121 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643 DINAMIKA: Jurnal Manajemen Akuntansi, Bisnis Dan Kewirausahaan
Dinamika, Volume 7 Nomor 2, Desember 2021 E-ISSN 2775-8346, P-ISSN 2775-8354, pp.121-130 Received November 23, 2021;
Revised Desember 3, 2021;
Accepted Desember 17, 2021
https://ejournal.stielampungtimur.ac.id/
ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING, MONEY MARKET HEDGING DAN OPEN POSITION DALAM MENGHADAPI
EKSPOSUR VALUTA ASING DI MASA COVID-19
Syarif Alamsyah1, Rengga Madya Pranata2, Wildan Army Abdillah3
1,3Program Studi Manajemen, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
2Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UBP Karawang
1,3Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia
2Jl. Ronggo Waluyo Sirnabaya, Puseurjaya, Karawang, Jawa Barat, Indonesia E-Mail: [email protected], [email protected],
[email protected] Abstrak
Perusahaan multinasional di seluruh dunia akan selalu berhadapan dengan risiko akibat transaksi internasional. Salah satu risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan multinasional adalah eksposur transaksi yang muncul akibat fluktuasi mata uang yang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan di masa depan serta dipengaruhi oleh hadirnya pandemi virus COVID-19 mengakibatkan gangguan perekonomian khususnya di Indonesia, salah satu aspek yang terganggu secara nyata yaitu, kurs mata uang Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode forward contract hedging, money market hedging dengan metode open position yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk dalam upaya untuk menurunkan risiko eksposur transaksi pada masa pandemi. Objek utama pada penelitian ini adalah transaksi derivatif yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun 2019 Kuartal IV – 2020 Kuartal III.
Kata Kunci: Forward Contract Hedging, Money Market Hedging, Open Position, Eksposur Valuta Asing, Covid-19.
Abstract
Multinational companies around the world will always be faced with risks due to international transactions. One of the risks that will be faced by multinational companies is transaction exposure that arises due to currency fluctuations which can affect the company's cash flows in the future and is influenced by the presence of the COVID-19 virus pandemic resulting in economic disruption, especially in Indonesia, one aspect that is significantly disrupted namely, the Indonesian currency exchange rate. This study aims to compare the forward contract hedging method, money market hedging with the open position method conducted by PT. Unilever Indonesia, Tbk in an effort to reduce the risk of transaction exposure during the pandemic. The main object of this research is derivative transactions contained in the company's financial statements. This research is a descriptive research with a qualitative approach. Sources of data used are secondary data obtained from the annual financial statements of PT. Unilever Indonesia, Tbk in 2019 Quarter IV – 2020 Quarter III.
122 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
Keywords: Forward Contract Hedging, Money Market Hedging, Open Position, Foreign Exchange Exposure, Covid-19.
I. PENDAHULUAN
Pada awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan adanya virus baru, yaitu virus COVID-19 yang ditemukan di Wuhan, China, hal ini menjadi mimpi buruk bagi Negara-negara didunia. Hanya dengan waktu beberapa bulan saja, hampir seluruh dunia telah terpapar oleh virus tersebut. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya berakibat pada aspek kesehatan saja, tetapi bagi perekonomian negara.
Hadirnya pandemi virus COVID-19 mengakibatkan gangguan perekonomian khususnya di Indonesia, salah satu aspek yang terganggu secara nyata yaitu, kurs mata uang Indonesia. Saat ini nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dolar amerika Serikat (USD) mengalami pelemahan, hal ini menjadi sorotan banyak pihak di tengah pandemi. Salah satunya menurut pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Riwi Sumantyo sangat prihatin terhadap melemahnya nilai rupiah karena sudah menyentuh angka lebih dari Rp 16.000, nilai tukar ini merupakan yang terlemah dalam 5 tahun terakhir (uns.ac.id, 20 Maret 2020).
Berikut ini grafik nilai tukar dari periode Januari 2020 hingga Desember 2020.
