• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

KEMAMPUAN PENGUNGKAPAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM

MEMODERASI HUBUNGAN ANTARA KINERJA

KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS

KOMPAS 100

DESAK MADE RIZA AMELIA PERMANA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2013

(2)

TESIS

KEMAMPUAN PENGUNGKAPAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM

MEMODERASI HUBUNGAN ANTARA KINERJA

KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS

KOMPAS 100

DESAK MADE RIZA AMELIA PERMANA NIM : 1191662008

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2013

(3)

TESIS

KEMAMPUAN PENGUNGKAPAN TANGGUNG

JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM

MEMODERASI HUBUNGAN ANTARA KINERJA

KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS

KOMPAS 100

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi

Program Pascasarjana Universitas Udayana

DESAK MADE RIZA AMELIA PERMANA NIM : 1191662008

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2013

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 07 NOVEMBER 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. A.A.G.P. Widanaputra,SE,MSi.,Ak. Dr. I Made Sadha Suardhika,SE,MSi.,Ak

NIP. 19650323 199103 1 004 NIP. 19550910 198403 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Direktur

Studi Magister Akuntansi Program Pascasarjana

Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Universitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama,SE,MSBA,Ak. Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP. 19641224 199103 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001

(5)

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis ini Telah diuji pada Tanggal 06 November 2013

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No. 2056/UN14.4/HK/2013, Tanggal 18 Januari 2013

Ketua : Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE, MSi., Ak.

Anggota:

1. Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak.

2. Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak., CPA

3. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, MSi.

4. Ni Putu Sri Harta Mimba, SE, MSi., Ph.D, Ak.

(6)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Desak Made Riza Amelia Permana

NIM : 1191662008

Program Studi : Magister Akuntansi

Judul Tesis : Kemampuan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Memoderasi Hubungan antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Oktober 2013

(Desak Made Riza Amelia Permana)

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara Nugrahanya, sehingga tesis dengan judul “KEMAMPUAN PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN DALAM MEMODERASI HUBUNGAN ANTARA

KINERJA KEUANGAN DENGAN NILAI PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI INDEKS KOMPAS 100” dapat

terselesaikan.

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) di Program Pascasarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana guna memperoleh gelar Magister Akuntansi, konsentrasi Akuntansi Keuangan dan Auditing. Sepenuhnya disadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan tesis ini tidak akan membuahkan hasil yang berarti. Pada kesempatan ini perkenankan pula penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas restuNYA dalam penyelesaian tesis ini.

2. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE, MSi., Ak., sebagai Pembimbing I beserta Dr. I Made Sadha Suardikha, SE, MSi., Ak., sebagai Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(8)

3. Para penguji tesis ini, yaitu Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak.,

CPA, Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, MSi., dan Ni Putu Sri Harta Mimba,

SE, MSi., Ph.D, Ak., yang dengan penuh perhatian memberi saran kepada

penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister, Program Studi Akuntansi pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

5. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) sebagai Direktur Program Pascasarjana, Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister, Program Studi Akuntansi pada Program Pascasarjana, Universitas Udayana.

6. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA, Ak., selaku Ketua Program

Studi Magister Akuntansi (MAKSI), Universitas Udayana. Bapak dan Ibu pengajar serta seluruh staf Program Magister Akuntansi, Universitas Udayana yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis ini.

7. Orangtua I Dewa Ketut Sukanadi, Bsc. dan Desak Made Da Indarti, Kakak I Dewa Gede Waisha Permana, SH, serta seluruh keluarga yang telah mendoakan dan memotivasi penulis dalam penyelesaian tesis ini khususnya Made Dwi Juliana, SH atas motivasi yang tanpa lelah.

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan IX MAKSI Universitas Udayana, khususnya rekan seperjuangan Komang Asri Pratiwi, SE dan I G.A. Mas

(9)

Pradnya Nhareswarie, SE, terima kasih atas kerjasama rekan-rekan dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan anugerah-Nya kepada kita semua, serta pihak-pihak yang telah membantu penulis.

Denpasar, Oktober 2013

Penulis

(10)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengungkapan tanggung jawab sosial dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Indeks Kompas 100 di PT. Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011.

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

sehingga jumlah sampel sebanyak 38 perusahaan dengan 144 pengamatan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan, variabel terikat adalah nilai perusahaan, dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel pemoderasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji residual.

Hasil uji residual menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Kata Kunci: ROE, Tobin’s, Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

(11)

ABSTRACT

This study aims to determine the capability of corporate social responsibility disclosure to moderate the relationship between financial performance with value firm. The population in this study is Indeks Kompas 100 firms in PT. Bursa Efek Indonesia during the period 2008-2011.

The technique used to determine samples was using purposive sampling therefore the total number of sample are 38 firms with 144 observations. Independent variable in this study is financial performance, dependent variable is value firm, and corporate social responsibility disclosure as moderating variable. Hypothesis testing studies used residual test.

The residual test results showed that the corporate social responsibility disclosure has no capability to moderate the relationship between financial performance with value firm.

Keywords: ROE, Tobin’s, Corporate Social Responsibility Disclosures

(12)

DAFTAR ISI

Isi Halaman

SAMPUL DALAM... i

PRASYARAT GELAR ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iv

SURAT PERNYARATAN BEBAS PLAGIAT ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Teori Legitimasi ... 8

2.2 Nilai Perusahaan ... 9

2.3 Kinerja Keuangan... 11

2.4 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 13

2.5 Penelitian Sebelumnya ... 15

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 25

3.1 Kerangka Berpikir ... 25

3.2 Konsep ... 27

3.3 Hipotesis ... 30

BAB IV METODE PENELITIAN ... 33

4.1 Rancangan Penelitian ... 33

4.2 Lokasi, Waktu Penelitian, dan Ruang Lingkup Penelitian ... 35

4.3 Penentuan Sumber Data ... 35

4.4 Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 36

4.5 Prosedur Penelitian ... 40

4.6 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.7 Analisis Regresi ... 43

4.7.1 Uji Kelayakan Model ... 43

4.7.2 Uji Hipotesis ... 43 xi

(13)

