• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Observasi. Wawancara Klinis & Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Observasi. Wawancara Klinis & Sosial"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Metode

Observasi

Wawancara

Klinis & Sosial

Pengantar Observasi

Wawancara Klinis & Sosial

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Psikologi Psikologi

01

MK61103 Aulia Kirana M.Psi., Psikolog

Abstract

Kompetensi

Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai orientasi observasi dan wawancara, serta konsep dasar observasi dan wawancara.

Mampu memahami dan menjelaskan dasar-dasar observasi dan wawancara.

(2)

Konsep Dasar Observasi dan Wawancara

Pengertian observasi

Observasi menurut Paulne Young adalah suatu studi yang dilakukan dengan sengaja atau terencana dan sistematis melalui penglihatan pengamatan terhadap gejala-gejala spontan yang terjadi pada saat itu. Jakoda mendefinisikan observasi secara lebih luas yaitu bahwa observasi adalah suatu cara yang paling dasar untuk mendapatkan informasi mengenai gejala-gejala sosial mengenai proses pengamatan

Istilah observasi sering dipadankan sebagai pengamatan, yakni memperhatikan apa yang orang lain lakukan dan mendengarkan apa yang orang lain bicarakan. Dengan demikian, melakukan observasi pada hakikatnya mempergunakan sebagian pancaindra kita terutama penglihatan dan pendengaran untuk mengamati gejala yang kita amati di lingkungan sekitar. Observasi seringkali menjadi bagian dalam penelitian dalam berbagai disiplin ilmu baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, dapat berlangsung dalam konteks laboratorium (eksperiental) maupun alamiah. Istilah observasi mengacu pada tindakan untuk melihat, memperhatikan, atau mengamati tindakan orang lain. Posisi kita tidak terlibat, hanya berada di luar orang tersebut (outsider). Meskipun demikian, ketika kita memperhatikan definisi-definisi di bawah ini, namun observasi bukan sekedar aktivitas mengamati saja (Kusdiyati & Fahmi, 2016).

Beragam definisi observasi yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Corsini (dikutip dalam Kusdiyati & Fahmi, 2014) observation, wheter formal and informal, consist of taking note events or occurance and making a record of what is observe. Observation is basic to all science, and special methode have been devised to make observation of behavior objective and reliable. Menurut Corsini, dapat diketahui (1) observasi adalah suatu metode; (2) observasi ada yang bersifat formal atau informal; (3) observasi terdiri atas kejadian atau peristiwa, dan (4) aktivitas mencatat apa yang diamati, (5) objek dari observasi adalah tingkah laku.

Dalam Cartwright and Catwright (dikutip dalam Kusdiyati & Fahmi, 2014), observation is defined as the process of systematically looking at and recording behavioral information for the purpose of making decisions. Pada definisi tersebut dapat diketahui bahwa observasi adalah (1) suatu proses sistematis dalam mengamati, (2) suatu proses sistematis dalam mencatat perilaku, (3) observasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat keputusan, dan (4) objek observasi adalah tingkah laku. Proses sistematis dalam mengamati mengandung

(3)

makna untuk mengamati ada teknik-teknik tertentu dan ada persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.

Demikian pula, proses mencatat ada teknik-teknik tertentu dan persyaratan-persyaratan tertentu harus dipenuhi. Maksud dari membuat keputusan adalah observasi dilakukan dengan tujuan membuat keputusan tentang sesuatu, misal seorang psikolog yang mengobservasi dalam menentukan perkembangan motorik kasar telah sesuai dengan usianya atau tidak, sehingga bisa diambil keputusan apakah anak tersebut membutuhkan penanganan khusus atau tidak. Seorang dokter melakukan observasi terhadap pasien agar

dapat menetapkan diagnosis penyakit tertentu.

Menurut Elmira observasi adalah “suatu aktivitas mengamati tingkah laku individu yang

diikuti dengan mencatat hal-hal yang dianggap penting sebagai penunjang informasi tentang individu, khususnya informasi situasi sekarang”. Pada definisi tersebut dapat diungkapkan bahwa (1) observasi adalah aktivitas mengamati, (2) aktivitas mencatat, (3) objek observasi adalah tingkah laku, (4) informasi yang diperoleh dari observasi adalah informasi mengenai situasi sekarang bukan informasi masa lalu.

