HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA (IBU) DALAM PENDIDIKAN DENGAN
PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Agnes Fitisia Bella Krisdia 129114122
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO
y yourself no matter what they say and never be
y y y
:
, y
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada :
Tuhan Yesus yang selalu memberikanku berkat yang melimpah, perlindungan, kemudahan, kelancaran, kesehatan, dan
kekuatan dalam proses pengerjaan skripsi ini.
Untuk Papa yang selalu sabar dan memberikan semangat
anaknya untuk menyelesikan skripsi ini.
Untuk Mama yang tak henti-hentinya memberikanku semangat, nasihat, kasih sayang, dan tak pernah bosan untuk
mendengarkan keluh kesahku.
Untuk Abang yang selalu mengingatkan saya untuk selalu
mengerjakan skripsi dan bantuan yang ia
berikan kepadaku.
Dan untuk semua orang-orang yang terlibat dan
vii
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA (IBU) DALAM PENDIDIKAN DENGAN
PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Agnes Fitisia Bella Krisdia ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika. Metode pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dan teknik dokumentasi berupa nilai raport matematika semester 1. Teknik analisis yang digunakan adalah
Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara
persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan matematika dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan nilai r sebesar 0,655 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan matematika positif, maka prestasi matematika akan meningkat.
viii
RELATIONSHIP BETWEEN PERCEIVED PARENTAL INVOLVEMENT (MOTHER) IN EDUCATION AND MATHEMATIC ACHIEVEMENT
AMONG FIFTH GRADER
Agnes Fitisia Bella Krisdia ABSTRACT
This study aimed to examine the relationship between perceived parental involvement (mother) in mathematics education and mathematic achievement among fifth grader. Hypothesis in this research was there is a correlation between perceived parental involvement in mathematic education and mathematic achievement among fifth grader. Data were collected using perceived parental involvement in education scale and documentation techniques in the form of semester math report value 1. The analysis technique used in this study was Spearman's rho correlation. The result shows that there is a positive and significant relationship between perceived parental involvement in mathematics education and mathematics achievement among fifth grader with r = 0,655 ; p = 0.000 (p <0.05). This data means that the positive perceived parental involvement in mathematics education, the better mathematical achievement someone can get.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih banyak atas bimbingan, bantuan, waktu, saran dan kesabaran yang telah diberikan.
4. Bapak Hadrianus Wahyudi, selaku Dosen Pembimbing Akademik terimakasih atas bantuan dalam segala proses kuliah selama ini. 5. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.
6. Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Khususnya Mas Muji, Mas Gandung, dan Bu Nanik yang telah membantu segala urusan perkuliahan.
7. Seluruh responden penelitian saya yang sudah bersedia membantu dan meluangkan waktunya.
xi
mama keluarkan, serta bantuan yang kalian berikan selama ini. Akhirnya anakmu ini bisa menyelesaikan skripsi berkat doa dan kesabaran mama papa.
9. Terima kasih untuk abangku Franciscus Bondhan CBK, S.E yang sabar membimbing adiknya ini dengan penuh kasih sayang, bantuan dan saran yang abang berikan selama ini sangat bermanfaat. Thankyou My Bro!!
10.Terima kasih untuk Embah, Pakde Yoyok, dan Bude Novi yang selalu memberikan semangat. Terima kasih buat segala bantuan yang diberikan sejak saya masuk kuliah hingga selesai. Maaf kalo saya belum bisa membalas semua kebaikan yang embah, pakde, dan bude berikan.
11.Terima kasih untuk teman seperjuanganku Oliv dan Rizky kelompok prestasi matematika yang telah banyak membantu, membimbing, memberikan bantuan dan saran dalam proses pengerjaan skripsiku ini. Hehehe maaf yah kalo saya sering merepotkan kalian berdua dan paling banyak nanya.
12.Terima kasih untuk Ibu Fransiska Suyanti yang telah membantu saya dalam proses pengambilan data di SDN Benteng 2 Sukabumi. Tunggu kehadiran saya yah tante buat jalan-jalan di Sukabumi dan mau ngerepotin tante lagi.
xii
Terima kasih buat segala bantuan, saran, hebohnya, gilanya yang membuat hidupku lebih berwarna, dan mendengarkan keluh kesahku selama ini. Tanpa kalian mungkin saya selalu nangis setiap kali ngerjain skripsi hehe. Sukses terus buat kita semua, ditunggu jalan-jalan barengnya yang udah direncanakan.
14.Terima kasih buat teman-teman kesayangan group ”big hug”: Ivie, Rege, Lindi, Devita, dan Sakti. Terimakasih kalian selalu ada disaat saya membutuhkan bantuan, kalian yang banyak memberikanku pelajaran akan kerasnya dunia ini, kalian yang selalu membuat hari-hariku bahagia saat masa-masa kuliah, banyak suka dan duka yang sudah kita lewati bersama. Pokoknya tetep jaga komunikasi dan sukses terus buat kita semua.
15.Terima kasih buat “Geng Cobra” tercintaaa Teteh, Lona, Lintang, Komang, Sonia, Unyil, Wisnu, Gede, Yosua, dan Yuda. Terimakasih kalian sudah menjadi sahabat yang baik dalam hidupku. Terimakasih kalian sudah membantuku untuk menjadi orang yang lebih dewasa dan menjadi ibu peri buat kalian semua hehe. Sukses buat kita semua dan langgeng terus yah keluarga cemaraku.
