• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SENYAWA ANTIBAKTERI ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI BAKASANG TERNATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI SENYAWA ANTIBAKTERI ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI BAKASANG TERNATE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI SENYAWA ANTIBAKTERI ISOLAT BAKTERI ASAM

LAKTAT YANG DIISOLASI DARI BAKASANG TERNATE

(The Potential Antibacterial Compounds Of Lactic Acid Bacterial Isolated

From Bakasang Ternate)

Nurmaya Papuangan, Nurhasanah

FKIP Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Khairun Jl. Bandara Babullah Kampus 1 Akehuda Ternate. Tlp (0921-3121314)

Abstract

Bakasang were foods fermented produced from fish innards that taste sour and very well known in various region in Ternate. It process by using lactic acid bacteria. Several research have reported the presence of antimicrobial activity possessed by the lactic acid bacteria group (LAB).

The objectives of the research is to find out isolates LAB origin bakasang Ternate with potential antibacterial compounds. Type of this research is descriptive study. This research was conducted in the laboratory P-MIPA, FKIP, Khairun University. Isolation technique used is the method of casting (Pour plate) and testing potential antibacterial activity using Kirby-Bauer. Data obtained include the observation of macroscopic, microscopic, biochemical and physiological test as well as the test potential antibacterial compounds.The result of this research found five LAB isolates belonging to the group of Gram-positive rods (B1, B3, B4, B5, and B6). One isolate (B5) such compounds have antibacterial activity against E.coli with inhibition of 1,9 mm diameter. LAB isolates bakasang origin Ternate potential as an antibacterial. Keywords : Bakasang, Lactic Acid Bacteria, Antibacteria

PENDAHULUAN

Maluku Utara merupakan provinsi dengan potensi kelautan yang tinggi.Produksi Ikan di Kota Ternate didominasi oleh ikan Cakalang sebesar 40,2 ribu ton/tahun. Ikan dikenal sebagai sumber protein hewani yang mempunyai nilai gizi tinggi.Hal ini karena protein ikan lebih mudah dicerna dan mempunyai kandungan asam amino essensial yang lengkap dan seimbang. Disisi lain, komoditas perikanan umumnya memiliki masa simpan yang singkat, karena sifatnya mudah rusak. Usaha memperpanjang umur simpan dan meningkatkan cita rasa dapat dilakukan dengan cara mengolah bahan pangan tersebut. Berbagai cara pengolahan ikan yang telah banyak dilakukan antara lain penggaraman, pengeringan, perebusan, dan fermentasi, yang semuanya bertujuan untuk mengawetkan atau memperpanjang masa simpan ikan tersebut.

Pengolahan ikan dengan cara fermentasi merupakan cara pengawetan tradisional di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, dimana prosesnya relatif mudah dan murah (Rahayu dkk, 1992). Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan bakteri yang memiliki peran penting dalam proses fermentasi. Salah satu peran bakteri asam laktat yaitu menghasilkan komponen antimikrobia yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk. Komponen yang bersifat

antagonistik tersebut berupa asam organik, hidrogen peroksida, diasetil dan bakteriosin (Rahayu, 2000 dalam Lawalata dkk (2010))..

Bakasang merupakan suatu olahan ikan secara tradisional yang rasanya asam dan banyak dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Bakasang ialah hasil proses fermentasi ikan yang digolongkan sebagai penghasil senyawa-senyawa yang secara nyata mempunyai daya awet akibat adanya penambahan garam sebagai bahan pengawet, dalam proses fermentasi juga digunakan nasi atau keraknya sebagai sumber energi mikroorganisme.

Proses pembuatan Bakasang sampai saat ini masih dilakukan secara tradisional dengan menerapkan fermentasi spontan, yaitu bakteri yang berperan, pertumbuhannya dirangsang dengan penambahan garam dan sumber karbohidrat dalam kondisi anaerobik (Winarno dkk, 1973 dalam Candra (2006)). Proses pembuatan bakasang biasanya dilakukan penambahan dengan karbohidrat. Sumber karbohidrat yang biasa ditambahkan pada umumnya adalah nasi, beras sangrai atau tape ketan yang proses fermentasinya berlangsung secara anaerobik (Murtini, 1992

dalam Candra (2006)). Penambahan karbohidrat bertujuan untuk merangsang pertumbuhan bakteri asam laktat.