Dalam Betzen (dikutip dalam Kusdiyati & Fahmi, 2014), mendefinisikan “ability to take in information through one or more of our five physical senses and to make sense of that information so that we can use it meaningful ways”. Maka dapat diketahui bahwa (1) observasi adalah aktivitas mencari informasi, (2) aktivitas memaknakan informasi, (3) menggunakan satu tau lebih panca indera.

Dalam berbagai definisi yang telah dijabarkan sebelumnya observasi adalah teknik pengamatan yang sistematis yang diikuti dengan teknik pencatatan yang sistematis juga untuk membantu perolehan data yang mendasari pernyataan spesifik dari individu atau kelompok yang tercermin melalui tingkah laku sehingga nantinya dapat dimaknai.

Sebenarnya observasi adalah gabungan antara proses physiological dan psychological,

yakni penggabungan fungsi pengamatan secara indrawi/fisik dan pengamatan dari apa yang diamati melalui peran otak.

Observasi memiliki 3 komponen yaitu, (a) teknik mengamati, adalah teknik yang dapat digunakan dalam melakukan pencatatan terhadap subjek atau objek etertentu secara spesifik; (b) teknik pencatatan, adalah bagaimana cara melakukan pencatatan observasi secara sistemtis dan prosedural, (3) teknik inferensis, adalah proses pengambilan kesimpulan atau pemaknaan dari apa yang diamati.

Tujuan Observasi

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari

(4)

perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai catatan panjang lebar yang tidak relevan. Patton (dalam Poerwandari, 2007) mengatakan data hasil observasi menjadi data penting karena:

1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dimana suatu hal yang diteliti ada atau terjadi.

2. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh partisipan atau subjek penelitian sendiri kurng disadari.

4. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.

5. Observasi memungkinkanpeneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang ditampilkan subjek penelitian atau pihak-pihak lain.

6. observasi memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap intospektif terhadap penelitian yang dilakukannya.

Patton (dalam Poerwandari, 2007) menjelaskan bahwa data hasil penelitian menjadi penting karena peneliti akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteks dimana hal itu terjadi. Peneliti akan dapat bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.

Jenis Observasi

Observasi alamiah adalah observasi yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang melakukan observasi dengan tujuan memuaskan rasa keingintahuan dirinya mengenai gejala yang ia amati sehari-hari. Misalnya, mengamati orang yang sedang berjaan-jalan di taman. Jenis observasi ini tidak membutuhkan perencanaan yang matang dalam prosesnya. Observer hanya sebatas memperhatikan gejala yang tampak di lingkungan sekitar (Kusdiyati & Fahmi, 2016)

Observasi ilmiah sebagaimana harus dilakukan dalam konteks formal dan profesional. Proses pelaksanaan observasi harus dilakukan secara sistematis dan terencana melibatkan persiapan-persiapan tertentu, baik teknik pengamatan, cara pencatatan, alat pencatatan, serta waktu pelaksanaannya. Perencanaan ini dilakukan sesuai tujuan yang hendak dicapai oleh observer, artinya peranan tujuan sangat menentukan proses perencanaan dari observasi tersebut. Tujuan dibuat untuk kepentingan tertentu sesuai dengan sasaran

(5)

masalah yang dilandasi kerangka konseptual. Jenis observasi ini digunakan oleh tenaga profesional, seperti psikolog, konselor, perawat, dan guru pada pendidikan anak berkebutuhan khusus (Kusdiyati & Fahmi, 2016).

Observasi partisipan yaitu suatu observasi dimana pengamat ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti atau diamati seolah-olah pengamat merupakan bagian dari mereka. Selain itu, observasi non partisipan merupakan observasi dimana pengamat berada di luar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan (Sugiyono, 2016).

Observasi berdasarkan dibagi menjadi dua yaitu observasi berstruktur dan tidak berstruktur. Observasi Berstruktur adalah observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya menggunakan pedoman pengamatan. Selain itu, observasi Tidak Berstruktur adalah observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya melakukan pengamatan secara bebas (Sugiyono, 2016).