BAB V HASIL PENELITIAN ... 45

5.1 Deskripsi Sampel Penelitian ... 45

5.2 Statistik Deskriptif ... 45

5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 47

5.4 Hasil Analisis Regresi ... 49

5.4.1 Hasil Uji Kelayakan Model ... 49

5.4.1 Hasil Uji Hipotesis ... 50

BAB VI PEMBAHASAN ... 51

6.1 Kemampuan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Memoderasi Hubungan antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan ... 51

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 55

7.1 Simpulan ... 55 7.2 Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 64 xii

(14)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

5.1 Statistik Deskriptif ... 47

5.2 Hasil Uji Normalitas... 47

5.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

5.4 Hasil Uji Multikolonieritas ... 49

5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 49

5.6 Hasil Uji Kelayakan Model ... 50

5.7 Hasil Uji Hipotesis ... 50

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Kerangka Berpikir ... 27 3.2 Konsep Penelitian... 30 4.1 Rancangan Penelitian ... 34

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berdasarkan

indikator Global Reporting Initiatives Generation 3.1 (GRI

G3.1)... ... 64

2. Sampel Penelitian... ... 68

3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif... ... 72

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 73

5. Hasil Analisis Regresi... 76

6. Tabel Uji Durbin-Watson... ... 78

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut para investor untuk

dapat mengalokasikan dana yang dimiliki dengan lebih baik. Pengalokasian dana dapat dilakukan melalui investasi di pasar uang, pasar modal, dan pasar turunan. Investasi di pasar modal merupakan salah satu investasi yang diminati oleh investor. Jenis-jenis investasi dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan produktif yang dapat diperjualbelikan, sedangkan investasi tidak langsung dapat dilakukan dengan membeli surat-surat berharga yang ditawarkan oleh perusahaan investasi (Jogiyanto, 2010: 7). Investor yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dapat melakukan investasi tidak langsung, namun jika investor ingin melakukan investasi langsung, maka harus dapat melakukan penilaian dengan baik terhadap perusahaan yang ingin diinvestasikan.

Investor dapat melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui nilai dari perusahaan yang akan diinvestasikan. Pengukuran terhadap kinerja keuangan menjadi aspek yang fundamental bagi investor untuk berinvestasi karena dapat mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Menurut Ganto, dkk. (2008), kinerja keuangan yang baik dari sebuah perusahaan merupakan pertimbangan utama investor dalam membuat keputusan investasi. Kinerja keuangan dapat mengalami peningkatan secara berkesinambungan apabila perusahaan menerapkan strategi bisnis yang tepat.

(18)

Peningkatan kinerja keuangan diharapkan dapat meningkatkan nilai dari perusahaan, di mana semakin tinggi kinerja keuangan, maka semakin tinggi nilai dari perusahaan.

Perusahaan sering kali melakukan eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan dan kemakmuran

stakeholders. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, membuat DPR RI memasukkan klausal mengenai tanggung jawab sosial perusahaan di dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 sebagai berikut:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat

1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 15 huruf b juga menyatakan bahwa “Setiap penanam modal berkewajiban 2

(19)

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. Menurut Jo dan Harjoto (2011), tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan merupakan upaya untuk memastikan keberlanjutan perusahaan melalui praktek bisnis yang sehat. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagian integral dari strategi bisnis. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat menjadi startegi bisnis yang tepat jika

dalam pelaksanaannya memperhatikan seluruh kepentingan stakeholders,

sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Penerapan tanggung jawab sosialoleh perusahaan juga diharapkan dapat meningkatkan dana investasi karena reputasi perusahaan yang baik. Menurut Cheng dan Christiawan (2011), para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan tanggung jawab sosial.

Bentuk tanggung jawab sosialyang dilakukan oleh perusahaan dapat berupa program pemberian beasiswa kepada siswa yang tidak mampu, pembangunan sarana ibadah, penciptaan lapangan kerja baru, dan pembinaan terhadap pengusaha kecil (Indriana, dkk., 2008). Perusahaan mengkomunikasikan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilakukan kepada stakeholders melalui laporan tahunan atau sustainability report. Pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan atau sustainability report dapat menunjukkan bahwa perusahaan telah mentaati peraturan yang berlaku serta menghindari munculnya tuntutan dari masyarakat atas dampak dari kegiatan operasi. Penelitian Gunawan dan Utami (2008), menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

berpengaruh positif pada nilai perusahaan, semakin banyak perusahaan

(20)

bagus kualitaspengungkapannya, maka akan semakin tingginilai perusahaannya. Hasil penelitian Rustiarini (2010), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Ehsan dan Kaleem (2012), menunjukkan hasil bahwa kinerja keuangan

yang diproksikan dengan Return on Equity berpengaruh positif pada

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut penelitian Mahendra, dkk. (2012) kinerja keuangan yang diproksikan melalui Return on Equity berpengaruh positif pada nilai perusahaan, semakin tinggi Return on Equity, maka perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Subiyantoro dan Andreani (2003), menemukan bahwa Return on Equity berpengaruh positif pada harga saham perusahaan, harga saham yang tinggi dapat mencerminkan tingginya nilai perusahaan. Amri dan Untara (2012), membuktikan bahwa Return on Equity berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hasil penelitian Nurhayati dan Medyawati (2012), membuktikan bahwa Return on Equity berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Penelitian Sasongko dan Wulandari (2006), menemukan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan. Hasil penelitian Trisno dan Soejono (2008), membuktikan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan. Penelitian Hanum (2011), menemukan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh pada harga saham perusahaan. Hasil penelitian Putri (2012), menemukan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh pada harga saham. 4

(21)

Penelitian Carningsih (2012), menemukan bahwa Return on Equity tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan dengan proksi Return on Equity sebagai variabel bebas karena dapat mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang diinvestasikan oleh investor.