Bakteri Asam Laktat pada umumnya ditemukan dalam rongga mulut dan perut hewan, produk susu dan juga secara alami pada permukaan tanaman atau jerami.

(2)

Beberapa spesies bakteri asam laktat digunakan secara komersial untuk produk fermentasi susu, minuman, sayuran, buah, sereal dan produk-produk daging. Hal ini konstribusinya terhadap rasa, aroma serta dapat menghambat pembusukan produk (Elida, 2002; Yukti, 1991:1 dalam Suryani, 2010).

Menurut Harijani (2009) dan Axelsson (1998) dalam Suryani (2010), morfologi bakteri asam laktat adalah kokus, bersifat Gram positif, memfermentasikan glukosa, laktosa, maltosa. tidak berspora, memproduksi asam laktat sebagai produk akhir selama fermentasi karbohidrat, katalase negatif, mikroaerotoleran dan asidotoleran. Berdasarkan atas cara kerjanya terhadap glukosa BAL dapat dikelompokkan atas 2 yaitu : kelompok homofermentatif yang menghasilkan sebagian besar asam laktat sebagai hasil metabolisme glukosa, dan heterofermentatif yang menghasilkan asam laktat, CO2, etanol atau asam asetat (Pot dkk, 1994 dalam Elida (2002)). Menurut Jay (1996)

dalam Elida (2002), bakteri asam laktat

bersifat mesofilik dan termofilik, beberapa dapat tumbuh pada suhu 5oC dan tertinggi 45oC, dapat bertahan pada pH 3,2 dan pH yang lebih tinggi 9,6, dan beberapa dapat tumbuh pada kisaran pH yang sempit 4,0-4,5. Natsir (2010) mengemukakan jenis bakteri yang termasuk kelompok bakteri asam laktat adalah genus Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan Strepto-coccus sp. Bakteri asam laktat memerlukan nutrien yang sangat kompleks, oleh karena itu umumnya habitatnya kaya akan nutrien seperti berbagai jenis makanan (susu, daging, minuman, sayuran), namun beberapa juga merupakan mikroflora normal pada mulut, saluran usus, dan vagina. Lebih lanjut dikatakan bahwa bakteri asam laktat termasuk bakteri probiotik, yaitu mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah tertentu memberikan manfaat menguntungkan bagi inangnya seperti meningkatkan sistem immun, mencegah diare, menjaga keseimbangan mikroflora usus, mencegah kanker, dan menurunkan kolesterol. Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan memproduksi protein yang disebut bakteriosin. Salah satu contoh bakteriosin

yang dikenal luas adalah nisin, diproduksi oleh Lactobacillus lactis sp. lactis.Nisin dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, yaitu Bacillus, Clostridium, Staphylococcus, dan Listeria.Senyawa bakteriosin yang diproduksi BAL dapat bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat

merusak makanan ataupun membayakan kesehatan manusia, sehingga keamanan makanan lebih terjamin.

Bakteri asam laktat juga mempunyai peranan esensial hampir dalam semua proses fermentasi makanan dan minuman. Peran utama bakteri ini dalam industri makanan adalah untuk pengasam bahan mentah dengan memproduksi sebagian besar asam laktat (bakteri homofermentatif) atau asam laktat, asam asetat, etanol, dan CO2 (bakteri heterofermentatif) (Desmazeaud, 1996 dalam Raharjo (2012)). KlasifikasiBALmenjadigenusdanspesies yangberbedadidasarkanpada morfologi,kemampuanmemfermentasigula,per bedaantemperaturpertumbuhan, konfigurasiasamlaktatyangdiproduksi,kemamp uanuntuktumbuhpadakonsentrasi garamtinggidantoleransiterhadapasamatauba sa(Salminendanvon-Wright, 1993 dalam Raharjo (2012)).Secaratradisional,Bakteri Asam Laktat terdiridariempatgenusyaituLactobacillus, Leuconostoc,PediococcusdanStreptococcus. Saatinibeberapagenusbarutelah disarankanuntukdimasukkankedalamkelompo kBALuntukrevisitaksonomibaru.Halinidisebabk anadanyabeberapaperkembangandalambebe rapasifatfisiologi, perbedaandanpersamaandalamproduksimeta bolit.Sebagaicontohgenus Streptococcus

telah direorganisasi menjadiEnterococcus,

Lactococcus, Streptococcus dan Vagococcus

(Yang (2000) dalam Raharjo (2012)).

