• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN PADA PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN PADA BELAJAR DENGAN STRATEGI BELAJAR MAHASISWA 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODEL HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN PADA PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN PADA BELAJAR DENGAN STRATEGI BELAJAR MAHASISWA 1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

70

MODEL HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN PADA PENGETAHUAN,

KEPERCAYAAN PADA BELAJAR DENGAN STRATEGI BELAJAR MAHASISWA

1

M. Nur Ghufron, Rini Risnawita, S STAIN Kudus, STAIN Kediri

Abstract: This research aims to investigate modeling the relationships among beliefs about knowledge, belief about learning and learning strategies and to finding out there was conformity between the theoretical model and the empirical models. The sample in this research as many as 229 students of Tarbiyah, Departement of STAIN Kudus taken through stratified random sampling method. The variables were measured respectively using the Epistemological Beliefs Scale (EBS) and the R-SPQ-2F (Revised Two-Factor Study Process Questionnaire). Path model showed fit and correlation significant relations between beliefs about knowledge, belief about learning and learning strategies.

The results suggest that learning strategies can be explained or predicted belief about knowledge and belief about learning

Keywords: Beliefs about knowledge, belief about learning and learning strategies

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mencari model hubungan antara kepercayaan pada pengetahuan, kepercayaan pada belajar dengan strategi belajar serta untuk menguji kesesuaian antara model teoretik dengan model empiris. Sampel penelitian ini sebanyak 229 mahasiswa Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, yang diambil dengan metode stratified random sampling. Pengukuran variabel dengan menggunakan skala kepercayaan epistemologis dan dua faktor proses belajar edisi revisi.

Berdasarkan analisis model satu jalur menghasilkan kesesuaian model dan adanya hubungan kepercayaan pada pengetahuan, kepercayaan pada belajar dengan strategi belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi belajar dapat dijelaskan atau diprediksi melalui oleh kepercayaan pada pengetahuan, kepercayaan pada belajar.

Kata kunci: kepercayaan pada pengetahuan, kepercayaan pada belajar dan strategi belajar.

Pendahuluan

Proses pembelajaran dan motivasi belajar siswa selalu menjadi perhatian utama para peneliti pendidikan. Para peneliti mempunyai teori dan model yang berbeda-beda untuk memahami tentang proses belajar dan motivasi belajar siswa, salah satu model yang sering digunakan dalam menelaah

1 Korespondensi tentang tulisan ini dapat melalui emnur_g@yahoo.com

(2)

pembelajaran dan belajar adalah teori model 3P yang diuraikan Dunkin dan Biddle pada tahun 1974 (Chan, 2003; 2007), yang menghubungkan komponen- komponen utama di dalam belajar dalam kelas menjadi tiga hal, yaitu; P (Presage) berupa karakteristik-karakteristik siswa dan konteks pengajaran, (proces), proses dan (product) atau hasil. Di antara karakteristik-karakteristik siswa yang berhubungan dengan proses belajar adalah strategi belajar selain motivasi belajar yang merupakan unsur penting yang selalu dipertimbangkan banyak peneliti.

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (David dalam Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Strategi belajar adalah usaha yang menekankan fakta bahwa individu memahami dan memproses informasi dengan cara yang sangat berbeda (Barker, 2003). Menurut Biggs dkk. (2001) ada perbedaan antara strategi belajar atau pendekatan belajar dengan gaya belajar di mana strategi belajar atau pendekatan belajar tidak hanya fokus pada karakteristik siswa, tetapi juga pada hubungan "antara mahasiswa, konteks, dan tugas", sementara pada gaya belajar khusus pada situasi belajar saja.

Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan strategi belajar merupakan komponen penting hasil belajar (Chen, 2002) dan elemen motivasi (Neber

&Schommer-Aikins, 2002). Sementara itu, kepercayaan tentang pengetahuan dan kepercayaan tentang belajar merupakan faktor penting dan menentukan dalam mengungkap penggunaan strategi belajar yang digunakan mahasiswa (Phan, 2008).

