• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1| A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o . J u l i 2 0 1 6

MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM GAME

TOURNAMENT

Iik IklillahnSolehah

1.

Tin Rustini

2

. Nenden Ineu H

3

.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

Iklillahs@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya partisipasi siswa kelas IV-A dalam pembelajaran IPS. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi hanya satu arah atau pembelajaran selalu berpusat pada guru. Pembelajaran konvensional tersebut berdampak pada pasifnya siswa dalam pembelajaran, selain itu sekitar 50% hasil belajar siswa pun rendah bahkan ditemukan hasil belajar yang tidak mencapai KKM. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memilih model pembelajaran Team Game Tournament. Menurut Slavin model pembelajaran TGT memiliki 4 fase yaitu, fase pengajaran, fase belajar dalam kelompok, fase turnamen dan fase rekognisi tim. Dalam proses meningkatkan partisipasi pembelajarannya, peneliti menggabungkan dengan berbagai macam metode pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangsambung I Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka kelas IV-A dengan jumlah partisipan sebanyak 23 siswa. Metode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis Mc. Taggart. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Dalam proses penelitiannya, peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi, lembar angket, catatan lapangan dan dokumentasi. Data penelitian yang didapatkan melalui observasi kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan partisipasi aktif siswa menggunakan model pembelajaran TGT, peningkatan partisipasi yang didapat dari observasi siklus I siswa tergolong cukup aktif, siklus II siswa tergolong aktif dan siklus III siswa tergolong aktif. Sedangkan data yang diperoleh dari angket siklus I yaitu 662, siklus II 728 dan siklus III 772. Kemudian rata-rata hasil belajar siklus I 67,26, siklus II 77,95 dan siklus III 82,33. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran IPS.

Kata kunci : Pendekatan Saintifik, Keterampilan Pemecahan Masalah, Pemahaman Konsep, IPS.

(2)

Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament | 2

INCREASE STUDENTS’ ACTIVE PARTICIPATION

IN SOCIAL SCIENCES THROUGH COOPERATIVE

LEARNING MODEL OF TEAM GAME TOURNAMENT

TYPE

Iik IklillahSolehah

1.

Tin Rustini

2

. Nenden Ineu H

3

.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru

iklillahs@gmail.com

This research is motivated by the lack of grade IV-A students’ participation in social sciences learning. This circumstance occurs due to one way interaction or the process of learning is teacher-centered. This direct impact is that students become more passive in every learning process, the result proved that 50% of learning process result decreased moreover there are some students’ result is below standard. The researcher chooses The Team Game Tournament for a learning model as an overcome. According to the Slavin model this TGT learning is started with the process of teaching phase, learning process in team, tournament phase and team recognition phase. This research took place at SD NegeriKarangsambung I KecamatanKadipatenMajalengka grade VI-1 with 23 students as participant. The chosen research method is action research with Kemmis Mc. Taggart as research model. The research was carried out three cycle which means every cycle was consisted of two steps. The process was that the researcher used instrument such as observation forms, students’ occupation form, evaluation form, questionnaire, notes and documentation. The following result through observation is going to be analyzed both quantitatively and qualitatively. The increase of students’ active participation is shown resulted by using TGT learning model. The increase of participation from observation form is that cycle I, students participation actived enough, cycle II students participation are actived, and cycle III, students participation are actived, yet the result from questionnaire form is that cycle I on average 662, cycle II 728, and cycle III 773. Then the average of learning result shows that cycle I 67,26, cycle II 77,95 and cycle III 82,33. Based on research data, it can be concluded that Team Game Tournament learning model increases students’ active participation in social sciences.