Di Indonesia telah banyak dilaporkan hasil penelitian yang mengungkap potensi bakteri asam laktat sebagai hasil substansi antimikrobia dari bahan makanan hasil fermentasi (Rahayu, 2000 dalam Lawalata dkk (2010)).Untuk memeperoleh atau melihat bakteri asam laktat diperlukan berbagai prosedur yang dilakukan dalam praktikum mikrobiologi.Pelaksanaan praktikum adalah kegiatan belajar yang bertujuan melatih kompetensi tertentu dengan menggunakan fasilitas laboratorium.Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium (Rahayuningsih & Dwiyanto, 2005 dalam Dahlan (2014)).Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri asam laktat asal

(3)

bakasang Ternate yang memiliki potensi senyawa antibakteri dan kontribusi kedunia pendidikan dapat dijadikan sebagai pengembangan panduan praktikum pada mata kuliah Mikrobiologi, konsep mikrobiologi pangan dalam bentuk draft panduan praktikum.

METODE PENELITIAN

Bakteri isolat dari bakasang Ternate diisolasi pada 2 media yang berbeda yakni media MRSA dan media MRSB. Setelah masa penginkubasian 24-48 jam, isolat tersebut di identifikasi bentuk makroskopik merujuk pada Benson’s Microbiological

Applications (brown n smith, 2012), mikroskopik dan uji fisiologi biokimia diidentifikasi ke dalam level genus berdasarkan Bergey’s Manual of

Determinative Bacteriology (Holt, dkk., 1994).

Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode Kirby-Bauer. Kultur bakteri asam laktat ditumbuhkan dalam Setelah didiamkan beberapa saat, kultur bakteri di media NB dipipet ke dalam kertas cakram 6 mm kemudian diletakkan permukaan media NA yang selanjutnya didiamkan terlebih dahulu media NB pada suhu 37 0C selama 24 jam. Media NA padat di

tuang dalam cawan petri dan biarkan memadat, kemudian di overlay dengan NA semisolid 0,85 % yang telah diinokulasikan dengan E.coli kemudian inkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam. Zona bening yang terbentuk diukur diameternya dan besar kecilnya zona bening yang muncul setara dengan besarnya akrivitas antibakteri yang terdapat pada isolat BAL. diameter zona bening dihitung dengan menggunakan rumus

zona hambat = diameter zona bening yang terbentuk – diameter kertas cakram

(suriawiria, 1973).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bakasang merupakan salah satu produk hasil perikanan yang difermentasi dengan menggunakan aktivitas bakteri asam laktat.Pembuatan bakasang masih dilakukan secara tradisional dengan menerapkan fermentasi spontan (Candra, 2006).Bakasang yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakasang yang terbuat dari jeroan ikan cakalang.Sebelum dilakukan karakterisasi, terlebih dahulu koloni yang terdiri dari campuran beberapa jenis mikroba dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga diperoleh isolat bakteri.Bakteri yang telah murni ini selanjutnya dikarakterisasi berdasarkan sifat morfologi dan fisiologisnya.

Tabel.1 Ciri makroskopik, mikroskopik dan uji fisiologi biokimia BAL asal Bakasang Ternate

No Karakteristi Uji Kode isolat B1 B3 B4 B5 B6 Makroskopik 1 Bentuk Bulat dgn tepian menonjol

Keriput Bentuk L Bentuk L

Bulat dgn tepian menonjol

2 Tepian Licin Licin Licin Licin Bercabang

3 Elevasi Datar Timbul Datar Datar Datar

4 Warna Putih Putih putih Putih putih

Mikroskopik

5 Bentuk Sel Basil Basil Basil Basil Basil

6 Gram Positif Positif Positif Positif Positif

7 Penataan

Sel Monobasil Monobasil monobasil Berantai Berantai

Fisologi biokimia 8 Hidrolisis pati + + - + + 9 Hidrolisis kasein - - - - - 10 Hidrolisis gelatin + + - - - 11 Indol - - - - - 12 MR + + + - - 13 VP - - - - - 14 Sitrat - - - - - 15 KH yg difermentasi Glukosa Laktosa

