BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV SDN CATURTUNGGAL 3
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Farina Dini Sukawati
091134127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI
DI KELAS IV SDN CATURTUNGGAL 3 SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh: Farina Dini Sukawati
NIM: 091134127
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“
”
“
”
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Allah SWT yang selalu menyertaiku
Kedua orang tuaku tercinta Suka Sajarwo dan
Romi Hidayati
Keluarga besarku
Sahabatku “Veri Budi Setyawan”
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang saya buat
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan daftar pustaka selayaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 03 Juli 2013 Penulis
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Farina Dini Sukawati
NIM : 091134127
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV SDN
CATURTUNGGAL 3 SLEMAN
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 03 Juli 2013 Yang menyatakan
vii ABSTRAK
Sukawati, Farina Dini. (2013). Implementasi Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SDN Caturtunggal 3. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Berdasarkan hasil penelitian di SDN Caturtunggal 3 diketahui bahwa proses pembelajaran siswa kelas IV masih konvensional. Selain itu proses pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam proses pembelajaran. Dari latar belakang tersebut peneliti mencoba meneleti implementasi penggunaan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif dengan data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan peneliti dengan dokumentasi dan wawancara, sedangkan data kuantitatif dikumpulkan melalui validasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah direvisi, uji keterbacaan, lembar evaluasi serta respon guru dan siswa. Adapun langkah-langkah penelitian ini dilakukan dengan lima tahapan sebelum implementasi yaitu mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan, dan implementasi. Implementasi ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN Caturtunggal 3 dengan 29 siswa sebagai sampel. Implementasi ini dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan.
Hasil implementasi perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI mampu membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini kelima karateristik PMRI yang dibagi ke dalam indikator-indikator. Karakteristik dari penggunaan konteks, penggunaan kontribusi siswa, penggunaan interaktivitas, dan penggunaan keterkaitan muncul sangat maksimal dalam proses pembelajaran. Sedangkan karakteristik penggunaan media muncul secara maksimal karena beberapa sub-indikator belum muncul dalam proses pembelajaran karena beberapa faktor.
viii ABSTRACT
Sukawati, Farina Dini. (2013). The Implementation Of The Geometry Learning Instrument Using PMRI Approach Of The Fourth Grade In SDN Caturtunggal 3. Thesis. Yogyakarta: Primary School Teacher Education Program Sanata Dharma University.
Based on the research finding at SDN Caturtunggal 3 was known that the teaching and learning process of the fourth grade students of SDN Caturtunggal 3 were still conventional. Moreover, the teaching and learning process was not use the learning media which could help the students in the learning process. Based on the background of the study, the researcher tried to conduct research about the implementation of using PMRI approach in Mathemetic subject in Geometry.
The type of study in this research is descriptive research which use qualitative and quantitative data. The qualitative data were collected by the researcher using obeservation, documentation, and interview in teaching and learning activity, whereas the quantitative data were collected by validity through learning instruments which had been revised, readability test, and evaluation sheet. The reasearh methods were done by five steps before implementation such as, study of the related research, revise learning instruments, validity, readability test, students and teacher responses and implementation. The sample of this implementation were 29 students of the fourth grade students of SDN Caturtunggal 3. This implementation were done for six meetings.
The implementation result of teaching instrument using PMRI approach was able to help the teacher and the students in Mathematics learning process. In this research, five of the PMRI characteristics divided into some indicators. The characteristic of context applying, student contribution applying, interactivity applying, and connection applying appeared very maximal in the learning process. Whereas, media applying characteristic appeared maximally because of some sub-indicator which had not appeared in the learning process because of some factors.
ix PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma,
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,
3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Akademik,
4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, ide, saran dan kritik yang membangun untuk penelitian ini,
5. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, ide, saran dan kritik yang membangun untuk penelitian ini,
6. Karti Andayani S.Pd. SD., selaku kepala sekolah SDN Caturtunggal 3 yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDN Caturtunggal 3,
7. Ibu Haryati Rahayu, A.Ma., selaku guru kelas IV di SDN Caturtunggal 3 yang telah memberikan bantuan dan waktu kepada penulis,
x
9. Ayahku tercinta Suka Sajarwo dan Ibuku tercinta Romi Hidayati yang telah memberikan support baik material ataupun financial serta doa yang tidak pernah berhenti untuk penulis,
10.Kakakku Reni Sukawati, adikku Saiful Sabri, dan si kecil Sarah Alifah yang telah memberikan doa dan support untuk penulis,
11.Sahabat saya, Veri Budi Setyawan yang telah memberikan semangat, doa, dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini,
12.Teman-teman PMRI-ku, Vani, Tika, Eko, Lina, Mbak Yas, Tian, Novi, Winda, dan Erni yang telah bekerja sama dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini,
13.Teman-temanku, Nova, Mas Yogi, Mbak Tutik dan Ratno, yang tak lelah memberikan bantuan dan semangat selama penelitian ini,
14.Teman-teman PPL CT3 (Linda, There dan Anita) yang telah memberikan bantuan selama proses penelitian berlangsung,
15.Teman-temanku di kelas C angkatan 2009, yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini, dan
16.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini berlangsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisaan ini. Semoga skripsi ini bermafaat bagi siapa saja yang membaca.
