SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Andhini Putri Pratami Rustandi
1002614
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
ANALISIS MAKNA SUFIKS
~PPOI, ~GACHI, ~GIMI
, DAN
~GE
YANG MENYATAKAN KECENDERUNGAN DALAM
KOSAKATA BAHASA JEPANG
Oleh
Andhini Putri Pratami Rustandi
1002614
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Bahasa Jepang
© Andhini Putri Pratami Rustandi 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
iv
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Analisis Makna Sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang Menyatakan Kecenderungan dalam Kosakata Bahasa Jepang
Andhini Putri Pratami Rustandi 1002614
Imbuhan akhir dalam bahasa Jepang memiliki peranan yang besar terutama dalam pembentukan kata dalam bahasa Jepang. Ketika sufiks dilekatkan dibelakang kata dasar, maka tercipta sebuah kosakata danmakna baru. Dalam penelitian ini, akan diteliti tentang analisis makna sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang memiliki padanan kata yang sama apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu menyatakan kecenderungan. Latar belakang penelitian ini didasarkan atas pernyataan Sugimoto dan Iwabuchi yang mendefinisikan bahwa keempat sufiks tersebut tergolong sufiks yang menyatakan kecenderungan. Oleh karena itu, penulis berpikir bahwa keempat sufiks tersebut memiliki persamaan secara makna dan dapat saling menggantikan. Selain itu, keempat sufiks tersebut jugamemiliki letak persamaan dan perbedaan, serta arti dan nuansa yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan perasaan pembicara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan kualitatif yang menganalisis sumber data dari berbagai contoh kalimat (jitsurei) yang diperoleh dari berbagai novel berbahasa Jepang, jurnal, surat kabar, dan buku-buku penunjang untuk mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Jepang (Nouryoku Shiken). Dalam penelitian, diketahui bahwa sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi, dan ~ge memiliki persamaan dalam hal menyampaikan kecenderungan, pengulangan, atau kontinuitas. Selain itu, arti keempat sufiks di atas berubah berdasarkan pelekatannya pada kata benda, kata kerja, atau kata sifat. Persamaan yang dimiliki sufiks ~ppoidan ~gimiadalah fungsi yang dapat menghindari cara bicara secara jelas (tersurat), sedangkan sufiks ~gachi ¸dan ~ge tidak memiliki makna tersebut. Berbeda dengan sufiks ~gachi, sufiks ~gimi tidak memiliki citra negatif secara aktif danhanya menyampaikan kesan yang dimiliki pembicara apa adanya. Kemudian, sufiks ~ge memiliki arti yang dapat dirasakan dari kelima panca indera serta ekspresi pembicara. Selain itu, pada pergantian masing-masing sufiks, diketahui bahwa sufiks ~gachi hanya dapat menggantikan sufiks ~gimi, begitu pula sebaliknya. Lalu, sufiks ~ge tidak dapat menggantikan sufiks ~ppoi, namun sebaliknya, sufiks ~ppoi memiliki kemungkinan menggantikan sufiks ~ge dalam penggunaannya. Intinya, walaupun sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi dan ~ge memiliki makna yang sama, namun bukan berarti dapat saling menggantikan. Walaupun sufiks tersebut dapat digantikan, arti dan nuansanya akan berubah. Dalam penelitian selanjutnya, penulis berharap dapat meneliti tentang analisis kesalahan makna sufiks ~ppoi ~gachi, ~gimi dan ~ge.
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analysis of Suffix Interpretation of ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge which Express Propensity in Japanese Vocabulary
Andhini Putri Pratami Rustandi 1002614
In Japanese, suffix has big roles especially in Japanese word construction. When the suffix is attached behind the root word, it can create a new vocabulary and meaning. In this work, we only investigate that analysis of suffix interpretation of ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge has equivalent meaning if they are translated into Indonesian, which
express propensity. Based on Sugimoto and Iwabuchi’s statement, we think those
suffixes had equivalent meaning and could be interchangeable. In addition, they had similarity and difference in some points, also flexible meanings and nuance according to
speaker’s condition and emotion. We use descriptive and qualitative methods which
analyze sources from sentences (jitsurei) in some papers, novels, journals, newspapers, and supplementary books for Japanese-Language Proficiency Test (Nouryoku Shiken). From this work, we know that suffixes ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge have similarity in expressing propensity, repetition, or continuity. Moreover, their meanings change according to their attachment at noun, verbs, or adjectives. Suffixes ~ppoi and ~gimi have same function which can avoid clearly speaking, but ~gachi and ~ge do not. Despite of suffix ~gachi, suffix ~gimi doesn’t have actively negative image, and just express impression of the speaker as the way it is. Suffix ~ge has a meaning sensed by the five
senses and also the speaker’s expression. Furthermore, on every suffixes replacements, suffix ~gachi only can replace suffix ~gimi and vice versa. Suffix ~ge can’t replace suffix ~ppoi, instead suffix ~ppoi may replace suffix ~ge in its implementation. The conclusion is suffixes ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge have the same interpretation, but they can’t be interchangeable. Though it can be replaced, its meaning and nuance will be changed. We hope for the next research could investigate the analysis of the false suffix interpretation of ~ppoi, ~gachi, ~gimi, and ~ge.
xvii
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. BatasanMasalah ... 6
D. TujuanPenelitian ... 6
E. ManfaatPenelitian ... 7
F. DefinisiOperasional ... 7
G. MetodePenelitian ... 9
H. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORITIS... 13
A. Morfologi Bahasa Jepang ... 13
1. DefinisiMorfem ... 14
2. Jenis-JenisMorfem Bahasa Jepang ... 18
3. Proses Morfemisdalam Bahasa Jepang ... 21
4. KajiantentangKosakata ... 23
B. ImbuhanDalam Bahasa Jepang ... 24
1. DefinisiImbuhandalam Bahasa Jepang ... 24
2. Afiksasidalam Bahasa Jepang ... 25
3. ImbuhanAkhirdalam Bahasa Jepang ... 29
DefinisiImbuhanAkhir (Sufiks) ... 29
4. KlasifikasiSufiks (Setsubiji) dalam Bahasa Jepang ... 30
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Semantik Bahasa Jepang ... 38
1. DefinisiMakna Kata ... 38
2. RelasiMakna ... 39
3. PerubahanMakna ... 39
4. Jenis/RagamMakna ... 40
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. DesainPenelitian ... 42
B. ObjekPenelitian ... 44
C. Sumber Data ... 45
D. TeknikPengumpulan Data ... 46
E. Instrumen Penelitian... 47
F. TeknikPengolahan Data ... 48
BAB IVTEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 49
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 132
A. Simpulan ... 132
B. Implikasi ... 136
C. Rekomendasi ... 137
DAFTAR PUSTAKA ... 138
LAMPIRAN
xix
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel I
AnalisisPerbandinganSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge………….… 130
Tabel II
AnalisisPersamaanMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge………. 132 Tabel III
AnalisisPerbedaanMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge…..….... 133 Tabel IV
AnalisisPerbandinganMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan I
(SumberJurnalSetsujiniTsuite no Kenkyuu (Yamaguchi : 2004 : 13-14) …… 31
Bagan II
(SumberJurnalSetsujiniTsuite no Kenkyuu (Yamaguchi : 2004 : 13-14) …… 32
Bagan III
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Chomsky (dalam Alwasilah 1993 : 7) bahwa kemampuan berbahasa adalah
dasar bagi intelejensi manusia. Kita bisa mengikuti pendapat ini karena memang
hanya manusialah yang berbahasa. Akan tetapi kemampuan berbahasa ini (linguistic
performance) tidak begitu saja dihadiahkan kepada bayi sewaktu dilahirkan.
Keterampilan berbahasa mesti di pelajari. Oleh karena itu, seorang pembelajar bahasa
asing diharapkan mampu untuk memahami bagaimana cara bertutur kata, memahami
makna, bahkan sampai memahami karakteristik yang dimiliki bahasa tersebut agar
mampu menjadi seorang penutur yang baik. Begitu pula halnya dengan mempelajari
bahasa Jepang. Bahasa yang memiliki berbagai keanekaragaman tersendiri dalam
mempelajarinya. Keanekaragaman itulah yang menjadikannya begitu menarik untuk
diteliti, dikaji, dan dipahami secara mendalam bagi pembelajar yang memang ingin
mendalami bahasanya. Selain karena keunikannya, bahasa Jepang memiliki kaidah
pembentukan, dan penggunaan yang kaya akan makna dan nuasanya tersendiri yang
sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh pembelajar.Namun, karena
adanya beragam makna dan nuansa yang terdapat dalam bahasa Jepang, para
pembelajar sering melakukan kesalahan. Kesalahan yang menyangkut makna kata
yang dipelajari dalam semantik (imiron) yang juga merupakan salah satu cabang dalam linguistik (Sutedi 2011 : 1)
Berbicara tentang linguistik, maka tentunya tidak akan lepas dari unsur
pembentukan kata, nuasa, makna dan penggunaanya dalam sebuah kalimat. Banyak
hal yang masih menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan bahasa Jepang, namun
masih sedikit untuk dikaji secara mendalam. Salah satunya adalah objek kajian
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ramlan (1987 : 21) mengatakan bahwa morfologi merupakan bagian dari
ilmu bahasa atau linguistik yang membicarakan atau mempelajari bentuk-bentuk kata
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata,
atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk
bentuk kata serta perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi
semantik.
Istilah morfologi dalam bahasa Jepang sebut keitairon yang merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses pembentukannya. Objek
yang dikajinya yaitu tentang kata (go/tango) dan morfem (keitaiso) (Sutedi, 2011 : 43). Dalam bahasa Jepang partikel (joshi), kopula (jodoushi), dan unsur pembentuk kala (jisei-keitaiso) merupakan morfem yang termasuk ke dalam kousoku-keitaiso ‘morfem terikat’ dan juga termasuk ke dalam kinou-keitaiso‘morfem fungsi’( Sutedi
2011 : 46).
Shofiawati (2009 : 1) menjelaskan bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat 2
macam morfem yaitu, morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas ialah
morfem yang dapat berdiri sendiri biasanya sudah merupakan satu kata. Sedangkan
morfem terikat ialah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, yang disebut juga
dengan afiksasi ‘imbuhan’ dalam bahasa Jepang disebut setsuji. Jika dalam bahasa Indonesia morfem terikat ini dibagi lagi ke dalam empat macam yaitu, prefiks, infiks,
sufiks, dan konfiks, maka dalam bahasa Jepang setsuji terdiri atas settogo ‘prefiks’
dan setsubigo“sufiks’. Settogo adalah imbuhan yang dilekatkan di depan sebuah kata
dasar. Sedangkan setsubigo adalah imbuhan yang dilekatkan di belakang sebuah kata dasar.
Machida & Momiyama dalam (Sutedi 2011 : 46) menggolongkannya sebagai
bagian dari setsuji (接辞) ‘imbuhan’. Setsuji yang diletakkan di depan morfem yang
3
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menyadari begitu besarnya peran imbuhan dalam pembentukan kata dalam
bahasa Jepang, sudah sepantasnya perlu dilakukan penelitian secara mendalam agar
tidak terjadi kesalahan dalam berbahasa. Namun pada realitanya, pembelajar bahasa
Jepang saat ini cenderung kurang memahami bagaimana bentuk imbuhan (khususnya
imbuhan akhir) dalam bahasa Jepang, apa saja jenisnya, fungsinya, makna yang
terkandung, bahkan sampai kepada proses sufiksasi nya.
Kesulitan yang sama terjadi pada saat menemukan imbuhan akhir yang
dilekatkan dibelakang kata dasar, sehingga dapat menciptakan sebuah kosakata baru,
atau imbuhan yang dapat berubah-rubah sesuai dengan kondisi dan perasaan
pembicara.Yoshida dkk dalam (Shofiawati : 2009 :14), setsubigo ‘akhiran’ adalah
salah satu unsur susunan kata, dilekatkan di belakang kata dasar, membentuk kata
kajian, menambah arti dan mengubah fungsi tata bahasa.
Mengacu pada teori Yoshida dkk yang mengatakan bahwa sufiks ‘akhiran’
tersebut dapat mengubah fungsi tata bahasa misalnya, kata kerja (doushi) menjadi kata benda (meishi), atau kata sifat (na-keiyooshi/i-keiyooshi) ataupun sebaliknya.Meskipun di bangku perkuliahan dijelaskan perubahan kata kerja menjadi
kata benda atau proses sufiksasi yang lainnya, namun tetap saja banyak pembelajar
yang merasa masih kesulitan dalam memahami imbuhan itu sendiri. Hal ini dinilai
wajar, mengingat bahwa penjelasan mengenai proses sufiksasi membutuhkan waktu
yang cukup panjang, sedangkan jangka waktu pembelajaran di kelas terbatas.
Selain itu kurangnya referensi dan informasi mengenai makna imbuhan akhir
secara khusus, membuat para pembelajar bahasa Jepang, belum memahami imbuhan
akhir sepenuhnya. Padahal jenis sufiks ‘akhiran’ dalam bahasa Jepang cukup banyak ditemui dan sering digunakan dalam buku ajar bahasa Jepang tingkat menengah atas
maupun buku penunjang untuk pembelajaran Nihongo Nouryou Shiken.
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Intinya, pengertian dari imbuhan seperti ‘awalan’, ‘akhiran’ dalam bahasa
Jepang sangatlah berbeda dari segi fungsi, pemakaian, dan nuansanya dengan bahasa
Indonesia. Objek yang menjadi penelitian adalah sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi
~gimi, dan ~ge yang dalam bahasa Jepang menyampaikan arti kecenderungan dengan
mempertimbangkan kondisi, ataupun perasaan pembicara. Untuk lebih jelasnya, mari
kita lihat contoh berikut ini.
1. 最近 っ 太 気味 ダイエット (Takanashi
dkk: 538)
Karena belakangan ini cenderung sedikit kegemukan, jadi saya harus diet.
2. 彼 欠席 多い 勉強 遅 (Masayoshi dkk :253)
He is often absent from class so he is apt to be behind the others.
Karena dia sering tidak masuk sekolah, pelajarannya pun cenderung sering
terlambat.
3. う いさ 最近忘 っ 困 (Gyouda dkk: 149)
Belakangan ini karena kakek saya cenderung (sering) lupa, kondisinya kian
5
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. 彼女 何 言い 顔 い 結局何 言わ い 帰っ
っ (Takanashi dkk: 538)
Meskipun wajahnya cenderung ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya
dia pulang tanpa mengatakan apapun.
Pada contoh-contoh kalimat di atas, jika imbuhan-imbuhan yang telah
digarisbawahi tersebut diganti satu sama lain, maka secara gramatikal mungkin benar,
namun bagi para penutur asli sendiri belum tentu menjadi kalimat tersebut dapat
menjadi kalimat yang dapat diterima dalam bahasa Jepang. Selain itu, masing-masing
sufiks ‘akhiran’ seperti ~ppoi, ~gachi ~gimi, dan ~ge memiliki fungsi, nuansa, dan situasi tersendiri.
Meskipun keempat sufiks ‘akhiran’ tersebut memiliki padanan kata yang
sama apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu menyatakan
kecenderungan, namun tetap saja tidak semua kata sifat, kata benda, atau kata kerja
mampu dilekatkan dengan keempat sufiks ‘akhiran’ tersebut. Hal ini disebabkan
karena kata sifat, kata benda, kata kerja serta situasi yang berbeda maka konteks atau
nuansa yang disampaikan dari keempat sufiks ‘akhiran’ itu pun akan berbeda pula. Di antara sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi ~gimi, dan ~ge, dalam penggunaannya membingungkan pembelajar bahasa Jepang yang tidak terbiasa dalam
memahami imbuhan yang mengungkapkan kecenderungan.dalam bahasa Jepang
khususnya. Tentu hal tersebut, cukup menyulitkan bagi pembelajar bahasa asing
selain bahasa ibu.
Pembahasan mengenai sufiks ‘akhiran’ secara mendalam masih kurang untuk
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan bahasa Jepang. Walaupun ada penelitian
yang membahasnya, namun belum cukup banyak referensi mengenai imbuhan akhir
yang menyatakan kecenderungan secara khusus.
Dengan latar belakang seperti inilah, menjadikan penulis ingin meneliti dan
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebuah penelitian yang berjudul AnalisisMaknaSufiks~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang Menyatakan Kecenderungan Dalam Kosakata Bahasa Jepang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian penulis adalah :
1. Apakah persamaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge? 2. Apakah perbedaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge?
3. Apakah keempat sufiks tersebut dapat saling menggantikan dalam kata-kata
bahasa Jepang?
C. Batasan Masalah
Sedangkan, batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah :
1. Penulis hanya meneliti persamaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan
~ge
2. Penulis hanya meneliti perbedaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan
~ge
3. Penulis hanya meneliti keempat sufiks tersebutdapat saling menggantikan
atau tidak dalam bahasa Jepang
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persamaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
2. Untuk mengetahui perbedaan makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
3. Untuk mengetahui apakah sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
7
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan dalam mempelajari bahasa Jepang khususnya yang
menyatakan makna kecenderungan atau menyatakan ‘kondisi’ seperti pada
sufiks(setsubigo) ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge, dan hasil penelitian ini mampu diaplikasikan dalam pengajaran bahasa Jepang bagi pembelajar
sendiri.
b. Manfaat Praktis
Dari sudut pandang pemanfaatan secara praktis, penelitian ini
memiliki manfaat :
1. Bagi Penulis, penelitian ini mampu untuk semakin memperkaya ilmu
linguistik khususnya dalam kajian morfologi bahasa Jepang khususnya
dalam hal menyatakan kecenderungan dalam bahasa Jepang seperti
setsubigo~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge.
2. Bagi Pengajar, penelitian ini mampu memberikan sumbangsih berupa
salah satu tambahan bahan pengayaan untuk pembelajaran pada mata
kuliah Dokkai, Sakubun dan Honyaku, dan menjadi bahan referensi untuk pengajaran khususnya mengenai imbuhan akhir yang menyatakan
kecenderungan atau dalam bahasa Jepang.
3. Bagi Pembelajar, Dapat menjadi bahan referensi untuk pembelajar bahasa
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke atas, dan yang akan mengikuti Ujian Kemampuan Bahasa Jepang
(Nouryoku Shiken)
F. Definisi Operasional
Untuk lebih memahami pola dan pemikiran dalam penelitian ini secara
mendalam, ada baiknya sebelum berlanjut ke pembahasan yang lebih mendalam,
mari kita simak terlebih dahulu beberapa definisi yang menunjang dan relevan
pada penelitian kali ini.
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV (2008), analisis memiliki
definisi yaitu (1) penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan,
dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dsb); (2) Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; (3) Penyelidikan
kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb; (4)
Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.
Analisis yang penulis maksudkan adalah analisis makna sufiks ~ppoi,
~gachi, ~gimi, dan ~ge dalam kosakata bahasa Jepang, yang memiliki
padanan kata yang setara. Sehingga apabila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menyatakan kecenderungan.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV (2008), makna memiliki
definisi yaitu (1) arti, (2) maksud pembicara atau penulis; pengertian yg
diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.
3. Sufiks atau akhiran adalah afiks yang digunakan di bagian belakang kata (Alwi dll, 1998:31). Sedangkan, sufiks (setsubigo) menurut Koizumi
(1993:95) adalah 接尾辞 接辞 語幹 後 付加さ 日本語 接辞
大部分 接尾辞 形 ‘setsubiji wa setsuji ga gokan no ato ni
9
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
toru.(setsubiji adalah imbuhan yang diletakkan sesudah gokan/kata dasar.
Dalam Bahasa Jepang, sebagian besar imbuhan berasal dari bentuk imbuhan
awal (sufiks).
4. Kridalaksana dalam Tarigan (1994:446) menyatakan bahwa kosakata adalah :
(1) komponen bahasa yang memuat secara informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis atau suatu bahasa; dan (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis.
Kosakata yang menjadi objek penelitian penulis adalah kosakata bahasa
Jepang.
G. Metode Penelitian
Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur
yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan
langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencaan, pelaksanaan, dan
pengambilan kesimpulan. (Sutedi, 2011 : 53). Adapun, metode yang penulis gunakan
pada penelitian kali adalah metode deskriptif dan kualitatif. Penelitian ini
memaparkan analisis dari mulai dari penggunaan, sampai kepada komparansi sampel
penelitian yang bersifat jamak. Metode ini pun mampu menganalis secara lebih
mendalam dengan mempertimbangkan setiap situasi yang ada, serta korelasi antar
variabel. Sehingga pada akhirnya data disajikan dengan terperinci, sistematis, dan
akurat.
a. Sumber Data
Sumber data adalah segala subjek darimana data tersebut diperoleh dan
mampu memberikan berbagai kontribusi yang relevan dengan yang diperlukan oleh
peneliti. Pada penelitian ini, sumber data yang menjadi referensi penelitian penulis
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbahasa Jepang maupun berbahasa Indonesia, media cetak (surat kabar, majalah,
dan sebagainya), internet, buku-buku penunjang untuk mengikuti Ujian Kemampuan
Bahasa Jepang (Nouryoku Shiken), serta penelitian terhadulu untuk melengkapi dan
memperkuat analisis terhadap penelitian ini, penulis pun membuat contoh kalimat
sendiri.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini
adalah :
1. Studi Literatur
2. Penelaahan Pustaka dengan penyajian berupa data kualitatif.
Penulis mengumpulkan berbagai macam data yang relevan dari berbagai
sumber kepustakaan yang berhubungan dengan sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi,
dan ~ge yang dalam kosakata bahasa Jepang. Data yang terkumpul sampai jenuh akan diklasifikasikan, dan digeneralisasikan sehingga menghasilkan sebuah simpulan
yang logis dan akurat.
Beberapa langkah yang penulis ambil untuk menunjang pengumpulan data
penelitian ini adalah :
1. Mencari berbagai teori yang relevan dan akurat dari berbagai sumber yang
telah disebutkan di atas.
2. Mencari berbagai contoh kalimat maupun referensi yang akan penulis jadikan
sumber sebagai bahan penelitian sehingga data semakin jenuh, akurat, dan
rinci.
11
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suharsimi Arikunto (2000:134) menyatakan bahwa instrumen pengumpulan
data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Lalu, seperti yang dikemukakan Alwasilah (2002 : 116) bahwa dalam penelitian
kualitatif peneliti sendiri berperan sebagai instrumen. Artinya secara langsung
peneliti bisa menghimpun data-data kebahasaan baik dari penutur secara langsung
maupun dari sumber lainnya.
Untuk mempermudah pengumpulan data yang relevan, penulis akan membuat
kartu atau format data yang berisi sekumpulan informasi mengenai data-data yang
relevan dan dibutuhkan oleh penulis untuk memperkuat analisisnya dalam penelitian
ini. Format data tersebut berbentuk tabel yang berisi sekumpulan data (jitsurei)
maupun (sakurei) yang telah tertulis atau telah dituturkan secara secara langsung. Instrumen penelitian yang penulis ajukan adalah jenis data kualitatif yang
memaparkan segala permasalahan beserta solusi melalui kata, dan kalimat secara
runtut.
d. Teknik Pengolahan Data
Beberapa teknik pengolahan data yang akan penulis ambil dalam penelitian
kali ini adalah :
1. Pengumpulan Data
Data-data yang akan penulis kumpulkan adalah data-data yang berasal dari
berbagai sumber kepustakaan seperti buku, media cetak (surat kabar, majalah),
internet, novel, karya tulis, penelitian terdahulu maupun data buatan sendiri
(sakurei) yang relevan baik dalam bahasa Jepang atau bahasa Indonesia.
Setelah semua data terkumpul maka penulis akan mengadakan klasifikasi
berdasarkan jenis dan konteksnya.
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah data terkumpul kemudian penulis menganalisis makna dan
penggunaan sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge satu persatu secara mendalam baik dari segi persamaan maupun perbedaannya dari setiap
sisi serta menggabungkan atau mengkomparasikan masing-masing dari
pola-pola tersebut apakah dapat saling menggantikan atau tidak.
3. Generalisasi
Setelah melakukan seluruh analisa data, maka penulis akan menghasilkan
sebuah simpulan yang akan merujuk pada satu titik. Penulis melakukan
generalisasi secara induktif sehingga semua permasalahan pokok pada
pola-pola sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge tersebut dapat terpecahkan dengan akurat, dan dapat memberikan jawaban yang dapat
memperkaya khazanah ilmu dalam bahasa Jepang.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini dimulai dari Bab
I adalah pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode penelitian dan sistematika
penulisan.Lalu, Bab IIyang merupakanlandasan teoritisyang di dalamnya akan
memaparkan seluruh teori yang relevan dari sudut pandang linguistik bahasa Jepang,
pemaparan mengenai makna, fungsi, penggunaan, persamaan, perbedan penggunaan
dan komparansi pada pola sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge. Bab III adalah Metode Penelitian yang berisi pembahasan pembahasan mengenai metode
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, intrumen penelitian dan teknik
pengolahan data sehingga menghasilkan sebuah penelitian yang dapat dijadikan
acuan. Kemudian berlanjut pada Bab IV yaitu analisis data yang menguraikan tentang
analisis secara mendalam dari mulai penggunaan, sampai kepada komparansi
13
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesimpulan dan rekomendasi, dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil
generalisasi dari sufiks ‘akhiran’ ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang akan menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai penggunaan, makna, fungsi persamaan,
perbedaan, dan komparansi dari keempat sufiks ‘akhiran’ di atas.Kemudian dari hasil
tersebut, ditindaklanjuti dengan memberikan saran sebagai acuan penelitian
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sugiyono (2011 : 2) mengemukakan bahwa metode penelitian pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya.
Sutedi (2011 : 53) memaparkan bahwa dalam kegiatan penelitian metode dapat
diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab
masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian
deskriptif dan kualitatif. Penelitian deskriptif menurut Sutedi (2011 : 58) adalah
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena
yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab
masalah secara aktual. Masalah dalam penelitian deskriptif adalah
masalah-masalah aktual yang terjadi pada masa penelitian ini dilakukan.
Sedangkan penelitian kualitatif Bogdan and Taylor dalam Setiyadi (2006 :
219) memaparkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan
perilakunya yang dapat diamati sehingga tujuan dari penelitian ini adalah
pemahaman individu tertentu dan latar belakangnya secara utuh. Setiyadi (2006 :
220) menyimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti tidak diwajibkan
untuk membentuk konsepsi-konsepsi tertentu atau teori-teori tertentu mengenai
lapangan penelitiannya, namun peneliti terjun ke lapangan dengan pikiran-pikiran
yang murni, siap dengan munculnya interpretasi atau hipotesa tertentu dari fakta
yang diperoleh dari lapangan penelitiannya. Dalam penelitian ini sangat mungkin
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lapangan yang beraneka ragam polanya atau pada saat peneliti mengadakan
penelitian, dan nantinya sampai pada tahap dimana ia mendapatkan pola-pola
tertentu yang lebih mapan dan relatif tetap dari subyek penelitiannya. Pola-pola
tersebut yang nantinya akan berfungsi sebagai landasan untuk menyusun sebuah
teori.
Selain itu metode untuk mengkaji dari segi linguistik dalam hal kajian kata
dan makna secara lebih mendalam, penulis sendiri menggunakan analisis
Imitokuchou dalam Igiso (semantic feature dalam semantem) dan analisis
hubungan antarmakna (go to go no imi kankei). Analisis Imitokuchou dalam Igiso
(semantic feature dalam semantem) yaitu makna suatu kata biasanya akan
berkembang dipengaruhi konteks atau situasi penggunannya. Makna ini disebut
dengan istilah igiso (semantem). Dalam sebuah igiso terdapat beberapa bagian yang disebut dengan imitokuchou (feature semantic). Analisis seperti ini dapat mendeskripsikan persamaan dan perbedaan setiap makna kata dengan jelas
(Sutedi : 2011 : 139). Analisis hubungan antarmakna (go to go no imi kankei) terjadi jika suatu imitokuchou terdapat dalam beberapa kata, maka kata-kata tersebut dapat digolongkan ke dalam satu medan makna yang sama. Dari medan
makna tersebut, bisa dikelompokkan lagi berdasarkan kategori tertentu, sehingga
dapat membuat suatu kelompok kata yang disebut dengan goi (Sutedi : 2011 : 140).
Pengelompokkan hubungan antarmakna yang penulis ambil dalam
penelitian ini adalah ruigi kankei (hubungan kesinoniman). Dua buah kata atau lebih yang mempunyai salah satu imitokuchou yang sama, bisa dikatakan sebagai kata yang bersinonim. Akan tetapi, meskipun bersinonim hanya pada konteks
tertentu saja, karena tidak ada sinonim yang semuanya sama persis, melainkan
dalam konteks tertentu pasti ditemukan suatu perbedaannya meskipun kecil.
Perbedaan tersebut dapat dianalisis dengan cara melihat imitokuchou setiap kata tersebut (Sutedi : 2011 : 140).
Alasan peneliti mengambil metode tersebut adalah karena adanya
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
~ppoi, ~gimi, ~gachi, ~ge
apakah maknanya akan berubah atau maknanya akan tetap sama, serta dalam
situasi seperti apakah makna kata yang dilekatkan keempat sufiks tersebut akan
berubah.
B. Objek Penelitian
Objek yang penulis jadikan bahan penelitian pada skripsi ini adalah
analisis makna sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang menyatakan kecenderungan dalam kosakata bahasa Jepang. Keempat imbuhan tersebut dalam
bahasa Jepang, sama-sama diklasifikasikan sebagai sufiks (setsuji) yang hampir memiliki makna yang sama, namun nuansa yang terkandung tetap berbeda.
Bagaimana penggunannya, fungsi, makna, persamaan, perbedaan sampai kepada
komparansi yang terdapat pada keempat sufiks tersebut.
Alasan penulis memilih objek penelitian tersebut karena selain keempat
pola sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge memiliki makna yang sama, namun kebanyakan pembelajar bahasa Jepang kurang mengetahui sejauh mana nuansa
yang terkandung dalam sebuah kosakata apabila dilekatkan sufiks di belakangnya.
Selain itu, pembicara pun harus mempertimbangkan situasi dan kondisi saat
menggunakannya. Sufiks dalam bahasa Jepang tergolong sering ditemukan dalam
buku ajar atau pembelajaran bahasa Jepang sehari-hari, namun karena referensi
yang masih tergolong sedikit, pembelajar bahasa Jepang kurang begitu memahami
sufiks dalam bahasa Jepang. Sehingga hal ini menyebabkan kurangnya
penguasaan kosakata bahasa Jepang baik lisan maupun tulisan. Untuk dapat
memahami sufiks dalam bahasa Jepang membutuhkan tingkat kemampuan
terhadap pemahaman makna dan berbahasa yang lebih tinggi, sehingga tidak
jarang pembelajar bahasa Jepang cenderung kurang memahami dan terjadi
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Sumber Data
Sumber data diperoleh penulis berasal dari berbagai literatur, kepustakaan
yang relevan dengan objek penelitian penulis. Sumber data yang diambil berupa
jitsurei dan sakurei yang berasal dari berbagai karya tulis, kamus, novel, jurnal,
media cetak (koran, majalah), internet, dan buku-buku penunjang dalam Ujian
Kemampuan Bahasa Jepang (Nouryoku Shiken). Berikut ini adalah beberapa
referensi yang akan penulis jadikan sebagai sumber data dalam penelitian penulis:
1. Nihongo Daijiten (D Great Japanese Dictionary), Umesao Tadao,
Kondansha (1995) disingkat (ND)
2. Shinmeikai Kokugo Jiten, Sanseido (2005) selanjutnya disingkat (SMK)
3. Nihongo Bunpou Handobakku, Iori Isao, Takanashi Shino, Nakanishi
Kumiko, dan Yamada Toshihiro, Shoei (2001) selanjutnya disingkat
(NBH)
4. New Approach Japanese Intermediate Course (Chukyuu Nihongo),
Oyanagi Noboru, Nihongo Kenkyuusha (2002) selanjutnya disingkat
(NAJIC)
5. Effective Japanese Usage Guide, Hirose Masayoshi, Shoji Kakuko,
Koudansha (1994) selanjutnya disingkat (EJUG)
6. Nihongo Nouryoku Shiken N1~N5 Taiou (Donna Toki Dou Tsukau
Nihongo Hyougen Bunkei Jiten), Etsuko Tomomatsu, Jun Miyamoto,
Masako Wakuri, Aruku (1996) selanjutnya disingkat (HBJ)
7. Nihongo Chukyuu J501, Toki Satoshi, Seki Masaaki, Hirataka Fumiya,
Shoei (1999) selanjutnya disingkat (NC)
8. Chukyuu Nihongo, Japanese Language Center for International Students,
Tokyo University of Foreign Studies (1994) selanjutnya disingkat (CN)
9. Nihongo Nouryoku Shiken N2/N3 Bunpou Taisaku Hyoujun Tekisuto,
Etsuko, Gyouda & Fukaya Kumiko & Watanabe Setsu. (2010) selanjutnya
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11.Novel Eien no Mahou Tsukai, Morino Hirose (2010) selanjutnya disingkat (EMT)
12.Novel Katagawa no Mirai, Morino Hirose (2010) selanjutnya disingkat (KM)
13.Novel Namae no Nai Kaibutsu, Kuro Mukodori (2012) selanjutnya disingkat (NNK)
14.http://www.aozora.gr.jp
15.http://pdfnovels.net/
16.Asahi Shinbun Online
17.Literatur-literatur lainnya yang relevan
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini
adalah :
1. Studi Literatur, disertai dengan
2. Penelaahan Pustaka dengan penyajian berupa data kualitatif.
Penulis mengumpulkan berbagai macam data berupa jitsurei dan sakurei
yang relevan dari berbagai sumber kepustakaan yang berhubungan dengan sufiks
~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge yang dalam kosakata bahasa Jepang. Data yang
terkumpul sampai jenuh akan diklasifikasikan, dan digeneralisasikan sehingga
menghasilkan sebuah simpulan yang logis dan akurat.
Beberapa langkah yang penulis ambil untuk menunjang pengumpulan data
penelitian ini adalah :
1. Mencari berbagai teori yang relevan dan akurat dari berbagai sumber yang
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mencari berbagai contoh kalimat maupun referensi yang akan penulis
jadikan sumber sebagai bahan penelitian sehingga data semakin jenuh,
akurat, dan rinci.
E. Instrumen Penelitian
Sutedi (2011 : 155) mengungkapkan bahwa instrumen penelitian yaitu alat
yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang
diperlukan dalam kegiatan penelitian. Data penelitian adalah sejumlah informasi
penting yang diperlukaj untuk menjawab masalah penelitian melalui prosedur
pengolahannya.
Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
format kartu data yang berisi catatan berupa contoh-contoh jitsurei maupun
sakurei. Setiyadi (2006 : 250) mengungkapkan secara umum catatan data dapat
dibagi menjadi dua jenis: catatan deskriptif atau (descriptive field note) dan catatan reflektif atau (reflective field note). Dalam penelitian ini, peneliti sendiri menggunakan catatan reflektif. Menurut Setiyadi (2006 : 251) dalam catatan
reflektif data sudah disusun secara sistematis dan sudah diberi interpretasi oleh si
peneliti. Dalam catatan ini, biasanya data sudah disusun dengan format tertentu
sesuai selera peneliti, misalnya berdasarkan topik pengamatan, kelompok yang
diamati atau sistematika lainnya. Dalam membuat catatan reflektif disarankan ada
kolom atau margin yang akan digunakan untuk menulis catatan khusus atau
komentar dari peneliti. Dengan menempatkan kolom atau margin bersebelahan
dengan catatan data, peneliti dapat mengklasifikasikan data berdasarkan data
berdasarkan pola atau tipologi yang muncul dari data yang ada. Kemudian Sutedi
(2011 : 178) mengemukakan bahwa format data merupakan salah satu instrumen
dalam bentuk tabel yang terdiri dari lajur dan kolom. Instrumen ini dapat
digunakan untuk menghimpun data kualitatif yang berupa contoh-contoh kalimat
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengolahan Data
Beberapa teknik pengolahan data yang akan penulis ambil dalam
penelitian ini adalah :
1. Tahap Persiapan
Pengumpulan Data
Data-data yang akan penulis kumpulkan adalah data-data yang berasal dari
berbagai sumber kepustakaan seperti buku, media cetak (surat kabar,
majalah), internet, novel, karya tulis, penelitian terdahulu maupun data
buatan sendiri (sakurei) yang relevan baik dalam bahasa Jepang atau bahasa Indonesia. Setelah semua data terkumpul maka penulis akan
mengadakan klasifikasi berdasarkan jenis dan konteksnya.
2. Tahap Pelaksanaan
Analisa Data
Setelah data terkumpul kemudian penulis terlebih dahulu memaparkan
secara umum mengenai sufiks (setsubigo) ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
disertai dengan contoh kalimatnya. Setelah itu, penulis memaparkan setiap
karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing sufiks tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan menganalisis penggunaan, makna, dan fungsi sufiks
~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge disertai dengan contoh-contoh kata atau
kalimat.
3. Tahap Penyimpulan
Generalisasi
Setelah melakukan seluruh analisa data, maka penulis akan menghasilkan
sebuah simpulan yang akan merujuk pada satu titik. Penulis melakukan
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, pada bab ini
akan disampaikan kesimpulan dari hasil analisis data. Keempat sufiks ini
memiliki hubungan antara maknanya dengan menggunakan analisis imitokuchou
(feature semantic)seperti yang diungkapkan oleh (Sutedi : 2011 : 139). Hubungan
antara keempat makna sufiks, persamaan, dan perbedaannya pun dapat
terpaparkan. Berikut tabel analisis persamaan, perbedaan, dan perbandingan
makna diantara sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge.
1. Persamaan Makna
Keterangan:
= Memiliki persamaan
= Tidak memiliki persamaan
Tabel II. Analisis Persamaan Makna Sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
Sufiks ~
yang hanya dirasakan
133
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap suatu kondisi
penegasan terhadap suatu kondisi atau perasaan.
Sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, dan sufiks ~gimi memiliki makna
subjektifitas (berdasarkan sudut pandang pembicara).
2. Perbedaan Makna
Keterangan:
= Memiliki makna tersendiri
X = Tidak memiliki makna tersendiri
Tabel III. Analisis Perbedaan Makna Sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi, dan ~ge
Sufiks
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyampaikan sesuatu
Sufiks ~ppoi, menyatakan suatu hal yang tidak benar-benar nyata. Artinya,
ketika pembicara melekatkan sufiks tersebut maka tidak mengandung arti
yang sebenarnya.
Sufiks~gachi, dan sufiks ~ge memiliki makna tersurat (konkrit). Sufiks
~gimi memiliki keistimewaan dalam hal memperhalus nada bicara atau kondisi seseorang. Sedangkan sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, dan sufiks ~ge
tidak memiliki keistimewaan tersebut.
Sufiks ~ge tidak memiliki makna subjektifitas seperti yang dimiliki oleh sufiks~ppoi, sufiks ~gachi, dan sufiks ~ge.
Makna kondisi yang disampaikan sufiks ~ppoi, dansufiks ~gachi, sifatnya
lebih mendalam sampai kepada kondisi psikologis, kondisi insidental,
kondisi buruk (tidak diinginkan). Sedangkan sufiks ~gimi, dan sufiks ~gemenyampaikan makna kondisi pembicara apa adanya.
3. Perbandingan sufiks~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge.
135
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sufiks~ppoi
Sufiks~gachi
Sufiks~gimi
Sufiks~ge
Tabel IV. Analisis Perbandingan Makna Sufiks ~ppoi, ~gachi, ~gimi,
dan ~ge(kesimpulan)
Keterangan :
= Bentuk dasar
= Dapat menggantikan
= Tidak dapat menggantikan
Kesimpulan dari perbandingan sufiks ~ppoi, sufiks ~gachi, sufiks ~gimi, dan sufiks ~ge dari tabel di atas adalah:
Sufiks ~ppoitidak dapat digantikan oleh sufiks ~gachi,
~gimi, dan ~ge
Sufiks ~gimidan sufiks ~gachidapat saling menggantikan
Sufiks ~gimihanya dapat digantikan oleh sufiks ~gachi
Sufiks ~gedapat digantikanoleh sufiks ~ppoi
Namun, sufiks ~ppoi tidak dapat digantikan oleh sufiks ~ge
Meskipun keempat sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan
sufiks げ (~ge) memiliki persamaan, namun tidak selalu dapat menggantikan satu sama lain, karena terdapat perbedaan nuansa yang
dapat mengubah arti dan maksud dari kalimat tersebut.
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ada beberapa implikasi yang berkaitan dengan tema penelitian ini,
diantaranya:
1. Untuk Peneliti selanjutnya
a. Penelitian mengenai makna sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi),
ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge) ini masih sangat terbatas. Denga
banyak membaca buku tentang makna akan lebih baik dalam
menganalisis penelitian bertema makna. Selain itu, dengan
memperkaya referensi dari berbagai sumber, danbanyak membaca
jurnal ilmiah mengenai tema penelitian akan sangat bermanfaat
untuk menambah wawasan sekaligus menambah jitsurei yang dalam penelitian kali ini masih dirasa kurang beragam.
b. Penelitian ini berfokus pada persamaan, perbedaan, dan
perbandingan makna yang terdapat pada setiap data yang ada.
Setelah penelitian ini diharapkan adanya analisis mengenai
kesalahan dalam penggunaan keempat sufiks yaitu sufiks っぽい
(~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan sufiks げ(~ge).
2. Untuk Pengajar Bahasa Jepang
A. Perlunya pengenalan lebih mendalam mengenai sufiks (setsubigo) dalam bahasa Jepang. Hal tersebut untuk memperkaya wawasan
para pembelajar bahasa Jepang dalam mempelajari bahasanya.
B. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu tambahan
bahan pengayaan untuk mata kuliah Dokkai, Sakubundan Honyaku,
sehingga dapat teraplikasikan dalam pembelajaran bahasa Jepang.
3. Untuk Pembelajar bahasa Jepang
Penelitian ini diharapkan mampumenjadi salah satu
sumber/referensi dalam memahami sufiks dalam bahasa Jepang,
khususnya sufiks っぽい(~ppoi),がち(~gachi), ぎみ (~gimi) dan
137
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Rekomendasi
Ada beberapa rekomendasi yang berkaitan dengan tema penelitian ini,
diantaranya:
1. Memilih kosakata dan contoh kalimat yang akan dianalisis dengan
cermat
2. Jika ingin menganalisis makna secara lebih mendalam,
perbanyaklah diskusi dengan native speaker secara langsung, pertimbangkan pula apakah kosakata tersebut masih sering
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Akimoto, Miharu. Bunpou-ka Gensou no Ichirei –Meishi {gimi} kara Setsubiji
{gimi} e no Hensen. Keisen Jogakuen University. JurnalIlmiah: Tidak
Diterbitkan.
Alwasilah, A. Chaedar. (1993). Beberapa Madhab &DikotomiTeoriLinguistik. Bandung: PenerbitAngkasa
Alwasilah, A. Chaedar. (2002). PokoknyaKualitatif:Dasar-dasarMerancang
danMelakukanPenelitianKualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya
Alwi, Hasan dll. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta:Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (1998). ProsedurPenelitian. Jakarta: PT RinekaCipta
Cahyono, Yudi Bambang. (1995). Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.
Depdiknas. (2008) .Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat.PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
Etsuko, Gyouda&Fukaya,Kumiko& Watanabe Setsu. (2010). Nihongo
NouryokuShikenBunpouTaisakuHoujunTekisuto. Tokyo.Tokuwa
Sisutemu
Fitriyani. (2013) . Analisis Deskriptif Makna Kata Berulang Dalam Bahasa Jepang Yang Menggunakan Kanji Dilihat Dari Pemakaian Kanji Dasar.
Bandung. Skripsi Sarjana pada Universitas Komputer Indonesia: Tidak
Diterbitkan
Hasibuan, Adriana. (2003). MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG. Medan.
TesisMagister pada Universitas Sumatera Utara: Tidak Diterbitkan
Hirose, Masayoshi & Shoji Kakuko. (1994). Effective Japanese Usage Guide
(NihongoGakushuu Tsukaiwakete Jiten). Tokyo: Koudansha
Japanese Language Center for International Students. (1994). Chukyuu Nihongo. Japan: Tokyo University of Foreign Studies
139
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Machida, Ken &MomiyamaYousuke. (1997). (terbitan ke-3). YokuWakaru
GengogakuNyuumon. Tokyo: BareruPureru
Miyamoto, Jun, dkk. (2013). Nihongo Nouryoku Shiken N1~N5 Taiou (Donna
Toki Dou Tsukau Nihongo Hyougen Bunkei Jiten). Japan: ALC Press Inc.
Morino Hirose.(2010). Eien no Mahou Tsukai. Tokyo:Kabushiki Gaisha .Alphapolis
(2010). Katagawa no Mirai. Tokyo:Kabushiki Gaisha .Alphapolis
KamusBesar Bahasa Indonesia Edisi IV. (2008). Jakarta: GramediaPustaka
Utama
Koizumi, Tamotsu. (1993). GengogakuNyuumon. Tokyo: Kabushiki Gaisha Krisdalaksana, Harimurti.
Machida, Ken &MomiyamaYousuke, dkk. (1997). YokuWakaruGengogaku
Nyuumon. Tokyo: BareruPureru
Mariatul, Qiftiah. (2010). PROSES MORFEMIS PREFIKS HI, FU, MU, DAN MI
DAN JUGA PEMAKNAANNYA DALAM BAHASA JEPANG.Skripsi
SarjanapadaUniversitas Sumatera Utara: TidakDiterbitkan
Matsuoka, Takashi& Takubo Yukinori. (1993). Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan
Michiko, Mochizuki.(2010). Setsubiji [teki] no Shiyou to Nihongo Kyouiku e
Shisa. PenelitianMahasiswaJepang, danPembelajar Bahasa Jepang.
JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Ogawa, dkk. (1994). Nihongo KyouikuJiten. Tokyo: Taishukan
Ohara, Masako. (2010). Setsubiji {~ppoi} niTsuite. Shimane University, Faculty of Law and Literature. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Oyanagi Noboru.(2004).New Approach Japanese Intermediate Course (Chukyuu
Nihongo). Japan: Nihongo Kenkyuusha
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
http://enichan.blogspot.com/2012/06/instrumen-penelitian.html yang
diunggahpada 10 Maret 2014
Ramlan. (1987). Ilmu Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Karya Muda
Samsuri. (1994). Analisis Bahasa. Jakarta: PT. GeloraAksaraPratama
Setiadi, Bambang. (2006). MetodePenelitianuntukPengajaran Bahasa Asing
PendekatanKuantitatifdanKualitatif. Bandung: GrahaIlmu
Sutedi, Dedi. (2011). PengantarLinguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
(2011). PenelitianPendidikan Bahasa Jepang.
Bandung:HumanioraUtama Press
Sugimoto, Tsutomu & Iwabuchi Masashi. (1990). Nihonggogaku Jiten. Tokyo: Sakura Kaede
Sugiyono. (2011). MetodeKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfa Beta Situmorang, Hamzon. (2007). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan:USU
Press
Shinmura, Izuru& Iwanami, Shoten. (1998). Koujien. Tokyo: Iwanami Shoten Shofiawati, Ainin. (2009). AnalisisSetsubigo –Mi, dan –Sa (BidangKebahasaan
dalamTataranLinguistikSemantik): SkripsiSarjanapada FPBS UPI
Bandung: TidakDiterbitkan
Takanashi Shino, dkk. (2001).Nihongo Bunpou Handobakku. Shoei
Takeshi, Shibata, dkk. (2005). ShinmeinkaiKokugoJitenDairokuhan. Tokyo: Kabushiki GaishaSanseidou
Takumi, Tagawa. (2010). Keitairon Chou-Nyuumon. Tokyo Daigaku. Jiyuu GengoDaigakuKantou Dai-ikkaiBenkyoukai. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Tarigan,Guntur.(1994). MenulissebagaiSuatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Toki Satoshi, dkk. (1999). Nihongo Chukyuu J501. Shoei
Umehara, Toshihiro. (2002). Nihongo Setsubiji {~ppoi} to Eigo Setsubiji {~ish}
no Ruii to Soui ni Tsuite. KomazawaUniversitu. JurnalIlmiah: Tidak
Diterbitkan
141
Andhini Putri Pratami Rustandi
ANALISIS MAKNA SUFIKS –PPOI, -GACHI, -GIMI, DAN –GE YANG MENYATAKAN KECENDERUNJGAN DALAM KOSAKATA BAHASA JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wen, Jiang Kaoru. Hindo o Arawasu Setsubigo ni Kansuru Ichikōsatsu {~gimi} o
Chuushin ni. Taiwan TamkangDaigaku Nihongo Bungakka. Jurnal Ilmiah:
TidakDiterbitkan.
Yamaguchi Yutaka. (2004). Setsuji ni Tsuite no Kenkyuu: Hyougo Kyouiku Daigaku Daigakuin Gaku Ironbun. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
Yoshikazu, Ooshima. Nihongo o Kangaeru:Jurnal Online dalam situs http://charon.isc.ibaraki.ac.jp/. Ibaraki. JurnalIlmiah: TidakDiterbitkan
http://www.aozora.gr.jp
http://pdfnovels.net/
Asahi Shinbun Online
www.repositoy.usu.ac.id
www.kwary.net/linguistics/gl/Afiksasi.doc
Anonim. Diambildari situs http://kotobank.jp/word/形態論 yangdiunggahpada