Return on Equity juga merupakan rasio fundamental yang dapat mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Nilai perusahaan dengan rasio Tobin’s Q dipilih sebagai variabel terikat karena rasio Tobin’s Q dapat memberikan informasi mengenai keadaan perusahaan apakah dalam kondisi tumbuh, stagnan, atau menurun, sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dipilih sebagai variabel pemoderasi karena tanggung jawab sosial yang diungkapkan oleh perusahaan dapat menghindari. Menurut Indriana, dkk. (2008), pihak yang melaksanakan tanggung jawab sosial menilai bahwa stakeholders sebagai unsur penting yang memengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Penelitian Anggitasari dan Mutmainah (2012), serta Yuniasih dan Wirakusuma (2007), memasukkan pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai variabel pemoderasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Motivasi penelitian ini karena masih terdapat ketidakkonsistenan pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan di mana pada penelitian Mahendra, dkk. (2012), Subiyantoro dan Andreani (2003), Amri dan Untara (2012), serta Nurhayati dan Medyawati (2012) menemukan bahwa kinerja keuangan yang

(22)

diproksikan melalui Return on Equity berpengaruh positif pada nilai perusahaan, sedangkan penelitian Sasongko dan Wulandari (2006), Trisno dan Soejono (2008), Hanum (2011), serta Carningsih (2012), menemukan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan melalui Return on Equity tidak berpengaruh pada nilai perusahaan, sehingga peneliti memasukkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel pemoderasi. Kesadaran perusahaan yang meningkat dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya peduli pada aspek keuangan, namun perusahaan meyakini kepedulian terhadap aspek sosial akan berdampak pada keberlanjutan perusahaan kedepannya. Peneliti memasukkan lima indikator GRI yang baru, yaitu LA15, HR10, HR11, SO9, dan SO10, sehingga pada penelitian ini menggunakan 84 indikator GRI untuk menilai praktek tanggung jawab sosial perusahaan. Lima indikator GRI tersebut merupakan indikator tambahan dalam pengungkapan tanggung jawab dalam GRI Generation 3.1 yang dikeluarkan pada tahun 2011. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah “apakah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100?”

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja 6

(23)

keuangan dengan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan tambahan informasi mengenai kemampuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian di bidang yang sama.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Investor dapat mempertimbangkan pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan ketika akan berinvestasi.

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Legitimasi

Legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk mempertahankan hidup (Sari, 2012). Menurut Hidayati dan Murni (2009), perusahaan mengupayakan adanya pengakuan yang baik dari investor, kreditor, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitar, sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara sebagai berikut:

1. Pengakuan dari investor didapatkan oleh perusahaan dengan cara meningkatkan return saham.

2. Pengakuan dari kreditor didapatkan oleh perusahaan dengan cara meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan hutang. 3. Pengakuan dari konsumen didapatkan oleh perusahaan dengan cara

meningkatkan mutu produk dan layanan.

4. Pengakuan dari pemerintah didapatkan oleh perusahaan dengan cara mematuhi peraturan yang berlaku.

5. Pengakuan dari masyarakat didapatkan oleh perusahaan dengan cara melakukan kegiatan tanggung jawab sosial.

Upaya pengakuan yang baik oleh perusahaan juga bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiatan perusahaan dengan norma-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat (Chariri, 2008). Menurut Tilling (2004), legitimasi yang rendah dapat menyebabkan konsekuensi yang negatif bagi perusahaan karena dapat mengarah

(25)

pada hilangnya hak untuk beroperasi. Legitimasi yang rendah disebabkan adanya perbedaan diantara nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan dengan nilai-nilai sosial masyarakat, di mana perbedaan ini disebut dengan legitimacy gap. Menurut Warticl dan Mahon (1994) dalam Chariri (2008), legitimacy gap dapat terjadi karena:

1. Adanya perubahan dalam kinerja perusahaan, tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja tidak berubah.

2. Kinerja perusahaan tidak berubah, tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan telah berubah.

3. Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan berubah ke arah yang berbeda atau ke arah yang sama dalam waktu yang berbeda.

2.2 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor karena menjadi indikator bagi pasar untuk menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan juga dapat diartikan sebagai penilaian yang dilakukan investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Nilai perusahaan dapat meningkat jika institusi mampu menjadi alat monitoring yang efektif (Gunawan dan Utami, 2008). Menurut Darminto (2010), nilai perusahaan menunjukkan nilai dari berbagai aset yang dimiliki oleh perusahaan termasuk surat berharga yang dikeluarkannya dan untuk perusahaan

go public, nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga sahamnya. Harga saham dari perusahaan harus dapat dibuat seoptimal mungkin, apabila harga saham

(26)

terlalu tinggi, maka perusahaan akan takut jika investor tidak akan membeli, namun apabila harga saham terlalu rendah dapat berdampak buruk pada citra perusahaan (Wardani dan Hermuningsih, 2011).

Nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin tinggi kemakmuran pemegang saham. Menurut Retno dan Priantinah (2012), para pemodal menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional, yaitu manajer ataupun komisaris agar pencapaian nilai perusahaan dapat meningkat. Nilai perusahaan yang meningkat akan memberikan sumbangan pertumbuhan jangka panjang bagi perusahaan (Sukasih dan Susilawati, 2011). Menurut Kusumajaya (2011), terdapat variabel-variabel kuantitatif yang digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan, yaitu:

1. Nilai buku merupakan total ekuitas pemegang saham dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

2. Nilai pasar merupakan suatu pendekatan untuk memperkirakan nilai bersih dari perusahaan. Apabila saham dari perusahaan diperdagangkan dalam bursa sekuritas, maka nilai perusahaan dapat diukur berdasarkan nilai pasarnya.

3. Nilai apprasial, diperoleh dari perusahaan independent appraiser.

4. Nilai arus kas, digunakan ketika melakukan penilaian merger atau akuisis untuk mengestimasi arus kas bersih.

(27)

2.3 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan pencapaian suatu perusahaan yang diukur berdasarkan aspek keuangan (Mutamimah, dkk., 2011). Menurut Purwani (2010), kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat dinilai dengan satuan uang (Darminto, 2010). Kinerja keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan dan kesejahteraan perusahaan pada periode waktu tertentu.

