• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEORI Proses Produksi Pakan Ternak di PT. X OPC dari proses pembuatan pakan ternak di PT. X adalah sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. LANDASAN TEORI Proses Produksi Pakan Ternak di PT. X OPC dari proses pembuatan pakan ternak di PT. X adalah sebagai berikut:"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4

Universitas Kristen Petra

2.1. Proses Produksi Pakan Ternak di PT. X

OPC dari proses pembuatan pakan ternak di PT. X adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Peta Proses Operasi PT. X

(2)

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.1. Peta Proses Operasi PT. X (sambungan)

Urutan proses pembuatan pakan ternak sesuai dengan OPC di atas adalah sebagai berikut:

a. Produksi pakan ternak di PT. X diawali dengan proses pengurangan kadar air (moisture) bahan baku jagung di mesin dryer, sehingga sesuai dengan batas speksifikasi yang telah ditetapkan. Setelah kadar air jagung sesuai dengan spesifikasi, maka jagung akan dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan yang disebut silo. Di dalam silo, operator silo akan melakukan inspeksi setiap 15 menit sekali untuk memeriksa kadar airnya. Sedangkan bahan-bahan baku lain sepertisoya bean meal (bungkil kacang kedelai), tepung batu, tepung bulu dibedakan menjadi bahan baku halus dan bahan baku kasar dan akan disimpan di dalamwarehouse untuk penanganan selanjutnya.

b. Selanjutnya jagung akan dimasukkan ke dalam mesin penghancur, yaitu hammermill dan digiling supaya menjadi halus. Setelah dilakukan proses ini, maka operator hammermill bertugas melakukan inspeksi yang kedua, yang bertujuan untuk memeriksa particle size dari jagung yang telah dihancurkan tersebut dan kemudian dimasukkan ke dalam tong mixer bersama-sama bahan baku halus lainnya. Setelah semua bahan baku telah siap di dalam tong-tong mixer masing-masing, maka proses mixing bisa dapat dilakukan. Di dalam mixer, semua bahan-bahan baku akan dicampur dengan formula obat-obatan dan vitamin yang telah ditetapkan oleh pihak Feed Tech Division. Di dalam mixer, terdapat proses penyemprotan liquid selama sekitar satu menit. Selain itu, dilakukan juga proses inspeksi dengan cara visual untuk melihat ciri-ciri

(3)

Universitas Kristen Petra

fisik dari campuran bahan apakah telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Setelah melewatimixer, campuran bahan-bahan baku ini dapat langsung dikemas menjadi pakan ternak jenis konsentrat dan mash, sedangkan untuk jenis pellet dan crumble, perlu dilakukan proses lagi di dalam mesin pellet untuk merubah bentuk campuran bahan menjadi butiran-butiran pellet. Pellet yang sudah jadi harus melalui proses inspeksi. Proses inspeksi ini menguji beberapa hal penting, yaitu moisture after conditioner, cooler, PDI dan particel size. Setelah lolos inspeksi, maka pellet siap packing dan siap untuk dikirim ke gudang untuk selanjutnya menunggu proses inspeksi akhir dari Feed Tech Division sebelum didistribusikan kepada konsumen.

c. Sedangkan untuk membuat jenis crumble, perlu dilakukan proses penghancuran pellet yang sudah jadi di dalam mesin crumbler. Pellet yang telah dihancurkan menjadi butiran-butiran kecil tersebut memerlukan proses inspeksi lagi untuk melihat particle size crumble yang dilakukan setiap ganti code pakan.

d. Semua produk pakan ternak yang sudah dikemas akan disimpan di dalam finished good warehouse untuk kemudian diinspeksi oleh Feed Tech Division.

Setelah memenuhi semua persyaratan yang diinginkan, maka produk jadi tersebut siap untuk didistribusikan.

2.2. Peta Kerja

Suatu proses produksi dapat digambarkan melalui sebuah peta kerja. Peta kerja ini dapat digunakan untuk melihat kegiatan pembuatan produk dari awal bahan baku masuk hingga produk jadi dihasilkan. Selain untuk menggambarkan kegiatan kerja secara berurutan, peta kerja juga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menganalisa suatu pekerjaan yang dilakukan, sekaligus menjadi alat bantu untuk memperbaiki pekerjaan yang dilakukan.

