• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sandra Dewi C9509084

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sandra Dewi C9509084"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

FOTOGRAFI

PREWEDDING

DENGAN KONSEP PERMAINAN TRADISIONAL

Disusun untuk menempuh Ujian Tugas Akhir

Guna Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh:

Sandra Dewi

C9509084

PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

“Sukses tidak bisa dicapai dalam waktu sekejap, namun pada saat rekan mereka

tertidur, mereka tetap membanting tulang sampai larut malam”

(5)

commit to user

v

Karya sederhana yang tersusun dengan penuh Kesungguhan dan ketulusan hati ini, kupersembahkan Kepada:

Ibu saya Sriwati dan ayah saya Teguh Senjaya tercinta. Sosok yang selalu mendukung dan memberikan motivasi terbesar dalam hidup saya

serta do’a yang selalu mengiringi langkah saya.

Dedy Christianto, Santi Dewi (kakakku) dan Dewi

kumala Sari, Dewi Oktaviani (adikku) tersayang. Sosok yang selalu mengerti, memotivasi dan selalu

Mendampingi cerita kehidupan saya.

Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala berkah

dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul ”FOTOGRAFI PRE WEDDING

DENGAN KONSEP PERMAINAN TRADISIONAL”, sebagai syarat

mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan

dorongan serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Maka dengan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, diantaranya :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Ahmad Adib, M.Hum., Ph.D selaku Ketua Program Studi D3 Desain

Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.sekaligus Koordinator Tugas Akhir.

3. Rudy W. Herlambang, S.Sn., M.Sn selaku Pembimbing I Tugas Akhir.

4. Jauhari, S.Sn., M,Sn selaku Pembimbing II Tugas Akhir.

5. Seluruh Dosen dan Staff TU Program D3 Desain Komunikasi Visual Fakultas

(7)

commit to user

vii

dapat menjadi bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh

dari sempurna dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan.

Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca

dan pihak-pihak yang memerlukan.

Surakarta, 22 Januari 2013

(8)

commit to user

viii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ……… iii

(9)
(10)

commit to user

x

C. Merchandise …… ... 68

BAB V PENUTUPAN ... 73

A. Kesimpulan ………. 73

B. Saran-saran ……… ... 74

DAFTAR PUSTAKA

UCAPAN TERIMA KASIH

(11)

commit to user

2013. Fotografi pre wedding sekarang ini berkembang sangat pesat, membuat para fotografer menjadi bersaing untuk mendapatkan konsumen. Sehingga

perancangan fotografi Pre Wedding dengan konsep permainan tradisional , penulis memilih Coffee Table Book sebagai sarana promosi kepada konsumen, yang khususnya ingin membuat foto pre wedding. Dalam perancangan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional, penulis dihadapkan dengan berbagai konsep pre wedding yang kini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi pasangan kekasih yang ingin mengabadikan momment kebersamaan melalui

fotografi. Dengan coffee table book ini diharapkan dapat memperkenalkan rancangan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional yang sangat ini menjadi trend. Perancangan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional dalam proses perancangan, diharapkan dapat di terima

dikalangan khalayak masyarakat. Dalam proses perancangan penulis mengalami

keterbatasan lokasi dan media penunjang properti. Oleh karena itu tujuan utama

dari perancangan coffee table book melalui fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional, dpat memberikan ide konsep yang bisa melestarikan

budaya sendiri.

1

Mahasiswa Program Studi D3 Deskomvis dengan NIM C9509084 2

Dosen pembimbing I

3

(12)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fotografi merupakan teknologi digital yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang ini, banyak orang menekuni dunia fotografi yang bermula dari sekedar hobi. Namun, kebutuhan masyarakat akan fotografi kian meningkat sehingga dunia fotografi sendiri menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Saat ini hampir semua fotografer komersial yang menyediakan jasa pemotretan wedding photography melayani juga jasa pre-wedding. Meski demikian dahulu fotografi pre-wedding bukan termasuk bidang atau genre yang biasa dikenal di dunia fotografi Internasional. Dunia mengenal fotografi

landscape, human interest, fotografi modeling, hingga fotografi wedding.

Foto pre-wedding mulai terkenal di masyarakat terutama masyarakat menengah ke atas. Sesuai namanya pre-wedding fotografi dilakukan oleh para pasangan pengantin sebelum menikah. Foto-foto tersebut nantinya ikut dipamerkan saat resepsi, yaitu dibagian enterance, atau diputar di layar slide

untuk diperlihatkan kepada para tamu. Bahkan saat ini ada beberapa perusahaan fotografi yang menawarkan inovasi baru untuk menjadikan foto pre-wedding

(13)

commit to user

Dewasa ini konsep foto pre-wedding kini muncul dengan segala perkembangannya. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang, baik dari pihak fotografer maupun pasangan. Umumnya, pasangan yang datang ke fotografer sudah memiliki konsep tertentu untuk pemotretan pre-weddingnya. Sekarang ini pasangan sudah memiliki keinginan yang lebih komplek. Inspirasi bisa datang dari mana saja, seperti: film, teater, musik, dan masih banyak lain. Semua elemen pendukung seperti set lokasi, kostum, tata rias dan properti saling bersinergi untuk mendukung tema yang diinginkan. Selain itu, banyak tema yang bisa digunakan, salah satunya dengan memanfaatkan permainan tradisional.

(14)

commit to user

Tidak banyak pasangan mengabadikan foto pre-wedding mereka secara sederhana dan menampilkan kesan tradisional. kebanyakan pasangan lebih senang menampilkan kesan glamour. Konsep pre-wedding banyak yang menggunakan gaya modern dan berkesan glamour. Bahkan, dengan menggunakan konsep-konsep yang tradisional pun juga bisa digunakan sebagai foto pre wedding, justru disisi lain dapat mengangkat sisi ciri khas dari masyarakat jawa.