Yogyakarta, 03 Juli 2013
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
PRAKATA ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 8
1. Implementasi ... 8
2. Pendekatan Pembelajaran ... 8
3. Pendekatan PMRI ... 9
4. Perangkat Pembelajaran ... 14
5. Pembelajaran Matematika ... 16
xii
B. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Setting Penelitian ... 26
C. Rancangan Penelitian ... 27
D. Instrumen Penelitian ... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Penelitian Sebelumnya ... 35
B. Revisi Perangkat Pembelajaran ... 39
C. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 73
D. Uji Keterbacaan ... 74
E. Paparan Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 75
1. Diskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ... 75
2. Hasil Analisis dan Pembahasan Indikator Setiap Karateristik PMRI ... 84
3. Rangkuman Kemunculan Indikator setiap Karateristik PMRI dalam Pembelajaran ... 134
4. Respon Guru dan Siswa ... 143
F. Refleksi ... 148
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 151
B. Saran ... 153
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel kriteria penilaian hasil produk ... 34
Tabel 4.1 Revisi Identitas RPP ... 39
Tabel 4.2 Revisi Indikator pada RPP dan Silabus ... 40
Tabel 4.3 Revisi Tujuan Pembelajaran pada Silabus dan RPP ... 43
Tabel 4.4 Revisi Karakter yang Diharapkan pada RPP ... 46
Tabel 4.5 Revisi Kegiatan Awal Pada Silabus dan RPP ... 47
Tabel 4.6 Revisi Kegiatan Inti pada Silabus dan RPP ... 50
Tabel 4.7 Revisi Kegiatan Akhir pada Silabus dan RPP ... 56
Tabel 4.8 Revisi Sumber Belajar pada Silabus dan RPP ... 58
Tabel 4.9 Revisi Media Belajar pada Silabus dan RPP ... 60
Tabel 4.10 Revisi Pedoman Skoring Silabus dan RPP ... 60
Tabel 4.11 Revisi Naskah Cerita Pada Lampiran ... 62
Tabel 4.12 Revisi Soal Evaluasi ... 62
Tabel 4.13 Revisi Kunci Jawaban ... 64
Tabel 4.14 Revisi Rubrik Penilaian ... 65
Tabel 4.15 Revisi LKS ... 66
Tabel 4.16 Revisi Bahan Ajar ... 70
Tabel 4.17 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 73
Tabel 4.18 Hasil Uji Keterbacaan ... 75
Tabel 4.19 Kritreia kemunculan indikator PMRI ... 135
Tabel 4.20 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan konteks ... 135
Tabel 4.21 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan media ... 137
Tabel 4.22 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan kontribusi siswa . 138 Tabel 4.23 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan interaktivitas ... 140
Tabel 4.24 Rangkuman Rangkuman kemunculan indikator penggunaan keterkaitan ... 142
Tabel 4.25 Transkripsi Wawancara Respon Siswa ... 144
Tabel 4.26 Hasil Angket Respon Siswa ... 146
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar bangun ruang kubus dan balok ... 19
Gambar 2.2 Gambar bangun kubus ... 19
Gambar 2.3 Gambar Bangun Balok ... 21
Gambar 2.4 Gambar Jaring-Jaring Kubus ... 22
Gambar 2.5 Gambar Jaring-Jaring Balok ... 23
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 27
Gambar 4.1 Siswa dalam kelompok sedang berdiskusi menggunakan kotak obat ... 101
Gambar 4.2Guru dan siswa sedang menyerukan yel-yel ... 105
Gambar 4.3 Media bangun balok ... 107
Gambar 4.4 Siswa sedang mengeksplorasi media kubus dengan kotak makanan ... 108
Gambar 4.5 Siswa sedang berdiskusi menggunakan media balok dengan kardus lampu ... 109
Gambar 4.6 Siswa sedang berebut untuk membongkar bangun kubus ... 109
Gambar 4.7 Siswa sedang membongkar media kubus ... 112
Gambar 4.8 Siswa mendapatkan rebahan dari bangun kubus dengan bentuk salib ... 112
Gambar 4.9 Siswa mendaptkan jaring-jaring kubus yang berbeda ... 112
Gambar 4.10 Siswa sedang mengamati benda yang diberikan oleh guru ... 114
Gambar 4.11 Siswa sedang membongkar kotak makanan yang berbentuk kubus ... 114
Gambar 4.12 Siswa sedang menjiplak hasil rebahan kubus ... 114
Gambar 4.13 Siswa bersama kelompok membuat jaring-jaring kubus ... 115
Gambar 4.14 Siswa menggunting hasil gambar jaring-jaring kubus ... 115
Gambar 4.15 Siswa membentuk bangun kubus dari gambar jaring-jaring kubus yang dipotong ... 115
Gambar 4.16 Hasil rebahan balok dari kelompok 2, 3 dan 6 ... 118
xv
Gambar 4.18 Hasil rebahan kubus dari kelompok 2 ... 119
Gambar 4.19 Hasil rebahan kubus dari kelompok 7 ... 119
Gambar 4.20 Siswa sedang mengambil media dalam kotak ajaib yang diedarkan guru ... 121
Gambar 4.21 Guru sedang mendemontrasikan kotak Paijo untuk materi balok ... 130
Gambar 4.22 Siswa demonstrasi menggunakan papan tulis saat menggambar kubus dipertemuan kedua ... 131
Gambar 4.23 Guru memberikan pendampingan kepada siswa ... 132
Gambar 4.24 Guru sedang melakukan penilaian proses psikomotorik pada pertemuan pertama ... 134
Gambar 4.25 Guru sedang melakukan penilaian proses pada saat presentasi 134 Gambar 4.26 Kelompok sedang mendengarkan langkah mempresentasikan hasil diskusi kelompok ... 137
Gambar 4.27 Siswa saling bekerja sama dalam menjiplak jaring-jaring balok ... 138
Gambar 4.28 Siswa bertanya kepada kelompok presentasi ... 139
Gambar 4.29 Siswa sedang memperhatikan kelompok yang sedang presentasi ... 140
Gambar 4.30 Siswa sedang menggamabar kubus ... 146
Gambar 4.31 Hasil gambar kubus dari salah satu siswa ... 146
Gambar 4.32 Siswa menggmabar jaring-jaring kubus ... 146
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... [1]
Lampiran 2 RPP Pertemuan 1 ... [14]
Lampiran 3 RPP Pertemuan 2 ... [28]
Lampiran 4 RPP Pertemuan 3 ... [41]
Lampiran 5 RPP Pertemuan 4 ... [54]
Lampiran 6 RPP Pertemuan 5 ... [69]
Lampiran 7 RPP Pertemuan 6 ... [84]
Lampiran 8 Bahan Ajar ... [98]
Lampiran 9 LKS Pertemuan 1 ... [106]
Lampiran 10 LKS Pertemuan 2 ... [110]
Lampiran 11 LKS Pertemuan 4 ... [114]
Lampiran 12 LKS Pertemuan 5 ... [117]
Lampiran 13 Soal Evaluasi 1 ... [120]
Lampiran 14 Soal Evaluasi 2 ... [121]
Lampiran 15 Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... [122]
Lampiran 16 Angket Uji Keterbacaan ... [126]
Lampiran 17 Angket Respon Siswa ... [127]
Lampiran 18 Indikator-Indikator Karateristik PMRI ... [128]
Lampiran 19 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Pada Penelitian Sebelumnya ... [131]
Lampiran 20 Hasil Validasi Ahli ... [132]
Lampiran 21 Lembar Pedoman Wawancara Guru ... [133]
Lampiran 22 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ... [134]
Lampiran 23 Hasil Olah Validasi ... [135]
Lampiran 24 Uji Keterbacaan Siswa ... [148]
Lampiran 25 Hasil Angket Respon Siswa ... [150]
Lampiran 26 Transkripsi Video kegiatan Pembelajaran ... [152]
Lampiran 27 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 1 ... [210]
xvii
Lampiran 29Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 4 ... [218]
Lampiran 30 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 5 ... [221]
Lampiran 31 Hasil Evaluasi ... [224]
Lampiran 32 Hasil Penilaian ... [226]
Lampiran 33 Surat Izin Penelitian ... [227]
Lampiran 34 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... [228]
1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional
yang digunakan dalam penelitian ini.
A. Latar Belakang
Pendidikan masa kini memiliki tujuan umum untuk memberi bekal agar
kita dapat berfungsi secara efektif pada zaman teknologi ini (Marks, 1988:3).
Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan yang hendak dicapai negara
Indonesia dalam memajukan sektor pendidikan yang tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari tujuan tersebut,
peranan penting pendidikan adalah mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu
dalam dunia pendidikan di Indonesia. Matematika berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan
atau simbol yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika diajarkan di
sekolah dasar dari kelas I sampai kelas VI sehingga matematika harus
diajarkan dengan maksimal hingga siswa memahami materi matematika
sesuai pada tahap yang telah ditentukan.
Hudojo mengatakan bahwa matematika adalah berkenaan dengan
ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun hirarkis dan penalarannya
deduktif (1998:3). Dari materi dalam pelajaran matematika yang bersifat
abstrak tersebut membuat siswa mengganggap matematika adalah pelajaran
yang membosankan, tidak menarik dan sulit. Hal ini disebabkan karena pada
usia anak sekolah dasar, siswa masih berpikir konkret (nyata). Didukung
dengan teori Piaget dalam Catur (2009:10-11) menyatakan bahwa dalam
perkembangan kognitif, anak pada masa ini (sekolah dasar) sedang berada
pada masa operasi konkret. Selain itu, pembelajaran matematika di sekolah
kaku dengan penyampaian materi dengan ceramah tanpa media yang mampu
membuat siswa berpikir konkret. Dengan suasana tersebut, guru
mengenyampingkan kebermaknaan proses belajar siswa sehingga prestasi
belajar siswa kurang memuaskan.
Tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar pembelajaran
kerja (Hadi, 2005:11). Pada kenyataannya pembelajaran matematika yang
sebenarnya bertolak belakang dengan tujuan pembelajaran matematika. Siswa
merasa pembelajaran matematika sebuah tekanan untuk menghafalkan
berbagai rumus-rumus. Padahal sebenarnya matematika mampu melatih
siswa berpikir dan mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan
suatu masalah.
Pada kenyataan saat ini, siswa mengganggap matematika bagaikan
momok yang membuat siswa enggan untuk belajar matematika. Dari hasil
observasi yang dilakukan peneliti pada Rabu, 15 Januari 2013 di kelas IV
SDN Caturtunggal 3 pada saat pembelajaran matematika dengan materi
bilanagan bulat dapat dilihat bahwa guru hanya berada di depan kelas. Di
depan kelas, guru menuliskan materi ajar di papan tulis, tidak hanya itu guru
menyampaikan materi secara lisan tanpa ada diskusi yang dilakukan siswa
bersama siswa yang lain. Siswa terlihat pasif saat proses pembelajaran
berlangsung. Terlihat dari siswa hanya mendengarkan guru berbicara untuk
menyampaikan materi ajar atau menyimak materi ajar yang ada dibuku paket
sebagai acuan belajarnya. Saat proses pembelajaran berlangsung terlihat
kurangnya interaksi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa
lainnya. Interaksi hanya sebatas guru dengan siswa, itupun jika guru
mengajukan pertanyaan dan siswa ditunjuk untuk menjawab. Guru
memberikan waktu untuk siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi
(ceramah) selesai, kemudian siswa diberi sepuluh butir soal sebagai soal
latihan. Peneliti melihat banyak siswa yang kurang menguasai materi yang
disampaikan guru sehingga mereka banyak yang tidak bisa mengerjakan. Ini
terlihat dari siswa yang masih bertanya kepada teman ataupun guru
disela-sela pengerjaan soal. Hal ini juga disebabkan pada saat penyampaian materi
mengenai operasi bilangan bulat, siswa ada yang berbicara sendiri, ada yang
bermain dengan alat tulisnya dan ada yang melamun, hanya beberapa siswa
yang mendengarkan penjelasan guru.
Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas
IV mengenai cara mengajar guru di kelas, karakter siswa kelas IV di sekolah
tersebut, mengenai nilai yang didapat oleh siswa, dan mengenai tingkah laku
siswa saat belajar di kelas. Dari hasil wawancara didapat bahwa guru
menyampaikan materi dengan ceramah karena karakter anak yang sulit diajak
untuk berdiskusi. Siswa cenderung ramai jika diminta kerja kelompok
sehingga siswa diberi soal-soal dan dijelaskan mengenai materi dengan
ceramah atau siswa diminta untuk meringkas materi pembelajaran. Selain itu,
dari kegiatan wawancara dengan guru didapat informasi mengenai nilai
Kriteria Ketuntatasan Minimal (KKM) matematika kelas IV di sekolah ini
adalah 50. Pada tahun 2010/ 2011 pada materi geometri yang dilihat dari nilai
ulangan, ada 7 siswa dari 32 siswa atau 21,9% yang tidak tuntas atau dibawah
KKM sedangkan pada tahun 2011/2012 ada 11 siswa dari 35 siswa yang
sebuah pembelajaran inovatif yaitu dengan menerapkan pendekatan
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia atau yang lebih dikenal dengan
istilah PMRI. Pendekatan ini dipilih karena pada PMRI tidak langsung
memulai proses pembelajaran matematika pada tingkat formal melainkan
menggunakan konteks untuk membangun konsep matematika pada siswa.
Selain itu di kelas ini belum pernah menggunakan pendekatan PMRI saat
pembelajaran matematika. Pendekatan PMRI dapat dilihat penjelasannya
pada bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian merumuskan masalah
yang dilakukan agar lebih terarah. Peneliti merumuskan masalah yang
diambil yaitu:
1. Bagaimana implementasi perangkat pembelajaran pada materi bangun ruang
menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3?
2. Bagaimana kemunculan indikator-indikator dari masing-masing karateristik
PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang
menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:
PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sehingga
dapat digunakan sebagai salah satu langkah memajukan dunia pendidikan.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi
penggunaan pendekatan pembelajaran matematika untuk mendukung proses
kegiatan pembelajaran.
2. Bagi guru
Menjadi bahan pertimbangan guru untuk memperbaiki atau memaksimalkan pendekatan pembelajaran matematika, baik dalam penyampaian materi teori ataupun praktek, sehingga pembelajaran di kelas lebih optimal.
3. Bagi siswa
Dapat dijadikan sebagai variasi belajar sehingga mempermudah siswa untuk menerima materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.
E. Definisi Operasional
dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang digunakan
adalah silabus, RPP, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal
evaluasi. Tujuan dari penyusunan perangkat pembelajaran ini adalah untuk
membantu dan memperlancar guru dalam proses belajar mengajar.
3. Bangun ruang adalah sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi
oleh beberapa sisi. Bangun runag terdiri dari titik sudut, rusuk dan sisi.
Contoh-contoh bangun ruang adalah balok, kubus, tabung, limas, kerucut,
bola dan prisma.
4. Kubus adalah bangun ruang yang terdiri dari enam bangun persegi yang
kongruen.
5. Balok adalah bangun ruang yang terdiri dari tiga pasang bangun persegi
panjang dengan sisi yang berhadapan kongruen.
6. Pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang
dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai
titik awal pembelajaran. Pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi
sekitar siswa sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah yang
8
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini peneliti membahas hal-hal yang terkait dengan kajian
pustaka dan kerangka berpikir. Pada bagian kajian pustaka dijelaskan mengenai
variabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu implementasi,
pendekatan pembelajaran, perangkat pembelajaran, pembelajaran matematika dan
bangun ruang.
A. Kajian Pustaka 1. Implementasi
Menurut Lyer, dkk dalam Ferry dan Makhfud, implementasi atau
pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik (2009:157). Sedangkan menurut Sanjaya menyatakan bahwa
implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya
(2008:25). Dari pengertian implementasi dari dua tokoh tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa implementasi adalah rencana pelaksanaan tindakan
dan penetapan sumber daya untuk mencapai tujuan yang spesifik.
2. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menurut Gulo dalam Siregar dan Nara,
(2011:75) adalah suatu cara pandang dalam mengupayakan cara siswa
(Suyono dan Hariyanto, 2011:18).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru yang berkaitan dengan
sifat pembelajaran sehingga terjalinnya interaksi siswa dengan
lingkungnnya dalam proses pembelajaran.
3. Pendekatan PMRI
a. Sejarah PMRI
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu
pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda (Wijaya,
2012:20). Di Belanda pendekatan ini dikenal dengan sebutan Realistic
Mathematics Education (RME) yang berdiri tahun 1971 di Institut
Freudental dibawah Utrecht University Belanda (Daryanto dan Tasrial,
2012:150). Menurut Suryanto (2010:150) menyatakan bahwa PMRI
adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic
Mathematic Education (RME) yang diselaraskan dengan kondisi
budaya, geografi, dan kehidupan masyrakat Indonesia. PMRI adalah
pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan bagaimana
siswa menemukan konsep-konsep atau prosedur-prosedur dalam
matematika melalui masalah-masalah kontekstual. Dalam pembelajaran
mengeluarkan dan mengkomunikasikan idenya secara bebas.
Menurut Frudenthal, pendidikan harus mengarahkan siswa
kepada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan
kembali matematika dengan caranya sendiri (Hadi, 2005:7). Dalam
kaitan matematika sebagai kegiatan manusia, siswa harus diberi
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga siswa bisa
menemukan kembali ide atau konsep matematika secara mandiri dari
hasil interaksinya itu. Setelah menemukan dan terbentuk konsep-konsep
matematika, siswa menggunakannya untuk menyelesaikan masalah
kontekstual selanjutnya sebagai jembatan untuk memperkuat konsep.
Berdasarkan urian diatas, dapat disimpulkan bahwa PMRI
adalah suatu pendekatan matematika yang mengakaitkan pembelajaran
matematika dengan dunia nyata disekitar siswa sehingga siswa dapat
memebangun pengetahuaannya sendiri.
b. Prinsip PMRI
Suryanto menyatakan bahawa PMRI memiliki tiga prinsip yaitu
(2010:41 - 43):
1) Guided Re-invention (Penemuan kembali secara terbimbing)
Prinsip Guided Re-invention ialah penekanan pada penemuan
kembali secara terbimbing. Melalui masalah kontekstual yang
diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali
ide-ide dan konsep-konsep matematis.
2) Prinsip mathematization (matematisasi progresif)
Prinsip mathematization (matematisasi progresif) menekankan
bahawa matematisasi dapat diartikan sebagai upaya yang mengarah
pada pemikiran matematis. Dikatakan progresif karena ada dua
langkah berurutan, yaitu matematisasi horizontal (berawal dari
kontekstual menuju matematika formal) dan matematika vertikal
(dari matematika formal menuju matematika formal lebih luas).
3) Prinsip didactical phenomenology (Fenomenologi didaktis)
Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat
mendidik dan menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat
memperkenalkan topik-topik matematik kepada siswa. Masalah
kontekstual dipilih karena aspek kecocokan aplikasi yang harus
diantisipasi dalam pembelajaran dan kecocokan dengan Re-invention
yang berarti bahwa konsep, aturan, cara, sifat, termasuk model,
matematis tidak disediakan oleh guru. Melainkan siswa perlu
berusaha sendiri untuk menemukan atau membangun sendiri
berpangkal dari masalah kontekstual
4) Self-developed model (membangun sendiri model)
Menunjukan adanya fungsi jembatan yang berupa model.
mengembangkan model sendiri.
Berdasarkan prinsip PMRI diatas, dapat dilihat bahwa PMRI
dapat membantu siswa dalam belajar pada usia sekolah dasar yang
berada pada tahap operasi konkret. Selain itu, dapat membantu siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri dengan caranya sendiri
sesuai dengan usia siswa.
c. Karakteristik PMRI
Treffres (1987) dalam Wijaya merumuskan lima karateristik
Pendidikan Matematika Realistik, yaitu (2012:21-23):
1) Penggunaan Konteks
Masalah kontekstual (nyata) dan tidak diawali dari sistem formal digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun juga dapat masalah yang dapat dibayangkan dalam pikiran siswa selama hal itu masih bermakna bagi siswa. Penggunaan konteks saat pembelajaran membuat siswa berperan aktif untuk menyelesaikan permasalahan dan mengembangkan strategi penyelesaian masalah sesuai keinginannya. Selain itu, penggunaan konteks dapat membangun motivasi dan semangat siswa untuk belajar matematika.
2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif
fungsi sebagai jembatan (bridge) untuk mempermudah siswa dalam
belajar dari pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju
pengetahuan matematika tingkat formal.
3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa
Siswa dalam PMRI dijadikan subyek belajar. Siswa memiliki
kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah
sehingga bermanfaat membantu siswa memahami konsep,
mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa. Menurut Cropley
(1997) dalam Wijaya, sangat yakin bahwa kemampuan bepikir
kreatif dan inovatif serta kemampuan pemecahan masalah
merupakan keterampilan mendasar yang mutlak dibutuhkan di abad
ke-21 (2012:56).
4) Interaktivitas
Proses interaksi adalah proses belajar bukan hanya suatu
proses individu melainkan secara bersamaan merupakan suatu proses
sosial sehingga proses belajar siswa akan lebih singkat dan
bermakna. Manfaat interaksi dalam pembelajaran matematika adalah
mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara
simultan.
5) Keterkaitan
Konsep dalam matematika saling berkaitan satu sama lain
bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep
matematika secara bersamaan. Keterkaitan dapat terjadi antara mata
pelajaran matematika dengan mata pelajaran matematika maupun
mata pelajaran yang lain.
Dari karakteistik PMRI dapat dilihat bahwa PMRI dapat
mengakomodasi siswa saat belajar matematika sesuai dengan
kebutuhan dan lingkungan siswa. PMRI dapat membantu siswa dalam
membangun konsep pengetahuannya yang siswa bangun sendiri,
sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna.
