Tema
CONNECTING SPACE
LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER VIII TAHUN 2018/2019
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
ANDRE IRMAWAN 104 15 003
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2019
10415003 – ANDRE IRMAWAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jawa Barat adalah Provinsi dengan segudang surga duniawi. Hal ini mambuat Gubernur Jawa Barat saat ini, yaitu Bapak Ridwan Kamil akan berkomitmen menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi pariwisata. “Saya sudah memutuskan bahwa Jawa Barat akan jadi provinsi pariwisata karena ada potensinya,” kata beliau dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 28 November 2018. Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah provinsi menyediakan anggaran Rp 40 miliar untuk pengembangan destinasi wisata unggulan masing-masing kabupaten/kota di Jawa Barat. “Khusus Pangandaran kita naikkan dua kali lipat hingga mencapai Rp 80 miliar," kata beliau.
Kabupaten Pangandaran merupakan kabupaten termuda yang ada di Jawa Barat. Kabupaten ini adalah pemekaran dari Kabupaten Ciamis dan baru resmi berdiri pada 25 Oktober 2012. Meskipun memiliki ibu kota kabupaten di Parigi, namun potensi wisata utama dari daerah ini adalah Pantai Pangandaranya. Pantai Pangandaran terbagi menjadi 2, Pantai Timur untuk menikmati indahnya matahari terbit (sunrise) dan Pantai Barat untuk menikmati indahnya matahari terbenam (sunset). Hal ini lah yang menjadikan Pangandaran sebagai salah satu destinasi wisata terbaik yang ada di Jawa Barat. Setiap tahun dihari libur, Pantai Pangandaran selalu dipadati wisatawan. Tercatat jumlah wisatawan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Menurut Kabid Destinasi Disparbud Kabupaten Pangandaran, Dudung Cahyadi pada tahun 2018 tercatat jumlah wisatawan mencapai 3,9 juta pengunjung padahal pada tahun sebelumnya wisatawan yang berkunjung hanya sekitar 2 juta pengunjung. Wisatawan yang datang didominasi dari nusantara namun wisatawan mancanegara juga banyak yang berkunjung.
Namun sebagian besar pengunjung adalah pengguna kendaraan pribadi. Kendaraan pribadi ini terdiri dari kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Hal ini yang membuat kondisi daerah Pantai Pangandaran akan selalu macet setiap hari libur
10415003 – ANDRE IRMAWAN
2
tiba. Ada beberapa faktor kenapa pengunjung lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Salah satunya adalah dikarenakan sarana penunjang kendaraan umum seperti terminal dan stasiun yang masih minim dan kurang layak sebagai fasilitas penunjang. Bagaimana tidak, keadaan terminal yang kumuh, tidak dikelola dengan baik, tidak memfasilitasi ke area wisata yang ada, kurangnya akses untuk pejalan kaki, sirkulasi kendaraan yang tidak nyaman, adalah beberapa contoh kasus kenapa orang lebih memilih kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum yang tidak membuat macet.
Selain itu perkembangan kabupeten menuntut adanya pembaharuan terminal yang ada saat ini karena terminal dinilai tidak memenuhi standar untuk sebuah kabupaten/kota yang menuntut adanya moda transportasi darat yang lebih menunjang kegiatan didalamnya. Untuk saat ini seiring pembangunan berbagai sarana fasilitas yang ada membuat keadaan terminal pangandaran seolah tersisihkan karena sirkulasi yang ada menjadi bertubrukan dengan sirkulasi ke berbagai arah. Lahan yang kurang memenuhi standar dan juga fasilitas yang apa adanya juga menjadi salah satu masalah di terminal yang ada saat ini.
Oleh karena itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pangandaran pada tahun 2020 merencanakan program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan. Yang salah satu projeknya adalah Pengembangan Terminal Pangandaran.
Pembangunan terminal sebagai sarana perhubungan diharapkan bisa menunjang wisatawan agar lebih mudah datang ke Pangandaran dan juga dalam mencapai tempat wisata yang ada didaerah Kabupaten Pangandaran.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Studio Tugas Akhir ini adalah :
1. Mengetahui tentang pengertian, peran dan klasifikasi terminal.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
3
2. Mengetahui fungsi terminal.
Tujuan dari Studio Tugas Akhir ini adalah :
1. Merancang Terminal dengan sirkulasi yang efisien
2. Mengembangkan lahan yang ada saat ini dengan berbagai pertimbangan dan penambahan fasilitas yang sesuai standar.
3. Merancan terminal yang nyaman bagi pengguna khususnya wisatawan 4. Merancang terminal yang memenuhi regulasi dari pemerintah/ Dinas
Perhubungan
1.3 Batasan Studio Tugas Akhir
Masalah yang akan diuraikan dalam laporan ini adalah berupa uraian dan pemaparan tentang hasil desain yang telah dibuat terkait Studio Tugas Akhir yang berjudul Redesain Terminal Pangandaran ini.
