• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksistensi Pergerakan Organisasi UKMI As-Siyasah (Studi Etnografi Tentang UKMI As-Siyasah di FISIP USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksistensi Pergerakan Organisasi UKMI As-Siyasah (Studi Etnografi Tentang UKMI As-Siyasah di FISIP USU)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Wursanto (2005:57) manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat /Homosocius/Zoopoliticon yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dengan berkelompok. Manusia itu berkelompok karena kesadaran akan kepentingan bersama yang nantinya akan mengadakan kerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan masyarakat yang dapat dilakukan dalam organisasi. Menurut Robbins (Ahmad Sobirin, 2007:4) organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

(2)

kebudayaan kehidupan manusia tidak bermakna sebab kebudayaan merupakan cara manusia untuk tetap hidup dalam memenuhi kebutuhannya yang diperoleh dengan belajar (Rafael Raga, 2000: 15-16). Menurut C. Kluckhon (dalam Koentjaraningrat, 1985: 230) bahwa unsur-unsur dari kebudayaan universal yang satu diantaranya adalah organisasi sosial.

Menurut Malinowski (dalam Ruddy Agustyanto, 2007: 49) organisasi sosial adalah suatu cara-cara yang dilakukan manusia untuk memuaskan kebutuhan masyarakat terhadap lingkungan yang saat ini. Saat ini upaya untuk mewujudkan kebutuhan masyarakat tersebut dapat melalui mahasiswa, karena mahasiswa merupakan penyampai aspirasi masyarakat untuk mencapai tujuan yang dibutuhkan. Mahasiswa juga merupakan bagian dari masyarakat. Mahasiswa dalam menjalani kehidupannya membutuhkan kerjasama dengan yang lainnya yang dapat dipenuhi dengan organisasi. Mahasiswa berorganisasi bertujuan untuk mencari pengalaman hidup di luar kegiatan akademiknya, karena pengalaman berorganisasi membentuk karakter positif dari sejumlah tokoh-tokoh besar negeri ini1. Organisasi terbagi dua yaitu organisasi formal dan organisasi Informal. Organisasi formal adalah organisasi yang keberadaanya diakui secara resmi sedangkan organisasi Informal adalah keberadaanya belum mendapat dukungan dari berbagai pihak karena bersifat belum resmi2.

1

http://asmisiangka.blogspot.co.id/2013/05/makalah-mahasiswa-dan-organisasi.html

Diakases pada 08 april 2016 pukul 22.22 2

(3)

Secara khusus di Universitas Sumatra Utara (USU) yaitu tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terdapat organisasi mahasiswa yang masih menjalankan fungsi dan perannya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa khususnya mahasiswa Islam yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Islam As-Siyasah FISIP USU. Organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU merupakan organisasi satu-satunya Unit Kegiatan Islam yang sah di tingkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, diantara organisasi lainnya yang belum mendapat dukungan dari pihak dekan yaitu organisasi mahasiswa Islam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia dan Hizbut Tahrir Indonesia, namun gerakannya sudah ada di FISIP USU, namun masih bersifat organisasi Informal. Jadi UKMI As-Siyasah merupakan organisasi internal kampus FISIP USU yang berasal dari dalam Kampus yang diakui oleh pihak dekanat sebagaimana yang sudah tercantum di AD/ART3 UKMI bahwa dewan pelindung UKMI adalah pembantu dekanat. Organisasi UKMI ini didirikan dengan tujuan untuk mengisi kegiatan di kampus FISIP USU terutama di musholla FISIP USU yang saat itu keadaan kegiatan dari mahasiswa Islam belum ada yang mengelola dengan baik. Maka dari itu ada upaya dari beberapa mahasiswa angkatan 1998 yang dipelopori abangda Taufik Ramadhan bersama teman-teman lainnya berinisiatif untuk menghidupkan kegiatan yang berbasis agama Islam atas persetujuan dari pihak dekanat juga PEMA FISIP USU dibawah pimpinan gubernur abangda Nazir Alwi. Untuk menciptakan keteraturan dalam mengelola kegiatan yang berbasis keagamaan Islam maka bersama-sama membentuk satu unit kegiatan Islam yang di singkat

3

(4)

dengan UKMI. UKMI ini juga dikatakan Lembaga Dakwah Fakultas yang berada dibawah naungan UKMI Ad-Dakwah USU yang posisinya dikatakan sebagai Lembaga Dakwah Kampus. Diantara UKMI Ad-Dakwah USU dengan UKMI As-Siyasah FISIP USU sangat berhubungan dekat dan saling mempengaruhi serta terus menjalin koordinasi dengan baik demi tercapainya dakwah USU yang utuh.