Pengukuran kinerja keuangan berguna bagi stakeholders untuk mengetahui tingkat efisiensi dan keberhasilan operasi perusahaan, untuk mengontrol apakah perusahaan mencapai tujuannya, untuk menemukan alasan jika perusahaan tidak mencapai tujuannya, untuk mengontrol operasi perusahaan, dan membuat rencana masa depan perusahaan (Gumus dan Celikkol, 2011). Pengukuran kinerja keuangan didasarkan pada data keuangan dalam laporan keuangan perusahaan. Menurut Indriana, dkk. (2008), kinerja keuangan dapat diukur dari rasio keuangan yang diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek berupa hutang-hutang jangka pendek. Masalah likuiditas dapat timbul jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas, terdiri dari:

(28)

1) Current Ratio, diukur dengan cara membagi aset lancar dan hutang lancar.

2) Quick Ratio, diukur dengan cara membagi aset lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar.

2. Rasio leverage, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang apabila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi. Apabila semakin besar pinjaman yang digunakan perusahaan, maka semakin besar kreditur mempunyai kendali pada perusahaan. Rasio

leverage, terdiri dari:

1) Total Debt to Total Asset, diukur dengan cara membagi total hutang dan total aset yang dimiliki perusahaan.

2) Time Interest Earned Ratio, diukur dengan cara membagi laba sebelum hutang dan pajak dengan beban bunga.

3) Fixed Chance Coverage, diukur dengan cara membagi laba sebelum pajak dan hutang ditambah beban sewa dengan beban bunga ditambah beban sewa.

3. Rasio aktivitas, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya. Rasio aktivitas, terdiri dari:

1) Inventory Turnover, diukur dengan membagi antara harga pokok penjualan dan rata-rata persediaan.

2) Average Collection period, diukur dengan membagi piutang dan rata-rata penjualan per hari.

(29)

3) Fixed Asset Turnover, diukur dengan membagi penjualan dan aset tetap bersih.

4) Total Asset Turnover, diukur dengan membagi penjualan dan total aset.

4. Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas, terdiri dari:

1) Profit Margin, diukur dengan cara membagi penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dengan penjualan.

2) Net Profit Margin, diukur dengan cara membagi laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan.

3) Return on Asset, diukur dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset.

4) Return on Equity, diukur dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dan total ekuitas.

a. Earning per Share, diukur dengan membagi laba saham biasa dan jumlah saham biasa yang beredar.

2.4 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perusahaan semakin menyadari bahwa keberlangsungan hidup perusahaan tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan beroperasi (Titisari, dkk., 2010). Keberlangsungan hidup perusahaan akan terjamin jika perusahaan tidak hanya mementingkan aspek keuangan saja, namun memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Tanggung jawab sosial merupakan komitmen perusahaan dalam mengintegrasikan aspek sosial dan

(30)

lingkungan ke dalam operasi bisnis secara berkelanjutan guna menyeimbangkan kepentingan dan kesejahteraan stakeholders (Mutamimah, dkk., 2011). Menurut ISO 26000, tanggung jawab sosial adalah komitmen perusahaan untuk mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan, serta aktivitas yang memengaruhi masyarakat dan lingkungan.

Kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan diungkapkan dalam laporan tahunan atau sustainability report. Pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan di Indonesia bersifat

mandatory, di mana perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi perusahaan terhadap masyarakat (Rustiarini, 2010). Pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan juga merupakan bagian dari etika bisnis, di mana perusahaan tidak hanya memenuhi kewajiban-kewajiban ekonomi, namun juga memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (Mutmainah, 2012). Menurut Murwaningsari (2009), ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan meliputi:

1. Basic Responsibility, yaitu tanggung jawab sosial yang muncul karena keberadaan perusahaan.

2. Organizational Responsibility, yaitu tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kepentingan stakeholders.

(31)

3. Societal Responsibility, yaitu tanggung jawab perusahaan ketika terjadi interaksi bisnis dengan masyarakat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

Menurut Sari (2012), tanggung jawab sosial adalah komitmen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya untuk senantiasa memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat menjadi bentuk kepedulian perusahaan untuk memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan (Retno dan Priantinah, 2012). Tanggung jawab sosial dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan karena perusahaan dapat mengidentifikasi konsekuensi sosial dari kegiatan operasi yang dilakukan perusahaan (Foote, et al., 2010). Menurut Brochure (2009), tanggung jawab sosial perusahaan dapat menjadi strategi bisnis ketika tujuan dari kebijakan dan program tanggung jawab sosial dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan diterapkan di dalam dan luar perusahaan, tanggung jawab sosial dapat menghasilkan manfaat yang besar terkait dengan bisnis perusahaan, tanggung jawab sosial yang dilakukan mendukung kegiatan inti perusahaan, dan memberikan kontribusi bagi efektivitas perusahaan untuk mencapai misinya, serta tanggung jawab sosial dapat menciptakan rantai nilai yang baik.

2.5 Penelitian Sebelumnya

Yuniasih dan Wirakusuma (2007), meneliti pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan tata kelola perusahaan sebagai variabel pemoderasi pada 27 perusahaan manufaktur

(32)

yang terdaftar pada PT. Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005-2006. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Asset berpengaruh positif pada nilai perusahaan, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan, sedangkan tata kelola perusahaan yang diproksikan melalui kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Perbedaan penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) dengan penelitian ini, terletak pada banyaknya jumlah indikator GRI yang digunakan untuk mengukur pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menggunakan 78 indikator GRI, sedangkan penelitian ini menggunakan 84 indikator GRI. Penelitian ini hanya menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel pemoderasi dan menggunakan Return on Equity sebagai proksi dari kinerja keuangan. Perbedaan juga terdapat pada jenis perusahaan, tahun penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.