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
DAFTAR GAMBAR ... xx
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 7
1. Manfaat Teoritis ... 7
xv
BAB II. LANDASAN TEORI ... 8
A. Matematika ... 8
B. Prestasi Matematika ... 9
1. Definisi Prestasi Matematika ... 9
2. Komponen-komponen Prestasi Matematika ... 9
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika ... 10
C. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 16
1. Definisi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 16
2. Definisi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 18
3. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan... 19
D. Siswa Sekolah Dasar ... 21
1. Definisi Siswa Sekolah Dasar ... 21
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 21
E. Dinamika Hubungan antara Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan dengan Prestasi Matematika ... 22
F. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III. METODELOGI PENELITIAN ... 28
A.Jenis Penelitian ... 28
B. Variabel Penelitian ... 28
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28
1. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 28
xvi
D. Responden Penelitian ... 29
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 30
1. Penyusunan Blue Print ... 30
2. FGD (Focus Group Disscussion) ... 32
3. Penyusunan Butir Item ... 35
4. Review dan Revisi Item ... 38
5. Perhitungan Validitas Isi ... 38
6. Uji Coba Alat Ukur ... 40
F. Reliabilitas Alat Ukur ... 44
G. Metode Analisis Data ... 44
1. Uji Asumsi Data Penelitian ... 44
2. Uji Hipotesis Data Penelitian ... 45
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47
A.Hasil Penelitian ... 47
1. Pelaksanaan Penelitian ... ... 47
2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian ... 47
3. Reliabilitas Data Penelitian ... 51
4. Hasil Uji Asumsi ... 51
5. Analisis Tambahan ... 54
B.Pembahasan ... 55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. Kesimpulan ... 59
xvii
B. Saran ... 60
1. Bagi Orang Tua ... 60
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu)
dalam Pendidikan ... 31
Tabel 2 Daftar Pertanyaan FGD ... 33
Tabel 3 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan Sebelum Uji Coba ... 36
Tabel 4 Skor Berdasarkan Kategori Jawaban ... 38
Tabel 5 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ... 42
Tabel 6 Blue Print Final Skala Persepsi terhadap Keterlibatan (Ibu) dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ... 43
Tabel 7 Data Responden Penelitian ... 48
Tabel 8 Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 49
Tabel 9 Hasil Reliabilitas Data Penelitian... 51
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas ... 52
Tabel 11 Hasil Uji Linearitas ... 52
Tabel 12 Hasil Uji Korelasi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dengan Prestasi Matematika ... 53
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Materi Matematika Kelas V Semester 1 ... 66
Lampiran 2 Validitas Isi ... 69
Lampiran 3 Perhitungan Validitas Isi (IVI-S) ... 82
Lampiran 4 Skala Uji Coba ... 85
Lampiran 5 Reliabilitas Skala Uji Coba... 92
Lampiran 6 Skala Penelitian ... 97
Lampiran 7 Deskripsi Responden ... 104
Lampiran 8 Reliabilitas Skala Penelitian ... 106
Lampiran 9 Uji Asumsi ... 107
Lampiran 10 Uji Hipotesis ... 109
Lampiran 11 Analisis Tambahan ... 111
xx
DAFTAR GAMBAR
Skema 1 Hubungan Antara Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang
cukup berperan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas dalam
kehidupan sehari-hari (Novita, 2012). Untuk itu pembelajaran matematika
perlu diberikan kepada semua siswa sejak di sekolah dasar agar siswa
memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
serta kemampuan untuk bekerjasama (Depdiknas, 2006). Siswa diharapkan
dapat memahami konsep matematika dengan kemampuannya sendiri dan aktif
dalam memecahkan masalah, mulai dari memahami masalah sampai mencari
solusi tentang masalah tersebut (Bull, Espy, & Wiebe, 2008). Dengan cara
seperti itu siswa dapat berpikir secara logis dan kritis (Santrock, 2009).
Selama ini matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.
Kesulitan dalam belajar matematika menyebabkan siswa mendapatkan prestasi
belajar yang rendah (Agung & Saptono, 2000). Berdasarkan penelitian dari
Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS), prestasi matematika pada siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di
Indonesia berada di peringkat bawah (TIMSS, 2015). Berdasarkan TIMSS,
skor rata-rata prestasi matematika di Indonesia berada dalam peringkat 45 dari
kurang membuat siswa berpikir kreatif dan kondisi kelas yang monoton
(Kompas, 2016).
Untuk mendapatkan prestasi siswa yang baik memerlukan usaha keras
dari semua pihak baik dari siswa sendiri, guru, orang tua, lingkungan maupun
pemerintah. Hal ini disebabkan karena prestasi siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) siswa.
Faktor internal mencakup faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor
eksternal mencakup faktor sosial yaitu teman sebaya, guru, serta lingkungan
keluarga (Slameto, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi
akademik diantaranya ada kemampuan spasial (Kyttala, Aunio, Luit, &
Hautamaki, 2003; Van Garderen, 2006; Verdine, Irwin, Golinkoff, &
Hirsh-Pasek, 2014), kemampuan kognitif (Bull, Espy, & Wiebe, 2008), mental imagery (Douville & Pugalle, 2003), kemampuan belajar (Diperna, Volpe & Elliot, 2005), peran guru (Beilock, Guderson, Ramirez, & Levine, 2010),
peran orang tua (Pezdek, Berry, & Renno, 2002), keterlibatan orang tua
(Sheldon & Epstein, 2005), kualitas kelas (Blankson & Blair, 2015), motivasi
siswa (Zakaria & Nordi, 2008), kondisi sosial ekonomi siswa (Gathercole,
Pickering, Knight, & Stegman, 2004; Verdine, Irwin, Golinkoff, &
Hirsh-Pasek, 2014), tingkat pendidikan orang tua dan lingkungan pengasuhan anak
(Christian, Morisson & Bryan, 2002), serta kualitas kelas (Blankson & Blair,
Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti faktor eksternal
yang memengaruhi prestasi akademik siswa yang terkait dengan faktor
keterlibatan orang tua. Pemilihan tersebut didasari oleh pertimbangan bahwa
pendidikan dalam keluarga tidak hanya membangun kepribadian anak, tetapi
juga mendorong anak untuk berprestasi. Cara orang tua mendidik siswa
memegang peranan penting dalam menanamkan dan mendorong siswa untuk
berprestasi di bidang akademik. Hal ini juga diungkapkan oleh Slameto (2010)
bahwa cara orang tua mendidik sangat besar pengaruhnya terhadap belajar dan
prestasi siswa. Keterlibatan orang tua yang dimaksud di sini adalah merupakan
cara orang tua mendidik dan berelasi dengan anaknya.