Sekarang ini permainan tradisional mulai terpinggirkan dan tergantikan oleh permainan modern yang berupa game online, toys, dan sebagainya. Anak-anak sekarang memang tidak harus memainkan kembali permainan-permainan tradisional. Namun paling tidak generasi muda saat ini bisa mengenalkan kepada generasi muda lainnya. Tentu dengan harapan agar generasi muda sekarang bisa mengenal sejarah kebudayaan nenek moyangnya, termasuk dalam lingkup permainan tradisional dan akhirnya bisa menghargai karya dan identitas bangsanya sendiri walaupun teknologi yang diterapkan kala itu sangat sederhana. Oleh karena itu penulis ingin menyajikan fotografi pre-wedding dengan menggunakan konsep yang yang berbeda, sederhana, unik dan lebih menonjolkan kesan tradisional pada konsep visual.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin mencoba mempresentasikan konsep permainan tradisional agar menjadi konsep pre-wedding yang sangat menarik dan tidak kalah dengan fotografi pre-wedding yang menggunakan konsep

(15)

commit to user

tradisionalan masyarakat jawa. Dengan demikian, penulis ingin mengonsep sebuah karya fotografi pre-wedding yang berjudul “PERANCANGAN FOTOGRAFI PREWEDDING DENGAN KONSEP PERMAINAN

TRADISIONAL”.

B. Pembatasan Masalah

Pola pembatasan masalah di sini ditambahkan bertujuan untuk mendapatkan informasi materi, properti, alat serta agar pembahasan tidak menyimpang dari menyimpang dari tujuan. Mengingat perancangan fotografi pre-wedding dengan konsep permainan tradisional ini hanya berorientasi pada alat dan tata cara permainannya, sehingga mampu menjadi karya fotografi pre-wedding

yang unik, creative, berbeda, sederhana dan menonjolkan kesan yang tradisional. Adapun ragam permainan tradisional yang biasa kita jumpai di sekitar daerah Yogyakarta misalnya dhakon, egrang bathok, bekelan, gasing, egklek, tiga jadi, ancak-ancak alis. Namun disini penulis tertarik untuk mencoba mempublikasikan konsep permainan tradisional agar menjadi konsep pre-wedding yang sangat menarik dan tidak kalah dengan foto pre-wedding yang menggunakan konsep

glamour.

C. Rumusan Masalah

(16)

2. Bagaimana menciptakan karya fotografi pre-wedding dengan konsep permainan tradisional, seperti dhakon, egrang bathok, bekelan, gasing, egklek, tiga jadi, ancak-ancak alis dengan baik sehingga menumbuhkan kecintaan terhadap permainan tradisional?

3. Bagaimana menyajikan fotografi pre-wedding dengan konsep permainan tradisional agar menjadi inspirasi bagi pasangan untuk lebih memperkenalkan permainan tradisional?

D. Tujuan Perancangan

1. Membuat karya fotografi pre-wedding dengan menggunakan alat dan cara permainan tradisional sebagai konsepnya sehingga dapat mengangkat keberadaan permainan tradisional dan tetap menonjolkan nilai estetis sebuah karya fotografi.

2. Menciptakan karya fotografi pre-wedding dengan konsep permainan tradisional dengan baik dan memunculkan kesenangan dalam memainkan permainan tradisional.

(17)

commit to user yaitu photos yang berarti cahaya dan Graphos yang berarti melukis atau menulis. Jadi, secara harfiah pengertian umum dari fotografi adalah proses melukis atau menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media cahaya ini adalah kamera (Rudiyant Syndicate, 2011:6)

Sekarang ini banyak orang menekuni fotografi awalnya sebatas hobi. Namun, kebutuhan masyarakat yang membutuhkan media fotografi sendiri menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Dunia mengenal fotografi landscape, human interast, modeling photography, hingga wedding photography.

2. Fotografi wedding

a. Sejarah Fotografi Wedding

(18)

commit to user

dengan Pangeran Albert, orang-orang mulai mengenal fotografi pernikahan sehingga pada setiap pesta pernikahan selalu menggunakan jasa fotografer. Jasa fotografer terkadang tidak dianggap oleh orang-orang yang hadir dalam pesta pernikahan karena orang-orang tidak suka pose di depan kamera. Sehingga pada jaman itu fotografi pernikahan lebih menyerupai fotografi dokumenter

(http://wikipedia.com, diakses 26/04/2012).

Pada waktu itu karena fotografi masih hitam putih, fotografer memaksimalkan pengaturan lampu flash untuk menghasilkan gambar yang indah, namun karena dalam era tersebut peralatan fotografi yang begitu besar sehingga tidak memungkinkan untuk dibawa ke sebuah acara pernikahan , Sehingga orang mulai berpindah ke studio foto untuk membuat sebuah foto pernikahan, meskipun tidak secara resmi namun inilah awal tumbuhnya fotografi pre wedding.

Pada tahun 1990 perkembangan kamera digital mulai meluas sejak kodak memproduksi sebuah alat yang dapat merubah kamera konvensional menjadi kamera digital, dengan cara alat tersebut diletakkan pada bagian belakang kamera tempat di mana film berada , jadi kamera tersebut tidak lagi merekam dengan menggunakan film

melainkan sebuah media perekam digital atau yang sekarang dikenal dengan nama memory card. Pada awal tahun 1900 mulai dikenalkan

film warna, namun kualitasnya masih begitu jelek. Warnanya yang tidak tajam serta gambarnya juga kadang memudar. Tahun 1936 sebuah perusahaan film dari Jerman yaitu agfa mengeluarkan film

(19)

commit to user

fotogafi pernikahan (http://sejarah-weddng-fotografi.com, diakses 25/04/2012).

Pre wedding di Indonesia telah menjadi tren bagi pasangan yang akan menikah. Di Indonesia bisa di bilang merupakan negara yang mempopulerkan konsep ini, Karena di masyarakat yang tinggal di belahan dunia barat mengenal fotografi pre wedding dengan istilah spesifik yang diberi nama engagement photography. Di negara barat,

engagement photography adalah momen spesifik tepat menjelang upacara atau resepsi pernikahan, saat pengantin dirias, panitia sibuk mondar-mandir, keluarga besar tampak siaga, dan segala persiapan acara diatur sedemikian rupa. Sedangkan di masyarakat kita, pre wedding adalah kegiatan jauh sebelum hari-H, ketika pasangan hanya ingin mengabadikan moment saat mereka berdua (Ardiyanto Nugraha, 2011:9).

b. Jenis Foto Pre Wedding

Foto pre wedding sendiri berdasarkan tempat pemotretannya dibagi dalam dua kategori, yaitu foto pre wedding in door dan out door.

