PENGARUH MODEL LATIHAN FISIK DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
(Studi Eksperimen Pada Siswa SMA Negeri 4 Garut)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh
ASEP ANGGA PERMADI 1201049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCA SARJANA
Halaman Hak Cipta
==========================================================
PENGARUH MODEL LATIHAN FISIK DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
(Studi Eksperimen Pada Siswa SMA Negeri 4 Garut)
Oleh
Asep Angga Permadi, M.Pd
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2015
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga
© Asep Angga Permadi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH MODEL LATIHAN FISIK DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Asep Angga Permadi (2015): “Pengaruh Model Latihan Fisik dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keterampilan Sepakbola.” Tesis, Bandung. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Pembimbing: Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd.
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci : Latihan Fisik, Kecerdasan Emosional dan Keterampilan Sepakbola
ABSTRACT
INFLUENCE MODEL OF EMOTIONAL INTELLIGENCE AND PHYSICAL TRAINING OF FOOTBALL SKILLS
Asep Angga Permadi (2015): “Influence Model of Emotional Intelligence and Physical Exercise of Football Skills.” Thesis, Bandung. Graduate Shool Of Education, University Of Indonesia. Supervisor: Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd.
The purpose of this research is to find out the influence of different use of physical exercise models and emotional intelligence with the footbaal skills. The metod used in this study is an experiment with a factorial design 2x2 (ANAVA). The research was carried out in SMAN 4 Garut with a population of 56 students. The instruments used were the emosional intelligence test, physical conditional of footbaal test and footbaal skills test. Data processing used Statistical Product and Solition Service program versi 20.0 on a significant level of α= 0,05, Kolmogorov Smirov Test, Test Levane Independent Sample t Test, and test of ANAVA. Based on the analysis of the data there are several results showed. First, there is no significant influence in applying different models of physical exercises between using a ball and without using a ball on football skill. Second there is on interaction among practice models, emocional intelligence, and footbaal skills: there is no significant influence in applying different models of physical exercises between using a ball and without using a ball on football skills to a group of student who have high emotional intelligence and neither to a group of student who have low emotional intelligence. Last however, there is a difference significan influence between high and low in emotional intelligence of footbaal skill.
i
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……… .. i
KATA PENGANTAR……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iv
DAFTAR ISI………. v
DAFTAR TABEL………. vii
DAFTAR GAMBAR………. viii
LAMPIRAN-LAMPIRAN... ... x
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang………. 1
B. Identifikasi Masalah………. 7
C. Rumusan Masalah……… 8
D. Tujuan Penelitian………. 9
E. Manfaat Penelitian………... 9
F. Struktur Organisasi Tesis………. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN……… 12
A. Kajian Pustaka………... 12
1. Hakikat Kondisi Fisik………... 12
2. Hakikat Kecerdasan Emosional……… 27
3. Hakikat Keterampilan Sepakbola………. 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan……….. 63
C. Kerangka Pemikiran……….. 64
D. Hipotesis Penelitian……… 68
BAB III PROSEDUR PENELITIAN……… 69
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian………. 69
ii
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Populasi Penelitian……….. 69
3. Teknik Pengambilan Sampel………. 69
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian……… 70
1. Metode Penelitian………. 70
2. Desain Penelitian……….. 71
3. Validitas Internal………... 73
4. Validitas Eksternal………. 74
C. Tempat dan Waktu Penelitian……… 74
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional………. 75
1. Variabel Penelitian………. 75
2. Defenisi Operasional……….. 75
E. Instrumen Penelitian……….. 76
1. Jenis Instrumen……… 76
a. Tes Kecerdasan Emosional………. 76
b. Tes Fisik Pemain Sepakbola……… 77
c. Tes Keterampilan Sepakbola………. 78
F. Prosedur Penelitian……….. 81
G. Teknik Pengolahan Data……….. 82
H. Proses Pengembangan Instrumen ……… 83
I. Analisis Data………. 86
BAB IV HASIL PENELITIAN……….……….. 89
A. Deskripsi Data……….. 89
B. Pengujian Persyaratan Analisis……… 93
C. Uji Hipotesis... 95
D. Pembahasan Hasil Penelitian………... 102
E. Diskusi Penemuan... 108
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………... 112
A. Kesimpulan……….. 112
iii
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA……….. 115
LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 119
RIWAYAT HIDUP……….... 158
DAFTAR TABEL
Tabel Hlm
2.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10
Kontinum Empat-Kategori dari Closed Skills ke Open Skill...
Desain Penelitian ANAVA………
Jadwal, Waktu, dan Hari Latihan…….………..
Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional………... Pengamatan Penampilan Bermain……… Patokan Indek Daya Beda……… Uji Validitas Butir Item Tes Kecerdasan Emosional……….
Uji Reliabiltas Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional…... Deskripsi Data Hasil Tes Kecerdasan Emosional……….. Deskripsi Data Hasil Tes Kondisi Fisik……….. Deskripsi Data Hasil Keterampilan Sepakbola……….. Hasil Uji Normalitas Model Latihan dan Kecerdasan Emosional … Hasil Uji Homogenitas Model Latihan………..………… Hasil Perhitungan Berdasarkan ANOVA 2 x 2……….
Deskripsi Data Interaksi………
Deskripsi Data Uji t Independen p - value ≥ 0.05………
Deskripsi Data Uji t Independen p - value ≥ 0.05……… Hasil Perhitungan Berdasarkan ANOVA 2 x 2……….
iv
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Hlm
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2.17 2.18 2.19 2.20
Lapangan Sepakbola………...
Teknik Menendang dengan Kaki Bagian Dalam ..……….
Teknik Menendang dengan Kaki Bagian Luar ..………...
Teknik Menendang dengan Punggung Kaki………...
Teknik Menendang dengan Punggung Kaki
Bagian Dalam………...
Teknik Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Dalam……..
Teknik Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Luar……….
Teknik Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki …………
Teknik Menghentikan Bola dengan Telapak Kaki ………
Teknik Menghentikan Bola dengan Paha Kaki ……….
Teknik Menghentikan Bola dengan Dada ………
Teknik Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam ………
Teknik Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Luar ………….
Teknik Menggiring Bola dengan Punggung Kaki ………. Teknik Menyundul Bola Sambil Berdiri ……… Teknik Menyundul Bola Sambil Meloncat/Melompat……….. Teknik Merampas Bola Sambil Berdiri ……… Teknik Merampas Bola Sambil Meluncur ………. Teknik Lemparan Kedalam Tanpa Awalan……… Teknik Lemparan Kedalam dengan Awalan……….
v
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2.21
2.22
3.1
3.2
3.3
3.4
4.1
4.2
Teknik Menangkap Bola Sambil Berdiri………
Teknik Menangkap Bola Sambil Meloncat……….