Chan (2007) berpendapat bahwa prilaku belajar sangat dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan mahasiswa sekitar sifat pengetahuan dan kemampuan mereka. Mahasiswa yang mempunyai kepercayaan rendah atau bahkan tidak mempercayai pada struktur pengetahuan seperti pengetahuan berstruktur sederhana akan mempunyai sedikit orientasi tujuan belajar yang intrinsik, dalam menghargai aktivitas belajar, dalam mengontrol belajar dan untuk merasakan bahwa dia dapat menjalankan sebuah tugas belajar.

Demikian pula kepercayaan mahasiswa tentang stabilitas pengetahuan seperti pengetahuan yang absolut, tentatif atau bersifat sementara dan kepercayaan mahasiswa tentang sumber pengetahuan bahwa pengetahuan berasal dari orang yang lebih tahu (omniscient), dari pengalaman orang yang mempunyai authoritas dalam menyampaikan pengetahuan atau berasal dari pemikiran sendiri diikuti dengan berbagai bukti.

Para peneliti di bidang pendidikan seperti Davis (1997) dan Hofer &

Pintrich (1997), mengklaim bahwa kepercayaan mengenai pengetahuan dan

(3)

belajar memainkan peran penting di dalam perilaku-perilaku akademis, seperti mempengaruhi penggunaan teknik-teknik dalam belajar (Hofer & Pintrich, 1997). Sebagai contoh, para pelajar yang percaya bahwa struktur pengetahuan terdiri dari potongan-potongan yang tidak bertalian dengan informasi, kemungkinan akan menggunakan teknik menghafal sebagai teknik belajar dan bukan tehnik pemahaman. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa para pelajar yang memandang bahwa pengetahuan sama yang tak berubah dan stabil cenderung menggunakan tehnik menghafal fakta-fakta ilmiah. Berbeda dengan para pelajar yang memandang pengetahuan dinamis, yang akan lebih mengutamakan aspek pemahaman informasi (Davis, 1997). Lebih dari itu, para pelajar yang percaya bahwa tehnik memahami adalah strategi terbaik dalam belajar, akan mempunyai hasil yang lebih baik pada saat ujian akhir dibandingkan dengan pada para pelajar yang percaya bahwa tehnik menghafal adalah tehnik yang terbaik (Davis, 1997).

Braten dan Strømsø (2005) menemukan pada mahasiswa yang percaya bahwa pengetahuan bersifat stabil dan hanya bisa diperoleh melalui otoritas pengajar, akan lebih sedikit mempunyai tujuan berorientasi pemahaman dan lebih banyak berorientasi penghafalan. Karenanya, memahami peran kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar adalah penting dalam membantu para pembelajar dalam menggunakan strategi belajar yang efektif guna mencapai tujuan akademis mereka.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menjelaskan hubungan kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar dengan strategi belajar mahasiswa. Dengan tehnik analisis menggunakan model persamaan struktural, penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan kesesuaian antara model teoretis dengan model empiris.

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Jawa Tengah angkatan 2008 samapai 2011. Sampel penelitian ini berjumlah 229 mahasiswa.

yang diambil dengan tehnik pengambilan sampel stratified random sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk skala. Skala yang digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu skala kepercayaan epistemologi (Epistemological Beliefs Scale) yang dikembangkan oleh Jehng (1990 dengan beberapa modifikasi yang di lakukan oleh peneliti. Adapun untuk mengukur strategi belajar dengan menggunakan alat ukur R-SPQ-2F (Revised Two-Factor Study Process Questionnaire) yang dikembangkan oleh Biggs dkk.(2001).

(4)

Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktural atau Structural Equation Modelling.

