• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFT SURVEILLANCE. Flu Burung. Buku Pegangan untuk Koordinator Surveillance di Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DRAFT SURVEILLANCE. Flu Burung. Buku Pegangan untuk Koordinator Surveillance di Masyarakat"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DRAFT

SURVEILLANCE

SURVEILLANCE

SURVEILLANCE

SURVEILLANCE

SURVEILLANCE

Flu Burung

Flu Burung

Flu Burung

Flu Burung

Flu Burung

Buku Pegangan untuk

Buku Pegangan untuk

Buku Pegangan untuk

Buku Pegangan untuk

Buku Pegangan untuk

Koordinator Surveillance

Koordinator Surveillance

Koordinator Surveillance

Koordinator Surveillance

Koordinator Surveillance

di Masyarakat

di Masyarakat

di Masyarakat

di Masyarakat

di Masyarakat

(2)

Buku Pegangan untuk

Koordinator Surveillance

di Masyarakat

Surveillance

Flu Burung

P r o y e k P e l a t i h a n d a n P e n i n g k a t a n K a p a s i t a s F l u B u r u n g (Avian Influenza Capacity Building and Training / ACT Project)

(3)

(CARE USA)

Tim Editor Tim EditorTim Editor Tim EditorTim Editor

Aris Buhari (Ketua) Taslim Samah Ilham

Rosmiaty Lantara Yuliana Hasyim Zulfikar Octa Izsac

Alih Bahasa Alih BahasaAlih Bahasa Alih BahasaAlih Bahasa Muh. Saleh Jasape Yopi Safari

Desain Sampul dan isi Desain Sampul dan isiDesain Sampul dan isi Desain Sampul dan isiDesain Sampul dan isi Agung Yusuf

Diterbitkan pertama kali oleh Diterbitkan pertama kali olehDiterbitkan pertama kali oleh Diterbitkan pertama kali olehDiterbitkan pertama kali oleh CARE International Indonesia Tangerang, Februari 2008

Buku ini terbit atas kerjasama CARE International Indonesia-Tangerang dengan Pemerintah Kota Indonesia-Tangerang (Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan)

KATA PENGANTAR

Buku ini disusun oleh Maryann G Delea dari CARE USA berdasarkan konsep yang diadaptasi dari CHANGE Project,

Academy for Educational Development (AED), Community

Surveillance Kit (Januari 2001). Juga diadaptasi dari Targeting

the Risk of Avian Influenza Now in the Red River and Mekong

River Regions (TRAIN) Project, CARE Vietnam, Surveillance

Training Module (Oktober 2006).

P

uji dan syukur kami sampaikan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmatnya Buku Pegangan Relawan Surveillance (Pengamatan) Flu Burung di Masyarakat ini bisa diselesaikan dan berada di tangan anda. Buku pegangan ini disusun sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Proyek Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Flu Burung (Avian Influenza Capacity Building and Training / ACT Project), CARE International Indonesia bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat kota Tangerang.

Adapun maksud dari pembuatan buku pegangan ini adalah untuk menyediakan perangkat dalam memfasilitasi partisipasi dan mobilisasi masyarakat untuk melakukan pengamatan, pendeteksian, pelaporan dan pencegahan flu burung. Oleh karena itu, buku ini menampilkan informasi tentang topik surveillance flu burung berbasis masyarakat. Disamping itu, untuk membantu relawan surveillance masyarakat dalam melakukan kegiatan surveillance flu burung di masyarakat.

(4)

ACT Project : Avian Influenza Capacity Building and Training Project

AI : Avian Influenza

APD : Alat Pelindung Diri

CDC : Centre for Disease Control and Prevention HPAI : Highly Pathogenic Avian Influenza

KIE : Komunikasi, Informasi, Edukasi Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat Satgas : Satuan Tugas

SBM : Surveillance Berbasis Masyarakat

Lingkaran Sistem Surveillance

Berbasis Masyarakat

Pada akhirnya, diharapkan akan muncul kemandirian masyarakat dalam upaya pencegahan, pendeteksian, dan penanggulangan flu burung di lingkungannya sehingga dampak dari penyakit yang bisa menular antar unggas dan dari unggas ke manusia ini bisa di kurangi dan pada tahap lebih lanjut, kita semua bebas dari flu burung.

Tangerang, September 2007 Tim Penyusun

Tim PenyusunTim Penyusun Tim PenyusunTim Penyusun

masukan sehingga buku pegangan ini dapat digunakan dalam upaya pencegahan, pendeteksian, penanganan dan pengentasan masalah flu burung di Indonesia dan khususnya di kota Tangerang.

Kami berharap dengan materi yang disajikan dalam buku pegangan ini masyarakat akan mampu memahami tujuan dan komponen dasar surveillance penyakit, memahami perbedaan antara surveillance aktif dan pasif. Masyarakat juga mampu menguraikan definisi kasus flu burung pada unggas dan manusia di tingkat kelurahan, serta mengenali ciri-ciri dan gejala flu burung pada unggas dan manusia.

Dengan buku pegangan ini kami pun berharap agar masyarakat memahami pentingnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan surveillance penyakit dan khususnya penyakit flu burung sehingga kasus flu burung pada unggas dan manusia keduanya dapat dideteksi secara bersamaan.

(5)

III.5.1. Kasus Suspect Flu Burung pada Unggas 26 III.5.2. Kasus Suspect Flu Burung pada Manusia 26 III.5.3. Kasus Suspect Flu Burung pada Unggas dan Manusia 27

III.6. Bagan Alur Keputusan Bagi Relawan Surveillance

Flu Burung 28

III.7. Alur Pelaporan dan Peran Surveillance 29 III.8. Peran para Tenaga Surveillance 30 III.9. Rincian Tanggung Jawab Relawan Surveillance

dan Koordinator Flu Burung dalam Surveillance

Berbasis Masyarakat 31 III.9.1. Tanggung Jawab Koordinator Surveillance 31 III.9.2. Tanggung Jawab Relawan Surveillance 33 III.9.3. Tanggung Jawab Komite Flu Burung 34 III.9.4. Tanggung Jawab Kader dan Satgas dalam Surveillance Berbasis Masyarakat 36 IV.

IV. IV. IV.

IV. METODE PENCEGAHANMETODE PENCEGAHANMETODE PENCEGAHANMETODE PENCEGAHANMETODE PENCEGAHAN 37 IV.1. Pencegahan Flu Burung pada Unggas 37 IV.2. Pencegahan Kasus Flu Burung pada Manusia 41 IV.3. Upaya Pencegahan Umum yang Dapat Dilakukan

Semua Orang 42 IV.4. Upaya Pencegahan Bagi Orang yang Sering

Kontak dengan Unggas 43 IV.5. Upaya Pencegahan Bagi Orang yang Menyiapkan

Makanan 44

IV.6. Upaya Pencegahan Bagi Anak-anak 45 IV.7. Upaya Pencegahan Bagi Orang yang Bekerja

di Rumah Potong Ayam 46

V. V. V. V.

V. DAFTAR KATA/ISTILAHDAFTAR KATA/ISTILAHDAFTAR KATA/ISTILAHDAFTAR KATA/ISTILAHDAFTAR KATA/ISTILAH 49

VI. VI. VI. VI.

VI. LAMPIRAN FORM SURVEILLANCELAMPIRAN FORM SURVEILLANCELAMPIRAN FORM SURVEILLANCELAMPIRAN FORM SURVEILLANCELAMPIRAN FORM SURVEILLANCE 52

VII. VII. VII. VII.

VII. DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA 61

Kata Pengantar Kata PengantarKata Pengantar

Kata PengantarKata Pengantar iiiiiiiiiiiiiii

I. I. I.

I. I. PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN 1 I.1. Kegunaan Buku Pegangan untuk Koordinator

Surveillance 2

II. II. II.

II. II. PENGERTIAN DAN TUJUAN SURVEILLANCEPENGERTIAN DAN TUJUAN SURVEILLANCEPENGERTIAN DAN TUJUAN SURVEILLANCEPENGERTIAN DAN TUJUAN SURVEILLANCEPENGERTIAN DAN TUJUAN SURVEILLANCE 3 II.1. Sistem Surveillance 3

II.2. Metode Dasar Surveillance Penyakit 6

II.2.1.Surveillance Pasif 7

II.2.2.Surveillance Aktif 8

II.3. Surveillance Penyakit Flu Burung 9

II.4. Surveillance Penyakit Flu Burung Berbasis Masyarakat 12

II.4.1.Tujuan dari Surveillance Flu Burung Berbasis Masyarakat 13

II.4.2.Partisipasi Masyarakat dalam Surveillance Flu Burung 14 II.5. Kegiatan yang Diperlukan untuk Melaksanakan

Surveillance 14

III. III. III.

III. III. PENDETEKSIAN PENYAKIT :PENDETEKSIAN PENYAKIT :PENDETEKSIAN PENYAKIT :PENDETEKSIAN PENYAKIT :PENDETEKSIAN PENYAKIT :