(3)

3| A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o . J u l i 2 0 1 6

Di era 21 ini, siswa akan dihadapkan pada tantangan kehidupan yang cukup berat karena kehidupan masyarakat global yang dinamis artinya, kehidupan masyarakat terus berkembang dan terus berubah setiap saat. Maka menurut Supardan (2015) mata pelajaran IPS dirancang bukan hanya untuk mempelajari berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat namun juga untuk

mengembangkan kemampuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

Pembelajaran IPS di SD merupakan keterpaduan antara berbagai disiplin ilmu seperti geografi, sejarah, sosiologi dan juga ekonomi. Pelajaran IPS di SD pada kelas 1-3 dilaksanakan melalui pendekatan tematik sedangkan pada kelas 4-6 dilaksanakan melalui pendekatan pelajaran. Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mengemukakan bahwa pelajaran IPS di SD bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, mampu hidup di masyarakat serta untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu bersaing di tingkat lokal, nasional bahkan global. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut secara maksimal, maka dibutuhkan berbagai macam strategi, metode maupun pendekatan pembelajaran yang bervariatif oleh guru kepada siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di lapangan melalui kegiatan observasi, ditemukan fakta bahwa pembelajaran IPS yang dilakukan didalam kelas masih bersifat konvensional, yaitu pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, media pembelajaran pun sama sekali tidak pernah dipakai, hal ini membuat interaksi yang terjadi hanya satu arah yaitu hanya dari guru kepada siswa dan peran siswa hanya sebagai

penerima informasi, siswa tidak diberi kesempatan untuk menggali pengetahuannya sendiri. Selain itu, pembelajaran konvensional tersebut membuat kegiatan siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan guru mengenai pelajaran serta hanya mengerjakan soal yang terdapat di dalam buku pegangan siswa. Pada proses pembelajarannya, siswa pun tidak diberi kesempatan untuk bertukar pikiran baik kepada guru maupun kepada sesama siswa yang lain. Sedangkan dalam kurikulum KTSP, metode pembelajaran yang harus dikembangkan yaitu pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student center) sehingga siswa dapat membangun pemikirannya sendiri berdasarkan pengalaman siswa yang kemudian digabungkan dengan pengetahuan yang akan didapatkan oleh siswa dari guru melalui proses pembelajaran sehingga diharapkan peserta didik mendapatkan suatu pengetahuan baru dan pembelajaran menjadi lebih aktif. Selain itu, guru kurang memahami karakteristik siswa dalam setiap fase perkembangan dan karakteristik siswa SD. Salah satu langkah atau solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pasrtisipasi aktif peserta didik pada mata pelajaran IPS di SD yaitu dapat melalui Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Model pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT),

merupakan pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat turnamen akademik. Turnamen akademik ini dilakukan melalui kuis-kuis serta didalamnya terdapat sistem scoring. Skor yang didapatkan oleh setiap siswa akan menjadi salah satu tingkat kemajuan partisipasi siswa pada proses pembelajaran IPS. Hal dikarenakan pada model Team Game Tournament (TGT)

ini, semua peserta didik harus terlibat aktif didalamnya, terutama dalam menjawab soal-soal turnamen.

(4)

Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament | 4

Berdasarkan dari permasalahan yang dipaparkan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Team

Game Tournament dalam

meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran IPS?

2. Bagaimana peningkatan partisipasi

siswa kelas IV-A SDN

Karangsambung setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Game Tournament?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament?

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui proses penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Game Tournament dalam

meningkatkan pasrtisipasi aktif siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Mengetahui gambaran peningkatan partisipasi aktif peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament.

3. Mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Game Tournament.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Slavin (2005, hlm 170) yaitu:

1. Pengajaran, menyampaikan pembelajaran.

2. Belajar tim. Para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim untuk menguasai materi.

3. Permainan, turnamen. Para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homegen dengan meja turnamen.

4. Rekognisi tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam pelajaran IPS di tingkat sekolah dasar, IPS mengajarkan tentang konsep-konsep esensi ilmu sosial untuk membentuk siswa menjadi seorang warga negara yang baik. Pembentukan karakter warga negara yang baik ini dilakukan melalui penanaman nilai-nilai baik yang tersirat dalam pembelajaran IPS itu sendiri.

Partisipasi sendiri berasal dari bahasa Inggris “participation”.

Partisipasi siswa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran.Karena pada dasarnya belajar adalah melakukan atau berbuat. Berbuat atau melakukan merupakan salah satu cara untuk merubah suatu tingkah laku kearah yang lebih baik. Dari hal itu maka dapat dipahami bahwa tidak ada belajar jika tidak ada partisipasi dari peserta didik, untuk itulah partisipasi atau aktivitas merupakan aspek yang penting dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Silberman (2009, hlm 41) yaitu “kegiatan belajar aktif tidak dapat berlangsung tanpa partisipasi siswa.”