Tes Sepak Tahan Bola (Passing And Stoping)………
Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Heading)………..
Tes Menggiring Bola (Dribbling)………..
Tes Menendang Bola Kesasaran (Shooting)………..
Histrogram Skor Model Latihan Fisik Menggunakan Bola
dengan Kecerdasan Emosional Tinggi dan Kecerdasan
Emosional Rendah Bola Terhadap Keterampilan Sepakbola...
Histrogram Skor Model latihan fisik tanpa menggunakan bola
Pada Kelompok Kecerdasan emosional Tinggi dan Kecerdasan
Emosional Rendah Terhadap Keterampilan
Sepakbola………..
59
60
78
79
80
80
92
vi
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hlm
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Skenario Model Latihan Fisik Tanpa Menggunakan Bola….
Skenario Model Latihan Fisik Menggunakan Bola ………..
Angket Kecerdasan Emosional (EQ) ………...
Data Hasil Tes Kecerdasan Emosional ………..
Data Hasil Tes Keterampilan Sepakbola... Data Hasil Tes Fisik Sepakbola ………. Deskripsi Data Model Latihan Fisik dan Kecerdasan Emosional
Terhadap Keterampilan Sepakbola...
Foto penelitian...
Surat Keterangan Pembimbing Tesis...
Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian...
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian...
Daftar Riwayat Hidup...
120
126
136
140
141
144
146
150
154
156
157
vii
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan permainan yang paling populer di Indonesia. Hal ini
dilandasi keterlibatan masyarakat terhadap kegiatan olahraga tersebut. Permainan
sepakbola merupakan cabang olahraga yang diminati oleh berbagai lapisan
masyarakat, mulai dari anak-anak, pria maupun wanita. Hal ini dapat dilihat
dengan semakin berkembangnya sepakbola terutama di kalangan pelajar.
Ekstarakulikuler sepakbola di SMAN 4 Garut sangat didukung oleh seokolah
dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa yang punya potensi dalam sepakbola
untuk menjadi mejadi pemain propesional dengan didukung dan diperhatikan
dibuktikan dengan seringnya diadakan pertandingan antar pelajar.
Tujuan permainan sepakbola adalah pemain berusaha memasukan bola
sebanyak-banyaknya, dengan anggota badan selain tangan. Tim yang memasukan
lebih banyak, akan keluar sebagai pemenang. Oleh karena itu, setiap pemain harus
menguasai teknik-teknik dasar yang baik. Penguasaan teknik dasar yang benar
dalam sepakbola merupakan suatu syarat landasan bagi seorang pemain sepakbola
untuk dapat bermain dengan baik. Dalam hal ini Sucipto,dkk (2000, hlm. 7)
menjelaskan bahwa:
Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.
Tujuan dari sepakbola adalah, setiap pelaku harus berusaha memasukan bola
sebanyak-banyaknya dan mempertahankan gawang agar tidak kebobolan, dengan
anggota badan selain tangan untuk menentukan tim mana yang keluar sebagai
pemenang. Secara umum sepakbola lebih banyak menuntut keterampilan,
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2
sebagaimana di ungkapkan Sucipto, dkk (2000, hlm. 8-9) gerakan berpindah
tempat, seperti lari kesegala arah, meloncat/melompat, meluncur,
gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat, seperti menjangkau, melenting,
membungkuk, meliuk, gerakan menendang bola, menggiring bola, menyundul
bola, merampas bola, dan menangkap bola bagi penjaga gawang, atau lemparan
kedalam untuk memulai permainan setelah bola keluar lapangan. Wujud dari
keterampilan ini memiliki peranan penting dalam memasuki tahap-tahap
permainan sebenarnya.
Perkembangan sepakbola di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Garut
akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Terutama di SMAN 4 Garut, sekolah
mendukung siswanya yang gemar bermaian sepakbola memfasilitasi dan
mengembangkan bakatnya di bidang sepakbola melalui ekstrakulikuler yang
terprogram dan terencana. Diharapkan dengan adanya dukungan dari sekolah akan
bermunculan pemain-pemain muda berbakat yang memiliki kualitas dan
kemampuan teknik bermain yang baik, karena dengan memiliki pemain yang
berkualitas ini akan membantu persepakbolan di Kabupaten Garut yang masih
ketinggalan dibandingkan kabupaten-kabupaten terdekat yang sudah berkembang
dan cukup maju dalam prestasi sepakbolanya untuk bias bersaing dan
mengharumkan daerah sendri terutama bagi persepakbolaan di Indonesia.
Berdasarkan pengamatan dilapangan, baik latihan maupun bertanding siswa
masih kurang konsisten dalam mengontrol emosinya. Selain kurangnya
mengontrol emosi, juga kurangnya fisik untuk mendukung siswa pada saat
bermain selama dua kali 45 menit. Hal itu bisa dilihat di dalam setiap latihan dan
saat pertandingan, serta keterampilan siswa dalam menguasai teknik sepakbola.
Dengan demikian terdapat problematika yang masih belum terpecahkan yaitu,
belum terkontrolnya emosional saat bermain dan siswa tidak setabilnya kondisi
fisik atau cepet lelah. Dampaknya seringkali pemain lambat mengambil keputsan
saat menerima maumpun memberikan bola kepada rekanya, dan momen kapan
bola di dribbling, passing maupun suting kurang tepat, sehingga problem ini harus
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3
Dalam proses pembinaan siswa SMAN 4 Garut diutamakan banyak
melaksanakan latihan kondisi fisik yang akan mendukung keterampilan bermain
sepakbola. Seorang pemain yang baik harus mampu menguasai bermacam-macam
ketrampilan teknik dasar sepakbola, sehingga mereka dapat memainkan bola dari
berbagai posisi dan situasi dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu seorang
pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain
bola dengan baik tidak mungkin menjadi pemain yang baik. Menjadi pemain
sepakbola yang baik, bermacam teknik bermain harus dapat dikuasai, penguasaan
keterampilan, faktor fisik, teknik dan mental sangat mendukung untuk
memperoleh keterampilan yang baik.
Seorang pemain sepakbola yang memiliki kecerdasan saja masih belum
cukup, tetapi juga harus dibarengi dengan kematangan emosinya. Ambil contoh
dalam pertandingan sepakbola sering ditemukan pemain yang tidak dapat meraih
prestasi yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada pemain yang
mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi yang relatif
rendah, namun ada pemain yang walaupun kemampuan inteligensinya relative
rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf
intiligensi bukan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. Fakta lainnya menurut
Geoleman (2002, hlm. 45) menjelaskan bahwa:
Kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir dan berempati.
