luas panen, hasil per hektar dan produksi tanaman

bahan makanan, buah dan sayuran di Ekosistem DAS 2006-2011 BPS/ Dinas Pertanian dan Perkebunan/ Bappeda/ dll Produksi tanaman padi di Ekosistem DAS 2006-2011 BPS/ Dinas Pertanian dan Perkebunan/ Bappeda/

dll

Luas panen padi di Ekosistem DAS 2006-2011 BPS/ Dinas Pertanian dan Perkebunan/ Bappeda/ dll

Produksi padi di Ekosistem DAS 2006-2011 BPS/ Dinas Pertanian dan Perkebunan/ Bappeda/ dll

KEHUTANAN

Luas kawasan hutan & perairan di Ekosistem DAS 2007-2011 BPS/ Dinas Kehutanan/ Bappeda/ dll Produksi kayu menurut jenisnya di Ekosistem DAS 2007-2011 BPS/ Dinas Kehutanan/ Bappeda/ dll Dan data terkait lainnya

PENGAIRAN

Laporan Kondisi Sungai dan Anak Sungai 2007-2011 BLH/ dll Program Terkait DAS Brantas 2007-2011 BLH/ dll Data terkait potensi dan sarana prasarna SDA 2007-2011 BBWS/ dll Jumlah, kapasitas dan sebaran prasarana bangunan

air di ekosistem DAS 2007-2011 Dinas Pengairan/ dll Data terkait kapasitas kesediaan sumberdaya air,

proyeksi kebutuhan, dan cadangannya

2007-2011 Dinas Pengairan/ dll Data terkait hidrologi dan debit limpasan 2007-2011 Dinas Pengairan/ dll Data terkait erosi dan sedimen 2007-2011 Dinas Pengairan/ dll Dan data terkait lainnya

GUNA LAHAN LAINNYA

Jumlah industri di Ekosistem DAS 2007-2011 BPS/ Bappeda/ dll Jumlah kegiatan, produksi dan nilai produksi hasil

pertambangan di Ekosistem DAS

2007-2011 BPS/ Bappeda/ dll

HUKUM DAN KELEMBAGAAN

RTRW Provinsi Terakhir Bappeda/ dll RTRW Kabupaten Terakhir Bappeda/ dll

Profil, Statistik, Kebijakan DAS Brantas 2007-2011 BPDAS/ BBWS/ Jasa Tirta Bappeda/ dll Dan data terkait lainnya

2.3.2 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk mengidentifikasi pola penggunaan lahan eksisting di kawasan DAS Brantas dan melakukan analisis dampak perubahan penggunaan lahan melalui simulasi prediksi trend perubahan lahan pada kawasan DAS terhadap sumber daya air dan penyediaan pangan. Dengan demikian dapat diberikan rekomendasi pengendalian perubahan penggunaan lahan paling optimal untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan sebagai bagian dari pengelolaan DAS terpadu.

Digitasi, edit, overlay, dalam pembuatan peta dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (Software) Sistem Informasi Geografis (GIS) extention spasial analisis, untuk peta sebagai berikut:

Gambar

Tabel 2. 6 Pemilihan Metode Penentuan Curah Hujan Berdasarkan Jumlah Pos Penakar Hujan
Tabel 2. 12 Rata-Rata Kebutuhan Air Ternak per Hari
Tabel 2. 15 Skala Kerentanan/Sensitivitas Lahan Terhadap Erosi
Tabel 2. 23 Jadwal Pelaksanaan Kajian
+7

Referensi

Dokumen terkait