Hasil Penelitian

Tehnik analisis data penelitian dengan menggunakan model persamaan struktural (SEM) dengan bantuan program Amos. Namun sebelum dilakukan analisis model persamaan struktural secara keseluruhan dilakukan terlebih dahulu uji unidimensionalitas pada masing-masing konstruk dengan analisis faktor konfirmatori. Berikut ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tersebut.

Uji Unidimensionalitas Masing-masing Konstruk

Menurut Ghozali (2008), sebelum dilakukan analisis model persamaan struktural secara keseluruhan dilakukan terlebih dahulu uji unidimensionalitas pada masing-masing konstruk dengan analisis faktor konfirmatori. Uji unidimensionalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah indikator-indikator pengukur konstruk valid.

Uji unidimensionalitas penelitian ini dilakukan dengan melihat apakah indikator konstruk dalam penelitian ini adalah signifikan. Selain itu dilakukan dengan melihat validitas konvergen atau nilai loading factor masing-masing indikator.

Pada model penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel eksogen dan endogen. Analisis unidimensionalitas dilakukan dengan analisis konfirmatori antar varibel eksogen dan endogen. Pada variabel eksogen penelitian ini terdapat dua variabel laten kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar. Sementara itu pada variabel endogen terdapat dua variabel laten juga yaitu stretegi pembelajaran permukaan dan strategi pembelajaran pendalaman.

Berdasarkan hasil pengolahan uji konfirmatori untuk antar konstruk eksogen kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar (lihat gambar 1) menunjukkan bahwa chi-square 2, 314 (DF= 4, p=0,678), CMIN/DF=0,579, GFI= 0,996, AGFI = 0,985, TLI= 1,029 dan RMSEA = 0,000.

Dengan demikian kriteria syarat penerimaan model dapat terpenuhi, dikarenakan skor probabilitas di atas 0,05. Selain itu, kriteria yang lainnya telah sesuai dengan yang disyaratkan. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa rancangan model yang diajukan sama dengan data empiris atau model yang di ajukan fit.

(5)

Gambar 1: Hasil analisis konfirmatori antar konstruk eksogen kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar

Berdasarkan hasil analisis konfirmatori penelitian ini masih terlihat terlihat bahwa indikator kepercayaan pada pengetahuan (KP2) dalam penelitian ini mendapatkan nilai standardized loading factor yang nilainya di bawah 0,50. Dalam analisis selanjutnya indikator tersebut tidak dipertahankan atau didrop, mengingat indikator KP2 tersebut jauh di bawah nilai 0,05 yang berarti tidak signifikan dalam mengukur variabel latennya.

Pada konstruk endogen memiliki variabel strategi belajar permukaan dan strategi belajar pendalaman. Kedua variabel endogen tersebut selanjutnya dikovariankan, dan berikut ini disajikan hasil pengolahan uji konfirmatori antar konstruk endogen tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut.

Gambar 2: Hasil analisis konfirmatori antar konstruk endogen strategi belajar permukaan dan strategi belajar pendalaman

(6)

Berdasarkan pengolahan data dengan analisis konfirmatori menghasilkan bahwa chi-square 2, 784 (DF= 1, p=0,095), CMIN/DF= 2,784, GFI=

0,994, AGFI = 0,940, TLI= 0,855 dan RMSEA = 0,088. Dengan demikian kriteria syarat penerimaan model dapat terpenuhi, dikarenakan skor probabilitas di atas 0,05. Demikian pula kriteria yang lainnya terlihat juga telah sesuai dengan yang disyaratkan. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa rancangan model yang diajukan sama dengan data empiris atau model yang di ajukan fit.

Berdasarkan hasil analisis konfirmatori penelitian ini terlihat bahwa secara keseluruhan indikator konstruk dalam penelitian ini adalah signifikan karena signifikansi t-hitung menghasilkan 0,000 atau lebih kecil dari 0,05.

Begitu pula dengan standardized loading factor yang secara keseluruhan mendapatkan nilai di atas 0,50, hal ini menunjukkan cukup validnya mengukur konstruk latennya.