APA YANG HARUS DIAMATI DAN APA YANG AKANAPA YANG HARUS DIAMATI DAN APA YANG AKANAPA YANG HARUS DIAMATI DAN APA YANG AKANAPA YANG HARUS DIAMATI DAN APA YANG AKANAPA YANG HARUS DIAMATI DAN APA YANG AKAN

DILAKUKANDILAKUKANDILAKUKANDILAKUKANDILAKUKAN 16 III.1. Pengertian Kasus Flu Burung pada Manusia 16 III.2. Pengertian Kasus Flu Burung pada Unggas 16 III.3. Ciri-ciri dan Gejala Flu Burung pada Manusia 17 III.4. Ciri-ciri dan Gejala Flu Burung pada Unggas 18

III.4.1 Gambaran Ciri-ciri dan Gejala Khusus Flu Burung

pada Unggas 19

III.4.2. Apa yang Harus Dilakukan untuk Unggas Sakit 21

III.4.3. Apa yang Harus Dilakukan untuk Unggas Mati 22

III.4.4. Apa yang Dilakukan Setelah Ada Flu Burung pada Unggas 24

III.4.5. Apa yang Dilakukan dengan ORANG yang Mengalami Gejala Flu Burung 25

(6)

I

I PENDAHULUAN

CARE/agung

B

uku pegangan ini dikembangkan untuk koordinator

surveillance flu burung di masyarakat seperti anda. Buku ini diharapkan dapat membantu anda dan masyarakat dalam pendeteksian, pendataan dan pelaporan kasus suspect flu burung pada unggas dan manusia.

Buku ini juga memuat informasi tentang kegiatan pencegahan yang terbatas pada pengenalan dan penularan flu burung di masyarakat. Partisipasi dalam Sistem Surveillance Berbasis Masyarakat ini, akan memberikan manfaat dan kontribusi bagi masyarakat dalam upayanya yang lebih luas untuk mencegah dan membatasi penularan serta penyebaran virus flu burung.

CARE/agung

Buku pegangan koordinator surveillance ini diharapkan untuk :

1. Menyediakan alat untuk menfasilitasi partisipasi dan

m o b i l i s a s i m a s y a r a k a t d a l a m p e n d e t e k s i a n , pelaporan dan pencegahan flu burung.

2. Menyajikan informasi yang terperinci mengenai

topik surveillance dan surveillance penyakit berbasis masyarakat.

3. M e m b a n t u ko o r d i n a t o r su r v e i l l a n c e k e t i k a

melakukan kegiatan surveillance di masyarakat.

I.1. Kegunaan Buku Pegangan untuk

Koordinator Surveillance

(7)

II.1. Sistem Surveillance

I

stilah surveillance berarti mengamati sesuatu. Secara

khusus, surveillance kesehatan berarti pengumpulan data

kesehatan secara rutin dalam suatu cara yang metodismetodismetodismetodis danmetodis

terpola, sehingga data tersebut dapat digunakan sebagai panduan dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat yang

dilakukan secara akurat waktu.1

1 Teutsch, S. M., and Churchill, R. E., eds. (1999). Principles and Practices of

Public Health Surveillance, New York: Oxford University Press.

Surveillance

SurveillanceSurveillance

SurveillanceSurveillance berarti mengamati sesuatu.

Surveillance dapat digunakan untuk mengamati penyakit tertentu. Surveillance yang dilakukan dengan tujuan

mengamati penyakit tertentu disebut surveillance

penyakit.

• Kejadian kesehatan (seperti kematian yang disebabkan penyakit tertentu atau kasus baru dari suatu penyakit)

• Pelayanan kesehatan (kunjungan ke dokter, kunjungan

ke puskesmas dan rumah sakit, imunisasi, dll.)

Sistem Surveillance digunakan untuk menghimpun atau mengumpulkan informasi mengenai :

II. PENGERTIAN DAN TUJUAN

SURVEILLANCE

Surveillance penyakit memerlukan keberlanjutan keberlanjutan keberlanjutan keberlanjutan keberlanjutan dan

pengumpulan yang rutin:

• Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi Frekuensi (seberapa sering suatu peristiwa terjadi selama

periode waktu tertentu) dan

• Sebaran Sebaran Sebaran Sebaran Sebaran (siapa/apa yang terinfeksi dan di lokasi-lokasi

mana kasus tersebut terjadi) penyakit dan kematian kaitannya dengan infeksi dan monitoring data. Monitoring berkelanjutan dilakukan tim surveillance untuk membandingkan hasil-hasil data, memastikan jika

ada beberapa pola insideninsideninsideninsiden penyakit (jumlah kasus baruinsiden

dari suatu penyakit tertentu selama periode waktu

tertentu) dan prevalensiprevalensiprevalensiprevalensiprevalensi (jumlah orang yang terinfeksi

suatu penyakit tertentu pada suatu waktu tertentu) dan identifikasi bagaimana pola penularan yang berubah dari waktu ke waktu. Tujuan: Tujuan: Tujuan: Tujuan: Tujuan:

Kegiatan surveillance, bertujuan menyediakan informasi kesehatan berkelanjutan yang dapat membantu petugas p e m e r i n t a h d a n k e s e h a t a n m a s y a r a k a t u n t u k m e m b u a t keputusan atau kebijakan menyangkut kegiatan pencegahan, pendeteksian dan penanggulangan penyakit.

• Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan

penyakit-penyakit tertentu (pekerjaan, perilaku khusus, dll.)

• Perilaku kesehatan (gizi, merokok, alkohol dan penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang)

• Faktor-faktor lingkungan (kualitas udara, kebersihan makanan dan kualitas air)

(8)

Repro: Video Informasi Pencegahan Flu Burung/CBAIC

Dalam rangka melakukan monitoring yang berkelanjutan terhadap suatu penyakit, diperlukan membangun suatu

sistem yang terkoordinasi. Suatu sistem surveillance

penyakit merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan mencari satu atau lebih kasus penyakit. Secara umum, surveillance penyakit mempunyai 4 komponen dasar : Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah 11111::::: Pendeteksian : Pendeteksian : Pendeteksian :

Pendeteksian : Pendeteksian : Mencari dan mengidentifikasi kasus

yang diduga sebagai suatu penyakit

Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah 2:2:2:2:2: Pendataan:

Pendataan: Pendataan:

Pendataan: Pendataan: Melengkapi form surveillance dan

laporan kasus sesuai dengan informasi yang diperlukan CARE/yopi Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah 3:3:3:3:3: Pelaporan : Pelaporan : Pelaporan : Pelaporan : Pelaporan : Melaporkan kasus yang diduga kepada petugas kesehatan dan mengirimkan form laporankasus kepada pihak berwenang tersebut M MM M

Metode surveillance dibagi dalam 4 kategori umum : pasif, aktif, sentinel dan sistem khusus. Secara umum, sistem pasif dan aktif yang sering digunakan didasarkan pada kondisi sehingga memudahkan dalam pelaporan kepada petugas kesehatan yang berwenang untuk menyampaikan keputusan tentang pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat dan upaya penanganan sesuai kondisi.

Surveillance sentinel dan sistem khusus, biasanya didesain untuk menambah informasi yang umumnya tidak tersedia pada petugas kesehatan. Pembahasan disini akan difokuskan lebih luas pada Surveillance pasif dan aktif, karena metode ini sangat cocok dengan program ini.

Selanjutnya: Selanjutnya:Selanjutnya: Selanjutnya: Selanjutnya: Pencegahan: Pencegahan:Pencegahan: Pencegahan:

Pencegahan: Berupaya menjaga agar penyakit tidak terjadi atau membatasi penyebarannya

II.2. Metode Dasar Surveillance

(9)

Tipe surveillance pasif mengandalkan pelaporan orang dengan gejala penyakit tertentu di puskesmas atau rumah sakit.

Adalah tipe surveillance yang paling umum karena sur-veillance ini murah dan umumnya hanya membutuhkan dana dan sumber daya manusia yang terbatas. Bagaimanapun, karena tipe surveillance ini mengandalkan pelaporan orang dengan gejala penyakit tertentu di Puskesmas atau rumah sakit, pendeteksian kasus ini pun terbatas.

Ketika seseorang dengan gejala penyakit tertentu melapor ke puskesmas atau rumah sakit, form laporan standar dilengkapi oleh petugas puskesmas/rumah sakit dan informasi yang dikumpulkan pada form-form tersebut dipantau oleh petugas kesehatan masyarakat.

II.2.1

II.2.1

II.2.1

II.2.1

II.2.1

.

. .

. . Surveillance Pasif

Surveillance Pasif

Surveillance Pasif

Surveillance Pasif

Surveillance Pasif

CARE/Saleh

Keterlibatannya lebih banyak dibanding surveillance

pasif, karenanya jangkauan yang lebih luas dari sistem kesehatan masyarakat dibutuhkan untuk mempertahankan sistem surveillance aktif.

Jangkauan yang lebih luas mungkin mencakup kunjungan rutin dari rumah ke rumah seperti yang biasa dilakukan relawan surveillance, menghubungi lewat telepon atau mengunjungi laboratorium kesehatan masyarakat, puskesmas dan rumah sakit dalam rangka mendeteksi penyakit tertentu.