1.4 Masalah Perancangan
Masalah-masalah yang muncul dalam perancangan Terminal Pangandaran ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Efisiensi sirkulasi
2. Lahan yang terlalu sempit 3. Kenyamanan bagi pengguna
4. Kurangnya fasilitas yang ada didalam terminal 5. Regulasi dari Pemerintah
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan dijelaskan berdasarkan bab yang telah ditentukan yaitu : 1. BAB I : Pendahuluan
Memberikan penjelasan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan dari laporan Studio Tugas Akhir.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
4
2. BAB II : Deskripsi Projek
Menjelaskan tentang projek yang dikerjakan
3. BAB III : Elaborasi Tema
Membahas tentang tema yang diambil dari isu yang diangkat
4. BAB IV : Analisis
Membahas hasil-hasil analisis dalam merancang
5. BAB V : Konsep Perancangan
Membahas konsep-konsep rancangan pada Studio Tugas Akhir
6. BAB VI : Hasil Rancangan
Membahas gambar-gambar hasil rancangan yang telah dibuat
7. LAMPIRAN
Berisi gambar kerja, dan penilaian dari hasil Studio Apresiasi Lapangan 2.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
5
BAB II
DESKRIPSI PROJEK
2.1 Deskripsi Umum
Deskripsi umum menjelaskan tentang data umum proyek rancangan bangunan Hotel Resort Panati Pangandaran, dengan data perancangan sebagai berikut :
• Judul Proyek : Redesain Terminal Pangandaran
• Jenis Proyek : Nyata
• Luas Lahan : 35.000 m2
• Peruntukan : Sarana Transportasi
• Owner : Dinas Perhubungan Kabupaten Pangandaran
• Dana : Pemerintah
• Lokasi Proyek : Jl. Cijulang, Pananjung, Pangandaran, Jawa Barat 46396
• KDB : 60 %
• KLB : 4
• GSB : 6 m
10415003 – ANDRE IRMAWAN
6
2.2 Studi Banding
• Terminal Ledeng
Kekurangan : - Kumuh
- Zonasi parkir pengunjung dan kendaraan umum kurang jelas - Kurang terwadahi area penumpang (peron)
- Bangunan terlihat tidak menarik
- Tidak ada sirkulasi pejalan kaki yang dirancang dengan baik
• Terminal Ciroyom
Kekurangan : - Kumuh
- Zonasi parkir pengunjung dan kendaraan umum kurang jelas - Kurang terwadahi area penumpang (peron)
- Sirkulasi tidak terdefinisikan dengan baik
- Menyatu dengan area pasar sehingga terjadi over sirculation pengguna - Kurangnya area peron untuk menaikturunkan penumpang
10415003 – ANDRE IRMAWAN
7
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 Latar Belakang
Latar belakang pemilihan tema Connecting Space adalah karena tema dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada pada Terminal Pangandaran, dimana terminal yang didesain nantinya bisa menjadi penghubung aktivitas dari kota-kota yang ada di Jawa Barat menuju ke titik-titik wisata yang ada di Pangandaran
3.2 Pengertian
Connecting Space berasal dari dua suku kata, Connect yang berarti terhubung/ penghubung. Dan Space yang berarti ruang/ tempat.