1) Pre wedding in door

(20)

imajinasi kita. Kemudian lighting studio mampu kita rekayasa, misalnya seberapa terang cahaya yang ingin kita berikan kepada objek, arah cahaya juga bisa diatur sendiri. Walaupun dalam pemakaian lighting studio membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun dengan melakukan foto pre wedding di studio kreatifitas dalam membuat setting studio dapat kita atur sendiri sesuai konsep dan imajinasi kita.

2) Pre wedding out door

(21)

commit to user

Selain pemilihan tempat yang harus diperhitungkan dalam pembuatan fotografi pre wedding adalah kostum. Kostum yang biasa digunakan adalah gaun, kebaya, dress untuk calon mempelai wanita, sedangkan untuk laki-laki biasanya jas, kemeja, kaus berkerah dan lain-lain. Namun semua itu kembali lagi ke konsep yang akan digunakan dalam pengambilan foto pre wedding.

Properti pendukung juga sangat berperan penting misalnya bunga, syal, balon, payung, gitar dan lain-lain. Selain memperindah gambar, properti pendukung juga mampu memberikan aksen tersendiri bagi karya fotografi pre wedding.

B. PENUNJANG FOTOGRAFI PREWEDDING

1. Costum

Pemilihan costum untuk fotografi pre wedding sangat berperan penting dalam sebuah konsep pre wedding. Karena dapat menentukan penampilan pasangan agar lebih terlihat terkonsep dan terlihat berbeda dari sebelumnya.

2. Make up

Make up merupakan kompenen penting dalam fotografi pre

(22)

wajah. Tujuan make up adalah mengoreksi penampilan wajah sesuai dengan konsep yang digunakan.

3. Tata Rambut atau Hair Style

Tatanan rambut juga harus menunjang penampilan saat pengambilan foto akan menjadi daya tarik tersendiri bagi mata yang memandang. Tatanan rambut dapat diaplikasikan di berbagai macam variasi. Namun, bagi pasangan kekasih yang ingin mengabadiakan

moment pre wedding sebaiknya menata rambut sesuai dengan konsep yang digunakan.

4. Properti

Penggunaan properti dalam fotografi pre wedding dilakukan agar konsep yang diinginkan lebih pasti antara model pre wedding dan properti sesuai yang diharapkan. Selain itu properti dapat berfungsi sebagai pelengkap konsep dalam pemotretan pre wedding tersebut. 5. Memilih lokasi

(23)

commit to user

C. PERMAINAN TRADISIONAL

Permainan tradisional sebagian besar berupa permainan anak itu adalah merupakan bagian dari folklore atau cerita rakyat, disamping cerita rakyat, lagu-lagu rakyat dan tari-tarian rakyat. Sedangkan permainan tradisional itu adalah suatu hasil budaya masyarakat, yang berasal dari jaman dahulu, yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang, dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri atas tua muda, laki perempuan, kaya miskin, rakyat bangsawan dengan tiada bedanya. Permainan tradisional bukanlah hanya sekedar alat penghibur hati, sekedar penyegar pikiran, atau sekedar sarana olahraga. Tetapi memiliki latar belakang yang bercorak rekreaktif, kompetitif, paedagogis, magis dan religius.

Permainan tradisional juga menjadikan orang bersifat trampil, ulet, tangkas, cekatan dan lain sebagainya. Permainan tradisional yang masih dikenal masyarakat, antara lain:

1. Dhakon

(24)

commit to user

Cara bermainnya adalah dengan mengambil biji-bijian yang ada di lubang bagian sisi milik kita kemudian mengisi biji-bijian tersebut satu persatu ke lubang yang dilalui termasuk lubang induk milik kita atau lubang induk sebelah kiri kecuali lubang induk milik lawan, jika biji terakhir jatuh di lubang yang terdapat biji-bijian lain maka bijian tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Begitu seterusnya sampai biji terakhir jatuh ke lubang yang kosong. Jika biji terakhir tadi jatuh pada lubang yang kosong maka giliran pemain lawan yang melakukan permainan. Permainan ini berakhir jika biji-bijian yang terdapat di lubang yang kecil telah habis dikumpulkan. Pemenangnya adalah anak yang paling banyak mengumpulkan biji-bijian ke lubang induk miliknya.

Permainan dhakon bukan hanya sekedar mengalahkan lawan dengan menjatuhkan biji-bijian ke dalam lubang dhakon, tetapi permainan ini mempunyai makna kecerdasan berhitung sangat diperlukan dalam suatu permainan (Sukirman Dharmamulya, 2005:128).

(25)

commit to user

2. Egrang bathok

Selain mengenal egrang dari bambu, anak-anak masyarakat Jawa masa lalu juga mengenal egrang bathok. Egrang jenis terakhir ini dibuat dari bahan dasar tempurung kelapa yang dipadu dengan tali plastik atau

dadung. Fungsi utama sama, seperti alat dolanan lain, yakni diciptakan dan dibuat untuk bermain bagi dunia anak. Dolanan egrang bathok tidak terbatas untuk dimainkan oleh anak laki-laki, tetapi juga kadang dipakai untuk bermain anak perempuan. Permainannya pun cukup mudah, kaki tinggal diletakkan ke atas masing-masing tempurung, kemudian kaki satu diangkat, sementara kaki lainnya tetap bertumpu pada batok lain di tanah seperti layaknya berjalan.

(26)

dan identitas bangsanya sendiri walaupun teknologi yang diterapkan kala itu sangat sederhana.

(http://www.google.com/10-permainan-tradisional-anak-indonesia_files/10-permainan-tradisional-anak-indonesia.htm diakses pada tanggal 14 April 2012)

3. Bekelan

Bekelan merupakan salah satu permainan yang menggunakan

(27)

commit to user

(http://www.google.com/10-permainan-tradisional-anak-indonesia_files/10-permainan-tradisional-anak-indonesia.htm diakses pada tanggal 14 April 2012)

4. Gasingan

Gasingan adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan keseimbangan pada suatu titik. Gasingan merupakan suatu mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, ada juga yang dibuat dari plastik, bambu atau bahan-bahan lainnya. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda tergantung pada lengan yang memainkan.