Sebagai seorang koordinator surveillance, anda akan bekerja dengan relawan surveillance untuk menjangkau pemenuhan kebutuhan yang lebih luas. Surveillance yang anda akan lakukan adalah aktif karena anda akan membantu dalam pengumpulan, pengolahan, penyusunan tabel dan pelaporan informasi hasil pengamatan kesehatan unggas dan manusia. Peran anda akan segera di bahas secara terperinci.

CARE/yopi

II.2.2.

II.2.2.

II.2.2.

II.2.2.

(10)

3. Tindaklanjut di masyarakat dimana kasus pada unggas atau manusia telah muncul. Kunjungan tersebut dapat : mengidentifikasi perilaku beresiko, menyediakan peluang untuk pencegahan lebih lanjut dan pelatihan penanganan serta membatasi penyebaran penyakit tersebut pada unggas dan manusia.

U U U U

Untuk surveillance penyakit flu burung, kita mencari kasus suspect

kasus suspect kasus suspect kasus suspect

kasus suspect22222 flu burung pada unggas dan manusia.

Sebagai tambahan untuk mengamati lebih jauh kasus suspect flu burung dan melangkapi empat komponen

surveillance di atas, surveillance penyakit khusus-surveillance penyakit khusus-surveillance penyakit khusus-surveillance penyakit khusus-surveillance penyakit

khusus-flu burung flu burung flu burung flu burung

flu burung juga meliputi :

2 Kasus suspect adalah suatu kasus yang diasumsikan menurut standar pengertian kasus, namun hal

itu belum mendapatkan konfirmasi dari laboratorium. Ini berbeda dari suatu kasus yang dikonfirmasi, yang mana suatu kasus probable atau suspect yang sampel biologisnya menjalani tes laboratorium (PCR, ELISA, etc) yang mengindikasikan hasil positif untuk penyakit yang dipertanyakan.

1. Mengamati unggas atau manusia yang sakit seperti sakit flu, melakukan wawancara dengan pemilik unggas dan anggota keluarganya dan melakukan tes laboratorium untuk lebih menyakinkan tentang tipe penyakit yang telah dideteksi.

2. Mempelajari laporan penyakit agar bisa mendeteksi pola yang mungkin membutuhkan vaksinasi massal pada unggas (seandainya hal tersebut belum dilakukan) dan mengkoordinasikan penanganan lainnya.

II.3. Surveillance Penyakit Flu Burung

Permasalahan pada beberapa sistem surveillance jika dilakukan secara pasif dan oleh karena tergantung pada masyarakat yang melaporkan unggas sakit/mati atau orang sakit ke puskesmas atau rumah sakit. Banyak kasus yang tidak terlaporkan dengan tipe pelaporan pasif ini. Ada beberapa alasan suatu kasus suspect flu burung mungkin tidak dilaporkan :

• Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan gejala flu

burung pada unggas dan manusia.

• Ketakutan pada penyakit tersebut dan akibat yang

ditimbulkan (potensi yang mempengaruhi ekonomi, konotasi buruk dan sebagainya) yang menyertai unggas atau anggota keluarga yang terinfeksi

• Kurangnya kepedulian sebagian anggota masyarakat,

petugas kesehatan dan pemerintah yang berwenang untuk melaporkan kasus atau perubahan pada pelaporan yang dibutuhkan.

• Ketidakjelasan atau perubahan pengertian kasus

surveillance secara terus menerus. Kasus flu burung pada unggas mungkin saja dilaporkan, tetapi ada anggota keluarga yang mungkin juga menunjukkan gejala flu

Anda akan membantu kegiatan surveillance yang sesuai dengan nomor 1 dan 3, dan informasi yang anda kumpulkan akan membantu petugas kesehatan untuk menyelesaikan kegiatan sesuai dengan nomor 2.

(11)

• Gambaran situasi ini tedapat perbedaan antara sistem kesehatan hewan dan sistem kesehatan masyarakat. Koordinator dan relawan surveillance dapat

menjembatani perbedaan ini melalui Surveillance

Penyakit Berbasis Masyarakat.

Melalui kerja anda sebagai seorang koordinator surveillance, memungkinkan anda dapat melakukan perubahan persepsi anggota masyarakat terhadap bahaya flu burung, melalui peningkatan kesadarannya pada penyakit. Anda juga dapat meningkatkan perilaku pencegahan dan pelaporan anggota masyarakat.

burung yang tidak dilaporkan. Situasi sebaliknya mungkin juga terjadi: Seseorang yang menunjukkan gejala flu burung mungkin melapor ke puskesmas atau rumah sakit, tetapi petugas kesehatan dan anggota keluarga mungkin tidak menceritakan tentang unggas sakit/mati yang menginfeksi orang yang baru saja kontak dengan unggas tersebut.

D

DD

D

Dalam sistem surveillance berbasis masyarakat, setiap anggota masyarakat secara aktif mencari penyakit tertentu, seperti flu burung, yang dilakukan secara rutin dengan berkunjung ke keluarga yang dilakukan oleh relawan surveillance di masyarakat.

Dalam program surveillance flu burung berbasis masyarakat, relawan surveillance masyarakat dan anggota masyarakat lainnya bekerjasama dengan koordinator surveillance, anggota komite flu burung, satgas dinas pertanian dan dinas kesehatan setempat untuk melakukan surveillance flu burung.

II.4. Surveillance Penyakit Flu Burung

Berbasis Masyarakat

(12)

Beberapa tujuan khusus surveillance flu burung di masyarakat meliputi :

• Penemuan kasus flu burung yang tidak dapat dideteksi melalui sistem surveillance kesehatan masyarakat dan hewan tradisional (lokal) • Pendeteksian kasus flu burung pada unggas dan

manusia yang lebih cepat, sehingga unggas yang terinfeksi dapat diisolasi, penyebaran virus dapat diminimalisir, orang dapat tertangani dengan baik dan penanggulangan penyebaran akan lebih efektif dan tepat waktu. Pengembangan gambaran yang lebih lengkap dari penyebaran flu burung, membuat petugas kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan lebih peduli pada kasus individu dan penyebarannya.

Partisipasi masyarakat dalam surveillance sangat penting untuk memperluas jangkauan sistem surveillance dari satgas, petugas puskesmas, puskesmas, dinas pertanian dan dinas kesehatan serta membuat sistem surveillance yang lebih lengkap untuk menjembatani surveillance hewan dan kesehatan masyarakat. Surveillance Berbasis Masyarakat (SBM) adalah suatu cara bagi masyarakat untuk membantu dinas pertanian, dinas kesehatan, puskesmas, satgas, dan petugas puskesmas sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan lebih baik untuk membantu masyarakat.

II.4.1.

II.4.1.

II.4.1.

II.4.1.

II.4.1.

Tujuan Surveillance Flu Burung

Tujuan Surveillance Flu Burung

Tujuan Surveillance Flu Burung

Tujuan Surveillance Flu Burung

Tujuan Surveillance Flu Burung

Berbasis Masyarakat

Berbasis Masyarakat

Berbasis Masyarakat

Berbasis Masyarakat

Berbasis Masyarakat

• Pendeteksian kasus flu burung pada unggas yang tidak terdeteksi karena luput pada surveillance pasif.

• Pendeteksian kasus flu burung pada manusia yang tidak dilaporkan jika anggota masyarakat tidak secara aktif mencari orang yang menunjukkan influenza seperti gejala-gejala penyakit flu burung. • Penguatan kemitraan antara masyarakat dan sistem kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat dan membangun upaya kerjasama antara petugas berwenang dari kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat.

• Penanganan potensi penyebaran penyakit.

Partisipasi

Partisipasi

Partisipasi

Partisipasi

Partisipasi M

M

M

M

Masyarakat

asyarakat

asyarakat

asyarakat D

asyarakat

D

D

Dalam

D

alam

alam

alam

alam

SSSSSurveillance

urveillance

urveillance

urveillance

urveillance F

FF

FFlu

lu

lu

lu

lu B

B

B

B

Burung

urung

urung

urung B

urung

B

B

Berupaya

B

erupaya

erupaya

erupaya

erupaya

M

M

M

M

Meningkatkan:

eningkatkan:

eningkatkan:

eningkatkan:

eningkatkan:

S SS

SSurveillance penyakit berbasis masyarakat berarti :urveillance penyakit berbasis masyarakat berarti :urveillance penyakit berbasis masyarakat berarti :urveillance penyakit berbasis masyarakat berarti :urveillance penyakit berbasis masyarakat berarti :

• Relawan surveillance masyarakat mencari penyakit

tertentu seperti flu burung dalam lingkungan masyarakatnya

• Para relawan mendorong warga untuk melaporkan

unggas yang sakit dan mati mendadak pada mereka dan satgas kelurahan setempat. Para relawan juga harus mendorong orang tua atau kerabat dekatnya yang mengalami gejala flu burung untuk mendapatkan

penanganan dari petugas kesehatan yang terlatih. Penting

II.5. Kegiatan yang Diperlukan dalam

Surveilance Berbasis Masyarakat

(13)