Pengujian Hipotesis

Langkah berikutnya adalah menguji data model teoritis dengan data empiris secara keseluruhan. Berikut ini (lihat gambar 3) adalah hasil output model teoritis hubungan antara kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar terhadap strategi belajar mahasiswa.

Gambar 3: Hasil Analisis Model Persamaan Struktural model hubungan kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar dengan strategi belajar mahasiswa.

(7)

Berdasar pada gambar 3 menunjukkan bahwa hasil chi-Square 29, 764 (DF=

15, p=0,013), CMIN/DF=1,984, GFI= 0,970, AGFI = 0,929, TLI= 0,898 dan RMSEA

= 0,066. Dengan demikian kriteria syarat penerimaan model tidak dapat terpenuhi, dikarenakan skor probabilitas masih di bawah 0,05. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa rancangan model yang diajukan berbeda dengan data empiris atau model yang di ajukan belum fit. Berdasarkan pada hasil tersebut maka peneliti perlu melakukan estimasi ulang terhadap model melalui modifikasi model.

Modifikasi Model

Jika dari hasil analisis tidak dapat memenuhi kriteria atau tidak fit sebagaimana yang diajukan, maka model dianggap tidak sesuai, untuk itu model harus dilakukan modifikasi hingga sampai ditemukan model yang sesuai dengan data empiris. Tentu saja modifikasi model masih dapat dilakukan sejauh belum ditemukannya model fit yang sesuai dengan data empiris, serta sejauh tidak menyimpang dari teori yang diajukan. Modifikasi model dapat dilakukan dengan memodifikasi arah hubungan antar variabel yang sudah ada dalam model, menambah atau mengurangi variabel laten ataupun variabel observasi sejauh masih dalam kerangka konsepsual penelitian pendukung model. Untuk kebutuhan analisis ini akan digunakan program Amos.

Adapun untuk analisis modifikasi model dalam penelitian ini adalah dengan melihat output pada Modification Indices (MI) pada analisis AMOS 16.

Hasil output Modification Indices ”merekomendasikan” tentang variabel error yang harus di olah lebih jauh untuk di modifikasi adalah dengan menghubungkan,e15 dengan e17. Setelah itu dilakukan proses pengujian ulang (lihat gambar 4).

Gambar 4. Hasil Modifikasi Analisis Model Persamaan Struktural hubungan kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar dengan strategi belajar mahasiswa

(8)

Berdasar proses pengujian ulang diperoleh bahwa kriteria syarat berupa hasil Chi-Square 21, 206 (DF= 14, p=0,096), CMIN/DF=1,515, GFI= 0,978, AGFI=

0,944, TLI= 0,947 dan RMSEA= 0,048 terpenuhi.

Berdasarkan proses pengujian ulang dapat dinyatakan bahwa rancangan model yang diajukan sebagaimana gambar tidak berbeda secara signifikan dengan data empiris. Berdasarkan pada hasil tersebut maka peneliti tidak perlu lagi melakukan modifikasi model, sehingga model yang digunakan ini dapat digunakan dalam penelitian ini. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan terdapat kesesuaian model teoritis dengan data empiris dapat di terima.

Analisis Efek Langsung Dan Efek Total

Besarnya pengaruh masing-masing variabel laten secara langsung (standardized direct effect) serta efek total (standardized total effect) diringkas dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1. Efek Langsung, Efek Tidak Langsung Dan Efek Total Variabel Efek Langsung Efek Total Kepercayaaan pada belajar terhadap strategi

pendalaman

-0,109 -0,109

Kepercayaaan pada belajar terhadap strategi permukaan

0,446 0,446

Kepercayaaan pada pengetahuan terhadap strategi pendalaman

-0,542 -0,542

Kepercayaaan pada pengetahuan terhadap strategi permukaan

0,428 0,428

Besarnya pengaruh masing-masing variabel secara langsung (standardized direct effect) maupun tidak langsung (standardized indirect effect) serta efek total (standardized total effect) dijelaskan sebagai berikut: (a) variabel kepercayaaan pada belajar terhadap strategi pendalaman sebesar -0,109, (b) variabel kepercayaaan pada belajar terhadap strategi permukaan sebesar 0,446, (c) variabel kepercayaaan pada pengetahuan terhadap strategi pendalaman sebesar -0,542 dan (d) variabel kepercayaaan pada pengetahuan terhadap strategi permukaan sebesar 0,428.

Koefisien Determinasi

Adapun besarnya kontribusi variabel secara simultan terhadap variabel lainnya yang ditunjukkan melalui koefisien determinasi diringkas dalam tabel 2 berikut ini.

(9)

Tabel 2. Koefesien Determinasi Variabel yang

mempengaruhi

Variabel yang dipengaruhi

Sumbangan Efektif

Sumbangan Efektif dalam Persen Kepercayaaan pada

pengetahuan dan

kepercayaan pada belajar

Strategi belajar pendalaman

0,35 35%

Kepercayaaan pada pengetahuan dan

kepercayaan pada belajar

Strategi belajar permukaan

0,51 51%

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat terlihat bahwa koefesien determinasi (R²) strategi pembelajaran pendalaman sebesar 0,35, yang bermakna bahwa 35 persen dapat dijelaskan atau diprediksi melalui variabel Kepercayaaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar. Adapun koefesien determinasi (R²) strategi pembelajaran permukaan sebesar 0,51, yang bermakna bahwa 51 persen dapat dijelaskan atau diprediksi melalui variabel kepercayaaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model satu jalur yang diajukan berupa hubungan antara kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar dengan strategi belajar mahasiswa sesuai dengan model empiris.

Selain itu berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar berpengaruh terhadap strategi belajar mahasiswa baik pada strategi belajar pendalaman maupun strategi belajar permukaan.

Berdasarkan hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan mahasiswa terhadap sifat pengetahuan di mana pengetahuan berasal dari orang yang lebih tahu seperti dosen atau buku-buku referensi dibandingkan dari logika dan pemikiran sendiri, pengetahuan bersifat pasti dan tidah berubah dari pada berubah berhubungan negatif atau semakin cenderung menggunakan strategi belajar permukaan.

Adapun pada kepercayaan pada belajar menghasilkan bahwa, pada mahasiswa yang percaya bahwa belajar dapat dilakukan dengan cepat dibandingkan belajar dilakukan secara berangsur-angsur dan kemampuan atau kecakapan dalam memperoleh pengetahuan bersifat bawaan dan tidak dapat berubah dibandingkan bahwa kemampuan atau kecakapan dalam memperoleh pengetahuan dapat berkembang setiap saat juga akan cenderung menggunakan strategi belajar permukaan.

(10)

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya (seperti Paulsen dan Feldman, 1999; Hofer & Pintrich, 1997; Davis, 1997; Braten dan Strømsø, 2005; Chan, 2003; 2007) yang berpendapat bahwa prilaku belajar individu sangat dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan siswa sekitar sifat pengetahuan dan kemampuan mahasiswa. Pada mahasiswa yang mempunyai kepercayaan rendah atau bahkan tidak mempercayai pada struktur pengetahuan seperti pengetahuan berstruktur sederhana akan mempunyai sedikit orientasi tujuan belajar yang intrinsik, dalam menghargai aktivitas belajar, dalam mengontrol belajar dan untuk merasakan bahwa individu dapat menjalankan sebuah tugas pada sebuah tingkat tertentu dalam belajar. Pada kepercayaan mahasiswa tentang stabilitas pengetahuan seperti pengetahuan yang absolut, tentatif atau bersifat sementara. Bahwa pada mahasiswa yang memandang bahwa pengetahuan sama, tak berubah dan stabil cenderung menggunakan tehnik menghafal fakta-fakta ilmiah. Berbeda dengan mahasiswa yang memandang pengetahuan dinamis, yang akan lebih mengutamakan aspek pemahaman informasi, demikian pula kepercayaan mahasiswa tentang sumber pengetahuan bahwa pengetahuan berasal dari orang yang lebih tahu (omniscient), dari pengalaman orang yang mempunyai authoritas, akan lebih sedikit mempunyai tujuan berorientasi pemahaman dan lebih banyak berorientasi penghafalan..