Keterlibatan orang tua umumnya orang tua merupakan pendidik yang
pertama dalam membantu mengembangkan potensi siswa. Orang tua
dikatakan sebagai pendidik pertama, karena orang tualah yang pertama kali
mendidik anaknya sejak lahir dan pendidikan yang diberikan merupakan dasar
yang sangat menentukan perkembangan siswa selanjutnya (Zulifah, 2011).
Oleh karena itu, orang tua sangat berperan dalam upaya meningkatkan prestasi
dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa. Banyak hal yang dapat
dilakukan oleh orang tua dalam mendorong siswa untuk meningkatkan
prestasinya. Partisipasi orang tua terhadap peningkatan prestasi matematika
dapat berupa memberikan waktu yang cukup, memenuhi kebutuhannya,
memberikan motivasi, serta keterlibatan dalam belajar (Tolada, 2012).
Penelitian ini berfokus pada keterlibatan orang tua dalam pendidikan
membantu perkembangan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh
penelitian Mutodi (2014) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang positif
dan signifikan antara keterlibatan orang tua dengan kinerja matematika siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua melalui pengelolaan
rumah, membuat suasana rumah yang kondusif sebagai lingkungan untuk
belajar, memotivasi serta memberikan harapan yang realistis dalam
meningkatkan kinerja.
Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa keterlibatan orang tua
mencakup beberapa unsur pendukung, yakni perhatian yang cukup dari orang
tua, ketersediaan waktu, memberikan motivasi belajar (Rogers, Theule, Ryan,
Adams, & Keating, 2009), serta membantu anak mengerjakan pekerjaan
rumah (Cooper, Lindsay, & Nye, 2000). Perhatian orang tua akan membuat
anak tumbuh menjadi anak yang tidak kekurangan kasih sayang sehingga
merasa dihargai dan disayangi oleh lingkungannya terutama oleh orang tua.
Hal ini didukung oleh penelitian Rogers, Theule, Ryan, Adams, & Keating
(2009) yang mengatakan bahwa keterlibatan orang tua seperti memberikan
dorongan dan pujian memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
prestasi siswa di sekolah. Sebaliknya, jika orang tua menekan siswa dengan
menggunakan perintah, hukuman, atau pemaksaan maka dapat menurunkan
prestasi siswa.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Catsambis (dalam Padavick,
2009), efek dari keterlibatan orang tua dalam prestasi salah satunya adalah
mendukung dan terlibat dalam pendidikan siswa. Keterlibatan orang tua di
rumah berupa bimbingan belajar dan dukungan lain agar siswa dapat
mencapai prestasi belajar di sekolah. Namun berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sheldon & Epstein (2005) yang mengatakan bahwa
keterlibatan orang tua (seperti fasilitator, relawan, dan komunikasi orang tua
dengan siswa mengenai progress di sekolah) dan masyarakat tidak secara
signifikan memiliki hubungan dengan prestasi matematika di tingkat sekolah.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, peneliti tertarik untuk
membuktikan hubungan antara keterlibatan orang tua khususnya ibu dengan
prestasi matematika di Indonesia. Sebagai orang yang paling dekat dengan
siswa di rumah, ibu adalah orang yang diharapkan mampu terlibat dalam
mendidik dan membina anaknya dalam keluarga. Selain itu, diperkuat dengan
hasil FGD (focus group discussion) yang dilakukan oleh peneliti yang
memperoleh kesimpulan bahwa, ibu memiliki relasi yang sangat dekat dengan
siswa.
Keterlibatan orang tua dapat dirasakan secara berbeda antara orang tua
dan anak. Dalam penelitian ini, yang ingin peneliti lihat adalah keterlibatan
orang tua menurut persepsi anak. Peneliti memilih responden pada siswa kelas
V sekolah dasar karena siswa kelas V sekolah dasar berada pada puncak
tahapan operasional konkret. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk dapat
berpikir logis serta mampu memecahkan masalah yang bersifat konkret.
Kemapuan yang dimiliki siswa ini dapat berguna dalam pembelajaran
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin
mengetahui hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua
khususnya ibu dalam pendidikan dengan pretasi belajar matematika pada
siswa kelas V sekolah dasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
diketahui rendahnya prestasi matematika di Indonesia. Solusi untuk mengatasi
rendahnya prestasi matematika yaitu mencari faktor yang memengaruhi
prestasi matematika tersebut. Dalam hal ini salah satu faktor yang
memengaruhinya adalah keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk meneliti “apakah ada hubungan antara persepsi
terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan
prestasi belajar matematika pada siswa kelas V sekolah dasar?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari solusi atas permasalahan
yang sudah diuraikan sebelumnya dengan menguji ada atau tidaknya
hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orangtua khususnya ibu dalam
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmiah bagi penelitian psikologi dan menambahkan keragaman penelitian
psikologi, terutama penelitian psikologi pendidikan pada siswa sekolah
dasar dalam hal prestasi belajar terutama matematika. Diharapkan
penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi baru dalam penelitian lain
yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
para orangtua agar mereka dapat mengetahui pentingnya keterlibatan
orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MATEMATIKA
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000) mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dapat berkomunikasi, dan bernalar secara logis. Susanto (2013) mendefinikan matematika sebagai disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, beragumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur yang abstrak serta pola hubungan yang ada di dalamnya. Pada dasarnya belajar matematika adalah belajar mengenai konsep, struktur, dan mencari hubungan antar konsep dan struktur (Subarinah, 2006). Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui suatu kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat dalam pemecahan suatu masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat pemecahan masalah melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan suatu gagasan (Prihandoko, 2006).
bernalar secara logis, berkomunikasi, serta memecahkan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi.