Tujuan Surveillance Flu Burung Berbasis Masyarakat

CARE/saleh

III.1. Pengertian Kasus Flu Burung pada

Manusia di Tingkat Kelurahan :

III.2. Pengertian Kasus Flu Burung pada

Unggas di Tingkat Kelurahan :

III PENDETEKSIAN PENYAKIT:

Apa yang Harus Diamati

dan Apa yang akan Dilakukan

• Kematian mendadak dalam jumlah banyak (sebelumnya

unggas tersebut dalam keadaan sehat dan tiba-tiba mati kurang dari 24 jam)3

S SS

SSeseorang yang mengalami kombinasi gejala demamdemamdemamdemamdemam,

batuk

batukbatuk

batuk

batuk,* dan sesak nafassesak nafassesak nafassesak nafassesak nafas

*Penting dicatat bahwa seseorang mungkin tidak secara khusus mengalami batuk, tapi dia mengalami gejala lain di sistem saluran pernapasan seperti sakit tenggorokan atau keluar lendir/darah dari hidung

3

Pada peternakan komersil, Kematian unggas harian di setiap kandang bisa terjadi lebih dari 5% dari jumlah unggas dalam kurun waktu minimal 3 hari atau lebih. • Koordinator surveillance masyarakat menyusun, merekap

dan melaporkannya secara bulanan pada satgas dan dinas pertanian, petugas puskesmas dan dinas kesehatan. Ketika kasus suspect flu burung dilaporkan, koordinator surveillance bekerjasama dengan relawan surveillance memberitahu satgas, petugas puskesmas, ketua komite flu burung dan pemerintah setempat.

• Petugas kesehatan hewan dan masyarakat melakukan investigasi kasus suspect atau melaporkan penyakit dan menindaklanjutinya dengan berbagai cara seperti mengadakan pelatihan lanjutan bagi petugas puskesmas, satgas dan komite flu burung, vaksinasi dan lain-lain • Satgas dan petugas puskesmas melaporkan kasus penyakit

pada tingkat kecamatan, selanjutnya secara berjenjang dari kecamatan ke kota/kabupaten, provinsi dan nasional.

•Relawan yang telah berkunjung ke setiap rumah dan telah melengkapi form, menyerahkannya ke koordinator. Jika kasus suspect flu burung terdeteksi, para relawan surveillance melengkapi form laporan kasus dan segera menyerahkannya ke koordinator, ketua komite flu burung dan pemerintah setempat.

bahwa orang yang terinfeksi flu burung segera mendapatkan penanganan dalam 48 jam setelah mengalami gejala flu burung.

(14)

web

III.4. Ciri-ciri dan Gejala Flu Burung

pada Unggas

• Bulu menggelepai, malas berjalan/tidak aktif bergerak

dan unggas yang sakit bergerombol di satu tempat

• Langkah tidak fokus

• Produksi telur menurun

• Kaki dan paha, pial, dan jengger bengkak

• Bintik merah pada kaki seperti dikerok

• Mengalami pembengkakan di bawah kulit

• Mengalami memar-memar kecil dan bintik merah pada

kulit luar dan bagian jengger • Keluar cairan

dari mata dan hidung

••••• K e m a t i a n m e n d a d a k d a l a m j u m l a h b a n y a kK e m a t i a n m e n d a d a k d a l a m j u m l a h b a n y a kK e m a t i a n m e n d a d a k d a l a m j u m l a h b a n y a kK e m a t i a n m e n d a d a k d a l a m j u m l a h b a n y a kK e m a t i a n m e n d a d a k d a l a m j u m l a h b a n y a k dengan penyebab yang tidak jelas

dengan penyebab yang tidak jelasdengan penyebab yang tidak jelas dengan penyebab yang tidak jelas dengan penyebab yang tidak jelas

Catatan penting : Catatan penting :Catatan penting : Catatan penting : Catatan penting :

Itik dan unggas air lainnya bisa terinfeksi H5N1, namun dalam banyak kasus tidak menunjukkan gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas

III.3. Ciri-ciri dan Gejala Flu Burung

pada Manusia

• Beberapa orang bisa mengalami diare, muntah,

sakit perut dan pada kasus tertentu terjadi pendarahan pada hidung dan gusi.

• Tiba-tiba demam,

sakit kepala, b e r s i n - b e r s i n , keluar lendir dari hidung dan lemas dengan gejala pada saluran pernapasan

CARE/saleh

Catatan penting : Catatan penting :Catatan penting :

Catatan penting :Catatan penting : Gejala flu burung mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Jika seseorang mengalami gejala yang

sesuai dengan definisi kasus infeksi flu burung pada manusia, relawan surveillance harus melengkapi form laporan kasus, secepatnya membawa orang tersebut ke puskesmas atau

rumah sakit dan menyerahkan form laporan kasus pada anda.

Ini menjadi tanggung jawab anda untuk kemudian segera melaporkan kasus tersebut pada satgas, petugas puskesmas, dinas pertanian, dinas kesehatan atau petugas yang berwenang.

(15)

Pial bengkak

Gambaran Ciri-ciri dan Gejala Khusus

Gambaran Ciri-ciri dan Gejala Khusus

Gambaran Ciri-ciri dan Gejala Khusus

Gambaran Ciri-ciri dan Gejala Khusus

Gambaran Ciri-ciri dan Gejala Khusus

Flu Burung pada Unggas

Flu Burung pada Unggas

Flu Burung pada Unggas

Flu Burung pada Unggas

Flu Burung pada Unggas

III.4.1

Pendarahan pada kulit kaki/tulang kering

Flu burung diduga menjadi penyebab jika unggas mati secara mendadak dalam jumlah banyak

ilustrasi CBAIC

Jengger bengkak, berwarna biru, atau berdarah

Catatan penting : Catatan penting : Catatan penting : Catatan penting :

Catatan penting : Itik dan unggas air lainnya bisa terinfeksi H5N1, namun dalam banyak kasus tidak menunjukkan gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas

Keluar lendir dari mata dan hidung

B i n t i k m e r a h p a d a k a k i seperti dikerok

Bulu menggelepai

foto-foto dari website

(16)

Jika anda mendeteksi kasus suspect flu burung pada

unggas dan unggas yang telah matiunggas yang telah matiunggas yang telah matiunggas yang telah matiunggas yang telah mati, lakukan

langkah-langkah dibawah ini untuk menjadi panduan tindakan anda :

• Seperti biasa, relawan surveillance melengkapi

form surveillance dan laporan kasus dan segerasegerasegerasegerasegera

diserahkan pada koordinator surveillance flu burung. Juga bekerja dengan koordinator surveillance flu burung untuk menginformasikan pada satgas, petugas puskesmas, ketua komite flu burung dan pemerintah yang berwenang bahwa ada unggas mati yang suspect flu burung

• Sampaikan pada kepala keluarga untuk tidak membuang unggas mati tersebut ke sungai, kali, danau, kolam, atau tempat umum.

memakan daging unggas yang sakit atau produk unggas lainnya (telur, bulu, kotoran)

• Sampaikan pada kepala keluarga untuk tidak

mengangkut unggas atau produk unggas lainnya (telur, bulu, kotoran)

• Sampaikan pada kepala keluarga untuk mengikuti petunjuk satgas mengenai cara yang aman menangani unggas yang terinfeksi flu burung

III.4.3.

III.4.3.

III.4.3.

III.4.3.

III.4.3.

Apa yang

Apa yang

Apa yang

Apa yang H

Apa yang

H

H

H

Harus

arus

arus

arus

arus D

D

D

D

Dilakukan

ilakukan

ilakukan

ilakukan u

ilakukan

uu

u

untuk

ntuk

ntuk

ntuk

ntuk

U

U

U

Unggas

U

nggas

nggas M

nggas

nggas

M

M

M

Mati :

ati :

ati :

ati :

ati :

• Seperti biasa, relawan sureveillance melengkapi

form surveillance dan laporan kasus serta

segeralah segeralah segeralah segeralah

segeralah menyerahkannya pada koordinator

surveillance flu burung. Juga bekerja dengan koordinator surveillance flu burung untuk menginformasikan pada satgas, petugas puskesmas, ketua komite flu burung dan pemerintah yang berwenang bahwa ada kasus suspect flu burung

• Menginformasikan seluruh penduduk untuk

menghindari kontak dengan unggas yang sakit

• Jika unggas sakit tidak pada tempat terpisah,

sampaikan pada kepala keluarga untuk meletakkannya dalam kandang agar terisolasi

dari manusia dan unggas lainnya – pastikanpastikanpastikanpastikanpastikan

untuk mengkomunikasikan pentingnya untuk mengkomunikasikan pentingnya untuk mengkomunikasikan pentingnya untuk mengkomunikasikan pentingnya untuk mengkomunikasikan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri disaat penggunaan Alat Pelindung Diri disaat penggunaan Alat Pelindung Diri disaat penggunaan Alat Pelindung Diri disaat penggunaan Alat Pelindung Diri disaat memisahkan unggas yang terinfeksi

memisahkan unggas yang terinfeksi memisahkan unggas yang terinfeksi memisahkan unggas yang terinfeksi memisahkan unggas yang terinfeksi

