• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE INFECTED Plasmodium berghei"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

THE AGENT OF ANTIMALARIAL ACTIVITY OF LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) RHIZOME JUICE ON SWISS MALE MICE

INFECTED Plasmodium berghei

Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Leni Puspitasari

ABSTRACT

Lempuyang wangi(Zingiber aromaticum Val) rhizome contains active substance of sesquiterpene and flavonoid that can be used as an alternative medicine of antimalarial. The purpose of this study is to find the effect of lempuyang wangi rhizome juice inhibite parasitemia in mice after being infected by Plasmodium berghei.

The antimalarial study used Peter’s Test method. This was an experimental study, consisting of 6 groups mice, the first group as negative control (CMC Na 0,5%), the second group as positive control (Darplex), while the third, fourth, fifth, and sixth groups were given the juice of with concentration 2,5% v/v (dose 1,25 g/kg body weight respectively), 5% v/v (dose2,5 g/kg body weight respectively), 7,5% v/v (dose 3,75 g/kg body weight respectively), and 10% v/v (5 g/kg body weight respectively). For 4 days it recorded and calculated parasitemia presentage every 24 hours then calculated the percentage of growth and inhibitation. The data from growth persentage were analyzed by Kruskall-Wallis and Mann-Whitney.

The results of this study proved that the juice of lempuyang wangi rhizome can inhibite the growht of parasitemia as many as 52,54%; 54,24%; 66,61% dan 73,22% increase growth parasitemia presentage with dose 1,25 g/kg body weight respectively; 2,5 g/kg body weight respectively; 3,75 g/kg body weight respectively and 5 g/kg body weight respectively.

Keywords :Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) rhizome, sesquiterpene, flavonoid, antimalarial, parasitemia presentage, growth presentage, inhibite presentage.

(2)

UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA PERASAN RIMPANG LEMPUYANG WANGI (Zingiber aromaticum Val) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR SWISS

YANG DIINFEKSI Plasmodium berghei

Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Leni Puspitasari

INTISARI

Rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) mengandung senyawa aktif sesquiterpen dan flavonoid yang dapat digunakan sebagai obat alternatif antimalaria. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perasan rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) terhadap penghambatan parasit pada mencit setelah diinfeksi Plasmodium berghei.

Uji aktivitas antimalaria dilakukan dengan metode Peter’s Test. Penelitian ini menggunakan eksperimental murni dengan desain post test, terdiri dari 6 kelompok mencit, kelompok I kontrol negatif (CMC Na 0,5 %), kelompok II kontrol positif (Darplex 0,14 g/kg BB), dan kelompok III, IV, V dan VI masing-masing diberi perasan rimpang lempuyang wangi kadar 2,5% v/v (1,25 g/kg BB), kadar 5% v/v (2,25 g/kg BB), kadar 7,5% v/v (3,75 g/kgBB) dan kadar 10% v/v (5g/kg BB). Penelitian dilakukan selama 4 hari dan dilakukan identifikasi Plasmodium berghei serta dihitung persen parasitemia setiap 24 jam kemudian dihitung persen pertumbuhan dan persen penghambatan. Data persentase pertumbuhan parasit dianalisis menggunakan uji Kruskall-Wallis satu jalan dan uji Mann-Whitney.

Persentase penghambatan pertumbuhan parasit sebesar 52,54% pada kadar 2,5% v/v (1,25 g/kgBB); 54,24% pada kadar 5% v/v (2,25 g/kg BB); 66,61% pada kadar 7,5% v/v (3,75 g/kgBB) : 73,22% pada kadar 10% v/v (5 g/kg BB). Hasil penelitian menunjukkan perasan rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) dapat menghambat pertumbuhan parasit dengan persen penghambatan > 50%.

Kata kunci: Rimpang lempuyang wangi ( Zingiber aromaticum Val)

antimalaria, persen parasitemia, persen pertumbuhan, persen penghambatan. PENDAHULUAN

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembangbiak dalam sel darah merah manusia. Penyakit malaria disebabkan oleh parasit yang disebut plasmodium, yang merupakan suatu protozoa darah yang termasuk golongan sporozoa. Terdapat 4 (empat) spesies Plasmodium penyebab

(3)

malaria yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles (Depkes RI, 2006).