Penelitian Rustiarini (2010), dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan penerapan tata kelola perusahaan pada nilai perusahaan, serta untuk mengetahui apakah tata kelola

perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan dengan nilai perusahaan di 40 perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan uji nilai selisih mutlak. Hasil penelitian 16

(33)

menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan tata kelola perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Tata kelola

perusahaan juga mampu dalam memoderasi hubungan antara pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai perusahaan. Perbedaan penelitian terletak pada variabel bebas dan variabel pemoderasi di mana pada penelitian Rustiarini (2010) menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur melalui 78 indikator GRI sebagai variabel bebas, sedangkan penelitian ini menggunakan kinerja keuangan yang diproksikan melalui Return on Equity sebagai variabel bebas. Rustiarini (2010) menggunakan tata kelola perusahaan yang diukur menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit sebagai variabel pemoderasi, namun pada penelitian ini pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur menggunakan 84 indikator GRI sebagai variabel pemoderasi. Perbedaan juga terletak pada perusahaan dan periode penelitian. Penelitian ini menggunakan uji residual untuk mengetahui apakah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan variabel pemoderasi. Perbedaan juga terdapat pada jenis perusahaan dan tahun penelitian yang berbeda.

Almilia, dkk. (2011), menguji pengaruh kinerja keuangan pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian dilakukan pada 47 perusahaan yang menerima Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) dan perusahaan lain yang tidak menerima Indonesian Sustainability Reporting Award

(ISRA) yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia dengan periode waktu dari tahun 2007-2008. Penelitian Almilia, dkk. (2011), menggunakan variabel kontrol

(34)

ukuran perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi logistik dan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Asset berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan Return on Equity tidak berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil pengujian uji beda menunjukkan bahwa Return on Asset

perusahaan penerima ISRA lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerima ISRA, sedangkan tidak terdapat perbedaan Return on Equity

antara perusahaan penerima ISRA dengan perusahaan yang tidak menerima ISRA. Perbedaan terletak pada variabel terikat di mana pada penelitian Almilia, dkk. (2011), variabel terikat yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur melalui check list data, yaitu perusahaan penerima ISRA diberi skor 1, sedangkan yang tidak menerima ISRA diberi skor 0. Penelitian ini mengukur pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan 84 indikator GRI. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam penelitian ini merupakan variabel pemoderasi, sedangkan nilai perusahaan yang diukur melalui rasio Tobin’s Q merupakan variabel terikat. Penelitian ini hanya menggunakan proksi Return on Equity untuk mengukur kinerja keuangan dan tidak menggunakan variabel kontrol. Perbedaan juga terletak pada jenis perusahaan, tahun penelitian, dan teknik analisis data.

Penelitian yang dilakukan oleh Anggitasari dan Mutmainah (2012), menganalisis bagaimana pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan tata kelola perusahaan sebagai variabel pemoderasi pada 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT.

(35)

Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dari tahun 2007-2010, dengan teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Asset tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Variabel komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan komite audit tidak mampu memoderasi hubungan antara Return on Asset dengan nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional mampu dalam memoderasi hubungan antara Return on Asset dengan nilai perusahaan. Perbedaan terletak pada variabel pemoderasinya, pada penelitian Anggitasari dan Mutmainah (2012) menggunakan 78 indikator GRI untuk mengukur pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaaan dan tata kelola perusahaan menggunakan empat proksi pengukuran, sedangkan penelitian ini menggunakan 84 indikator GRI untuk mengukur pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dan tidak menggunakan tata kelola perusahaan sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan Return on Equity sebagai proksi dari kinerja keuangan. Perbedaan juga terletak pada jenis perusahaan, tahun penelitian, dan teknik analisis data.

Penelitian yang dilakukan Wibowo (2012), untuk menguji hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan menggunakan 78 indikator GRI, sedangkan kinerja keuangan perusahaan diteliti menggunakan Return on Asset. Penelitian Wibowo (2012), menggunakan variabel kontrol ukuran perusahaan. Penelitian dilakukan dari tahun 2005-2010 dengan 150 sampel perusahaan yang masuk ke dalam Indeks Sri Kehati di PT. Bursa Efek

(36)

Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah Ordinary Least Squares

(OLS). Hasil penelitian Wibowo (2012), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki dampak yang positif pada kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan berdampak positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Perbedaan penelitian terdapat pada teknik analisis data di mana penelitian Wibowo (2012) menggunakan teknik analisis data OLS, sedangkan penelitian ini menggunakan uji residual untuk mengetahui apakah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan variabel pemoderasi. Pada penelitian ini pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur menggunakan 84 indikator GRI, sedangkan nilai perusahaan yang merupakan variabel terikat diukur menggunakan rasio Tobin’s Q. Penelitian wibowo (2012) menggunakan kinerja keuangan dengan proksi Return on Asset,

sedangkan penelitian ini menggunakan Return on Equity. Perbedaan juga terletak pada jenis perusahaan dan tahun penelitian.

Nur dan Priantinah (2012), meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial di perusahaan high profile yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Variabel bebas yang digunakan adalah profitabilitas yang diproksikan melalui Return on Asset, ukuran perusahaan, kepemilikan saham publik, dewan komisaris, leverage yang diproksikan melalui debt to equity dan pengungkapan media, sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah pengungkapan tanggung jawab sosial yang diukur menggunakan 79 indikator GRI. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, 20

(37)

kepemilikan saham publik, dan pengungkapan media tidak berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dewan komisaris dan leverage berpengaruh negatif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nur dan Priantinah (2012) terletak pada variabel bebas di mana dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Return on Equity, sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah nilai perusahaan yang diproksikan melalui rasio Tobin’s Q. Penelitian ini menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur melalui 84 indikator GRI sebagai variabel pemoderasi. Perbedaan juga terletak pada teknik analisis data, jenis perusahaan, dan tahun penelitian.

Nurhayati dan Medyawati (2012), meneliti pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan melalui Return on Equity, tata kelola perusahaan yang diproksikan melalui kepemilikan manajerial, dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur melalui 78 indikator GRI pada nilai perusahaan yang diproksikan melalui Tobin’s Q. Perusahaan yang masuk dalam LQ 45 dijadikan sampel penelitian pada periode 2009-2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan, tata kelola perusahaan, dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Perbedaan penelitian Nurhayati dan Medyawati (2012) dengan penelitian ini di mana penelitian ini menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur

(38)

melalui 84 indikator GRI sebagai variabel pemoderasi. Perbedaan juga terletak pada jenis perusahaan, tahun penelitian, dan teknik analisis data.