• Sampaikan kepada warga tidak memakan,

menjual, atau membiarkan hewan lain JJJJJika anda mendeteksi kasus suspect flu burung pada

unggas, dan unggas tersebut sakit tapi belum matiunggas tersebut sakit tapi belum matiunggas tersebut sakit tapi belum matiunggas tersebut sakit tapi belum matiunggas tersebut sakit tapi belum mati,

lakukan langkah-langkah di bawah ini untuk menjadi panduan tindakan anda :

Apa yang

Apa yang

Apa yang

Apa yang

Apa yang H

H

H

H

Harus

arus

arus

arus D

arus

D

D

Dilakukan untuk

D

ilakukan untuk

ilakukan untuk

ilakukan untuk

ilakukan untuk

U

U

U

U

Unggas

nggas

nggas

nggas

nggas SSSSSakit :

akit :

akit :

akit :

akit :

(17)

• Sampaikan pada kepala keluarga untuk melengkapi anjuran dibawah ini :

• Segera membungkus tangan dengan sarung

tangan dan kantong plastik

• Tutup mulut dan hidung dengan masker atau kain

jika tidak tersedia masker

• Gunakan kantong plastik jika anda menaruh

unggas yang mati dengan tangan anda

• Tutup unggas mati dengan kantong plastik dan

ikat dengan rapat agar tidak ada lubang di atas kantong plastik tersebut

• Taruh kantong plastik di tempat tertutup, dimana

tidak ada orang atau hewan yang dapat kontak selagi menunggu satgas mengunjungi rumah dan memberikan petunjuk lebih lanjut.

• Sampaikan pada kepala keluarga untuk tidak

memakan, menjual, membeli, atau mengangkut daging, bulu, darah, atau telur dan tidak menggunakan daging unggas tersebut untuk makanan hewan lainnya

5 Petunjuk Umum Pencegahan Flu Burung (H5N1) pada Unggas dan Manusia, CBAIC,

April 2007

• Jika satgas telah melakukan pemeriksaan,

musnahkan unggas dengan cara dibakar atau kuburkan dengan kedalaman galian setinggi lutut orang dewasa. Bersihkan badan sesudahnya dan

cuci semua pakaian dengan sabun. 55555

III.4.4

. . .

Apa yang

Apa yang

Apa yang H

Apa yang

Apa yang

H

H

Harus

H

arus D

arus

arus

arus

D

D

Dilakukan

D

ilakukan

ilakukan

ilakukan

ilakukan SSSSSetelah

etelah

etelah

etelah

etelah

A

A

A

A

Ada

da

da

da

da F

FF

FFlu

lu

lu

lu

lu B

Burung pad

B

B

B

urung pad

urung pad

urung pad

urung pada U

a U

a U

a U

a Unggas ?

nggas ?

nggas ?

nggas ?

nggas ?

• Kandangkan segera sisa unggas yang masih hidup

(unggas di dalam kandang akan memudahkan petugas melakukan pemeriksaan dan tindakan lain

yang diperlukan). 66666

• Beri vaksin unggas yang sehat jika memungkinkan untuk mencegah berjangkitnya infeksi virus flu burung

• Beri pakan yang menyehatkan dan air bersih pada unggas

• Kandang yang unggasnya terinfeksi virus flu burung dikosongkan selama 2 minggu sehingga bebas virus flu burung

• Bersihkan, cuci, kemudian sucihamakan kandangnya dengan desinfektan atau bahan kimia lainnya seperti dengan cairan pemutih pakaian. 7

6 Buku Panduan Pesan Utama Komunikasi Pengendalian Flu Burung, CBAIC, April

2007

7 Petunjuk Umum Pencegahan Flu Burung (H5N1) pada Unggas dan Manusia,

(18)

• Seperti biasa, relawan surveillance melengkapi form surveillance dan laporan kasus dan segera serahkan ke koordinator surveillance flu burung. Juga bekerja dengan koordinator surveillance flu burung untuk menginformasikan pada satgas, petugas puskesmas, ketua komite flu burung dan pemerintah yang berwenang pada kasus suspect flu burung

• Pastikan untuk menanyakan gejala-gejala yang

dialami penderita.Gunakanlah form surveillance dan laporan kasus sebagai panduan anda

• Jangan lupa melengkapi form laporan kasus pada

manusia dengan gejala lainnya yang dialami secara terperinci.

• Informasikan pada keluarga penderita untuk

membawanya ke puskesmas atau rumah sakit sesegera mungkin. Jika perlu diberikan antivirus

• Tanyakan pada anggota keluarga lainnya jika

mereka juga mengalami gejala flu burung, dan jika ya, catat kasus suspect flu burung tersebut dalam form laporan kasus dan ikuti langkah-langkah yang telah diuraikan di atas.

III.4.5.

III.4.5.

III.4.5.

III.4.5. Apa yang Dilakukan dengan

III.4.5.

Apa yang Dilakukan dengan

Apa yang Dilakukan dengan

Apa yang Dilakukan dengan

Apa yang Dilakukan dengan

ORANG yang Mengalami Gejala

ORANG yang Mengalami Gejala

ORANG yang Mengalami Gejala

ORANG yang Mengalami Gejala

ORANG yang Mengalami Gejala

Flu Burung :

Flu Burung :

Flu Burung :

Flu Burung :

Flu Burung :

Jika anda mendeteksi kasus suspect flu burung padaflu burung padaflu burung padaflu burung padaflu burung pada

manusia manusia manusia manusia

manusia, gunakanlah langkah di bawah ini sebagai panduan anda melakukan tindakan :

J

ika relawan surveillance di masyarakat mendeteksi

kasus suspect flu burung pada unggas, relawan harus menyerahkan form 1 dan form 3. Penting bahwa form tersebut sudah diserahkan pada koordinator surveillance flu burung di masyarakat segera setelah lengkap jika kasus suspect flu burung sudah terdeteksi.

Ketika relawan surveillance menyerahkan form ini, mereka mungkin butuh pendampingan dari koordinator flu burung di masyarakat, segeralah melaporkan kasus suspect flu burung pada ketua komite flu burung di masyarakat, satgas, petugas puskesmas dan mantri hewan.

III.5. Jika Kasus Suspect Flu Burung

Terdeteksi

Jika relawan surveillance di masyarakat mendeteksi kasus suspect flu burung pada manusia, relawan harus menyerahkan form 1 dan form 3 seperti halnya mengisi form laporan kasus (form 2). Penting memastikan bahwa orang yang suspect flu burung

mendapatkan penanganan dari dokter atau petugas

III.5.2.

III.5.2.

III.5.2.

III.5.2.

III.5.2. Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Manusia:

Manusia:

Manusia:

Manusia:

Manusia:

III.5.1.

III.5.1.

III.5.1.

III.5.1.

III.5.1. Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

(19)

Jika kasus suspect flu burung terdeteksi pada unggas dan manusia secara serentak, relawan surveillance flu burung harus menyerahkan form 1 dan form 3 seperti halnya mengisi form laporan kasus (form 2).

III.5.3.

III.5.3.

III.5.3.

III.5.3.

III.5.3.

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Kasus Suspect Flu Burung pada

Unggas dan Manusia:

Unggas dan Manusia:

Unggas dan Manusia:

Unggas dan Manusia:

Unggas dan Manusia:

Memastikan orang yang terinfeksi flu burung segera mendapatkan pelayanan kesehatan dari puskesmas atau rumah sakit. Penting pula bahwa form surveillance telah diserahkan pada koordinator surveillance segera setelah lengkap jika kasus suspect flu burung telah terdeteksi. Ketika relawan surveillance menyerahkan form ini, mereka mungkin perlu membantu koordinator surveillance flu burung dengan segerasegerasegerasegerasegera melaporkan kasus suspect flu burung pada ketua komite flu burung di masyarakat, satgas, kader, mantri hewan dan petugas puskesmas.

kesehatan sesegera mungkin. Memastikan orang yang terinfeksi flu burung segera mendapatkan pelayanan kesehatan dari puskesmas atau rumah sakit.

Penting pula bahwa form surveillance telah diserahkan pada koordinator surveillance segera setelah lengkap jika kasus suspect flu burung telah terdeteksi. Ketika menyerahkan form ini, relawan surveillance mungkin perlu membantu koordinator surveillance flu burung dengan segera melaporkan kasus suspect flu burung pada ketua komite flu burung, satgas, kader dan puskesmas.