(28)

commit to user

(http://www.google.com/refrensi/247-permainan-anak-tradisional_files/a_003.htm diakses pada tanggal 24 febuari 2012)

5. Yoyo

Yoyo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram

berukuran sama, biasanya terbuat dari plastik, kayu atau logam yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yoyo adalah salah satu permainan yang populer.

Yoyo dimainkan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yoyo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan mulus. Dengan menggerakan pergelangan tangan, yoyo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu.

6. Tiga jadi

Menilik dari namanya, jelas bahwa permainan tradisional ini memang menyerap dari bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jawa, berarti

(29)

commit to user

ini hampir mirip dengan permainan tradisional Jawa lainnya seperti mul-mulan dan bas-basan.

Permainan Tiga Satu adalah sebuah permainan ringan, mudah, dan sederhana. Bisa dimainkan di halaman rumah maupun di luar rumah, asalkan tempatnya teduh. Lantai biasanya tempat yang paling cocok. Namun jika terpaksa dimainkan di atas tanah juga tidak masalah. Walaupun permainan ini cukup mudah dan tidak menguras tenaga bagi yang bermain, namun membutuhkan konsentrasi dan taktik yang jitu. Dalam permainan ini ada pemain yang kalah dan menang. Satu permainan Tiga Jadi cukup dilakukan oleh dua anak yang saling berhadap-hadapan. Alat yang dibutuhkan untuk bermain ini pun juga cukup sederhana, karena hanya mengambil dari benda-benda alam sekitar, seperti biji buah atau kecik, kerikil, kreweng, dan semacamnya. Kadang pula memakain sobekan kertas, kardus, dan semacamnya. Setiap anak yang bermain, sebaiknya mencari tiga buah gacuk atau alat bermain yang sama, misalnya kalau krikil, krikil semua. Pemain lain bisa menggunakan kecik semua. Tujuannya agar dalam permainan mudah membedakan gacuk sendiri dengan gacuk lawan.

(30)

commit to user

(http://www.google.com/10-permainan-tradisional-anak-indonesia_files/0.htm diakses pada tanggal 22 April 2012)

7. Ancak-ancak alis

Satu lagi permainan tradisional masyarakat jawa yang sering dimainkan oleh anak-anak tanpa harus membutuhkan peralatan tetap, yaitu

ancak-ancak alis. Di zaman dulu, sebelum kemerdekaan bangsa indonesia, permainan yang di iringi dengan lagu-lagu dolanan ini terkenal di berbagai wilayah pedesaan di masyarakat pertanian jawa. Dolanan ini biasa dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan sebaya. Tetapi kadang pula anak-anak yang lebih besar pada jaman dulu masih suka memainkan dolanan ini.

Permainan ini hanya memerlukan sebidang tanah sesuai dengan jumlah pemain. Semakin banyak pemain semakin luas arena permainan yang dibutuhkan. Di luar itu tidak diperlukan perlengkapan apa-apa. Selain itu permainan ini menggunakan lagu pengiring tanpa instrumental.

(31)

commit to user

kuat dan sama besar. Kedua petani tersebut kemudian memisahkan diri untuk mengadakan perundingan yang tidak boleh diketahui oleh pemain lainnya. Dalam perundingan tersebut mereka memilih nama untuk dirinya masing-masing. Nama ini biasanya merupakan nama alat-alat petani misalnya, garu, pacul, luku, arit dan sebagainya. Setelah menemukan nama bagi mereka masing-masing, mereka kembali berkumpul dengan pemain lainnya.

Permainan di mulai. Kedua petani A dan B berdiri berhadapan, misalnya berdiri menghadap utara dan selatan. Keempat tangan mereka diangkat ke atas dan keempat telapak tangannya saling menempel sehingga seolah-olah membentuk sebuah pintu gapura. Kedua petani tersebut selalu menggerakan tangannya dan saling bertepuk satu dengan lainnya sambil menyanyikan lagu ancak-ancak alis.

Permainan ancak-ancak alis memang harus membutuhkan kesabaran karena memerlukan waktu yang lama. Selain itu memerlukan kekompakan dan kebersamaan dalam bermain, agar permainan menyenangkan.

(32)

D. TARGET MARKET

Target market dari perancangan Fotografi Pre wedding dengan konsep permainan tradisional ini meliputi:

1. Segmentasi Geografis

Tersegmen pada masyarakat yang berada di kawasan negara Indonesia. 2. Segmentasi Demogafis

a. Umur : 17-35 tahun

b. Jenis Kelamin : Perempuan dan laki-laki c. Pekerjaan : Semua jenis pekerjaan d. Pendidikan : SMU dan perguruan tinggi

e. Sosial Ekonomi : Kalangan menengah dan menengah atas 3. Segmentasi Psikografis

Secara Psikografis tertuju pada para pasangan yang ingin membuat foto pre wedding dengan menggunakan konsep yang berbeda yaitu dengan konsep permainan tradisional agar terkesan lebih unik, creative, berbeda, sederhana dan tradisional. selain itu juga dapat mengingatkan kita bahwa permainan tradisional ini sudah mulai terpinggirkan terutama di kota-kota besar.

4. Segmentasi Perilaku

(33)

commit to user

 Merasa terkesan menggunakan konsep permainan tradisional sebagai fotografi pre wedding.

 Merasa senang ketika menggunakan alat dan cara permainan tradisional.

E. TARGET AUDIENCE

Target audience adalah siapa saja yang nantinya akan melihat hasil karya foto ini. Seluruh masyarakat yang berumur 17-35 tahun terutama masyarakat yang menyukai fotografi, khususnya yang tertarik dengan foto pre wedding.

F. KOMPARASI

1. Alvin photography

Alvin photography memiliki system untuk menjaga kualitas produk seni yang dihasilkan. Konsep yang ditawarkan unik, kreatif, dan tidak monoton, dengan hasil yang optimal dan berkualitas. Alvin photography selalu memperhatikan dan mempersiapkan setiap detail

untuk mendukung pemotretan.