(4)

sukrosa 16 Produksi

H2S - - + - -

17 Katalase - + - - -

18 Motiliti - - - - -

Ket: (+) : Hasil Uji Positif, (-) : Hasil Uji Negatif Pada tahap awal isolasi, bakteri yang

berasal dari sampel bakasang ditumbuhkan ke dalam media MRSA.Media tersebut merupakan medium selektif bagi pertumbuhan bakteri asam laktat.Untuk mengurangi jumlah populasi mikroba yang terdapat dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran. Larutan pengencer yang digunakan dalam penelitian ini adalah garam fisiologis yang mengandung NaCl (0,85%) dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan ion sel mikroba. Koloni yang tumbuh dominan dan mempunyai morfologi berbeda, diinokulasi pada media agar miring MRSA sebagai biakan murni untuk dilakukan uji lebih lanjut. Hasil isolasi dan karakterisasi BAL asal bakasang Ternate diperoleh 5 isolat yaitu isolat B1, B3, B4, B5, dan B6. Keseluruhan isolate merupkan kelompok bakteri batang Gram positif.

Hasil uji fisiologi biokimia, isolat ini mampu memfermentasi glukosa dan memecah gelatin, menghidrolisis pati, dan menghasilkan asam pada media merah metil Isolat B3 memiliki ciri makroskopik dengan koloni berwarna putih yang berbentuk keriput dengan tepian licin, dan elevasi timbul. Isolat ini termasuk ke dalam kelompok bakteri batang Gram positif.Hasil uji fisiologi biokimia menunjukkan katalase positif, mampu memfermentasi laktosa dan atau sukrosa dan mampu memecah gelatin, menghidrolisis pati dan mampu menghasilkan asam.

Isolat B4 dan B5 memiliki ciri makroskopik yang sama yaitu koloni memiliki bentuk L berwarna putih dengan tepian licin dan elevasi datar. Akan tetapi, jika kedua isolat ini dilihat dari segi mikroskopik ke-2 isolat tersebut termasuk ke dalam kelompok bakteri batang Gram positif dengan penataan yang berbeda, dimana isolat B4 penataan selnya monobasil dan isolat B5 penataan selnya berantai. Sedangkan isolat B6 memiliki ciri mikroskopik dan hasil uji fisiologi biokimia yang sama dengan isolat B5 yaitu kedua isolat mampu menghidrolisis pati dan memfermentasi karbohidrat jenis glukosa. Beda halnya dengan isolat B4 yang tidak mampu menghidrolisis pati tetapi mampu menghasilkan asam dan memfermentasi karbohidrat jenis glukosa.

Bakteri asam laktat dapat

diklasifikasikan menjadi dua famili yaitu

Streptococcaceae dan

Lactobacillaceae.Famili dari

Streptococcaceae terdiri dari bentuk kokus

atau bulat telur terdiri dari genus

Streptococcus, Leuconostoc dan

Pediococcus, sedangkan famili

Lactobacillaceae merupakan bentuk batang

dan anggotanya satu genus yaitu

Lactobacillus (Sudarmadji dkk, 1989 dalam

Rahayu dkk (1999)). Candra (2006) melaporkan bahwa isolasi bakteri dari produk bakasang ikan Bandeng, diperoleh 5 isolat bakteri yang mempunyai karakteristik yang berbeda. Berdasarkan hasil karakterisasi, 3 isolat diperkirakan merupakan bakteri jenis

Staphylococcus sp. yang diduga berperan

dalam proses fermentasi Bakasang. Sedangkan 2 Isolat lainnya diduga meruapakan bakteri jenis Lactobacillus dan

Streptococcus.Lain halnya dengan Lawalata

(2012) menemukan 125 isolat yang terdapat didalam bakasang Manado.Berdasarkan hasil identifikasi, 114 isolat termasuk ke dalam genus Pediococcus. Namun, 5 isolat diduga merupakan bakteri genus Enterococcus atau

Streptococcus dan 5 isolat lainnya diindentifikasi merupakan bakteri dari genus

Lactobacillus serta hanya 1 isolat yang

merupakan bakteri dari genus Leuconostoc. Pada penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Lawalata, Langkah & Endang (2010) melaporkan hasil isolasi dari bakasang diperoleh 150 isolat dan 98 isolat diantaranya termasuk kedalam kelompok bakteri asam laktat. Isolat tersebut diidentifikasi lebih lanjut hingga ke level genus dan menunjukkan hasil bahwa ke-98 isolat tersebut tergolong kedalam genus Pediococcus (tetrad) serta semua isolat BAL memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri patogen dan pembusuk.