III.6. Alur Keputusan bagi Relawan

Surveillance Flu Burung

Melakukan Kunjungan Surveillance Bulanan dari Rumah ke Rumah

Deteksi Tidak

Kasus Suspect Flu Burung pada Unggas dan Manusia

Kasus Suspect Flu Burung pada Unggas

Kasus Suspect Flu

Burung pada Manusia Kasus Suspect Flu Burungyang tidak Terdeteksi

LANGKAH 1: Lengkapi Form Pelaporan yang ada:Lengkapi Form Surveillance flu burung

(Forms 1 & 3)Lengkapi

Form Laporan Kasus pada Manusia (Form 2)

LANGKAH 1:

Lengkapi Form Pelaporan yang ada: Lengkapi Form Surveillance Flu Burung (Form 1 & 3)

Tidak ada form laporan kasus pada unggas yang terpisah karena informasi pentingnya sudah tercakup pada Form 1

LANGKAH 1: Lengkapi Form Pelaporan yang

ada:

Lengkapi Form Surveillance flu burung (Form 1 & 3)

Lengkapi Form Laporan Kasus pada Manusia (Form 2

LANGKAH 1: Lengkapi Form Pelaporan yang ada: Lengkapi Form

Surveillance Flu Burung

(Forms 1 & 3)

LANGKAH 2:Segera membawa orang yang terinfeksi flu burung ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit (Keluarga akan melakukannya, tapi anda perlu

mendampinginya)

LANGKAH 3: Segera

Menyerahkan Form Surveillance & Laporan Kasus Pada Koordinator Surveillance flu burung di Masyarakat

LANGKAH 4: Membantu Koordinator Surveillance flu

burung di masyarakat menginformasikan ke Satgas, Kader, Pemerintah

yang berwenang

LANGKAH 2: Segera

Menyerahkan Form Surveillance pada Koordinator Surveillance flu burung di masyarakat

LANGKAH 3: Membantu Koordinator Surveillance flu

burung di masyarakat menginformasikan ke Satgas, Kader, Pemerintah

yang berwenang

LANGKAH 2: Segera

membawa orang yang terinfeksi flu burung ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit (Keluarga

akan melakukannya, tapi anda perlu mendampinginya)

LANGKAH 3: Segera

Menyerahkan Form Surveillance & Laporan Kasus Pada Koordinator Surveillance flu burung di

Masyarakat

LANGKAH 4: Membantu Koordinator Surveillance flu

burung di masyarakat menginformasikan ke Satgas,

Kader dan Pemerintah yang berwenang

LANGKAH 2: Segera

Menyerahkan Form Surveillance pada

Koordinator Surveillance flu burung di Masyarakat dalam 24

jam

(20)

Relawan Surveillance Flu Burung di Masyarakat

Relawan Surveillance Flu Burung di MasyarakatRelawan Surveillance Flu Burung di Masyarakat

Relawan Surveillance Flu Burung di Masyarakat Relawan Surveillance Flu Burung di Masyarakat

Melengkapi apa yang mereka dapat dari kunjungan surveillance bulanan dari rumah ke rumah dan menyerahkan form laporan kasus pada koordinator surveillance di masyarakat dengan akurat waktu :

- Secara cepat jika kasus terdeteksi

- Dalam waktu 24 jam setelah form lengkap jika tidak ada kasus terdeteksi

Koordinator Surveillance Flu Burung di Masyarakat

Koordinator Surveillance Flu Burung di MasyarakatKoordinator Surveillance Flu Burung di Masyarakat

Koordinator Surveillance Flu Burung di Masyarakat Koordinator Surveillance Flu Burung di Masyarakat Menata, menyusun tabel dan menyimpan data surveillance yang dikumpulkan oleh relawan surveillance flu burung di masyarakat. Koordinator surveillance menyerahkan informasi yang telah dikumpulkan tersebut pada puskesmas dan satgas tingkat kecamatan secara bulanan. Sebagai tugas tambahan, koordinator surveillance flu burung di masyarakat harus bekerja sama dengan relawan surveillance flu burung di masyarakat untuk memberitahu petugas puskesmas, satgas kelurahan dan ketua komite flu burung masyarakat jika sebuah kasus suspect flu burung dilaporkan. Pegawai Pemerintah Tingkat Kecamatan (Satgas dan

Pegawai Pemerintah Tingkat Kecamatan (Satgas danPegawai Pemerintah Tingkat Kecamatan (Satgas dan

Pegawai Pemerintah Tingkat Kecamatan (Satgas dan Pegawai Pemerintah Tingkat Kecamatan (Satgas dan Puskesmas)

Puskesmas)Puskesmas)

Puskesmas) Puskesmas)

Menyerahkan informasi surveillance dan laporan kasus flu burung pada dinas kesehatan dan dinas pertanian secara bulanan.

Peran Surveillance

III.8.

III.7. Alur Pelaporan Surveillance

Flu Burung

PELAKSANA

Relawan Surveillance Flu Burung di Masyarakat

Koordinator Surveillance Flu Burung di Masyarakat

(satgas, kader, komite flu burung)

Puskesmas

Petugas Puskesmas Satgas/Mantri Hewan Tingkat Kecamatan

Dinas Kesehatan

Tingkat Kota/Kabupaten dan Provinsi

Dinas Pertanian

Tingkat Kota/Kabupaten dan Provinsi

Departemen Kesehatan

Tingkat Nasional Departemen PertanianTingkat Nasional

(21)

III.9. Rincian Tanggung Jawab Relawan

dan Koordinator Surveillance dalam

Surveillance Flu Burung Berbasis

Masyarakat

III.

III.

III.

III.

III.99999.1.

.1.

.1.

.1.

.1.

Tanggung Jawab Koordinator

Tanggung Jawab Koordinator

Tanggung Jawab Koordinator

Tanggung Jawab Koordinator

Tanggung Jawab Koordinator

Surveillance

Surveillance

Surveillance

Surveillance

Surveillance

• Berpartisipasi dalam sesi “Pelatihan bagi Pelatih” Program Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas terhadap Flu Burung, pada saat modul surveillance masyarakat ini diperkenalkan. • Memperkenalkan program surveillance berbasis

masyarakat kepada masyarakat (mereka yang menghadiri pelatihan Program Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas terhadap Flu Burung, akan memahami dan terbiasa dengan konsep ini) • Bertemu dengan petugas kesehatan hewan dan manusia untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang proses “surveillance berbasis masyarakat” dan menjembatani hubungan antara relawan surveillance dan sistem kesehatan setempat.

• Menfasilitasi dan mengawasi proses seleksi relawan surveillance flu burung.

• Melatih dan mendukung relawan surveillance flu burung. Awal Awal Awal Awal Awal

• Melakukan pertemuan rutin dengan relawan

surveillance untuk memperkuat pelatihan mereka, memberikan dukungan, memperkuat kapasitas, identifikasi hambatan pelaksanaan “surveillance berbasis masyarakat” dan mengumpulkan informasi tentang kemungkinan kejadian flu burung.

• Mendukung, mengidentifikasi dan menangani

kejadian flu burung yang dilaporkan.

• Membantu relawan surveillance dalam

mengadakan pertemuan masyarakat secara berkala, dimana mereka dapat melaporkan pola hidup sehat, cara masyarakat dapat meningkatkan teknik pencegahan saat ini dan membantu masyarakat merencanakan kegiatan kampanye.

• Penghubung antara sistem kesehatan hewan

dan manusia setempat dan relawan surveillance untuk memastikan penanganan yang sesuai telah dilakukan dengan mengacu pada laporan kejadian surveillance.

Selanjutnya SelanjutnyaSelanjutnya Selanjutnya Selanjutnya

(22)

Awal Awal Awal Awal Awal

• Berpartisipasi dalam sesi pelatihan awal Program Perlatihan dan Peningkatan Kapasitas terhadap Flu Burung (ACT Project) dan pelatihan sehari tentang surveillance

• Baca sampai tuntas dan pahami isi buku pegangan surveillance masyarakat ini. Berdiskusi dengan relawan surveillance lainnya mungkin akan membantu.

• Membantu koordinator surveillance dalam memperkenalkan program surveillance kepada masyarakat

III.

III.

III.

III.

III.9

99

99...2

22

22... Tanggung Jawab

Tanggung Jawab

Tanggung Jawab

Tanggung Jawab Relawan

Tanggung Jawab

Relawan

Relawan

Relawan

Relawan

Surveillance

Surveillance

Surveillance

Surveillance

Surveillance

Selanjutnya Selanjutnya Selanjutnya Selanjutnya Selanjutnya

• Berpartisipasi dalam pelatihan tambahan dan sesi pendukung

• Menyelidiki kasus suspect flu burung pada unggas dan manusia melalui kunjungan dari rumah ke rumah di wilayah kerjanya

• Melengkapi form surveillance dan laporan kasus yang ada

• Menyerahkan form surveillance dan laporan kasus pada koordinator surveillance segera setelah selesai apabila menemukan kasus suspect flu burung ATAU

ATAU ATAU ATAU

ATAU dalam 24 jam setelah selesai apabila tidak

III.

III.

III.

III.

III.9

99

99.3.

.3.

.3.

.3.

.3.

Tanggung Jawab Komite Flu

Tanggung Jawab Komite Flu

Tanggung Jawab Komite Flu

Tanggung Jawab Komite Flu

Tanggung Jawab Komite Flu

Burung Masyarakat dalam

Burung Masyarakat dalam

Burung Masyarakat dalam

Burung Masyarakat dalam

Burung Masyarakat dalam

Surveillance Berbasis Masyarakat

Surveillance Berbasis Masyarakat

Surveillance Berbasis Masyarakat

Surveillance Berbasis Masyarakat

Surveillance Berbasis Masyarakat

• Berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kesehatan di masyarakat • Membantu dalam pengorganisasian dan

pelaksanaan kegiatan pencegahan flu burung di masyarakat.