Dengan demikian, alasan saya tertarik dengan judul penelitian saya

tentang “eksistensi pergerakan organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU ini” :

1. Organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU unik karena organisasi UKMI merupakan satu-satunya organisasi unit kegiatan Islam yang sah di FISIP karena mendapat dukungan langsung oleh pihak dekanat FISIP USU sebagai bukti tertera di AD/ART UKMI bahwa yang menjadi pelindung dan penasehat UKMI adalah pihak dekanat sehingga organisasi ukmi dapat dikatakan sebagai organisasi formal internal kampus.

(5)

UKMI menjadi sarana atau wadah mengetahui dan mengenal agama Islam khususnya untuk menambah Ilmu Pengetahuan mahasiswa Islam saat itu. Sehingga saat itu beberapa mahasiswa berkumpul untuk membentuk kelompok dalam ikatan keagamaan.

3. Mahasiswa yang masuk UKMI itu ingin menambah pengalaman belajar seputar pengelolaan organisasi di dunia Kampus dengan hubungan pertemanan.

4. Satu diantara organisasi lainnya yang bergerak pada segi keagamaan Islam dan politik (siyasih)4 sesuai namanya siyasah yang artinya perpolitikan. Karena organisasi UKMI ini berasal dari kader HMI yang merupakan organisasi berbasis politik dan keagamaan dimana tujuannya untuk mencetak kader pemimpin disetiap organisasi yang manapun.

5. Adanya kader UKMI yang sudah menempatkan posisi-posisi strategis ditataran organisasi mahasiswa di kampus seperti di PEMA yaitu Abanda Jefri Wanda saat ini sebagai gubernur FISIP USU sebelumnya pernah menjadi Ketua Umum periode 2012-2013, di Himpunan Mahasiswa Jurusan Politik yaitu Rafiq Panjaitan sebagai Ketua Umum IMADIP 2014-2015, Nugra Ferdino sebagai Ketua KPU FISIP USU, Imam Hardhy sebagai Ketua Umum KAMMI Merah Putih USU, dan beberapa Kader lainnya yang di berada PKS Medan.

4

(6)

1.2 Tinjauan Pustaka

1.2.1 Konsep Manusia dan Kebudayaan

Manusia adalah Makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat

(Homosocius/Zoopoliticon) yang tidak pernah lepas dari masyarakat, karena sejak

manusia lahir pasti sudah terikat dengan masyarakat akibatnya sifat kodrati tersebut manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain sehingga manusia membentuk sebuah kelompok. Manusia `itu berkelompok karena kesadaran akan kepentingan bersama yang nantinya akan mengadakan kerjasama dengan semua pihak dalam usaha mencapai tujuan, meskipun dalam banyak hal dalam kehidupan masyarakat kita mengetahui ada kepentingan manusia yang tidak sama bahkan saling bertentangan (Wursanto, 2005:57).

Eksistensi manusia di dunia ditandai dengan upaya pencarian yang tiada henti-hentinya untuk menjadi manusia. Upaya ini berlangsung dalam dunia ciptaannya sendiri yang berbeda dengan dunia alamiah yakni kebudayaan, karena kebudayaan memiliki posisi sentral di dalam seluruh tatanan hidup manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup di luar ruang lingkup kebudayaan karena kebudayaanlah yang memberikan nilai dan makna pada hidup manusia. Seluruh bangunan hidup manusia dan masyarakat berdiri diatas landasan “kebudayaan” (Rafael Ragan, 2000:15-16).

(7)

karenakreativitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.

Menurut C. Klockhon (dalam Rafael Ragan, 2000:26) mengatakan kebudayaan sebagai total dari cara hidup suatu bangsa , warisan sosial yang diperoleh individu dari groupnya. Adapun Gillin beranggapan bahwa Kebudayaan terdiri dari kebiasaan-kebiasaan yang terpola dan secara fungsional saling bertautan dengan individu tertentu yang membentuk group-group atau kategori sosial tertentu. Dan menurut Keesing, Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan yang ditransmisikan secara sosial

atau singkatnya,” kebudayaan adalah tingkah laku yang diperoleh melalui proses

sosialisasi.

Menurut David cherrington (dalam Sobirin Ahmad, 2007:4), organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur yang didirikan oleh manusia dan beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka untuk mencapai satu tujuan tertentu.