Observasi eksperimental yang dilakukan dimana ada observer mengadakan pengendalian unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian dandapat dikendalikan untuk menghindari atau mengurangi timbulnya faktor-faktor yang secara tidak diharapkan mempengaruhi situasi penelitian (Basuki, 2006).

Keunggulan dan Kelemahan Observasi

Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan , di antaranya adalah:

a. Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi

b. Mudah pelaksanaannya

c. Tidak bergantung kepada self-report

d. Memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala

e. Data yang dikumpulkan dari teknik observasi ini cenderung mempunyai keandalan

yang tinggi karena langsung dari sumbernya

f. Melalui observasi, pengamat dapat mengidentifikasikan dan menggambarkan

lingkungan fisik dari kegiatan penelitian yang berlangsung

g. Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteks yang akan diteliti

h. Memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada pembuktian dan

mempertahankan pilihan untuk mendekati permasalahan secara induktif

i. Mendapatkan informasi yang tidak disadari oleh subjek penelitian

j. Mendapatkan data-data yang tidak terungkap melalui wawancara.

Dalam Kusdiyati & Fahmi (2016), metode observasi memiliki sejumlah kelemahan, di

(6)

hasil yang sangat subjektif, dimana observer cenderung menilai seseorang dengan sikap menggeneralisasikan penilaian (positif atau negatif). Misalnya, jika kita menyukai seseorang, kita cenderung memberikan penilaian positif padanya, dan untuk seterusnya akan timbul kecenderungan memberikan penilaian positif. Demikian pula sebaliknya.

Refleksi observer, yaitu ikut berpengaruhnya struktur kepribadian observer (berkaitan dengan latar belakang observer), yang tercermin dalam hasil observasinya terhadap orang yang diobservasi. Selain itu juga pengaruh pengalaman-pengalaman emosional dapat tampil dalam kegiatan observasi.

Pengamatan bersifat selektif (berkaitan dengan keterbatasan penglihatan secara fisiologis, juga berkaitan dengan minat dimana observer cenderung mengamati hal-hal yang menonjol atau yang ingin diamati saja).

Dalam mengantisipasi berbagai hal di atas, observer diharapkan mampi merumuskan tujuan penelitian secara sangat terperinci dan menuangkannya ke dalam pola-pola tingkah laku yang akan diobservasi secara jelas dan tajam. Observer juga mampu melakukan perekaman hasil observasi yang dibantu dengan alat-alat lain seperti kamera maupun audiovisual lainnya.

Dalam melakukan observasi harus dilakukan prosedur kontrol yang teliti, misalnya harus diuraikan secara jelas apa yang harus diobservasi, bagaimana merekamnya, alat apa yang digunakan, dan bagaimana menulis laporannya. Keseluruhan prosedur kontrol itu adalah untuk menjamin agar observasi dapat diulang kembali.

Selain itu kelemahan-kelemahan lainnya memerlukan waktu persiapan yang lama, tenaga biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya, obyek yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan mengaburkan tujuan pembelajaran, terbatasi oleh lamanya kelangsungan kejadian yang bersangkutan.

Selain itu, kelemahan – kelemahan dalam metode observasi yaitu, tidak semua data

pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang sifatnya rahasia. Memungkinkan terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi.Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.

Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu :

• Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan

data yang akan kita gunakan. Setelah data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya.

• Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini

dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan menghambat proses observasi.

(7)

Pengertian Wawancara

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu

metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan Dalam Maleong (2006), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan atas pertanyaan itu.

Wawancara adalah pertemuan antara dua orang atau lebih secara berhadapan (face to face) dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu Mangkunegara (2005). Menurut Singarimbun & Efendi (2006).

Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi yang hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Berbeda halnya dalam Munandar (2005), wawancara adalah Salah satu teknik seleksi, dimana data tentang subyek dikumpulkan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan ini sabagai alat bantu memperkerjakan seorang calon untuk menempatkan suatu jabatan.

Berbagai pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah suatu percakapan secara lisan antara dua orang atau lebih yang saling berinteraksi secara

langsung antara interviewer dan interviewee, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi

dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dari interviewer untuk dijawab oleh interviewee. Selain itu wawancara juga sebagai teknik seleksi untuk penempatan suatu jabatan karyawan.