Servaes dan Tamayo (2012), meneliti dampak tanggung jawab sosial diukur dengan menggunakan statistik KLD pada nilai perusahaan yang diukur menggunakan rasio Tobin’s Q. Periode pengamatan dilakukan dari tahun 1991-2005 di seluruh perusahaan S&P 500 Index, Domini 400 Social Index, dan Russel 1000 Index. Penelitian Servaes dan Tamayo (2012), menggunakan variabel kontrol ukuran perusahaan.Teknik analisis data yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan di mana peningkatan kegiatan tanggung jawab yang dilakukan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perbedaan penelitian Servaes dan Tamayo (2012) dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas di mana variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diproksikan melalui Return on Equity, sedangkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur dengan 84 indikator GRI sebagai variabel pemoderasi. Perbedaan juga terletak pada tahun penelitian, jenis perusahaan, dan teknik analisis data yang digunakan.

Amri dan Untara (2012), meneliti pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan melalui Return on Equity, tata kelola perusahaan, dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan pada nilai perusahaan yang diproksikan melalui

Tobin’s Q. Periode pengamatan dilakukan dari tahun 2008-2010 di perusahaan LQ 45. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan dan pengungkapan tanggung 22

(39)

jawab sosial perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan, sedangkan tata kelola perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Perbedaan penelitian Amri dan Untara (2012) dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas, di mana dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah kinerja keuangan, sedangkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan digunakan sebagai variabel pemoderasi. Pengungkapan tanggung jawab sosial pada penelitian ini diukur dengan 84 indikator GRI, sedangkan Amri dan Untara (2012) menggunakan 78 indikator GRI. Perbedaan juga terletak pada tahun penelitian, jenis perusahaan, dan teknik analisis data yang digunakan.

Mahendra, dkk. (2012), meneliti mengenai pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan melalui likuiditas, leverage, Return on Equity pada nilai perusahaan dengan kebijakan deviden sebagai variabel pemoderasi pada 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2009. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas dan Return on Equity berpengaruh positif pada nilai perusahaan, leverage tidak berpengaruh pada nilai perusahaan, kebijakan dividen tidak mampu memoderasi hubungan antara likuiditas, leverage, dan Return on Equity dengan nilai perusahaan. Perbedaan penelitian Mahendra, dkk. (2012) dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas dan variabel pemoderasi, di mana pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah

Return on Equity dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur dengan dengan 84 indikator GRI sebagai variabel pemoderasi. Perbedaan

(40)

juga terletak pada tahun penelitian, jenis perusahaan, dan teknik analisis data yang digunakan.

Carningsih (2012), meneliti pengaruh tata kelola perusahaan pada hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan proksi Return on Asset dan Return on Equity, nilai perusahaan diukur melalui rasio Tobin’s Q, sedangkan tata kelola perusahaan diukur menggunakan proporsi komisaris independen. Penelitian dilakukan pada perusahaan property dan real estate tahun 2007-2008. Teknik analisis data yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Asset berpengaruh negatif pada nilai perusahaan, sedangkan

Return on Equity tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Tata kelola perusahaan tidak mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Penelitian Carningsih (2012) dan penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas yang sama, yaitu Return on Equity untuk mengukur kinerja keuangan, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel pemoderasi, di mana variabel pemoderasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diukur dengan dengan 84 indikator GRI. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji residual. Perbedaan juga terletak pada tahun penelitian dan jenis perusahaan.

(41)

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Nilai perusahaan menjadi pertimbangaan investor saat menginvestasikan dana yang dimilikinya. Nilai perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat mensejahterahkan pemilik dan pemegang saham. Nilai perusahaan dapat tercapai secara optimal apabila perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan dapat mengukur tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Peningkatan kinerja keuangan akan menyebabkan peningkatan fungsi dan aktivitas dari perusahaan (Tarawneh, 2006). Penelitian Mahendra, dkk. (2012), menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif pada nilai perusahaan, di mana semakin tinggi kinerja keuangan, maka semakin tinggi nilai dari perusahaan, sedangkan penelitian Carningsih (2012), menunjukkan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Akibat ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya, peneliti memasukkan variabel pemoderasi, yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Tanggung jawab sosial merupakan komitmen perusahaan untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas (Mutmainah, 2012). Tanggung jawab sosial merupakan cara perusahaan untuk merespon ancaman kompetitif dari isu-isu sosial (Petrache, 2008). Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan cara perusahaan untuk mengkomunikasikan

(42)

kepada stakeholders bahwa perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya tidak hanya mementingkan aspek keuangan, namun juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Menurut Sayekti dan Wondabio (2007), dengan pengungkapan tanggung jawab sosial diharapkan perusahaan akan memperoleh

legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka

panjang, serta memperoleh respon positif dari para pelaku pasar. Tanggung jawab sosial perusahaan penting untuk dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai dari perusahaan (Sudana dan Arlindania, 2011). Penelitian Gunawan dan Utami (2008), menunjukkan hasil bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hasil penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007), serta Anggitasari dan Mutmainah (2012), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yang akan diteliti dan membangun hipotesis berdasarkan teori yang melandasi serta penelitian sebelumnya, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ditolak atau diterima dengan menggunakan uji residual terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Peneliti pada akhirnya akan menarik kesimpulan dari hasil analisis regresi yang dilakukan, sehingga menemukan keterbatasan dan saran untuk dapat menjadi pertimbangan peneliti selanjutnya dalam mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.