(8)

1.2.2 Pengertian Eksistensi

Eksistensi adalah kata yang berasal dari bahasa latin yaitu existere yang memiliki arti : muncul, ada, timbul, dan berada. Hal ini melahirkan empat penjelasan bahwa: a) eksistensi adalah apa yang ada, b) eksistensi adalah apa yang memiliki, c) eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dengan penekanan bahwa sesuatu itu ada, d) eksistensi adalah kesempurnaan (Anton Bakker, 2004: 22 ). Jadi dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah keadaan yang hidup atau menjadi nyata. Menurut Heidegger (dalam Anton Bakker, 2004: 22) eksistensi

diartikan sebagai kemungkinan manusia untuk “menjadi” atau “tidak-menjadi”

dirinya sendiri. Definisi ini mengacu pada kemungkinan eksistensi manusia untuk memilih hidup secara otentik (menjadi dirinya sendiri) atau tidak-otentik (tidak menjadi dirinya sendiri), Maka “Eksistensi” itu menunjukkan cara-berada manusia yang khas yang membedakannya dengan manusia lainnya. Hanya manusialah yang bereksistensi, dengan keterbukaan hakiki bagi yang lain. Jadi eksistensi merupakan segala sesuatu yang ada, karena keberadaanya di akui dan dibentuk atas dasar tujuan dan fungsi tertentu.

1.2.3 Pergerakan/ Mobilitas

(9)

seseorang atau kelompok warga. Secara harfiah, pengertian mobilitas sosial adalah sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah atau berubah posisi seseorang atau sekelempok orang disaat yang berbeda-beda.

1.2.3.1 Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli

Pengertian mobilitas sosial diatas juga terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian mobilitas sosial5 sebagai berikut:

a. Soerjono Soekanto (dalam Budi Sulistyowati, 2006) mobilitas sosial menurut Soerjono Soekanto adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

b. Menurut Robert M.Z. Lawang (dalam Budi Sulistyowati, 2006) bahwa pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.

c. Menurut Horton dan Hunt (dalam Budi Sulistyowati, 2006) pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.

d. Wiliam Kornblum (dalam Budi Sulistyowati, 2006) mobilitas sosial menurut William Kornblum adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

5

(10)

1.2.3.2 Gerakan Sosial

Selain itu juga ada yang dinamakan dengan gerakan. Gerakan dalam perspektif ilmu sosial dinamakan gerakan sosial. Gerakan sosial muncul sebagai struktur kesempatan politik (politic opportunity structure) yang menekankan signifikansi kesempatan politik yang terbuka celahnya ketika negara begitu renta /

vulnerable,6 artinya gerakan sosial muncul sejak adanya kesempatan politik yang

saat itu pemerintahan tidak menerima setiap kegiatan yang dibuat oleh masyarakat sekitarnya (tidak ada ruang aspirasi masyarakat) sehingga pemerintahan tersebut di turunkan saat itulah berbagai gerakan sosial yang lainnya memiliki kesempatan untuk membentuk gerakan sosial yang baru. Gerakan sosial ini terjadi saat masa orde baru dibawah pemerintahan rezim otoriter Soeharto dan ketika keseluruhan mahasiswa bergabung dan berkumpul untuk melakukan penurunan Soeharto, maka saat itu semua organisasi masyarakat di kalangan mahasiswa bersatu sehingga akhirnya terjadi reformasi pergantian pemerintahan menjadi Habibi yang saat itu semua organisasi masyarakat bisa hidup kembali tanpa tekanan dari Orde Baru yang rezimnya otoriter. UKMI lahir juga dari gerakan sosial yang dilakukan mahasiswa di Malang saat itu.

6

Muhtadi, Burhanuddi pengantar Greg Fealy & Anis Matta. 2012. Dilema PKS

(11)

1.2.4 Sistem Organisasi Sosial

1.2.4.1 Pengertian sistem menurut para ahli

Menurut Ludwig Von Bartalanfy (dalam makalah sistem dan organisasi) sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Menurut Anatol Raporot, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. Menurut L. Ackof (dalam makalah sistem dan organisasi) sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atas fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya. Jadi sistem adalah suatu elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.7

1.2.4.2 Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli

a. Menurut James D. Mooney (Wursanto, 2005:52) organisasi adalah bentuk dari

setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.

b. Menurut Chester I. Barnard (Wursanto, 2005:52) organisasi adalah suatu

sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.

