• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUSIK UNDERGROUND PADA KOMUNITAS RUMAH SENI LABUHAN BATU DI RANTAUPRAPAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUSIK UNDERGROUND PADA KOMUNITAS RUMAH SENI LABUHAN BATU DI RANTAUPRAPAT."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MUSIK UNDERGROUND PADA KOMUNITAS

RUMAH SENI LABUHAN BATU

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan khadirat Allah SWT karena atas Rahmad

dan Karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan Salawat salam penulis

hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Pendidikan Seni Musik di Universitas Negeri Medan.

Meskipun skripsi ini dikerjakan dengan sungguh – sungguh, tetapi skripsi

ini belumlah sempurna dan masih banyak kekurangannya, baik segi penulisan

maupun isinya. Untuk itu dengan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan

saran dari para pembaca demi penyempurnaannya.

Pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang memberikan bantuan, baik moril maupun material dalam menyelesaikan

skripsi ini, terutama kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan beserta staf-stafnya.

3. Dra. Tuty Rahayu, M. Si. selaku Ketua Jurusan Sendratasik Universitas

Negeri Medan.

4. Panji Suroso, M. Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik

Universitas Negeri Medan.

5. Uyuni Widiastuti, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik Universitas

Negeri Medan dan Pembimbing Skripsi I.

6. Mukhlis Hasbullah M.Sn selaku Pembimbing Skripsi II.

7. Nurwani, S.ST., M.Hum Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

8. Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Universitas Negeri Medan yang telah

(6)

10.Abanganda Syahdan Saybani Rambe dan Dian Zarkasyh Rambe, terimakasih

atas dukungan dan motivasi semangatnya kepada penulis.

11.Adinda Patih Fauzan Rambe dan Dewi Komala Sari yang telah memberikan

dukungan terhadap proses penyusunan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat yang mendukung dalam proses penulisan skripsi ini yaitu

Rika Arditha Ayu, Kurnia Akbar, Dedek Riando, Nuh Rian Syah, Teguh Kala

dan kawan-kawan partai kebas terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

13.Semua pihak yang telah ikut andil membantu penulis untuk menyelesaikan

semua penelitian ini.

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

dalam khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Seni Musik.

Mudah-mudahan juga dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti lain yang

tertarik pada bidang yang sama. Semoga semua kebaikan tersebut menjadi amal

ibadah, dan kepada Allah SWT peneliti berserah diri.

Medan, April 2014

Penulis,

(7)
(8)

v

(9)

A. Keberadaan Musik underground pada komunitas Rumah seni

Labuhan Batu di Ranta... 33

1. Musik underground di Komunitas Rumah seni Labuhan Batu ... 35

B.Jenis-jenis musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu di Rantauprapat ... 38

1. Punk ... 38

2. Death Metal ... 39

3. Trash Metal ... 40

4. Hardcore ... 41

C. Faktor-faktor berkembangnya musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu Rantauprapat ... 43

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 47

B.Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 4.1 ... 49

Gambar 4.2 ... 50

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 4.1 ... 49

Gambar 4.2 ... 50

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Globalisasi telah memberikan banyak ruang baru bagi budaya dari satu negara ke

negara lainnya. Maraknya media-media asing yang menyebar ke berbagai kawasan dunia

sangat berpengaruh pada tingginya volume penyebaran budaya antar bangsa. Arus budaya

global dikendalikan oleh perusahaan media internasional yang memanfaatkan berbagai

teknologi komunikasi baru untuk membentuk masyarakat dan identitas seseorang. Banyaknya

citra dan gagasan semakin mudah dan cepat dialirkan dari satu tempat ke tempat yang

lainnya, maka akan berdampak besar pada cara orang menjalani kehidupan mereka

sehari-hari. Budaya menjadi tidak lagi berkaitan dengan lokalisasi yang tetap seperti kota atau

negara, tapi mendapat makna baru yang mencerminkan tema dominan yang muncul dalam

konteks global. Pada dasarnya, persoalan identitas merupakan hal penting untuk dipelajari.

Dengan mempelajari identitas, kita dapat mengetahui langkah-langkah seseorang dalam suatu

kelompok sosial terutama yang mengalami perubahan identitas. Goodenough dalam

Anggraini (2008:1) menjelaskan bahwa, melalui penelusuran proses pembentukan identitas,

seorang individu, sebuah komunitas atau masyarakat akan terungkap sejauh mana usaha

seseorang memperoleh kesadaran baru akan dirinya sendiri dan pandangannya terhadap ruang

sosialnya.

Merujuk dari hal di atas, di Indonesia khususnya kaum muda kehilangan identitas diri.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kaum muda yang mengaplikasikan budaya barat dalam

kehidupannya sehari-hari tanpa proses penyaringan, mulai dari perubahan selera makan, gaya

berbusana layaknya bintang film Hollywood sampai melazimkan gaya hidup pergaulan bebas.

