KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMINGRAN MINANG DI NAGARI KOTO TINGGI KECAMATAN KOTO BESAR
KABUPATEN DHARMASRAYA 1980 – 2010 Mira Marlina1
Refni Yulia2 Zulkifli Aziz3
Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This minithesis telling about development of sosia economic people Nagari Koto Tinggi (1980-2010). The formulation of research is: How background arrival and how life sosia economic the people of migrants Minang from year 1980-2010. Purpose of the research is to explanation how development of sosia economic the Minang migrants people in Nagari Koto Tinggi. This research includes the study of sosia economic history following research methods: (1) heuristic, (2) a source of criticism include internal and external criticism, (3) the interpretation of which is the activity, and (4) a the stage of writing a thesis result. The results showed that development of sosia economic the Minang migrants people Nagari Koto Tinggi from year 1980-2010 experience increase where agriculture sector move to plantation sector. The first background the people just rely on allocation from government on the first year, after the assistance end them plant palawija with income Rp. 15.000-200.000 in time one month, now with presence plantation oil palm and rubber income increase on one month accieve RP.3.000.000-5.000.000, development on in the field of sosia economic, the people can build up house, buy car, motorcycle, buy plantation, buy electronics household and the childrens study in the lecture. And so it is in interaction happening among the people of Minang and Java harmonic and peace. Happen the mixing culture (acculturation). Over the result so inferential that Minang trans people Nagari Koto Tinggi experience development sosia culture and in economic of area increase income happen, usually Minang trans people Nagari Koto Tinggi prosperous.
keyword : Transmigration Minang
1
Mahasiswa Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Pembimbing I, Staf Pengajar Prodi Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan dari
program pembinaan dan
pembangunan desa transmigran
adalah untuk meningkatkan
kehidupan sosial-ekonomi
masyarakat, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan sandang, pangan dan
papan. 4
Transmigran di nagari Koto Tinggi dilakukan pada tahun 1980, yakni transmingran di Kabupaten
Dharmasraya waktu itu masih
dibawah Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung Kecamatan
Sungai Rumbai Desa Lubuk Karya yang sekarang menjadi Nagari Koto
Tinggi Kecamatan Koto Besar
Kabupaten Dharmasraya, hal ini sesuai dengan ketetapan pemerintah Sumatera Barat yang kembali ke Nagari dan terjadinya Pemekaran
Kabupaten dari Sawahlunto
Sijunjung menjadi Dharmasraya.
Para transmigran Nagari Koto Tinggi ini mendapatkan tanah seluas 2 ½ yang terdiri dari 1 hektar tanah perkebunan lahan 1, 1 ¼ hektar tanah perkebunan lahan 2, dan ¼ lahan
untuk perumahan.5
Transmigran di Nagari Koto Tinggi berasal dari Jawa dan Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten
Agam. Mereka merupakan
transmigran dari korban bencana
4
Warsito rukmadi, transmigrasi dari daerah asal sampai benturan budaya ditempat pemukiman.(Jakarta:CV. rajawali,1984)hlm.67
5
Wawancara dengan Uswan Datuak Sati di Koto Tinggi tanggal 13 mei 2012
galodo yang menginginkan adanya perubahan nasib yang lebih baik di daerah transmigran.
Berdasarkan keterangan di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang
kehidupan masyarakat transmingrasi di Nagari Koto Tinggi dengan judul “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Transmingran Minang Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya 1980-2010“
Luasnya aspek dan
permasalahan yang diteliti maka
penulis perlu memberi batasan
penulisan, baik itu Spatial maupun Temporal. Fokus masalah penelitian ini adalah kehidupan sosial ekonomi. Sedangka dari segi waktu dibasatasi antara tahun 1980 sampai 2010
Rentangan waktu tersebut diambil berdasarkan alasan bahwa pada tahun 1980 merupakan tahun pertama dilaksanakan transmigran di
daerah Nagari Koto Tinggi,
Sedangkan tahun 2010 dijadikan batasan akhir penelitian karena tahun 2010 masyarakat Nagari Koto Tinggi dipimpin oleh seorang Pj Wali Nagari.
Berdasarkan uraian latar
belakang diatas maka dirumuskan Dua pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana latar belakang
kedatangan Transmingran
Minang ke Nagari Koto Tinggi ?
2. Bagaimana kehidupan sosial
ekonomi masyarakat
Transmigran Minang di Nagari Koto Tinggi ?