Malaria masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia termasuk di Provinsi Jawa Tengah, angka kesakitan malaria sejak tahun 2008 sebesar 0,24 %, dan terjadi peningkatan menjadi 0,40 % pada tahun 2009 serta pada tahun 2010 menjadi 0,92 %. Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu daerah endemis malaria di Jawa Tengah, hampir 80% wilayahnya merupakan daerah endemis malaria t(Dinkes Kab Banjarnegara, 2010).

Salah satu alternatif tanaman yang dapat digunakan sebagai obat antimalaria adalah Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.). Tanaman ini mengandung senyawa flavonoid dan sesquiterpen. Mekanisme senyawa sesquiterpen telah diketahui mempunyai aktivitas antimalaria melalui mekanisme pembentukan radikal bebas dan menghancurkan komponen vital parasit sehingga parasit mati. Senyawa lain yang diduga sebagai antimalaria adalah flavonoid yang mempunyai mekanisme aksi menghambat jalur permeasi baru (NPP) pada membran eritrosit yang terbentuk karena adanya infeksi parasit malaria dengan cara menghambat nutrisi yang dibutuhkan parasit ( Agriana RH, 2003 ).

Secara empiris rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.) sering digunakan sebagai obat tradisonal antimalaria oleh masyarakat. Cara penggunaannya dicuci, diperas,disaring dan diminum dua kali sehari (Sudarsono dkk, 2002 ).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perasan rimpang Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val.) terhadap persentase penghambatan parasit pada mencit setelah diinfeksi Plasmodium berghei.

BAHAN DAN CARA PENELITIAN BAHAN

Rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val), hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan galur Swiss dengan umur 2-3 bulan berat rata-rata 20-22 gram, Plasmodium berghei, CMC Na 0,5%, Giemsa, RPMI dan Darplex.

CARA PENELITIAN

1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematika Jurusan

Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang.

2. Pembuatan Perasan Rimpang Lempuyang Wangi

Rimpang yang digunakan sebanyak 200 gram. Rimpang lempuyang wangi yang sudah dijuicer kemudian diambil sarinya dan dimasukkan ke dalam beker glass.

(4)

Berdasarkan orientasi didapatkan perasan dengan konsentrasi 100% dengan volume murni 100 ml perasan. Perasan rimpang lempuyang wangi dibagi menjadi empat konsentrasi yaitu 2,5% v/v, 5% v/v, 7,5% v/v dan 10% v/v.

3. Perlakuan Hewan Uji

Penelitian ini menggunakan 36 ekor mencit putih jantan galur Swiss yang dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok mencit, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Setiap mencit di inokulasi dengan darah yang terinfeksi Plasmodium berghei sebanyak 107 dalam 0,2 ml darah. Setelah 2 jam di inokulasi masing-masin kelompok diberi perlakuan. kelompok 1 kontrol negatif diberi CMC Na 0,5%, kelompok perlakuan II larutan Darplex dosis 0,14 g/kg BB , kelompok perlakuan III, IV, V dan VI diberi perasan rimpang lempuyang wangi kadar 2,5% v/v, 5% v/v, 7,5% v/v dan 10% v/v. Selama 4 hari masing-masing kelompok diberi perlakuan secara peroral dengan cara dicekok menggunakan sonde lambung.

ANALISA DATA

Data yang diperoleh dari persentase pertumbuhan parasit selama 4 hari dianalisis secara statistic. Data dianalisa secara statistik parametrik dan non parametrik yang didasarkan pada hasil normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Kruskal Wallis dan Mann-Whitney menggunakan SPSS 19.0 for windows dengan taraf kepercayaan 95%.

HASIL

Hasil Determinasi Tanaman Kunci Determinasi :

1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27a-28b-29b-30b-31a-32a-33b-34b-333a-334b-335a-336a-337b-338a-339b-340a-Fam207.