3.3 Interpretasi Tema
10415003 – ANDRE IRMAWAN
8
3.4 Studi Banding Tema Sejenis
10415003 – ANDRE IRMAWAN
9
BAB IV ANALISIS
4.1 Analisis Fungsional
• Program Ruang
RUANG PARKIR AKAP PENJEMPUTAN PENUMPANG 1 1120 ASS 40% 1568
RUANG PARKIR AKDP PENJEMPUTAN PENUMPANG 1 540 DP '96 40% 756
RUANG PARKIR AK PENJEMPUTAN PENUMPANG 1 800 DP '96 40% 1120
RUANG PARKIR ADES PENJEMPUTAN PENUMPANG 1 900 DP '96 40% 1260
RUANG PARKIR PRIBADI PENGANTAR / PENJEMPUTAN 1 500 DP '96 40% 700
RUANG PARKIR SERVICE PENGANTAR / PENJEMPUTAN 1 200 ASS 40% 280
RUANG ISTIRAHAT ISTIRAHAT 1 40 DP '96 20% 48
RUANG PARKIR CADANGAN PENJEMPUTAN PENUMPANG 1 1370 DP '96 40% 1918
7650
RUANG TUNGGU MENUNGGU 1 2250 DP '96 20% 2700
TOILET MENUNGGU 1 60 STI 20% 72
LOBI MENUNGGU 1 900 DP '96 30% 1170
KIOS ISTIRAHAT 10 1350 DP '96 30% 17550
MUSHOLLA BERIBADAH 1 60 DP '96 20% 72
21564
RUANG ADMINISTRASI BEKERJA 1 59 DP '96 20% 70,8
RUANG PENGAWAS BEKERJA 1 23 DP '96 20% 27,6
LOKET BEKERJA 1 3 DP '96 20% 3,6
PERON MENUNGGU 8 4 DP '96 30% 41,6
RETRIBUSI MENUNGGU 1 6 DP '96 30% 7,8
RUANG P3K BEKERJA 1 30 DP '96 30% 39
RUANG INFORMASI BEKERJA 1 10 DP '96 20% 12
RUANG STAF BEKERJA 1 100 DP '96 20% 120
RUANG RAPAT BEKERJA 1 20 ASS 20% 24
346,4
R. CLEANING SERVICE BEKERJA 1 12 ASS 20% 14,4
RUANG TEKNISI ( M.E ) BEKERJA 1 10 ASS 20% 12
RUANG GENSET BEKERJA 1 20 ASS 20% 24
RUANGPOMPA BEKERJA 1 20 ASS 20% 24
GUDANG BEKERJA 1 10 ASS 30% 13
BENGKEL BEKERJA 1 100 DP '96 30% 130
RUANG CCTV KEAMANAN 1 12 PI 10% 13,2
POST SATPAM KEAMANAN 1 16 ASS 10% 17,6
248,2 29808,6
AREA TAMPA SIRKULASI SUMBER SIRKULASI TOTAL KESELURUHAN
RUANG KENDARAAN
TOTAL
ZONA
NAMA RUANG KEGIATAN
PENGGUNA STUDY KUALATIF
PENGUNJUNG PENGELOLA SUPIR PENUMPANG JUMLAH UNIT
TOTAL KESELURUHAN
RUANG PENGGUNA
TOTAL
OPERASIONAL
TOTAL
AREA SERVICE
TOTAL
• Persyaratan Teknik
▪ Luas Terminal
- Untuk Terminal Penumpang Tipe A di pulau Jawa dan Sumatra seluas 5 ha, sementara di pulau lain seluas 3 ha.
- Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa dan Sumatra seluas 3 Ha, dan dipulau lainnya seluas 2 Ha.
- Untuk terminal Tipe C disesuaikan dengan kebutuhan.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
10
▪ Akses
- Untuk terminal tipe A di pulau Jawa 100 m dan di pulau lainnya 50 m,
- Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa 50 m dan di pulau lainnya 30 m,
- Untuk terminal penumpang tipe C sesuai dengan kebutuhan.
▪ Daerah Kewenangan
- Daerah lingkungan kerja terminal, merupakan daerah yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal,
- Daerah pengawasan terminal, adalah daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petugas terminal untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas di sekitar terminal.
▪ Pengelolaan Terminal
Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengoperasian terminal.
▪ Perencanaan
Kegiatan perencanaan terminal meliputi:
- Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan, - Penataan fasilitas penumpang
- penataan fasilitas penunjang terminal,
- penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal, - Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan
- Penyusunan Jadwal perjalanan berdasarkn kartu pengawasan,
10415003 – ANDRE IRMAWAN
11
- Pengaturan jadwal petugas di terminal, - Evaluasi system pengoperasian terminal.
▪ Pemeliharaan
Terminal penumpang harus senantiasa dipelihara sebaikbaiknya untuk menjamin agar terminal tetap bersih, teratur, tertib, rapi serta berfungsi sebagaimana mestinya. Pemeliharaan terminal meliputi:
- Menjaga kebersihan bangunan beserta perbaikanya.