Untuk mengetahui apakah isolat BAL asal bakasang Ternate yang berhasil diisolasi memiliki potensi senyawa antibakteri, maka dilakukan uji antagonis atau uji penghambatan terhadap bakteri patogen E.

coli.

Hasil uji menunjukkan bahwa hanya ada 1 dari 5 isolat memiliki senyawa antibakteri terhadap pertumbuhan E.coli

ditandai dengan adanya zona bening yang terbentuk disekitar kertas cakram dengan

(5)

rata-rata diameter penghambatan sebesar 1,9 mm dari tiga ulangan yang telah dilakukan.

Bakteri BAL asal bakasang Ternate, mempunyai potensi penghasil senyawa antibakteri. Sebagaimana yang disampaikan oleh De Vuyst & Vandamme (1994); Rahayu (2000) dalam Lawalata dkk (2010) bahwa pada umumnya komponen antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif. Selain itu, Bakteri Asam Laktat juga dapat berfungsi sebagai

pengawet makanan karena mampu

memproduksi asam organik, menurunkan pH lingkungannya dan mensekresikan senyawa yang mampu menghambat mikroorganisme seperti H2O2, diasetil, CO2, asetaldehid, d-isomer asam amino dan bakteriosin.

Asam-asam organik dari produk fermentasi merupakan hasil hidrolisis asam lemak dan juga sebagai hasil aktivitas pertumbuhan bakteri.Penentuan kuantitatif asam organik pada produk fermentasi adalah penting untuk mempelajari kontribusi bagi aroma sebagian besar produk fermentasi, alasan gizi, dan sebagai indikator aktivitas bakteri (Bevilacqua & Califano, 1989 dalam Raharjo (2012)). Asam-asam organik juga sering digunakan sebagai acidulants (bahan pengasam) yang dapat menurunkan pH, sehingga pertumbuhan mikroba berbahaya pada produk fermentasi akan terhambat (Winarno, 1997 dalam Raharjo (2012)).

Hajar & Hamid (2013) dalam penelitiannya melaporkan bahwa 7 isolat BAL memiliki zona hambat antara 2-5 mm terhadap Staphylococcus aureus, 2 isolat mampu menghambat Salmonella typhimurium dengan besar penghambatan kurang lebih dari 5 mm, dan 5 isolat lainnya mampu menghambat Escherihcia coli. Karimi dkk (2008) dalam Hajar& Hamid (2013) juga melaporkan bahwa aktivitas antagonis BAL terhadap bakteri patogen dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya produksi asam organik atau substansi bakterisidal seperti bakteriosin.

Zat antibakteri mempunyai berbagai cara dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Kerusakan pada salah satu struktur penyusun sel bakteri dapat menyebabkan perubahan-perubahan struktur dan kerja bakteri.Hal ini dapat mengakibatkan kematian sel (Jewetz, 1999 dalam Husna (2007)).Bakteri Asam Laktat bermanfaat untuk peningkatan kualitas dan keamanan pangan melalui penghambatan secara alami terhadap

flora berbahaya yang bersifat

patogen.Antimikrobia alami yang dihasilkan mikrobia khususnya bakteri asam laktat telah

luas digunakan sebagai chemotherapeutic

agentsyang dapat mengendalikan pertumbuhan mikrobia patogen. BAL termasuk mikroorganisme yang aman jika ditambahkan dalam pangan karena sifatnya tidak toksik dan tidak menghasilkan toksin(Kusmiati & Amarila M, 2002)

Menurut Pelczar & Chan (1998), mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan cara kerja protein. Di bidang farmasi antibiotik dijadikan suatu substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja sebagai bakteristatik, bakterisidal, dan bakteriolitik.

KESIMPULAN

Terdapat lima isolat bakteri Asam Laktat (B1, B3, B4, B5, dan B6) ditemukan dalam bakasang asal Ternate yang tergolong bakteri batang Gram positif, satu isolat (B5) asal bakasang Ternate memiliki potensi penghasil senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan Escherihcia coli.

DAFTAR PUSTAKA

Brown A dan H Smith. 2012. Benson’s

Microbiological Applications (Laboratory Manual in General Microbiology).

Thirteenth ed. Mc Graw Hill.