Peta kerja memiliki simbol-simbol untuk menggambarkan suatu proses dilakukan, simbol-simbol yang dipakai dalam sebuah peta kerja adalah sebagai berikut :

a. Operasi

Titik dimana benda kerja diproses/mengalami perubahan.

(4)

Universitas Kristen Petra

b. Pemeriksaan ( Inspeksi )

Titik dimana benda kerja diperiksa kualitas maupun jumlahnya.

c. Transportasi

Titik dimana benda kerja dipindahkan, dengan catatan benda kerja tersebut tidak mengalami proses.

d. Delay ( Menunggu )

Titik dimana benda kerja atau perlengkapan atau pekerja diam dalam keadaan menunggu.

e. Penyimpanan (Storage )

Titik dimana benda kerja, baik itu bahan baku, barang setengah jadi, maupun barang jadi disimpan dalam jangka waktu tertentu.

f. Aktivitas gabungan

Titik dimana kegiatan operasi dan aktivitas inspeksi dilakukan secara bersamaan.

2.3. Mutu

Mutu adalah sesuatu yang dapat ditingkatkan dan disempurnakan. Mutu sangat berpengaruh terhadap daya saing suatu perusahaan, apalagi di tengah persaingan bisnis dewasa ini. Definisi mutu menurut ISO 9000: 2000 adalah derajat atau tingkat karakteristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan. (Suardi, 2003). Produk dapat berupa barang maupun jasa. Sedangkan definisi mutu menurut beberapa pakar mutu di dunia adalah sebagai berikut:

1. W. Edwards Deming

Mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus- menerus. Pendekatan Deming ini adalah pendekatanbottom-up.

2. Phillip B. Crosby

Mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan, seperti jam tahan air, atau sepatu tahan lama. Pendekatan Crosby disebut pendekatantop-down.

3. Joseph M. Juran

(5)

Universitas Kristen Petra

Mutu berarti kesesuaian dengan penggunaan seperti sepatu yang dirancang khusus untuk olahraga. Pendekatan Juran adalah pemenuhan orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan.

4. K. Ishikawa

Mutu berarti kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan perusahaan.

Kegagalan mutu di perusahaan memproduksi barang biasanya akan diikuti dengan pengembalian barang tersebut oleh konsumen sehingga nantinya dapat diperbaiki oleh perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan kegagalan mutu di perusahaan jasa tidak dapat dikembalikan oleh pelanggan. Biasanya kegagalan mutu di perusahaan jasa akan diikuti oleh berhentinya pelanggan memakai produk dari perusahaan tersebut.

2.4. Kualitas

Kualitas menurut Vincent Gasperz (2001) adalah gambaran karakteristik langsung dari sebuah produk, seperti: performansi, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika, dan sebagainya. Definisi strategis menyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. (Gasperz, 2001).

2.4.1 Pengendalian Kualitas

Kualitas dapat didefinisikan sebagai satu atau lebih karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu produk. Kualitas tidak hanya untuk dicapai, namun juga dijaga, yaitu dengan cara melakukan pengendalian kualitas dengan langkah- langkah yang terencana dan seksama. Untuk melakukan pengendalian kualitas, langkah pertama yaitu dengan cara melakukan pengamatan terhadap suatu proses ataupun produk yang diinginkan. Selanjutnya dapat membandingkan hasil pengamatan tersebut dengan standar-standar yang ada. Langkah terakhir yaitu dengan cara melakukan tindakan apabila terjadi penyimpangan yang cukup signifikan sehingga perlu diadakan tindakan untuk mengoreksinya.

(6)

Universitas Kristen Petra

Tujuan pengendalian kualitas ada beberapa macam, yaitu:

a. Menjaga mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu perusahaan.

b. Menekan biaya inspeksi sehingga dapat menjadi sekecil mungkin.

c. Menekan biayadesign produk dan proses sehingga menjadi sekecil mungkin.

d. Menekan biaya produksi sehingga dapat menjadi sekecil mungkin.