- Menjaga kebersihan pelataran terminal, perawatan tanda-tanda dan perkerasan pelataran,
- Merawat saluran-saluran air yang ada,
- Merawat instalasi listrik dan lampu-lampu penerangan, - Menjaga dan merawat alat komunikasi,
- Menyediakan dan merawat sistem hidrant atau alat pemadam kebakaran lainnya yang siap pakai.
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan (menurut Hamyd Syrvany)
N
O Aspek
LOKASI
JL. Pananjung, Pangandaran
1
TATA GUNA LAHAN
Kawasan lokasi site berada di kawasan sub zona Prasarana Terminal (S.7)
KELEBIHAN • Berada disekitar kawasan tingkat kependudukan padat
10415003 – ANDRE IRMAWAN
12
• merupakan kawasan perdagangan dan jasa yang dekat dengan wilayah pariwisata
• Disekitar site terdapat berbagai zonasi seperti pendidikan, perkantoran, perdagangan, kesehatan, komersial dll.
KEKURANGA
N • Site terbatas
POTENSI Site berada diwilayah Kawasan Pariwisata Provinsi yang memiliki banyak potensi wisata
2
BENTUK MASSA
KDB = 60%
KLB = 4 GSB = 10
KELEBIHAN
• Bentuk bangunan disekitar site hanya terdapat bentukan-bentukan yang monoton
• Hanya terdapat bangunan dengan tingkat rendah KEKURANGA
N POTENSI
Bentukan bangunan disekitar site yang monoton bisa dijadikan dasar bahwa perancang akan merancang bangunan dengan bentukan yang lebih menarik
3
SIRKULASI
& PARKIR
KELEBIHAN
• Tidak ada area parkir yang memadai, terlihat pada gambar diatas, pengguna parkir pada area peron bus.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
13
• Pengembangan terminal akan membuat jalan Cijulang menjadi berada atau diapit oleh terminal.
• Karena berada pada Kabupaten yang baru mekar, sirkulasi kendaraan tidak sepadat di kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta.
KEKURANGA N
POTENSI Kawasan berada di pusat Kecamatan Pangandaran dan juga dekat dengan area Pantai Pangandaran.
4
RUANG TERBUKA
KELEBIHAN Terdapat beberapa taman sebagai aktivitas warga KEKURANGA
N POTENSI
Adanya area terbuka menjadi landasan untuk mendesain nantinya untuk orientasi bagi menaik- turunkan penumpang.
5
JALUR PEJALAN
KAKI
10415003 – ANDRE IRMAWAN
14
KELEBIHAN
Adanya jalur pejalan kaki tidak termanfaatkan dengan baik karena pengguna lebih sering menggunakan kendaraan pribadi saat bepergian.
KEKURANGA
N Kurangnya street furniture dan tempat berlindung POTENSI
Pedestrian bisa digunakan untuk bahan pertimbangan sarana pejalan kaki dari pengguna terminal yang datang ataupun wisatwan
6
PENDUKUNG AKTIFITAS
KELEBIHAN
1. Tempat Belanja = Pasar, Ruko
2. Sarana Pendidikan = SMP, MTs, SMK Putera 3. Bank
4. Pom Bensin 5. Masjid agung
10415003 – ANDRE IRMAWAN
15
6. Tourism Center 7. Islamic Center 8. Tempat Olahraga 9. Tempat Wisata Pantai KEKURANGA
N POTENSI
Lokasi site yang strategis untuk pengembangan terminal, karena dekat dengan sarana-sarana pendukung
7
PENANDA (SIGNAGE)
KELEBIHAN KEKURANGA
N Tidak ada penanda pada area terminal
POTENSI Bisa di desain penanda yang mencerminkan konsep yang dibuat.
8 PRESERVASI Lokasi tidak berada dilingkungan bersejarah
10415003 – ANDRE IRMAWAN
16
BAB V
KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar
Konsep dasar pada desain adalah penerapan dari tema (connecting space) dimana site yang terpisah harus terkoneksi satu sama lain antara sisi utara dan sisi selatan. Selain itu juga koneksi harus mengarah ke Kabupaten Pangandaranya dimana Prinsip Analogi dipertimbangkan dengan Analogi Pantai yang mencerminkan Pangandaran dengan Bangunan.
