• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK REALITA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X IPA 3 MAN 2 MODEL MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK REALITA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X IPA 3 MAN 2 MODEL MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK REALITA

DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF

SISWA KELAS X IPA 3 MAN 2 MODEL

MEDAN T.A 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan

OLEH:

DEWI SARTIKA

NIM. 1103151014

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK REALITA

DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF

SISWA KELAS X IPA 3 MAN 2 MODEL

MEDAN T.A 2014/2015

SKRIPSI

OLEH:

DEWI SARTIKA

NIM. 1103151014

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT,

Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayahnya. Maka selayaknyalah ungkapan ‘Alhamdulillah’ sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Layanan Konseling

Kelompok Realita Dalam Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X IPA 3 MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2014/2015”. Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para

sahabat serta seluruh generasi setelahnya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari

hambatan-hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan

usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak terutama

kepada Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dra.Kemali Syarif, M.Pd yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan saran-saran kepada penulis sejak awal

penulisan skripsi, penelitian sampai skripsi ini selesai dan memberikan

kesempurnaan pada skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan

2. Bapak Drs. Nasrun, M.S Selaku Dekan, bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S

(8)

iii

Pembantu Dekan II, dan bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku

Pembantu Dekan III

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan dan juga ibu Dra. Nurarjani, M.Pd selaku

sekertaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan

4. Ibu Dra. Kemali Syarif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA)

yang telah banyak memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

5. Dosen - dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat

membangun dalam skripsi ini yaitu Ibu Nani Barorah Nasution, S.Psi,

MA, Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd serta Ibu Dra.Zulhaini S

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang

telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi

kepada penelitian selama berada didalam maupun di luar perkuliahan.

7. Seluruh Staff dan pegawai fakultas Ilmu Pendidikan, pegawai

perpustakaan Universitas Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan

kepada peneliti terutama dalam usaha surat-menyurat.

8. Bapak DR. Burhanuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah MAN 2 Model

Medan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di MAN 2 Model Medan, serta bantuan dan kerjasama kepada

penulis selama penelitian di sekolah tersebut.

9. Rasa hormat dan terimakasih penulis kepada Bapak Khairun Na’im, S.Pd.I

selaku guru BK, guru – guru bidang studi, dan seluruh staf pegawai di

(9)

iv

atas sikap kekeluargaan yang penulis terima sejak mulai melakukan

observasi sehingga selesai di MAN 2 Model Medan.

10.Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Bonirin dan

Ibunda Almh. Sarinah yang telah banyak memberi kasih sayang kepada

penulis dalam segi moril, materil, dan spiritual, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Pendidikan S1 pada Program Studi Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan / BK FIP Universitas Negeri Medan. Terima kasih selalu

mendoakan dan memperjuangkan penulis dengan sepenuh hati dalam

menyelesaikan studi sampai ke perguruan tinggi.

11.Saudara – saudaraku yang sangat ku sayangi Karta Sasmita dan istri, Beni

Sumitra dan istri, serta Ade Irma Dani dan suami. Serta keponakan –

keponakanku yang telah banyak menghibur penulis disaat penulis mulai

jenuh Putri Aulia Sika, Hafizh Teguh Kesuma, Khaylila Zelvia Bilbina,

Fabian Puja Bentama, Andra Aditya Gasali, dan Agiskya Anjani Fazila.

12.Buat seluruh saudara – saudara penulis yang telah memberikan bantuan,

dukungan dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

13.Sahabat – sahabatku tersayang Lailan, Syeiha, Mei, Febri dan Nisa, serta

Andri Pranata yang selalu memberikan dukungan, doa, dan telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Buat teman – teman BK Reguler B tanpa terkecuali , dan teman – teman

satu bimbingan terkhusus (surnia dan mawaddah), serta teman – teman BK

(10)

v

15.Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada siswa/i MAN 2 Model

Medan yang membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

16.Juga untuk teman-teman PPLT 2013 SMKN 1 Siantar. serta semua pihak

yang tidak tersebutkan oleh penulis, terima kasih atas dukungan dan

doanya.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2014

Penulis

Dewi Sartika

(11)

i

ABSTRAK

Dewi Sartika. NIM. 1103151014. Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Realita Dalam Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X IPA 3 MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2014.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Realita Dalam Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X IPA 3 MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Realita Dalam

Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X IPA 3 MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015.

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain Pre-Test dan Post-Test. Subjek dalam penelitian ini adalah 8 siswa yang memiliki perilaku asertif rendah. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data adalah angket perilaku asertif. Sebelum digunakan, angket ini terlebih dahulu diuji cobakan terhadap 30 orang sebanyak 54 item pernyataan. Setelah diuji coba ditemukan 34 item yang valid sedangkan yang tidak valid sebanyak 20 item. Teknik analisis data menggunakan Uji tanda wilcoxon.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Realita Dalam Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X IPA 3 MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015. Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh

dari rata – rata Pre-Test perilaku asertif = 63,75 dan rata – rata Post-Test perilaku

asertif=103,875. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji tanda wilcoxon yang

menunjukkan bahwa pada taraf signifikan 5% Jtabel = 4 maka nilai Jhitung < Jtabel =

0 < 4 serta Zhitung < Ztabel = -2,52 < -1,96. Sehingga, Perilaku Asertif siswa yang mendapatkan Layanan Konseling Kelompok Realita lebih tinggi daripada sebelum mendapatkan Layanan Konseling Kelompok Realita. Maka Hipotesis dapat diterima.

(12)

vi

A. Pengertian Perilaku Asertif ... 10

B. Aspek – Aspek Perilaku Asertif ... 12

C. Karakteristik Perilaku Asertif ... 14

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif ... 15

(13)

vii

2.1.2 Konseling Kelompok ... 18

A. Pengertian Konseling Kelompok ... 18

B. Tujuan Konseling Kelompok ... 20

C. Kekuatan Konseling Kelompok ... 21

D. Tahap – Tahap Konseling Kelompok ... 23

2.1.3 Pendekatan Realita ... 26

A. Pengertian Pendekatan Realita ... 26

B. Konsep Utama Pendekatan Realita ... 28

C. Ciri – Ciri Pendekatan Realit ... 30

D. Kelebihan Pendekatan Realita ... 31

E. Prosedur Pendekatan Realita ... 32

2.1.4 Meningkatkan Perilaku Asertif Melalui Konseling Kelompok Realita ... 35

2.2 Kerangka Konseptual ... 37

3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 43

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6.1 Angket ... 44

(14)

viii

3.6.3 Reliabilitas ... 47

3.7 Teknik Analisis Data ... 48

3.7.1 Uji Wilcoxon ... 48

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 50

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... 51

4.2.1 Uji Validitas ... 52

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 53

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 54

4.3.1 Data Pre-test Perilaku Asertif Siswa ... 54

4.3.2 Data Post-test Perilaku Asertif Siswa ... 54

4.4 Uji Hipotesis ... 56

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran ... 61

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Karakteristik Perilaku Asertif ... 14

Tabel 3.1 : Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 44

Tabel 3.2 : Kisi – Kisi Instrumen Angket Perilaku Asertif Uji Coba ... 45

Tabel 4.1 : Kisi – Kisi Instrumen Angket Perilaku Asertif Valid ... 52

Tabel 4.2 : Penomoran Angket Perilaku Asertif Valid ... 53

Tabel 4.3 : Hasil Pre - Test ... 54

Tabel 4.4 : Hasil Post - Test ... 54

Tabel 4.5 : Deskripsi Data Pre-test dan Post-test ... 55

(16)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1 Grafik Data Pre – Test dan Post Test Perilaku

(17)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Angket Uji Coba Perilaku Asertif ... 65

Lampiran 2 : Uji Validitas Angket Perilaku Asertif ... 68

Lampiran 3 : Perhitungan Uji Validitas Angket Perilaku Asertif ... 70

Lampiran 4 : Perhitungan Reliabilitas Angket Perilaku Asertif ... 74

Lampiran 5 : Angket Valid Perilaku Asertif ... 78

Lampiran 6 : Sebaran Data Pre - Test ... 81

Lampiran 7 : Sebaran Data Post - Test... 82

Lampiran 8 : Tabulasi Data Penelitian ... 83

Lampiran 9 : Perhitungan Kategori Perilaku Asertif Sebelum Layanan Konseling Kelompok Realita ... 84

Lampiran 10 : Perhitungan Harga Rata – Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Pre - Test ... 86

Lampiran 11 : Perhitungan Kategori Perilaku Asertif Sesudah Layanan Konseling Kelompok Realita ... 87

Lampiran 12 : Perhitungan Harga Rata – Rata (M) dan Standart Deviasi (SD) Post –Test ... 88

Lampiran 13 : Uji Hipotesis ... 89

(18)

xii Lampiran 15 : Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling

Kelompok (RPLKK) ... 94

Lampiran 16 : Daftar Hadir Peserta KKp Realita ... 98

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan

yang lain merupakan suatu gejala yang wajar dalam kehidupan. Dalam hubungan

tersebut komunikasi merupakan salah satu komponen yang penting. Corak

komunikasi akan banyak ditentukan oleh latar belakang orang yang

berkomunikasi, seperti kebiasaan dan kepribadian. Agar komunikasi berlangsung

secara efektif seseorang perlu memiliki kemampuan asertif. Kemampuan asertif

adalah kemampuan untuk mengungkapkan perasaan seseorang dan menegaskan

hak-hak seseorang tetap menghargai perasaan dan hak orang lain ( dalam

http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/08/03/meningkatkan-kemampuan-asertif/).

Asertif berasal dari bahasa inggris yaitu ascertain yang berarti

menentukan,menetapkan. Joseph Wolpe (dalam

http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/08/03/meningkatkan-kemampuan-asertif/) mendefinisikan perilaku asertif sebagai perilaku individu yang penuh

keyakinan diri. Berdasarkan pengertian diatas dapat diartikan bahwa perilaku

asertif adalah perilaku yang merupakan pengungkapan perasaan, minat, pikiran,

kebutuhan, pendapat yang dilakukan secara bijaksana, adil, serta penuh keyakinan

diri, tepat dan tegas, bertanggung jawab serta tetap memperhatikan penghargaan

atas kesetaraan dan hak orang lain.

(20)

2

Bersikap tegas (perilaku asertif) adalah ekspresi yang jujur dan tepat

mengenai perasaan, opini, dan kebutuhan. Orang yang tegas mampu memberitahu

orang lain tentang hal – hal yang diinginkan dan tidak diinginkan. Ketegasan

berarti kemampuan untuk menyatakan keinginan dengan tenang, apa yang

diinginkan atau tidak diinginkan oleh seseorang dan bagaimana ia ingin

diperlakukan (Hadfield dan Hasson, 2010 : 8)

Perilaku asertif membuat seseorang menjadi lebih percaya diri dan merasa

berharga, memiliki konsep diri yang tepat dalam kehidupan sehari-hari, serta

memperoleh hubungan yang adil dengan orang lain dan orang lain akan memberi

respon yang positif terhadapnya. Asertif adalah ketegasan, keberanian

menyatakan pendapat sekaligus tetap menghormati dan peka terhadap kebutuhan

orang lain, sehingga menemukan kompromi yang sama-sama menguntungkan.

Ketekunan, keyakinan diri, semangat, tanggungjawab, disiplin, dan kesadaran diri

yang dimiliki oleh individu yang asertif akan mempermudah untuk mencapai

tujuannya(dalamhttp://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/08/03/meningkatkan

-kemampuan-asertif/).

Kemampuan asertif sangat perlu dimiliki oleh siswa SMA. Tapi pada

kenyataannya banyak siswa yang belum mampu berperilaku asertif. Hal ini sesuai

dengan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di MAN 2 Model Medan

ditemukan beberapa siswa yang memiliki perilaku tidak asertif. Hal ini terlihat

pada siswa yang tidak berani menolak memberikan contekan kepada teman

sebangkunya dikarenakan segan setiap hari temannya tersebut mau mengantar

jemputnya pulang pergi sekolah, siswa yang tidak berani menolak ketika ia

(21)

3

temannya tersebut, siswa yang tidak berani meminta kembali barang yang

dipinjam temannya hanya karena segan, siswa yang tidak berani menolak ketika

diajak merokok temannya karena takut dijauhi, siswa yang setiap harinya

dikompasi oleh temannya namun ia tidak berani melawannya, dan siswa yang

tidak berani menolak ketika disuruh- suruh membeli makanan di kantin pada saat

jam istirahat sekolah karena takut dijauhi teman – temannya. Mereka tidak berani

untuk mengambil sikap secara tegas dan tidak mampu mengungkapkan ekspresi

mengenai perasaan, opini dan kebutuhan secara lugas dan percaya diri. Mereka

seringkali mengikuti kemauan teman – temannya padahal mereka tidak

menghendakinya hanya karena mereka takut dijauhi oleh teman – temannya.

Selain dari hasil observasi diatas, peneliti juga melakukan wawancara

dengan guru BK di sekolah tersebut. Dan hasil yang di dapat tidak jauh berbeda

dengan hasil observasi tersebut, yaitu masih kurangnya kemampuan siswa untuk

berperilaku asertif dikarenakan terlalu memikirkan perasaan teman – temannya

dan menyampingkan perasaan sendiri serta sebagian siswa takut dijauhi oleh

temannya jika ia tidak mengikuti semua kemauan temannya tersebut. Dan

berdasarkan hasil wawancara tersebut guru BK menyampaikan siswa yang kurang

mampu berperilaku asertif sebagian besar berada di kelas X IPA 3, maka kelas

tersebutlah yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini.

Kasus dalam dunia pendidikan adalah remaja yang tidak tegas atau takut

menolak teman yang ingin mencontek. Biasanya siswa yang mengalami situasi

tersebut merasa takut, malu atau sungkan mengemukakan keinginan atau

pendapatnya secara terbuka, tidak percaya diri, takut dijauhi, dan disepelekan oleh

(22)

4

Banyak remaja non-asertif yang amat dihinggapi rasa takut sehingga

mereka tidak mau menyatakan perasaan, kebutuhan, dan pendapatnya yang paling

biasa sekalipun, sehingga remaja selalu merasa bersalah atas segala tindakan atau

keputusan yang diambilnya itu. Banyak remaja yang menyatakan ide atau

kebutuhannya dengan cara begitu tidak menonjolkan diri, sehingga orang lain

tidak menghargai atau bahkan meremehkan mereka. Oleh karena itulah remaja

cenderung enggan bersikap asertif, untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan yaitu adanya rasa takut apabila nantinya dijauhi oleh teman-temannya

atau kelompoknya (dalam

http://voeaddie.blogspot.com/2007/09/pengaruh-perilaku-asertif-terhadap.html).

Pada prinsipnya asertif adalah kecakapan orang untuk berkata tidak, untuk

meminta bantuan atau minta tolong orang lain, kecakapan untuk mengekspresikan

perasaan – perasaan positif maupun negatif. Kecakapan untuk melakukan inisiatif

dan memulai pembicaraan. Bentuk perilaku asertif sebagai kecakapan,

mengekspresikan emosi baik secara verbal maupun non verbal ( Iriani, dalam

Sanovaria, 2013:2)

Perilaku asertif mempunyai peranan yang penting bagi penyesuaian sosial.

Bila individu berperilaku asertif, maka ia mampu menyatakan perasaan dan

keyakinan terbuka, langsung, jujur dan sebagaimana mestinya akan

mengembangkan dirinya lebih percaya diri, lebih luwes dan ramah serta lebih

pandai bergaul sehingga akan memiliki penyesuaian sosial yang baik. Selain itu

dengan berperilaku asertif memiliki banyak keuntungan, diantaranya : dengan

(23)

5

dikendalikan orang lain, efektif dalam berinteraksi, lebih dihargai orang lain,

menjadi lebih percaya diri dan memiliki rasa puas (Sanovaria, 2013:3-4).

Konseling merupakan suatu proses intervensi yang bersifat membantu

individu untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri dan hubungannya

dengan orang lain. Konseling bisa dilakukan secara individual ataupun kelompok.

Konseling kelompok berorientasi pada perkembangan individu dan usaha

menemukan kekuatan – kekuatan yang bersumber pada diri individu itu sendiri

dalam memanfaatkan dinamika kelompok. Kegiatan konseling kelompok

merupakan hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara

sadar, perasaan – perasaan, dan perilaku – perilaku anggota untuk meningkatkan

kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan individu yang sehat. Melalui

konseling kelompok, individu menjadi sadar akan kelemahan dan kelebihannya,

mengenali keterampilan, keahlian dan pengetahuan serta menghargai nilai dan

tindakannya sesuai dengan tugas – tugas perkembangan (Wibowo, 2005 : 33-34 ).

Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam konseling

kelompok. Tinggal tiga pendekatan untuk diterapkan dalam konseling kelompok

yaitu Rational Emotive Therapy, Konseling Behavioristik, dan wawancara untuk

menyesuaikan diri (Interview for Adjustment) (Winkel, 2006:619). Konseling

Behavioristik terbagi dalam Terapi Realita dan Multimodal Counseling. Maka

dalam penelitian ini peneliti menganggap pendekatan yang paling sesuai untuk

diterapkan adalah Terapi Realita.

Terapi realitas menekankan pertimbangan – pertimbangan nilai. Terapi

realitas menempatkan pokok kepentingannya pada peran klien dalam menilai

(24)

6

kegagalan yang dialaminya. Terapi ini beranggapan bahwa perubahan mustahil

terjadi tanpa melihat pada tingkah laku dan membuat beberapa ketentuan

mengenai sifat – sifat konstruktif dan destruktifnya. Jika para klien menjadi sadar

bahwa mereka tidak akan memperoleh apa yang mereka inginkan dan bahwa

tingkah laku mereka merusak diri, maka ada kemungkinan yang nyata untuk

terjadinya perubahan positif, semata – mata karena mereka menetapkan bahwa

alternatif – alternatif bisa lebih baik daripada gaya mereka sekarang yang tidak

realistis (Corey, 2005 : 266 – 267)

Dari uraian – uraian diatas dapat di simpulkan bahwa dengan konseling

kelompok realita, siswa dapat terbantu untuk dapat bertanggung jawab terhadap

tingkah lakunya dalam bentuk nyata, dapat memahami dirinya dalam menemukan

jalan yang lebih efektif, mengetahui hak – hak pribadinya tanpa melanggar hak

orang lain, dan dapat mengembangkan serta membina kepribadian atau kesehatan

mental siswa secara sukses.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dengan memberikan layanan

konseling kelompok realita dapat membantu siswa untuk mengatasi masalahnya

mengenai perilaku asertif karena dalam layanan konseling kelompok realita ini

siswa diminta untuk dapat bertindak sesuai realita agar bisa meningkatkan harga

dirinya. Sehubungan dengan hal ini maka penulis ingin melakukan penelitian

yang berjudul “ Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Realita Dalam

(25)

7

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengidentifikasikan

masalah penelitian ini adalah :

a. Siswa tidak bisa untuk berkata tegas terhadap diri sendiri maupun orang lain

b. Siswa tidak berani untuk berkata “ Tidak”

c. Siswa tidak bisa mengungkapkan keinginannya secara lugas dan percaya diri

d. Siswa tidak mampu menyampaikan ekspresi yang jujur dan tepat mengenai

perasaan, opini dan kebutuhannya

e. Siswa merasa takut dijauhi teman – temannya

f. Siswa tidak mampu meminta pertolongan orang lain pada saat ia

membutuhkannya

g. Siswa tidak mampu menolak ajakan temannya yang dianggapnya salah

h. Siswa tidak mampu mempertahankan hak – hak pribadinya

1.3 Batasan Masalah

Mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki baik waktu, kemampuan

dan dana untuk melakukan penelitian ini. Peneliti perlu membatasi masalah

penelitian pada masalah perilaku asertif, dengan strategi layanan konseling

kelompok realita. Dan siswa yang menjadi objeknya adalah siswa kelas X IPA 3

(26)

8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

dalam penelitian ini adalah : “ Apakah ada pengaruh layanan konseling kelompok

realita dalam meningkatkan perilaku asertif siswa kelas X IPA 3 MAN 2 Model

Medan T.A 2014/2015”?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui

pengaruh layanan konseling kelompok realita dalam meningkatkan perilaku

asertif siswa kelas X IPA 3 MAN 2 Model Medan T.A 2014/2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat penelitian adalah

sebagai berikut :

a. Manfaat Konseptual

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan teori Bimbingan Konseling khususnya mengenai Layanan

Konseling Kelompok Realita dan menjadi tambahan referensi untuk kajian –

kajian psikologi dan komunikasi interpersonal khususnya tentang perilaku asertif.

b. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi :

1. Bagi Konselor

Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk menangani masalah siswa yang berperilaku

(27)

9

2. Bagi Orang Tua

Dapat dijadikan bahan tambahan untuk menangani masalah anak yang berperilaku

tidak asertif dirumah.

3. Bagi Siswa

Dapat dijadikan masukan untuk bisa berperilaku asertif dalam kehidupan sehari –

(28)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan pemberian layanan konseling kelompok realita dalam meningkatkan

perilaku asertif siswa kelas X MAN 2 Model Medan. Hasil perhitungan pada

kelompok perlakuan diperoleh Jhitung = 0, Dengan α = 0,05 dan n=8, maka

berdasarkan daftar, Jtabel = 4. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung lebih kecil

dari Jtabel (0 < 4). Karena J hitung lebih kecil dari J tabel, maka Hipotesis Ho

ditolak hal ini diperkuat dengan persamaan rumus Z. Karena nilai z hitung adalah

-2,52 dan itu lebih kecil dari nilai z tabel yaitu -1,96 . Maka hipotesis ditolak

artinya ada perbedaan antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan sehingga,

perilaku asertif siswa sesudah mengikuti layanan konseling kelompok realita lebih

tinggi daripada sebelum mengikuti layanan konseling kelompok realita.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah :

a) Bagi pihak sekolah terutama kepada guru BK agar lebih memperhatikan

masalah perilaku asertif siswa, salah satunya dengan cara mengadakan

layanan konseling kelompok realita.

b) Untuk konselor sekolah hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan yang

menarik, seperti menggunakan layanan informasi secara klasikal dengan

berbagai media seperti video dan media bimbingan kelompok untuk

meningkatkan perilaku asertif.

(29)

62

c) Kepada peneliti lain yang menaruh perhatian untuk meneliti tentang

perilaku asertif, agar lebih memperhitungkan aspek – aspek lain yang

memiliki hubungan dengan konsep diri siswa seperti aspek fisik, aspek

moral, aspek pribadi, aspek keluarga, dan aspek sosial. Karena perilaku

asertif berkaitan dengan aspek – aspek tersebut.

d) Untuk para siswa hendaknya dapat meningkatkan perilaku asertif, dan bagi

yang belum mampu berperilaku asertif hendaknya mau mengikuti kegiatan

– kegiatan yang dapat meningkatkan perilaku asertif siswa seperti layanan

(30)

63

DAFTAR PUSTAKA

A’yuni, Qurotul. 2010. Perbedaan Tingkat Asertivitas Antara Siswa Dari

Keluarga Lengkap Dengan Siswa Dari Keluarga Single Parent Di

SMK Negeri 1 Pakong Pamekasan Pakong. Malang: Fakultas Psikologi

UIN Maulana Malik Ibrahim MALANG. Skripsi diterbitkan (online)

(http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/06410098.pdf ,diakses 12 Februari 2014)

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Calhoun, James F dan Acocella, Joan Ross. 1990. Psychology of Adjustment and

Human Relationships. New York: Trump Medium dari Ruttle,

Shaw & Wetherill.

Christiani, Lusi. 2013. Meningkatkan Harga Diri Siswa Melalui Penerapan

Konseling Realita di Kelas XI SMA Negeri 19 Medan Kecamatan

Seruwai Belawan Tahun Ajaran 2012/2013. Medan: BK FIP

UNIMED. Skripsi tidak diterbitkan.

Corey, Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hadfield, Sue dan Hasson, Gill.2010. Bersikap Tegas Dalam Segala Sesuatu. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Http://voeaddie.blogspot.com/2007/09/pengaruh-perilaku-asertif-terhadap.html diakses 07 januari 2014

Http://bimbingandan konseling 07.blogspot.com/2012/11/reality-therapy.html

diakses 06 juni 2014

Marini, Liza dan Andriani, Elvi. 2005. Perbedaan Asertivitas Remaja Ditinjau

Dari Pola Asuh Orang Tua. Jurnal Psikologi. Vol 1 No 2.

(online)

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15714/1/psi-des2005- %20%281%29.pdf , diakses 08 Januari 2014).

O’brien, Paddy. 1995. Sikap Tegas ( Sebuah Petunjuk Kerja ). Jakarta: Gunung

Mulia.

(31)

64

Rosita, Herni. 2007. Hubungan Antara Perilaku Asertif Dengan Kepercayaan

DiriPadaMahasiswa.(online)(http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/

graduate/psychology/2007/ Artikel_1050 2099.pdf , diakses 10 Januari 2014).

Rumeangan, Jemmy. 2010. Metode Penelitian dengan SPSS. Batam: Uniba Press.

Sanovaria. 2013. Pengaruh Penggunaan Tekhnik Assertive Training Dalam

Konseling Individu Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Pada Siswa

Kelas X SMA RK Deli Murni Delitua. Medan: BK FIP UNIMED.

Skripsi tidak diterbitkan.

Sudjana. 2008. Metode statistika ed. 6. Bandung: PT Tarsito Bandung

Susanto, Hadi. 2013. Meningkatkan Kemampuan Asertif. (online).

http://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/08/03/meningkatkan-kemampuan-asertif/, diakses 05 Januari 2014

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Wibowo, E, Mungin, H. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT UNNES Press.

Winkel, W.S dan Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yasdiananda, W. E . 2013. Hubungan Antara Self Esteem Dengan Asertivitas

Pada Siswa kelas X SMAN 5 MERANGIN. Jurnal Psikologi. Vol 1 No 1.

(online)(http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/psi/article/view/602/3

Gambar

Tabel 2.1 : Karakteristik Perilaku Asertif ......................................

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role-Playing Terhadap Perilaku Solidaritas Siswa Dalam Menolong Teman Kelas

bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan perilaku asertif siswa. kelas X SMA Kartika

Dari hasil uji hipotesis dapat di simpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan perilaku asertif melalui layanan bimbingan kelompok atau dengan kata.. lain layanan bimbingan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Adakah Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik Realita Terhadap Konsep Diri Mahasiswa Universitas

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku agresif dapat dikurangi dengan menggunakan layanan konseling kelompok, hal ini ditunjukkan dari

Pada tahap ketiga konseling kelompok realita ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku siswa yang kurang bertanggung jawab dalam

Melalui konseling realita dalam bentuk konseling kelompok ini, anggota kelompok dapat mengidentifikasi bahwa penyebab perilaku – perilaku tidak bertanggung jawab yang

79 | P a g e PENGARUH KONSELING KELOMPOK BEHAVIORAL TEKNIK LATIHAN ASERTIF DALAM MEMINIMALISASI PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 6 ROGOJAMPI TAHUN AJARAN 2017/2018