(34)

commit to user

23

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

Pada proses penyusunan konsep karya yang rencananya dibuat oleh penulis melalui media komunikasi visual, penulis memiliki dasar pemikiran atau konsep bagaimana mempromosikan Coffee Table Book Fotografi pre wedding

dengan Konsep permainan tradisional pada khalayak umum, yaitu dengan menonjolkan penyajian yang diaplikasikan dalam mendesain media promosi yang menarik. Dapat terlebih dahulu menentukan antara lain:

1. Pendekatan Kreatif

Strategi konsep Coffee Table Book Fotografi pre wedding dengan Konsep permainan tradisional menggunakan pendekatan information dan emotional. Pendekatan information digunakan untuk menyampaikan informasi berupa keterangan permainan tradisional. sedangkan, emotional secara psikologis

diterapkan karena dengan adanya Coffee Table Book ini, dapat menarik para calon konsumen.

2. Positioning

(35)

commit to user

Positioning adalah menempatkan sebuah produk atau jasa untuk mendapatkan posisi yang baik di mata konsumen. Positioning merupakan strategi penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang telah menjadi tujuannya, yaitu dengan memperkenalkan keberadaan Coffee Table Book Fotografi pre weddinng dengan Konsep permainan tradisional kepada khalayak sebagai

Coffee Table Book yang mampu memotivasi sepasang kekasih agar dapat menciptakan konsep pre wedding sendiri. Maka itu, positioning adalah menempatkan Coffee Table Book Fotografi pre wedding dengan Konsep permainan tradisional dengan menampilkan tema yang berbeda dan tetap menonjolkan kesan klasik.

3. Unique Selling Preposition (USP)

Unique Selling Preposition (USP) yang memiliki definisi faktor atau pertimbangan yang disajikan oleh penjual sebagai alasan bahwa satu produk atau layanan berbeda dari dan lebih baik dari pada kompetisi (kutipan dalam www.enterpreneur.com, diakses 16/04/2012).

(36)

commit to user

B. Konsep Perancangan

Pada perancangan karya Tugas akhir ini suatu strategi perancangan diperlukan suatu pemikiran atau gagasan yang tepat untuk dapat direalisasikan menjadi sebuah media promosi yang komunikatif dan efektif. Dalam hal ini fotografi sebagai media promosi diartikan bahwa fotografi dipakai sebagai ilustrasi dan bisa menjangkau target audience yang didukung oleh berbagai unsur grafis, seperti: typografi, ilustrasi, warna dan unsur-unsur pendukung lainnya, sehingga fungsi dari promosi karya fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional pada masyarakat umum dapat digemari dan menjadikan nilai seni yang artistik. Ada beberapa pokok pemikiran yang mengacu pada pola dukungan dalam menciptakan desain secara menyeluruh. Unsur pendukung tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Strategi Visual

Untuk memaksimalkan hasil karya perlu didukung dengan penggunaan unsur-unsur pokok visual, seperti typography, layout, warna serta unsur pendukung lainnya dan diterapkan pada media yang tepat.

a. Typography

(37)

commit to user

sehingga dapat menciptakan karakter atau karakteristik produk yang bersangkutan ( Frank Jefkins 1996:248). Huruf yang digunakan adalah:

Pemilihan typography ini karena memiliki karakter dekoratif, karena berupa garis lengkung organik selain itu, terkesan periang apa adanya, menyenangkan, tidak kaku dan bersahabat. Sehingga, dapat memperkuat tema foto yang akan ditampilkan.

2. Kunstler Script

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj

Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss

Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

0123456789

Pemilihan typography ini karena memiliki karakter dekoratif yang unik, karena bentuknya menyerupai tulisan tangan, seperti goresan kuas atau pena kaligrafi. Sehingga dapat memperkuat desain foto.

3. Arial

Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj

(38)

commit to user Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

0123456789

Pemilihan typography ini dimaksutkan untuk mempermudah pembaca media iklan yang berukuran kecil, karena dengan menggunakan jenis typography seperti ini keterbacaannya tidak terlalu sulit.

b. Ilustrasi

Pada sebuah media promosi tentunya harus terdapat sebuah ilustrasi untuk lebih memperjelas apa yang hendak disampaikan kepada masyarakat. Ilustrasi harus benar-benar menarik untuk memenuhi fungsinya sebagaidaya tarik, maka ilustrasi harus dominan.

Ilustrasi fotografi disini lebih menekankan pada pose model, cara memainkan alat permainan tradisional serta suasana yang tercipta saat pemotretan berlangsung.

c. Warna

(39)

commit to user

beberapa sebab yaitu kesesuaian dengan tema. Beberapa yang digunakan adalah:

1. Warna coklat tua

C: 63 M: 71 Y: 69 K:81

Warna ini mencerminkan kekuatan, dalam, elegan, klasik dan mahal.

2. Warna kuning pastel

C: 1 M: 1 Y: 28 K: 0

Warna ini dapat mencerminkan sensual, modern dan menjadi hidup.

3. Warna coklat muda

C: 21 M: 28 Y: 100 K: 10

Warna ini menimbulkan warna sederhana, membawa irama klasik, berkarakter kuat untuk warna tradisional.

4. Warna putih

(40)

commit to user

Warna ini mencerminkan kesucian, kebersihan dan ketidak bersalahan.

2. Strategi Verbal

a. Kepala berita (headline)

Headline disebut juga sebagai judul atau kepala tulisan. Headline

dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya. Suatu headline dapat memberikan rangsangan dan ketertarikan pada pembaca agar bisa diminati dan dinikmati pembaca. Headline yang digunakan adalah “Unique and Different” yang mencitrakan agar sepasang kekasih bisa menampilakan akspresi senang pada momment-momment saat bersama melalui media permainan tradisional.

b. Penjelasan Kepala Berita (sub headline)

Sub headline disebut juga sub judul headline merupakan pernyataan tertulis untuk sedikit menjelaskan headline dan merupakan jembatan penghubung antara headline dan body copy. Kalimat dalam suatu sub headline lebih jelas dan lebih menarik agar mudah dicerna oleh konsumen. Sub headline yang digunakan adalah

“Mengabadikan kebersamaan melalui permainan tradisional”. sub

(41)

commit to user

c. Teks atau body copy

Body copy merupakan kalimat-kalimat teks iklan yang akan mengemukakan uraian pesan-pesan produk yang bersangkutan.

Bodycopy berfungsi menerangkan tentang produk sebenarnya yang yang dapat dipertanggungjawabkan.

