• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N. Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "P U T U S A N. Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hal 1 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

P U T U S A N

.

Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :

PEMBANDING, umur 47 tahun, agama Islam, pendidikan D3 Ekonomi, pekerjaan Swasta, bertempat tinggal di Kabupaten Aceh Selatan, dahulu Tergugat sekarang Pembanding;

Melawan :

TERBANDING, umur 45 tahun, agama Islam, pendidikan D3 Ekonomi, bertempat tinggal di Kabupaten Aceh Selatan, dahulu Penggugat sekarang Terbanding;

Mahkamah Syar’iyah Aceh ;

Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhu- bungan dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUKPERKARANYA

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat da- lam Putusan Sela Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor : 85/Pdt.G/2011 /MS-Aceh tanggal 19 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 20 Syawal 1432 Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

 Menerima permohonan banding Pembanding;

Sebelum menjatuhkan putusan akhir :

(2)

Hal 2 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

- Memerintahkan kepada Hakim pertama, dalam hal ini Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan agar supaya melakukan pemeriksaan ulang /tambahan dalam perkara ini, seperti tersebut di atas;

- Memerintahkan supaya untuk keperluan tersebut, berkas perkara ini bersama dengan turunan putusan sela ini disampaikan kepada Ketua Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan, dengan perintah agar berkas perkara tersebut setelah pemeriksaan tambahan selesai disertai dengan berita acara pemeriksaan tambahan dikirim kembali ke Mahkamah Syar’iyah Aceh;

- Menangguhkan biaya yang timbul dalam perkara ini sampai pada putusan akhir;

Memperhatikan berita acara pemeriksaan tambahan yang dilaksa- nakan majelis hakim Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan dalam perkara a quo tanggal 13, 20 dan 27 Oktober 2011;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam Putusan Sela Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh tanggal 19 September 2011 Mila- diyah bertepatan dengan tanggal 20 Syawal 1432 Hijriyah mutatis mutan- dis dianggap terulang dan terbaca kembali dalam pertimbangan ini;

Menimbang, bahwa Pembanding sesuai dengan memori banding- nya tanggal 22 Juni 2011, intinya keberatan terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan Nomor : 53/Pdt.G/2011/MSy-Ttn tanggal 15 Juni 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 13 Rajab 1432 Hijriyah, yang pada pokoknya sebagai berikut ;

- bahwa Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding telah dinase- hati oleh BP4 Kabupaten Aceh Selatan supaya berdamai, akan tetapi

(3)

Hal 3 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

Penggugat/Terbanding tetap keras kepala melanjutkan perkara ke Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan;

- bahwa Tergugat/Pembanding tidak hadir pada persidangan dengan agenda jawaban, tetapi Tergugat/Pembanding mengirim surat tidak bisa hadir pada persidangan tersebut dan mohon sidang ditunda, ternyata Tergugat/Pembanding tidak dipanggil lagi dan tidak dapat mengajukan jawaban dan majelis hakim memutus perkara dengan amar talak satu bain sughra;

- Tergugat/Pembanding melampirkan surat-surat yang menguatkan memori bandingnya tersebut;

- bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Tergugat/Pembanding mohon Mahkamah Syar’iyah Aceh memutuskan perkara ini seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa Terbanding sesuai dengan kontra memori ban- dingnya tanggal 09 Juli 2011, pada pokoknya tetap mempertahankan isi putusan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan tersebut;

Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan meneliti berkas per- kara yang dimintakan banding dan setelah mempelajari putusan Mahka- mah Syar’iyah Tapaktuan Nomor : 53/Pdt.G/2011/MSy-Ttn tanggal 15 Juni 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 13 Rajab 1432 Hijriyah, majelis hakim tingkat banding akan memberi pertimbangan seperti di bawah ini ;

Menimbang, bahwa berdasar keseluruhan dari hasil pemeriksaan majelis hakim tingkat pertama dalam perkara ini, majelis hakim tingkat banding telah menemukan fakta yang pada pokoknya sebagai berikut : - bahwa majelis hakim tingkat pertama telah berupaya mendamaikan

secara langsung maupun melalui proses mediasi sebagaimana diama- natkan oleh pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan

(4)

Hal 4 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008, namun pada akhirnya ternyata tetap tidak berhasil (vide berita acara persidangan tanggal 01 Juni 2011);

- bahwa saksi I atas nama SAKSI 1, menerangkan antara Pembanding dengan Terbanding sering terjadi cekcok dan bertengkar dan Terbanding memilih sikap diam karena malu didengar tetangga, dan penyebab pertengkaran tersebut adalah karena Pembanding tidak mempunyai pekerjaan tetap serta kebutuhan rumah tangga ditanggung oleh Terbanding (vide berita acara persidangan tanggal 15 Juni 2011);

- bahwa saksi II atas nama SAKSI 2, menerangkan antara Pembanding dengan Terbanding sering bertengkar, baik ketika di Medan maupun setelah pindah ke Tapaktuan, dan penyebab pertengkaran tersebut adalah karena Pembanding tidak mempunyai pekerjaan tetap serta kebutuhan rumah tangga ditanggung oleh Terbanding yang bekerja --- - Tapaktuan (vide berita acara persidangan tanggal 15 Juni 2011);

- bahwa dalam jawaban Tergugat/Pembanding sesuai dengan berita acara persidangan tambahan, menerangkan bahwa Tergugat/Pemban- ding jarang bertengkar dan pernah menampar Penggugat/Terbanding (vide berita acara persidangan tanggal 20 Oktober 2011);

- bahwa Penggugat/Terbanding sebagai pegawai Tapaktuan telah mendapat surat izin untuk perceraian Nomor : 01 /Tahun 2011 tanggal 16 Oktober 2011 (vide berita acara persidangan tanggal 27 Oktober 2011);

Menimbang, bahwa keberatan yang diajukan Pembanding dalam memori bandingnya dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

(5)

Hal 5 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

Menimbang, bahwa salah satu alasan perceraian adalah antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sesuai Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, dan ternyata antara Pembanding dan Terbanding telah pernah dinasehati oleh BP4 Kabupaten Aceh Selatan. Hal ini merupakan indikasi bahwa rumah tangga Pemban- ding dan Terbanding sudah tidak rukun lagi;

Menimbang, bahwa keberatan Tergugat/Pembanding yang tidak dipanggil lagi menghadiri sidang untuk menyampaikan jawaban, ternyata majelis hakim tingkat pertama telah membuka sidang kembali dengan memanggil para pihak sesuai dengan maksud Putusan Sela Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh tanggal 19 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 20 Syawal 1432 Hijriyah, dan Tergugat/Pembanding telah menyampaikan jawaban dan duplik (vide berita acara persidangan tanggal 20 dan 31 Oktober 2011);

Menimbang, bahwa Surat Pernyataan dari orang lain yang diajukan oleh Pembanding dalam memori bandingnya sebagai bukti dalam perkara a quo, tidak dapat dipertimbangkan oleh majelis hakim tingkat banding, oleh karena pernyataan atau keterangan orang lain yang dapat dibenarkan menurut hukum adalah keterangan di depan sidang Pengadilan, (vide H.

Abdul Manan : Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, halaman 144 dan Pasal 145 ayat (1) RBg), oleh karena itu surat pernyataan tersebut tidak dapat dipertimbangkan dan dikesampingkan;

Menimbang, bahwa meskipun tidak semua poin dari alasan gugatan Penggugat/Terbanding dipertimbangkan, namun majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa fakta hukum yang telah terbukti di atas, telah cukup sebagai indikator kuat terwujudnya maksud pasal 19 huruf (f)

(6)

Hal 6 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, dan sesuai dengan putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 273/K/AG/1998 tanggal 17 Maret 1999 yang menyatakan bahwa cekcok, hidup berpisah tidak dalam satu tempat kediaman bersama/berpisah tempat tidur, salah satu pihak tidak berniat meneruskan kehidupan bersama dengan pihak lain merupakan fakta yang cukup sesuai alasan perceraian, maka keberatan yang diajukan oleh Pembanding dalam memori bandingnya tidak terdapat hal-hal yang dapat membatalkan putusan majelis hakim tingkat pertama, oleh karena itu keberatan Pembanding tersebut harus dikesampingkan;

Menimbang, bahwa dengan tidak mengurangi pertimbangan-pertim- bangan hukum yang telah diambil oleh majelis hakim tingkat pertama, majelis hakim tingkat banding memandang perlu untuk menambahkan pertimbangan hukum sendiri seperti di bawah ini;

- bahwa Terbanding sebagai pegawai telah mendapatkan surat izin perceraian dari atasan, sehingga telah terpenuhi apa yang dimak-sud Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983, Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 5 Tahun 1984 dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990;

- bahwa tetap bersikerasnya Terbanding untuk bercerai dengan Pem- banding, majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa sikap Terbanding tersebut telah menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak memiliki rasa cinta lagi kepada Pembanding, padahal adanya rasa saling mencintai, saling menghormati, setia dan saling bantu membantu antara Terbanding dengan Pembanding sebagai suami-isteri seperti yang diamanatkan oleh pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan juga Pasal 77 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam (KHI), adalah merupakan pondasi yang utama untuk dapat tegak

(7)

Hal 7 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

berdirinya sebuah rumah tangga yang sejahtera dan bahagia, sedang- kan disisi lain, Pembanding sebagai suami nampaknya juga sudah kehilangan daya dan upayanya sehingga tidak bisa lagi menunjukkan kemampuan dan kewibawaannya sebagai kepala keluarga yang mestinya senantiasa dapat dirasakan sebagai pengayom dan pelin- dung bagi Terbanding sebagai isterinya. Fakta ini membuktikan bahwa Pembanding sudah tidak mampu lagi untuk dapat menegakkan kembali kerukunan rumah tangganya bersama Terbanding, dengan indikasi yang kuat adalah bahwa sejak 4 (empat) tahun terakhir ini antara Terbanding dan Pembanding sudah pisah ranjang;

- bahwa tujuan yang fundamental dibentuknya sebuah rumah tangga yaitu adanya keserasian dan keharmonisan antara Pembanding dan Terbanding sebagai suami isteri yang diliputi suasana damai, sejahtera dan bahagia serta kasih sayang (mawaddah warahmah) sebagaimana dimaksudkan oleh Al-Qur’an surat Ar- Rum ayat 21 :











































Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kekuasaan Allah) bahwa ia (Allah) menciptakan pasanganmu dari jenismu sendiri agar kamu tenteram bersamanya, dan ia mengikat kamu dengan cinta (biologis) dan kasih sayang, sesungguhnya yang demi- kian adalah tanda-tanda bagi orang yang berpikir (QS. 21);

- bahwa sesuai dengan maksud Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Ta- hun 1974 tentang Perkawinan, bahwa tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga (rumah Tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, nyatanya sudah tidak dapat diwujudkan lagi, sehingga majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa perceraian antara Terbanding dan Pembanding adalah merupakan jalan keluar yang dipandang lebih baik dan maslahah untuk

(8)

Hal 8 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

menentukan kehidupan masing-masing berikutnya yang diharapkan

“tasrih bi ihsan (pisah dengan baik);

Menimbang, bahwa mempertahankan rumah tangga Terbanding dan Pembanding justru akan menimbulkan mafsadah bagi kedua pihak, sedangkan perceraian juga menghilangkan kemaslahatan yang tentu juga mafsadah bagi kedua pihak, namun oleh karena berhadapan dua mafsa- dah maka harus dipilih dengan melakukan mafsadah yang lebih ringan akibatnya, hal ini sesuai dengan qaedah fiqh yang diambil menjadi pendapat dan pertimbangan hukum putusan ini yang berbunyi :

اَمِهِّفَخَأ ِباَكِت ْراِب اًرَرَض اَمُهُمَظْعَأ َيِعوُر ِناَتَدَسْفَم َضَراَعَت اَذإ

Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadah dihindari mafsadah yang paling besar kemudharatannya dengan melakukan yang lebih ringan mafsadahnya.

(vide : Al Asbah wa al-Nadzair : Asy-Syuyuti, halaman 161) ; Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan di atas, dapat disim- pulkan bahwa majelis hakim tingkat pertama telah melaksanakan keten- tuan pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 70 dan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah ubah dengan Undang- undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 jo pasal 115 Kompilasi Hukum Islam yang dikaitkan pula dengan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Mediasi, sehingga berdasarkan fakta tersebut dalam perkara a quo, majelis hakim tingkat banding berpendapat untuk menga- bulkan gugatan perceraian yang diajukan oleh Terbanding, hal ini sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 19 Januari l999 Nomor: 44 K/AG/1998 yang mengabstraksikan kaidah hukum : ”bahwa bilamana perselisihan dan pertengkaran antara suami dan isteri telah

(9)

Hal 9 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

terbukti dalam pemeriksaan di Pengadilan Agama dan didukung oleh fakta tidak berhasilnya majelis hakim merukunkan kembali para pihak yang bersengketa sebagai suami isteri maka sesuai dengan ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun l975 jo Undang Undang Nomor 1 Tahun l974, secara yuridis gugatan Penggugat yang mohon perceraian dengan Tergugat, haruslah dikabulkan”;

Menimbang, bahwa dengan menambahkan pertimbangan seperti tersebut di atas, maka putusan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan Nomor : 53/Pdt.G/2011/MSy-Ttn tanggal 15 Juni 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 13 Rajab 1432 Hijriyah harus dikuatkan;

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai dengan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang No- mor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara untuk tingkat banding dibebankan kepada Pembanding;

Mengingat Pasal-Pasal dari Peraturan Perundang-undangan serta ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

 Menguatkan putusan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan Nomor : 53 /Pdt.G/2011/MSy-Ttn tanggal 15 Juni 2011 Miladiyah bertepatan de- ngan tanggal 13 Rajab 1432 Hijriyah;

 Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Ha- kim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Senin tanggal 28 Nopember

(10)

Hal 10 dari 10 hal Putusan Nomor : 85/Pdt.G/2011/MS-Aceh

2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 2 Muharram 1433 Hijriyah oleh kami Dra. Hj. Hafidhah Ibrahim Hakim Tinggi yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Turiman, SH. dan Drs. H. Abd. Hamid Pulungan, SH. MH. masing-masing sebagai Hakim Anggota dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut yang didampingi para Hakim Anggota dan dibantu oleh Nyak Widin, SH sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara.

Hakim Anggota : Ketua Majelis,

Drs. H. TURIMAN, SH. Dra. Hj. HAFIDHAH IBRAHIM

Drs. H. ABD. HAMID PULUNGAN, SH. MH.

Panitera Pengganti,

NYAK WIDIN, SH

Perincian Biaya Banding :

1. Materai ... Rp. 6.000,- 2. Redaksi ... Rp. 5.000,- 3. Leges ... Rp. 5.000,- 4. Biaya Proses ... Rp.134.000,- J u m l a h ... Rp. 150.000,-

---(seratus lima puluh ribu rupiah)---

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi sependapat dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan bahwa Tergugat walaupun telah dipanggil secara patut dengan

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan memori banding dari Kuasa Pembanding - semula Penggugat, dihubungkan dengan pertimbangan hukum dari Majelis Hakim TIngkat Pertama,

serta memori banding dari Pembanding semula Penggugat dan kontra memori banding dari Terbanding semula Tergugat, Majelis Hakim tingkat banding dapat menyetujui dan

Menimbang, bahwa terhadap bantahan Terbanding II semula Tergugat II yang menyatakan gugatan Pembanding semula Penggugat adalah orror in persona, Majelis Hakim Tingkat

--- Menimbang, bahwa Tergugat/Pembanding dalam memori bandingnya yang pada pokoknya dengan tegas menyatakan:--- Bahwa keberatan atas pertimbangan hukum putusan Majelis

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat diajukan dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Bekasi pada tanggal 09 Februari 2016, maka

pertimbangan Majelis adalah sebagai berikut ;--- --- Menimbang, bahwa walaupun kuasa hukum Tergugat I- II / Pembanding tidak mengajukan memori banding sampai

Menimbang, bahwa terhadap keberatan Pembanding pada huruf d, tidak dapat dipertimbangkan karena Majelis Hakim Tingkat Pertama telah cukup memberikan kesempatan