7

(12)

c. S. Prajudi Atmosudirdjo (Wursanto, 2005:53) organisasi sebagai struktur

tata-pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu. Sehingga kesimpulannya organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang tergabung dalam suatu wadah tertentu guna mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan bersama.

Jadi, hubungan antara sistem dengan organisasi yaitu dengan dibuktikan bahwa organisasi bagian suatu sistem yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Melalui pendekatan ini mempermudah kita menemukan titik temu antara organisasi dan budaya dimana antara budaya dengan organisasi manusia sangat berhubungan dan saling mempengaruhi karena membahas budaya, budaya ada karena untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam memenuhi kebutuhan manusia, manusia terus akan berhubungan dengan organisasi masyarakat dimana dengan adanya organisasi tersebut maka manusia terus berhubungan dengan organisasi, sebab organisasi wadah manusia untuk mendapatkan perlindungan dan untuk mencapai tujuan bersama, maka dari itu antara manusia dengan organisasi amat erat kaintannya bagaikan sistem (Foxit, 2007 : 26-27 ).

1.2.4.3 Pengertian Organisasi Sosial

(13)

asosiasikan dengan status-status yang membentuk struktur sosial. Jadi organisasi sosial adalah suatu cara yang dilakukan sekelompok orang untuk mengambil tindakan terhadap kondisi lingkungannya awalnya terpuruk sehingga berkeinginan untuk mengubah dan memperbaiki lingkungan tersebut sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya, dimana dengan kehadiran organisasi sosial bisa menjadi wadah penyaluran kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan lingkungan yang diinginkan dan tertib. Dalam organisasi sosial agar tercapai suatu ketertiban atau keteraturaan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya diperlukan kontrol sosial intern maupun kontrol sosial ektern.

Menurut Richard Daft (dalam Achmad Syaifuddin, 2005:14) organisasi sosial yang berdiri dan tumbuh disekitar kita mempunyai dampak secara langsung terhadap kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kehidupan keluarga.

Menurut Gareth Morgan (dalam Ahmad Sobirin, 2000:18-22) mengumpulkan organisasi dengan 8 metafora :

1. Organisasi dipandang sebagai mesin

Organisasi dipandang sebagai mesin berarti bahwa organisasi seolah-olah mempunyai sifat seperti mesin, dimana cara bekerja mesin sangat mekanis, teratur dan terpisah. Organisasi ini biasanya hanya mengerjakan fokus satu kegiatan tertentu saja (single activity)8 secara terus-menerus sehingga cara kerjanya didalam sebuah kegiatan dengan sendiri secara terpisah dari elemen lainnya. Melihat cara kerja didalam sebuah organisasi ini yaitu terpisah, sehingga untuk

8

(14)

mencapai tujuannya maka organisasi membutuhkan koordinasi dan kerjasama dengan yang lainnya.

Walaupun dalam membuat kegiatan terpisah dengan yang lainnya, namun kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus yang bersifat continiu atau berkelanjutan. Organisasi ini dalam melakukan kegiatannya bersifat hirarkis- berawal dari satu ujung dan berakhir pada ujung yang lain. Saya berasumsi bahwa ada didalam organisasi UKMI yaitu Lembaga Mentoring Agama Islam (L-MAI). Organisasi UKMI hanya satu-satunya lembaga semi otonom, sehingga dalam sistem kerjanya, lembaga ini bekerja terpisah dengan departemen lainnya, karena lembaga ini hanya fokus satu kegiatan saja yaitu mengelola jalannya Mentoring Agama Islam di kampus FISIP USU. Ada kalanya lembaga ini juga butuh kordinasi dan kerjasama dengan departemen kaderisasi dimana membutuhkan databes kader untuk memaksimalkan kegiatan yang sudah dirancang sedemikian baik.

2. Organisasi dipandang sebagai organisme hidup.

(15)

organisasi ini harus mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dengan mengajak orang lain untuk berpartisipasi didalam setiap kegiatan, karena dalam membutuhkan penambahan sumber daya manusia dalam pengelolaan dalam kegiatan organisasi, organisasi didalamnya harus mampu dan terbuka terhadap lingkungan baru disekitarnya. Saya berasumsi organisasi UKMI bisa juga dipandang sebagai organisme hidup, karena saya pernah melihat sebuah departemen yang awalnya hanya fokus kajiannya hanya monoton, namun lama-kelamaan bisa berkembang dan bisa hidup hingga sekarang, didalam organisasi UKMI juga terdapat siklus hidup yaitu berawal dari beberapa departemen yang Membuat kajiannya seputar dunia Islam, namun bertahap menuju kajian kontemporer yang melihat perkembangan zaman sejak pengaruh globalisasi sehingga didalam kegiatan UKMI juga mengalami perkembangan dan perubahan.