C. Media Plan dan Placement

Media adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebarluaskan pesan-pesan pada iklan. Strategi media yang diperlukan agar pesan-pesan yang disampaikan dapat dirancang dan dilakukan dengan baik. Maka promosi tersebut harus tepat dan terselesaikan dengan mempertimbangkan:

1. Media lini atas (Above the line)

Menurut Frank Jefkins (1996:86) media lini atas adalah media iklan luar ruangan yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Sarana media komunikasi massa yang menjadi sarana media lini atas antara lain berupa iklan surat kabar, majalah, televisi.

2. Media lini bawah (Below the line media)

(42)

commit to user

1. Media lini atas a. Surat kabar

Merupakan iklan yang berisi informasi tentang produk yang ditawarkan. Surat kabar merupakan media yang memiliki segmentasi pembaca dan daya jangkau area yang luas. Sehingga konsumen dari luar daerah pun dapat mengetahui keberadaan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional melalui coffee table book.

1) Desain media

Desain iklan koran ini menggunakan warna hitam putih yang isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini.

(43)

commit to user

ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik.

1) Desain media

Desain iklan majalah ini menggunakan warna klasik yang isinya berupa penjelasan isi dari coffee table book ini

2) Penempatan media

Majalah wedding, seperti the wedding dan weddingku. 2. Media lini bawah

a. Coffee table book

1) Desain media

Coffee table book ini berisi tentang pre wedding dengan berbagai konsep permainan tradisional. Dengan tebal buku 15

sheet dengan ukuran 15x40cm. 2) Penempatan media

Penempatan media ini di studio foto b. Poster

(44)

commit to user

1) Desain media

Desain poster ini hanya berisi penjelasan mengenai coffee table book fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional.

2) Penempatan media

Media poster ini nantinya ditempelkan di mall, salon, butik.

c. X-banner

1) Alasan pemilihan media

Sebagai informasi adanya pameran Coffee Table Book Fotografi

pre wedding dengan Konsep permainan tradisional. 2) Konsep

Dibuat dengan ilustrasi simple dengan body text penjelasan tentang acara pameran.

3) Placement

Dipakai ketika open pameran. 1. Merchandise

a. Stiker

1) Alasan pemilihan media

(45)

commit to user

2) Konsep

Konsep dari stiker ini adalah lebih menonjolkan dari head line

yang akan disampaikan kepada khalayak.

3) Placement

Dibagi-bagikan pada saat diadakan pameran Coffee Table Book

Fotografi pre wedding dengan Konsep permainan tradisional.

b. Pin

1) Alasan pemilihan media karena selain sebagai media promosi yang efektif, pin juga bisa dijadikan aksesoris.

2) Konsep

Konsep dari pin ini adalah lebih menonjolkan dari head line yang akan disampaikan kepada khalayak.

3) Placement

Digunakan sebagai door prize saat pameran. c. Gantungan kunci

1) Alasan pemilihan media

Benda yang sering digunakan sehari-hari secara tidak langsung. 2) Konsep

Desain simple dengan menonjolkan headline fotografi pre wedding

dengan konsep permainan tradisional.

3) Placement

(46)

commit to user

d. Calender

1) Alasan pemilihan media

Media promosi yang dapat digunakan sehari-hari dan dapat bermanfaat bagi semua orang.

2) Konsep

Layout yang simple dan menarik.

3) Placement

Digunakan sebagai door prize saat lounching.

e. Goodybag

1) Alasan pemilihan media

Seperti halnya stiker goody bag daya jangkauannya yang cukup luas, fleksibel, dan dapat dipasang di mana saja. Proses penyebaran dan distribusinya cukup mudah.

2) Konsep

Sablon printing menggunakan ilustrasi yang simple dan mencantumkan headline.

3) Placement

(47)

commit to user D. Teknik Pelaksanaan

1. Peralatan yang digunakan dalam proses perancangan adalah:

a. Camera digital

Kamera dengan system bidikan melewati lensa dibantu pantulan dari cermin refleksi, sehingga antara bidikan dan hasilnya tidak mengalami penyimpangan sudut.

Kamera yang digunakan dalam pengerjaan karya fotografi pre wedding

dengan konsep permainan tradisional ini menggunakan camera digital

merk Canon EOS 40D dengan lensa 28-135mm, 18-135mm, 50mm.

Kamera digital ini memiliki berbagai fasilitas sehingga bisa menggunakan berbagai macam teknik dalam proses fotografi.

Spesifikasi camera: memiliki kualitas gambar 10 megapixel sehingga dapat menampilkan gambar dengan bagus.

Kelebihan camera digital: - Dapat diakses dengan cepat - Lebih efisien

- Dapat mengambil gambar sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan - Memungkinkan pengolahhan dan penyuntingan yang jauh lebih

terkontrol

(48)

commit to user

b. Reflektor

Reflektor digunakan untuk menghasilkan pantulan sinar sehingga dapat mengenai objek secara tidak langsung. Reflektor terbuat dari gabus, kain putih, atau berwarna emas dan silver. Reflektor mempunyai permukaan yang dapat menghasilkan pantulan yang lembut dan menyebar sehingga sinar yang dipantulkan tersebut tidak terlalu kuat.

c. Komputer

Dalam pengerjaan ini diperlukan seperangkat komputer. Komputer merupakan seperangkat alat yang paling menunjang dalam proses perancangan ini. Agar dalam pengerjaannya lancar, untuk itu diperlukan komputer dengan spesifikasi yang tinggi agar dapat melakukan proses

editing dengan lancar.

2. Software yang digunakan

Software yang digunakan dalam proses perancangan fotografi pre wedding ini antara lain: Adobe photoshop Cs 3, Adobe photoshop lightroom 3 dan Corel Draw X4.

a. Adobe photoshop Cs 3

Photoshop merupakan program pengolahan gambar paling populer.