(13)

media yang dapat digunakan untuk membentuk identitas seseorang adalah musik. Musik

merupakan salah satu media komunikasi yang memiliki peran, serta makna didalamnya dan

telah menjadi sebuah gaya hidup bahkan ideologi.

Musik begitu sempurna disebabkan adanya prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh

sebuah karya musik, yaitu prinsip keindahan, prinsip ukuran, proporsi, serta prinsip harmoni.

Prinsip-prinsip tersebut sangat berperan dalam pembentukan identitas seseorang, sebab musik

memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk perilaku atau dengan kata lain musik

juga dapat berperan sebagai pondasi dalam pembentukan gaya hidup seseorang. Musik terus

mengalami perkembangan, sesuai dengan teknologi yang dipahami oleh manusia, salah

satunya adalah ditemukannya mesin phonograph oleh Thomas Alva Edinson, dimana musik

mulai dapat disebar luaskan dengan mudah lewat bentuk rekaman. Seiring dengan

perkembangan industri rekaman serta peningkatan kebutuhan manusia terhadap musik, maka

muncul rekaman mandiri yang sering disebut dengan indie label. Indie Label adalah suatu

bentuk pemasaran musik untuk membedakan antara musik yang Mainstream (arus utama)

dengan musik yang indie (mandiri). Dari penjelasan di atas berarti indie merupakan gerakan

musik yang berbasis memiliki, merekam, dan mempromosikan dengan uang sendiri, Do it

Yourself (DIY). Salah satu jenis musik yang melakukan tindakan Do it Yourself tersebut

adalah musik Underground.

Musik Underground atau yang sering disebut aliran bawah tanah adalah sebuah aliran

musik (genre) yang bernuansa kekerasan atau disebut dengan musik pelampiasan emosi

penciptanya dan juga membangkitkan emosi pendengarnya dengan nada-nada keras. Nuansa

(14)

kritikan pedas terhadap pemerintah serta juga bertemakan tentang hal-hal ghaib yang tidak

masuk akal, telah merubah sebagian kecil kehidupan para penggemar musik tersebut,

khususnya kalangan remaja yang tanpa disadari telah membentuk suatu komunitas dan

identitas yang baru.

Musik Underground telah diterima dan diterapkan dalam kehidupan sebagian

anak-anak remaja di Indonesia yang sedang dalam masa pencarian jati diri mereka. Ketertarikan

mereka untuk masuk ke dalam dunia musik tersebut bukan semata hanya karena karakteristik

penampilan saja, melainkan juga karena pada ideologi kebebasan. Musik Underground juga

mempunyai beberapa katagori aliran musik (genre) yaitu; Punk, Underground, Death Metal,

dan Black Metal. Musik Underground mempunyai budaya sendiri dan ingin

mengembangkannya didalam penampilan musiknya tanpa memenuhi permintaan pasar

khalayak ramai, kurang dikenali dan bukan musik yang komersil. Musik Underground

biasanya mempromosikan musiknya di tempat-tempat kecil, dari mulut ke mulut, situs

internet, sekolah, komunitas-komunitas, dan radio, khususnya pada kalangan remaja.

Komunitas penggemar musik ini menampilkan identitas yang mandiri, kritis dan

solid. Musik underground juga tidak mengikuti standarisasi yang dibuat kaum kapitalis untuk

membuat musik mereka diterima oleh masyarakat luas. Akibatnya muncul satu trend bahwa

ada kecenderungan pada kalangan remaja Indonesia lebih menyukai hal-hal yang datang dari

luar, termasuk juga dalam selera musik. Musik Underground mulai muncul di Indonesia pada

tahun 1990-an dan semakin berkembang sampai keberbagai ke provinsi bahkan sampai ke

kabupaten dan ke kota-kota kecil di Indonesia dikarenakan seringnya band-band underground

dari kota-kota besar yang sudah terkenal ikut serta didalam mengisi acara yang

diselenggarakan oleh komunitas-komunitas musik Indonesia, salah satunya di kabupaten

(15)

Labuhan Batu yang merupakan kabupaten kota di provinsi Sumatera Utara Indonesia

yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak, dan mempunyai suatu perkumpulan

anak-anak remaja yang disebut dengan komunitas Rumah seni Labuhan Batu. Rumah seni

Labuhan Batu adalah komunitas atau perkumpulan anak-anak muda yang bertujuan untuk

mengembangkan ilmu keseniannya. Akibat dari perkembangan virus musik Underground

yang terus berkembang dan mempengaruhi selera musik bagi hampir keseluruhan anggota

komunitas Rumah seni Labuhan Batu ini, sehingga anggota komunitas Rumah seni Labuhan

Batu ini lebih memperhatikan kesenian musik saja khususnya musik Underground

dibandingkan dengan kesenian-kesenian lainnya, seperti seni drama, seni tari atau pun

kesenian lainnya. Band yang beraliran Underground di Labuhan Batu ini awalnya bernama

Power Red White pada tahun 2000-an, yang terus berkembang dan mengakibatkan

munculnya band-band Underground lainnya seperti; Blood Of Animus, dan Independent.

Penulis sangat tertarik untuk meneliti fenomena ini. Hal ini bukan hanya karena gaya

khas musisi Underground dan para komunitas itu saja, melainkan dikaitkan dengan faktor

moralitas, dan pandangan masyarakat yang menganggap bahwa ini bukan musik yang baik

untuk generasi muda mendatang, dengan pakaian serba hitam, dipandang sebelah mata dan

komentar miring berhubungan dengan pengikut setan (Satanis). Sehingga mengakibatkan

dampak positif maupun negatif pada remaja khususnya penggemar musik underground

didalam kehidupannya sehari-hari. Kesan ini tidak adil, karena memberikan penilaian

(judgement) sebelum mengkaji fenomena itu secara mendalam. Kesan itu memang ada

kemungkinan benar, namun ada juga kemungkinan salah, maka penulis sangat tertarik untuk

(16)

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah adalah suatu tahapan permulaan dari penguasaan masalah,

dimana suatu objek tertentu dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.

Identifikasi masalah bertujuan agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah

yang berhubungan dengan judul penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dan untuk menghindari kesimpangsiuran

didalam pembahasan nantinya dan juga agar lebih mendapatkan kejelasan yang lebih akurat

tentang pokok permasalahannya, penulis memunculkan dan mengidentifikasi beberapa

masalah, antara lain :

1. Bagaimana latar belakang munculnya musik underground di komunitas Rumah seni

Labuhan Batu Rantauprapat ?

2. Bagaimana keberadaan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu

Rantauprapat ?

3. Apa sajakah jenis-jenis aliran musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan

Batu Rantauprapat ?

4. Apa saja faktor-faktor berkembangnya musik underground di komunitas Rumah seni

Labuhan Batu Rantauprapat ?

5. Bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap musik underground di komunitas Rumah

(17)

C. PEMBATASAN MASALAH

Menurut Jujun S. Suriasumantri (2001:311) pembatasan masalah merupakan upaya

untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk

mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup permasalahan,

dan faktor mana yang adil.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dipersempit lagi dengan poin rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keberadaan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu di

Rantauprapat ?

2. Apa saja jenis-jenis aliran musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu

Rantauprapat ?

3. Apa saja faktor-faktor berkembangnya musik underground di komunitas Rumah seni

Labuhan Batu Rantauprapat?

D. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terperinci mengenai

ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah dan

pembatasan masalah. Dalam perumusan masalah, kita akan mampu untuk lebih memperkecil

batasan-batasan masalah yang sekaligus lebih mempertajam arah penulisan. Dari identifikasi

masalah seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, maka akan dijelaskan rumusan masalah

penulisan ini.

(18)

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai. Tujuan

penelitian dicantumkan dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang membaca laporan

penelitian ini dapat mengetahui dengan pasti maksud tujuan penelitian itu sesungguhnya.

Berdasarkan penjelasan dan pendapat tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keberadaan musik underground pada komunitas Rumah seni Labuhan

Batu di Rantauprapat.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis aliran musik underground di komunitas Rumah seni

Labuhan Batu Rantauprapat.

3. Untuk mengetahui faktor berkembangnya musik underground di komunitas Rumah seni

Labuhan Batu Rantauprapat.

F. MANFAAT PENELITIAN

Tentunya sebuah ikhtihar untuk penelitian diharapkan memiliki manfaat bagi penulis

sendiri dan bagi semua orang. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai tentang perkembangan komunitas musik underground.

2. Dapat dijadikan data untuk bahan penulisan selanjutnya tentang musik underground.

3. Sebagai masukan bagi pembaca untuk mengetahui dampak dari musik underground.

4. Sebagai bahan masukan terhadap mahasiswa dan mahasiswi Seni musik UNIMED,

(19)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan mengenai Musik underground di komunitas

Rumah seni Labuhan Batu Rantauprapat dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Keberadaan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan Batu

terlahir dari ide bersama para pembentuknya yang memiliki hobi bersama

dalam hal bermusik untuk mengembangkan bakat kesenian yang ada pada

mereka, Terbentuknya syah tahun 2007. Aktivitas yang dilakukan adalah ;

belajar bermusik bersama, berdiskusi sepatu perkembangan musik,

mempegelarkan pertunjukan musik dan melakukan kegiatan amal dalam hal

berbagi kepada kaum miskin.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangannya adalah akibat rasa

kreatifitas anggotanya dalam menyelenggarakan pertunjukan musik 2 kali

dalam setahun dan akibat rasa kebersamaan dalam membangun

perkembangan musik underground di komunitas Rumah seni Labuhan batu

Rantauprapat.