3. Organisasi dipandang sebagai pusat berpikir (otak)

(16)

bagaimana organisasi membuat struktur pengambilan keputusan yang tepat, memiliki alat analisis yang cocok dan memiliki alat pengumpulan data yang cocok, dan memiliki kemampuan kolektif dalam menerjemahkan informasi. Saya juga pernah melihat UKMI ini dikategorikan sebagai organisasi sebagai pusat berpikir, dimana saat itu ingin membuat sebuah kajian kontemporer (kekinian) membahas sebuah LGBT9 yaitu UKMI berusaha masuk dan mengkaji tentang Lesbian Gay Bisexsual Trangander yang menghebohkan ini sehingga memperoleh informasi seputar Lesbian Gay Bisexsual Trangander kemudian memprosesnya dalam membuat kajian dan diskusi seputar Lesbian Gay Bisexsual Trangander (LGBT) dan menganalisisnya dalam perspektif Islam.

4. Organisasi dipandang sebagai budaya

Organisasi dipandang sebagai budaya adalah organisasi sebagai sistem budaya. Menurut Smircich dan stubart (dalam Ahmad Sobirin, 2000: 19) organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan keyakinan, tata nilai, dan asumsi dimana keyakinan, tata nilai dan asumsi tersebut akan menjadi landasan bagi semua orang didalam organisasi untuk menginterpretasikan setiap tindakan baik yang mereka lakukan maupun tindakan yang dilakukan orang lain. Dengan metafora ini demikian sebelum sekumpulan orang melakukan tindakan mereka terlebih dahulu harus memiliki definisi atau kontruksi realitas yang jelas berdasarkan pada keyakinan, tata nilai dan asumsi bersama. Dengan demikian organisasi berfungsi dan beroperasi dengan baik para anggota organisasi harus bisa mendefinisikan persoalan organisasi dengan jelas dan harus sepakat dalam

9

(17)

upaya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Organisasi dipandang sebagai budaya yaitu sebuah organisasi yang didalamnya mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang sudah mengakar dan tertanam kuat untuk bisa di ambil titik penyelesaiannya. Membahas persoalan yang mengakar itu yaitu persoalan budaya didalam masyarakat yang sulit diubah. Organisasi ini lebih mengedepankan persoalan budaya dibanding persoalan lainnya, sebab mengatasi persoalan budaya seperti di ibaratkan mencabut pohon yang sudah memiliki akar yang besar dan kuat. Dalam hal ini saya melihat UKMI juga pernah di pandang dalam metafora organisasi dipandang sebagai budaya dimana saat itu UKMI berusaha menyelesaikan persoalan mengenai masalah “tepat waktu” dalam kegiatan organisasi, namun itu sangat sulit dilakukan oleh pengurus, karena memecahkan persoalan ini sangatlah sulit di ubah tanpa adanya pola budaya yang dari awalnya sudah disiplin terhadap waktu. Budaya kurang tepat waktu ini masih menjadi persoalan yang terus dilakukan organisasi UKMI.

5. Organisasi dipandang sebagai arena politik

(18)

timbulnya konflik yang disebabkan antara lain karena masing-masing kelompok memiliki tata nilai, kepentingan dan skala prioritas yang berbeda.

6. Organisasi dipandang sebagai alat pengendalian psikis

(19)

7. Organisasi dipandang sebagai tempat perubahan dan alat

transformasi

Organisasi dipandang sebagai tempat perubahan dan alat transformasi adalah organisasi secara terus-menerus akan selalu mengalami perubahan. Perubahan didalam organisasi terjadi dikarena adanya perlawanan dan perbedaan pendapat dalam merumuskan sesuatu bahkan sudah bergesernya peraturan awal dan tidak sesuai lagi dengan tujuan yang sebenarnya. Sering adanya perubahan ini akan membuat sebuah organisasi bubar karena dari awalnya sudah tidak sesuai lagi dengan aturan yang sudah di buat dan disepakati didalam organisasi dan biasanya organisasi ini bersifat sementara dan bisa terhenti di suatu titik.