(49)

commit to user

b. Adobe photoshop lightroom 3

Merupakan software pengolahan foto yang masih satu keluarga dengan Abode photoshop. Adobe photoshop lightroom 3 memiliki kemampuan pengolahan warna, pencahayaan dan masih banyak lagi. Penulis menggunakan software ini karena dapat membantu penulis dalam mengatur pewarnaan dan pencahayaan pada foto. Dengan software ini noise yang terjadi karena penggunaan ISO yang tinggi dapat di kurangi (Scott Kelby, 2010: 190).

c. Corel Draw X4

Corel Draw merupakan software pengolahan gambar secara vector

den layouting sebuah desain. Dengan menggunakan corel draw

proses layouting desain promosi media penunjang fotografi pre wedding dapat tercipta dengan baik.

3. Sudut pengambilan gambar

Sudut pengambilan gambar adalah pengambilan foto dengan posisi kamera pada sebuah gambar yang memiliki angle atau sudut gambar yang menarik.

(50)

commit to user

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

Pengambilan foto yang digunakan adalah foto yang sudah dipakai dan digabungkan sehingga dapat menjadi yang menarik.

b. Foto 2

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

(51)

commit to user

c. Foto 3

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

Foto ini diambil dengan memanfaatkan cahaya matahari pada pagi hari. Model diposisikan sedemikian rupa, sehingga kesan yang dibaca dari foto yang disajikan ini adalah kedekatan kedua model dengan latar belakang rumah tradisional.

d. Foto 4

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

(52)

commit to user

3) Kamera

Foto ini diambil dengan memanfaatkan cahaya matahari pada pagi hari. Model diposisikan sejajar, sehingga kesan yang dibaca dari foto yang disajikan ini adalah kedekatan kedua model yang sedang bermain egrang bathok dengan latar belakang bangunan kuno.

e. Foto 5

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

Foto ini diambil dengan memanfaatkan cahaya matahari pada waktu pagi hari. Pemilihan tempat pengambilan foto di rumah kuno dimaksudkan untuk mendapatkan kesan foto ini adalah tradisional. Dengan menampilkan model berpakaian tradisional namun dengan menggunakan aksesoris sedikit

(53)

commit to user

f. Foto 6

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

Memanfaatkan cahaya matahari dipagi hari, foto ini memiliki pencahayaan yang halus, merata dari objek. Dengan permainan tradisional bekel, kedua model menggunakan busana tradisional, pose model diatur sedang memegang bola dan biji bekel dengan saling memandang, sehingga terlihat pengambilan foto ini memiliki kesan mencuri momment saat kedua pasang kekasih sedang bermain.

g. Foto 7

(54)

commit to user Dengan latar belakang dinding hitam dengan akar pohon yang tertata. Sehingga dapat menampilkan background yang alami. Walaupun pengambilan gambar dilakukan dari depan, wajah

(55)

commit to user

warna sedemikan rupa, sehingga foto ini memiliki karakter tersendiri.

i. Foto 9

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

(56)

commit to user

j. Foto 10

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

Foto ini diambil dengan menggunakan pencahayaan di pagi hari. Kesan yang ditampilkan foto ini kebersamaan dalam bermain, walaupun dalam pengambilan gambar terdapat empat orang anak, tetapi tidak mengurangi kesan pre wedding itu sendiri.

k. Foto 11

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

(57)

commit to user

3) Kamera

Pengambilan foto dilakukan pada pagi hari. Dengan menggabungan dua foto yang dimaksudkan agar lebih terlihat menonjol karena dalam foto ini menampilkan kebersamaan seperti sebuah keluarga yang bahagia. Costum yang digunakan terlihat lebih sederhana sesuai dengan kebutuhan permainan yang sedang dimainkan.

l. Foto 12

m. Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Backgroud

2) Model

3) Kamera

(58)

commit to user

n. Foto 13

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

Foto ini diabil dengan menggunakan pencahayaan pada pagi hari. Kesan yang ditampilkan pada foto ini adalah karakter calon pengantin perempuan yang sangat cocok dalam bermain tiga jadi.

o. Foto 14

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

(59)

commit to user

Pengelohan warna yang lembut dimaksudkan untuk memberi kesan unik pada foto ini. Diambil dengan menggunakan cahaya alami matahari pada waktu sore hari.

Posemodel diatur dengan sedemikian rupa sehingga kedekatan antar model terjalin dengan baik.

p. Foto 15

Sudut pengambilan gambar

Keterangan:

1) Background

2) Model

3) Kamera

(60)

commit to user

49

BAB IV

VISUALISASI

A. Rekomendasi Karya

Materi iklan yang dapat menunjang promosi Fotografi Pre Wedding

dengan Konsep Permainan Tradisional adalah media coffee table book, dengan media penunjang: poster, iklan koran, iklan majalah, x-banner, pin, stiker,

calender dan goodybag.

B. Tumbnail atau Data Teknis Karya

1. Media Lini Bawah

a. Coffee Table Book

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 18mm

Shutter Speed : 1/60sec

Diafragma : f/8

(61)

commit to user

Lighting : Available Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Waduk tempuran Blora, Kraton Surakarta Model : Dinsa, Risca, Bayu, Santi, Rio dan Selpha Typografi : Curlz MT

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) cm

Penempatan media : Coffee Table Book pada cover

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 18mm

Shutter Speed : 1/60sec

Diafragma : f/9

ISO : 400

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

(62)

commit to user

Model : Dinsa dan Risca Typografi : Kunstler Script

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40 x 15) mm

Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 1

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/80 sec

Diafragma : f/7.1

ISO : 400

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

(63)

commit to user

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 2

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 18mm

Shutter Speed : 1/60 sec

Diafragma : f/8

ISO : 400

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Dinsa dan Risca Typografi : Curlz MT

(64)

commit to user

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 3

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 52mm

Shutter Speed : 1/80 sec

Diafragma : f/7.1

ISO : 400

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Pipit dann Santoso Typografi : Curlz MT

(65)

commit to user

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 4

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 50mm

Shutter Speed : 1/250 sec

Diafragma : f/4.5

ISO : 200

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Bayu dan Santi Typografi : Kunstler Script

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

(66)

commit to user

Ukuran : (40x15) mm

Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 5

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 50mm

Shutter Speed : 1/125 sec

Diafragma : f/5.6

ISO : 200

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Bayu dan Santi Typografi : Culrz MT

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

(67)

commit to user

Penempatan media : Coffee Table Book pada hal. 6

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 28mm

Shutter Speed : 1/80 sec

Diafragma : f/10

ISO : 200

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Home Stay Bluron, Blora Model : Rio dan Selpha