METODE

Metode penelitian yang dipilih oleh peneliti dalam menunjang penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Abidin (2011 hlm. 217) Penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah,

(5)

5| A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o . J u l i 2 0 1 6

mengkaji langkah-langkah pemecahan masalah itu sendiri dan atau memperbaiki proses pembelajaran secara bersiklus.” dengan desain penelitian model Kemmis Mc. Taggart. Alasan peneliti memilih desain penelitian model Kemmis dan Taggart ini dikarenakan model penelitiannya yang sederhana yaitu berupa siklus spiral dimulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi selain itu desain penelitian Kemmis dan Taggart ini dianggap cocok untuk pembelajaran IPS. Pemilihan desain penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam materi pelajaran IPS cukup sederhana dan tidak terlalu memerlukan tahapan yang rumit dalam pembelajarannya seperti pada mata pelajaran yang lain, sehingga beberapa pokok bahasan dapat diselesaikan dalam satu siklus pembelajaran, sementara untuk penggunaan metode dan strategi pembelajaran akan disesuaikan dengan kebutuhan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangsambung I Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka. Penelitian ini dilakukan di keas IV-A dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan beberapa penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni pedoman penilaian, pedoman observasi, catatan lapangan, lembar angket dan dokumentasi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu gabungan dari analisis data secara kuantitatifdan kualitatif.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkanpenelitiantindakankelas denganmenggunakandesainpenelitianmen urut Taggart yang telahdilaksanakan, kegiatanpenelitiandilaksanakandalamtiga siklus.Setiapsiklusterdiridariduatindakan, padasetiap tindakan, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui tingkat partisipasi belajar siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model

TGT, hasil yang didapat kemudian direfleksi untuk kemudian kekuarangannya diperbaiki pada tindakan selanjutnya. Sedangkan untuk kelebihannya akan tetap dipertahankan oleh peneliti. Hasildarisiklus I diolahdandilakukantindaklanjutuntuksikl us IIdansiklus III.Pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti banyak mengkolaborasikan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament

ini dengan berbagai macam metode maupun media pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran. Pemilihan metode dan media yang digunakan oleh peneliti selama penelitian berlangsung disesuaikan dengan tahapan perkembangan siswa SD kelas IV. Misalnya dalam pemilihan metode simulasi pada siklus III, metode simulasi ini dirasa peneliti dapat dilakukan oleh siswa kelas IV karena siswa kelas IV sudah jauh lebih teratur dan sudah bisa memahami instruksi-instruksi mengenai sesuatu kegiatan yang akan diperankan dengan cukup jelas. Terkait ketepatan pemilihan metode dan media pembelajaran ini dijelaskan oleh Piaget (dalam Siregar dan Nara, 2010, hlm 33) yaitu “guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya, serta memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahapan tersebut”

Pada siklus I tindakan I, peneliti melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, dengan metode pembelajaran yang dipilih adalah ceramah, tanya jawab serta diskusi kelompok. Untuk media, peneliti menggunakan video dan gambar. Sedangkan sub pokok bahasan yang dipilih adalah masalah kemacetan.

Pada tindakan II siklus I, metode yang digunakan oleh peneliti dalam tindakan kedua ini yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok dan penugasan. Media yang dipilih oleh peneliti adalah

(6)

Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament | 6

7,51 9,01 9,91 0 5 10 15

Siklus I Siklus II Siklus III

662 728 772 600 650 700 750 800

Siklus I Siklus II Siklus III

gambar-gambar kemiskinan dan koran dengan sub pokok bahasan mengenai masalah kemiskinan. Sedangkan pada siklus II tindakan II peneliti memilih sub pokok bahasan mengenai kepadatan penduduk. Pada tindakan II siklus II ini, aktivitas siswa lebih beragam mulai dari mencari berita, menemuka informasi dari koran mengamati dan menganalisis peta dan membacakan berita.