Zingiberaceae-la-2b-6a-Genus Zingiber-la-2b-6a-7b-Speccies : Zingiber aromaticum Val. Tabel I. Jumlah Rata-rata Angka Parasetemia (%) ± SD dari Pengujian

Perasan Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum Val)

Perlakuan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4

K (-) 1,43±0,041 2,34±0,001 6,84±0,048 19,15±0,058 K (+) 1,6±0,004 1,2±0,001 1±0,005 0,45±0,008 2,5% 1,3±0,585 2,25±0,251 5,8±0,052 9,7±0,352 5% 1,05±0,376 1,2±0,837 5,15±0,029 9,15±0,711 7,5% 0,65±0,071 0,9±0,002 2,95±0,062 6,56±0,204 10% 0,44±0,335 0,9±0,041 1,8±0,037 5,17±0,029

(5)

Tabel II. Rata-rata % Pertumbuhan dan Rata-rata % Penghambatan Parasit Kelompok Perlakuan Rata-rata %

Pertumbuhan ± SD Rata-rata % Penghambatan ± SD Kontrol positif 0±0 100 ± 0 Kontrol negatif 5,9% ± 0,358 0 ± 0 Perasan 2,5% 2,8% ± 0,154 52,54 ±1,499 Perasan 5% 2,70 ± 0,118 54,24 ± 0,626 Perasan 7,5% 1,97 ± 0,257 66,61 ± 4,644 Perasan 10% 1,58 ± 0,243 73,22 ± 0,826

Tabel III. Hasil Mann-Whitney Uji Aktivitas Antimalaria Perasan Rimpang Lempuyang Wangi (Zingiber aromaticum val) Pada Mencit Yang Diinfeksi Plasmodium berghei

Kelompok Perlakuan Sig Keterangan

K (-) vs K (+) 0,002 Berbeda bermakna K (-) vs 2,5% 0,004 Berbeda bermakna K (-) vs 5% 0,004 Berbeda bermakna K (-) vs 7,5% 0,004 Berbeda bermakna K (-) vs 10% 0,002 Berbeda bermakna K (+) vs 2,5% 0,002 Berbeda bermakna K (+) vs 5% 0,002 Berbeda bermakna K (+) vs 7,5% 0,002 Berbeda bermakna K (+) vs 10% 0,002 Berbeda bermakna K (+) vs 10% 0,004 Berbeda bermakna

2,5% vs 5% 0,260 Berbeda tidak bermakna

2,5% vs 7,5% 0,004 Berbeda bermakna 2,5% vs 10% 0,004 Berbeda bermakna 5% vs 7,5% 0,004 Berbeda bermakna 5% vs 10% 0,004 Berbeda bermakna 7,5% vs10% 0,037 Berbeda bermakna Keterangan : K negatif (-) = CMC Na 0,5% sebanyak 0,5 ml/20g BB

K positif (+) = Darplex dosis 2,808 mg/20 g BB

PEMBAHASAN

Penelitian uji antimalaria ini dilakukan untuk mengetahui efek yang dihasilkan dari perasan rimpang lempuyang wangi dengan berbagai variasi persen konsentrasi bertingkat (2,5% v/v, 5% v/v, 7,5% v/v, 10% v/v) terhadap hewan uji dalam penghambatan jumlah parasit. Penelitian ini menggunakan parasit Plasmodium berghei. Hewan uji yang dipakai sebagai uji antimalaria yaitu mencit jantan dengan galur Swiss yang yang berumur 2-3 bulan. Pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak, dimaksudkan dalam setiap anggota dari masing-masing kelompok perlakuan memiliki kesempatan yang sama sebagai sampel.

(6)

Pada penelitian ini digunakan 2 kelompok kontrol, yaitu kontrol positif dan kontrol negatif. Kontrol negatif menggunakan CMC-Na 0,5% dengan diinjeksikan parasit, dan kontrol positif menggunakan Darplex karena merupakan senyawa antimalaria yang mengandung dihydroartemisin dan piperaquin yang efektif sebagai pengobatan malaria. Kontrol positif berfungsi untuk membandingkan efek antimalaria dengan sampel yang diteliti, juga dapat digunakan untuk membuktikan kevalidan dari metode yang dilakukan dan kontrol negatif sebagai kelompok kontrol tanpa perlakuan sehingga perubahan pada variabel tergantung dapat terlihat. Sedangkan uji aktivitas perasan rimpang lempuyang wangi dengan berbagai variasi dosis bertingkat (1,25g//kg BB, 2,5 g/kg BB, 3,75 g/kg BB, 5g/kg BB) untuk mengetahui berapa besar persen penghambatan parasit Plasmodium berghei.