Gambar diatas menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terus mengalami fluktuasi setiap bulannya yang disebabkan oleh banyak faktor, namun nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi cukup signifikan dibanding 3 bulan sebelumnya pada tahun 2020 yang berada di angka Rp.
16.824 per USD pada April 2020 akibat imbas dari masuknya virus covid-19 ke Indonesia. Namun dengan berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah sentimen negatif terhadap rupiah, hasilnya ada penguatan rupiah pada bulan-bulan berikutnya yang ditunjukkan dengan nilai tukar rupiah terhadap USD ke level yang paling tinggi di Rp. 14.950 pada bulan Oktober 2020.
Eksposur valuta asing yang sering terjadi akan menyebabkan kekhawatiran perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan kegiatan jual beli nya menggunakan valuta asing. Fluktuasi kurs valuta asing memiliki pengaruh pada setiap transaksi yang dilakukan
IDR 13.500 IDR 14.500 IDR 15.500 IDR 16.500
Nilai Tukar Rupiah
123 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
perusahaan dalam mengekspor maupun mengimpor.
Menghadapi fluktuasi nilai tukar valuta asing, banyak perusahaan meragukan metode open position dan cenderung lebih memilih menggunakan metode hedging untuk melakukan transaksi perdagangan internasional. Fluktuasi nilai tukar kurs valuta asing harus di waspadai karena akan menyebabkan kerugian pada perusahaan. Agar tidak terjadi kerugian yang besar pada perusahaan dengan menggunakan metode open position, maka perusahaan perlu menggunakan metode yang akan mengantisipasi kelemahan dari metode open position dan tidak terjadi kerugian yang semakin parah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stulz (1984), Chan et al. (2003), Moosa (2004) dan Jin dan Jorion (2006) yang melakukan penelitian dengan cara membandingkan penggunaan teknik- teknik hedging dan didapatkan hasil yang berbeda-beda. Ada yang menemukan bahwa melakukan transaksi perusahaan untuk hutang impor dengan menggunakan teknik hedging lebih menguntungkan, dan ada pula yang menemukan bahwa melakukan transaksi perusahaan untuk hutang impor dengan menggunakan open position lebih menguntungkan. Adanya kesenjangan hasil penelitian sebelumnya menjadi salah satu sumber masalah dalam penelitian ini.
II. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah PT Unilever Indonesia, Tbk dengan menggunakan data dari sebelum dan saat terjadinya covid-19 dari Q4 2019 – Q3 2020.
Pada penelitian ini menggunakan dua , metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Serta perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
Forward Contract Hedging Kurs Forward =
Kurs Spot + Interest rate differential × Kurs spot × Days
360 ×100
Nilai hutang impor = kurs forward × nilai transaksi impor
Money Market Hedging
Pinjaman (Rp) × (1+suku bunga pinjaman × jumlah hari/360)
Open Position
Hutang usaha = Kurs spot saat jatuh tempo x Nilai Transaksi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adanya fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US$ akan menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai transaksi PT Unilever Indonesia Tbk dengan para suppliernya. Oleh karena itu untuk menganalisis dampak fluktuasi nilai tukar antara mata uang Rupiah dengan USD terhadap nilai impor PT Unilever Indonesia Tbk. Transaksi impor yang digunakan sebagai data dalam analisis ini
124 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
adalah data transaksi impor yang dilakukan perusahaan selama tahun 2019 kuartal 4 – 2020 kuartal 3.
PT Unilever Indonesia Tbk melakukan impor untuk keperluan pembelian bahan baku. Bahan baku tersebut diimpor dari luar negeri, sehingga dalam melakukan impor memiliki hutang impor dengan waktu jatuh tempo pembayaran yang berkisar antara 30-90 hari.
Setiap tahunnya perusahaan multinasional melakukan transaksi dalam bentuk valuta asing. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan kesulitan dalam melakukan pembayaran hutangnya.
Karena kurs rupiah yang sangat fluktuatif membuat perusahaan harus membayar suatu kontrak hutangnya dengan nilai valas lebih dari yang diperkiran sebelumnya.