Candra, J. Iryadi. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Dari Produk Bekasam Ikan Bandeng

(Chanos chanos). Skripsi. Fakultas

Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB. Diakses tanggal 30 Desember 2012 Dahlan, A. 2014.Isolasi Dan Identifikasi

Bakteri Pendegradasi Selulosa Dari

Seresah Mangrove Avicennia

lanata.Skripsi.Jurusan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ternate.

Elida, Mutia. 2002. Profil Bakteri Asam Laktat Dari Dadih Yang Difermentasi Dalam Berbagai Jenis Bambu Dan Potensinya Sebagai Probiotik.Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Diakses tanggal 30 Desember 2012

(6)

Hajar, S dan Hamid, T.H.T.A. 2013. Isolation Of Lactic Acid Bacteria Strain

Staphylococcus Pis Tradiscifer Mentans From Malaysian Tradisional Fermented Shrimp Cincaluk. Jurnal

Internasiona Food Research, 20 (1):

125-129. Diakses tanggal 4 Juni 2014 Holt, J.G.,N.R., S.T Williams. 1994. Bergey

Manual Of Determinative Bacteriology

Kusmiati dan Amarila M. 2002.Aktivitas Bakteriosin Dari Bakteri Leuconostoc

Mesenteroides Pbac1 Pada Berbagai

Media.Makalah kesehatan, Vol. 6, No.1.

Lawalata, HJ, Langkah S, Endang SR. 2010. Bakteri Asam Laktat Pada Bakasang Dan Aktivitas Penghambatannya Terhadap Bakteri Petogen Dan Pembusuk. Seminar Nasional Biologi. Diakses tanggal 30 Desember 2013 Peclzar, MJ dan Chan, ECS. 1988.

Dasar-Dasar Mikrobiologi II. (diterjemahkan

oleh R.S. Hadioetomo, Teja Imam. SW, S.Tjitrosomo dan Sri Lestari Angka).Indonesia University Press. Jakarta

Raharjo, S. 2012. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat (Bal) Dari Usus

Halus Itik Mojosari (Anas

plathyrinchos). Skripsi.Fakultas Sains dan Teknologi.UIN Malang. Diakses tanggal 31 Maret 2013

Rahayu WP, Ma’oen S, Suliantari, Fardiaz S. 1992. Teknologi Fermentasi Produk

Perikanan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor. Rahayu, ES, Ekasari A, Whardani AK,

Margino S, 1999. Skrining Bakteri Asam Laktat dari daging dan Produk Olahannya Sebagai Penghasil Bakteriosin.Prodising Seminar Nasional

Pangan, Yogyakarta. Diakses tanggal

21 Februari 2013

Suryani, Y, Astuti, Bernadeta O, Siti Umniyati. 2010. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Dari Limbah Kotoran Ayam Sebagai Agensi Probiotik Dan Enzim Kolesterol Reduktase. Seminar

Nasional Biologi. Diakses tanggal 17

Nopember 2012

Suriawiria U. 1973.Mikroflora Penghasil Aktivitas Anti Bakteri Di Dalam Sampel Tanah Dari Beberapa Tempat di Jawa Barat.Acta Pharmaceutica. IV (1):

Referensi

Dokumen terkait

(1) Koperasi Tani Subak Uma Lambing Sibang Kaja Abiansemal Badung dapat mengetahui strategi pemberdayaan koperasi tani menuju koperasi yang berbasis agribisnis

BFI Finance Indonesia, Tbk cabang Malang 2 dengan teori didapatkan bahwa hasil sistem pengendalian internal yang masih sangat kurang baik dimana perusahaan

Susunan majelis BPSK harus ganjil, dengan ketentuan minimal 3 (tiga) orang yang mewakili semua unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 Ayat (2) Undang- Undang Nomor 8

Dalam lampiran (jika ada) terdapat keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian, misal tabel (lebih dari dua halaman), kuesioner, dan hal lain yang

“Setelah saya mempunyai kelompok usaha di Masyarakat Mandiri, alhamdulillah sangat terasa betul dampaknya, mulai dari pemberitahuan tentang kesehatan makanan, apalagi kan dulu

[r]

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut. 1) Profesionalisme berpengaruh positif terhadap tindakan whistleblowing. Seorang akuntan yang

perlakuan dengan bahan tanam rimpang, meskipun rimpang juga memiliki cadangan makanan yang banyak akan tetapi pertumbuhan tunasnya lebih lambat sehingga pertumbuhan vegetatif