B. PRESTASI MATEMATIKA
1. Definisi Prestasi Matematika
Menurut Arifin (2012) prestasi matematika adalah hasil dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan atau memecahkan persoalan yang dihadapi. Abidin (2011) mengatakan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasan, keterampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan simbol, angka dan huruf.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa karena pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dalam belajar matematika. Prestasi matematika dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal dan memecahkan masalah khususnya dalam mata pelajaran matematika.
2. Komponen-komponen Prestasi Matematika
tengan semester satu adalah materi mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar yaitu :
2.1 Bilangan Bulat
2.1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran. 2.1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan
FPB.
2.1.3 Menghitung perpangkatan dan akar sederhana. 2.2 Pengukuran
2.2.1 Melakukan operasi hitung satuan waktu. 2.2.2 Mengenal satuan jarak dan kecepatan.
2.2.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan.
2.3 Luas Bangun Datar
2.3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang. 2.4 Volume Kubus dan Balok
2.4.1 Menghitung volume kubus dan balok.
3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika
3.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal terdapat 3 aspek yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek intelektual.
3.1.1 Aspek Fisiologis
Aspek ini meliputi kondisi umum jasmani dan fungsi organ tubuh yang berperan dalam proses belajar matematika siswa. Dalam proses belajar matematika, siswa menggunakan sebagian besar organ maupun anggota tubuhnya. Adanya gangguan pada bagian tubuh tertentu akan mengakibatkan proses belajar matematika menjadi terganggu, misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya menjadi tidak berbekas.
3.1.2 Aspek Psikologis 3.1.2.1Sikap siswa
kesulitan belajar yang dialami siswa (Mubeen, Saeed, & Arif, 2013).
3.1.2.2Minat siswa
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat matematika akan menaruh perhatian lebih pada hal tersebut, sehingga siswa akan berusaha untuk mencari tahu banyak tentang hal yang berkaitan dengan matematika dan memengaruhi prestasi matematika siswa.
3.1.2.3Motivasi siswa
3.1.3 Aspek Intelektual 3.1.3.1 Inteligensi Siswa
Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat. Tingkat inteligensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Semakin tinggi tingkat inteligensi siswa, maka semakin berhasil dalam proses belajar matematika.
3.1.3.2Bakat siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap siswa memiliki bakat atau potensi untuk mencapai prestasi sesuai dengan kemampuannya. Ketika siswa memiliki bakat dalam bidang matematika maka siswa tersebut akan memiliki prestasi dalam bidang tersebut.
3.2 Faktor eksternal
3.2.1 Lingkungan keluarga
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan keluarga antara lain:
3.2.1.1Cara orang tua mendidik
Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka tidak memperhatikan akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anak, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, dan tidak mengetahui kemajuan prestasi anak dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka. Oleh karena itu, cara orang tua mendidik sangat memegang peranan penting sehingga keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi prestasi siswa.
3.2.1.2 Relasi antar anggota keluarga
3.2.1.3 Suasana rumah
Suasana rumah yang dimasudkan adalah situasi yang sering terjadi di dalam keluarga ketika siswa belajar. Suasana rumah yang tenang, aman, dan tentram akan memberikan pengaruh terhadap prestasi siswa ketika belajar.
3.2.1.4 Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekomomi keluarga berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan siswa seperti makan, pakaian, perlindungan kesehatan, serta fasilitasi yang mendukung prestasi siswa yakni alat tulis, buku-buku, dan sebagainya. Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa dapat membantu dan mendukung siswa dalam proses belajar.
3.2.1.5 Pengertian orang tua
Siswa perlu mendapatkan dorongan dan pengertian dari orang tua ketika sedang menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Hal ini dikarenakan mampu membuat siswa termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.
3.2.1.6 Latar belakang keluarga
menanamkan kebiasan-kebiasan yang baik agar mendorong semangat siswa untuk belajar.
3.2.2 Metode sekolah
Siswa akan mampu menyerap pengetahuan secara maksimal apabila metode yang diterapkan guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru haruslah mempunyai kemampuan yang tepat agar mampu meningkatkan kompetensi siswa. Guru harus mampu memfasilitasi peningkatan kompetensi siswa. 3.2.3 Faktor masyarakat
Lingkungan ini juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan dari masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.
C. PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM
PENDIDIKAN
1. Definisi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan
menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses pembelajaran siswa.
Suryabrata (2000) mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan adalah orang tua yang ikut mengurusi suatu masalah siswa dengan cara memberikan bimbingan belajar di rumah, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang menunjang pelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, dan memberikan pengarahan dalam belajar.
Fan dan Chen (2001) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yaitu bagaimana cara orang tua untuk berkomunikasi kepada anaknya mengenai prestasi di sekolah, harapan dan tujuan orang tua untuk keberhasilan siswa di masa depan, serta orangtua melakukan pengawasan di rumah. Menurut Schunk (2010) keterlibatan orang tua dapat ditunjukkan ketika mengunjungi siswa saat di sekolah, bertemu dengan guru, mengikuti aktivitas dan kegiatan yang diadakan di sekolah, mengikutsertakan siswa dalam kursus belajar, mengikuti perkembangan kemajuan prestasi akademik siswa, serta memberikan biaya pendidikan.
berkomunikasi kepada siswa mengenai prestasi di sekolah, menghadiri kegiatan dan aktivitas siswa di sekolah serta memberikan solusi-solusi terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada keterlibatan orang tua khususnya ibu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan adalah partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.