8. Organisasi dipandang sebagai alat dominasi.

Organisasi dipandang sebagai alat dominasi adalah cara pandang ini merupakan kombinasi antara antara metafora organisasi sebagai mesin dan metafora organisasi sebagai arena politik. Dalam pandangan ini organisasi tidak berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan orang banyak melainkan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan individu dan kelompoknya dengan cara mengorbankan kepentingan kelompok lain.

(20)

Phithi Sithi Amnuai (dalam Anwar Prabu, 2005) mendefinisikan budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal.

Sedangkan menurut Robin (2001) mengatakan budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi dengan menyakini bahwa sistem nilai yang dianut tersebutlah yang menggerakkan orang yang bekerja didalamnya untuk organisasi tersebut. Dengan adanya budaya organisasi yang kuat dan bagus akan menjadikan organisasi tersebut hidup.

Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa sebuah kelompok manusia yang hidup dalam kebersamaan akan mempunyai nilai dan dilaksanakan bersama. Dengan nilai bersama tersebut, di dalam organisasi masing-masing anggota yakin dan rasa saling percaya satu sama lainnya karena masing-masing bekerja di dalam budaya organisasi yang sama saling.

1.2.5 Mahasiswa

Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 3 tahun 1990 adalah

“Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu, sedangkan

(21)

teman-temannya.10 Mahasiswa juga bagian dari masyarakat, karena mahasiswa sebagai penyampai aspirasi masyarakat.

Dengan demikian, mahasiswa berorganisasi bertujuan untuk mencari pengalaman hidup di luar kegiatan akademiknya, karena pengalaman berorganisasi membentuk karakter positif dari sejumlah tokoh-tokoh besar negeri ini. Bahkan di sekitar kita muncul banyak tokoh-tokoh sukses yang dulunya merupakan aktivis di organisasi tertentu. Mereka sangat menyadari masa mahasiswa bukan hanya dimanfaatkan untuk mencari ilmu di kelas, namun ilmu di luar kelas juga terutama dalam membentuk jiwa pemimpin dan menjadi agent of changer di dunia kampus. Mahasiswa berorganisasi karena melihat kondisi kampus yang sudah tidak sesuai seperti sediakalanya, melihat adanya perubahan dalam tatanan kehidupan kampus sehingga melalui keterlibatan didalam Organisasi ini sebagai agar dapat mengubah kehidupan masyarakat di sekitarnya kampus saat itu.

1.3 Rumusan Masalah

Organisasi adalah “suatu alat atau kelompok orang dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a) Bagaimana Sejarah terbentuknya UKMI As-Siyasah FISIP dapat bertahan sampai saat ini eksistensinya ?

b) Bagaimana budaya organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU ?

10

(22)

c) Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi pergerakan organisasi UKMI As-Siyasah FISIP ?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menjawab dari rumusan masalah, sehingga yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis lebih dalam tentang bagaimana eksistensi pergerakan, budaya, serta faktor-faktor pendorong organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa manfaat dari penelitian antara lain:

1. Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam menambah wawasan dibidang Ilmu Antropologi .

2. Secara teoritis untuk menambah referensi penelitian, terutama dalam bidang Antropologi berkompeten dalam pencarian informasi tentang organisasi sosial.

(23)

1.5 Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi. Metode Etnografi yang dilakukan peneliti berusaha mengumpulkan data yang lebih lengkap berupa data utama untuk menjelaskan permasalah yang akan dibahas peneliti. Dalam hal ini untuk mendapatkan data yang lengkap, peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan mengelompokkan data tersebut kedalam dua yaitu data primer yang peneliti peroleh melalui wawancara langsung dengan Informan serta data sekunder berupa dokumentasi-dokumentasi UKMI As-Siyasah FISIP USU.

Teknik pengumpulan data dilakukan yaitu pertama melalui wawancara yang dilakukan dalam penelitian yaitu wawancara mendalam dengan pengurus yang membentuk UKMI As-Siyasah yang pertama kali dengan membuat janji terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara yang panjang dan teknik pengumpulan data yang lainnya yaitu dengan data sekunder diperoleh melalui arsip/ dokumentasi UKMI As-Siyasah sebagai pelengkap data primer yang kurang. Wawancara ditujukan kepada Informan yang bersedia untuk memberikan keterangan atau informasi seputar UKMI As-Siyasah. Informan dalam penelitian ini ada 2 yaitu Informan Kunci dan Informan Tambahan.