4. Perangkat Pembelajaran
Trianto (2010:96) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah perangkat yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. Selain
itu, Ibrahim dalam Trianto mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran
yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa
buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), instrumen evaluasi serta media belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah
perlengkapan kegiatan pembelajaran yang yang diperlukan guru dalam
proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus,
pembelajaran dapat berupa:
a. Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum
berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran
dan rancangan penilaian.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan.
c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah.
d. Buku Siswa (Bahan Ajar)
Buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan yang
memuat materi pelajaran.
e. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
f. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sebagai penyampaian pesan dari beberapa
a. Pengertian
Marsono dalam Siregar dan Nara (2010:12) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara
sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali. Selanjutnya
Paling dalam Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan bahwa:
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika adalah suatu usaha yang dilaksanakan
secara sengaja dengan metode untuk memecahkan masalah dalam
menemukan jawaban yang berkaitan dengan kuantitas menggunakan
seperangkat pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, berhitung serta
kemampuan menggunakan hubungan-hubungan untuk memudahkan
berpikir.
b. Ciri-ciri Matematika
Susilo dalam Suwarno (Catur, 2009:8-9) menuils ciri-ciri
Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran nisbi yang
tergantung pada kesepakatan yang disetujui bersama.
2) Matematika bukanlah ilmu yang tidak bisa salah. Sebagai ilmu yang
dibentuk dan dikembangkan oleh manusia tertentu, matematika tidak
lepas dari kesalahan dan keterbatasan. Meskipun demikian, melalui
kesalahan-kesalahan itulah matematika didorong dan dipacu untuk
terus tumbuh dan berkembang.
3) Matematika bukanlah kumpulan angka, simbol, dan rumus yang
tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru sebaliknya,
matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata.
4) Matematika bukanlah kumpulan teknik pengerjaan yang hanya perlu
dihafal saja sehingga siap pakai untuk menyelesaikan soal-soal.
Dalam matematika, keindahan bukan semata-mata hanya ditentukan
dari hasil akhir tetapi justru dari latar belakang dan proses yang
mengantar sampai terjadinya hasil akhir tersebut.
5) Obyek matematika adalah unsur-unsur yang bersifat
sosial-kultural-historis, yaitu menenerapkan pemilik bersama seluruh umat manusia,
sebagai salah satu sarana yang dipergunakann manusia untuk
mengembangkan segi-segi tertentu dalam perikehidupan
manusiawinya, dan yang terbentuk memalui proses panjang
Mata pelajaran matematika yang diajarkan pada satuan tingkat SD mencakup tiga cabang, yaitu: aritmetika, aljabar, dan geometri. Terdapat banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius dalam Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan bahwa:
Lima alasan perlunya belajar matematika, yakni: 1) sarana berpikir yang jelas dan logis; 2) sarana memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; 3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; 4) sarana untuk mengembangkan kreativitas; dan 5) sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Dari tujuan lima alasan perlunya belajar matematika menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah menumbuhkan sikap terampil dalam berpikir dan mengembangkan kreativitas untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
6. Bangun Ruang
Ruang lingkup pembelajaran matematika adalah dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, statistika dan peluang, trigonometri, serta kalkulus (BSNP: 2006). Pengenalan materi goemetri menurut Marks memiliki tujuan (1988:121):
position or location in space, maksud dari Copeled adalah geometri
(bangun ruang) adalah bangun yang memiliki isi atau volume. Menurut
Mustaqin dan Astuti (2010:207) menyatakan bahwa bangun ruang
memiliki sisi, rusuk dan titik sudut. Mark, Hiarr dan Neufeld (1985:138)
menyatakan bangun ruang merupakan titik-titik yang tidak semuanya
terletak pada satu bidang yang sama.
Berdasarkan pengertian bangun datar dari beberapa tokoh tersebut,
dapat disimpulkan bahwa bangun ruang adalah suatu bangun yang
memiliki ruang terdiri dari rusuk, titik sudut dan sisi yang terletak dalam
satu bidang yang sama.
Menurut Anam dkk (2009:162) pengertian dari sisi, rusuk dan titik
sudut adalah:
a. Sisi suatu bangun ruang adalah bangun datar yang membatasi bangun
ruang.
b. Rusuk suatu bangun ruang adalah garis pertemuan antara dua sisi
bangun ruang.
c. Titik sudut suatu bangun ruang adalah titik pertemuan dari tiga buah
rusuk pada suatu bangun ruang.
Standar kompetensi (SK) mengenai Geometri dan Pengukuran
pada bangun ruang dikenalkan sejak kelas IV dengan standar kompetensi
pada nomor 8 yaitu memahami sifat bangun ruang sederhana dan
ruang sederhana dan 8.2 “menentukan jaring-jaring balok dan kubus”
Gambar 2.1 Gambar bangun ruang kubus dan balok
1) Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi 6 bidang sisi berbentuk
persegi yang sama besar, mempunyai 8 titik sudut, dan mempunyai 12
rusuk yang sama panjang (Yuniarto, 2009:174).
Gambar 2.2 Gambar bangun kubus
Nama kubus di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar
di atas maka :
a) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah :
(1) Sisi ABCD (2) Sisi ABFE (3) Sisi ADHE
(4) sisi EFGH (5) sisi DCGH (6) sisi BCGH
Sisi ABFE // Sisi DCGH
Sisi ADHE // Sisi BCGH
b) Rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah :
Jadi, rusuk bangun kubus ABCD.EFGH ada 12 rusuk.
c) Titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah :
(1) Titik sudut A
(2) Titik sudut B
(3) Titik sudut C
(4) Titik sudut D
(5) Titik sudut E
(6) Titik sudut F
(7) Titik sudut G
(8) Titik sudut H
Jadi jumlah titik sudut pada bangun balok adalh 8 titik sudut.
2) Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang
sisi yang berbentuk persegi panjang. Balok memiliki 3 pasang bidang
sisi yang sejajar dan sama besar (Yuniarto, 2009: 174).
di atas maka :
a) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah :
(1) Sisi alas = ABCD
(2) Sisi depan = ABFE
(3) Sisi kiri = ADHE
(4) Sisi atas = EFGH
(5) Sisi belakang = DCGH
(6) Sisi kanan =BCGH
Jadi ada 6 sisi pada bangun balok ABCD.EFGH yaitu :
Sisi ABCD // Sisi EFGH
Sisi ABFE // Sisi DCGH
Sisi ADHE // Sisi BCGH
b) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah :
Jadi ada 12 rusuk pada bangun ruang balok ABCD.EFGH yaitu:
= = =
= = =
= = =
c) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah :
(1) Titik sudut A
(2) Titik sudut B
(3) Titik sudut C
(4) Titik sudut D
(5) Titik sudut E
(6) Titik sudut G
(7) Titik sudut F
(8) Titik sudut H
3) Jaring-Jaring
Menurut Marsigit (2009:178) jaring-jaring suatu bangun ruang
adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk
membentuk suatu bangun ruang.
a) Jaring-jaring kubus
Menurut Mustaqim (2008:214) jaring-jaring kubus adalah
gabungan persegi yang membentuk kubus.