2. Definisi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan
Slameto (2003) mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi ke dalam otak manusia melalui persepsi, manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, dan penciuman. Menurut Riswandi (2009) mengatakan bahwa persepsi adalah proses kognitif psikologis dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang digunakan seseorang untuk memaknai objek persepsi. Persepsi pada dasarnya lebih mewakili keadaan fisik dan psikologis individu.
mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.
3. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan
Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yang dikemukakan oleh Epstein dan Salinas (2004) dibedakan menjadi enam bentuk keterlibatan orang tua, yakni sebagai berikut :
3.1 Pengasuhan (parenting)
Keterlibatan orang tua dalam bentuk pengasuhan yang dimaksud adalah bagaimana cara orang tua memberikan kenyamanan bagi siswa pada saat di rumah. Orang tua dapat melakukan pembimbingan, perhatian dalam kesehatan dan pembinaan berdasarkan latar belakang keluarga. Bentuk parenting meliputi : memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa.
3.2 Komunikasi (communicating)
3.3 Sukarelawan (Volunteering)
Keterlibatan orang tua dalam bentuk volunteer atau sukarelawan ini berupa bantuan dan dukungan orang tua secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa di sekolah maupun di rumah. Bentuk volunteer meliputi : orang tua khususnya ibu hadir dalam kegiatan yang dilakukan siswa.
3.4 Pembelajaran di rumah (Learning at home)
Keterlibatan orang tua dalam pembelajan di rumah (learning at home) adalah bagaimana orang tua (ibu) memberikan dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Bentuk learning at home meliputi : menciptakan kondisi rumah yang mendukung pendidikan siswa, memberikan dukungan moral maupun emosional, memberikan fasilitas kepada siswa untuk mendukung proses belajar.
3.5 Membuat keputusan (decision making)
3.6 Bekerjasama dengan komunitas masyarakat (collaborating with the community)
Keterlibatan orang tua dalam kegiatan yang menghubungkan orang tua, guru, murid, dan masyarakat membuat kesepakatan tentang bagaimana mereka bekerja sama untuk membantu anak dalam proses pendidikannya.
D. SISWA SEKOLAH DASAR
1. Definisi Siswa Sekolah Dasar
Santrock (2014) menyebutkan bahwa siswa sekolah dasar berada dalam tahapan anak usia tengah dan akhir, dimulai dari usia sekitar 6 tahun sampai dengan 11 tahun. Siswa kelas lima sekolah dasar termasuk dalam usia antara 10 sampai dengan 11 tahun. Dalam usia ini, anak-anak menguasai keterampilan dasar dalam membaca, tulisan, matematika, prestasi menjadi tema yang lebih utama, dan pengendalian diri meningkat. Dalam tahapan ini, anak berinteraksi dengan dunia luar yang lebih luas dari keluarga mereka, seperti dalam masyarakat dan sekolah.
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Santrock (2014) menjelaskan bahwa karakteristik anak usia 6 sampai 11 tahun adalah sebagai berikut:
dalam klasifikasi mampu mengingat, memahami dan memecahkan masalah yg bersifat konkret. Hal ini masuk dalam tahapan operasional konkret menurut Piaget.
2.2 Pertumbuhan fisik ditandai dengan lebih berat, kuat, dan tinggi. Sistem tulang dan sistem otot mulai berkembang yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan dalam gerakan.
2.3 Perkembangan bahasa ditandai dengan meningkatnya kemampuan membaca dan juga bertambahnya kosa kata serta perbendaharaan kata. Siswa perempuan akan lebih banyak berbicara daripada anak laki-laki.
2.4 Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan siswa untuk memahami aturan dan norma yang ada di dalam masyarakat. Siswa akan belajar bagaimana berperilaku dari teman sebayanya.
E. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP
KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN DENGAN
PRESTASI MATEMATIKA
keterlibatan orang tua. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua yang dimaksud merupakan dasar untuk pengukuran variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua meliputi pengasuhan (parenting), komunikasi (communicating), sukarelawan (volunteering), pembelajaran di rumah (learning at home), membuat keputusan (decision making), dan bekerjasama dengan komunitas masyarakat (collaborating with the community).
Bentuk keterlibatan orang tua yang pertama adalah parenting atau pengasuhan, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) yaitu memberikan perlindungan, keamanan, serta memperhatikan kesehatan. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pengasuhan orang tua akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.
Bentuk keterlibatan orang tua yang kedua adalah communicating atau komunikasi, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa komunikasi antara ibu dengan siswa dan bercerita mengenai pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunikasi akan membuat siswa menjadi pribadi yang berani mengungkapkan pendapat dan ide kepada orang lain sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.
maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap sukarelawan membuat siswa merasakan kehadiran dan keterlibatan ibu dalam pembelajaran di sekolah maupun di rumah akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.
Bentuk keterlibatan orang tua yang keempat adalah learning at home atau pembelajaran di rumah, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pembelajaran di rumah akan membuat siswa merasa sangat terbantu jika orang tua melakukan hal-hal tersebut. Hal ini dikarenakan siswa merasa bahwa ibu sangat mendukung dalam proses belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.
Bentuk keterlibatan orang tua yang kelima adalah decision making atau membuat keputusan, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa bantuan ketika siswa mengambil keputusan, memberikan informasi yang baik serta membantu siswa menyelesaikan masalah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap membuat keputusan akan membuat siswa merasa sangat diperhatikan oleh ibunya dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.
keterlibatan orang tua berupa pertemuan rutin dengan orang tua lain dan saling mengkomunikasikan perkembangan dan proses belajar masing-masing siswa. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunitas masyarakat akan menimbulkan motivasi untuk berprestasi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.