(24)

tetap eksis hingga saat ini. Observasi partisipasi ini untuk mendapatkan data yang akurat dengan melakukan Studi dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumentasi yang ada di Lokasi penelitian. Studi dokumentasi ini saya lebih menggunakan Handphone untuk mengambil foto saat mengikuti kegiatan organisasi UKMI serta merekam setiap percakap dengan informan saat melakukan wawancara untuk perolehan data yang lebih akurat dan benar.

1.6 Informan Penelitian

Informan kunci dalam penelitian ini adalah Ketua Umum UKMI As-siyasah yang pertama yaitu Abangda Taufiq Ramadhan dan Ketua Umum periode 2012-2013 yaitu Abangda Jefri Wanda saat ini menjadi gubernur FISIP USU. Selanjutnya Informan pangkal adalah pengurus HMI komisariat FISIP USU yaitu Indra Rangkuti, Salman Alfarizi, Hatta Ridho, serta Informan tambahan yaitu pengurus UKMI As-Siyasah FISIP USU yaitu Kak Siti Nur‟aini S.Sos dan Farida. Dalam pemilihan informan yang dilakukan penulis dengan secara acak berdasarkan arahan dari pengurus yang lebih mengerti untuk dijadikan orang yang akan memberikan sumber informasi yang lebih akurat . Dalam pemilihan Informan ini, peneliti harus mampu memilih Informan yang memiliki keterampilan melihat data yang tersembunyi ditemukan di Lapangan.

(25)

mengetahui budaya dan eksistensi pergerakan organisasi UKMI dengan sudah terjalinnya raport dengan pengurus UKMI As-Siyasah FISIP USU.

1.7 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di FISIP USU yang beralamat di Jalan Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU Padang Bulan, Medan karena keberadaan UKMI As-Siyasah ini yaitu di kampus FISIP USU. Adapun alasan penulis dalam memilih lokasi penelitian ini adalah karena penulis salah satu mahasiswa di FISIP USU serta bagi penulis organisasi UKMI As-Siyasah FISIP USU ini menarik untuk diteliti baik dari eksistensinya maupun dari budaya organisasi yang ada.

1.8 Analisa Data

(26)

1.9 Pengalaman Peneliti

Awal kuliah di semester 1 saya diajak mentoring oleh kakak senior antropologi 2009 yaitu kak Yayuk. Beliau mengajak saya untuk ikut mentoring. Di awal-awal mentoring saya merasa keberatan karena waktu saya terpakai yang seharusnya digunakan untuk istirahat, namun diganti dengan mentoring sehingga membuat saya tidak tertarik dengan namanya mentoring. Namun seiring berjalannya waktu, kak Yayuk terus menghubungi saya baik itu melalui telpon maupun dengan tatap muka langsung ketemu di Musholla FISIP saat mau sholat dan menanyakan alasan saya malas mentoring dan saya sendiri menjawab karena waktunya kurang pas dan akhirnya kami sepakat untuk mencari waktu yang cocok dan tenang untuk memulai mentoring kembali. Diawal mentoring diberi materi

tentang “URGENSI MENTORING”. Kak Yayuk saat itu menjelaskan kepada

kami dalam lingkaran mentoring pertama kali yang dilakukan di teras musholla dengan kawan yang berbeda-beda jurusan tersebut dan memulai materi pentingnya mentoring karena didalam mentoring banyak manfaat yang kita peroleh yaitu;

1. Secara akademik yaitu menambah wawasan atau pengetahuan tentang agama Islam yang lebih banyak dari perkuliahan, soalnya di mentoring waktunya kita yang menentukan sebagai peserta dan disesuaikan dengan pementor11 serta menambah nilai pendidikan agama Islam 1 sks dari mentoring.

11

(27)

2. Secara spiritual yaitu menjadikan para mentee terjaga ibadahnya baik wajib maupun sunnah sehingga hubungan dengan Allah sang pencipta semakin dekat dan terjaga karena di mentoring setelah selesai materi ditanyakan sholat wajib, membaca Al-qur‟an, hubungan kabar dengan orang tua, sedekah dll dan ada nasehat jika tidak dilaksanakan.

3. Menambah teman yaitu di Mentoring juga kita semakin dekat dengan teman satu lingkaran mentoring kita dan mengenal teman diluar jurusan. 4. Melatih psikologi yaitu didalam mentoring kita bisa memahami karakter

dan sifat dari teman-teman kita sehingga melajar menghargai orang lain. 5. Secara ekonomi yaitu bisa melakukan bisnis kecil-kecilan seperti jual

pulsa atau jual jilbab dan lain-lain karena banyak teman kenalan dalam mentoring. Melalui penyampaian tentang pentingnya mentoring itu, saya pun langsung ingin ikut mentoring karena untuk membuktikan apakah benar atau tidak dan seiring berjalannya waktu ternyata itu semua benar saya dapatkan dari mentoring.