Typografi : Kunstler Script

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(68)

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 29mm

Shutter Speed : 1/125sec

Diafragma : f/9

ISO : 200

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Home Stay Bluron, Blora Model : Rio dan Selpha

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(69)

commit to user

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 29mm

Shutter Speed : 1/125sec

Diafragma : f/8

ISO : 400

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Pipit, Santosa, David, Sensen, Manda dan VIVI Typografi : Curlz MT

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(70)

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 19mm

Shutter Speed : 1/125sec

Diafragma : f/7.1

ISO : 400

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Pipit, Santosa, David, Sensen, Manda dan VIVI Typografi : Kunstler Script

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(71)

commit to user

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 18mm

Shutter Speed : 1/80sec

Diafragma : f/4.5

ISO : 500

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Dayu dan Kris Typografi : Curlz MT

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(72)

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 18mm

Shutter Speed : 1/80sec

Diafragma : f/5.6

ISO : 500

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Rumah

Model : Dayu dan Kris Typografi : Curlz MT

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(73)

commit to user

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 21mm

Shutter Speed : 1/80sec

Diafragma : f/4

ISO : 250

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Home Stay Bluron, Blora Model : Rio dan Selpha

Typografi : Curlz MT

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(74)

commit to user

Kamera : Canon EOS 40D

Focal Length : 35mm

Shutter Speed : 1/80sec

Diafragma : f/6.3

ISO : 200

Lighting : Availabel Light (matahari) pagi hari

Lokasi : Home Stay Bluron, Blora Model : Rio dan Selpha

Typografi : Curlz MT

Bentuk : Landscape

Visualisasi : Corel Draw X4 dan Adobe Photoshop CS3

Realisasi : Digital Printing

Ukuran : (40x15) mm

(75)

commit to user

b. Poster

Keterangan:

1) Ukuran : 29,7x42 cm

2) Penempatan media : Di pinggir jalan raya, mading

3) Typografi : Kunstler Script

(76)

c. X-benner

Keterangan:

1) Ukuran : 60x160 cm

2) Penempatan media : Di tempat opening pameran 3) Typografi : Kunstler Script

(77)

commit to user 2. Media lini atas, meliputi:

a. Iklan Koran

Keterangan:

1) Ukuran : (76x127)mm 2) Penempatan media : Koran Kompas 3) Typografi : Kunstler Script

(78)

b. Iklan Majalah

Keterangan:

1) Ukuran : 20x27,5 cm

2) Penempatan media : Majalah The Wedding

3) Typografi : Kunstler Script

(79)

commit to user 3. Merchandise

a. Stiker

1) Media Bahan : vinil

2) Ukuran : 8x4 cm

3) Tipografi : Kunstler Script

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4

5) Realisasi : Sablon Printing

(80)

1) Media Bahan : Art paper laminasi

2) Ukuran : 4x4 cm

3) Tipografi : Kunstler Script

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4

5) Realisasi : Sablon Press dan laminasi

c. Gantungan kunci

1) Media Bahan : Achrelic

2) Ukuran : 5x7 cm

3) Tipografi : Kunstler Script

(81)

commit to user

(82)

1) Media Bahan : kertas Art paper

2) Ukuran : 21x 14,5 cm

3) Tipografi : Curlz MT

4) Proses Visualisasi : Coreldraw X4

(83)

commit to user

e. Goodybag

1) Media Bahan : Kain blaco 2) Ukuran : 30x25 cm 3) Tipografi : Curlz MT

4) Proses Visual : Coreldraw X4

(84)

commit to user

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab-bab di atas dapat disimpulkan bahwa fotografi pre wedding tidak hanya sekedar menampilkan foto berdua saja dengan konsep yang glamour.

Tetapi fotografi pre wedding bisa diaplikasikan melalui berbagai macam cara dengan konsep unik dan berbeda sehingga bisa menangkap momment kebersamaan.

Fotografi pre wedding sekarang ini berkembang sangat pesat, membuat para fotografer menjadi bersaing untuk mendapatkan konsumen. Sehingga perancangan fotografi Pre Wedding dengan konsep permainan tradisional, penulis memilih Coffee Table Book sebagai sarana promosi kepada konsumen, yang khususnya ingin membuat foto pre wedding. Dalam perancangan fotografi

(85)

commit to user B. Saran

Perancangan fotografi pre wedding dengan konsep permainan tradisional dalam proses perancangan, diharapkan dapat di terima dikalangan khalayak masyarakat. Dalam proses perancangan penulis mengalami keteerbatasan lokasi dan media penunjang properti. Oleh karena itu tujuan utama dari perancangan

Gambar

gambar
Gambar ini disajikan dengan menggabungkan tiga foto
Gambar ini menggabungkan dua foto menjadi satu. Hal ini

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Melalui garapan tari kreasi baru yang berjudul Agirang dikemas dengan pada awal tarian dimulai ( papeson ) menampilkan 3 orang penari putri yang gerak-gerak tarinya

Gue nggak tau yang satu lagi jenis kelaminnya apaan, cewe apa cowo, karena dia suka pake pakaian cewe ama dandan-dandan kayak cewe gitu, gue pikir kalo gue bawa-bawa nama

Hanya pengetahuan yang diperoleh dengan disiplin berpikir dan bekerja yang sesuai dengan standar akademik dapat digolongkan sebagai teori yang menjadi bagian suatu bidang

Tujuan laporan keuangan menurut (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013) adalah menyediakan informasi laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan, dan laporan arus

Dengan demikian adanya pemahaman karakteristik, identifikasi kebutuhan dan pelanggan Perguruan Tinggi memberikan harapan bahwa pelayanan yang diberikan akan

Tampak edema retina, spasme setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri. Jarang terjadi perdarahan atau eksudat atau spasme. Retinopatia arteriosklerotika pada

Untuk meningkatkan effisiensi dan efektifitas pembelajaran IPBA melalui teleskop, dirancang perangkat sistem jaringan akuisisi astronomi yang menyambungkan komputer

Pada sekitar tahun 1965 aliran kerohanian Sapta Darma yang ada di Blitar menghentikan kegiatan perkumpulan, hal itu karena terjadinya pemberontakan PKI sehingga para