Sesuai dengan judul skripsi yaitu “Kehidupan Sosial Ekonomi masyarakat Transmigran Minang di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya” maka pembahasannya diperjelas dengan melihat tulisan-tulisan tentang perubahan sosial
ekonomi masyarakat tranmigrasi
yang sudah banyak ditulis oleh para pengamat dan peneliti. Adapun karya-karya ilmiah yang membahas tentang transmigrasi antara lain tulisan
Erda Lena (2006) dalam
skripsinya yang berjudul “perubahan
sosial ekonomi masyarakat
Transmigrasi di desa pandan wangi
kecamatan peranap kabupaten
Indragiri hulu propinsi riau tahun
1985-2005” skripsi ini
menggambarkan bahwa kondisi
sosial ekonomi masyarakat
transmigrasi di desa pandan wangi mengalami pasang surut dimana pada
tahun 1990-an mengalami
peningkatan dibidang sosial ekonomi
jika dilihat dari pendapatan,
pendidikan, dan kegiatan sosial. Kemudian menjelang tahun 2005-an
terjadi penurunan tingkat
kesejahteraan masyarakat, yang
disebabkan oleh menurunnya
perekonomian. Menurunnya tingkat mata pencarian penduduk, otomatis berpengaruh pula terhadap tingkat kesejahteraan penduduk transmigran. Kemudian tulisan Rinaldi
Efendi (2011) tentang tingkat
kesejahteraan Transmigran di Blok D sitiung IV kabupaten dharmasraya”
skripsi ini menggambarkan
pendapatan penduduk blok D sitiung IV tergolong baik, sebagian besar bekerja sebagai peteni karet dan peteni kelapa sawit, pendapatan ini
dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, biaya pendidikan
anak dan keperluan lainnya.
Umumnya transmigran yang ada di Blok D Sitiung IV sudah mulai membaik, dimana sudah banyak anak
transmigran yang melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi disisi lain, masih ada anak transmigran yang putus sekolah.
Tulisan Dwi Endra Saputra (2013) tentang perkembangan sosial ekonomi masyarakat Nagari Koto Ranah Sitiung IV Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya 1980-2012” skripsi ini menggambarkan masyarakat Nagari Koto Ranah
mengalami perkembangan sosial
budaya dan dibidang ekonomi
adanya peningkatan pendapatan,
pada umumnya masyarakat Koto
Ranah mulai sejahtera.
Tulisan Afzan (2013)
tentang “kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Transmingran di
pemukiman baru II Parit Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat” skripsi ini menggambarkan tentang peralihan mata pencarian dari sektor pertanian beralih ke sektor
perkebunan kelapa sawit maka
meningkat. Interaksi sosial yang
terjadi antara masyarakat
transmingran dengan penduduk asli terjalin dengan baik. Hal ini terbukti
dengan adanya perkawinan
campuran yang dilakukan oleh
masyarakat Transmingran dengan penduduk asli.
Tulisan di atas tidak jauh beda dengan tulisan skripsi ini bedanya adalah dalam penilisan
skripsi ini membahas tentang
Trasmingran Lokal yaitu Minang.
METODE PENELITIAN
Menggunakan metode
sejarah yang ditulis oleh Daliman (2012) yaitu sebagai seperangkat asas dan aturan yang sistematik yang didesain guna membantu secara
efektif untuk mengumpulkan
sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis, dan menyajikan sintesis hasil-hasil yang dicapainya, dalam bentuk tulisan. . Apa yang dikatakan Daliman di atas dalam penelitian
tersebut menggunakan empat
langkah yang ditempuh yaitu.
pertama heuristic yaitu pengumpulan bahan sumber: kedua tahap kritik
sumber, ketiga adalah tahap
intepretasi dan yang terakhir adalah historiografi atau langkah penulisan
sejarah.6
Tahap pertama heuristic, yaitu mencari dan mengumpulkan informasi yang relevan. Mencari dan
mengumpulkan sumber sebagian
6
Daliman. Metode penelitian i sejarah. (Yongyakarta:ombak.2012).hlm.51-117
besar dilakukan sejarawan adalah perpustakaan, sumber sejarah ada yang bersifat umum dan khusus. Serta sumber yang didapat ada yang tertulis dan yang tidak tertulis. yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah wawancara
dengan para informan dengan
menggunakan alat bantu berupa
daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan, informan tersebut yaitu Wali Nagari Koto Tinggi, Bapak jorong dan masyarakat transmigran. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh melalui buku-buku referensi seperti ensiklopedi dan kamus adalah contoh sumber sekunder, karena ditulis lama setelah
terjadinya peristiwa yang
sebenarnya. Buku-buku teks sejarah
termasuk sebagai sumber sekunder.