Gambar 2.4 Gambar Jaring-Jaring Kubus
b) Jaring-jaring balok
Menurut Mustaqim dan Astuti (2008:214) jaring-jaring balok
adalah gabungan beberapa persegi panjang yang membentuk balok.
B. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran pokok yang
diberikan jenjang pendidikan sekolah dasar. Dalam pembelajaran matematika
pada tahap sekolah dasar, kemampuan siswa dalam berpikir masih konkret
padahal pembelajaran matematika bersifat abstrak. Selain itu guru
menyampaikan materi cenderung monoton yang mengakibatkan siswa merasa
jenuh atau bosan, sehingga siswa menggagap matematika adalah mata
pelajaran yang sulit.
Selain guru menyampaikan materi dengan monoton, guru dalam
menyampaikan materi tanpa menggunakan media yang membantu siswa
untuk berpikir konkret. Pada usia sekolah dasar, siswa termasuk dalam tahap
operasi konkret sehingga pembelajaran disajikan melalui benda-benda
konkret yang ada di sekitar siswa sehingga membantu siswa lebih mudah
membangun kosep pengetahuannya sendiri dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya. Peranan guru yang masih aktif dalam proses pembelajaran
sehingga kurang adanya interaksi antara guru dengan siswa atau pun siswa
dengan siswa yang lainnya.
Pendekatan PMRI memiliki lima karateristik yaitu penggunaan
konteks, penggunaan model, penggunaan kontribusi siswa, interaktivitas, dan
keterkaitan. Dari karateristik tersebut dapat dilihat bahwa PMRI mampu
mengakomodasi siswa untuk berpikir konkret ke berpikir abstrak.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti akan mencoba menerapkan
dalam perangkat pembelajaran. Dengan diterapkannya pendekataan PMRI di
sekolah diharapkan mampu menjembatani siswa dalam pembelajaran
matematika yang abstrak menjadi konkret untuk menyelasaikan masalah
26
METODE PENELITIAN
Dalam bab III ini, peneliti akan membahas tentang metode penelitian yang
terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Hal di atas yang
secara teknik digunakan peneliti untuk penelitian ini.
A. Jenis Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi perangkat pembelajaran materi bangun ruang dengan pendekatan PMRI dan mengetahui kemunculan indikator-indikator dari masing-masing karateristik PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI Kelas IV semester 2 SDN Caturtunggal 3. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif. Menurut Suryabarata (2008:76), penelitian diskriptif adalah bertujuan membuat pencandraan (diskripsi) secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN
Caturtunggal 3 pada tahun 2012/2013 dengan jumlah peserta didik ada 29
orang yang terdiri dari 14 perempuan dan 15 laki-laki.
3. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah implementasi perangkat
pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV
semester II pada tahun ajaran 2012/ 2013.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hasil pengembangan dari penelitian yang sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya yang menghasilkan desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi.
Pada penelitian ini, penulis melakukan beberapa tahapan sebelum implementasi perangkat pembelajaran yaitu:
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian Mempelajari
Penelitian Tahun Lalu
Revisi Perangkat Pembelajaran
Uji Keterbacaan Implementasi
1. Mempelajari penelitian tahun lalu
Hal pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah mempelajari
penelitian tahun lalu. Pada penelitian tahun lalu menghasilkan desain
pembelajaran berupa perangkat pembelajaran yang bersifat hard copy berupa
silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan evaluasi mengenai bangun ruang di kelas
IV. Perangkat pembelajaran ini dipahami agar peneliti tahu bahwa perangkat
pembelajaran layak tidaknya untuk diimplementasikan di sekolah tempat
penelitian. Penelitian tahun lalu membahas karateristik PMRI yang
berbeda-beda setiap penelitinya. Berikut judul dan peneliti dari keempat peneliti
tersebut:
a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang yang Mencakup
Interaktivitas dengan Pendekatan PMRI di Kelas IV SDN Kledokan Tahun
Ajaran 2011/2013 yang ditulis oleh Ag. Tri Hardianto,
b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang yang Mencakup
Intertwining dengan Pendekatan PMRI di Kelas IVB SDN Kanisius
Kalasan Tahun Ajaran 2011/2013 yang ditulis oleh Antonius Kris Aditya,
c. Pengembangan Perangkat pembelajaran Bangun Ruang yang Mencakup
Kontribusi Siswa dengan Pendekatan PMRI Di Kelas IV SD Kanisius
Kalasan yang ditulis oleh Adella Citra Puspitasari,
Setelah mempelajari penelitian tahun lalu, peneliti melakukan tahap
revisi terhadap perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, bahan ajar, LKS,
dan soal evaluasi. Peneliti melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran
yang disesuaikan pada sekolah yang akan menjadi tempat penelitian sehingga
media atau proses pembelajarnnya sesuai dengan lingkungan sekolah yaitu
SDN Caturtunggal 3.
3. Validasi Perangkat pembelajaran
Langkah atau tahap selanjutnya yaitu melakukan validasi terhadap
perangkat pembelajaran yang telah direvisi. Proses validasi ini dilakukan oleh
dua dosen ahli matematika khususnya PMRI dari Universitas Sanata Dharma
dan satu guru kelas di sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu SDN
Caturtunggal 3.
4. Uji keterbacaan
Menginjak tahap selanjutnya yaitu uji keterbacaan. Tahap ini
dilakukan pada siswa kelas IV tetapi berbeda dengan subyek penelitian ini.
Uji keterbacaan dilakukan di SD Krekah di Kelas IV A dengan enam siswa
yang kemampuannya tergolong rendah, sedang, dan tinggi, masing-masing
dua siswa.
5. Implementasi
Tahap yang terakhir adalah implementsi. Setelah keempat tahap
tersebut dilakukan, perangkat pembelajaran ini akan di implementasikan di
Caturtunggal 3. Pada tahap ini, diakhir proses pembelajaran siswa diberi
angket mengenai respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Selain itu, guru memberikan respon tehadap proses
pembelajaran yang didapat dengan kegiatan wawancara.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara atau
pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang disiapkan untuk mendapatkan
informasi dari responden (Gulo, 2000: 123).
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan
kuantitaif. Pada data kualitatif peneliti memperoleh data dari hasil
implementasi perangkat pembelajaran berdasarkan indikator-indikator
karateristik PMRI. Sedangkan, data kuantitatif didapat peneliti dari validasi
perangkat pembelajaran, hasil uji keterbacaan, hasil evaluasi pembelajaran
dan hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu metode yang digunakan peneliti dalam
merekam data (informasi) yang dibutuhkan (Suyadi, 2012: 38). Dalam
teknik pengumpulan data peneliti menggunakan dua cara yaitu data
Pada pengumpulan data dibutuhkan dokumentasi proses
pembelajaran berupa video pembelajaran. Dokumentasi digunakan
untuk merekam selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu,
peneliti juga menggunakan lembar wawancara terhadap guru dan
siswa kelas IV. Lembar wawancara ini digunakan untuk mengetahui
respon siswa dan guru terhadap pembelajaran.
b) Data Kuantitatif
Pada data kuantitatif, peneliti membutuhkan instrumen berupa
lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar uji keterbacaan,
lembar angket respon siswa dan lembar evaluasi. Penilaian yang
dilakukan menggunakan skala likert dengan katagori 1 tidak setuju
(TS), katagori 2 kurang setuju (KS), katagori 3 setuju (S) dan katagori
4 sangat setuju (SS).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data kualitatif dan kuantatif yaitu:
1. Data Kualitatif
Teknik pengumpulan data kualitatif yang dilakukan yaitu
mendokumentasikan proses pembelajaran berlangsung dan melakukan
wawancara kepada guru dan enam siswa dengan kemampuan yang
wawancara ini dilakukan setelah proses pembelajaran selesai.
2. Data Kuantitatif
Dalam teknik pengumpulan data kuantitatif, peneliti melakukan
validasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah direvisi. Validasi ini
dilakukan oleh dua dosen ahli dan satu guru kelas IV. Setelah melakukan
validasi perangkat pembelajaran, peneliti melakukan uji keterbacaan
kepada enam siswa yaitu dua dengan kemampuan rendah, dua dengan
kemampuan sedang dan dua dengan kemampuan tinggi di sekolah yang
berbeda dengan tempat penelitian. Sekolah yang dipilih adalah SD Krekah
dan diujikan dikelas IV A. Pada uji keterbacaan ini, siswa diminta untuk
membaca bahan ajar, LKS dan soal evaluasi. Setelah membaca perangkat
pembelajaran tersebut, keenam siswa tersebut mengisi angket uji
keterbacaan yang disediakan oleh peneliti.
1. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif yang
diperoleh dari dokumentasi selama proses pembelajaran dan kegiatan
wawancara dengan siswa dan guru. Kegiatan wawancara akan
traskripsikan sesuai dengan pertanyaan yang disediakan oleh peneliti. Pada
kegiatan dokumentasi peneliti melakukan transkipsi hasil rekapan saat
pembelajaran berlangsung ke dalam bentuk narasi. Transkipsi ini
digunakan untuk mendukung pendapat peneliti mengenai implementasi
pendekatan PMRI sehingga sari paparan narasi tersebut dapat dilihat pada
indikator-indikator karateristik PMRI yang muncul saat proses
pembelajaran.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif dilakukan dengan deskriptif kuantitatif.
Analisis data kuantitatif bertujuan untuk menganalisis hasil validasi
peeangkat pembelajaran yang dilakukan oleh dua dosen ahli dan satu guru
yang nantinya akan diperoleh tingkat validasinya. Pada uji keterbacaan
dan hasil angket respon siswa dihitung tingkat validasinya. Sedangkan
pada soal evaluasi dinilai sesuai dengan criteria penilaian yang sudah
disediakan. Berikut ini tabel kriteria penilaian hasil produk pengemabagan
Interval Tingkat Pencapaian
Kualifikasi 3,25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik 2,50 < M ≤ 3,25 Baik 1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik 0,00 < M ≤ 1,75 Tidak Baik
Sumber: Setiani (2011: 171)
Keterangan:
M = Rerata skor untuk setiap aspek yang dinilai
(skor didapat dari skor hasil validasi perangkat, hasil angket uji
keterbacaan dan hasil respon siswa)
xi = skor suatu item
ft = jumlah responden yang memilih item tertentu
fn = jumlah seluruh responden
Hasil rata-rata yang didapat selanjutnya akan dikualifikasikan
sehingga berdasarkan kualifikasinya peneliti mangetahui layak atau tidaknya
perangkat pembelajaran untuk diimplementasikan. Selain itu, analisis data
kuantitatif digunakan untuk mengetahui tuntas tidaknya siswa berdasartkan
35 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Bab ini berisi mengenai yaitu paparan penelitian tahun lalu, paparan
revisi perangkat pembelajaran, validasi perangkat pembelajaran, uji keterbacaan,
implementasi perangkat pembelajaran, respon siswa dan guru serta refleksi
terhadap implementasi perangkat pembelajaran. Berikut penjelasan hasil
penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini.
A. Paparan Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini adalah penelitian yang melanjutkan penelitian matematika
sebelumnya yang membahas mengenai pengembangan desain pembelajaran mata
pelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI). Penelitian sebelumnya menggunakan jenis penelitian Research
and Development (RnD) dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah perangkat
pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi.
Penyusunan perangkat pembelajaran didapat dari beberapa tahapan yang
dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Tahapan yang digunakan pada penelitian
sebelumnya yaitu menggunakan langkah-langkah penelitian menurut Sugiyono
yang dimodifikasi oleh peneliti. Tahap yang dilakukan penelti sebelumnya yaitu
Modifikasi dilakukan langkah-langkah penelitian yang panjang dan membutuhkan
waktu yang cukup lama sehingga penelitian ini berhenti pada tahap revisi desain.
Peneliti sebelumnya menambahkan tahap implementasi untuk mengetahui hasil
produk perangkat pembelajaran.
Tahap pertama diperoleh dari data hasil analisis kebutuhan, analisis kebutuhan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan ditemukan kekurangan saat proses pembelajaran yaitu kurangnya partisipasi dalam pembelajaran sehingga membuat siswa pasif saat pembelajaran, guru kurang menggunakan media pembelajaran, kurangnya umpan balik, kurangnya penguatan yang diberikan guru kepada peserta didik, interaksi kurang maksimal dikarenakan kurangnya kerja sama saat pembelajaran berlangsung, guru belum mengaitkan mata pelajaran matematika dengan mata pelajaran yang lainnya, saat pembelajaran guru jarang menggunakan permainan untuk menumbuhkan semangat siswa, dan pembelajaran masih konvensional.
Tahap Dua, pengumpulan inforamasi yang dilakukan dengan cara studi literatur untuk menambah informasi mengenai penelitian yang akan dilakukan. Dilanjutkan ketahapan ketiga yaitu mendesain produk perangkat pembelajaran. Pada penelitian sebelumnya, perangkat pembelajaran dirancang pada kegiatan pembelajaran yang mengacu pada lima karateristik yang mengakomodasi siswa untuk membangun pengetahuanya sendiri dengan caranya sendiri. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian sebelumnya terdiri dari:
1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dikembangkan mengacu pada silabus yang telah disusun. Dalam satu
kompetensi dasar terdiri dari tiga RPP sehingga ada enam RPP pada
penelitian ini dan setiap indikator maupun tujuan pembelajarannya mengacu
pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik juga
mengakomodasi kelima karateristik PMRI.