4.1 Rencana Tapak
• Gubahan Massa
Pertimbangan sirkulasi sangat ditekankan pada konsep gubahan massa yang diusung. Adanya jalan raya pada tengah site yang memisah menjadi aksen tersendiri dan menjadi intangible desain yang tidak disadari oleh pengguna.
Penempatan massa sangat mempertimbangkan bentukan site dan sirkulasi jalan raya ditengahnya. Bentukan sederhana persegi menjadi pilihan setelah banyaknya pertimbangan yang dimasukan. Bangunan terdiri dari 2 massa pada bagian sisi utara dan juga sisi selatan yang kemudian di push keatas lalu digabungkan dengan adanya connecting sebagai pemecah aksen dan sebagai solusi desain dengan lahan yang terpisah. Connecting juga difungsikan sebagai vocal point pada desain dan menjadi landmark selamat datang bagi pengunjung yang akan memasuki kota pangandaran.
Adanya aksen jalan raya ditengah yang tidak dapat diubah keadaanya kemudian menjadi pertimbangan connecting dibuat kearah bawah atau kearah atas. Setelah pertimbangan yang rumit, connecting dibuat kearah atas sebagai suatu solusi desain yang nantinya akan berhubungan dengan Kota Pangandarannya sendiri.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
17
Peruntukan lahan juga sangat berpengaruh dalam pembentukan gubahan massa untuk bisa mempertimbangkan integrasi dengan lingkungan dan juga pertimbangan skala kota sampai skala provinsi.
Selain itu perhitungan KDB dan KLB juga sangat ditekankan dalam membentuk gubahan massa [4].
Gambar 5.1. Gubahan Massa
• Organisasi Ruang
Organisasi ruang atau penataan ruang disesuaikan dengan standar Terminal Tipe B yang dibuat. Standar yang digunakan adalah standar dari Dinas Perhubungan (Dishub). Adanya rencana juga dari pemerintah Kabupaten Pangandaran yang suatu saat akan dikembangkan menjadi terminal tipe A, maka standar ruang yang digunakan tidak sepenuhnya dari standar Tipe B, namun juga dari Tipe A. Penyesuaian dengan sirkulasi dan juga bentukan site, bangunan pada sisi selatan menjadi area utama bangunan dan sisi utara menjadi area untuk servis dan juga pengelola.
Pada perancangan terminal, sirkulasi adalah poin utama yang harus diperhatikan dimana terdapat sirkulasi untuk kendaraan dan juga sirkulasi untuk manusia. Konsep desain terminal modern yang paling utama adalah mempertimbangkan kenyamanan pengunjung/ pengguna terminal. Salah satunya adalah jalur pejalan kaki. Jalur pejalan kaki yang baik harus
10415003 – ANDRE IRMAWAN
18
didukung oleh elemen fisik trotoar yang ramah untuk mencapai titik dari satu tempat ke tempat lainya [1]. Oleh karenanya pada desain terminal ini menggunakan sistem terminal modern yang mengutamakan kenyamanan penggunanya seperti bandara dan stasiun sebagai pertimbangan utama.
Pembentukan ruang terbuka hijau juga ditekankan pada rancangan, sebagai bentuk dari salah satu manfaat RTH yaitu protektif atau perlindungan sebagai bentuk kenyamanan bagi para pengguna [5].
Untuk sirkulasi kendaraan (bis dan angkot) akan terpisah dengan beberapa pertimbangan bagi fungsi utama yang tersedia. Angkot akan diletakan dibagian site utara dengan pertimbangan adanya Pasar Pananjung sebagai orientasi utama. Sementara pada bagian selatan dikhususkan untuk terminal bis dimana area kedatangan dan area keberangkatan terpisah oleh bangunan utama. Sementara area shelter bis diletakan berada dibagian belakang bangunan pada sisi selatan. Untuk area keberangkatan dibagi menjadi 3 hall, yang pertama adalah hall khusus untuk perjalanan jarak pendek, hall kedua untuk perjalanan jarak jauh didalam propinsi, dan hall 3 difungsikan untuk perjalanan jarak jauh diluar propinsi.
Untuk sistem pengunjung dibagi menjadi 3 tipe pengunjung, pertama untuk pengunjung yang memiliki tiket online akan menuju area loby kemudian menuju area print boarding pass yang tersedia. Kedua untuk pengunjung yang belum memiliki tiket sama sekali, maka akan menuju loket pembelian yang tersedia. Dan yang ketiga adalah untuk pengunjung yang akan membatalkan keberangkatan, maka akan menuju loket canceling.