Pencatatan transaksi impor perusahaan serta nilai pembelian selama tahun 2019 – 2020 terinci dalam Tabel 1:
Tabel 1
Transaksi Hutang Impor PT. Unilever Indonesia Tbk Tahun 2019 - 2020
No. Nama
Bank Kuartal Tahun
Nilai Transaksi
(USD) 1.
HSBC Indonesia
4 2019
1.500.000
2. 1.500.000
3. 1.500.000
4. 1.500.000
5.
1
2020
1.300.000
6. 500.000
7. 1.000.000
8. 1.000.000
9. 1.000.000
10. 1.000.000
11. 1.000.000
12. 1.000.000
13. JP Morgan
Chase
2 2.000.000
14. HSBC
Indonesia 4.700.000
15. JP Morgan
Chase
3 1.000.000
16. HSBC
Indonesia 1.500.000
TOTAL 23.000.000
Sumber : Laporan Keuangan PT Unilever Tbk 2019- 2020
Dari tabel diatas ada eksposur valuta asing yang akan terjadi karena nilai rupiah yang terdepresiasi sejak bulan desember 2019 hingga desember 2020 menyebabkan terjadinya kerugian fluktuasi nilai tukar bagi PT Unilever Indonesia Tbk.
Tabel 2
Kurs Spot Saat Jatuh Tempo Tahun 2019 - 2020
No. Nama Bank Kuartal Tahun Tanggal Jatuh
Tempo
Nilai Konsional
(USD) Kurs Spot (Rp) 1.
HSBC Indonesia
4 2019
2 Januari 2020 1.500.000 13.895,01
2. 7 Januari 2020 1.500.000 13.919,01
3. 14 Januari 2020 1.500.000 13.654
4. 21 Januari 2020 1.500.000 13.658
5.
1 2020
2 April 2020 1.300.000 16.741,01
6. 21 April 2020 500.000 15.643,01
7. 5 Mei 2020 1.000.000 15.104
8. 12 Mei 2020 1.000.000 14.978
9. 19 Mei 2020 1.000.000 14.823,01
10. 2 Juni 2020 1.000.000 14.502
11. 9 Juni 2020 1.000.000 13.973,01
12. 16 Juni 2020 1.000.000 14.155,01
125 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643 13. JP Morgan Chase
2 6 Oktober 2020 2.000.000 14.712
14. HSBC Indonesia 3 November 2020 4.700.000 14.609,01
15. JP Morgan Chase
3 6 Oktober 2020 1.000.000 14.712
16. HSBC Indonesia 3 November 2020 1.500.000 14.609,01
Sumber : Laporan Keuangan PT Unilever Tbk 2019-2020
Hutang usaha yang diakibatkan oleh impor bahan baku yang memiliki jatuh tempo 30 - 90 hari akan memberikan kerugian kurs bagi perusahaan apabila transaksi tidak di hedging. Perhitungan transaksi impor oleh PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2019 - 2020 dengan tidak melakukan teknik hedging (open position) sebagai berikut :
Pada 31 Desember 2019 perusahaan melakukan transaksi impor dengan nilai US$1.500.000. Pada tanggal 2 Januari 2020 kurs spot pada saat jatuh tempo
adalah Rp. 13.895,01/US$, maka perusahaan harus membayar hutang dagang impor yang belum di hedging sebesar :
US$1.500.000 x Rp. 13.895,01= Rp.
20.842.515.000
Untuk perhitungan keseluruhan nilai impor yang harus dibayar oleh perusahaan tanpa menggunakan hedging pada tahun 2019 - 2020 lainnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Nilai Hutang Import Tanpa Hedging (Open Position) Tahun 2019 - 2020
No Nama Bank Kuartal Tahun Tanggal Jatuh Tempo Nilai Transaksi (USD)
Kurs Spot (Rp)
Nilai Hutang Impor (Rp) 1.