2.4.2. Statistical Process Control

Statistical Process Control (SPC) adalah alat yang digunakan untuk mengendalikan sebuah proses yang dilakukan sehingga dapat mendeteksi penyebab khusus sedini mungkin. Dengan demikian bisa dilakukan cara-cara perbaikan secepatnya, sehingga tidak banyak variasi proses yang dapat terjadi..

Jenis-jenis SPC, adalah sebagai berikut:

1. Histogram

Adalah diagram berbentuk batang yang digunakan untuk menunjukkan frekuensi dari sebuah data.

2. Checklist

Adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Dengan adanya checklist ini, proses pengumpulan data dapat lebih mudah untuk dilakukan.

3. Pareto Chart

Pareto chart adalah pengembangan dari diagram batang (histogram). Pareto chart digunakan untuk mengetahui penyebab ketidaksesuaian terbesar dari seluruh kategori yang ada. Dengan bantuanpareto chart maka bisa ditetapkan prioritas perbaikan yang seharusnya dilakukan. Selain menunjukkan penyebab ketidaksesuaian terbesar, melaluipareto chart juga dapat dilihat perbandingan antara kategori yang ada, sekaligus juga besar prosentase secara kumulatif.

Selanjutnya, pareto chart dapat digunakan untuk melihat perkembangan dari perbaikan yang telah dilakukan. Berikut ini adalah contoh pareto chart yang dibuat dari data-data keluhan pelanggan yang terjadi:

(7)

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.2. ContohPareto Chart

Pada gambar contohpareto chart di atas (gambar 2.2.) dapat dilihat bahwa ketidaksesuaian terbesar yang menyebabkan keluhan pelangsgan terletak pada kategori salah muat, yaitu sebanyak 15 kali ketidaksesuaian yang terjadi. Dapat dilihat juga sebanyak 42.9% keluhan pelanggan yang masuk disebabkan karena adanya kesalahan pada proses pemuatan pakan ke dalam angkutan.

4. Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)

Diagram ini dicetuskan oleh Ishikawa, yang berguna untuk menggambarkan sebab-sebab yang berpengaruh pada suatu ketidaksesuaian yang terjadi untuk mencari akar permasalahan yang menjadi penyebab signifikan pada masalah tersebut. Terdapat lima faktor penyebab umum yang bisa menyebabkan ketidaksesuaian terjadi, yaitu:

a. man, dimana ketidaksesuaian terjadi karena kesalahan manusia,

b. method/metode, dimana ketidaksesuaian terjadi karena adanya kesalahan metode/cara kerja yang dilakukan,

c. tools/machine, dimana ketidaksesuaian terjadi karena adanya kesalahan penggunaan peralatan kerja,

(8)

Universitas Kristen Petra

d. material, dimana ketidaksesuaian yang terjadi karena adanya kesalahan atau ketidaksesuaian penggunaan material/bahan baku dan

e. environment, dimana ketidaksesuaian terjadi karena adanya faktor lingkungan kerja yang tidak mendukung.

Berikut ini adalah contoh fishbone diagram yang digunakan untuk menganalisa penyebab adanya kecelakaan kerja (jempol tangan patah karena terjepit):

Gambar 2.3. Contoh DiagramFishbone

5. Diagram Konsentrasi Cacat

Diagram yang digunakan untuk menunjukkan kecacatan suatu produk dari banyak sudut pandang.

6. DiagramScatter

Diagram yang berguna untuk melihat hubungan antara dua variabel.

7. Peta Kendali

Digunakan untuk mengukur kualitas produk dari sampel yang diambil. Jenis peta kendali ini bermacam-macam, yaitu x bar dan R, juga peta kendali x bar dan S.

Peta kendali menampilkan ketidaksesuaian dari suatu produk dengan menggunakan tampilan grafis untuk memudahkan pembacaan.