Definisi tentang kecerdasan emosi atau biasa disebut dengan Emosional
Intellegence (EI) menurut Mayer (2001, hlm. 33) merupakan sebuah bentuk
kecerdasan yang melibatkan kemampuan memonitor perasaan dan emosi diri
sendiri atau orang lain, untuk membedakan mereka dan menggunakan informasi
ini untuk menuntun pikiran dan tindakan seseorang. Emosi merupakan perasaan
yang dialami individu sebagai reaksi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4
beberapa kategori, seperti marah, takut, sedih, gembira, kasih sayang dan takjub.
Kecerdasan emosi dapat diartikan dengan kemampuan seseorang untuk
menjinakan emosi serta mengarahkanya kepada hal-hal yang lebih positif.
Kecerdasan emosi menurut Indarto (2007, hlm. 71) merupakan derajat
kemampuan untuk mengetahui apa yang diri sediri dan orang lain rasakan
termasuk cara tepat menangani masalah mengenai masalah yang dimiliki seorang
pemain atau atlet. Indikator untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi menurut
Geoleman (2002, hlm. 51) menjelaskan bahwa :
Self awareness (penyadaran emosi diri, self assessment, percaya diri), social awareness (emphaty, orientasi service, penyadaran organisasi), self management (control diri, mempercayai dan dipercaya, disiplin dan tanggung jawab, kemamuan adaptasi, dorongan berprestasi, inisiatif), social skill ( membangun orang lain, mempengaruhi, komunikasi, manajemen konflik, kepemimpinan, katalis perubahan, membangun ikatan, kerjasama dan kolaborasi). khususnya pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahanya secara tepat.
Perasaan emosi memegang peran penting dalam hidup manusia. Semua
gejala emosional seperti : rasa takut, marah, cemas, stress, penuh harap, rasa
senang, dapat mempengaruhi perubahan-perubahan kondisi fisik seseorang.
Perasaan atau emosi dapat memberi pengaruh-pengaruh fisiologik seperti :
ketegangan otot, denyut jantung, peredaran darah, pernapasan, berfungsinya
kelenjar-kelenjar hormon tertentu. Sehubungan ini semua maka jelaslah bahwa
gejala psikis akan mempengaruhi penampilan dan prestasi atlet. Dalam hubungan
ini pengaruh gangguan emosional perlu diperhatikan, karena gangguan emosional
dapat mempengaruhi psychological stability atau keseimbangan psikis secara
keseluruhan, dan ini berakibat besar terhadap penampilan atlet di lapangan. Emosi
atau perasaan atlet perlu mendapatkan perhatian khusus dalam olahraga, karena
emosi atlet di samping mempengaruhi aspek-aspek kejiwaan juga (akal dan
kehendak), juga mempengaruhi terhadap peningkatan atau merosotnya prestasi
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
5
maka gangguan emosioanal terhadap diri atlet akan berpengaruh terhadap keadaan
kejiwaan atlet secara menyeluruh, ketidakstabilan emosional akan mengakibatkan
terjadinya ketidakstabilan psikologi, yang akan mempengaruhi peran
fungsi-fungsi psikologisnya dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penampilan
atlet.
Emosi dapat berpengaruh terhadap penampilan atlet, seperti dijelaskan
Groppel (1989, hlm. 256), konsisten atau kemantapan penampilan merupakan
hasil dari konsistensi emosional. Pemain yang keadaan emosinya tidak stabil
selama permainan akan mendapati bahwa penampilan mereka juga tidak stabil.
Semakin naik turun keadaan emosi pemain selama permainan, semakin kecil
kemungkinan tingkat penampilan mereka dapat distabilkan pada kemampuan
puncaknya. Terdapat hubungan yang nyata antara penampilan atlet dengan
keadaan emosinya pada saat itu. Beberapa keadaan emosional secara jelas
menunjang konsistensi tingkat tinggi, sedangkan keadaan emosional lainnya
memiliki pengaruh sebaliknya. Pendapat Groppel bahwa penampilan puncak atau
maksimum secara langsung berhubungan dengan keadaan emosional tertentu.
Keadaan emosional ini dikenal sebagai keadaan performa ideal. Keadaan
emosional mengarah pada kemunculan keadaan fisiologis yang berbeda-beda.
Perubahan pada keadaan perasaan berpengaruh pada keadaan biokimia yang
mempengaruhi variabel performa kritis seperti tekanan darah, detak jantung,
tegangan otot, suhu badan, dll. Perubahan pemain secara biokimia sebagai
perubahan keadaan perasaan dan keadaan jiwa (mood). Perubahan ini dapat
menunjang atau merusak kemampuan mereka untuk mencapai penampilan
puncak.
Banyak faktor yang mempengaruhi keterampilan sepakbola, salah satu, yang
memiliki peranan penting dalam mendukung keterampilan sepakbola adalah
kondisi fisik, melalui keterampilan yang diperoleh dari hasil latihan, seorang
pemain dituntut untuk bermain bagus dan mampu menghadapi tekanan-tekanan
yang terjadi dalam pertandingan. Pemain harus mampu melakukan gerakan yang
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
6
dan mental dalam menghadapi lawan. Pemain sepak bola harus mampu berlari
beberapa kilometer dalam satu pertandingan dan menanggapi berbagai perubahan
situasi permainan dengan cepat. Oleh karena itu, seorang pemain sepak bola tidak
hanya dituntut untuk memahami taktik permainan individu, kelompok atau beregu
tetapi dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang baik. Maka, kondisi fisik
menjadi hal yang penting bagi atlet sebab kondisi fisik sebagai fondasi untuk
belajar teknik, taktik, strategi, dan mental. Dalam cabang olahraga apapun yang
aktivitas geraknya sangat banyak memerlukan kondisi fisik yang baik, karena
merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan dan penting sekali dalam mencapai
prestasi yang tinggi. Disamping itu, kondisi fisik yang baik merupakan kunci
keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga. Mengenai pentingnya kondisi fisik
Harsono (1977, hlm. 153) mengungkapkan bahwa :
Kondisi fisik altet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihannya. Program latihan fisik haruslah direncanakan dengan baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kemampuan fungsional tubuh sehingga memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Kalau kondisi fisik baik maka: 1) aka nada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung, 2) aka nada peningkatan kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan komponen kondisiFisik lainnya, 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan, 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh apabila sewaktu-waktu respon demikian dilakukan.
Kondisi fisik sangat menentukan kualitas dan kemampuan atlet untuk
mencapai tuntutan prestasi yang optimal. Semakin jelas bahwa kondisi fisik
memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Untuk menunjang
keterampilan sepakbola seseorang harus dibekali dengan teknik yang baik,
sebagai penunjang keberhasilan dalam pelaksanaan aktivitas yang terkandung
pada cabang olahraga tersebut. Menurut Harsono (2007, hlm. 2) bahwa: teknik
ialah model yang harus kita ikuti waktu mempelajari suatu gerakan tertentu.