3. Bahan Ajar
Bahan ajar berisi materi yang mengacu pada buku paket atau buku pegangan
yang menjadi pegangan guru dan peneliti sebelumnya mencari referensi
lainnya. Bahan ajar didukung dengan adanya cerita dan media pembelajaran
yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa.
4. Lembar Kerja Kelas (LKS)
LKS disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat yang berisi kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran dan disertai refleksi diakhir pertemuan.
5. Evaluasi
Soal evaluasi dirancang untuk mengetahui tingkat pencapaian belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan yang mengacu berdasarkan tujuan pembelajaran dari setiap RPP yang dibuat.
Sebelum uji keterbacaan diadakan revisi perangkat pembelajaran terlebih
dahulu untuk memperbaiki perangkat pembelajaran. Tahap ini dilakukan untuk
menyakinkan peneliti bahwa hasil revisi perangkat pembelajaran terseut dipahami
oleh pembaca. Selanjytnya dilanjutkan ke tahap implementasi dilakukan dengan
dua cara yaitu empat pertemuan dan enam pertemuan yang masing-masing dua
jam pelajaran. Perbedaan waktu yang dibutuhkan saat implementasi adalah
penyampaian materi yang diberikan kepada peserta didik. Pada implementasi
yang membutuhkan waktu empat kali pertemuan, penyampaian materi KD 1 pada
pertemuan pertama, KD 2 pada pertemuan dua dan tiga, dan pada pertemuan
keempat siswa melakukan evaluasi dua KD. Sedangkan pada implementasi yang
membutuhkan enam pertemuan karena setiap KD membutuhkan tiga kali
39 B. Revisi Perangkat Pembelajaran
1. Silabus dan RPP
Pada revisi perangakat pembelajaran yang mengacu pada penelitian sebelumnya terdapat beberapa perubahan pada silabus
dan RPP yaitu:
a) Identitas pada RPP
Pada penelitian sebelumnya hari/ tanggal/ pertemuan ke- dijadikan satu, namun pada penelitian sekarang diubah menjadi
hari/ tanggal dan pertemuan ke-, perubahan ini terjadi karena pada pertemuan sebelumnya tidak ada pengisian pada hari/
tanggal sehingga dipisah untuk mengetahui kapan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan.
Tabel 4.1 Revisi Identitas RPP No Pertemuan Bagian Penelitian
sebelumnya
Revisi Alasan
1 3 dan 6 Alokasi
waktu
2x 35 menit (2 jp) 1 x 35 menit (1 jp) Pengurangan waktu pada kegiatan evaluasi karena soal evaluasi hanya ada lima soal dan mengulang soal evaluasi setiap pertemuan sebelumnya, sehingga alokasi kegiatan berubah.
2 4 dan 5 2 x 35 menit (2 jp) 3 x 35 menit (3 jp) Penambahan pada pertemuan ini karena kegiatan
40 b) Indikator
Tabel 4.2 Revisi Indikator pada RPP dan Silabus
No Pertemuan Bagian Penelitian sebelumnya
Perbaikan dalam indikator sebelumnya ini karena pada kata “menyampaikan pendapatnya
….” menggambarkan aspek psikomotorik, sedangkan percaya diri menggambarkan behavior sehingga diubah pada indikator ini yang menjadi kompetensi yang akan diukur guru adalah sikap “percaya diri” dari siswa.
2 1 dan 2 Psikomotorik indikator psikomotorik bertujuan untuk lebih memperlihatkan bahwa indikator tersebut adalah indikator dari aspek psikomotorik.
3 3 -Menentukan
- Menyelesaikan soal evaluasi sifat-sifat balok.
- Menyelesaikan soal evaluasi sifat-sifat kubus.
Afektif
- Menampilkan sikap
jujur dalam
menyelesaikan
41
- Menggambar balok dan kubus dengan
- Menyelsaikan soal evaluasi sifat-sifat balok
- Menyelsaikan soal evaluasi sifat-sifat kubus.
Perbaikan indikator ini karena pada pertemuan ketiga adalah kegiatan evaluasi sehingga kegiatannya berupa menyelesaikan soal evaluasi yang berkaitan dengan sifat balok ataupun kubus, bukan lagi menentukan dan menyebutkan sifat balok atau kubus sehingga kata
“menentukan …” dan “menyebutkan …” diganti “menyelasikan soal ….”. Selain itu, indikator
“menyelesikan soal” diletakkan ke dalam aspek
kognitif karena berkaitan dengan pengetahuan yang dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya.
Menampilkan sikap jujur dalam menyelesaikan evaluasi sifat-sifat balok dan kubus.
Ada dua perbaikan indikator ini, yang pertama adalah meletakkan indikator pada RPP sebelumnya pada aspek afektif karena ada kata jujur yang berarti sikap yang harus dimiliki oleh siswa dan perbaikan yang kedua adalah kata jujur lebih ditampakkan sebagai kompetensi yang harus dicapai oleh siswa saat kegiatan
Menggambar balok dan kubus dengan tepat.
Peletakan indikator “menggambar …” ke dalam
aspek psikomotorik karena menggambar menumbuhkan keterampilan siswa.
7 4 - Kognitif
Menjelaskan pengertian
42
jaring-jaring kubus. menjelasakan pengertian jaring-jaring kubus. Pada pertemuan ke empat ini materi yang dipelajari adalah jaring-jaring balok sehingga indikator ini ditambahkan agar siswa mampu menjelaskan pengertian jarrng-jaring balok, tidak hanya pengertian jaring-jaring bangun ruang.
8 4 Afektif
Revisi dilakukan pada indikator ini karena siswa diharapkan memiliki sikap percaya diri tidak hanya saat presentasi, tetapi saat diskusi maupun menanggapi hasil presentasi kelompok lain.
9 4 - Psikomotorik
Menjilpak jaring-jaring kubus.
Di dalam RPP sebelumnya tidak ada indikator mengenai kegiatan pembelajaran yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan menjiplak, sehingga pada aspek psikomotorik pada tahap revisi, peneliti menambahkan indikator menjiplak jaring-jaring kubus.
10 5 - Kognitif
Menjelaskan pengertian jaring-jaring balok.
Pada silabus maupun RPP indikator tidak ada kompetensi yang menuntut peserta didik untuk menjelasakan pengertian jaring-jaring balok. Pada pertemuan ke lima ini materi yang dipelajari adalah jaring-jaring balok sehingga indikator ini ditambahkan agar peserta didik mampu menjelaskan pengertian balok, tidak hanya pengertian jaring-jaring bangun ruang.
11 - Psikomotorik
Menjilpak jaring-jaring balok.