Skema 1.
Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika.
Persepsi terhadap keterlibatan orang tua positif
- Parenting
Ibu memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa
- Communicating
Adanya komunikasi antara ibu dengan siswa
- Volunteering
Ibu hadir dalam kegiatan siswa - Learning at home
d. Ibu menciptakan kondisi rumah yang mendukung e. Ibu memberikan dukungan
moral maupun emosional f. Ibu memberikan fasilitas
utuk mendukung proses belajar
- Decision making c. Ibu membantu
menyelesaikan masalah d. Ibu memberikan informasi
Persepsi terhadap keterlibatan orang tua negatif
- Parenting
Ibu tidak memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa
- Communicating
Tidak adanya komunikasi antara ibu dengan siswa
- Volunteering
Ibu tidak hadir dalam kegiatan siswa
- Learning at home
a. Ibu tidak menciptakan kondisi rumah yang mendukung b. Ibu tidak memberikan
dukungan moral maupun emosional
c. Ibu tidak memberikan fasilitas utuk mendukung proses belajar - Decision making
a. Ibu tidak membantu menyelesaikan masalah b. Ibu tidak memberikan
informasi
Tercapainya komponen-komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat
- Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok
Tidak tercapainya komponen-komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat
- Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok
F. HIPOTESIS PENELITIAN
28 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan
korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi
terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi
matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas (x) : Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu)
dalam pendidikan
2. Variabel tergantung (y) : Prestasi matematika
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional kedua variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan
Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan adalah
penilaian dan perasaan siswa mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan
kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan
tugas, yang diukur dengan menggunakan skala persepsi terhadap keterlibatan
orang tua. Skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua ini mengacu dari
penelitian yang dilakukan oleh Epstein dan Salinas (2004).
2. Prestasi Matematika
Prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa karena
pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dalam belajar matematika.
Prestasi matematika dapat diketahui dari hasil belajar siswa dalam
menyelesaikan soal dan pemecahan masalah dalam mata pelajaran
matematika. Prestasi matematika responden didapatkan dengan metode
dokumentasi yaitu melalui nilai yang didapatkan dari tugas yang diberikan
oleh guru kelas. Pada penelitian ini, dokumentasi nilai dilakukan dengan
meminta rekap nilai matematika pada guru matematika.
D. RESPONDEN PENELITIAN
Responden dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling yaitu siswa dan siswi kelas V sekolah dasar dengan umur
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode yaitu metode
skala dan metode dokumentasi. Dalam menyusun skala yang digunakan ada
beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Penyusunan Blue Print
1.1 Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan
Dalam penelitian ini skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua
memiliki 6 karakteristik yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang
mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang akan diukur. Skala
ini disusun oleh peneliti berdasarkan bentuk-bentuk menurut Epstein dan
Salinas (2004).
Pada penelitian ini, tidak semua bentuk-bentuk keterlibatan orang
tua dalam pendidikan dapat dijadikan sebagai alat penelitian hal ini
dikarenakan adanya perbedaan budaya. Skala persepsi terhadap
keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan terdiri dari lima
Tabel 1.
perlindungan, dan keamanan siswa
4 3
2. Communicating
- Komunikasi antara ibu dan siswa mengenai pendidikan di sekolah
3 3
3. Volunteering
- Ibu hadir dalam kegiatan-kegiatan siswa
3 3
4. Learning at home
- Menciptakan kondisi rumah yang mendukung siswa
4 3
- Memberikan dukungan moral
maupun emosional 3 3
- Memberikan fasilitas kepada siswa
untuk mendukung proses belajar 3 3
5. Decision making
- Membantu menyelesaikan masalah 3 3
- Memberikan informasi tentang
bagaimana menyelesaikan tugas 3 3
1.2 Prestasi matematika
Dalam penelitian ini, prestasi matematika responden diukur dengan
menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan melihat nilai tugas,
ulangan harian, dan uts (ujian tengah semester) yang diberikan oleh guru
kelas. Pada penelitian ini, metode dokumentasi yang dilakukan oleh
peneliti adalah dengan meminta rekap nilai raport matematika semester 1
siswa kelas V sekolah dasar. Nilai matematika yang diperoleh ini
berdasarkan materi matematika semester 1 kelas V sekolah dasar. Materi
matematika semester 1 kelas V sekolah dasar dapat dilihat pada lampiran
1.
2. FGD (Focus Group Disscussion)
Dalam penelitian ini peneliti melakukan FGD untuk mengidentifikasi
bentuk-bentuk tingkah laku yang dianggap sebagai indikator serta mampu
memahami konteks, baik yang favorable maupun unfavorable dari persepsi
terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan calon responden
penelitian. FGD dilakukan pada tanggal 8 Desember 2016 pada 8 orang siswa
kelas V SD Kanisius Condongcatur. Untuk keperluan FGD ini, peneliti
memilih 8 orang siswa berdasarkan tingkat prestasi matematikanya, dari 8
siswa ada sebanyak 3 orang siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi, 3
memiliki prestasi matematika yang rendah. Daftar pertanyaan FGD dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Daftar pertanyaan FGD.
Bentuk Indikator Pertanyaan
Parenting Memperhatikan
kesehatan, perlindungan dan keamanan siswa.
Dari skor 1-10, bentuk
perhatian orang tua (ibu) buat kalian berapa? Contohnya?
Communic-ating
Komunikasi antara orang tua (ibu) dan anak mengenai pendidikan di sekolah.
Apakah orang tua (ibu) kalian pernah menanyakan kesulitan yang kalian alami di sekolah?
Volunteering Orang tua (ibu) hadir dalam kegiatan siswa.