(9)

Universitas Kristen Petra

2.4.3.Quality Assurance

Suatu sistem manajemen mutu dalam suatu perusahaan tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada yang merencanakan dan menjamin bahwa semua kegiatan di dalam sistem mutu perusahaan telah sesuai dengan standar kualitas yang berlaku. Untuk itulah diperlukanQuality Assurance.

Dalam penerapannya, Quality Assurance memerlukan beberapa langkah yang harus diambil, yaitu:

a. Membuat dokumen tentang rencana perusahaan untuk mencapai kualitas yang ditentukan.

b. Melakukan perencanaan bagaimana jaminan kualitas bisa didapatkan oleh perusahaan.

c. Mengelola semua sumber daya baik manusia, barang maupun prasarana sehingga dapat digunakan untuk menjamin kualitas yang diinginkan.

d. Mengidentifikasi keinginan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.

e. Mengelola semua operasi, produk dan jasa yang ada sehingga dapat diidentifikasi resiko apa saja yang mungkin timbul.

f. Menetapkan langkah-langkah sistematis untuk mengurangi dan menghadapi resiko yang mungkin timbul.

g. Menjamin bahwa produk dan jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan standar yang ada.

2.4.3.1.Elemen-elemen dalamQuality Assurance

Dalam Quality Assurance terdapat beberapa elemen yang mempengaruhi seperti:

a. Biaya Kualitas

Suatu kesalahan prodesur dapat menyebabkan biaya yang besar. Untuk menghindari hal merugikan tersebut, maka dalam usaha untuk meningkatkan kualitas produksi, suatu perusahaan harus melakukan perancangan produk dengan baik. Biaya dari kualitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu biaya yang dapat dihindari, seperti biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki nama baik karena

(10)

Universitas Kristen Petra

adanya keluhan dari pelanggan yang tidak senang atas produk dari suatu perusahaan. Dan yang kedua adalah biaya yang tidak bisa dihindari.

b. Total Quality Control

Produk yang berkualitas dapat dihasilkan dengan mengendalikan rancangan produk, penyeleksian syarat produk berkualitas dan pemeriksaan produk jadi melalui kerjasama dari semua departemen dalam suatu perusahaan atau organisasi.

c. Zero Defects

Zero Defect adalah suatu keadaan yang dapat tercapai apabila sebuah organisasi mempunyai suatu filosofi, motivasi dan kesadaran akan perlunya mempelajari spesifikasi tertentu mengenai teknik-teknik pemecahan masalah. Garvin(1988),

“Philip B.Crosby claim that perfect quality is both techinically possible and economically desirable has rekindled many of the old arguments about how much quality is enough.” (p.18)

2.4.3.2.Quality Assurance dalam Suatu Organisasi

Kualitas tidak hanya tanggung jawab manajemen maupunQuality Control saja. Namun kualitas merupakan tanggung jawab semua bagian dalam suatu organisasi, dimana perlu untuk mendelegasikan kegiatan-kegiatan yang menjamin kualitas. Selain itu, semua departemen dalam organisasi harus memenuhi prosedur dan instruksi untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas kritis dan fungsi-fungsi dalam elemen.

Quality Assurance tidak berhubungan langsung dengan proses produksi yang ada dalam sebuah perusahaan. NamunQuality Assurance bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan sehingga semua prosedur kerja yang ada dalam sebuah organisasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.4.3.3.PerencanaanQuality Assurance

Perencanaan kualitas dalam sebuah perusahaan dibuat dalam bentuk dokumen yang disusun untuk menghasilkan kualitas tertentu, dengan menyediakan sumber daya dan aktivitas-aktivitas yang relevan untuk manajemen perusahaan.

(11)

Universitas Kristen Petra

Semua prosedur, instruksi kerja dan dokumen-dokumen yang detil merupakan wujud semua aktivitas–aktivitas yang kritis dan fungsi dari suatu perusahaan. Semakin rumit manajemen sebuah perusahaan, maka semakin detil pula manual mutu yang dibuat.