Seorang yang memiliki teknik dasar bermain sepak bola yang baik tentu akan
memiliki teknik bermain yang baik pula dalam permainan sepak bola tersebut.
Sehubungan dengan hal tesebut Sucipto, dkk (2000, hlm. 17) mengungkapkan
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
7
(kicking), 2) menghentikan (stoping), 3) menggiring (dribbling), 4) menyundul
(heading), 5) merampas (tacling), 6) lemparan kedalam (throw-in), dan 7)
Menjaga gawang (goal keeping). Selain komponen teknik, agar permainan
tersebut dapat berjalan efisien maka, kebutuhan taktik permainan dalam
permainan juga perlu dikuasai. Sesuai tujuannya, kebutuhan taktik dalam bermain
sepakbola sudah selayaknya mesti di gunakan. Dalam artian konsep apa yang
harus ditekankan serta untuk apa digunakan. Kemampuan untuk mengambil
keputusan yang tepat dan efisien merupakan inti pada konsep dasar taktik. Dalam
menerapkan taktik dalam permainan dibutuhkan syarat-syarat seperti kondisi,
fisik, kemampuan teknik, stabilitas mental, dan kecerdasan. Selain komponen
teknik, taktik, factor yang lain perlu disadari adalah strategi. Untuk mencapai
tujuan bermain sepakbola secara maksimal, penerapan strategi yang cocok sangat
penting untuk diperhatikan, sehingga suasana kondusivitas permainan dapat
terlihat indah untuk di tonton. Suatu rencana yang cermat dan sistematis yang
berkaitan dengan kegiatan untuk memenangkan suatu pertandingan mnejadi titik
tolak strategi. Perlu disadari, komponen lain yang dibutuhkan selain teknik, taktik,
dan strategi adalah faktor mental yang juga sangat menunjang terhadap
keberhasilan aktivitas bermain sepakbola. Mental merupakan kemampuan
seseorang dalam, berpikir, berimajinasi sehingga memungkinkan terciptanya
gerakan yang efektif. Dukungan pikiran dan gerak akan menghasilkan aksi pada
tubuh ketika membayangkan gerakan apa yang harus di pakai saat kondisi dan
situasi tertentu. Kemudian hal ini diperkuat Jacobson (1930; dalam Mahendra
2007, hlm. 258) dukungan yang sangat awal tentang hubungan antara pikiran
(mind) dan gerakan (movement) selama pembayangan mental. Menurut ulasan
diatas bahwa ketika siswa atau atlet membayangkan mereka ketika bergerak
seperti ketika melakukan aktivitas gerak melakukan dribbling berpasangan dalam
bentuk permainan sehingga nantinya mampu melakukan aksi yang sudah
direncanakannya.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini difokuskan secara mendalam
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
8
judul Pengaruh Model Latihan Fisik dan Kecerdasan Emosi Terhadap
Keterampilan Sepakbola.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah, maka penulis dapat mengidentifikasi
berbagai macam permasalahan yang terkait dengan masalah penelitian, antara
lain:
1. Siswa masih kurang konsisten dalam mengontrol emosinya pada saat
permainan sepakbola, hal itu ada beberapa hal yang menyebabkan terjadi
salah satunya masih kurangnya kondisi fisik untuk mendukung siswa pada
saat bermain selama dua kali 45 menit.
2. Keterampilan siswa dalam menguasai teknik sepakbola siswa cukup baik
tetapi masih belum konsisten pada saat bermain maupun pertandingan
yang resmi.
3. Pemain lambat mengambil keputusan saat menerima maupun memberikan
bola kepada rekanya, dan momen kapan bola di dribbling, passing maupun
suting kurang tepat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, pengamatan dan observasi di
lapangan, isu-isu yang terjadi maka rumusan masalah yang penulis ajukan adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model latihan fisik menggunakan bola dan
model latihan fisik tanpa menggunakan bola terhadap keterampilan
sepakbola?
2. Apakah terdapat interaksi antara model latihan fisik dengan kecerdasan
emosi terhadap keterampilan sepakbola?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model latihan fisik menggunakan
bola dan model latihan fisik tanpa menggunakan bola terhadap
keterampilan sepakbola pada kelompok siswa yang memiliki kecerdasan
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
9
4. Apakah terdapat perbedaan pengaruh model latihan fisik menggunakan
bola dan model latihan fisik tanpa menggunakan bola terhadap
keterampilan sepakbola pada kelompok siswa yang memiliki kecerdasan
emosi rendah?
5. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kecerdasan emosional tinggi dan
kecerdasan emosional rendah terhadap keterampilan sepakbola?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, sesuai dengan permasalahan yang telah tersusun, maka
penulis memiliki beberapa tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi pengaruh model latihan fisik menggunakan bola dan
model latihan kondisi fisik tanpa menggunakan bola terhadap
keterampilan sepakbola.
2. Mengidentifikasi apakah terdapat interaksi antara model latihan fisik
dengan kecerdasan emosi terhadap keterampilan sepakbola.
3. Mengidentifikasi pengaruh model latihan fisik menggunakan bola dan
model latihan fisik tanpa menggunakan bola terhadap keterampilan
sepakbola pada kelompok siswa yang memiliki kecerdasan emosi tinggi.
4. Mengidentifikasi pengaruh model latihan fisik menggunakan bola dan
model latihan fisik tanpa menggunakan bola terhadap keterampilan
sepakbola pada kelompok siswa yang memiliki kecerdasan emosi rendah.
5. Mengidentifikasi perbedaan pengaruh kecerdasan emosional tinggi dan
kecerdasan emosional rendah terhadap keterampilan sepakbola.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat, baik bagi
penulis maupun bagi pembaca. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan teori konseptual untuk
memecahkan masalah mengenai pengaruh model latihan fisik dan
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
10
2. Secara praktis dapat dijadikan sumbangan keilmuan bagi guru olahraga
dan pelatih ataupun pembina sepakbola dalam membina siswa atau atlitnya
khususnya dalam bidang psikologi dan kondisi fisik pemain sepakbola.
F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis ini terdiri dari 5 BAB dengan struktur organisasi tesis merujuk kepada
pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2013).
a. Bab I
Dalam bab 1 membahas tentang latar belakang masalah yang menjadi dasar
peneliti mengambil masalah ini, menjelaskan secara teoritis maupun praktis yang
penting dalam masalah yang peneliti ajukan. Selanjutnya dalam pembahasan pada
bab 1 peneliti mengidentifikasi masalah penelitian dengan tujuan agar dapat
menentukan batasan permasalahan sehngga peneliti dapat terfokus pada teori dan
variabel serta yang berkaitan antara variabel-variabel yang akan diteliti.
Pembahasan pada bab 1 berikutnya adalah rumusan masalah penelitian yang
merupakan pertanyaan penelitian yang telah diidentifikasi oleh peneliti
sebelumnya terhadap variabel-variabel yang diteliti, dan kaitannya antara satu
variabel dan variable lainnya. Setelah rumusan masalah dtentukan peneliti
menjelaskan tentang tujuan penelitian ini diambil, yaitu untuk menyajikan hasil
yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan. Kemudian uraian setelahnya
adalah manfaat atau signifikansi penelitian yang berhubungan dengan kegunaan
penelitian ini setelah selesai dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dan
yang terakhir adalah struktur organisasi tesis yang berisi rincian tentang urutan
penulisan dari setiap bab dalam tesis ini.
b. Bab II
Dalam bab 2 memuat tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan
hipotesis penelitian yang ditunjukan “state of the art” dari teori yang sedang
dikaji dalam bidang ilmu yang diteliti. Dan juga berfungsi sebagai landasan
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
11
dalam penelitian ini. Pada kerangka pemikiran adalah suatu tahapan yang
merumuskan adanya hipotesis setelah hubungan variabel tersebut di dukung oleh
teori yang dirujuk.
c. Bab III
Pada bab 3 pembahasannya adalah penjabaran secara rinci mengenai metode
penelitian, dan komponen-komponen didalamnya antara lain adalah :
a. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian.
b. Desain penelitian dan justifikasinya.
c. Metode penelitian dan justifikasinya.
d. Definisi operasional untuk setiap variabel.
e. Instrumen penelitian
f. Proses penembangan instrumen.
g. Teknik pengumpulan data.
h. Analisis data merupakan laporan secara rinci tahap-tahap analisis data.
d. Bab IV
Dalam pembahasan pada bab 4 adalah hasil penelitian dan pembahasan,
yaitu pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian dan
pembahasan atau analisis temuan.
e. Bab V
Pembahasan pada bab 5 adalah simpulan dan saran yang menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
f. Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran
Yaitu pembahasan yang memuat semua sumber yang mendukung peneliti
dalam penulisan tesis ini dan lampiran-lampiran yang berisi semua dokumen
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
69
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penulis memilih lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMAN
4 Garut, yang bertempat di Jalan Perkebunan Giriawas, Kecamatan Cikajang,
Kabupaten Garut. Alasan mengambil lokasi penelitian ini adalah karena SMAN 4
Garut merupakan sekolah yang sedang berkembang, dan sangat mendukung
kemajuan siswanya di bidang olahraga terutama sepakbola.
2. Populasi Penelitian
Dalam menyusun suatu penelitian hingga menganalisis data untuk
mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber
data. Pada umumnya sumber data pada penelitian disebut populasi dan sampel.
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang
mempunyai sifat-sifat umum. Populasi menurut Arikunto (2006, hlm. 130)
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pernyataan diatas
maka populasi yang ditentukan dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakulikuler
sepakbola SMAN 4 Garut yang berjumlah 56 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk menentukan sampel diperlukan teknik sampel, menurut Sugiyono
(2011, hlm. 118) teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
total sampling. Menurut Sugiyono (2011, hlm.68) total sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden
atau sampel. Dengan demikian, maka peneliti mengambil seluruh anggota
populasi sebagai sampel dari seluruh siswa yang mengikuti ekstrakulikuler
sepakbola di SMA Negeri 4 Garut berjumlah 56 siswa dengan pertimbangan
dalam penelitian ini penulis menggunakan random assignment yang berfungsi
70
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
undian dalam penelitian ini secara acak, menurut Azwar (2009, hlm. 119) dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Seluruh sampel satu persatu diundi untuk menentukan siapa yang masuk kedalam kelompok satu dan siapa yang masuk kedalam kelompok dua. b) Setelah sampel terbagi menjadi dua kelompok kemudian diundi lagi untuk
menentukan kelompok eksperimen.
Maka dengan cara random assignment ini seluruh sampel yang ada dalam
penelitian ini berpeluang sama besar dalam menentukan setiap siswa sebagai
sampel dalam penelitian ini dan menentukan secara acak kelompok eksperimen
dengan cara diundi setelah sampel terbagi menjadi dua kelompok secara
heterogen. Sehingga didapat sehingga didapat kelompok eksperimen, dari masing
masing kelompok siswa didapat kelompok sampel eksperimen sebanyak 14 orang.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian merupakan proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan
intensif. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan
proses penelitian agar memperoleh hasil yang dipertanggungjawabkan,
memecahkan problem melalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali
dengan cara yang sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini disesuaikan dengan
tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui hasil yang diujicobakan, sehingga
hubungan sebab akibat antara kelompok yang satu dengan yang lainnya akan
menjawab masalah penelitian yang diajukan. Seperti yang dikemukakan oleh
Arikunto (2002, hlm. 3) sebagai berikut:
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara satu dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan factor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Dalam penelitian eksperimen seorang peneliti sejauh mungkin harus dapat
71
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
benar-benat disebabkan oleh adanya manipulasi variabel bebas. Hal ini selaras
seperti yang dikemukakan Maksum (2012, hlm. 65) sebagai berikut:
Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang dilakukan secara ketat untuk mengetahui hubungan sebab akibat di antara variabel. Salah satu ciri utama dari penelitian eksperimen adalah adanya perlakuan (treatment), yang dikenkakan kepada subjek atau objek penelitian.
Hal ini selaras dengan permasalahan penulis yang ingin mengetahui
hubungan sebab akibat dari model latihan fisik menggunakan bola dan tanpa
mengunakan bola dengan kecerdasan emosi terhadap keterampilan sepakbola.
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas, yaitu model
latihan kondisi fisik dan kecerdasan emosi.
Model latihan kondisi fisik adalah variabel bebas aktif dan dibagi ke dalam
dua klasifikasi, yaitu model latihan fisik dengan menggunakan bola dan model
latihan tanpa menggunakan bola. Sedangkan kecerdasan emosi termasuk ke dalam
variabel bebas atribut, adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan sepakbola.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar
dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian, karena
itu desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian
yang dilakukan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 2.
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 76), bahwa “Desain factorial merupakan desain
yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat).”.
Untuk menentukan desain factorial 2x2 Kerlinger (1990, hlm. 390-420) dapat
digambarkan dalam sebuah Tabel 3.1.
Tabel 3.1.
Desain Penelitian ANAVA 2 x 2 Latihan Kondisi
Fisik Kecerdasan Emosi
Model Latihan Kondisi Fisik Menggunakan Bola
A1
Model Latihan Kondisi Fisik Tanpa Menggunakan
72
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
TINGGI B1 14 orang 14 orang
RENDAH B2 14 orang 14 orang
Keterangan:
A = Model Latihan Kondisi Fisik dibagi menjadi dua klasifikasi A1 = Model Latihan Kondisi Fisik Menggunakan Bola
A2 = Model Latihan Kondisi Fisik Tanpa Menggunakan Bola B = Kecerdasan Emosi dibagi menjadi dua klasifikasi
B1 = Kecerdasan Emosi Tinggi
B2 = Kecerdasan Emosi Rendah
µ A1B1 = Kelompok siswa yang dilatih dengan menggunakan model latihan kondisi fisik menggunakan bola dan memiliki tingkat kecerdasan emosi tinggi dalam permainan sepakbola
µ A1B2 = Kelompok siswa yang dilatih dengan menggunakan model latihan kondisi fisik menggunakan bola dan memiliki tingkat kecerdasan emosi rendah dalam permainan sepakbola
µ A2B1 = Kelompok siswa yang dilatih dengan menggunakan model latihan kondisi fisik tanpa menggunakan bola dan memiliki tingkat kecerdasan emosi tinggi dalam permainan sepakbola.
µ A2B2 = Kelompok siswa yang dilatih dengan menggunakan model latihan kondisi fisik tanpa menggunakan bola dan memiliki tingkat kecerdasan emosi rendah dalam permainan sepakbola.
Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan
menganalisis data agar dapat dilaksankan secara ekonomis dan sesuai dengan
tujuan penelitian. Desain penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan dua
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai
penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi. Hyllegard, et.al., (1996, hlm. 57) mengungkapkan
bahwa hasil dari eksperimen yang menggunakan desain factorial akan diperoleh
informasi, (1) kontribusi masing-masing variabel independen terhadap hasil
perlakuan, dan (2) interaksi di antara variabel-variabel yang dilibatkan. Untuk
73
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
terhadap populasi. Untuk itu perlu adanya pengontrolan yaitu validitas internal
dan validitas eksternal.
3. Validitas Internal
Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap
variable-variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel-variable-variabel yang
dikontrol meliputi:
a. Pengaruh historis. Penelitian ini dikendalikan dengan cara mengatur rencana
eksperimen dengan jelas dan terjadwal dengan baik, serta disarankan kepada
sampel penelitian untuk tidak menggunakan waktu luangnya dengan
melakukan aktivitas cabang olahraga sepakbola.
b. Pengaruh kematangan. perubahan dalam hasil eksperimen dapat terjadi
karena berlalunya waktu dan perubahan alamiah sebagai akibat dari faktor
pertumbuhan dan perkembangan sampel, oleh karena itu perlakuan tidak
diberikan terlalu lama dan subyek penelitian.
c. Pengaruh pengetesan. penelitian ini dikontrol dengan memberikan selang
waktu yang cukup untuk mengembalikan kondisi tubuh siswa kepada
keadaan semula. Siswa mulai mengikuti program penelitian pada tanggal 2
September 2014 dua hari setelah melaksanakan tes awal. Demikian pula
untuk pelaksanaan tes akhir, siswa melaksanakannya pada tanggal 30
Oktober 2014 satu hari setelah pertemuan akhir.
d. Pengaruh instrumentasi. Instrumentasi menunjuk kepada perubahan pada
hasil eksperimen sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada proses
pengukuran yang dilakukan. Pengendalianya dilakukan dengan cara
tidak mengubah proses pengukuran pada saat pengumpulan data dan tidak
mengganti apapun yang ada hubungannya dengan instrumen yang
digunakan, baik pengukuran pada uji coba instrumen maupun pada saat
74
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dalam UKM sepakbola UPI sebanyak 2 orang yang diasumsikan memiliki
tingkat keterampilan yang hampir sama, dan peneliti terlibat langsung dalam
proses penelitian dan juga dalam proses pengumpulan data.
e. Pengaruh pemilihan sampel. Pemilihan sampel menunjuk kepada adanya
komposisi kelompok sampel yang akan dikenai perlakuan yang berpeluang
dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
f. Pengaruh mortalitas. pengaruh mortalitas menunjuk kepada hilangnya
peserta eksperimen yang mengakibatkan terjadinya perubahan
komposisi dalam kelompok eksperimen. Pengendaliannya dilakukan
dengan cara memberikan motivasi terus menerus dan memonitor kehadiran
sampel secara ketat melalui daftar hadir.
4. Validitas Eksternal
Agar penelitian ini dapat digeneralisasikan perlu adanya pengendalian
terhadap beberapa factor. Vockell dan asher (1995, hlm. 338) mengungkapkan
bahwa “validitas eksternal berkaitan dengan masalah generalisasi hasil penelitian
kepada orang, keadaan, dan waktu lain di luar lingkup eksperimen”. Pengontrolan
validitas internal dan eksternal diharapkan, agar penelitian ini benar-benar
merupakan akibat pengaruh dari perlakuan penelitian sehingga dapat berlaku
umum terhadap populasi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap siswa yang aktif ekstrakulikuler sepakbola di
SMA Negeri 4 Garut. Penelitian dilaksanakan di lapang SMA Negeri 4 Garut.
Waktu penelitian dilaksanakan sekitar dua bulan. Waktu penelitian dilaksanakan
selama dua bulan, terhitung mulai bulan 1 September s/d 31 Oktober 2014.
Frekuensi pertemuan tiga kali seminggu, jumlah pertemuan perlakuannya adalah
18 kali, tes tingkat kecerdasan emosi, tes kondisi fisik sepakbola dan keterampilan
sepakbola, tes awal satu kali, tes akhir satu kali, dan setiap pertemuan perlakuan
waktunya adalah 2 x 45 menit (90 menit). Rincian setiap pertemuan disajikan
pada tabel 3.2.
75
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Jadwal, Waktu, dan Hari Latihan
No Waktu Hari Kelompok Eksperimen Keterangan
1
14.00-15.30.wib
15.30-17.00.wib Senin
Kel. Latihan Fisik Menggunakan Bola
Kel. Latihan Fisik Tanpa Menggunakan Bola
Pemberian
Latihan
2 14.00-15.30.wib
15.30-17.00.wib Kamis
Kel. Latihan Fisik Menggunakan Bola
Kel. Latihan Fisik Tanpa Menggunakan Bola
Pemberian
Latihan
3 14.00-15.30.wib
15.30-17.00.wib Sabtu
Kel. Latihan Fisik Menggunakan Bola
Kel. Latihan Fisik Tanpa Menggunakan Bola
Pemberian
Latihan
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Secara operasional penelitian ini melibatkan variabel bebas, variabel atribut,
dan variabel terikat. Ada dua variabel bebas aktif yang dilibatkan yaitu model
latihan kondisi fisik tanpa menggunakan bola dan model latihan kondisi fisik
menggunakan bola yang dibagi menjadi dua klasifikasi. Sedangkan variabel bebas
atribut terdiri dari kecerdasan emosi tinggi dan kecerdasan emosi rendah yang
juga dibagi menjadi dua klasifikasi. Adapun variabel terikat yang dilibatkan
adalah keterampilan sepakbola. Variabel penelitian sangat penting sebagai untuk
memperoleh informasi menurut Abduljabar, dkk (2010, hlm. 61) bahwa, pada
dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
2. Definisi Operasional
Defenisi operasional berfungsi untuk menjelaskan makna variabel yang
akan diteliti
a. Pengaruh. Menurut Kamus lengkap bahasa Indonesia, (1998, hlm. 451),
“pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang
ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
b. Kecerdasan emosi menurut Geoleman (2002, hlm. 51) merupakan derajat
kemampuan untuk mengetahui apa yang diri sediri dan orang lain rasakan
76
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
seorang pemain atau atlet. Indikator untuk mengetahui tingkat kecerdasan
emosi menurut adalah self awareness (penyadaran emosi diri, self assessment,
percaya diri), social awareness (emphaty, orientasi service, penyadaran
organisasi), self management (control diri, mempercayai dan dipercaya,
disiplin dan tanggung jawab, kemamuan adaptasi, dorongan berprestasi,
inisiatif), social skill ( membangun orang lain, mempengaruhi, komunikasi,
manajemen konflik, kepemimpinan, katalis perubahan, membangun ikatan,
kerjasama dan kolaborasi).
c. Kondisi Fisik menurut Harsono (1977, hlm. 153) mengungkapkan bahwa :
Kondisi fisik altet memegang peranan yang sangat penting dalam program
latihannya. Program latihan fisik haruslah direncanakan dengan baik dan
sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan
kemampuan fungsional tubuh sehingga memungkinkan atlet untuk mencapai
prestasi yang lebih baik.
d. Keterampilan. Schmidt (1991) dalam Mahendra (2007, hlm. 6)
menggambarkan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam definisi
yang diciptakan oleh E.R Guthrie, yang mengatakan bahwa “keterampilan
merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang
maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum.”
e. Sepakbola menurut Sucipto, (2000, hlm. 7) sepakbola adalah “merupakan
permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah
satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan
menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan
lengannya di daerah tendangan hukumannya.” E. Instrumen Penelitian
1.Jenis Instrumen
Untuk mendukung kebenaran suatu hipotesis, diperlukan data atau fakta
empirik. Data empirik bisa didapat dengan jalan pengetesan dan pengukuran
terhadap yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2006, hlm. 149) Instrumen adalah
77
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu, yakni tes kecerdasan emosi, tes
fisik pemain sepakbola, tes keterampilan sepakbola dan tes keterampilan bermain
sepakbola. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Tes Kecerdasan emosi
Untuk menentukan tingkat kecerdasan emosi Aspek yang digunakan dalam
penelitian ini adalah aspek yang sudah dijelaskan oleh para ahli. Daniel Goleman
(1998, hlm. 58) yang mengatakan bahwa ada lima aspek kecerdasan emosional
yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain dan membina hubungan. Dari lima aspek atau indikator tersebut
akan di bentuk atau dibuat suatu pernyataan yang berjumlah 65 buah dan di bagi
lagi menjadi dua yaitu positif berjumlah 35 buah dan negatif berjumah 30 buah
sehingga total pernyataan menjadi 65 buah dapat digambarkan dalam sebuah
[image:32.596.123.516.389.598.2]Tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional
No Aspek-aspek Nomor pernyataan jumlah
positif negatif
1 Mengenali emosi diri 1, 11, 21, 31, 41, 51,61
6, 16, 26,
36, 46, 56 13
2 Mengelola emosi 2, 12, 22, 32,
42, 52,53,62
7, 17, 27,
37 ,47, 57 13
3 Memotivasi diri sendiri 3, 13, 23, 33, 43, 53,63
8, 18, 28,
38, 48, 58 13
4 Mengenali emosi orang lain 4, 14, 24, 34, 44, 54,64
9, 19, 29,
39, 49, 59 13
5 Membina hubungan 5, 15, 25, 35, 45, 55,65
10, 20, 30,
40, 50, 60 13
Total 35 30 65
Pada variabel dalam penelitian ini menggukan skala likert . pada skala likert hanya diberikan 4 jawaban alternatif yaitu: SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diatas dapat diberi skor:
Untuk jawaban positif: untuk jawaban negatif:
1. Sangat setuju = 5 1. Sangat setuju = 1
78
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Ragu-ragu = 3 3. Ragu-ragu = 3
4. Tidak setuju = 2 4. Tidak setuju = 4
5. Sangat tidak setuju =1 5. Sangat tidak setuju = 5 Untuk memudahkan sampel menjawab pernyataan dari angket ini, sampel
dapat memberikan tanda checklist pada jawaban yang ada.
b. Tes Fisik Pemain Sepakbola
Untuk menentukan tingkat kondisi fisik pemain sepakbola perlu
menggunakan tes, menurut Sugiyono (2010, hlm. 102), instrumen adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang sedang
diamati. Instrument yang digunakan dalam penelitian tes fisik sepakbola, yaitu
Fitness Tests for Football. http://www.topendsports.com/testing/tests/sprint.htm.
yang bertujuan untuk mengetaui kondisi fisik siswa SMAN 4 Garut dalam
menentukan perencanaan model latihan yang akan diberikan.
c. Tes Keterampilan Sepakbola
Tes keterampilan ini bertujuan akan mengukur keterampilan
(penguasaan) teknik dasar bermain olahraga sepakbola. Pengukuran
keterampilan tersebut berguna untuk mengelompokkan keterampilan siswa.
Untuk menentukan tingkat keterampilan siswa, peneliti menggunakan tes
keterampilan sepakbola, dalam Nurhasan (2000, hlm. 149) Untuk lebih jelasnya,
mengenai tes keterampilan sepakbola sebagai berikut:
1. Tes Sepak Tahan Bola (Passing dan Stoping)
a. Tujuan: untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menendang dan menahan bola.
b. Alat yang digunakan : bola 2 buah, stopwatch, bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3 meter x 60 cm sebanyak 2 buah), dan kapur.
c. Pelaksanaan tes : orang coba berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran/papan, lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan selama 30 detik. Apabila bola keluar dari daerah yang sudah di tentukan, maka orang coba menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.
d. Penskoran : jumlah menendang bola dan menehan bola yang sah, selama 30 detik, hitungan satu, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola. e. Gagal apabila:
1) Bola ditahan dan di tendang di depan garis tending yang akan menendang bola.
79
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Untuk lebih jelasnya mengenai tes sepak tahan bola (passing dan stoping) dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1.
Tes Sepak Tahan Bola (Passing dan Stoping) 2. Tes memainkan bola dengan kepala bola (Heading)
a. Tujuan: mengukur keterampilan dan gerak kepala (heading) b. Alat yang digunakan : bola 2 buah, stopwatch.
c. Pelaksanaan tes : pada aba-aba ”siap”, siswa berdiri bebas dengan bola berada dalam penguasaan tanganya. Pada aba-aba ”ya” siswa melempar bola keatas kepalanya dan kemudian memainkan bola tersebut dengan dahi. d. Penskoran : jumlah memainkan bola dengan dahi yang sah, selama 30 detik,
hitungan satu, diperoleh dari satu kali kegiatan heading bola. e. Gagal apabila:
1) Siswa memainkan bola tidak dengan dahi
2) Dalam memainkan bola siswa berpindah-pindah tempat..
Untuk lebih jelasnya mengenai tes memainkan bola dengan kepala bola (Heading) dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2.
Tes Memainkan Bola dengan Kepala (Sucipto, 2000, hlm. 33) 3. Tes menggiring bola (Dribbling)
a. Tujuan: Mengukur ketrampilan, kelincahan dan kecepatan kaki dalam memainkan bola.
[image:34.596.116.513.101.737.2]80
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Pelaksanaan tes : Pada aba-aba “Siap”, orang coba berada di belakang garis start dengan bola berada dalam penguasaan kakinya. Pada aba-aba “Ya”, orang coba menggiring bola ke arah kekiri melewati rintangan pertama kemudian menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah di tetapkan sampai melewati garis finish. Salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki, dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stopwatch tetap jalan. Menggiring bola dilakukan dengan kaki kanan dan kaki kiri bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan.
d. Penskoran : Catatan waktu tempuh yang terbaik dari dua kali kesempatan diambil sebagai data penelitan. Waktu dicatat dalam satuan detik.
e. Gagal apabila:
1) Orang coba menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki saja
2) Orang coba menggiring bola tidak sesuai arah panah.
3) Orang coba menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring bola.
Untuk lebih jelasnya mengenai tes menggiring bola (Dribbling) dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3.
Tes Menggiring Bola (Dribbling)
4. Tes Menendang Bola Kesasaran (Shooting)
a. Tujuan : Mengukur ketepatan dalam menendang bola kesasaran. b. Alat yang digunakan : bola, gawang, nomor-nomor, dan tali.
c. Pelaksanaan tes: orang coba berdiri di belakang bola yang diletakkan pada sebuah titik berjarak 16,5 meter di depan gawang/sasaran. Tidak ada aba-aba dari orang coba. Pada saat kaki orang coba mulai menendang bola, maka stopwatch dijalankan dan berhanti saat bola mengenai sasaran. Orang coba diberi tiga kali kesempatan.
[image:35.596.128.515.120.554.2]81
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
e. Gagal apabila bola keluar dari daerah sasaran dan menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 meter dari sasaran. Untuk lebih jelasnya mengenai tes menembak atau menendang bola Gambar 3.4.
Gambar 3.4.
Tes menembak atau menendang bola ke sasaran (Shooting)
5.Tes Keterampilan Bermain sepakbola GPAI (Games Performance Assesment
Instrument) yang dikutip dari Griffin, Mitchael, & Oslin (1997) dalam
Hoedaya (2001, hlm. 12). Untuk lebih jelas liat tabel 3.4.
Tabel 3.4.
Pengamatan Penampilan Bermain
Tanggal : ……….. IPPB Kelompok: ………
Komponen Penampilan Bermain Kriteria 1. Keputusan yang Diambil
(Decision Making)
Pemain Berusaha mengoper keteman yang berdiri bebas
2. Melaksanakan Keterampilan (Skill Execution)
Operan terkendali
Bola operan mengenai sasaran 3. Memberikan Dukungan
(Support)
Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola
No Nama Keputusan Yang
Diambil
Melaksanakan Keterampilan
Memberikan Dukungan
T TT E TE T TT
1 2 3 4 5 Dst
[image:36.596.139.493.140.314.2] [image:36.596.110.521.434.729.2]82
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu F. Prosedur Penelitian
Untuk menganalisa dan menghasilkan kesimpulan yang jelas untuk itu penulis dapat membuat langkah-langkah penelitian dengan maksud untuk memperoleh
data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangan dalam penelitian.
1. Persiapan yang meliputi:
a. Memepersiapkan rancangan desain proposal penelitian.
b. Melakukan pengamatan dan wawancara untuk memperoleh data yang akan dijadikan sampel penelitian.
c. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan terkait dengan variabel penelitian.
d. Penentuan metode, populasi, sampel dan desain penelitian. e. Penyusunan instrument penelitian.
f. Mempersiapkan tes untuk memperoleh data terkait dengan penelitian yang diteliti.
f. Melakukan pengumpulan data
g. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat dan menguji hipotesis penelitiannya.
h. Mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai karya ilmiah.
i. Membuat kesimpulan hasil penelitian.
Populasi
Sampel
Tes Awal Kecerdasan Emosi
Kelompok A
Model Latihan Kondisi Fisik Menggunakan Bola
Kecerdasan Emosi Tinggi
Kecerdasan Emosi Rendah
Pengolahan Data
Kesimpulan
Tes Akhir Kondisi Fisik & Keterampilan Sepakbola
Analisis Data Kelompok A
Model Latihan Kondisi Fisik T anpa Menggunakan Bola
Kecerdasan Emosi Tinggi
83
Asep Angga Permadi, 2015
PENGARUH MOD EL LATIHAN FISIK D AN KECERD ASAN EMOSI TERHAD AP KETERAMPILAN SEPAKBOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini harus
dilakukan dengan tepat, sehingga benar-benar di dapat data valid dan relevan.
Teknik yang diterapkan dakam mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri
dari tiga langkah yakni pretest, treatment dan posttes\t.
a. Pretest
Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan emosi siswa sebelum
diberikan treatment untuk mengetahui tinggi rendah kecerdasan emosi, tes kondisi
fisik dan keterampilan sepakbola siswa ekstrakulikuler sepakbola SMA Negeri 4
Garut.
b. Treatmen
Treatmen yang digunakan dalam penelitian ini ialah model latihan fisik
tanpa menggunakan bola dan model latihan fisik menggunakan bola. Program
yang diberikan selama 5 minggu.
c. Posttest
Pelaksanaan posttest dilakukan sama dengan pelaksaan pretest setelah
kelompok eksperimen sudah diberi perlakuan.
H. Proses Pengembangan Instrumen 1. Sampel Uji Coba Instrumen Penelitian
Sampel yang digunakan dalam uji coba instrumen penelitian ini adalah