HSBC Indonesia
4 2019
2 Januari 2020 1.500.000 13.895,01 20.842.515.000
2. 7 Januari 2020 1.500.000 13.919,01 20.878.515.000
3. 14 Januari 2020 1.500.000 13.654 20.481.000.000
4. 21 Januari 2020 1.500.000 13.658 20.487.000.000
5.
1
2020
2 April 2020 1.300.000 16.741,01 21.763.313.000
6. 21 April 2020 500.000 15.643,01 7.821.505.000
7. 5 Mei 2020 1.000.000 15.104 15.104.000.000
8. 12 Mei 2020 1.000.000 14.978 14.978.000.000
9. 19 Mei 2020 1.000.000 14.823,01 14.823.010.000
10. 2 Juni 2020 1.000.000 14.502 14.502.000.000
11. 9 Juni 2020 1.000.000 13.973,01 13.973.010.000
12. 16 Juni 2020 1.000.000 14.155,01 14.155.010.000
13. JP Morgan Chase
2 6 Oktober 2020 2.000.000 14.712 29.424.000.000
14. HSBC Indonesia 3 November 2020 4.700.000 14.609,01 68.662.347.000
15. JP Morgan Chase
3 6 Oktober 2020 1.000.000 14.712 14.712.000.000
16. HSBC Indonesia 3 November 2020 1.500.000 14.609,01 21.913.515.000
TOTAL 334.520.740.000
Sumber : Laporan Keuangan PT Unilever Tbk 2019-2020 Jumlah hutang impor yang harus
dibayar oleh perusahaan dengan tidak melakukan hedging (open position) pada tahun 2019 - 2020 sebesar Rp.
334.520.740.000.
Untuk menghitung nilai hutang PT Unilever Indonesia Tbk dengan menggunakan forward contract maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum menemukan kurs forward
126 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
terlebih dahulu dengan menggunakan data interest rate differential, kurs spot dan waktu jatuh tempo.
1. Perhitungan transaksi impor pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut :
Kurs Forward = Kurs Spot +
(Interest rate differential × Kurs Spot × Hari)
360 × 100
Kurs Forward = Rp. 13.895,01 +
(4,20% × 13.895,01 × 3) 360 × 100
= Rp. 13.895,06
Nilai hutang impor = nilai transaksi x Kurs Forward
= US$ 1.500.000 x Rp. 13.895,06
= Rp. 20.842.590.000
Tabel 4
Nilai Hutang Import Menggunakan Forward Contract Hedging Tahun 2019 - 2020
No. Nama Bank
Har i
Kurs Spot (Rp)
Bunga Deposit US$ Per Tahun (%)
Bunga Deposit Rupiah Per
Tahun (%)
Kurs Forward
(Rp)
Nilai Transaksi
(USD)
Nilai Hutang Impor (Rp)
1.
HSBC Indonesia
3 13.895,01 1,45 5,65 13.895,06 1.500.000 20.842.590.000
2. 8 13.919,01 1,45 5,65 13.919,14 1.500.000 20.878.710.000
3. 15 13.654 1,45 5,65 13.654,24 1.500.000 20.481.360.000
4. 22 13.658 1,45 5,65 13.658,35 1.500.000 20.487.525.000
5. 3 16.741,01 1,06 5,29 16.741,07 1.300.000 21.763.391.000
6. 22 15.643,01 1,06 5,29 15.643,41 500.000 7.821.705.000
7. 36 15.104 1,57 5,97 15.104,66 1.000.000 15.104.660.000
8. 43 14.978 1,57 5,97 14.978,79 1.000.000 14.978.790.000
9. 50 14.823,01 1,57 5,97 14.823,92 1.000.000 14.823.920.000
10. 64 14.502 1,57 5,97 14.503,13 1.000.000 14.503.130.000
11. 71 13.973,01 1,57 5,97 13.974,22 1.000.000 13.974.220.000
12. 81 14.155,01 1,57 5,97 14.156,41 1.000.000 14.156.410.000
13. JP Morgan
Chase 38 14.712 1,22 5,37 14.712,64 2.000.000 29.425.280.000
14. HSBC
Indonesia 68 14.609,01 1,22 5,37 14.610,16 4.700.000 68.667.752.000 15. JP Morgan
Chase 30 14.712 0,50 4,41 14.712,48 1.000.000 14.712.480.000
16. HSBC
Indonesia 22 14.609,01 0,51 4,22 14.609,34 1.500.000 21.914.010.000
TOTAL 334.535.933.000
Sumber : Laporan Keuangan PT Unilever Tbk 2019-2020 Dari data diatas dapat diketahui bahwa
besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar hutang impornya selama tahun 2019 - 2020 yang dihitung dengan menggunakan cara forward contract hedging sebesar Rp.
334.535.933.000.
Pada tanggal 31 Desember 2019 terdapat transaksi impor sebesar
US$1.500.000 dan waktu jatuh tempo 3 hari. Kurs spot ketika transaksi tersebut adalah Rp. 13.895,01/US$. Tingkat suku bunga deposito USD pada saat transaksi adalah 1,45% dan tingkat suku bunga pinjaman rupiah yang diberikan Bank HSBC Indonesia pada Tahun 2019 Kuartal 4 adalah sebesar 5,65%. Maka perhitungan nilai hutang impor yang harus
127 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
dibayar dengan money market hedging terhadap hutang sebagai berikut:
a. Mencari nlai sekarang dari hutang impor tersebut.
PV = US$ 1.500.000
{1+(1,45x 3/360} = US$ 1.482.091 Pinjaman dalam IDR
= nilai sekarang (PV) dari hutang kurs spot
= US$ 1.482.091 x Rp. 13.895,01/US$
= Rp. 20.593.669.266
b. Jumlah Pinjaman + bunga
= Rp. 20.593.669.266 x {1+(5,65% x 3/360)}
= Rp. 20.603.365.452
Maka besarnya jumlah hutang impor yang harus dibayar oleh perusahaan ketika jatuh tempo dengan menggunakan money market hedging adalah sebesar Rp.
20.603.365.452. Adapun keseluruhan transaksi nilai hutang impor tahun 2019 kuartal 4 – tahun 2020 kuartal 3 lainnya dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 1
Nilai Hutang Import Menggunakan Money Market Hedging Tahun 2019 - 2020
No. Nama
Bank Hari Nilai Konsional
Bunga Deposit
US$
Per Tahun
(%)
Bunga Pinjaman
Rp Per Tahun (%)
Kurs Spot (Rp)
Present Value
(PV)
Jumlah Hutang Saat
Transaksi (Rp)
Nilai Hutang Impor (Rp)
1.
HSBC Indonesia
3 1.500.000 1,45 5,65 13.895,01 1.482.091 20.593.669.266 20.603.365.452 2. 8 1.500.000 1,45 5,65 13.919,01 1.453.175 20.226.757.357 20.252.153.175 3. 15 1.500.000 1,45 5,65 13.654 1.414.538 19.314.101.852 19.359.570.467 4. 22 1.500.000 1,45 5,65 13.658 1.377.903 18.819.399.174 18.884.378.377 5. 3 1.300.000 1,06 5,29 16.741,01 1.288.617 21.572.750.083 21.582.260.070 6. 8 500.000 1,06 5,29 15.643,01 469.581,6 7.345.669.665 7.354.304.908 7. 15 1.000.000 1,57 5,97 15.104 864.304,2 13.054.450.637 13.086.923.583 8. 22 1.000.000 1,57 5,97 14.978 842.085,6 12.612.758.117 12.658.773.663 9. 3 1.000.000 1,57 5,97 14.823,01 820.980,6 12.169.403.644 12.175.457.922 10. 22 1.000.000 1,57 5,97 14.502 781.792,9 11.337.560.636 11.378.923.836 11. 36 1.000.000 1,57 5,97 13.973,01 763.569,3 10.669.361.465 10.733.057.553 12. 43 1.000.000 1,57 5,97 14.155,01 738.961,8 10.460.011.669 10.534.600.269
13.
JP Morgan
Chase
50 2.000.000 1,22 5,37 14.712 1.771.828 26.067.133.536 26.261.550.907
14. HSBC
Indonesia 64 4.700.000 1,22 5,37 14.609,01 3.819.758 55.802.882.820 56.335.614.341
15.
JP Morgan
Chase
71 1.000.000 0,50 4,41 14.712 969.775,3 14.267.334.214 14.391.424.353
16. HSBC
Indonesia 81 1.500.000 0,51 4,22 14.609,01 1.440.000 21.036.974.400 21.236.720.472
TOTAL 296.829.079.348
Sumber : Laporan Keuangan PT Unilever Tbk 2019-2020
Dari Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa besarnya nilai hutang impor yang harus dibayar oleh perusahaan selama tahun 2019 - 2020 dengan menggunakan money market hedging sebesar Rp.296.829.079.348.
128 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
Tabel 2
Jumlah Nilai Hutang Import Saat Open Positioning, Forward Contract Hedging dan Money Market Hedging Tahun 2019 Kuartal 4 – Tahun 2020 Kuartal 3
Teknik Nilai Hutang Impor (Rp)
Open Position 334.520.740.000.
Forward Contract Hedging 334.535.933.000
Money Market Hedging 296.829.079.348
Sumber : Laporan Keuangan PT Unilever Tbk 2019-2020 data diolah Dalam analisis ini penulis membahas
antara teknik hedging dengan tanpa hedging atau open position. Berdasarkan hasil uji analisis dan hipotesis diatas dapat diketahui, dengan menggunakan money market hedging lebih baik dari pada menggunakan forward contract hedging dan open position. Nilai hutang impor yang dihitung dengan money market hedging menunjukkan nilai yang paling kecil dibanding dengan menggunakan forward contract hedging dan open position. Hal ini terjadi karena kurs spot pada saat jatuh tempo lebih rendah dibanding kurs spot saat melakukan perjanjian dengan teknik hedging.
Jika menggunakan teknik forward contract hedging, nilai hutang impor perusahaan adalah Rp. 334.535.933.000 yaitu lebih besar dari nilai hutang impor perusahaan menggunakan open position dengan selisih Rp.15.193.000. Hal ini berarti dengan teknik forward contract hedging tidak dapat meminimalisasi hutang impor dalam melakukan
pembayaran impor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang ditemukan oleh Aisjah dan Setyawan (2005) yang menyatakan bahwa teknik money market hedging merupakan teknik yang paling mampu mengatasi eksposur transaksi.
Sedangkan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Stulz (1984), Chan et al.
(2003), Sujana, dkk. (2006), Ginting (2011), dan Anthonius (2012) yang menenemukan hasil dimana forward contract hedging dapat meminimalisasi kerugian akibat fluktuasi nilai tukar lebih besar apabila dibandingkan tanpa menggunakan teknik hedging (open position).
Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan money market hedging, nilai hutang impornya menjadi sebesar Rp. 296.829.079.348, jauh lebih kecil dari nilai hutang impor ketika memilih tanpa teknik hedging (open position) dengan selisih Rp. 37.691.660.652.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik hedging money
129 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
market dapat meminimalisir risiko valuta asing dalam pembayaran hutang impor PT. Unilever Indonesia Tbk Tahun 2019 kuartal 4 hingga Tahun 2020 kuartal 3 yang sejalan dengan teori (Madura, 2004) penggunaan teknik money market hedging memakai instrumen pasar uang untuk melindungi nilai hutang atau piutang di masa yang akan datang dengan melakukan pengambilan posisi di pasar uang.
Perusahaan akan meminjam mata uang domestik ke pasar uang dan mengkonversikannya ke dalam mata uang tertentu. Setelah itu, mata uang asing ini akan diinvestasikan hingga pembayaran hutang jatuh tempo. Ketika waktu jatuh tempo tiba, perusahaan harus membayar hutangnya ditambah dengan cicilan bunga (Wahyuni, 2011).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, disimpulkan jika metode money market hedging lebih menguntungkan digunakan untuk menghadapi eksposur valuta asing dibandingkan dengan forward contract hedging dan metode open position pada PT. Unilever Indonesia Tbk Tahun 2019 Kuartal IV hingga Tahun 2020 Kuartal III, karena dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa metode money market hedging
memberikan keuntungan selisih kurs sebesar Rp 37.691.660.652, sedangkan metode forward contract hedging memberikan kerugian selisih kurs sebesar Rp 15.193.000.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan menarik kesimpulan, maka ada beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai pertimbangan dalam perbaikan kekurangan-kekurangan yang masih harus disempurnakan, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca agar dapat mempertimbangkan perusahaan untuk melakukan metode hedging atau melakukan metode open position (tanpa hedging) dalam menghadapi eksposur valuta asing. Perusahaaan – perusahaan yang sering melakukan transaksi menggunakan mata uang asing sebaiknya menggunakan teknik hedging untuk melindungi kurs jual saat transaksi dilakukan, karena fluktuasi nilai kurs tidak menentu dan sulit memprediksi kurs, dengan menggunakan teknik hedging akan memudahkan dalam melakukan perjanjian pembayaran dan meminimalisasi risiko kerugian kurs serta perusahaan akan mendapat
130 Jurnal DINAMIKA Vol. 7 No. 2 – Desember 2021 | ISSN:2460-3643
kepastian jumlah yang dibayarkan saat jatuh tempo.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hendaknya dapat meneliti metode forward contract hedging, money market hedging dan open position secara medalam, dan menambahkan metode hedging yang lain, di berbagai perusahaan dengan kuantitas yang banyak agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA Aisjah, Siti dan Arif Setyawan. (2005).
Model Prediksi Kurs Rupiah per Dollar AS untuk Meminimalkan Transaction Exposure dengan Pendekatan Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model). Jurnal Aplikasi Manajemen, 3(3): h: 212-221.
Anthonius. (2012). Analisa Perbandingan Penggunaan Open Position, Forward Contract, dan Money Market Hedging Terhadap Utang Ekspedisi Luar Negeri (Studi Kasus pada Perusahaan Jasa PT. X di Bandung). Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Bank Indonesia. (2019). Kurs Transaksi Bank Indonesia [online].
Bank Indonesia. (2020). Kurs Transaksi Bank Indonesia [online].
Bank Indonesia. (2020). Suku Bunga Simpanan Berjangka US Dollar Menurut Kelompok Bank dan Jangka Waktu (Persen Per Tahun) [online].
Bank Indonesia. (2020). Suku Bunga Simpanan Berjangka Rupiah Menurut Kelompok Bank dan
Jangka Waktu (Persen Per Tahun) [online].
Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan PT Unilever Indonesia Tbk Kuartal 4 Tahun 2019 dan Kuartal 1,2,3 Tahun 2020. (diakses di http://www.idx.co.id)
Chan, Kam Fong, Christopher Gan, and Patricia A. McGraw. (2003). A Hedging Strategy for New Zealand's Exporters in Transaction Exposure to Currency Risk. Multinational Finance Journal, 7(1&2), pp: 25-54.
Ginting, Peronika. (2011). Analisis Beda Penggunaan Teknik Hedging dan Tanpa Hedging dalam Menentukan Tingkat Hutang pada PT. Garuda Indonesia Tbk. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Jakarta.
Stulz, Rene M. (1984). Optimal Hedging Policies. Journal of Financial and Quantitative Analysis, 9(2), pp:
127-140.
Sujana, Saefudin Zuhdi, dan Purwitayani.
(2006). Teknik Analisis Forward Contract Hedging dengan Money Market Hedging dalam Meminimalisasi Tingkat Risiko Kerugian (Studi Kasus pada PT.
Elang Perdana Tyre Industry).
Jurnal Ilmiah Ranggagading, 6(1):
h: 36-40.
Wahyuni, Tri, (2011). Analisis Perbandingan Penggunaan Teknik Hedging dalam Pembayaran Hutang Impor PT. Antam (Persero) Tbk.
Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran", Jakarta.
www.unilever.co.id