• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI Environmental Performance

Menurut Suratno (2006, dalam Rakhiemah, 2009) environmental performance adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan hijau. Penilaian environmental performance perusahaan dilihat melalui peringkat warna yang didapat melalui Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). PROPER dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1995. PROPER memanfaatkan masyarakat dan pasar untuk memberikan tekanan kepada industri agar meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat dan pasar dilakukan dengan penyebaran informasi yang kredibel, sehingga dapat menciptakan pencitraan atau reputasi. Informasi mengenai kinerja perusahaan dikomunikasikan dengan menggunakan warna untuk memudahkan penyerapan informasi oleh masyarakat (Kementerian Lingkungan Hidup 2016).

Tabel 1 Peringkat PROPER

Peringkat Keterangan

Emas Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.

Hijau Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien dan melakukan upaya tanggung jawab sosial dengan baik.

(2)

5 Tabel 1 Peringkat PROPER (lanjutan)

Peringkat Keterangan

Biru Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Merah Untuk usaha dan/atau kegiatan dalam upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Hitam Untuk usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

Sumber: (Kementerian Lingkungan Hidup 2016).

Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroprasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas (Sankat, 2002) dalam (Rudito, 2013:102). Pengertian tersebut sama dengan apa yang dikatakan oleh Suhandari (2007) dalam Untung (2008:1) yaitu komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

Implementasi CSR membutuhkan pengungkapan yang berguna dalam menginformasikan serta mengomunikasikan bentuk pertanggungjawaban kepada stakeholders. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh Gray dkk (2001, dalam Sudaryanto, 2011) didefinisikan sebagai suatu proses penyediaan informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah seputar social accountability. Tindakan ini dapat dipertanggungjawabkan dalam format seperti laporan tahunan maupun bentuk iklan-iklan yang berorientasi sosial. Tujuan dari

(3)

6 iklan berorientasi sosial adalah untuk menaikkan citra perusahaan sehubungan dengan kegiatan sosial yang didanai oleh perusahaan.

Kinerja Keuangan

Menurut Helfert (1996, dalam Hana, 2013) kinerja keuangan merupakan hasil dari berbagai keputusan individu yang dibuat secara berkesinambungan oleh manajemen. Kinerja keuangan digunakan untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah dilakukan perusahaan di masa lalu. Fauzi (2007, dalam Wijayanti, 2011) menyatakan bahwa pengukuran kinerja keuangan berdasarkan atas pemikiran bahwa mengukur dapat menunjukkan suatu entitas kinerja yang tidak terpengaruh oleh perbedaan ukuran perusahaan.

Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio-rasio yang mengukur tingkat pengembalian investasi, seperti return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS). Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik yang memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan digunakan oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen di masa mendatang dan resiko atas penilaian tersebut (Sudaryanto, 2011).

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian ini diantaranya Sembiring (2005) melakukan penelitian mengenai karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan di Indonesia.

Dari 323 perusahaan yang tercatat di BEJ, sebanyak 78 perusahaan dipilih menjadi sampel dengan menggunakan metode stratified random sampling. Variabel dependen pada penelitian tersebut adalah pengungkapan tanggung jawab sosial. Variabel independen dalam penelitian tersebut adalah size, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan laverage. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa size, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage mampu mempengaruhi

(4)

7 tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial tetapi hanya berpengaruh kecil.

Sedangkan secara parsial, size, profile, dan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Rakhiemah dan Agustia (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap corporate social responsibility (CSR) disclosure dan kinerja finansial perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel pada penelitian tersebut adalah 16 perusahaan manufaktur dari 23 perusahaan manufaktur yang terdaftar (go-public) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 hingga 2006 yang telah mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) sejak tahun 2004. Penelitian tersebut membuktikan bahwa kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap CSR disclosure dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial perusahaan. Sedangkan CSR disclosure tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial tetapi CSR disclosure dapat berfungsi sebagai variabel intervening dalam pengaruh tidak langsung kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial.

Handayani (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh environmental performance terhadap environmental disclosure dan economic performance serta environmental disclosure terhadap economic performance. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah environmental disclosure dan economic performance.

Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah environmental performance. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik pusposive sampling yaitu perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) pada tahun 2005-2007 dan telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun 2005-2007. Hasil penelitian membuktikan bahwa environmental performance tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure maupun economic performance. Environmental disclosure juga tidak berpengaruh terhadap economic performance.