Wawancara dapat dilakukan secara tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis). Teknik Wawancara adalah suatu cara atau kepandaian melakukan tanya jawab untuk memperoleh keterangan, informasi dan sejenisnya.

Jenis Wawancara

Metode wawancara dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (a) wawancara terstruktur, (b) wawancara semi terstruktur, dan (c) wawancara tidak terstruktur. Wawancara

terstruktur merupakan metode wawancara dimana pewawancara menggunakan

(mempersiapkan) daftar pertanyaan atau daftar isian sebagai penuntun selama proses wawancara (Sugiyono, 2016).

Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang menggunakan panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik. Sistem yang digunakan dalam menggajukan pertanyaan dan penggunaan terminology lebih fleksibel daripada wawancara terstruktur.

(8)

Wawancara tidak terstruktur merupakan metode wawancara dimana pewawancara tidak menggunakan (mempersiapkan) daftar pertanyaan atau isian sebagai penuntun selama proses wawancara (Sugiyono, 2016).

Patton (dikutip dalam Poerwandari, 2007) membedakan tiga pendekatan dasar dalam memperoleh data kualitatif melalui wawancara, yaitu (1) wawancara informal, (2) wawancara dengan pedoman umum, (3) wawancara dengan pedoman standar terbuka.

Wawancara informal merupakan proses wawancara didasarkan sepenuhnya pada berkembangnya pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Tipe wawancara demikian umumnya dilakukan peneliti yang melakukan observasi partisipatif. Dalam situasi demikian, orang-orang yang diajak berbicara mungkin tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai secara sistematis untuk menggali data.

Wawancara dengan pedoman umum yaitu dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dipertanyakan. Wawancara dengan pedoman sangat umum ini dapat berbentuk wawancara terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal-hal atau aspek-aspek tertentu dari kehidupan atau pengalaman subjek (Poerwandari, 2007).

Wawancara dengan pedoman standar terbuka adalah bentuk wawancara ini terdapat pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat. Peneliti diharapkan dapat melaksanakan wawancara sesuai sekuensi yang tercantum, serta menanyakannya dengan cara yang sama pada responden-responden yang berbeda (Poerwandari, 2007).

Keunggulan dan Kelemahan Wawancara

Ada beberapa keunggulan dalam metode wawancara, yakni hasil wawancara secara kualitas dapat dipertanggungjawabkan, kesalahpahaman yang terjadi dapat dihindari, berbgai pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab oleh narasumber dengan penjelasan-penjelasan tambahan, setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pewawancara, dan informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama (Basuki, 2006) Selain itu, ada pula kelemahan-kelemahan dalam metode wawancara, adalah sebagai berikut metode wawancara memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar, hasil wawancara sangat tergantung pada individu yang diwawancarai, dalam wawancara situasi

(9)

penguasaan bahasa yang baik, adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara, dan data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas (Basuki, 2006).

Ada berbagai upaya dalam mengatasi kelemahan dalam wawancara yaitu, kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan yang kurang baik. Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien mengerti dan paham. Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.

(10)

Daftar Pustaka

Basuki. S. ( 2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Mangkunegara. A. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Munandar. A. S. (2005). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Press.

Moleong. L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Kusdiyati. S & Fahmi. I. (2016). Observasi psikologi : ada proses pengukuran dan berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Depok : LPSP3. Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia.

Singarimbun. M&S. Effendi. (2006). Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek

a) Penulis menggunakan teknik observasi. Observasi ialah pencatatan dan pengamatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu objek penelitian.

Memandu post-test: merancang tahapan observasi terstruktur, meliputi persiapan, pengambilan data dan teknik pencatatan data. Memandu tugas lab: melakukan observasi

Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek ditempat

Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap objek-objek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap berbagai

a) Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan terhadap objek-objek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap

namun bila observasi dilakukan secara kelompok, perlu mempersiapkan teknik/ kiat dan subjek yang jelas); setelah peneliti akrab dengan setting, melakukan pengamatan atau

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau