• Tidak ada hasil yang ditemukan

NURUL FADILAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NURUL FADILAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

DI BURSA EFEK INDONESIA)

SKRIPSI

NURUL FADILAH 105721131618

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

ii

JUDUL PENELITIAN :

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (STUDI KASUS PERUSAHAAN

MANUFAKTUR SUBSEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERCATAT

DI BURSA EFEK INDONESIA)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh :

NURUL FADILAH 105721131618

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2022

(3)

iii

Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(untuk urusan yang lain) dan hanya kepada tuhanmulah engkau berharap (Q.S. Al Insyirah: 6-8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang tua dan almarhumah nenek saya tercinta yang telah sangat berjasa menjaga, membesarkan, mendidik

dan memberikanku kasih sayang yang tidak ada habisnya.

Orang-orang yang saya sayang dan almamaterku

PESAN DAN KESAN

Selama menjalani proses perkuliahan banyak hal baru yang saya dapatkan baik itu bertambahnya pengetahuan dan pengalaman serta bertemu dengan

teman baru dari berbagai daerah tetap semangat dalam menjemput impian

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

JL. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866 972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia)

Nama Mahasiswa : Nurul Fadilah

NIM : 105721131618

Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa skripsi ini telah diteliti, diperiksa dan diujikan didepan panitia penguji skripsi strata satu (S1) pada tanggal 21 Mei 2022 di Fakultas Ekono

Makassar, 23 Mei 2022 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Andi Rustam, SE.,MM., Ak..CA.,CPAI., CPA.,Asean CPA Muhammad Khaedar Sahi

NIDN : 0909096703 NIDN : 09017069301

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam'an, SE., M.Si Muh. Nur Rasyid, SE., MM

NBM : 651 507 NBM : 1085576

(5)

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas Nama: Nurul Fadilah, NIM : 105721131618 diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0016/SK-Y/61201/091004/2022 M, Tanggal 20 Syawal 1443 H / 21 Mei 2022 M. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 20 Syawal 1443 H 21 Mei 2022 M A. PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag ( ... ) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si ( ... ) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Agusdiwana Suarni, SE., M.ACC ( ... ) (Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. H. Andi Rustam, SE.,MM.,Ak..

CA.,CPAI.,CPA.,Asean CPA ( ... ) 2. Asri Jaya, SE., MM ( ... ) 3. Nurlina, SE., MM ( ... ) 4. Muhammad Khaedar Sahib, SE, M.Ak ( ... )

Disahkan Oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si NBM : 651 507

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(6)

vi

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini ini :

Nama : Nurul Fadilah

Stambuk : 105721131618

Program Studi : Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Kasus Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 23 Mei 2022 Yang Membuat Pernyataan,

Nurul Fadilah NIM : 105721131618

Diketahui Oleh:

Dekan, Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si Muh. Nur Rasyid, SE., MM

NBM : 651 507 NBM : 1085 576

(7)

vii

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh : H.Andi Rustam dan Muhammad Khaedar Sahib.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Total Aset Turnover, dan Earning Per Share dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.

Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan Current Ratio dan Total Aset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel Koefisiensi Determinasi dalam penelitian ini sebesar 68,5%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Kata Kunci : Harga Saham, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Total Aset Turnover

(8)

viii

NURUL FADILAH. 2022. The Effect of Financial Ratios on Changes in Stock Prices (Case Study of Manufacturing Companies in the Food and Beverage Sub-Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange). Thesis. Department of Management of Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by : H. Andi Rustam and Muhammad Khaedar Sahib.

This study aims to examine the effect of the financials rations on stock prices.

The independent variables in this study are the Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Total Aset Turnover, and Earnings Per Share and the dependent variable in this study is the stock price. The sampling method in this research is purposive sampling. The type of data used is secondary taken from the company's financial statements of manufacturing companies in the food and beverage subsector listed on the BEI. The analysis technique used in this research is multiple linear regression.

The results of the analysis in this study indicate that the variables Debt to Equity Ratio, Return on Equity and Earnings Per Share have a significant effect on stock prices. While the Current Ratio and Total Aset Turnover have no significant effect on stock prices. The coefficient of determination in this study was 68.5%, while the rest was explained by other variables outside of this study.

Keywords : Stock Price, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Total Aset Turnover.

(9)

ix

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Muh Patahani dan Ibu Hasriyuni Thamrin yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus.

Dan saudara-saudaraku tercinta Fikri dan Nabilah yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

(10)

x kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE.,MM.,Ak..CA.,CPAI.,CPA.,Asean CPA, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Muhammad Khaedar Sahib, SE, M.Ak, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Angkatan 2018 Terkhususnya Manajemen 18 H yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

(11)

xi

10. Terima kasih juga kepada sahabat-sahabatku Nurhanisa, Mimi Andriani dan Rahmawati dan untuk semua cerita yang kita lewati selama menjalani proses pendidikan dibangku perkuliahan dan juga senantiasa membersamai serta selalu memberikan semangat.

11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini. Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 10 April 2022

Nurul Fadilah

(12)

xii

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL...xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Tinjauan Teori ... 12

1.Pasar Modal ... 12

2.Saham... 14

3.Harga Saham ... 18

4.Laporan Keuangan ... 23

5.Rasio Keuangan ... 24

B. Penelitian Terdahulu ... 36

(13)

xiii

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

C. Jenis dan Sumber Data ... 44

D. Populasi dan Sampel ... 44

E. Metode Pengumpulan Data ... 46

F. Definisi Operasional Variabel ... 46

G. Metode Analisis Data ... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52

B. Hasil Penelitian ... 58

C. Pembahasan ... 68

BAB V. PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN

(14)

xiv

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Data Keuangan Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan Dan Minuman yang Tercatat di Bursa Efek

Indonesia Periode 2014-2015...5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...36

Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel...45

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistic Descriptive...58

Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi...60

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas...63

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas...64

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi...65

(15)

1 B. Latar Belakang

Dalam mencapai tujuan pembangunan Indonesia untuk meningkatkan masyarakat adil dan makmur, aspek yang paling ditingkatkan yaitu dalam bidang ekonomi. Dengan adanya berbagai perusahaan yang go public memperlihatkan perekonomian bangsa berkembang cukup signifikan.

Dalam menghadapi persaingan perusahaan harus mampu bertahan hidup dan memperhatikan hal-hal yang fundamental. Pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Dalam aktivitasnya, perusahaan-perusahaan tidak terlepas dari interaksinya dengan berbagai elemen masyarakat sekelilingnya sebagai suatu mata rantai perilaku ekonomi seperti stakeholder, distributor, konsumen, produsen pesaing dan investor, baik individu maupun badan usaha serta pemerintah yang membuat kebijakan dan peraturan sebagai perannya dalam mengontrol pertumbuhan ekonomi. Pasar modal diharapkan mampu menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di Indonesia dan dapat juga dilihat sebagai alternatif dalam berinvestasi.

Tujuan perusahaan melakukan investasi saham adalah untuk memperoleh modal usaha yang akan digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Para pemodal atau investor mempunyai tujuan tertentu diantaranya adalah dengan membeli atau memiliki saham yang akan mendapatkan keuntungan yaitu berupa deviden atau Capital gain .

(16)

Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan yang berasal dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan saham dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli. Selain mempunyai keuntungan saham juga memilki risiko diantaranya capital loss dan risiko likuidasi. Capital loss merupakan suatu keadaan dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli, sedangkan likuidasi merupakan perusahaan yang sahamnya telah dimilki dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan telah dibubarkan.

Secara umum nilai suatu perusahaan digambarkan dengan adanya perkembangan harga saham perusahaan di pasar modal. Sementara harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun eksternal, diantaranya dilihat dari kinerja perusahaan, deviden yang dibagikan, suku bunga, dan kebijakan perekonomian serta isu-isu internasional. Untuk mengukur kinerja perusahaan, investor akan melihat kinerja keuangan perusahaan yaitu dengan menganalisa rasio keuangan sebagai indikator pengukuran yang digunakan, dengan harapan agar investasinya mampu memberikan tingkat pengembalian yaitu keuntungan yang relatif tinggi namun dengan risiko kerugian sekecil mungkin.

Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari pesan investor yang melakukan transaksi di bursa efek.

Sebelum seorang investor akan memutuskan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal yang penting untuk dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten dengan membeli saham yang diperdagangkan di bursa efek ia harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar, sistem perdagangan di bursa

(17)

dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. Tanpa keyakinan pemodal tentunya tidak akan bersedia membeli saham yang ditawarkan perusahaan atau diperjual belikan di bursa efek. Indikator kepercayaan pemodal akan pasar modal dan instrumen keuangannya dicerminkan antara lain oleh dana masyarakat yang dihimpun di pasar modal.

Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga saham. Harga saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham yang dipertanggungjawabkan di dalam laporan keuangan perusahaan. Pasar modal dikatakan efisien secara informasional apabila harga sahamnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin tepat dan cepat informasi sampai kepada calon pemodal dan dicerminkan pada harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien. Dalam melakukan analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan.

Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dimana kekuatan pasar di bursa ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham tersebut dipasar modal. Terjadinya transaksi tersebut didasarkan atas pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam meningkatkan keuntungannya. Perubahan harga saham perusahaan memberikan indikasi terjadinya perubahan prestasi perusahaan selama periode tertentu. Prestasi perusahaan bisa dikaji dari

(18)

kinerja keuangan perusahaan yang diolah dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik.

Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam menyediakan informasi kinerja keuangan perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan. Investor dapat menggunakan pendekatan fundamental untuk menilai perusahaan yang dijelaskan oleh rasio keuangan dengan cara membuat dua jenis perbandingan. Pertama, membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati tren yang terjadi. Kedua, membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri yang relatif sama pada periode tertentu.

Analisa laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan sangat diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan. Rasio keuangan yang umum untuk mengukur kinerja perusahaan adalah : (1) Rasio Likuiditas dengan pendekatan Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio; (2) Rasio Solvabilitas dengan pendekatan Debt To Equity Ratio, Debt To Aset Ratio, Times Interest Earned dapat juga menggunakan Fixed Charge Coverage; (3) Rasio Profitabilitas yang diukur dengan pendekatan Return On Equity Rasio, Return On Aset Ratio, Profit Margin Ratio; (4) Rasio Aktivitas yang diukur dengan pendekatan Total Aset Turnover, Recevaible Turnover, Fixed Aset Turnover, Inventory Turnover, Working Capital Turnover; (5) selain itu juga menggunakan Rasio Pasar yang diukur dengan Price Earning Ratio dan Earning Per Share (EPS) digunakan oleh investor sebagai alat

(19)

untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki.

Tabel 1.1

Data Keuangan Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan dan Minuman yang tercatat di BEI Periode 2014-2016

Kode

Perusahaan Tahun Likuiditas Solvabilitas Profitabilitas

ALTO 2014 307.57 0.57 -0.82

2015 158.27 0.57 -2.06

CEKA 2014 146.56 0.58 3.19

2015 153.47 0.57 7.17

DLTA 2014 447.32 0.23 29.04

2015 642.37 0.18 18.5

INDF 2014 180.74 0.52 5.99

2015 170.53 0.53 4.04

MLBI 2014 51.39 0.75 35.63

2015 58.42 0.64 23.65

MYOR 2014 208.99 0.6 3.98

2015 236.53 0.54 11.02

ROTI 2014 136.64 0.55 8.8

2015 205.34 0.56 10

SKBM 2014 147.71 0.51 13.72

2015 114.51 0.55 5.25

SKLT 2014 118.38 0.54 4.97

2015 119.25 0.6 5.32

ULTJ 2014 334.46 0.22 9.71

2015 374.55 0.21 14.78

Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seperti perusahaan INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk), tingkat likuiditas yang diukur dengan curent ratio mengalami penurunan sedangkan profitabilitas

(20)

yang diukur dengan return on aset mengalami peningkatan. Kenaikan dan penurunan likuiditas disebabkan oleh perubahan jumlah aset lancar seperti (utang dagang, utang wesel, pajak penjualan, pajak penghasilan, dan sebagainya). Sedangkan kenaikan dan penurunan profitabilitas disebabkan oleh perubahan jumlah laba setelah pajak dan total aktiva.

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa beberapa perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seperti perusahaan SKBM (Sekar Bumi Tbk), tingkat solvabilitasnya naik sedangkan profitabilitasnya turun, perusahaan INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) tingkat solvabilitasnya turun sedangkan profitabilitasnya naik. Kenaikan dan penurunan debt to aset ratio disebabkan oleh perubahan jumlah total hutang dan total aktiva yang berubah. Sedangkan kenaikan dan penurunan return on aset disebabkan oleh perubahan jumlah laba setelah pajak dan total aktiva.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa beberapa perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seperti perusahaan ROTI (Nippon Indosari Corporindo Tbk), tingkat solvabilitas mengalami kenaikan diikuti juga dengan profitabilitas yang mengalami peningkatan. Faktor yang menyebabkan kenaikan dan penurunan yang sejalan dengan solvabilitas dan profitabilitas adalah perubahan jumlah total hutang dan total aktiva yang sama-sama mengalami kenaikan dan penurunan dengan laba setelah pajak dan total aktiva.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sepanjang tahun 2018 industri makanan dan minuman mampu tumbuh sebesar 7,91%

atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional diangka 5,17%

(21)

selanjutnya, industri makanan dan minuman menjadi salah satu sektor yang menopang peningkatan nilai investasi nasional, yang pada tahun 2018 menumbang hingga Rp55,60 triliun. Kinerja ekspor industry pengolahan tahun 2020 naik 17,11% dibandingkan pada tahun 2020.

Sektor industri makanan dan minuman menjadi penyumbang devisa terbesar dari nilai total ekspor industri pengolahan yang tercatat mencapai 22,26%.

Dari fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan pada perusahaan manufaktur makanan dan minuman mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Fluktuasi harga saham dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan investor untuk melakukan investasi atau menanamkan modal. Berdasarkan fluktuasi harga saham yang sering terjadi, ini dapat dikatakan dipengaruhi oleh faktor kinerja perusahaan yang tercermin dari laba operasional dan laba bersih perlembar saham serta beberapa rasio yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola perusahaan. Salah satu analisis laporan yang paling umum dilakukan yaitu analisis rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut meliputi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas dan pasar. Sehingga peneliti memilih variabel likuiditas yang diwakili Current Ratio, solvabilitas yang diwakili debt to equity rasio, profitabilitas yang diwakili return on equity, aktivitas yang diwakili Total Aset Turnover, pasar yang diwakili Earning Per Share .

Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan harga saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rizanti dan Husaini (2017), Sri Wahyuni dan Saputra (2017) menyatakan bahwa

(22)

Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widayanti dan Colline (2017), Sari dan Hakim (2017), Widodo dan Dewi (2015) yang menyatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kemudian debt to equity rasio dalam penelitian yang dilakukan oleh Widayanti dan Colline (2017) menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham. Namun penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Hakim (2017), Rizanti dan Husaini (2017), Sriwahyuni dan Saputra (2017), Widodo dan Dewi (2015) sependapat bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kemudian pada variabel return on equity, penelitian Sari dan Hakim (2017), Rizanti dan Husaini (2017) menyatakan bahwa return on equity berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Widayanti dan Colline (2017), Sriwahyuni dan Saputra (2017), Alhudhori (2015) yang menyatakn bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Dalam variabel lain yaitu Sriwahyuni dan Saputra (2017) yang menyatakan bahwa Total Aset Turnover berpengaruh terhadap harga saham. Namun penelitian yang dilakukan oleh Widayanti dan Colline (2017), Alhudhori (2015) yang menyatakan bahwa Total Aset Turnover tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kemudian pada variabel Earning Per Share penelitian yang dilakukan oleh Widayanti dan Colline (2017), Sari dan Haki (2017), Widodo dan Dewi (2015) menyatakan bahwa Earning Per Share berpengaruh

(23)

terhadap harga saham, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sriwahyuni dan Saputra (2017) yang menyatakan bahwa Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan sebagai instrumen pengambilan keputusan terutama pada sektor industri manufaktur. Untuk itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Dalam hal ini studi kasusnya di Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI?

2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI?

3. Bagaimana pengaruh Return on Equity Ratio (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI?

4. Bagaimana pengaruh Total Aset Turnover (TATO) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI?

5. Bagaimana pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI?

(24)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI.

2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity Ratio (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI.

4. Untuk mengetahui pengaruh Total Aset Turnover (TATO) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI.

5. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di BEI.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai rasio keuangan yang dapat mempengaruhi harga saham.

b. Menjadi salah satu referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

(25)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam memahami pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham di perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman.

b. Bagi Investor

Membantu para investor dalam memprediksi harga saham serta menambah informasi untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal sehingga terjadi alokasi dana yang efisien.

c. Bagi Perusahaan

Mengetahui dan memahami motif investor dalam menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga manajemen perusahaan dapat menyusun strategi perusahaan untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

(26)

12

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan (Fahmi, 2015: 36).

Pasar modal merupakan pasar bagi instrumen keuangan jangka panjang baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta seperti saham dan obligasi. Saham merupakan surat tanda kepemilikan perusahaan, sedangkan obligasi merupakan surat pengakuan utang. Pasar modal juga lebih dikenal dengan nama pasar saham (the stock market), karena memang yang diperjualbelikan lebih banyak saham daripada obligasi. Dipasar saham nilai saham ditentukan dengan

(27)

kata lain bahwa tempat ini sangat menentukan nilai perusahaan, seperti tujuan dari manajemen keuangan (Kasmir, 2016: 60).

Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan tersebut digunakan untuk jangka waktu yang lama dalam tujuan menunjang pengembangan usaha organisasi atau perusahaan. Kegiatan jual-beli dana tersebut dilakukan dalam suatu lembaga resmi yang disebut bursa efek. Bursa efek merupakan tempat diperjualbelikannya modal jangka panjang seperti saham dan obligasi.

b. Jenis-jenis Pasar Modal

Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis atau bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan.

Jenis-jenis pasar modal menurut Hartono (2015:15) ada beberapa macam, yaitu :

1) Pasar perdana (primary market), yaitu pasar modal yang menjual pertama saham sekuritas lainnya sebelum sekuritas tersebut tercatat di bursa efek. Harga saham di pasar ini ditentukan oleh penjamin emisis dan perusahaan yang go- public.

2) Pasar sekunder (secondary market), yaitu pasar modal dalam bentuk bursa efek yang memperjualbelikan saham dan sekuritas pada umumnya setelah penjualan di primary market.

(28)

Harga pasar di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dipengaruhi faktor emiten.

3) Pasar ketiga (third market), yaitu pasar modal tempat saham dan sekuritas lain diperdagangkan diluar bursa efek.

4) Pasar keempat (fourth market), yaitu pasar perdagangan saham antar investor atau antar pemegang saham tanpa melalui pialang atau perantara dagang efek.

2. Saham

a. Pengertian Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Bursa Efek Indonesia, 2010).

Saham adalah (1) tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan. (2) kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan

(29)

hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya (Fahmi, 2015:67).

b. Jenis-jenis Saham

Berikut adalah jenis-jenis saham menurut Hartono (2015: 169) : 1) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang obligasi (bond).

2) Saham Biasa (Common Stock)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan mewakili kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu hak kontrol, hak menerima pembagian keuntungan, dan hak premptif.

c. Keuntungan dan Risiko Memegang Saham

Menurut Bursa Efek Indonesia (2010) ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memilliki saham : 1) Deviden

Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan

(30)

perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan deviden. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat berupa deviden tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa deviden saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan deviden sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian deviden saham tersebut.

2) Capital gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp500 untuk setiap saham yang dijualnya.

(31)

Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

1) Capital Loss

Capital Loss merupakan kebalikan dari Capital gain , yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT.XYZ yang dibeli dnegan harga Rp2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp1.400 per saha. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp1.400 tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp600 per saham.

2) Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat priorotas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

(32)

3. Harga saham

a. Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya senantiasa diamati oleh para investor. Salah satu konsep dasar dalam manajemen keuangan adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go-public, tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara memaksimalisasi nilai pasar harga saham yang bersangkutan.

Dengan demikian pengambilan keputusan selalu didasarkan pada pertimbangan terhadap maksimalisasi kekayaan para pemegang saham.

Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik.

Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung. Menurut Hartono (2015: 157) “Harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal”. Menurut Brigham dan Houston (2011: 231) “Harga saham menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham perusahaan.

Harga saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada

(33)

arus kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh investor

“rata-rata” jika investor membeli saham”. Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permintaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan.

b. Jenis-jenis Harga Saham

Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmodjo (2015:

126) adalah sebagai berikut :

1. Harga Nominal, harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana, harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3. Harga Pasar, kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain.

Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat dibursa.

Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin

(34)

emisis harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penebitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perushaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan disurat kabar atau media lain adalah harga pasar.

4. Harga Pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukaan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan.

Namun tidak selalu terjadi.

5. Harga Penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.

6. Harga Tertinggi, harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat

(35)

terjadi jika transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.

7. Harga Terendah, harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidaak pada harga yang sama. Dengan kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga tertinggi.

8. Harga Rata-Rata, harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat dipengaruhi olehh faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2011:

238) harga saham dipengaruhi oleh faktor utama yaitu : 1. Faktor Internal, diantaranya :

a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.

(36)

d. Pengumuman pengambil alihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan di akuisisi, laporan investasi dan lainnya.

e. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset dan penutupan upah lainnya

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiscal dan setelah akhir tahun fiscal dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal, diantaranya :

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Pengumuman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan trading. Selain faktor-faktor diatas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh kondisi perusahaan. Semakin baik kinerja suatu

(37)

perusahaan maka akan berdampak pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh investor, sehingga akan mempengaruhi peningkatan harga saham.

Menurut Sunariyah (2011: 234) “Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah faktor internal perusahaan yaitu faktor yang berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai”. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen, sedangkan faktor eksternal yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar kemampuan manajemen, misalnya: psikologi pasar, dan laju inflasi yag tinggi.

4. Laporan Keuangan

Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Agar laporan keuangan dapat memberikan informasi yang lebih luas dan lebih mendalam, perlu dilakukan analisis laporan keuangan yang salah satu caranya adalah dengan mengunakan rasio keuangan.

Menurut Kasmir (2016: 66) “Laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode”.

Oleh karena itu, sebelum kita menganalisis laporan keuangan, maka terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan.

(38)

Menurut Wahyudiono (2014:10) “Laporan keuangan merupakan laporan pertanggung jawaban dan pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak-pihak dari luas perusahaan”.

Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada, baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. Disamping itu, juga untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi atau menghindari ancaman yang mungkin timbul sekarang dan dimasa yang akan datang.

Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan.

Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan 1 tahun sekali. Disamping itu dengan adanya laporan keuangan, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut tentunya.

5. Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan daapat diinterpretasikan.

Menurut Kasmir (2016: 104) “Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

(39)

keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan”.

Contohnya, perbandingan angka-angka yang ada dalam satu laporan adalah komponen angka-angka dalam neraca. Misalnya, antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar atau antara total aktiva dengan total utang. Kemudian dalam satu periode yang sama berarti dalam satu tahun. Namun jika membandingkan untuk beberapa periode, maka lebih dari 1 tahun, misalnya 3 tahun (dengan anggapan 1 periode 1 tahun).

Menurut Harahap (2013: 297) “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan”.

Selanjutnya, contoh perbandingan antar komponen yang ada di laporan keuangan adalah antara komponen yang ada dalam neraca dengan dalam laba rugi. Misalnya, komponen dalam laba rugi yaitu penjualan dengan komponen dalam neraca misalnya total aktiva, atau antara laba bersih dengan penjualan.

Hasil dari rasio keuangan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan atau sebaliknya. Di samping itu, juga untuk menilai kemampuan manajemen dalam membeerdayakan sumber daya perusahaan (aset) secara efektif dan efisien.

(40)

b. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen beragam. Penggunaan masing-masing rasio tergantung kebutuhan perusahaan, artinya terkadang tidak semua rasio digunakan. Hanya saja jika hendak melihat kondisi dan posisi perusahaan secara lengkap, maka sebaiknya seluruh rasio digunakan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti tertentu tentang posisi yang diinginkan. Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan, yaitu :

1) Rasio Likuiditas

Fred Wetson yang dikutip oleh Kasmir (2016:110), menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memnuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari : a) Rasio Lancar

Rasio lancar atau Current Ratio, merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh

(41)

tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Untuk menghitung Current Ratio menggunakan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar

Kali Utang Lancar

b) Rasio Cepat

Rasio cepat (Quick Ratio) atau rasio sangat lancar (acid test rasio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory).

Artinya, nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengn aktiva lancar lainnya. Untuk menghitung Quick Ratio menggunakan rumus :

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan

Kali Utang Lancar

(42)

c) Rasio Kas

Rasio kas atau Cash Ratio, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan yang ada di Bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Untuk menghitung Cash Ratio menggunakan rumus :

Cash Ratio= Kas + Bank

Kali Utang Lancar

2) Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage ratio, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2016: 112).

Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi. Adapun jenis- jenis rasio solvabilitas antara lain :

(43)

a) Debt to Aset Ratio (Rasio Utang Terhadap Total Aktiva) Debt to aset ratio atau debt ratio, merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar aktiva perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Untuk menghitung Debt to Aset Ratio menggunakan rumus :

Debt to Aset Ratio = Total Utang

X 100 % Total Aktiva

b) Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Untuk menghitung Debt to Equity Ratio menggunakan rumus :

Debt to Equity Ratio= Total Utang

X 100 % Ekuitas

c) Times Interest Earned

Times interest earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga

(44)

kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga.

Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Untuk menghitung Times Interest Earned menggunakan rumus :

TIE= Earning Before Interest and Tax (EBIT)

X 100 % Biaya Bunga

d) Fixed Charge Coverage

Fixed charge coverage atau lingkup biaya tetap merupakan rasio yang menyerupai rasio Times Interest Earned. Perbedaannya yaitu dalam rasio ini dilakukan, apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Untuk menghitung Fixed Charge Coverage menggunakan rumus :

FCC= EBT + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

X 100 % Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

3) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2016: 115). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

(45)

investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukka efisiensi perusahaan. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Adapun jenis- jenis rasio profitabilitas sebagai berikut :

a) Profit Margin (Profit Margin on Sales).

Profit margin atau profit margin on sales atau margin laba atas penjualan, merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.

Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Untuk menghitung Profit Margin menggunakan rumus :

Profit Margin= Penjualan Bersih – HPP

X 100 % Penjualan

b) Return on Investment (ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investment (ROI) atau return on aset, merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Untuk menghitung Return on Investment menggunakan rumus :

ROI= Earning After Interest and Tax (EAT)

X 100 % Total Aset

(46)

c) Return on Equity (ROE)

Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity atau rentabilitas modal sendiri, merupakan raio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Untuk menghitung Return on Equity menggunakan rumus :

ROE= Earning After Interest and Tax (EAT)

X 100 % Total Equity

4) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya (Kasmir, 2016: 113).

Dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan.

Efisiensi yang dilakukan misalnya di bidang penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan efisiensi di bidang lainnya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktivitas yang umum digunakan oleh perusahaan yaitu :

(47)

a) Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan (inventory turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Makin kecil rasio ini, maka makin jelek.

Demikian pula sebaliknya. Untuk menghitung Inventory Turnover menggunakan rumus :

ITO= Harga Pokok Penjualan

Kali Rata-rata Persediaan

b) Perputaran Piutang

Perputaran piutang (recevaible turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piuatang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik.

Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investment dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang

(48)

kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang. Untuk menghitung Receivable Turnover menggunakan rumus :

RTO= Penjualan Kredit

Kali Rata-rata Piutang

c) Rasio Perputaran Total Aktiva

Rasio perputaran total aktiva (Total Aset Turnover) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan.

Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Untuk menghitung Total Aset Turnover menggunakan rumus :

TATO= Penjualan

Kali Total Aktiva d) Perputaran Aktiva Tetap

Perputaran aktiva tetap (fixed aset turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode atau dengan kata lain untuk mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Untuk mencari rasio ini caranya adalah membandingkan antara penjualan bersih dengan aktiva tetap dalam suatu periode. Untuk menghitung Fixed Aset Turnover menggunakan rumus :

FATO= Penjualan

Kali Total Aktiva Tetap

(49)

e) Perputaran Modal Kerja

Perputaran modal kerja atau working capital turnover, merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya, seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam satu periode.

Membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Untuk menghitung Working Capital Turnover menggunakan rumus :

WCTO= Penjualan Bersih

Kali Modal Kerja Rata-rata

5) Rasio Pasar

Rasio pasar yaitu rasio yang mengukur pasar saham perusahaan dibanding dengan nilai bukunya. Rasio ini khususnya digunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi dan keadaan prestasi perusahaan di pasar modal, rasio ini hanya berlaku pada perusahaan yang telah go-public.

Jenis-jenis rasio pasar sebagai berikut : a) Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap laba yang dilaporkan. Price Earning Ratio menggunakan rumus :

PER= Price Per Share

X 100 % Earning Per Share

(50)

b) Earning Per Share (EPS)

Rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Earning Per Share menggambarkan rentabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham.

EPS umumnya menjadi perhatian para investor, semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diperoleh para investor. Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden atau capital gain . Laba yang diperoleh perusahaan menjadi dasar penentuan pembayaran deviden dan kenaikan harga saham dimasa mendatang. Untuk menghitung Earning Per Share menggunakan rumus :

EPS= Earning After Interest and Tax (EAT)

X 100 % Total Stocks

B. Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian terdahulu dengan topik yang relevan dan dapat dijadikan dasar peneliti dalam menyusun kerangka berpikir antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No.

Nama Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul Penelitian

Variabel (kuantitatif)

Metode

Analisis Hasil Penelitian

1

Rita Widayanti

dan Fredella

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga

Saham

Variabel Independen:

Current Ratio, Debt Equty

Metode penelitian mengguna

kan

Hasil penelitian Debt Equty Ratio , Earning Per Share

mempunyai

(51)

Colline (2017)

Perusahaan LQ 45 Periode 2011-2015

Ratio, Total Aset Turnover

Return On Equity,Earnin

g Per Share Variabel Dependen:

Harga Saham

analisis regresi

linier berganda

pengaruh positif dan signifikan terhadap harga

saham.

Sedangkan Current Ratio,

Total Aset Turnover, Return

on Equity tidak berpengaruh terhadap harga

saham

2

Heni Zulia Sari dan Astrid Dita

Meirina Hakim (2017)

Pengaruh Current Ratio (CR), Return on

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan

Sub Sektor Property Dan Real Astate Di

Bursa Efek Indonesia Pada

Tahun 2011- 2015

Variabel Independen:

Current Ratio, Return

On Equity, Debt To Equity,Earni ng Per Share

Variabel Dependen:

Harga Saham

Metode penelitian mengguna

kan analisis

regresi linier berganda

Hasil Penelitian Return On Equity, Earni

ng Per Share berpengaruh terhadap harga

saham.

Sedangkan Current Rasio, Debt To

Equity tidak berpengaruh terhadap harga

saham.

3

Erika Diana Rizanti dan

Achmad Husaini (2017)

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Current

Ratio, Debt To Equity, Dan

Return on Equity Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan LQ

45 Di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode Februari 2013 -

Januari 2016

Variabel Independen:

Tingkat Suku Bunga, Current Ratio, Debt to Equity Ratio , dan

Return On Equity Variabel Dependen:

Harga Saham

Metode penelitian mengguna

kan deskriptif kuantitatif

dan analisis

regresi linier berganda

Hasil penelitian Current Ratio, Return on Equity

berpengaruh terhadap harga

saham.

Sedangkan Tingkat Suku Bunga, Debt to Equity Ratio tidak

berpengaruh terhadap harga

saham

4

Endah Sriwahyuni

dan Rishi Septa

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio

Variabel Independen:

Current Ratio, Debt to Equity

Metode penelitian mengguna

kan

Hasil Penelitian Current Ratio,

Total Aset Turnover

(52)

Saputra (2017)

(DER) Return on Equity (ROE), Total Aset Turnover

(TATO), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga

Saham Industry Farmasi Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada

Tahun 2011- 2015

Ratio, , Return On Equity, Total

Aset Turnover, Earning Per

Share Variabel Dependen:

Harga Saham

deskriptif kuantitatif

dan analisis

regresi linier berganda

berpengaruh terhadap harga

saham.

Sedangkan Debt to Equity Ratio, Return On Equity,

Dan Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap harga

saham

5

Ahmadi M Alhudhori

(2015)

Pengaruh Total Aset Turnover

(TATO), Dan Return on Equity (ROE) Terhadap Harga

Saham Pada Industri Asuransi Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2010-

2014

Variabel Independen:

Total Aset Turnover Dan

Return On Equity

Variabel Dependen:

Harga Saham

Metode penelitian mengguna

kan analisis

regresi linier berganda

Hasil penelitian Total Aset Turnover dan Return On Equity tidak berpengaruh

terhadap harga saham

6

Arry Widodo dan Renda

Puspita Dewi (2015)

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dan Earning Per

Share Terhadap Harga

Saham

Variabel Independen:

Current Ratio, Debt to Equity

Ratio, dan Earning Per

Share Variabel Dependen:

Harga Saham

Metode penelitian mengguna

kan deskriptif verifikatif

dan analisis

regresi linier berganda

Hasil Penelitian Earning Per Share

berpengaruh terhadap harga

saham.

Sedangkan Current Ratio Dan

Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap harga

saham C. Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan tersebut terhadap perubahan harga saham. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity Ratio, Total Aset Turnover, Earning Per Share .

Gambar

Tabel 2.1   Penelitian Terdahulu  No.  Nama  Peneliti  dan Tahun  Penelitian  Judul  Penelitian  Variabel  (kuantitatif)  Metode
Tabel 4.3  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5  Hasil Uji Autokorelasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam analisis secara statistik didapatkan hasil bahwa, tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan tingkat keparahan karies, hal itu juga sesuai dengan penelitian

Menurut Ghozali (2011) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen. Dalam

Sebagai contoh dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan diamandemen menjadi Undang-Undang Nomor 50

Kerjasama ini yang mencakup kerjasama militer dan sharing informasi untuk memberantas terorisme yang menjadi masalah internasional bagi Indonesia dan Rusia, pelatihan

Uji parsial (t) pada penelitian ini digunakan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Error t-Statistic Prob.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa hampir sebagian responden berpendidikan terakhir SD dan hasil ini dapat mendukung terhadap faktor yang mempengaruhi

Batasan ini mengindikasikan bahwa tujuan proses pasteurisasi seafoods adalah untuk (a) memproduksi produk yang aman selama masa penyimpanan selama waktu tertentu pada

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 29 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tunjangan Kompensasi Dukungan Mobilitas