Tahap kedua Kritik
sumber yaitu setelah selesai
dilaksanakannya langkah
pengumpulan sumber-sumber sejarah dalam bentuk dokumen-dokumen,
maka yang harus dilaksanakan
berikutnya adalah mengadakan kritik (verifikasi) sumber. Pada dasarnya
kedu langkah, pengumpulan
(heuristik) dan kritik sumber,
bukanlah merupakan dua langkah kegiatan yang terpisah secara ketat yang satu dengan yang lain. Dalam praktek banyak yang melaksanakan
keduanya secara serempak.
Bersamaan diketemukannya
sumber-sumber sejarah sekaligus
dilakukannya uji validasi sumber. Uji
inilah yang dikenal sebagai kritik (verifikasi) sumber-sumber sejarah. pengujian data yang ditemukan di
lapangan dilakukan dengan
melakukan kritik Eksternal yaitu
melakukana pengujian otentitas
(keaslian) suatu sumber. Kritik internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitas dan reabilitas suatu
sumber. Jadi, disamping uji
otentisitas juga dituntut kredibilitas informan dokumen tentang catatan-catatan kegiatan produksi dan hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas masyarakat trans yang ada di Nagari Koto Tinggi, sehingga dapat dijamin
kebenaran informasi yang
disampaikannya.
Kritik eksternal memiliki fungsi negatif, artinya dengan kritik eksternal peneliti berusaha untuk menjauhkan diri dari penggunaan bukti atau dokumen yang dipakai, sementara kritik internal fungsinya lebih bersifat positif, artinya melalui kritik ekternal tersebut peneliti akan lebih berupaya menggunakan bukti-bukti yang terbukti-bukti kebenarannya. Kritik eksternal menguji keaslian dokumen, sedangkan kritik internal lebih menguji makna isi dokumen.
Tahap ketiga interpretasi dimana penulis menggabungkan data dan sumber yang telah diperoleh sesuai dengan fakta dan kenyataan
yang ada sebelum dilanjutkan
ketahap penulisan. Tahap keempat
yaitu tahap penulisan sejarah
(Historiografi), merupakan langkah
terakhir dimana penulis melakukan penulisan dari data fakta dan sumber yang diperoleh dalam bentuk karya ilmiah.
HASIL PENELITIAN
Sebelum adanya
transmingrasi di daerah Nagari Koto Tinggi ini sebelumnya merupakan tanah wilayat Koto Besar yang masih berbentuk hutan belantara yang
belum tersentuh oleh tangan
manusia. Kemudian tahun 1979 tanah tersebut diserahkan kepada
pemerintah untuk para
Transmingrasi, tanah wilayat yang diberikan oleh niniak mamak Koto Besar ini terdiri dari 4 (empat) blok yaitu Blok A, Blok B, Blok C dan
Blok D.7 Dengan adanya
transmingrasi berangsur-angsur
daerah ini menjadi pemukiman baru hingga terbentuknya sebuah desa setelah terpilihnya kepala Desa baru
diadakan pembicaraan mengenai
nama Desa untuk sitiung IV sebelum menjadi Nagari Koto Tinggi tahun 1980daerah ini masih pemerintahan Desa.
Asal usul nama nagari
Koto Tinggi berawal dari
Transmingrasi tahun 1980 dengan nama Koto Besar di Unit Blok C dan waktu itu denagan nama Nagari
Lubuk Karya. Setelah Nagari
berubah dengan Desa pada tahun 1987 nama Desa tetap Desa Lubuk Karya, setelah Desa dijadikan Nagari kembali tahun 2003 maka pada tahun 2003 diubahlah dari Warih yang Bajawek, amanah yang bapacik dari
7
Wawancara dengan usman Dt sati di Nagari Koto Tinggi, pada tanggal 19 Februari 2014
Tuanku Kerajaan Koto Besar yaitu
Nagari Koto Tinggi.8
Penduduk Nagari Koto Tinggi berasal dari dua daerah yaitu pulau Jawa dan Kabupaten Agam
Sumatera Barat yang terkena
musibah galodo yang berjumlah 500 KK. Dari pulau Jawa berjumlah 212 KK dari kabupaten Agam berjumlah 288 KK. Nagari Koto Tinggi terdapatlah 9 suku yaitu: Suku
Melayu, Suku Chaniago, Suku
Jambak, Suku Tanjuang, Suku
Sumagek, Suku Piliang, Suku
Sikumbang, Suku Guci, dan Suku Koto
Pendapatan masyarakat
Trans Minang dari tahun 1980 sampai 1998 sangat pas-pasan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan beralihnya dari buruh tani menjadi petani yang awal
penghasilan mereka hanya Rp.