(43)

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Landasan Teori: Penelitian Sebelumnya:

Teori Legitimasi Subiyantoro dan Andreani (2003)

Sasongko dan Wulandari (2006) Yuniasih dan Wirakusuma (2007) Ganto, dkk. (2008)

Rumusan Masalah Gunawan dan Utami (2008) Trisno dan Soejono (2008) Murwaningsari (2009) Hipotesis Rustiarini (2010)

Choi, et al. (2010) Hanum (20110 Analisis Data Almilia, dkk. (2011)

Putri (2012)

Amri dan Untara (2012)

Hasil Anggitasari dan Mutmainah (2012) Edmawati (2012)

Wibowo (2012) Kesimpulan dan

Saran Nur dan Priantinah (2012) Mahendra, dkk. (2012) Nurhayati dan Medyawati (2012) Servaes dan Tamayo (2012) Ehsan dan Kaleem (2012) Carningsih (2012) Sari (2012)

3.2 Konsep

Kinerja keuangan merupakan penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi dari operasional perusahaan (Bonifasius, 2009). Efektifitas terjadi apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisiensi terjadi apabila dengan masukan tertentu, perusahaan dapat memperoleh keluaran yang optimal (Purwani, 2010). Peningkatan kinerja keuangan akan diikuti dengan peningkatan nilai dari

(44)

perusahaan. Penelitian Ganto, dkk. (2008) membuktikan bahwa Return on Equity

memiliki hubungan yang positif pada nilai perusahaan yang dicerminkan melalui

return saham, dengan meningkatnya return saham maka akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Carningsih (2012), membuktikan bahwa kinerja perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Ketidakkonsistenan pengaruh kinerja keuangan pada nilai perusahaan, menyebabkan peneliti memasukkan variabel pemoderasi, yaitu pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diduga mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Tanggung jawab sosial merupakan komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan etika perilaku dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Sari, 2012). Tanggung jawab sosial merupakan cara perusahaan untuk mencapai keseimbangan atau integrasi ekonomi, lingkungan, dan sosial (Ahmed, et al., 2012). Menurut Indriana, dkk. (2008), perusahaan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan sekedar kegiatan ekonomi untuk mendapatkan keuntungan, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan yang menerapkan program tanggung jawab sosial akan direspon positif oleh para pelaku pasar (Kusumawardhani dan Nugroho, 2010). Investor akan menginvestasikan dananya lebih banyak pada perusahaan yang melaksanakan dan melaporkan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (Lyon, 2007). Kesadaran perusahaan atas pentingnya pengungkapan informasi tanggung jawab sosial dikarenakan perusahaan merasa mempunyai kewajiban yang legal kepada stakeholders untuk mengungkapkan tidak hanya informasi keuangan, 28

(45)

namun juga diharuskan untuk mengungkapkan informasi non keuangan (Wijaya, 2012).

Menurut Giannarakis dan Theotokas (2011), pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat atas operasi bisnis perusahaan. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial dapat meminimalisasi risiko bisnis yang timbul akibat dari aktivitas yang dilakukan (Tsoutsoura, 2004). Penelitian Ehsan dan Kaleem (2012), menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian Choi, et al. (2010), menunjukkan hubungan yang positif antara kinerja keuangan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, di mana perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang lebih tinggi, juga memiliki indeks tanggung jawab sosial yang lebih tinggi. Penelitian sari (2012), membuktikan bahwa semakin tinggi kinerja keuangan, maka semakin tinggi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Menurut Cheng dan Christiawan (2011), pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal yang positif kepada investor, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Rustiarini (2010), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Hasil penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007), membuktikan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Penelitian Anggitasari dan Mutmainah (2012), juga berhasil membuktikan bahwa

(46)

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Konsep Penelitian Variabel

Independen

Variabel Dependen

Kinerja Keuangan: Nilai Perusahaan:

Return on Equity Tobin's Q

Variabel Pemoderasi

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan:

CSRDI (84 Indikator GRI) 3.3 Hipotesis

Investor mulai mempertimbangkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan ketika akan berinvestasi. Pengelolaan lingkungan yang baik oleh perusahaan dapat menghindari klaim masyarakat dan pemerintah, serta meningkatkan kualitas produk yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan ekonomi bagi perusahaan (Kusumawardhani dan Nugroho, 2010). Tanggung jawab sosial adalah komitmen perusahaan untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat luas dalam rangka mewujudkan

sustainable development (Mutmainah, 2012). Kegiatan tanggung jawab sosial menjadi cara perusahaan untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat, sehingga memengaruhi persepsi masyarakat terhadap perusahaan (Restuningdiah, 2010). Kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan berdampak produktif 30

(47)

pada efisiensi, perubahaan teknikal, dan skala ekonomi perusahaan (Siegel dan Paul, 2006).

Tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan atau sustainability report dapat menghindari perusahaan dari konflik sosial dan lingkungan yang timbul dari kegiatan operasi yang dijalankan (Chariri, 2008). Menurut Guthrie dan Parker (1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007), pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis. Penelitian Gunawan dan Utami (2008), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin tinggi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, maka semakin tinggi nilai dari perusahaan. Hasil penelitian Murwaningsari (2009), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan yang diproksikan melalui

Tobin’s Q. Hasil penelitian Edmawati (2012), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Ehsan dan Kaleem (2012), menunjukkan bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return on Equity berpengaruh positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Pengungkapan informasi tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan dapat menjadi pertimbangan investor ketika akan berinvestasi (Hidayati dan Murni, 2009). Investor cenderung menanamkan modal pada perusahaan yang melakukan kegiatan tanggung jawab sosial karena dengan melaksanakan kegiatan

(48)

tanggung jawab sosial secara konsisten, maka keberadaan perusahaan akan diterima oleh masyarakat (Cheng dan Christiawan, 2011). Penelitian Yuniasih dan Wirakusuma (2007), menunjukkan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Penelitian Anggitasari dan Mutmainah (2012), juga menunjukkan hasil bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha : Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan

(49)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil riset menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif. Masalah pokok dalam penelitian ini, apakah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mampu dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100?, dari masalah pokok penelitian, peneliti membuat rumusan masalah, kemudian peneliti membangun hipotesis berdasarkan penelitian sebelumnya dan teori yang melandasi.

Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan yang diproksikan melalui

Return on Equity sebagai variabel bebas, nilai perusahaan yang diproksikan melalui rasio Tobin’s Q sebagai variabel terikat, dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel pemoderasi. Pengumpulan data sekunder dilakukan dalam penelitian ini, di mana data kinerja keuangan dan nilai perusahaan didapatkan melalui laporan keuangan perusahaan dan data mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan didapatkan melalui laporan tahunan atau sustainability report.

Peneliti kemudian melakukan pengolahan dan analisis data, setelah data-data dari variabel yang diteliti terkumpul. Hasil dari pengolahan dan analisis data, akan dibahas dan diinterpretasikan, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

(50)

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Masalah Penelitian Rumusan Masalah Hipotesis Metodelogi Penelitian Variabel Penelitian 1. Kinerja Keuangan 2. Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pengumpulan Data 3. Nilai Perusahaan Pengolahan dan Analisis Data Pembahasan dan Interpretasi Hasil Kesimpulan dan Saran 34

(51)

4.2 Lokasi, Waktu Penelitian, dan Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Bursa Efek Indonesia, dengan mengambil data-data yang diperlukan untuk penelitian dari tahun 2008-2011. Dipilihnya tahun 2008-2011 sebagai tahun pengamatan karena Undang-undang mengenai tanggung jawab sosial perusahaan ditetapkan pada tahun 2007, sehingga peneliti menganggap pada tahun 2007 merupakan tahap awal pengenalan mengenai pentingnya tanggung jawab sosial untuk dilaksanakan oleh perusahaan dan di tahun 2008 perusahaan telah siap untuk melaksanakan, serta melaporkan kegiatan tanggung jawab sosial. Periode penelitian selama empat tahun juga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari permasalahan yang ingin diteliti. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam memoderasi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

4.3 Penentuan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan, laporan tahunan perusahaan, dan sustainability report dari tahun 2008-2011. Data tersebut didapatkan melalui www.idx.co.id dan website resmi perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100. Indeks Kompas 1001 dipilih sebagai populasi penelitian karena terdiri dari saham-saham yang memiliki likuiditas yang tinggi, nilai kapitalisasi pasar yang besar, dan kinerja yang baik.

1

Indeks Kompas 100 adalah 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di PT. Bursa Efek Indonesia, bekerja sama dengan Koran Kompas.

(52)

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling2 dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling

merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak acak atau memiliki kriteria tertentu dalam menentukan sampel yang ingin diteliti (Sugiyono, 2009: 392). Kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel penelitian ini adalah:

1. Perusahaan-perusahaan di PT. Bursa Efek Indonesia yang

mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan dari tahun 2008-2011.

2. Perusahaan-perusahaan yang mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosial melalui laporan tahunan dan sustainability report dari tahun 2008-2011.

3. Perusahaan-perusahaan yang menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporan.

4.4 Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel penelitian digunakan sebagai padanan untuk konstruk atau sifat yang sedang diteliti (Cooper dan Schindler, 2006a: 46). Penelitian ini menggunakan variabel bebas kinerja keuangan yang diproksikan melalui Return on Equity, variabel terikat yang diproksikan melalui rasio Tobins’Q, serta variabel pemoderasi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diproksikan melalui 84 indikator berdasarkan Global Reporting Initiatives Generation 3.1

(GRI G3.1)

2

Metode non probability sampling adalah metode pengumpulan sampel yang tidak memberi peluang yang

sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2009: 120).

(53)

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang diprediksi oleh peneliti dapat berpengaruh pada variabel terikat (Cooper dan Schindler, 2006a: 46). Penelitian ini menggunakan variabel bebas Return on Equity. Return on Equity menunjukkan tingkat pengembalian yang dapat diberikan kepada

pemegang modal. Keunggulan pengukuran menggunakan Return on

Equity karena dapat mengukur efisiensi dan efektifitas manajemen dalam memanfaatkan modal yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba, sehingga investor dapat mengetahui tingkat pengembalian yang diperoleh atas modal yang diinvestasikan. Return on Equity juga merupakan pengukuran kinerja keuangan jangka panjang serta dapat digunakan untuk menilai profitabilitas dari berbagai jenis perusahaan. Penelitian Mahendra, dkk. (2012), mengukur rasio Return on Equity dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Return on Equity = Laba Bersih setelah Pajak x 100% Total Ekuitas

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang diharapkan peneliti dapat dipengaruhi oleh variabel bebas (Cooper dan Schindler, 2006a: 46). Penelitian ini menggunakan nilai perusahaan sebagai variabel terikat, di mana nilai perusahaan merupakan harga yang akan dibayarkan oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Gunawan dan Utami, 2008). Rasio Tobin’s Q digunakan sebagai proksi dari nilai perusahaan. Rasio

Gambar

Gambar 3.2 Konsep Penelitian  Variabel
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas
Tabel 5.4 Hasil Uji Multikolinearitas  Coefficients a Model  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients  Collinearity Statistics
+3

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH INFORMASI PADA AKUN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI TRAVEL INFLUENCER TERHADAP SIKAP PEDULI LINGKUNGAN.. (Survei pada Followers Aktif Akun Instagram

Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mencari taksiran total populasi berdasarkan sampel yang diambil dengan metode Detectability Simple Random Sampling baik

Cabri 3D merupakan perangkat lunak dinamis-geometri yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru untuk mengatasi beberapa kesulitan dalam pembelajaran geometri

 Pada pembiayaan preventive maintenance yang dilakukan pada saat nilai kenadalan mencapai 70%, 60% dan 50% berturut-turut diperoleh pada masing-masing komponen..

lnggm~ sumur Bangka (sumur terbuka) dengan mengguna!..an sofl"are GS (GeologiSt S~ st~m) untuk membantu dalam menginterpretsikan data log tersebut.Dt!ngan

Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Atheis karya Achdiat K. Miharja, peneliti menyimpulkan sebagai berikut. 1) Novel Atheis menceritakan tokoh yang berkomitmen dalam

Seiring dengan kepesatan teknologi, KFC mestilah menggunakan video, namun durasi video mestilah kurang daripada 20 minit Íh kepada pembelajaran di luar kelas melalui

Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret dengan memberikan tanda dua garis