(5)

8 Sudaryanto (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure sebagai variabel intervening. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 78 perusahaan manufaktur. Data diambil dari laporan tahunan periode 2007-2009 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan berpartisipasi dalam PROPER sejak 2007. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kinerja lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja finansial perusahaan. Sementara itu, kinerja lingkungan secara signifikan berpengaruh terhadap Corporate Sosial Responsibility Disclosure.

Corporate Social Responsibility Disclosure secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan. Akan tetapi, dari hasil pengujian menujukkan bahwa secara statistik kinerja lingkungan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja finansial perusahaan melalui Corporate Social Responsibility Disclosure.

Angela dan Yudianti (2015) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja finansial dengan menggunakan CSR sebagai variabel intervening. Sampel yang digunakan adalah 91 perusahaan manufaktur. Penelitian ini membukikan bahwa (1) kinerja lingkungan terbukti tidak berpengaruh positif terhadap kinerja financial (2) kinerja lingkungan terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (3) pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh positif terhadap kinerja finansial perusahaan (4) pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terbukti bukan merupakan variabel intervening antara hubungan kinerja lingkungan dengan kinerja finansial.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan masih menunjukan hasil yang beragam dan belum konsisten. Rakhiemah dan Agustia (2009), Handayani (2010) dan Angela dan Yudianti (2015) mengatakan bahwa pengungkapan corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudaryanto (2011) yang

(6)

9 menemukan pengungkapan corporate social responsibility secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja finansial perusahaan.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Untuk mengetahui apakah environmental performance dan pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, maka kerangka pemikiran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pegaruh Environmental Performance terhadap Kinerja Keuangan

Apabila perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang baik maka hal tersebut merupakan berita baik bagi investor maupun calon investor. Perusahaan dengan pengungkapan informasi lingkungan yang tinggi dalam laporan keuangannya akan lebih dapat diandalkan. Laporan keuangan yang handal dapat menyebabkan para investor merespon secara positif dengan fluktuasi harga pasar saham yang semakin tinggi, dan begitu pula sebaliknya (Sudaryanto, 2011).

Almilia dan Wijayanto (2007, dalam Rakhiemah, 2009) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja lingkungan dan kinerja ekonomi.

Hal ini berarti bahwa kinerja lingkungan perusahaan berdampak pada kinerja finansial perusahaan yang tercermin pada tingkat return tahunan perusahaan yang dibandingkan dengan return industri. Berdasarkan penjabaran tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(7)

10 H1:Environmental performance berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

Pegaruh Pengungkapan CSR terhadap Kinerja Keuangan

Ketika perusahaan mulai menerapkan CSR, tidak terelakkan adanya penambahan pengeluaran bagi perusahaan, namun apabila perusahaan telah melakukan CSR secara konstruktif maka mampu menurunkan biaya operasional, meningkatkan volume penjualan, menarik calon-calon investor baru yang potensial dan pertumbuhan nilai saham yang signifikan (Kartini, 2009:86). Dengan mengeluarkan modal yang tidak sedikit perusahaan akan memperoleh keuntungan sosial yang besar yang pada gilirannya akan mendapatkan keuntungan finansial (Rudito, 2013:106).

Anggaran CSR merupakan invetasi dalam pengembangan rantai nilai, dan merupakan bagian dari laba perusahaan dan/atau bagian anggaran periklanan/promosi dalam pengembangan pasar (Sri Urip, 2014). Dengan mengungkapkan CSR perusahaan diharapkan dapat memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, dalam Rakhiemah dan Agustia, 2009).

Perusahaan yang mengungkapkan CSR maka kinerja keuangan perusahaan cenderung lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR (Chung et al., 2008 dalam Wijayanti, 2011). Berdasarkan penjabaran tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 :Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum investor memberikan nilai kepada perusahaan yang terkandung di dalam price earning ratio , seorang investor yang baik tentunya harus memperhitungkan

1) Dengan adanya penelitian ini, akan memberikan sumbangsi berupa perbaikan terhadap proses pengajaran guru dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a

a) Sikap manajer yang berkaitan dengan penggajian sudah cukup baik dalam menanggapi keluhan dan menjelaskan kewajiban dan hak karyawan. Jika karyawan memiliki keluhan terhadap

Setelah dilakukan penelitian ditemukan peran-peran guru PAI, yaitu sebagai edukator, tutor, leader, mentor, motivator, koordinator, evaluator dan juga sebagai

Dalam rangka peningkatan profesionalitas guru tersebut pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Salah satu materi yang dianggap sulit siswa adalah materi segi empat karena dianggap abstrak oleh siswa, sehubungan dengan hal tersebut mendorong penulis untuk

pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh. Menjelaskan pentingnya

pembangunan infrastruktur Bidang PU/Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang.. ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan