• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3 Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3 Sleman."

Copied!
407
0
0

Teks penuh

(1)

BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV SDN CATURTUNGGAL 3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Farina Dini Sukawati

091134127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

DI KELAS IV SDN CATURTUNGGAL 3 SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Farina Dini Sukawati

NIM: 091134127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Allah SWT yang selalu menyertaiku

Kedua orang tuaku tercinta Suka Sajarwo dan

Romi Hidayati

Keluarga besarku

Sahabatku “Veri Budi Setyawan”

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang saya buat

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan daftar pustaka selayaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 03 Juli 2013 Penulis

(7)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Farina Dini Sukawati

NIM : 091134127

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV SDN

CATURTUNGGAL 3 SLEMAN

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 03 Juli 2013 Yang menyatakan

(8)

vii ABSTRAK

Sukawati, Farina Dini. (2013). Implementasi Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SDN Caturtunggal 3. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Berdasarkan hasil penelitian di SDN Caturtunggal 3 diketahui bahwa proses pembelajaran siswa kelas IV masih konvensional. Selain itu proses pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam proses pembelajaran. Dari latar belakang tersebut peneliti mencoba meneleti implementasi penggunaan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang.

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian diskriptif dengan data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan peneliti dengan dokumentasi dan wawancara, sedangkan data kuantitatif dikumpulkan melalui validasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah direvisi, uji keterbacaan, lembar evaluasi serta respon guru dan siswa. Adapun langkah-langkah penelitian ini dilakukan dengan lima tahapan sebelum implementasi yaitu mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan, dan implementasi. Implementasi ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN Caturtunggal 3 dengan 29 siswa sebagai sampel. Implementasi ini dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan.

Hasil implementasi perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI mampu membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini kelima karateristik PMRI yang dibagi ke dalam indikator-indikator. Karakteristik dari penggunaan konteks, penggunaan kontribusi siswa, penggunaan interaktivitas, dan penggunaan keterkaitan muncul sangat maksimal dalam proses pembelajaran. Sedangkan karakteristik penggunaan media muncul secara maksimal karena beberapa sub-indikator belum muncul dalam proses pembelajaran karena beberapa faktor.

(9)

viii ABSTRACT

Sukawati, Farina Dini. (2013). The Implementation Of The Geometry Learning Instrument Using PMRI Approach Of The Fourth Grade In SDN Caturtunggal 3. Thesis. Yogyakarta: Primary School Teacher Education Program Sanata Dharma University.

Based on the research finding at SDN Caturtunggal 3 was known that the teaching and learning process of the fourth grade students of SDN Caturtunggal 3 were still conventional. Moreover, the teaching and learning process was not use the learning media which could help the students in the learning process. Based on the background of the study, the researcher tried to conduct research about the implementation of using PMRI approach in Mathemetic subject in Geometry.

The type of study in this research is descriptive research which use qualitative and quantitative data. The qualitative data were collected by the researcher using obeservation, documentation, and interview in teaching and learning activity, whereas the quantitative data were collected by validity through learning instruments which had been revised, readability test, and evaluation sheet. The reasearh methods were done by five steps before implementation such as, study of the related research, revise learning instruments, validity, readability test, students and teacher responses and implementation. The sample of this implementation were 29 students of the fourth grade students of SDN Caturtunggal 3. This implementation were done for six meetings.

The implementation result of teaching instrument using PMRI approach was able to help the teacher and the students in Mathematics learning process. In this research, five of the PMRI characteristics divided into some indicators. The characteristic of context applying, student contribution applying, interactivity applying, and connection applying appeared very maximal in the learning process. Whereas, media applying characteristic appeared maximally because of some sub-indicator which had not appeared in the learning process because of some factors.

(10)

ix PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma,

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma,

3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Akademik,

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, ide, saran dan kritik yang membangun untuk penelitian ini,

5. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, ide, saran dan kritik yang membangun untuk penelitian ini,

6. Karti Andayani S.Pd. SD., selaku kepala sekolah SDN Caturtunggal 3 yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDN Caturtunggal 3,

7. Ibu Haryati Rahayu, A.Ma., selaku guru kelas IV di SDN Caturtunggal 3 yang telah memberikan bantuan dan waktu kepada penulis,

(11)

x

9. Ayahku tercinta Suka Sajarwo dan Ibuku tercinta Romi Hidayati yang telah memberikan support baik material ataupun financial serta doa yang tidak pernah berhenti untuk penulis,

10.Kakakku Reni Sukawati, adikku Saiful Sabri, dan si kecil Sarah Alifah yang telah memberikan doa dan support untuk penulis,

11.Sahabat saya, Veri Budi Setyawan yang telah memberikan semangat, doa, dorongan dan bantuan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini,

12.Teman-teman PMRI-ku, Vani, Tika, Eko, Lina, Mbak Yas, Tian, Novi, Winda, dan Erni yang telah bekerja sama dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini,

13.Teman-temanku, Nova, Mas Yogi, Mbak Tutik dan Ratno, yang tak lelah memberikan bantuan dan semangat selama penelitian ini,

14.Teman-teman PPL CT3 (Linda, There dan Anita) yang telah memberikan bantuan selama proses penelitian berlangsung,

15.Teman-temanku di kelas C angkatan 2009, yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini, dan

16.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini berlangsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisaan ini. Semoga skripsi ini bermafaat bagi siapa saja yang membaca.

Yogyakarta, 03 Juli 2013

Penulis

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

PRAKATA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 8

1. Implementasi ... 8

2. Pendekatan Pembelajaran ... 8

3. Pendekatan PMRI ... 9

4. Perangkat Pembelajaran ... 14

5. Pembelajaran Matematika ... 16

(13)

xii

B. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Setting Penelitian ... 26

C. Rancangan Penelitian ... 27

D. Instrumen Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Penelitian Sebelumnya ... 35

B. Revisi Perangkat Pembelajaran ... 39

C. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 73

D. Uji Keterbacaan ... 74

E. Paparan Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 75

1. Diskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ... 75

2. Hasil Analisis dan Pembahasan Indikator Setiap Karateristik PMRI ... 84

3. Rangkuman Kemunculan Indikator setiap Karateristik PMRI dalam Pembelajaran ... 134

4. Respon Guru dan Siswa ... 143

F. Refleksi ... 148

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 151

B. Saran ... 153

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel kriteria penilaian hasil produk ... 34

Tabel 4.1 Revisi Identitas RPP ... 39

Tabel 4.2 Revisi Indikator pada RPP dan Silabus ... 40

Tabel 4.3 Revisi Tujuan Pembelajaran pada Silabus dan RPP ... 43

Tabel 4.4 Revisi Karakter yang Diharapkan pada RPP ... 46

Tabel 4.5 Revisi Kegiatan Awal Pada Silabus dan RPP ... 47

Tabel 4.6 Revisi Kegiatan Inti pada Silabus dan RPP ... 50

Tabel 4.7 Revisi Kegiatan Akhir pada Silabus dan RPP ... 56

Tabel 4.8 Revisi Sumber Belajar pada Silabus dan RPP ... 58

Tabel 4.9 Revisi Media Belajar pada Silabus dan RPP ... 60

Tabel 4.10 Revisi Pedoman Skoring Silabus dan RPP ... 60

Tabel 4.11 Revisi Naskah Cerita Pada Lampiran ... 62

Tabel 4.12 Revisi Soal Evaluasi ... 62

Tabel 4.13 Revisi Kunci Jawaban ... 64

Tabel 4.14 Revisi Rubrik Penilaian ... 65

Tabel 4.15 Revisi LKS ... 66

Tabel 4.16 Revisi Bahan Ajar ... 70

Tabel 4.17 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 73

Tabel 4.18 Hasil Uji Keterbacaan ... 75

Tabel 4.19 Kritreia kemunculan indikator PMRI ... 135

Tabel 4.20 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan konteks ... 135

Tabel 4.21 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan media ... 137

Tabel 4.22 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan kontribusi siswa . 138 Tabel 4.23 Rangkuman kemunculan indikator penggunaan interaktivitas ... 140

Tabel 4.24 Rangkuman Rangkuman kemunculan indikator penggunaan keterkaitan ... 142

Tabel 4.25 Transkripsi Wawancara Respon Siswa ... 144

Tabel 4.26 Hasil Angket Respon Siswa ... 146

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar bangun ruang kubus dan balok ... 19

Gambar 2.2 Gambar bangun kubus ... 19

Gambar 2.3 Gambar Bangun Balok ... 21

Gambar 2.4 Gambar Jaring-Jaring Kubus ... 22

Gambar 2.5 Gambar Jaring-Jaring Balok ... 23

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Siswa dalam kelompok sedang berdiskusi menggunakan kotak obat ... 101

Gambar 4.2Guru dan siswa sedang menyerukan yel-yel ... 105

Gambar 4.3 Media bangun balok ... 107

Gambar 4.4 Siswa sedang mengeksplorasi media kubus dengan kotak makanan ... 108

Gambar 4.5 Siswa sedang berdiskusi menggunakan media balok dengan kardus lampu ... 109

Gambar 4.6 Siswa sedang berebut untuk membongkar bangun kubus ... 109

Gambar 4.7 Siswa sedang membongkar media kubus ... 112

Gambar 4.8 Siswa mendapatkan rebahan dari bangun kubus dengan bentuk salib ... 112

Gambar 4.9 Siswa mendaptkan jaring-jaring kubus yang berbeda ... 112

Gambar 4.10 Siswa sedang mengamati benda yang diberikan oleh guru ... 114

Gambar 4.11 Siswa sedang membongkar kotak makanan yang berbentuk kubus ... 114

Gambar 4.12 Siswa sedang menjiplak hasil rebahan kubus ... 114

Gambar 4.13 Siswa bersama kelompok membuat jaring-jaring kubus ... 115

Gambar 4.14 Siswa menggunting hasil gambar jaring-jaring kubus ... 115

Gambar 4.15 Siswa membentuk bangun kubus dari gambar jaring-jaring kubus yang dipotong ... 115

Gambar 4.16 Hasil rebahan balok dari kelompok 2, 3 dan 6 ... 118

(16)

xv

Gambar 4.18 Hasil rebahan kubus dari kelompok 2 ... 119

Gambar 4.19 Hasil rebahan kubus dari kelompok 7 ... 119

Gambar 4.20 Siswa sedang mengambil media dalam kotak ajaib yang diedarkan guru ... 121

Gambar 4.21 Guru sedang mendemontrasikan kotak Paijo untuk materi balok ... 130

Gambar 4.22 Siswa demonstrasi menggunakan papan tulis saat menggambar kubus dipertemuan kedua ... 131

Gambar 4.23 Guru memberikan pendampingan kepada siswa ... 132

Gambar 4.24 Guru sedang melakukan penilaian proses psikomotorik pada pertemuan pertama ... 134

Gambar 4.25 Guru sedang melakukan penilaian proses pada saat presentasi 134 Gambar 4.26 Kelompok sedang mendengarkan langkah mempresentasikan hasil diskusi kelompok ... 137

Gambar 4.27 Siswa saling bekerja sama dalam menjiplak jaring-jaring balok ... 138

Gambar 4.28 Siswa bertanya kepada kelompok presentasi ... 139

Gambar 4.29 Siswa sedang memperhatikan kelompok yang sedang presentasi ... 140

Gambar 4.30 Siswa sedang menggamabar kubus ... 146

Gambar 4.31 Hasil gambar kubus dari salah satu siswa ... 146

Gambar 4.32 Siswa menggmabar jaring-jaring kubus ... 146

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... [1]

Lampiran 2 RPP Pertemuan 1 ... [14]

Lampiran 3 RPP Pertemuan 2 ... [28]

Lampiran 4 RPP Pertemuan 3 ... [41]

Lampiran 5 RPP Pertemuan 4 ... [54]

Lampiran 6 RPP Pertemuan 5 ... [69]

Lampiran 7 RPP Pertemuan 6 ... [84]

Lampiran 8 Bahan Ajar ... [98]

Lampiran 9 LKS Pertemuan 1 ... [106]

Lampiran 10 LKS Pertemuan 2 ... [110]

Lampiran 11 LKS Pertemuan 4 ... [114]

Lampiran 12 LKS Pertemuan 5 ... [117]

Lampiran 13 Soal Evaluasi 1 ... [120]

Lampiran 14 Soal Evaluasi 2 ... [121]

Lampiran 15 Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... [122]

Lampiran 16 Angket Uji Keterbacaan ... [126]

Lampiran 17 Angket Respon Siswa ... [127]

Lampiran 18 Indikator-Indikator Karateristik PMRI ... [128]

Lampiran 19 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Pada Penelitian Sebelumnya ... [131]

Lampiran 20 Hasil Validasi Ahli ... [132]

Lampiran 21 Lembar Pedoman Wawancara Guru ... [133]

Lampiran 22 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ... [134]

Lampiran 23 Hasil Olah Validasi ... [135]

Lampiran 24 Uji Keterbacaan Siswa ... [148]

Lampiran 25 Hasil Angket Respon Siswa ... [150]

Lampiran 26 Transkripsi Video kegiatan Pembelajaran ... [152]

Lampiran 27 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 1 ... [210]

(18)

xvii

Lampiran 29Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 4 ... [218]

Lampiran 30 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 5 ... [221]

Lampiran 31 Hasil Evaluasi ... [224]

Lampiran 32 Hasil Penilaian ... [226]

Lampiran 33 Surat Izin Penelitian ... [227]

Lampiran 34 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... [228]

(19)

1

PENDAHULUAN

Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional

yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang

Pendidikan masa kini memiliki tujuan umum untuk memberi bekal agar

kita dapat berfungsi secara efektif pada zaman teknologi ini (Marks, 1988:3).

Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan yang hendak dicapai negara

Indonesia dalam memajukan sektor pendidikan yang tercantum dalam

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari tujuan tersebut,

peranan penting pendidikan adalah mempersiapkan sumber daya manusia

yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu

(20)

dalam dunia pendidikan di Indonesia. Matematika berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan

atau simbol yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika diajarkan di

sekolah dasar dari kelas I sampai kelas VI sehingga matematika harus

diajarkan dengan maksimal hingga siswa memahami materi matematika

sesuai pada tahap yang telah ditentukan.

Hudojo mengatakan bahwa matematika adalah berkenaan dengan

ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun hirarkis dan penalarannya

deduktif (1998:3). Dari materi dalam pelajaran matematika yang bersifat

abstrak tersebut membuat siswa mengganggap matematika adalah pelajaran

yang membosankan, tidak menarik dan sulit. Hal ini disebabkan karena pada

usia anak sekolah dasar, siswa masih berpikir konkret (nyata). Didukung

dengan teori Piaget dalam Catur (2009:10-11) menyatakan bahwa dalam

perkembangan kognitif, anak pada masa ini (sekolah dasar) sedang berada

pada masa operasi konkret. Selain itu, pembelajaran matematika di sekolah

kaku dengan penyampaian materi dengan ceramah tanpa media yang mampu

membuat siswa berpikir konkret. Dengan suasana tersebut, guru

mengenyampingkan kebermaknaan proses belajar siswa sehingga prestasi

belajar siswa kurang memuaskan.

Tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar pembelajaran

(21)

kerja (Hadi, 2005:11). Pada kenyataannya pembelajaran matematika yang

sebenarnya bertolak belakang dengan tujuan pembelajaran matematika. Siswa

merasa pembelajaran matematika sebuah tekanan untuk menghafalkan

berbagai rumus-rumus. Padahal sebenarnya matematika mampu melatih

siswa berpikir dan mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan

suatu masalah.

Pada kenyataan saat ini, siswa mengganggap matematika bagaikan

momok yang membuat siswa enggan untuk belajar matematika. Dari hasil

observasi yang dilakukan peneliti pada Rabu, 15 Januari 2013 di kelas IV

SDN Caturtunggal 3 pada saat pembelajaran matematika dengan materi

bilanagan bulat dapat dilihat bahwa guru hanya berada di depan kelas. Di

depan kelas, guru menuliskan materi ajar di papan tulis, tidak hanya itu guru

menyampaikan materi secara lisan tanpa ada diskusi yang dilakukan siswa

bersama siswa yang lain. Siswa terlihat pasif saat proses pembelajaran

berlangsung. Terlihat dari siswa hanya mendengarkan guru berbicara untuk

menyampaikan materi ajar atau menyimak materi ajar yang ada dibuku paket

sebagai acuan belajarnya. Saat proses pembelajaran berlangsung terlihat

kurangnya interaksi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa

lainnya. Interaksi hanya sebatas guru dengan siswa, itupun jika guru

mengajukan pertanyaan dan siswa ditunjuk untuk menjawab. Guru

memberikan waktu untuk siswa mengajukan pertanyaan mengenai materi

(22)

(ceramah) selesai, kemudian siswa diberi sepuluh butir soal sebagai soal

latihan. Peneliti melihat banyak siswa yang kurang menguasai materi yang

disampaikan guru sehingga mereka banyak yang tidak bisa mengerjakan. Ini

terlihat dari siswa yang masih bertanya kepada teman ataupun guru

disela-sela pengerjaan soal. Hal ini juga disebabkan pada saat penyampaian materi

mengenai operasi bilangan bulat, siswa ada yang berbicara sendiri, ada yang

bermain dengan alat tulisnya dan ada yang melamun, hanya beberapa siswa

yang mendengarkan penjelasan guru.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas

IV mengenai cara mengajar guru di kelas, karakter siswa kelas IV di sekolah

tersebut, mengenai nilai yang didapat oleh siswa, dan mengenai tingkah laku

siswa saat belajar di kelas. Dari hasil wawancara didapat bahwa guru

menyampaikan materi dengan ceramah karena karakter anak yang sulit diajak

untuk berdiskusi. Siswa cenderung ramai jika diminta kerja kelompok

sehingga siswa diberi soal-soal dan dijelaskan mengenai materi dengan

ceramah atau siswa diminta untuk meringkas materi pembelajaran. Selain itu,

dari kegiatan wawancara dengan guru didapat informasi mengenai nilai

Kriteria Ketuntatasan Minimal (KKM) matematika kelas IV di sekolah ini

adalah 50. Pada tahun 2010/ 2011 pada materi geometri yang dilihat dari nilai

ulangan, ada 7 siswa dari 32 siswa atau 21,9% yang tidak tuntas atau dibawah

KKM sedangkan pada tahun 2011/2012 ada 11 siswa dari 35 siswa yang

(23)

sebuah pembelajaran inovatif yaitu dengan menerapkan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia atau yang lebih dikenal dengan

istilah PMRI. Pendekatan ini dipilih karena pada PMRI tidak langsung

memulai proses pembelajaran matematika pada tingkat formal melainkan

menggunakan konteks untuk membangun konsep matematika pada siswa.

Selain itu di kelas ini belum pernah menggunakan pendekatan PMRI saat

pembelajaran matematika. Pendekatan PMRI dapat dilihat penjelasannya

pada bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian merumuskan masalah

yang dilakukan agar lebih terarah. Peneliti merumuskan masalah yang

diambil yaitu:

1. Bagaimana implementasi perangkat pembelajaran pada materi bangun ruang

menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3?

2. Bagaimana kemunculan indikator-indikator dari masing-masing karateristik

PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang

menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:

(24)

PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SDN Caturtunggal 3.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sehingga

dapat digunakan sebagai salah satu langkah memajukan dunia pendidikan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi

penggunaan pendekatan pembelajaran matematika untuk mendukung proses

kegiatan pembelajaran.

2. Bagi guru

Menjadi bahan pertimbangan guru untuk memperbaiki atau memaksimalkan pendekatan pembelajaran matematika, baik dalam penyampaian materi teori ataupun praktek, sehingga pembelajaran di kelas lebih optimal.

3. Bagi siswa

Dapat dijadikan sebagai variasi belajar sehingga mempermudah siswa untuk menerima materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.

E. Definisi Operasional

(25)

dalam proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang digunakan

adalah silabus, RPP, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal

evaluasi. Tujuan dari penyusunan perangkat pembelajaran ini adalah untuk

membantu dan memperlancar guru dalam proses belajar mengajar.

3. Bangun ruang adalah sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi

oleh beberapa sisi. Bangun runag terdiri dari titik sudut, rusuk dan sisi.

Contoh-contoh bangun ruang adalah balok, kubus, tabung, limas, kerucut,

bola dan prisma.

4. Kubus adalah bangun ruang yang terdiri dari enam bangun persegi yang

kongruen.

5. Balok adalah bangun ruang yang terdiri dari tiga pasang bangun persegi

panjang dengan sisi yang berhadapan kongruen.

6. Pendekatan PMRI adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang

dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai

titik awal pembelajaran. Pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi

sekitar siswa sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah yang

(26)

8

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini peneliti membahas hal-hal yang terkait dengan kajian

pustaka dan kerangka berpikir. Pada bagian kajian pustaka dijelaskan mengenai

variabel-variabel yang sesuai dengan rumusan masalah, yaitu implementasi,

pendekatan pembelajaran, perangkat pembelajaran, pembelajaran matematika dan

bangun ruang.

A. Kajian Pustaka 1. Implementasi

Menurut Lyer, dkk dalam Ferry dan Makhfud, implementasi atau

pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan

yang spesifik (2009:157). Sedangkan menurut Sanjaya menyatakan bahwa

implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya

(2008:25). Dari pengertian implementasi dari dua tokoh tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa implementasi adalah rencana pelaksanaan tindakan

dan penetapan sumber daya untuk mencapai tujuan yang spesifik.

2. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran menurut Gulo dalam Siregar dan Nara,

(2011:75) adalah suatu cara pandang dalam mengupayakan cara siswa

(27)

(Suyono dan Hariyanto, 2011:18).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru yang berkaitan dengan

sifat pembelajaran sehingga terjalinnya interaksi siswa dengan

lingkungnnya dalam proses pembelajaran.

3. Pendekatan PMRI

a. Sejarah PMRI

Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu

pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda (Wijaya,

2012:20). Di Belanda pendekatan ini dikenal dengan sebutan Realistic

Mathematics Education (RME) yang berdiri tahun 1971 di Institut

Freudental dibawah Utrecht University Belanda (Daryanto dan Tasrial,

2012:150). Menurut Suryanto (2010:150) menyatakan bahwa PMRI

adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic

Mathematic Education (RME) yang diselaraskan dengan kondisi

budaya, geografi, dan kehidupan masyrakat Indonesia. PMRI adalah

pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan bagaimana

siswa menemukan konsep-konsep atau prosedur-prosedur dalam

matematika melalui masalah-masalah kontekstual. Dalam pembelajaran

(28)

mengeluarkan dan mengkomunikasikan idenya secara bebas.

Menurut Frudenthal, pendidikan harus mengarahkan siswa

kepada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan

kembali matematika dengan caranya sendiri (Hadi, 2005:7). Dalam

kaitan matematika sebagai kegiatan manusia, siswa harus diberi

kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga siswa bisa

menemukan kembali ide atau konsep matematika secara mandiri dari

hasil interaksinya itu. Setelah menemukan dan terbentuk konsep-konsep

matematika, siswa menggunakannya untuk menyelesaikan masalah

kontekstual selanjutnya sebagai jembatan untuk memperkuat konsep.

Berdasarkan urian diatas, dapat disimpulkan bahwa PMRI

adalah suatu pendekatan matematika yang mengakaitkan pembelajaran

matematika dengan dunia nyata disekitar siswa sehingga siswa dapat

memebangun pengetahuaannya sendiri.

b. Prinsip PMRI

Suryanto menyatakan bahawa PMRI memiliki tiga prinsip yaitu

(2010:41 - 43):

1) Guided Re-invention (Penemuan kembali secara terbimbing)

Prinsip Guided Re-invention ialah penekanan pada penemuan

kembali secara terbimbing. Melalui masalah kontekstual yang

(29)

diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali

ide-ide dan konsep-konsep matematis.

2) Prinsip mathematization (matematisasi progresif)

Prinsip mathematization (matematisasi progresif) menekankan

bahawa matematisasi dapat diartikan sebagai upaya yang mengarah

pada pemikiran matematis. Dikatakan progresif karena ada dua

langkah berurutan, yaitu matematisasi horizontal (berawal dari

kontekstual menuju matematika formal) dan matematika vertikal

(dari matematika formal menuju matematika formal lebih luas).

3) Prinsip didactical phenomenology (Fenomenologi didaktis)

Prinsip ini menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat

mendidik dan menekankan fenomena pembelajaran yang bersifat

memperkenalkan topik-topik matematik kepada siswa. Masalah

kontekstual dipilih karena aspek kecocokan aplikasi yang harus

diantisipasi dalam pembelajaran dan kecocokan dengan Re-invention

yang berarti bahwa konsep, aturan, cara, sifat, termasuk model,

matematis tidak disediakan oleh guru. Melainkan siswa perlu

berusaha sendiri untuk menemukan atau membangun sendiri

berpangkal dari masalah kontekstual

4) Self-developed model (membangun sendiri model)

Menunjukan adanya fungsi jembatan yang berupa model.

(30)

mengembangkan model sendiri.

Berdasarkan prinsip PMRI diatas, dapat dilihat bahwa PMRI

dapat membantu siswa dalam belajar pada usia sekolah dasar yang

berada pada tahap operasi konkret. Selain itu, dapat membantu siswa

dalam membangun pengetahuannya sendiri dengan caranya sendiri

sesuai dengan usia siswa.

c. Karakteristik PMRI

Treffres (1987) dalam Wijaya merumuskan lima karateristik

Pendidikan Matematika Realistik, yaitu (2012:21-23):

1) Penggunaan Konteks

Masalah kontekstual (nyata) dan tidak diawali dari sistem formal digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun juga dapat masalah yang dapat dibayangkan dalam pikiran siswa selama hal itu masih bermakna bagi siswa. Penggunaan konteks saat pembelajaran membuat siswa berperan aktif untuk menyelesaikan permasalahan dan mengembangkan strategi penyelesaian masalah sesuai keinginannya. Selain itu, penggunaan konteks dapat membangun motivasi dan semangat siswa untuk belajar matematika.

2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif

(31)

fungsi sebagai jembatan (bridge) untuk mempermudah siswa dalam

belajar dari pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju

pengetahuan matematika tingkat formal.

3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa

Siswa dalam PMRI dijadikan subyek belajar. Siswa memiliki

kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah

sehingga bermanfaat membantu siswa memahami konsep,

mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa. Menurut Cropley

(1997) dalam Wijaya, sangat yakin bahwa kemampuan bepikir

kreatif dan inovatif serta kemampuan pemecahan masalah

merupakan keterampilan mendasar yang mutlak dibutuhkan di abad

ke-21 (2012:56).

4) Interaktivitas

Proses interaksi adalah proses belajar bukan hanya suatu

proses individu melainkan secara bersamaan merupakan suatu proses

sosial sehingga proses belajar siswa akan lebih singkat dan

bermakna. Manfaat interaksi dalam pembelajaran matematika adalah

mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara

simultan.

5) Keterkaitan

Konsep dalam matematika saling berkaitan satu sama lain

(32)

bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep

matematika secara bersamaan. Keterkaitan dapat terjadi antara mata

pelajaran matematika dengan mata pelajaran matematika maupun

mata pelajaran yang lain.

Dari karakteistik PMRI dapat dilihat bahwa PMRI dapat

mengakomodasi siswa saat belajar matematika sesuai dengan

kebutuhan dan lingkungan siswa. PMRI dapat membantu siswa dalam

membangun konsep pengetahuannya yang siswa bangun sendiri,

sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna.

4. Perangkat Pembelajaran

Trianto (2010:96) mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran

adalah perangkat yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. Selain

itu, Ibrahim dalam Trianto mengemukakan bahwa perangkat pembelajaran

yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa

buku siswa, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar

Kegiatan Siswa (LKS), instrumen evaluasi serta media belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah

perlengkapan kegiatan pembelajaran yang yang diperlukan guru dalam

proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus,

(33)

pembelajaran dapat berupa:

a. Silabus

Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum

berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran

dan rancangan penilaian.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan.

c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan

penyelidikan atau pemecahan masalah.

d. Buku Siswa (Bahan Ajar)

Buku siswa merupakan buku panduan bagi siswa dalam kegiatan yang

memuat materi pelajaran.

e. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan butir tes yang digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

f. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebagai penyampaian pesan dari beberapa

(34)

a. Pengertian

Marsono dalam Siregar dan Nara (2010:12) menyatakan bahwa

pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara

sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum

proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali. Selanjutnya

Paling dalam Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan bahwa:

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran matematika adalah suatu usaha yang dilaksanakan

secara sengaja dengan metode untuk memecahkan masalah dalam

menemukan jawaban yang berkaitan dengan kuantitas menggunakan

seperangkat pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, berhitung serta

kemampuan menggunakan hubungan-hubungan untuk memudahkan

berpikir.

b. Ciri-ciri Matematika

Susilo dalam Suwarno (Catur, 2009:8-9) menuils ciri-ciri

(35)

Kebenaran dalam matematika adalah kebenaran nisbi yang

tergantung pada kesepakatan yang disetujui bersama.

2) Matematika bukanlah ilmu yang tidak bisa salah. Sebagai ilmu yang

dibentuk dan dikembangkan oleh manusia tertentu, matematika tidak

lepas dari kesalahan dan keterbatasan. Meskipun demikian, melalui

kesalahan-kesalahan itulah matematika didorong dan dipacu untuk

terus tumbuh dan berkembang.

3) Matematika bukanlah kumpulan angka, simbol, dan rumus yang

tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru sebaliknya,

matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata.

4) Matematika bukanlah kumpulan teknik pengerjaan yang hanya perlu

dihafal saja sehingga siap pakai untuk menyelesaikan soal-soal.

Dalam matematika, keindahan bukan semata-mata hanya ditentukan

dari hasil akhir tetapi justru dari latar belakang dan proses yang

mengantar sampai terjadinya hasil akhir tersebut.

5) Obyek matematika adalah unsur-unsur yang bersifat

sosial-kultural-historis, yaitu menenerapkan pemilik bersama seluruh umat manusia,

sebagai salah satu sarana yang dipergunakann manusia untuk

mengembangkan segi-segi tertentu dalam perikehidupan

manusiawinya, dan yang terbentuk memalui proses panjang

(36)

Mata pelajaran matematika yang diajarkan pada satuan tingkat SD mencakup tiga cabang, yaitu: aritmetika, aljabar, dan geometri. Terdapat banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius dalam Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan bahwa:

Lima alasan perlunya belajar matematika, yakni: 1) sarana berpikir yang jelas dan logis; 2) sarana memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; 3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman; 4) sarana untuk mengembangkan kreativitas; dan 5) sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Dari tujuan lima alasan perlunya belajar matematika menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah menumbuhkan sikap terampil dalam berpikir dan mengembangkan kreativitas untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

6. Bangun Ruang

Ruang lingkup pembelajaran matematika adalah dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar, statistika dan peluang, trigonometri, serta kalkulus (BSNP: 2006). Pengenalan materi goemetri menurut Marks memiliki tujuan (1988:121):

(37)

position or location in space, maksud dari Copeled adalah geometri

(bangun ruang) adalah bangun yang memiliki isi atau volume. Menurut

Mustaqin dan Astuti (2010:207) menyatakan bahwa bangun ruang

memiliki sisi, rusuk dan titik sudut. Mark, Hiarr dan Neufeld (1985:138)

menyatakan bangun ruang merupakan titik-titik yang tidak semuanya

terletak pada satu bidang yang sama.

Berdasarkan pengertian bangun datar dari beberapa tokoh tersebut,

dapat disimpulkan bahwa bangun ruang adalah suatu bangun yang

memiliki ruang terdiri dari rusuk, titik sudut dan sisi yang terletak dalam

satu bidang yang sama.

Menurut Anam dkk (2009:162) pengertian dari sisi, rusuk dan titik

sudut adalah:

a. Sisi suatu bangun ruang adalah bangun datar yang membatasi bangun

ruang.

b. Rusuk suatu bangun ruang adalah garis pertemuan antara dua sisi

bangun ruang.

c. Titik sudut suatu bangun ruang adalah titik pertemuan dari tiga buah

rusuk pada suatu bangun ruang.

Standar kompetensi (SK) mengenai Geometri dan Pengukuran

pada bangun ruang dikenalkan sejak kelas IV dengan standar kompetensi

pada nomor 8 yaitu memahami sifat bangun ruang sederhana dan

(38)

ruang sederhana dan 8.2 “menentukan jaring-jaring balok dan kubus”

Gambar 2.1 Gambar bangun ruang kubus dan balok

1) Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi 6 bidang sisi berbentuk

persegi yang sama besar, mempunyai 8 titik sudut, dan mempunyai 12

rusuk yang sama panjang (Yuniarto, 2009:174).

Gambar 2.2 Gambar bangun kubus

Nama kubus di atas adalah ABCD.EFGH. Berdasarkan gambar

di atas maka :

a) Sisi-sisi pada kubus ABCD.EFGH adalah :

(1) Sisi ABCD (2) Sisi ABFE (3) Sisi ADHE

(4) sisi EFGH (5) sisi DCGH (6) sisi BCGH

(39)

Sisi ABFE // Sisi DCGH

Sisi ADHE // Sisi BCGH

b) Rusuk pada kubus ABCD.EFGH adalah :

Jadi, rusuk bangun kubus ABCD.EFGH ada 12 rusuk.

c) Titik sudut pada kubus ABCD.EFGH adalah :

(1) Titik sudut A

(2) Titik sudut B

(3) Titik sudut C

(4) Titik sudut D

(5) Titik sudut E

(6) Titik sudut F

(7) Titik sudut G

(8) Titik sudut H

Jadi jumlah titik sudut pada bangun balok adalh 8 titik sudut.

2) Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah bidang

sisi yang berbentuk persegi panjang. Balok memiliki 3 pasang bidang

sisi yang sejajar dan sama besar (Yuniarto, 2009: 174).

(40)

di atas maka :

a) Sisi-sisi pada balok ABCD.EFGH adalah :

(1) Sisi alas = ABCD

(2) Sisi depan = ABFE

(3) Sisi kiri = ADHE

(4) Sisi atas = EFGH

(5) Sisi belakang = DCGH

(6) Sisi kanan =BCGH

Jadi ada 6 sisi pada bangun balok ABCD.EFGH yaitu :

Sisi ABCD // Sisi EFGH

Sisi ABFE // Sisi DCGH

Sisi ADHE // Sisi BCGH

b) Rusuk pada balok ABCD.EFGH adalah :

Jadi ada 12 rusuk pada bangun ruang balok ABCD.EFGH yaitu:

= = =

= = =

= = =

c) Titik sudut pada balok ABCD.EFGH adalah :

(1) Titik sudut A

(2) Titik sudut B

(3) Titik sudut C

(4) Titik sudut D

(5) Titik sudut E

(6) Titik sudut G

(7) Titik sudut F

(8) Titik sudut H

(41)

3) Jaring-Jaring

Menurut Marsigit (2009:178) jaring-jaring suatu bangun ruang

adalah suatu pola gambar dimensi dua yang dapat digunakan untuk

membentuk suatu bangun ruang.

a) Jaring-jaring kubus

Menurut Mustaqim (2008:214) jaring-jaring kubus adalah

gabungan persegi yang membentuk kubus.

Gambar 2.4 Gambar Jaring-Jaring Kubus

b) Jaring-jaring balok

Menurut Mustaqim dan Astuti (2008:214) jaring-jaring balok

adalah gabungan beberapa persegi panjang yang membentuk balok.

(42)

B. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran pokok yang

diberikan jenjang pendidikan sekolah dasar. Dalam pembelajaran matematika

pada tahap sekolah dasar, kemampuan siswa dalam berpikir masih konkret

padahal pembelajaran matematika bersifat abstrak. Selain itu guru

menyampaikan materi cenderung monoton yang mengakibatkan siswa merasa

jenuh atau bosan, sehingga siswa menggagap matematika adalah mata

pelajaran yang sulit.

Selain guru menyampaikan materi dengan monoton, guru dalam

menyampaikan materi tanpa menggunakan media yang membantu siswa

untuk berpikir konkret. Pada usia sekolah dasar, siswa termasuk dalam tahap

operasi konkret sehingga pembelajaran disajikan melalui benda-benda

konkret yang ada di sekitar siswa sehingga membantu siswa lebih mudah

membangun kosep pengetahuannya sendiri dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapinya. Peranan guru yang masih aktif dalam proses pembelajaran

sehingga kurang adanya interaksi antara guru dengan siswa atau pun siswa

dengan siswa yang lainnya.

Pendekatan PMRI memiliki lima karateristik yaitu penggunaan

konteks, penggunaan model, penggunaan kontribusi siswa, interaktivitas, dan

keterkaitan. Dari karateristik tersebut dapat dilihat bahwa PMRI mampu

mengakomodasi siswa untuk berpikir konkret ke berpikir abstrak.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti akan mencoba menerapkan

(43)

dalam perangkat pembelajaran. Dengan diterapkannya pendekataan PMRI di

sekolah diharapkan mampu menjembatani siswa dalam pembelajaran

matematika yang abstrak menjadi konkret untuk menyelasaikan masalah

(44)

26

METODE PENELITIAN

Dalam bab III ini, peneliti akan membahas tentang metode penelitian yang

terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Hal di atas yang

secara teknik digunakan peneliti untuk penelitian ini.

A. Jenis Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi perangkat pembelajaran materi bangun ruang dengan pendekatan PMRI dan mengetahui kemunculan indikator-indikator dari masing-masing karateristik PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI Kelas IV semester 2 SDN Caturtunggal 3. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif. Menurut Suryabarata (2008:76), penelitian diskriptif adalah bertujuan membuat pencandraan (diskripsi) secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

(45)

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SDN

Caturtunggal 3 pada tahun 2012/2013 dengan jumlah peserta didik ada 29

orang yang terdiri dari 14 perempuan dan 15 laki-laki.

3. Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah implementasi perangkat

pembelajaran bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV

semester II pada tahun ajaran 2012/ 2013.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hasil pengembangan dari penelitian yang sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya yang menghasilkan desain pembelajaran. Desain pembelajaran yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi.

Pada penelitian ini, penulis melakukan beberapa tahapan sebelum implementasi perangkat pembelajaran yaitu:

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian Mempelajari

Penelitian Tahun Lalu

Revisi Perangkat Pembelajaran

Uji Keterbacaan Implementasi

(46)

1. Mempelajari penelitian tahun lalu

Hal pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah mempelajari

penelitian tahun lalu. Pada penelitian tahun lalu menghasilkan desain

pembelajaran berupa perangkat pembelajaran yang bersifat hard copy berupa

silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan evaluasi mengenai bangun ruang di kelas

IV. Perangkat pembelajaran ini dipahami agar peneliti tahu bahwa perangkat

pembelajaran layak tidaknya untuk diimplementasikan di sekolah tempat

penelitian. Penelitian tahun lalu membahas karateristik PMRI yang

berbeda-beda setiap penelitinya. Berikut judul dan peneliti dari keempat peneliti

tersebut:

a. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang yang Mencakup

Interaktivitas dengan Pendekatan PMRI di Kelas IV SDN Kledokan Tahun

Ajaran 2011/2013 yang ditulis oleh Ag. Tri Hardianto,

b. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bangun Ruang yang Mencakup

Intertwining dengan Pendekatan PMRI di Kelas IVB SDN Kanisius

Kalasan Tahun Ajaran 2011/2013 yang ditulis oleh Antonius Kris Aditya,

c. Pengembangan Perangkat pembelajaran Bangun Ruang yang Mencakup

Kontribusi Siswa dengan Pendekatan PMRI Di Kelas IV SD Kanisius

Kalasan yang ditulis oleh Adella Citra Puspitasari,

(47)

Setelah mempelajari penelitian tahun lalu, peneliti melakukan tahap

revisi terhadap perangkat pembelajaran yaitu silabus, RPP, bahan ajar, LKS,

dan soal evaluasi. Peneliti melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran

yang disesuaikan pada sekolah yang akan menjadi tempat penelitian sehingga

media atau proses pembelajarnnya sesuai dengan lingkungan sekolah yaitu

SDN Caturtunggal 3.

3. Validasi Perangkat pembelajaran

Langkah atau tahap selanjutnya yaitu melakukan validasi terhadap

perangkat pembelajaran yang telah direvisi. Proses validasi ini dilakukan oleh

dua dosen ahli matematika khususnya PMRI dari Universitas Sanata Dharma

dan satu guru kelas di sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu SDN

Caturtunggal 3.

4. Uji keterbacaan

Menginjak tahap selanjutnya yaitu uji keterbacaan. Tahap ini

dilakukan pada siswa kelas IV tetapi berbeda dengan subyek penelitian ini.

Uji keterbacaan dilakukan di SD Krekah di Kelas IV A dengan enam siswa

yang kemampuannya tergolong rendah, sedang, dan tinggi, masing-masing

dua siswa.

5. Implementasi

Tahap yang terakhir adalah implementsi. Setelah keempat tahap

tersebut dilakukan, perangkat pembelajaran ini akan di implementasikan di

(48)

Caturtunggal 3. Pada tahap ini, diakhir proses pembelajaran siswa diberi

angket mengenai respon siswa terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Selain itu, guru memberikan respon tehadap proses

pembelajaran yang didapat dengan kegiatan wawancara.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara atau

pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang disiapkan untuk mendapatkan

informasi dari responden (Gulo, 2000: 123).

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan

kuantitaif. Pada data kualitatif peneliti memperoleh data dari hasil

implementasi perangkat pembelajaran berdasarkan indikator-indikator

karateristik PMRI. Sedangkan, data kuantitatif didapat peneliti dari validasi

perangkat pembelajaran, hasil uji keterbacaan, hasil evaluasi pembelajaran

dan hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu metode yang digunakan peneliti dalam

merekam data (informasi) yang dibutuhkan (Suyadi, 2012: 38). Dalam

teknik pengumpulan data peneliti menggunakan dua cara yaitu data

(49)

Pada pengumpulan data dibutuhkan dokumentasi proses

pembelajaran berupa video pembelajaran. Dokumentasi digunakan

untuk merekam selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu,

peneliti juga menggunakan lembar wawancara terhadap guru dan

siswa kelas IV. Lembar wawancara ini digunakan untuk mengetahui

respon siswa dan guru terhadap pembelajaran.

b) Data Kuantitatif

Pada data kuantitatif, peneliti membutuhkan instrumen berupa

lembar validasi perangkat pembelajaran, lembar uji keterbacaan,

lembar angket respon siswa dan lembar evaluasi. Penilaian yang

dilakukan menggunakan skala likert dengan katagori 1 tidak setuju

(TS), katagori 2 kurang setuju (KS), katagori 3 setuju (S) dan katagori

4 sangat setuju (SS).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

data kualitatif dan kuantatif yaitu:

1. Data Kualitatif

Teknik pengumpulan data kualitatif yang dilakukan yaitu

mendokumentasikan proses pembelajaran berlangsung dan melakukan

wawancara kepada guru dan enam siswa dengan kemampuan yang

(50)

wawancara ini dilakukan setelah proses pembelajaran selesai.

2. Data Kuantitatif

Dalam teknik pengumpulan data kuantitatif, peneliti melakukan

validasi terhadap perangkat pembelajaran yang telah direvisi. Validasi ini

dilakukan oleh dua dosen ahli dan satu guru kelas IV. Setelah melakukan

validasi perangkat pembelajaran, peneliti melakukan uji keterbacaan

kepada enam siswa yaitu dua dengan kemampuan rendah, dua dengan

kemampuan sedang dan dua dengan kemampuan tinggi di sekolah yang

berbeda dengan tempat penelitian. Sekolah yang dipilih adalah SD Krekah

dan diujikan dikelas IV A. Pada uji keterbacaan ini, siswa diminta untuk

membaca bahan ajar, LKS dan soal evaluasi. Setelah membaca perangkat

pembelajaran tersebut, keenam siswa tersebut mengisi angket uji

keterbacaan yang disediakan oleh peneliti.

(51)

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif yang

diperoleh dari dokumentasi selama proses pembelajaran dan kegiatan

wawancara dengan siswa dan guru. Kegiatan wawancara akan

traskripsikan sesuai dengan pertanyaan yang disediakan oleh peneliti. Pada

kegiatan dokumentasi peneliti melakukan transkipsi hasil rekapan saat

pembelajaran berlangsung ke dalam bentuk narasi. Transkipsi ini

digunakan untuk mendukung pendapat peneliti mengenai implementasi

pendekatan PMRI sehingga sari paparan narasi tersebut dapat dilihat pada

indikator-indikator karateristik PMRI yang muncul saat proses

pembelajaran.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan deskriptif kuantitatif.

Analisis data kuantitatif bertujuan untuk menganalisis hasil validasi

peeangkat pembelajaran yang dilakukan oleh dua dosen ahli dan satu guru

yang nantinya akan diperoleh tingkat validasinya. Pada uji keterbacaan

dan hasil angket respon siswa dihitung tingkat validasinya. Sedangkan

pada soal evaluasi dinilai sesuai dengan criteria penilaian yang sudah

disediakan. Berikut ini tabel kriteria penilaian hasil produk pengemabagan

(52)

Interval Tingkat Pencapaian

Kualifikasi 3,25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik 2,50 < M ≤ 3,25 Baik 1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik 0,00 < M ≤ 1,75 Tidak Baik

Sumber: Setiani (2011: 171)

Keterangan:

M = Rerata skor untuk setiap aspek yang dinilai

(skor didapat dari skor hasil validasi perangkat, hasil angket uji

keterbacaan dan hasil respon siswa)

xi = skor suatu item

ft = jumlah responden yang memilih item tertentu

fn = jumlah seluruh responden

Hasil rata-rata yang didapat selanjutnya akan dikualifikasikan

sehingga berdasarkan kualifikasinya peneliti mangetahui layak atau tidaknya

perangkat pembelajaran untuk diimplementasikan. Selain itu, analisis data

kuantitatif digunakan untuk mengetahui tuntas tidaknya siswa berdasartkan

(53)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian dan

pembahasan. Bab ini berisi mengenai yaitu paparan penelitian tahun lalu, paparan

revisi perangkat pembelajaran, validasi perangkat pembelajaran, uji keterbacaan,

implementasi perangkat pembelajaran, respon siswa dan guru serta refleksi

terhadap implementasi perangkat pembelajaran. Berikut penjelasan hasil

penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini.

A. Paparan Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini adalah penelitian yang melanjutkan penelitian matematika

sebelumnya yang membahas mengenai pengembangan desain pembelajaran mata

pelajaran matematika dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI). Penelitian sebelumnya menggunakan jenis penelitian Research

and Development (RnD) dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah perangkat

pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi.

Penyusunan perangkat pembelajaran didapat dari beberapa tahapan yang

dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Tahapan yang digunakan pada penelitian

sebelumnya yaitu menggunakan langkah-langkah penelitian menurut Sugiyono

yang dimodifikasi oleh peneliti. Tahap yang dilakukan penelti sebelumnya yaitu

(54)

Modifikasi dilakukan langkah-langkah penelitian yang panjang dan membutuhkan

waktu yang cukup lama sehingga penelitian ini berhenti pada tahap revisi desain.

Peneliti sebelumnya menambahkan tahap implementasi untuk mengetahui hasil

produk perangkat pembelajaran.

Tahap pertama diperoleh dari data hasil analisis kebutuhan, analisis kebutuhan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan ditemukan kekurangan saat proses pembelajaran yaitu kurangnya partisipasi dalam pembelajaran sehingga membuat siswa pasif saat pembelajaran, guru kurang menggunakan media pembelajaran, kurangnya umpan balik, kurangnya penguatan yang diberikan guru kepada peserta didik, interaksi kurang maksimal dikarenakan kurangnya kerja sama saat pembelajaran berlangsung, guru belum mengaitkan mata pelajaran matematika dengan mata pelajaran yang lainnya, saat pembelajaran guru jarang menggunakan permainan untuk menumbuhkan semangat siswa, dan pembelajaran masih konvensional.

Tahap Dua, pengumpulan inforamasi yang dilakukan dengan cara studi literatur untuk menambah informasi mengenai penelitian yang akan dilakukan. Dilanjutkan ketahapan ketiga yaitu mendesain produk perangkat pembelajaran. Pada penelitian sebelumnya, perangkat pembelajaran dirancang pada kegiatan pembelajaran yang mengacu pada lima karateristik yang mengakomodasi siswa untuk membangun pengetahuanya sendiri dengan caranya sendiri. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian sebelumnya terdiri dari:

1. Silabus

(55)

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dikembangkan mengacu pada silabus yang telah disusun. Dalam satu

kompetensi dasar terdiri dari tiga RPP sehingga ada enam RPP pada

penelitian ini dan setiap indikator maupun tujuan pembelajarannya mengacu

pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik juga

mengakomodasi kelima karateristik PMRI.

3. Bahan Ajar

Bahan ajar berisi materi yang mengacu pada buku paket atau buku pegangan

yang menjadi pegangan guru dan peneliti sebelumnya mencari referensi

lainnya. Bahan ajar didukung dengan adanya cerita dan media pembelajaran

yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa.

4. Lembar Kerja Kelas (LKS)

LKS disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat yang berisi kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran dan disertai refleksi diakhir pertemuan.

5. Evaluasi

Soal evaluasi dirancang untuk mengetahui tingkat pencapaian belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan yang mengacu berdasarkan tujuan pembelajaran dari setiap RPP yang dibuat.

(56)

Sebelum uji keterbacaan diadakan revisi perangkat pembelajaran terlebih

dahulu untuk memperbaiki perangkat pembelajaran. Tahap ini dilakukan untuk

menyakinkan peneliti bahwa hasil revisi perangkat pembelajaran terseut dipahami

oleh pembaca. Selanjytnya dilanjutkan ke tahap implementasi dilakukan dengan

dua cara yaitu empat pertemuan dan enam pertemuan yang masing-masing dua

jam pelajaran. Perbedaan waktu yang dibutuhkan saat implementasi adalah

penyampaian materi yang diberikan kepada peserta didik. Pada implementasi

yang membutuhkan waktu empat kali pertemuan, penyampaian materi KD 1 pada

pertemuan pertama, KD 2 pada pertemuan dua dan tiga, dan pada pertemuan

keempat siswa melakukan evaluasi dua KD. Sedangkan pada implementasi yang

membutuhkan enam pertemuan karena setiap KD membutuhkan tiga kali

(57)

39 B. Revisi Perangkat Pembelajaran

1. Silabus dan RPP

Pada revisi perangakat pembelajaran yang mengacu pada penelitian sebelumnya terdapat beberapa perubahan pada silabus

dan RPP yaitu:

a) Identitas pada RPP

Pada penelitian sebelumnya hari/ tanggal/ pertemuan ke- dijadikan satu, namun pada penelitian sekarang diubah menjadi

hari/ tanggal dan pertemuan ke-, perubahan ini terjadi karena pada pertemuan sebelumnya tidak ada pengisian pada hari/

tanggal sehingga dipisah untuk mengetahui kapan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan.

Tabel 4.1 Revisi Identitas RPP No Pertemuan Bagian Penelitian

sebelumnya

Revisi Alasan

1 3 dan 6 Alokasi

waktu

2x 35 menit (2 jp) 1 x 35 menit (1 jp) Pengurangan waktu pada kegiatan evaluasi karena soal evaluasi hanya ada lima soal dan mengulang soal evaluasi setiap pertemuan sebelumnya, sehingga alokasi kegiatan berubah.

2 4 dan 5 2 x 35 menit (2 jp) 3 x 35 menit (3 jp) Penambahan pada pertemuan ini karena kegiatan

(58)

40 b) Indikator

Tabel 4.2 Revisi Indikator pada RPP dan Silabus

No Pertemuan Bagian Penelitian sebelumnya

Perbaikan dalam indikator sebelumnya ini karena pada kata “menyampaikan pendapatnya

….” menggambarkan aspek psikomotorik, sedangkan percaya diri menggambarkan behavior sehingga diubah pada indikator ini yang menjadi kompetensi yang akan diukur guru adalah sikap “percaya diri” dari siswa.

2 1 dan 2 Psikomotorik indikator psikomotorik bertujuan untuk lebih memperlihatkan bahwa indikator tersebut adalah indikator dari aspek psikomotorik.

3 3 -Menentukan

- Menyelesaikan soal evaluasi sifat-sifat balok.

- Menyelesaikan soal evaluasi sifat-sifat kubus.

Afektif

- Menampilkan sikap

jujur dalam

menyelesaikan

(59)

41

- Menggambar balok dan kubus dengan

- Menyelsaikan soal evaluasi sifat-sifat balok

- Menyelsaikan soal evaluasi sifat-sifat kubus.

Perbaikan indikator ini karena pada pertemuan ketiga adalah kegiatan evaluasi sehingga kegiatannya berupa menyelesaikan soal evaluasi yang berkaitan dengan sifat balok ataupun kubus, bukan lagi menentukan dan menyebutkan sifat balok atau kubus sehingga kata

“menentukan …” dan “menyebutkan …” diganti “menyelasikan soal ….”. Selain itu, indikator

“menyelesikan soal” diletakkan ke dalam aspek

kognitif karena berkaitan dengan pengetahuan yang dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya.

Menampilkan sikap jujur dalam menyelesaikan evaluasi sifat-sifat balok dan kubus.

Ada dua perbaikan indikator ini, yang pertama adalah meletakkan indikator pada RPP sebelumnya pada aspek afektif karena ada kata jujur yang berarti sikap yang harus dimiliki oleh siswa dan perbaikan yang kedua adalah kata jujur lebih ditampakkan sebagai kompetensi yang harus dicapai oleh siswa saat kegiatan

Menggambar balok dan kubus dengan tepat.

Peletakan indikator “menggambar …” ke dalam

aspek psikomotorik karena menggambar menumbuhkan keterampilan siswa.

7 4 - Kognitif

Menjelaskan pengertian

(60)

42

jaring-jaring kubus. menjelasakan pengertian jaring-jaring kubus. Pada pertemuan ke empat ini materi yang dipelajari adalah jaring-jaring balok sehingga indikator ini ditambahkan agar siswa mampu menjelaskan pengertian jarrng-jaring balok, tidak hanya pengertian jaring-jaring bangun ruang.

8 4 Afektif

Revisi dilakukan pada indikator ini karena siswa diharapkan memiliki sikap percaya diri tidak hanya saat presentasi, tetapi saat diskusi maupun menanggapi hasil presentasi kelompok lain.

9 4 - Psikomotorik

Menjilpak jaring-jaring kubus.

Di dalam RPP sebelumnya tidak ada indikator mengenai kegiatan pembelajaran yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan menjiplak, sehingga pada aspek psikomotorik pada tahap revisi, peneliti menambahkan indikator menjiplak jaring-jaring kubus.

10 5 - Kognitif

Menjelaskan pengertian jaring-jaring balok.

Pada silabus maupun RPP indikator tidak ada kompetensi yang menuntut peserta didik untuk menjelasakan pengertian jaring-jaring balok. Pada pertemuan ke lima ini materi yang dipelajari adalah jaring-jaring balok sehingga indikator ini ditambahkan agar peserta didik mampu menjelaskan pengertian balok, tidak hanya pengertian jaring-jaring bangun ruang.

11 - Psikomotorik

Menjilpak jaring-jaring balok.

Gambar

Gambar 2.1 Gambar bangun ruang kubus dan balok
Gambar 2.3 Gambar Bangun Balok
Gambar 2.5 Gambar Jaring-Jaring Balok
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

elvileg bárki fejleszthet, a nagy áruházakba való bekerülés az Apple Store esetében sokkal nehezebb, mint a Google Playbe, ugyanis előbbi esetében szigorú biztonsági

Kompleksitas berbagai masalah sebagai akibat pengaruh dari pemanasan global dan perubahan iklim sudah cukup lama diteliti serta menjadi salah satu topik utama

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pada citra dengan kontur tepi yang banyak lekukan, komponen konveks yang dihasilkan

Berdasarkan pemaparan di atas, makalah ini berupaya mengungkap konteks sosial dan budaya dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) pada hubungan

Adanya kelalian/ wanprestasi serta keadaan khusus yang mungkin ditimbulkan dalam perjanjian tersebut juga telah sesuai dengan peraturan perundangan, termasuk didalamnya bagaimana

Menurut alfiana sekarang perempuan bercadar juga memiliki fashion tersendiri dalam berpakaian sudah banyak model yang dipasarkan namun tetap sesuai dengan syariat

Pengawasan Terhadap Sumber Daya Manusia Yang Dipekerjakan Menurut rekapitulasi penilaian karyawan pada rentangan 56 - &lt; 70 berada pada kategori cukup baik dengan persentase

Paparan radiasi sinar X menyebabkan penurunan bobot ovarium dan pada dosis 100 mGray mampu menimbulkan kerusakan struktur histologi ovarium tikus putih galur