Selesai mata kuliah agama Islam selesai dan saya ditanyakan apakah tetap ingin mentoring dan saya melanjutkan mentoring sampai pada mengikuti kegiatan penggalangan dana untuk Palestina saya di ajak kak Yayuk, dimana setiap ada kegiatan Islam kak Yayuk selalu mengabari saya untuk datang yaitu Siaga 1. Saat kegiatan Siaga 1, saya berjumpa dengan orang baru diluar jurusan saya bahkan ada kakak senior diatas saya. Selama mengikuti Siaga 112 saya melihat orang-orang yang berjilbab panjang dan memperkenalkan UKMI dan pada saat inilah

12

(28)

saya ternyata sudah masuk dan menjadi anggota UKMI tapi masih dalam anggota magang. Masih perlu banyak pembekalan agar menjadi pengurus UKMI dan dilanjutkan dengan siaga 2 13di Brastagi dan disaat itu nginap selama 3 hari dan

disini diberi materi “public speaking” untuk nantinya berdakwah kepada orang lai.

di siaga 2 para peserta di suruh dakwah fardiyah14 ke rumah-rumah orang untuk menyampaikan nilai-nilai atau pengetahuan tentang Islam dan disinilah saya benar-benar grogi ternyata tahapan ini selesai jadilah saya menjadi pengurus Inti UKMI yang diletakkan sebagai Bendahara Lembaga Mentoring Agama Islam di tahun 2013. Saya pun aktif disetiap kegiatan UKMI dan saya sebagai pemantau mentoring di FISIP 2013 khusus untuk perempuan. Saat itu yang menjadi Ketua Umum UKMI adalah abangda Jefri Wanda Ilmu Politik di tahun 2013. Saya terus menjadi pengurus L-MAI sampai 2015 sehingga saya memperhatikan seperti apa perekruitan dan kerja-kerja organisasi UKMI dan UKMI pernah menjadi tuan rumah dalam event besar yaitu RAKERNAS FSLDK ISIP Se-Indonesia (Rapat Kerja Nasional Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Se-Indonesia). Rakernas ini merupakan event untuk menyamakan dan mensosialisasikan progrm kerja untuk kemajuan dakwah kampus di Indonesia khususnya di setiap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang hadir saat itu dari Universitas dimana saat itulah membuat saya terlibat dari kegiatan dan menjadikan saya sebagai pengurus UKMI As-Siyasah FISIP USU .

13

Siaga 2 yaitu Tingkat pengkaderan organisasi UKMI untuk menjadi pengurus UKMI.

14

(29)
(30)

sempat putus asa dikarenakan ada beberapa informan kunci tidak bisa janji ketemu dan akhirnya penulis meminta waktu wawancaranya melalui telpon dan meminta kesediaan waktu informan untuk di wawancara lebih dalam. Penulis menjadi lebih banyak mengetahui dan belajar dari informan tentang asal usul terbentuknya beberapa organisasi di dunia kampus FISIP USU khususnya organisasi mahasiswa Islam yang ada di FISIP USU. Upaya menjalin raport, penulis terlebih dahulu memperkenalkan diri dengan informan dan lebih banyak mendengar apa yang dikatakan informan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi yang lebih banyak.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Penilaian Harga Pokok Persediaan Kain Batik Dengan Metode Harga Rata-rata Menggunakan Php dan Mysql Pada Toko Batik

Seperti dalam kasus Pasca peceraian yang banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat, suami tidak bisa menjalankan putusan pengadilan atau menjalankan putusan pengadilan

Apa metode yang digunakan dalam perkaderan intelektual Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo5. Apa faktor pendukung dan penghambat

Melalui kegiatan membaca dan menyimak isi bacaan siswa mampu mengidentifikasi dan menyebutkan ungkapan perintah yang terdapat dalam teks dengan tepat. PPKn 3.1 Mengenal

• Penilaian Komisi AMDAL sbg rekomendasi dlm keputusan ttg layak LH dan kpts izin kegiatan... SKMNLH TTG

 3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain dengan

Hafal Al- Qur‟an merupakan anugerah agung yang harus disyukuri. Agar anugerah ini tidak dicabut oleh Allah, termasuk salah satu cara mensyukurinya adalah dengan

[r]