Suatu perusahaan dapat melibatkan perancangan manajemen perusahaan dan fasilitas pelayanan tertentu. Dengan adanya perancangan sistem kualitas ini maka diharapkan perusahaan dapat memenangkan persaingan dengan perusahaan yang lainnya.

Sistem kualitas dalam suatu perusahaan perlu dikaji ulang dalam kurun waktu tertentu. Sehingga dapat dievaluasi tingkat efektifitas implementasi sistem kualitas yang telah dilakukan.

2.4.3.4.Audit and Corrective Action

Suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu prosedur dan instruksi kerja dapat bekerja dengan memuaskan maka perlu dilakukan pengamatan secara periodicly. Kelompok pengamat yang bertugas untuk melakukan pengamatan ini harus melakukan tugasnya secara efektif. Manajemen harus menjamin independensi dari kelompok pengamat ini agar memiliki kebebasan untuk melihat perkembangan, implementasi dan perawatan dari sistem kualitas yang ada.

Departemen Quality Assurance memiliki basis untuk menentukan mana yang harus dikerjakan dalam implementasi dari sistem kualitas dan laporan pendek dalam sistem. Prosedur yang ditulis harus mengindentifikasikan apa dibutuhkan, siapa yang bertanggung jawab untuk memastikan persyaratan sudah sesuai, dan bagaimana, kapan, serta di mana pengendalian diperlukan.

DepartemanQuality Assurance, memastikan semua kualitas sesuai dan aman serta memungkinkan untuk menerapkan dokumen setelah dilakukan pengamatan.

Pengamatan kualitas tidak sesederhana yang dilihat karena pengamat harus memiliki atribut yang benar, seperti:

(12)

Universitas Kristen Petra

a. Pendidikan

Pendidikan yang dimiliki pengamat diperlukan agar pengamat memiliki kemampuan yang jelas dan dapat mengekspresikan konsep dengan lancar. Selain itu juga dapat memikirkan ide dan menulis dalam bahasa yang dapat dimengerti.

b. Pelatihan

Pengamat harus terlatih untuk memiliki kemampuan berkompetisi dalam keahliannya untuk melakukan pengamatan dan untuk mengatur pengamatan.

c. Pengalaman

Para pengamat paling tidak memiliki pengalaman lima tahun dalam bidang perkerjaannya, dengan minimum dua tahun terlibat dalam aktivitas menjamin kualitas.

2.4.3.5.Kaji Ulang Manajemen

Orientasi pasar dalam industri bersifat dinamis. Di beberapa perusahaan membutuhkan spesifikasi dalam programnya agar dapat secara langsung memberikan bantuan kepada konsumen. Perusahaan perlu memonitor perkembangan pasar secara konstan karena harus waspada terhadap persaingan untuk mengantisipasi perubahan dan menerima perubahan.

Kaji ulang ini bertujuan untuk memastikan pengamatan yang berkelanjutan dan efektif untuk semua elemen-elemen di dalam perusahaan.

Tanggung jawab untuk melihat kaji ulang manajemen yang telah dijalankan harus didiskusikan secara berkala agar perusahaan dapat konsentrasi pada evaluasi yang berdampak pada perubahan dan sistem kualitas pendidikan yang ingin dicapai.

Pada tahap awal implementasi, pengamatan awal tidak sering dilakukan kemudian saat proses menjadi beraneka ragam maka pengamatan lingkungan mulai dilakukan secara rutin dan berkelanjutan untuk menekan perubahan.

2.5. Sistem Mutu

Sistem mutu berkembang sesuai dengan jaman. Dewasa ini sistem mutu merupakan prodesur terdokumentasi dalam sebuah sistem manajemen untuk menjamin kesesuaian produk dan proses dengan suatu standar tertentu. Dengan adanya dokumentasi dari setiap prosedur yang dapat berpengaruh terhadap

(13)

Universitas Kristen Petra

kualitas, maka dapat diharapkan bahwa semua sumber daya dapat digunakan dengan baik sehingga pada akhirnya produk yang sampai ke konsumen adalah produk yang telah sesuai dengan standar persyaratan.

Untuk menjalankan sistem mutu yang baik, maka diperlukan dukungan dari semua bagian yang ada dalam suatu organisasi. Hubungan antar bagian tersebut dapat dijelaskan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2.4. Model Proses Sistem Manajemen Mutu

Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000: 2000: Penerapannya untuk Mencapai TQM, (Jakarta: Penerbit PPM, 2003), p.61

2.6. Pemahaman Mengenai ISO

ISO 9001: 2000 adalah suatu standar internasional untuk sisem manajemen mutu di suatu perusahaan, baik untuk perusahaan manufaktur, desain maupun perusahaan jasa. Dengan ISO 9001: 2000, suatu perusahaan harus memenuhi persyaratan dan rekomendasi sebagai penilaian dari sistem manajemen mutu yang ada untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk, baik barang maupun jasa yang telah sesuai dengan standar internasional.

Di dalam persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam ISO 9001:

2000, tidak terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam hal standar produk,

(14)

Universitas Kristen Petra

jadi dapat dikatakan bahwa ISO 9001: 2000 bukanlah suatu standar untuk menilai produk suatu perusahaan, melainkan adalah suatu standar untuk sistem manajemen mutu. Namun apabila suatu organisasi teleh memenuhi standar yang ada di dalam ISO 9001: 2000, dapat diharapkan bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut akan berkualitas baik (standar).

ISO 9000 mulai dikeluarkan pertama kali pada tahun 1987, sedangkan revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan dua kali, yaitu pada tahun 1994 dan tahun 2000. ISO 9000: 2000 mencakup beberapa seri berikut ini:

· ISO 9000: 2000 , berisi tentang landasan dasar dan kosa kata.

· ISO 9001: 2000 , berisi tentang persyaratan dasar.

· ISO 9004: 2000, berisi tentang petunjuk untuk meningkatkan permormansi sistem mutu.

· ISO 19011: 2000, berisi tentang petunjuk dalam mengaudit sistem manajemen mutu dan lingkungan.

· ISO 10005: 2000, berisi tentang petunjuk untuk rencana mutu.

· ISO 10006: 2000, berisi tentang petunjuk untuk mutu dalam manajemen proyek.

· ISO 10007: 2000, berisi tentang petunjuk untuk konfigurasi manajemen.

ISO 9001: 2000 menjabarkan sistem manajemen organisasi dalam lima bagian utama, yaitu:

· Sistem majemen mutu (bagian 4 dari ISO 9001: 2000).

· Tanggung jawab manajemen puncak (bagian 5 dari ISO 9001: 2000).

· Manajemen sumber daya (bagian 6 dari ISO 9001: 2000).

· Realisasi produk (bagian 7 dari ISO 9001: 2000).

· Analisis, pengukuran dan peningkatan (bagian 8 dari ISO 9001: 2000).

Perusahaan yang mengadopsi standar ISO 9001: 2000 dalam sistem manajemen mutu yang dimiliki harus memperhatikan langkah-langkah yang diambil untuk membangun dan mengembangkan sistem manajemen mutu. Yang pertama dilakukan adalah adanya komitmen dari manajemen puncak untuk menerapkan standar ISO 9001: 2000 di dalam sistem manajemen mutu yang ada.

Langkah berikutnya adalah menetapkan suatu kelompok kerja yang terdiri dari manajer-manajer senior dan dipimpin oeh seorang koordinator yang sebaiknya

(15)

Universitas Kristen Petra

memahami sistem manajemen mutu sehingga semua anggota kelompok kerja ini dapat mengerti dan berpartisipasi secara aktif tentang persyaratan-persayaratan yang dibutuhkan dalam ISO 9001: 2000, selain itu koordinator kelompok kerja ini juga dapat ditunjuk sebagai Wakil Manajemen perusahaan (Management Representative) untuk mendefinisikan wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin persyaratan-persyaratan standar dari ISO 9001: 2000 telah diterapkan dan dipelihara dengan baik dan benar. Selanjutnya organisasi harus menetapkan tujuan-tujuan mutu dan implementasi dari sistem sekaligus juga meninjau ulang sistem manajemen yang sekarang sehingga perlu diadakan audit sistem untuk menemukan penyimpangan dan perbedaan yang harus diperbaiki. Perusahaan yang mengadopsi ISO 9001: 2000 harus mendefinisikan struktur dari organisasi dan tanggung jawab dari masing-masing personel yang ada dan memastikan bahwa setiap personel mengerti akan tugasnya dan melaksanakan sesuai dengan dokumentasi yang ada. Setelah itu perusahaan harus mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam manual mutu, kemudian mengembangkan suatu diagram alir dan menentukan proses-proses yang kritis dan mendokumentasikan proses-proses tersebut sesuai dengan prosedur kerja yang dijalankan. Dengan mendokumentasikan proses-proses yang ada maka perusahaan telah memberikan pengertian bahwa semua proses yang ada di dalam organisasi harus didokumentasikan sesuai dengan standar ISO 9001: 2000. Tahap yang penting adalah menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem manajemen mutu yang ada. Langkah terakhir yang perlu dilakukan adalah meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu secara berkala sehingga dapat menjamin ketepatan dan kesesuaian terhadap persyaratan- persyaratan yang ada di dalam ISO 9001: 2000.

ISO 9001: 2000 mempunyai delapan prinsip manajemen mutu yang dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai framework dalam usaha meningkatkan kinerja perusahaan. Delapan prinsip yang juga menjadi landasan dasar untuk menyusun ISO 9001: 2000, adalah sebagai berikut:

· prinsip 1: pusat perhatian pada pelanggan,

· prinsip 2: kepemimpinan,

· prinsip 3: pelibatan orang,

(16)

Universitas Kristen Petra

· prinsip 4: pendekatan proses,

· prinsip 5: pendekatan sistem terhadap manajemen,

· prinsip 6: perbaikan yang berlanjut dan terus menerus,

· prinsip 7: pendekatan fakta untuk pembuatan keputusan dan

· prinsip 8: hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

Perusahaan yang menerapkan standar ISO dalam sistem manajemen mutunya dapat memperoleh banyak manfaat, yang pertama yaitu dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, dapat mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perusahaan telah diakui secara internasional sehingga dapat meningkatkan daya saing dan image perusahaan.

Selain itu, dengan memperoleh sertifikat ISO 9001: 2000 maka perusahaan tidak perlu mengadakan audit sendiri, karena semua audit akan dilakukan secara periodik oleh auditor dari lembaga registrasi sehingga dapat menghemat biaya audit. Manfaat yang lain adalah dengan menerapkan standar ISO 9001: 2000, perusahaan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik sehingga dapat mencegah pemborosan karena operasi internal akan menjadi lebih baik. Hal terakhir yang menjadi keuntungan bagi perusahaan bersertifikat ISO 9001: 2000 adalah terjadinya perubahan positif dalam hal kultur dari anggota organisasi karena semua anggota manajemen dan karyawan akan berusaha untuk mempertahankan sertifikat yang sudah diperoleh.

Referensi

Dokumen terkait

ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang memiliki tujuan untuk

untuk system manajemen mutu., berisi persyaratan standar manajemen mutu yang digunakan dalam memenuhi permintaan pelanggan dan manajemen organisasi dalam memberikan (produk

ISO 9001 : 2000 menetapkan persyaratan – persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi

Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan penghubung antara pelanggan dan perusahaan memuat berbagai persyaratan standar yang dapat membantu organisasi untuk

ISO 9001: 2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi

Memenuhi pengaturan yang direncanakan (lihat klausul 7.1) sesuai dengan persyaratan ISO dan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh organisasi b. Diterapkan dan

Berdasarkan teori ISO 9001:2000, suatu perusahaan yang menjalankan sistem manajemen yang efektif akan mendapatkan manfaat berupa hasil dari implementasi ISO 9001:2000

Wijara Nagatsupazki untuk persiapan sertifikasi ISO 9001:2015  Memberikan rekomendasi dan menyusun dokumen mutu perusahaan sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2015 Studi Literatur