Dweck dan Leggett (1988) berpendapat bahwa kepercayaan tentang bagaimana mendapatkan pengetahuan, akan berpengaruh pula terhadap perilaku belajar siswa, seperti kepercayaan siswa sekitar berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk belajar mata pelajaran tertentu. Apakah pelajaran tersebut bisa dilakukan dengan cepat (quick learning) atau merupakan proses berangsur-angsur bisa dengan mudah atau perlu kerja keras dan juga kepercayaan terhadap kemampuan atau kecerdasan dalam memperoleh pengetahuan (innate ability) yang bersifat bawaan yang menetap ataukah dapat berkembang setiap saat. Pada mahasiswa yang mempunyai strategi belajar yang baik, percaya bahwa belajar melalui proses kerja keras dan kemampuan sesorang bisa berubah.

Peterson dalam Brownlee dkk. (2005) menyatakan karena pendidikan berhubungan dengan pengetahuan, maka sesungguhnya epistemologi (kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar) dalam pendidikan sangat fundamental posisinya. Selain itu, hubungan kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar terhadap strategi belajar atau pendekatan belajar seseorang juga menjadi salah satu isu yang paling menonjol dalam psikologi pendidikan (Bendixen & Rule, 2004). Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepercayaan tentang pengetahuan dan belajar individu berpengaruh terhadap perbedaan aspek dalam proses belajar, (Ryan, 1984;

Schommer, 1993a; Buehl&Alexander, 2005) seperti kepercayaan epistemologi

(11)

berpengaruh terhadap prestasi belajar (Hofer, 2001; 2002; Ryan, 1984;

Schommer, 1993b; Schommer, dkk., 1997).

Hasil penelitian ini juga mendukung temuan penelitian sebelumnya (misalnya Paulsen & Feldman, 1999; Paulsen & Gentry, 1995; Chan, 2003; 2007;

March, 2010) bahwa kepercayaan tentang pengetahuan dan belajar yang dimiliki oleh mahasiswa berhubungan secara signifikan dengan pendekatan belajar pendalaman dan permukaan.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian metaanalisis yang telah dilakukan oleh Ghufron (2009) yang hasilnya bahwa kepercayaan belajar bahwa belajar effort/process/quick learning sering dihubungkan dengan pendekatan belajar individu, dengan asumsi yang menganggap bahwa belajar merupakan proses yang akan menentukan tercapainya tujuan belajar. Individu yang percaya bahwa sumber pengetahuan berasal dari orang yang lebih tahu (omniscient), atau dari pengalaman orang yang mempunyai authoritas dalam menyampaikan pengetahuan tidak terlalu banyak bertanya guna memahami materi belajar pada akhirnya akan merasa terikat dengan memori saja (strategi belajar permukaan). Selain itu, para siswa yang percaya bahwa kemampuan bersifat bawaan (innate ability) yang menetap dan tidak berubah, pengetahuan bersifat menetap (certain knowledge) akan mempunyai sedikit orientasi tujuan belajar yang intrinsik, dalam menghargai aktivitas belajar, dalam mengontrol belajar dan untuk merasakan bahwa mahasiswa dapat menjalankan sebuah tugas pada sebuah tingkat tertentu dalam belajar.

Kesimpulan

Berdasar analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian ada beberapa simpulan dari temuan penelitian yang dapat dikemukakan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model satu jalur kepercayaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar dengan strategi pembelajaran bisa dikatakan fit atau model dapat terpenuhi. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa rancangan model yang diajukan sebagaimana gambar tidak berbeda secara signifikan dengan data empiris. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan terdapat kesesuaian model teoritis dengan data empiris, dapat di terima.

Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa bahwa koefesien determinasi (R²) strategi pembelajaran pendalaman sebesar 0,35, yang bermakna bahwa 35 persen dapat dijelaskan atau diprediksi melalui variabel Kepercayaaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar. Adapun koefesien determinasi (R²) strategi pembelajaran permukaan sebesar 0,51, yang bermakna bahwa 51 persen dapat dijelaskan atau diprediksi melalui variabel Kepercayaaan pada pengetahuan dan kepercayaan pada belajar.

(12)

Saran

Mahasiswa seharusnya meningkatkan kepercayaan terhadap pengetahuan dan belajar dalam rangka menentukan strategi belajar yang tepat.

Daftar Pustaka

Barker, R. L. (2003). The social work dictionary (4th ed.). Washington, DC:

National Association of Social Workers.

Bendixen, L., & Rule, D. (2004). An integrative approach to personal epistemology: A guiding model. Educational Psychologist 39, 69-80.

Biggs, J. B. (2001). Enhancing learning: a matter of style or approach? (73-102).

In: R. J. Sternberg & Lf F. Zhang (Eds.) Perspectives on thinking, learning, and cognitive styles. Mahwah, NJ: Erlbaum.

Biggs, J., Kenber, D., & Leung, D.Y.P. (2001). The revised two-factor study process questionnaire: R-SPQ-2F. British Journal of Educational Psychology, 71, 133-149.

Bra°ten, I. & Strømsø, H.I. (2005). The relationship between epistemological beliefs, implicit theories of intelligence, and self-regulated learning among Norwegian postsecondary students. British Journal of Educational Psychology, 75, 539–565

Brownlee, J., Thorpe, K. dan Stacey, P. (2005) Improving learning and teaching in early childhood teacher education: A focus on personal epistemology.

In Proceedings Higher Education Research and Development Society of Australasia, Sydney, NSW.

Buehl, M.M. & Alexander, P.A. (2005). Motivation and Performance Differences in Students’ Domain-Specific Epistemological Belief Profiles. American Educational Research Journal, 42, 697–726

Chan, K. (2003). Hong Kong teacher education students' epistemological beliefs and approaches to learning. Journal Research in Education, 69, 36-50

Chan, K. (2007). Hong Kong Teacher Education student’s Epistemological Beliefs and their Relations with Conceptions of Learning and Learning Strategies. The Asia Pacific-Education Researcher, 16, 199-214.

Chen, S.S. (2002). Self-regulated learning strategies and achievement in an introduction to information systems course. Information Technology, Learning, and Performance Journal, 20, 11-22.

(13)

Davis, E.A. (1997). Students. Epistemological Beliefs about Science and Learning.

Paper presented at the Annual Meeting of the American Educational Research Association, Chicago, IL.

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008). Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya

Dweck, & Leggett (1988). A social-cognitive approach to motivation and personality. Psychologist Review, 95, 56-73.

Ghozali, I. (2008) Model Persamaan Structural; Konsep Dan Aplikasi Dengan Program Amos 16.0. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghufron, M. Nur (2009). Hubungan antara Kepercayaan Epistemologi dan Pendekatan Belajar: Studi Metaanalisis. Jurnal Psikologi. 36, 130-143

Hofer, B. K. (2002). Personal epistemology as a psychological and educational construct: An introduction. In B. K. Hofer & P. R. Pintrich (Eds.), Personal epistemology: The psychology of beliefs about knowledge and knowing (pp. 3-14).

Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Hofer, B.K. (2001). Personal epistemology research: Implications for learning and teaching. Educational Psychology Review, 133, 353-382.

Hofer, B.K. dan Pintrich, P.R. (1997) The Development of Epistemological Theories: Beliefs About Knowledge and Knowing and Their Relation to Learning. Review of Educational Research, 67, 88-140

Jehng, J.C. (1990). The nature of epistemological beliefs about learning. Unpublishing doctoal dissertation, University of Illionis, Urbana-Champaign.

March, M.L. (2010). Epistemological beliefs and approaches to learning:

Influence on academic performance in higher education. Unpublished doctoral dissertation. Capella University.

Neber, H. & Schommer-Aikins, M (2002). Self-regulated Science Learning with Highly Gifted Students: the role of cognitive, motivational, epistemological, and environmental variables. High Ability Studies, 13, 60- 74

Paulsen, M. B., and Feldman, K. A.(1999), ‘Student motivation and epistemological beliefs’, New Directions for Teaching and Learning 78, 77–80.

Paulsen, M. B., and Gentry, J. A. (1995), ‘Motivation, learning strategies, and academic performance: a study of the college finance classroom’, Financial Practice and Education 5 (1), 78–89.

(14)

Phan, P. H. (2008). Multiple regression analysis of epistemological belief, learning approaches and self regulated. Electronic Journal of Research in educational Psychology, 6, 157-184

Ryan, M. P. (1984). Monitoring text comprehension: Individual differences in epistemological standards. Journal of Educational Psychology, 76, 1226-1238.

Schommer, M. (1993a). Comparisons of beliefs about the nature of knowledge and learning among postsecondary students. Research in Higher Education, 34, 355-370.

Schommer, M. (1993b). Epistemological development and academic performance among secondary students. Journal of Educational Psychology, 85, 406-411.

Schommer, M., & Dunnell, P. A. (1997). Epistemological beliefs of gifted high school students. Roeper Review, 19(3), 153-156.

Tasaki, K. (2001). Culture And Epistemology: An Investigation of Different Patterns in Epistemological Beliefs Across Culture. Unpublished doctoral dissertation. University of Hawaii; Hawaii

Gambar

Gambar 2: Hasil analisis konfirmatori  antar konstruk endogen strategi belajar  permukaan dan strategi belajar pendalaman
Gambar  3:  Hasil  Analisis  Model  Persamaan  Struktural  model  hubungan  kepercayaan  pada  pengetahuan  dan  kepercayaan  pada  belajar  dengan strategi belajar mahasiswa
Gambar  4.  Hasil  Modifikasi  Analisis  Model  Persamaan  Struktural  hubungan  kepercayaan  pada  pengetahuan  dan  kepercayaan  pada  belajar  dengan strategi belajar mahasiswa
Tabel 2. Koefesien Determinasi  Variabel yang  mempengaruhi  Variabel yang dipengaruhi  Sumbangan Efektif  Sumbangan Efektif  dalam Persen  Kepercayaaan pada  pengetahuan dan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Segmentasi Citra pada Video dengan Metode Level Set Berbasis Pemrograman Paralel GPU CUDA” merupakan hasil

Penelitian ini berjenis observasional dengan rancangan cross sectional design. Variabel bebas yang akan diteliti adalah pekerjaan, usia, jenis kelamin, dan lama bekerja,

Peserta mampu menjelaskan perangkat-perangkat jaringan (networking) yang terkait dengan kegiatan forensik digital perpajakan dengan baik.. Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang

Pengaturan lain di luar KUHP tentang tindak pidana pemalsuan mata uang Rupiah, ialah dalam Undang-Undang No. Menurut Pasal 45 Undang- Undang No.. Berdasarkan ketentuan

[r]

 Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usah lain yang bertujuan untuk menguasai produksi sejumlah produk yang termasuk dalam rangkaian produksi barang dan atau

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji keanekaragaman mangrove yang tumbuh di Pulau Sempu.. Hal ini penting sebagai upaya eksplorasi, pelestarian,

Dari hasil penelitian diatas ada dua kesimpulan yaitu pertama leksem-leksem pisang dalam bahasa Jawa yaitu sebagai berikut: (1) Gedhang Ambon