Dari skor 1-10, seberapa sering ibu hadir dalam kegiatan kalian dalam belajar? contohnya
Bagaiamana suasana di rumah saat kalian sedang belajar? Contohnya seperti apa? Memberikan dukungan
moral maupun emosional.
Bagaimana bentuk dukungan orang tua (ibu) saat kalian sedang belajar di rumah? Memberikan fasilitas
kepada siswa untuk mendukung proses belajar.
Untuk mendukung pendidikan kalian, apakah orang tua memberikan kalian fasilitas ? contohnya ?
Decision Making
Membantu
menyelesaikan masalah.
Saat kalian kesulitan belajar di rumah, siapa yang lebih sering membantu? Contoh bantuannya bagaimana?
Memberikan informasi tentang bagaimana menyelesaikan tugas.
Apakah orang tua (ibu) kalian memberikan informasi
Dari hasil FGD yang diberikan kepada 8 orang siswa, selanjutnya
peneliti membuat verbatim dari hasil FGD sebagai acuan dalam penyusunan
butir item. Hasil FGD pada indikator memperhatikan kesehatan,
perlindungan, dan keamanan, siswa mengatakan bahwa orang tua
memperhatikan mereka dalam bentuk mengingatkan untuk makan, membantu
mengecek kembali jadwal mata pelajaran agar tidak tertinggal, meminta siswa
untuk tidak tidur larut malam, serta memberikan uang saku yang cukup.
Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa orang tua pernah bertanya
mengenai kesulitan yang siswa alami khususnya dalam mata pelajaran
matematika di sekolah dan orang tua menanggapi cerita yang disampaikan
oleh siswa tersebut. Selain itu, hasil FGD juga mengatakan bahwa orang tua
sering hadir dalam kegiatan mereka seperti mengingatkan siswa untuk belajar
dan menanyakan perkembangan belajar siswa pada guru saat ada pertemuan
di sekolah.
Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa suasana yang
tercipta saat mereka sedang belajar adalah hening dan tenang sehingga mereka
dapat berkonsentrasi belajar saat di rumah. Namun, disisi lain ada siswa juga
mengatakan bahwa saat ia sedang belajar di rumah, orang tua tidak
menciptakan suasana yang mendukung seperti televisi tetap menyala ketika
mereka sedang belajar. Hasil FGD pada indikator memberikan dukungan
moral maupun emosional, siswa mengatakan bahwa orang tua memberikan
mereka berjanji untuk memberikan hadiah ketika mereka meraih pretasi yang
baik. Selain itu, pada hasil FGD siswa mengatakan bahwa orang tua mereka
memberikan mereka fasilitas seperti meminta mereka untuk mengikuti
bimbingan belajar (les) dan memberikan buku-buku seperti rumus-rumus
matematika untuk membantu mereka dalam belajar matematika.
Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa yang sering
membantu mereka ketika kesulitan mengerjain tugas matematika adalah ibu.
Siswa mengatakan bentuk bantuan yang diberikan oleh ibu mereka yaitu
berupa memberikan solusi dan membuatkan soal latihan. Selain itu dari hasil
FGD, siswa mengatakan bahwa ibu mengingatkan mereka untuk tidak
menunda-nunda tugas dan meminta siswa untuk mengulang pelajaran yang
telah diberikan di sekolah.
3. Penyusunan Butir item
Berdasarkan hasil pemahaman konteks melalui FGD, peneliti
menyusun butir item-item berdasarkan kondisi yang dirasakan siswa kelas V
sekolah dasar. Skala ini terdiri 50 butir item yang terdiri dari 26 item bersifat
favorable dan 24 item bersifat unfavorable. Pembagian item favorable dan
Tabel 3.
Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan sebelum uji coba.
Bentuk No Item Jumlah
Komunikasi antara ibu dan siswa mengenai pendidikan di sekolah
18, 20, 22 27, 29, 31 6
3. Volunteering
Ibu hadir dalam kegiatan siswa
5. Decision making : a. Membantu
Hal ini dikarenakan dari hasil FGD, banyak indikator-indikator perilaku yang
mengarah ke bentuk-bentuk tersebut dibandingkan bentuk-bentuk lain.
Skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert
berarti skala yang berisi pernyataan dalam rangka mengukur atribut psikologis
tertentu sehingga responden diminta menyatakan
kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum (Supraktiknya, 2014). Setiap
pernyataan dalam skala diberikan 4 kategori jawaban yang didasarkan pada
metode Likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan
sangat tidak setuju (STS). Alternative jawaban dibuat menjadi empat kategori
dengan maksud agar responden mampu memberikan respon yang benar-benar
diyakini oleh responden dan tidak memberikan respon netral atau ragu-ragu
(Azwar, 2012).
Penilaian skor item pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua
(ibu) dalam pendidikan dikatakan bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh
oleh responden maka semakin tinggi kecenderungan responden merasakan
keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan begitu sebaliknya, semakin
rendah skor yang diperoleh responden maka semakin rendah kecenderungan
responden merasakan keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan. Penilai
skor item pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dapat dilihat
Tabel 4.
Skor berdasarkan kategori jawaban.
Jawaban Pernyataan
Favorabel Unfavorabel
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
4. Review dan Revisi Item
Review item skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam
pendidikan dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Hal ini dilakukan untuk
melihat ketepatan definisi konseptual, pemilihan kata-kata dalam setiap item,
serta kesesuaian item dengan indikator-indikator persepsi terhadap
keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Selanjutnya, peneliti melakukan
revisi item guna mengevaluasi masukan yang diberikan oleh dosen
pembimbing skripsi terkait item-item yang sudah disusun. Setelah itu, peneliti
melanjutkan ke tahap pengujian validitas isi.