• Berpartisipasi dalam pelatihan flu burung agar memahami dan terbiasa dengan konsep surveillance flu burung dan mendapatkan arahan tentang bagaimana menyelesaikan form surveillance dan laporan kasus.

• Bekerjasama dengan koordinator dan relawan surveillance masyarakat untuk mengarahkan anggota masyarakat tentang tindakan yang dapat mereka lakukan untuk mendukung kegiatan surveillance.

• Membantu mengatur seleksi relawan surveillance flu burung.

Awal

menemukan kasus suspect flu burung

• Membantu koordinator surveillance memberitahu ketua komite flu burung, petugas puskesmas, satgas dan petugas pemerintah yang berwenang tentang kasus suspect flu burung

(23)

III.

III.

III.

III.

III.9

99

99.4. Tanggung Jawab Kader & Satgas

.4. Tanggung Jawab Kader & Satgas

.4. Tanggung Jawab Kader & Satgas

.4. Tanggung Jawab Kader & Satgas

.4. Tanggung Jawab Kader & Satgas

dalam Surveillance Masyarakat

dalam Surveillance Masyarakat

dalam Surveillance Masyarakat

dalam Surveillance Masyarakat

dalam Surveillance Masyarakat

Awal AwalAwal Awal Awal Selanjutnya SelanjutnyaSelanjutnya Selanjutnya Selanjutnya

• Mendukung dan bekerjasama dengan komite flu burung dalam melakukan surveillance masyarakat dan kegiatan pencegahan.

• Secara aktif mencari dan membantu melaporkan anggota masyarakat dan unggasnya yang mempunyai gejala flu burung.

• Menyediakan material komunikasi, informasi dan edukasi pada keluarga tentang tindakan pencegahan penyakit dan cara mengontrol penyebarannya.

• Berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan monitoring kebiasaan hidup sehat di masyarakat.

Berpartisipasi dalam pelatihan pelatihan flu

burung di masyarakat.

tentang kasus yang terdeteksi dan kebiasaan hidup sehat.

• Mendukung koordinator dan relawan

surveillance dalam melakukan kegiatan pencegahan.

• Berkoordinasi dengan kader dan satgas untuk

memastikan bahwa ketika suatu penyakit dilaporkan, tindakan sesuai yang diambil ada pada pelaporan kejadian ketingkat yang lebih tinggi.

• Mengadakan pertemuan rutin dengan kader,

satgas, koordinator surveillance dan relawan surveillance untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dan rencana kegiatan masyarakat.

• Mendukung kader, satgas dan masyarakat dalam

melaporkan kasus suspect flu burung.

• Bekerja dengan koordinator surveillance flu

burung dalam mengatur kegiatan untuk tetap menjaga motivasi kerja relawan surveillance.

• Membantu koordinator dan relawan

surveillance flu burung dalam melakukan pertemuan masyarakat (setiap 3-4 bulan) untuk memberikan umpan balik kepada masyarakat • Mendukung koordinator dan relawan

surveillance flu burung masyarakat dengan mendorong anggota masyarakat menerima dan mendukung mereka dalam melaksanakan tugas kapanpun jika memungkinkan.

• Mengatur pemberian penghargaan surveillance, jika komite memilih mengadakan kegiatan ini mengisi kekosongan yang mungkin terjadi pada koordinator dan relawan surveillace dengan menunjuk seorang pengganti sesegera mungkin.

Selanjutnya

• Mengarahkan praktisi sektor kesehatan swasta mengenai ciri-ciri dan gejala flu burung. Sebagai tambahan, memastikan bahwa mereka mengetahui bagaimana semestinya cara melaporkan kasus yang suspect.

(24)

IV.1.2.

IV.1.2.

IV.1.2.

IV.1.2.

IV.1.2.

Upaya Pencegahan 2:

Upaya Pencegahan 2:

Upaya Pencegahan 2:

Upaya Pencegahan 2:

Upaya Pencegahan 2:

Perlakuan untuk Unggas Baru

Perlakuan untuk Unggas Baru

Perlakuan untuk Unggas Baru

Perlakuan untuk Unggas Baru

Perlakuan untuk Unggas Baru

IV.1. Pencegahan Flu Burung pada

Unggas

••••• Semua unggas sebaiknya dikandangkan atau dipelihara di area yang khusus untuk unggas. Kandang atau sangkar tidak dianjurkan di lingkungan yang dekat dengan rumah.

• Unggas dengan jenis yang berbeda seharusnya

dipelihara secara terpisah dan tempatnya diawasi agar tidak kontak dengan jenis unggas lain.

• Unggas sejenis dalam jumlah kecil sebaiknya

dipelihara dalam kandang, dan unggas sejenis dalam jumlah besar sebaiknya dipelihara di tempat yang dipagari.

• Unggas sebaiknya jangan dibiarkan memasuki

rumah

IV.1.1.

IV.1.1.

IV.1.1.

IV.1.1.

IV.1.1. Upaya Pencegahan 1 :

Upaya Pencegahan 1 :

Upaya Pencegahan 1 :

Upaya Pencegahan 1 :

Upaya Pencegahan 1 :

Kandangkan dan Pisahkan

Kandangkan dan Pisahkan

Kandangkan dan Pisahkan

Kandangkan dan Pisahkan

Kandangkan dan Pisahkan

Unggas

Unggas

Unggas

Unggas

Unggas

IV METODE PENCEGAHAN

• Ketika unggas baru dibeli, pemilik harus memastikan bahwa unggas itu berasal dari peternakan yang bebas flu burung

• Informasikan pada kepala keluarga agar memilih unggas yang sehat dengan gerakan yang cepat

• Mendorong kepala keluarga untuk selalu

melakukan karantina pada unggas baru selama minimal dua minggu setelah dibeli dan pantau kesehatan unggas baru tersebut setiap harinya. Jika tidak ada tanda-tanda sakit setelah dua minggu, unggas boleh digabungkan dengan unggas sama yang telah ada sebelumnya di lokasi yang bisa dikontrol

Pemelihara unggas harus didorong untuk :

• Ganti tempat air setiap hari untuk menjaga

kebersihan dan tidak bau

• Tutup makanan dan tempat air agar tidak

terkontaminasi kotoran unggas

• Sisa makanan tidak boleh digunakan untuk

makanan unggas atau hewan lainnya

• Jaga agar tempat makanan tidak dapat dijangkau

oleh unggas liar

• Bersihkan kotoran unggas dari lantai atau bagian

kandang lainnya secara rutin.

• Kosongkan dan bersihkan sangkar dan kandang

(setelah unggas terjual/di afkir/mati) dan cuci dengan sabun dan air kemudian dengan desinfektan. Biarkan kandang dan sangkar

I

V.1.3.

V.1.3.

V.1.3.

V.1.3.

V.1.3.

Upaya Pencegahan 3:

Upaya Pencegahan 3:

Upaya Pencegahan 3:

Upaya Pencegahan 3:

Upaya Pencegahan 3:

Kebersihan Tempat Pemeliharaan

Kebersihan Tempat Pemeliharaan

Kebersihan Tempat Pemeliharaan

Kebersihan Tempat Pemeliharaan

Kebersihan Tempat Pemeliharaan

(25)

Kepala keluarga dan pemelihara unggas harus didorong untuk:

• Memvaksin unggas untuk mencegah flu burung

• Mengikuti semua petunjuk dari satgas dan

komite flu burung selama kampanye vaksinasi

* Tolong diingat bahwa vaksinasi dapat mengurangi resiko infeksi, meski tidak dapat melindungi unggas secara keseluruhan dari flu burung. Oleh karena itu, anda harus menginformasikan ke seluruh anggota masyarakat bahwa upaya pencegahan harus dilakukan setiap saat.

IV.1.4.

IV.1.4.

IV.1.4.

IV.1.4.

IV.1.4.

Upaya Pencegahan 4: Vaksinasi

Upaya Pencegahan 4: Vaksinasi

Upaya Pencegahan 4: Vaksinasi

Upaya Pencegahan 4: Vaksinasi

Upaya Pencegahan 4: Vaksinasi

CARE/saleh

Penyemprotan dengan disinfektan harus dilakukan dengan

menggunakan APD, seperti masker, sarung tangan atau tas plastik dan topi.

kering dengan sinar matahari langsung dan biarkan kosong selama 10-15 hari dan disemprot disinfektan sekali lagi sebelum diisi unggas baru.

IV.1.5.

IV.1.5.

IV.1.5.

IV.1.5.

IV.1.5.

Upaya Pencegahan 5:Pemantauan

Upaya Pencegahan 5:Pemantauan

Upaya Pencegahan 5:Pemantauan

Upaya Pencegahan 5:Pemantauan

Upaya Pencegahan 5:Pemantauan

Kesehatan Unggas

Kesehatan Unggas

Kesehatan Unggas

Kesehatan Unggas

Kesehatan Unggas

Sebagai relawan flu burung masyarakat, anda harus mendorong anggota masyarakat untuk:

• Memantau kesehatan unggas mereka secara berkelanjutan dari ciri-ciri atau gejala flu burung. Informasikan anggota masyarakat bahwa deteksi dini akan memberikan kontrol yang lebih cepat terhadap penyakit dan memperkecil kasus/kejadian fatal

• Mengisolasi unggas yang sakit dari unggas yang

sehat (Gunakan Alat Pelindung Diri /APD) (Gunakan Alat Pelindung Diri /APD) (Gunakan Alat Pelindung Diri /APD) (Gunakan Alat Pelindung Diri /APD) (Gunakan Alat Pelindung Diri /APD) jika

anda mendeteksi adanya ciri-ciri atau gejala flu burung

Segeralah menghubungi ketua komite flu burung masyarakat, satgas dan pemerintah yang berwenang untuk mendata, melaporkan dan mendiagnosa unggas yang sakit.

CARE/yuli

Memantau kesehatan unggas, termasuk kebersihan kandang secara rutin, sangat diperlukan dalam upaya pencegahan flu burung

(26)

Terdapat dua prinsip dasar pencegahan penyakit yaitu : 1. Memusnahkan kuman penyakit

2. Memutus alur penularan

IV.2. Pencegahan Kasus Flu Burung

pada Manusia

• Tangani unggas dan produk unggas dengan cara yang

benar untuk meyakinkan bisa dimakan dengan aman.

• Cuci tangan menggunakan air dan sabun serta cuci

peralatan yang bersentuhan dengan unggas dengan air dan sabun atau detergen

• Melakukan vaksinasi pada unggas

2. Memutus alur penularan

Dua prinsip di atas dapat diperkuat dengan menerapkan upaya-upaya pencegahan seperti :

• Bersihkan tempat unggas secara rutin

• Tangani unggas sakit atau mati dengan cara yang benar

• Bakar dan kubur unggas mati dan kotorannya

• Sesuai dengan anjuran Satgas - sampel darah perlu

dikumpulkan untuk konfirmasi penyakit sebelum bangkai unggas itu dimusnahkan

1. Memusnahkan kuman penyakit

IV.3. Upaya Pencegahan Umum yang

Dapat Dilakukan Semua Orang

• Hindari kontak dengan unggas sakit

• Hindari memasuki wilayah dimana telah terjangkit flu

burung

• Hindari pasar penjualan unggas jika anda mendengar

adanya lokasi dekat pasar tersebut yang terjangkit flu burung

• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap saat

khususnya setelah melakukan kontak dengan unggas

Mencuci tangan sudah menjadi gerakan nasional dalam mencegah penyebaran kuman atau virus penyakit, salah satunya flu burung

(27)

• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan unggas atau produk unggas (kotoran, bulu dan lain-lain)

• Hubungi satgas dan relawan flu burung masyarakat jika

ada suspect flu burung yang mati diantara unggas. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)33333 mencakup mencakup mencakup mencakup mencakup

masker, sarung tangan dan kacamata, masker, sarung tangan dan kacamata, masker, sarung tangan dan kacamata, masker, sarung tangan dan kacamata,

masker, sarung tangan dan kacamata, selama memindahkan unggas mati ke kantong plastik dan ke suatu tempat dimana tidak ada orang atau hewan bisa kontak sambil menunggu satgas mengunjungi rumah pemilik unggas tersebut.

• Berkonsultasi ke dokter jika kalian mengalami flu

seperti gejala flu burung.

Sebagai relawan flu burung masyarakat, anda harus selalu mendorong anggota masyarakat yang sering kontak dengan unggas untuk:

• Gunakan alat pelindung ketika menangani unggas

seperti masker, sarung tangan, sepatu, pakaian khusus yang disediakan bagi pekerja di bidang perunggasan (yang diganti setelah pekerjaan selesai) dan kacamata.

3Alat Pelindung Diri (APD)

adalah pelengkapan dan peralatan (seperti masker, sarung tangan, kacamata atau alat pelindung mata lainnya) yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kontak dengan bahan berbahaya.

IV.4. Upaya Pencegahan Bagi Orang

yang Sering Kontak Dengan

Unggas

• Masaklah telur sampai matang, sehingga kuning telur

tidak nampak basah

• Jangan pernah menyentuh mata, hidung atau mulut

dengan tangan ketika mengolah daging unggas mentah yang dipersiapkan untuk makanan

• Mencuci tangan sesering mungkin dengan air mengalir

dan sabun terutama setelah mengolah daging ayam mentah, kulit telur atau telur mentah. Disamping itu, cucilah semua peralatan yang berhubungan langsung dengan daging unggas/atau telur mentah

• Pisahkan daging unggas mentah dari daging unggas

matang atau makanan siap saji lainnya untuk mencegah kontaminasi

• Jangan pernah menyimpan daging unggas matang pada

piring atau bagian yang belum dicuci (ketika masih mentah) tanpa mencuci piring atau bagian tersebut terlebih dahulu.

Semua orang yang menyiapkan makanan harus didorong untuk:

IV.5. Upaya Pencegahan Bagi Orang

yang Menyiapkan Makanan

• Jangan pernah memotong atau mempersiapkan produk

unggas dari unggas yang sakit atau mati karena suatu penyakit.

• Masaklah daging unggas sampai matang, sehingga daging

tidak terlihat berwarna merah muda dan tidak terlihat darah lagi

(28)

• Cegah anak-anak yang mencoba menangkap unggas.

Jangan biarkan anak-anak bermain dengan unggas atau tempat-tempat yang terdapat kotoran unggas.

CARE/agung

Dorong anggota masyarakat, terutama ketika anda melakukan kunjungan Surveillance ke rumah-rumah, untuk:

• Membatasi anak-anak mereka bermain dengan unggas.

• Jagalah anak-anak agar tidak bermain di tempat dimana

terdapat kotoran unggas atau tempat lain yang terkontaminasi kotoran unggas (danau, kolam, kali dan lain-lain) terutama di masyarakat dimana kasus flu burung sudah pernah dilaporkan

• Dorong anak-anak untuk melaporkan unggas yang mati

pada orang tua dan relawan surveillance flu burung

• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum

makan

IV.6. Upaya Pencegahan bagi Anak-anak

CARE/saleh

IV.7. Upaya Pencegahan Bagi Orang

yang Bekerja di Rumah Potong

Ayam

Dorong orang di masyarakat yang bekerja sebagai pemotong unggas, untuk :

• Tidak membeli ayam sakit dan mati untuk dipotong.

Hanya unggas sehat yang disiapkan untuk dikonsumsi.

• Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

• Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti lap

plastik, masker, sarung tangan, kacamata dan sepatu ketika bekerja

• Memastikan lingkungan rumah tidak terkontaminasi

oleh darah, kotoran atau cairan unggas lainnya ketika unggas dipotong, diambil jeroannya dan dicabut bulunya.

(29)

Unggas harus dicelup ke air mendidih sebelum mencabut bulunya. Hal ini sebagai langkah pencegahan yang aman sebelum mengkonsumsi daging unggas.

CARE/agung

• Tempat pemotongan unggas jauh dari lokasi perumahan

dan tempat tinggal

• Unggas dicelup ke air mendidih sebelum dicabut

bulunya

• Hindari kontak dengan mata, mulut, hidung atau bagian

lain di wajah, selama prosedur persiapan, tangan terlebih dahulu dicuci dengan air mengalir dan sabun

• Mandi dengan air dan sabun serta ganti pakaian setelah

bekerja di peternakan. Pakaian kerja harus dicuci terpisah dan dijemur dengan sinar matahari langsung

• Sering membersihkan kandang kosong dan peralatan

dengan detergen dan dijemur di bawah sinar matahari

• Bersihkan tempat pemotongan unggas dengan detergen

Gambar

ilustrasi CBAIC

Referensi

Dokumen terkait

Brand adalah kumpulan dari simbol konkret seperti nama, logo, slogan dan pola desain. Pengenalan Brand dan reaksi lain dibuat berdasarkan akumulasi pengalaman dengan produk

Induksi maturasi dengan hormon hCG (dosis 20 IU+0.01 mg/Kg bobot tubuh) lebih baik dari pada hormon PMSG dalam merangsang percepatan perkembangan gonad

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa teori didalam Relationship marketing yang diutarakan oleh Robinette dalam Sandra (2005:14) yang dimana variabel dari

Berdasarkan wawancara akhir Desember 2009.. tenang, dan tidak perlu membawa semua hasil kebun jagung maupun padi yang telah diwariskannya kepada anak cucu. Lebih-lebih Endé

Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding tersebut Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

(emberi pengarahan karena pembawaan yang terdorong untuk memimpin dan sering merasa sulit memper$ayai bahwa orang lain bisa melakukan peker%aan dengan sama baiknya..B. Setia

diendapkan secara tidak selaras di atas (ormasi Sujau dan (ormasi %angkabua yang terdiri dari serpih laut dan napal yang berumur )ligosen menjadi penciri perubahan suksesi

Perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai frekuensi fraktur mahkota gigi anterior pada pasien rentang usia 9-25 tahun di beberapa rumah sakit di kota Makassar pada kurun