Proses inokulasi Plasmodium berghei ke hewan uji tersebut dilakukan dengan

menyuntikkan darah dari mencit donor sebanyak 107 dalam 0,2 ml darah yang telah

terinfeksi parasit Plasmodium berghei secara intraperitoneal. Setelah 2 jam inokulasi hewan uji diberikan perlakuan sesuai dosis dari masing-masing kelompok kemudian setelah 24 jam dilakukan apusan darah dengan cara diambil 1 tetes darah dari ekor mencit dan dihitung persentase parasetemia. Angka parasetemia mencit tersebut diperoleh dengan mengamati eritrosit yeng terinfeksi parasit Plasmodium berghei dengan menggunakan mikroskop binokuler dengan perbesaran 100x. Setelah dilakukan apusan darah semua mencit diberikan perlakuan sesuai dosis pada masing-masing kelompok dosis selama 4 hari.

Hasil uji Mann Whitney di atas menunjukan antara kelompok perlakuan kontrol negatif (CMC Na 0,5%) dengan kelompok uji perasan lempuyang wangi kadar 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% (P<0,05%) menujukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok tersebut dan antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan uji perasan lempuyang wangi kadar 2,5% v/v, 5% v/v, 7,5% v/v dan 10% v/v (P<0,05) menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna. Perasan lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) memiliki efek sebagai antimalaria.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perasan rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) mempunyai

kemampuan menghambat pertumbuhan parasit pada mencit galur Swiss yang terinfeksi Plasmodium berghei.

(7)

2. Kadar 2,5% v/v, 5% v/v, 7,5% v/v dan 10% v/v dari perasan rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) memiliki efek terhadap penghambatan parasit pada mencit galur Swiss yang diinfeksi Plasmodium berghei dengan persen penghambatan > 50% .

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian dengan cara pembedahan untuk mengetahui seberapa besar

kerusakan yang terjadi pada organ, terutama hepar.

2. Perlu dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari perasan rimpang

lempuyang wangi (Zingiber aromaticum Val) yang mempunyai khasiat antimalaria. UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Ibu dosen prodi Farmasi dan staf karyawan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini dan laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM yang telah memperkenankan berlangsungnya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2006, Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.

Dinkes Kabupaten Banjarnegara, Laporan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Juni 2010

Agriana, R.H, 2003, Uji Aktivitas Antimalaria Fraksi Kloroform Kulit Batang Cempedak (Artocarpus champeden) terhadap Plasmodium berghei in-vivo. Skripsi, Fakultas Farmasi Unair, Surabaya.

Sudarsono, Gunawan, D., dan Wahyuono, S., 2002, Tumbuhan Obat II Hasil Penelitian, Sifat- sifat dan Penggunaan, 187, Pusat Studi Obat Tradisional UGM, Yogyakarta.

Gambar

Tabel I.   Jumlah  Rata-rata  Angka  Parasetemia  (%)  ±  SD  dari      Pengujian  Perasan Rimpang Lempuyang  Wangi (Zingiber aromaticum Val)
Tabel II. Rata-rata % Pertumbuhan dan Rata-rata %    Penghambatan    Parasit  Kelompok Perlakuan  Rata-rata %

Referensi

Dokumen terkait

add action=drop chain=virus comment=Trinoo disabled=no dst-port=27665 protocol=udp add action=drop chain=virus comment=Trinoo disabled=no dst-port=31335 protocol=udp add

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tokoh perempuan dalam iklan permen sukoka ini telah sengaja dikonstruksi oleh pihak pengiklan dan medianya kedalam kategori citra peraduan,

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan feoforbid a dan turunannya dalam berikatan dengan reseptor HSA dan PBR

(9) Dalam hal telaahan uraian pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) disetujui, maka segera memberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa

Tujuan penelitian ini adalah; (1) untuk mengetahui pelaksanaan rekrutmen dan program penegmbangan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Bone, (2) untuk mengetahui

6. Lakukan las ikat pada bagian sambungan di tiga tempat yaitu, kedua bagian ujung dan tengah dengan memberi celah sambungan selebar 2 mm. Atur posisi di atas kepala dengan

28 Kepemimpinan kharismatik bersandar pada kepercayaan atau pandangan santri dan masyarakat umum bahwa kyai yang merupakan pemimpin pesantren mempunyai kekuasaan yang

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan mendapatkan suhu inkubasi dan konsen- trasi enzim papain kasar terbaik dalam pembuatan VCO, sehingga menghasilkan