50.000- 200.000 ribu sekarang sudah mencapai Rp. 3.000.000 – 5.000.000
ribu per bulannya.9
Pendapatan Masyarakat
Trans, dengan adanya peralihan dari
buruh tani menjadi petani
perkebunan kelapa sawit dan karet pendapatan mereka terus membaik
dan lebih menjanjikan untuk
kedepannya dibandingkan dengan bercocok tanam.
KESIMPULAN
8
Wawancara denga wali nagari Koto Tinggi di Nagari Koto Tinggi, pada tanggal 6 Februari 2014
9
Wawancara dengan Zuriani di Nagari Koto Tinggi, pada tanggal 9 Februari 2014
Latar belakang kedatangan masyarakat Trasmingran ke Nagari Koto Tinggi adalah karena mereka dulunya tertimpa musibah galodo yang terjadi pada bulan Oktober tahun 1979 terjadi musibah galodo/ tanah longsor besar-besaran yang terjadi secara serentak di sekeliling danau maninjau yang terjadi diwaktu malam hari tepat pukul 23.30 wib pada tanggal 24 Oktober 1979
Sedangkan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat Nagari Koto Tinggi Sebelumnya penduduk di kenagarian koto tinggi bermata pencarian dengan bercocok tanam, buruh angkat kayu, buruh pabrik, penghasilan yang mereka peroleh
hanya dapat untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Dengan
adanya peralihan dari sektor
pertanian ke sektor perkebunan maka
perekonomian masyarakat di
Kenagarian Koto Tinggi sudah mengalami perubahan karena hasil dari perkebunan karet dan sawit ini lebih menjanjikan untuk kedepannya
dibandingkan dengan bercocok
tanam.
Penghasilan mereka awal datang Ke Nagari Koto Tinggi hanya RP. 50.000 – 200.000 per bulannya
sekarang penghasilan mereka
meningkat mencapai Rp. 3. 000.000 – 5.000.000 per bulannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsip Nagari Koto tinggi, Forum Kerapatan Adat Nagari (FORKAN) Nagari KotoTinggi,2010
Arsip Nagari Koto Tinggi, perda Nomor 2 Tahun 2008 tentang pemerintahanNagari
Arsip Nagari Koto Tinggi, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nagari Koto Tinggi, 2010 Arsip Koperasi Unit Desa (KUD) Lubuk Karya, 2010
Arsip Nagari Koto Tinggi (Sengsara Membawa Nikmat)
B.BUKU
Amir.1997. Adat Minangkabau (pola dan tujuan hidup orang minang). Jakarta:Citra Harta Prima.
Daliman.2012. Metodo penelitian
Sejarah. Yongyakarta:Ombak
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar
antropologi. Jakarta: PT rineka cipta.
Koentjaraningrat.1998.manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Munuwiyoto,Mirwanto.2004.
Mengenal dan memahami
transmigrasi. Jakarta:pustaka sinar harapan.
Siahaan. 2004. Hukum lingkungan
dan ekologi pembangunan. Jakarta: erlangga
Suradinata,Ermaya.2004.
Transmigran pembaharuan dan
intengrasi nasional.Jakarta: pustaka sinar harapan.
Supardan,Dadang. 2008. Pengantar
ilmu sosial. Jakarta: PT bumi aksara
Soekanto,Soerjono. 2009. Sosilogi
suatu pengantar. Jakarta: rajawali pers
Warsito,Rukmadi. 1984.
Transmigrasi dari daerah asal
sampai benturan budayaditempat pemukiman. Jakarta: CV rajawali.
Zed,Mestika. 1994. Sejarah sosial
dan ekonomi. IKIP Padang: fakultas pendidikan ilmu pengetahuan sosial
C.SKRIPSI
Erda Lena (2006) berjudul
“perubahan sosial ekonomi
masyarakat transmingrasi
di desa pandan wangi
kecamatan peranap kabupaten
indragiri hulupropinsi riau tahun 1985-2005”
Debi Citra Dewi “ kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Transmingran diDaerah Silaut I Kecamatan Lunang Silaut Kabupaten pesisir Selatan Prov.Sumbar (1985-2010)
Dwi Endra Saputra (05020005)
“perkembangan sosial ekonomi
MasyarakatNagari Koto Ranah
Sitiung IV Kecamatan Koto Besar KabupatenDharmasraya 1980-2012 Rinaldi Efendi (2011) berjudul “ tingkat kesejahteraan Transmingran di blok Dsitiung IV kabupaten Dharmasraya”