Pada siklus III tindakan I peneliti memilih sub pokok bahasan mengenai sampah, pada pembelajaran ini, peneliti membawa siswa untuk belajar di luar ruangan kelas agar siswa dapat merasakan langsung pembelajaran.

kemudian pada tindakan II siklus III peneliti memilih sub pokok bahasan mengenai banjir dengan metode yang digunakan adalah simulasi banjir. Berikut adalah perolehan rata-rata partisipasi siswa pada tiap siklus.

Diagram 4.1

Rata-rata Nilai Partisipasi Siswa Setiap Siklus

Peningkatan partisipasi belajar siswa juga tampak pada hasil angket yang diperoleh siswa. berikut adalah perolehan angket siswa pada tiap siklus.

Diagram 4.2

Perolehan Nilai Angket Setiap Siklus

Hasil belajar IPS siswa pada pembelajaran IPS pun mengalami peningkatan. Berikut adalah perolehan nilai IPS siswa pada pembelajaran IPS.

Diagram 4.4

Rata-rata Nilai IPS Siswa Setiap Siklus

SIMPULAN

1. Proses pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournament mengandung

serangkaian pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. serangkaian pelaksanaan pembelajaran tersebut,

mampu membuat siswa

berpartisipasi lebih aktif didalamnya, siswa tidak lagi terpaku pada kegiatan mendengarkan materi pelajaran namun siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kegiatan diskusi kelompok untuk menyelesaikan tugas, kemudian siswa pun sudah

67,26 77,95

82,33

0 50 100

(7)

IikIklillahSolehah¹, Tin Rustini², NendenIneu H³ Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament | 7

mampu memaparkan hasil kerjasama bersama kelompoknya di depan kelas dengan lantang.

2. Partisipasi siswa pada mata pelajaran IPS materi permasalahan sosial melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament dengan indikator partisipasi bertanya, partisipasi menjawab pertanyaan, kegiatan diskusi kelompok, serta pemaparan hasil diskusi mengalami peningkatan setiap siklusnya. Rata-rata siklus I

7,51 yang tergolong kategori cukup aktif, siklus II 9,01 dan tergolong kategori aktif, kemudian pada siklus III 9,91 dan tergolong kategori aktif. 3. Partisipasi yang baik dalam proses

pembelajaranpun berpengaruh pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Game Tournament. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu, 67,26 , siklus II 77,95 dan

siklus III 82,33.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD.

Bandung: Rizqi Press.

Supardan, D. (2015). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Persfektif Filosofi dan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). Kumpulan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Kemendiknas.

Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Silberman, M.L., (2009). Active Learning 1001 Cara Belajar Aktif Siswa. Bandung: Nusamedia

Slavin, R.E. & Zubaedi. (Penyunting). (2005). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

(8)

Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament | 8

Referensi

Dokumen terkait

Buku yang menguraikan terkait bagaimana lahirnya anggota Parlemen yang aspiratif, dengan menggunakan kajian mulai dari mekanisme rekrutmen anggota Partai

sampel dalam penelitian ini adalah metode times series design , yaitu desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan. kejelasan suatu keadaan yang

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 08/Ba-HPL/Pws PL II/BM/PUTR/V/2017 Tanggal, 29

Berkenaan dengan hal tersebut, agar Saudara dapat membawa dokumen penawaran asli dan audit perol tenaga ahli yang Saudara Upload melalui aplikasi SPSE. Sehubungan dengan

Saran yang bisa diberikan adalah diharapkan perusahaan tetap mempertahankan proses SCM dengan memperbaiki kekurangan yang ada baik dari hasil produksi maupun

Pengembangan model pembelajaran ini dilakukan untuk mengembangkan setiap kegiatan yang dilakukan oleh guru ataupun siswa berdasarkan kepada fase-fase pembelajaran

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis antrian yang terjadi pada loket-loket pada Bank Mandiri Cawang dan untuk menentukan jumlah loket optimal yang harus

Breast milk faster weight gain after two weeks in infants that born with low weight compared to infants fed milk formula in infants born with low birth weight category or categories