4.2 Konsep Bangunan
• Fasade
10415003 – ANDRE IRMAWAN
19
Fasade didesain dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti lingkungan, budaya, dan juga tema yang diusung yaitu connecting space. Prinsip desain sekuen menjadi pertimbangan utama pada perancangan fasade bangunan. Pada sisi bagian utara fasade bangunan berawal dari futuristik yang kemudian akan memudar menjadi unsur fasade tradisional pada bagian bangunan sisi sebelah selatan.
• Sistem Struktur
Indonesia termasuk di dalam wilayah yang rawan terhadap gempa karene posisi yang merupakan tempat bertemunya tiga lempengan bumi, yaitu Lempengan Indonesia-Australia, Lempengan Eurasia dan Lempengan Pasifik [6]. Pangandaran berada diwilayah Jawa Barat yang juga merupakan wilayah gempa yang posisinya berdekatan dengan lempeng Australia serta mempunyai populasi yang cukup tinggi yang mengakibatkan beban yang cukup berat saat terjadinya gempa [2]. Sistem struktur pada bangunan menggunakan baja tipe IWF sebagai sarana pengendali gempa. Selain itu adanya penggunaan dilatasi pada bangunan yang memiliki Panjang lebih dari 30 meter juga menjadi cara mengendalikan gempa yang sering terjadi pada bangunan di wilayah bagian selatan pulau jawa. Dalam merancang terminal juga haruslah memiliki bentangan yang lebar dengan pertimbangan sirkulasi pengguna yang berlalu lalang.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
20
Gambar 5.2. Sistem Struktur
• Sistem Utilitas
Sistem utilitas air bersih dirancang dengan mempertimbangkan air dari PDAM. Air dari PDAM kemudian ditampung di bak penampungan bawah tanah yang kemudian nantinya akan dipomba menuju keatas dan dibagian atas akan ditampung lagi pada tangka air. Dari tangki air nantinya air akan dialirkan menuju ruangan-ruangan yang membutuhkan air bersih seperti tempat wudhu, wastafel, toilet, dan retail-retail.
Sistem utilitas air kotor pada bangunan dari ruangan kamar mandi akan langsung menuju spitank yang kemudian dialirkan menuju bak penampungan. Sementara air kotor dari dapur atau wastafel akan disaring dulu oleh mesin greas trap dan setelahnya akan menuju ke bak penampungan. Dari bak penampungan kemudian air yang sudah diendapkan akan langsung dibuang menuju saluran kota karena air ini sudah tidak lagi berbahaya.
• Point Of Interest
Sebagai sarana transportasi yang menunjang kebutuhan kendaraan umum untuk wilayah Pangandaran, adanya area terbuka sebagai pusat penunjang kegiatan akan sangat membantu menarik
10415003 – ANDRE IRMAWAN
21
perhatian masyarakat untuk datang berkunjung/ akan menjadi wisata bagi masyarakat sekitar. Sementara dinamika masyarakat era milenial seperti sekarang sangat dipengaruhi oleh adanya internet. Orang akan cenderung memilih spot-spot untuk berfoto dan membagikanya di internet/ social media. Hal ini tentu bisa menjadi acuan bagi merancang terminal yang memiliki point of interest dari bangunan. Area yang dimaksud adalah area yang berada di area connecting yang menghubungkan sisi utara dan sisi selatan bangunan. Area ini didesain sebagai pusat belanja yang nantinya diisi dengan makanan, pakaian khas dari daerah pangandaran. Adanya area belanja ini tentu akan mamberikan kesan yang mendalam tentang terminal ini dan tentang kota Pangandaranya sendiri. Ada 2 tipe pengunjung yang nantinya diutamakan, yaitu pengunjung yang memiliki motivasi belanja hedonik (usia 17-22 tahun) dan pengunjung yang memiliki motivasi belanja utilitarian (usia 22-40 tahun) [3]. Referensi yang diambil adalah jalan Malioboro yang ada di Yogyakarta. Selain itu penambahan spot-spot fotogenik akan menjadikan area ini menjadi ramai dikunjungi oleh pengunjung yang berniat untuk ke terminal ataupun pengunjung yang sengaja datang ke area terminal untuk sekedar jalan- jalan.
10415003 – ANDRE IRMAWAN
22
BAB VI
HASIL RANCANGAN 6.1 Peta Situasi
6.2 Gambar-Gambar Perancangan