3. Jenis-jenis musik underground yang dimainkan ;

- Punk

- Hardcore

(20)

2

B. SARAN

Dari hasil penulisan penulis, ada beberapa saran yang dapat penulis

berikan kepada pembaca, penulis, pemusik, para orang tua dan masyarakat pada

umumnya. Agar masyarakat lebih kritis lagi menanggapi sesuatu kenyataan yang

timbul dilingkungan sekitarnya. Sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman

yang akhirnya menjadi faktor penghambat kreativitas. Seperti halnya, musik

underground yang tergolong musik “keras”. Banyak masyarakat yang

beranggapan bahwa musik keras itu identik dengan hal-hal negatif, padahal itu

belum tentu semuanya benar. Masih banyak sudut pandang yang lebih luas bisa

kita gunakan untuk memahami sesuatu persoalan. Dengan adanya penulisan

mengenai musik underground komunitas Rumah seni Labuhan batu ini, tentunya

penulis berharap agar tulisan ini bisa membuka wawasan berpikir bagi pembaca

dan masyarakat tentang musik underground.

Selain itu, penulis mengharapkan agar kiranya memasyarakatkan musik

underground yang ada di Indonesia khususnya dengan memberikan pengertian

yang sebenar-benarnya baik dari pendekatan teori maupun praktek, hal ini dapat

dilakukan dalam bentuk seminar, demo klinik, work shop dari tokoh-tokoh yang

lebih memahami jenis musik ini agar anak-anak muda Indonesia tidak salah

(21)

3

Lampiran gambar

Gambar 4.2 Anggota komunitas Rumah seni Labuhan Batu

(22)

4

(23)

5

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Adisty Dwi. 2008. “Pembentukan Identitas Slankers Melalui

Pemaknaan Terhadap Simbol-Simbol Budaya Musik Slank. Skripsi

Sarjana Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Bogor.

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Hardjana, Suka. 2002. Corat – Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini.

Jakarta :

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

J.K. Laksanadjaja, Kamus Musik Kecil (asing-indonesia), Alumni, Bandung, 1975.

Komalasari, Elvina. 2006. Pembentukan Identitas Komunitas Slankers Melalui

Media. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Indonesia Depok

Mauly Purba dan Ben M.Pasaribu 2006. Musik Populer, Jakarta: Pendidikan Seni Indonesia (PSN)

Maryeani. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara

Miles, M. B. 2005. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Naburko, Cholid. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Siti Haditono. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta : Razawali Pers

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suyatno dan Sutinah. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Penerbit Zenith Publisher.

Srisumantri, S. Jujun. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2001

Syaif Putra : Perkembangan Musik Progressive Metal Di Kota Medan, 2007 USU e-Repository

(25)

Chuggogog.blogspot.com/2010/04/pengaruh-musik— dalam-kehidupan-kita.html

Dunia-esfand.blogspot.com/2008/02/underground-indonesia-ideologi-gaya.html

http://dunia-esfand.blogspot.com/2008/02/underground-indonesia-ideologi-gaya.html

http://rival666.blogspot.com

http:/id.wikipedia,org/wiki/musik/com

Id.wikipedia.org/wiki/musik-―underground‖

Gambar

Gambar Gambar 4.1 ..............................................................................................................
Gambar Gambar 4.1 ..............................................................................................................
Gambar 4.2 Anggota komunitas Rumah seni Labuhan Batu
Gambar 4.3 Beberapa flyer acara musik underground di komunitas Rumah seni labuhan Batu Rantauprapat (dokumentasi : Akhyar Zaini Rambe 2013)
+2

Referensi

Dokumen terkait

NUR MALASARI, NIM 2113142053, Seni Bordah pada Masyarakat Melayu di Kabupaten Labuhan Batu Utara Kajian Terhadap Bentuk Penyajian dan Perubahan, Jurusan Sendratasik Program Studi

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten

Dari dampak terhadap lingkungan perkotaan Rantauprapat, penelitian ini menyarankan agar pemerintah Kabupaten Labuhan Batu seharusnya tidak membiarkan kegiatan pengusahaan

Maka dari itu peneliti dengan penelitian ini untuk merepresentasikan ciri khas dan budaya Labuhanbatu melalui seni mural pada dinding Hock Lie Rantauprapat, dengan

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten

Oleh karena itu, perlunya Pusat Seni Musik Jazz, dimana wadah berkumpulnya komunitas musik jazz di Surabaya agar peminat musik ini makin banyak serta komunitas-komunitas

Peneliti ingin mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan Peter Says Denim dalam mempromosikan brand dan produknya kepada komunitas musik indie underground hingga