5. Perhitungan Validitas Isi
Validitas adalah kualitas penting yang menunjukkan bahwa sejauh
mana tes benar-benar dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukur
(Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan oleh
untuk melihat kesesuaian antara aspek dan atribut yang diukur pada skala
dengan menggunakan metode professional judgement. Peneliti meminta
bantuan pada dosen pembimbing skripsi dan empat mahasiswa yang
sama-sama sedang mengerjakan skripsi.
Tahap berikutnya setelah meminta penilaian pada professional
judgement, peneliti melakukan perhitungan IVI-I dan IVI-S. IVI-I adalah
indeks validitas isi pada taraf item yang menunjukkan taraf relevansi item
dengan atribut psikologis yang diukur. Kategori penilaian menjadi dua bagian
yaitu penilaian 1 dan 2 diberi skor 0 yang berarti tidak relevan, sedangkan
penilaian 3 dan 4 diberi skor 1 yang berarti relevan.
Tahap yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menghitung IVI-I
dengan cara jumlah penilai yang memberikan skor 3 atau 4 dibagi dengan
jumlah total penilai. Item dapat dikatakan relevan apabila skor yang diperoleh
mencapai skor >0,78, jika kurang dari itu item perlu direvisi atau digugurkan.
Pada penelitian ini, peneliti memperoleh item yang relevan sebanyak 41 item
sedangkan 9 item tidak relevan sehingga peneliti perlu melakukan revisi agar
bisa dapat dikatakan relevan.
Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan
perhitungan IVI-S. IVI-S adalah indeks validitas isi skala yaitu rerata proporsi
item-item yang mendapatkan penilaian 3 atau 4 dengan skor 1 oleh semua
penilai. IVI-S dapat dihitung dengan cara jumlah IVI-I dibagi dengan jumlah
memperoleh skor sebesar >0,90. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh
skor IVI-S sebesar 0,948 sehingga dapat dikatakan skala persepsi terhadap
keterlibatan orang tua dalam pendidikan memiliki validitas isi yang baik
(Supratiknya, 2014).
6. Uji Coba Alat Ukur
Setelah melakukan validitas, peneliti melakukan uji coba alat ukur
untuk menentukan apakah item-item pada skala dapat dijadikan sebagai alat
ukur untuk penelitian. Uji coba skala ini dilakukan oleh peneliti pada tanggal
13 Maret 2017. Alat ukur ini diujicobakan pada kelompok responden yang
memiliki karakteristik sama dengan kelompok responden penelitian yang
sesungguhnya, yaitu 75 siswa dan siswi kelas V SDN Babarsari dan SDN I
Duwet Wonosari yang dilakukan di dalam kelas.
Adapun prosedurnya, peneliti membagikan skala kepada responden,
selanjutnya peneliti meminta mereka untuk membaca petunjuk pengisian
skala dan menulis identitas mereka. Responden diminta untuk mengisi skala
tersebut sesuai dengan keadaan responden saat ini. Dalam penelitian ini tidak
ada batasan waktu yang diberikan pada saat responden mengisi skala tersebut.
Peneliti menyebar 75 booklet skala pada uji coba ini, 75 booklet kembali dan
semua memenuhi syarat sehingga dapat dianalisis.
Berdasarkan hasil uji coba alat ukur yang telah dilakukan, peneliti
dalam penelitian ini berdasarkan dari korelasi item total yang memiliki
batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 2012). Item yang memperoleh hasil dengan
koefisien korelasi item total minimal 0,30 dapat dikatakan memiliki daya
diskriminasi yang baik. Sebaliknya, item yang memperoleh hasil dengan
koefisien item total kurang dari 0,30 dapat dikatakan memiliki daya
diskriminasi yang rendah sehingga harus digugurkan. Dari perhitungan skala
persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan, diperoleh hasil
korelasi item total terdapat 9 item yang gugur karena nilai korelasi item total
berada dibawah 0,30. Setelah itu, terdapat 9 item yang digugurkan dengan
alasan untuk menyamakan jumlah komposisi setiap bentuk.
Blue print skala persepsi keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan
Tabel 5.
Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan (ibu) dalam pendidikan setelah uji coba.
2. Communicating 18, 20, (22^) 5. Decision making :
- Membantu (^) item yang digugurkan
Berdasarkan hasil pada tabel 5, skala persepsi terhadap keterlibatan
orang tua (ibu) dalam pendidikan menunjukkan bahwa terdapat 9 item yang
gugur. Sebaran item-item yang gugur adalah item dengan nomor 12, 13, 15,
17, 23, 25, 30, 42, 48. Selanjutnya untuk menyeimbangkan item skala
persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan, peneliti
melakukan pengguguran item yang kedua secara langsung dengan melihat
yang digugurkan untuk menyamakan komposisi setiap bentuk terdapat 9 item
yaitu item dengan nomor 6, 8, 22, 24, 31, 36, 39, 46, 47. Setelah melakukan
pengguguran item yang kedua, peneliti mendapatkan hasil jumlah item yang
lolos sebanyak 32 item sehingga dapat dipakai menjadi alat tes. Blue print
skala persepsi keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6.
Blue print final skala persepsi terhadap keterlibatan (ibu) dalam pendidikan setelah uji coba.
Bentuk No Item Jumlah Bobot
F. RELIABILITAS ALAT UKUR
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur.
Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini ditentukan dalam rentang angka dari 0
sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka
1,00 maka dapat dikatakan pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012).
Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Alpha Cronbach.
Penghitungan estimasi reliabilitas Alpha mengunakan alat bantu SPSS 18 for
Windows. Koefisien reliabilitas pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang
tua dalam pendidikan adalah sebesar 0,934 dari 41 item. Hal tersebut
menunjukkan bahwa skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam
pendidikan memiliki reliabilitas yang baik.
G. METODE ANALISIS DATA
Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti melakukan uji asumsi terlebih
dahulu sebagai prasyarat dalam teknik korelasi Product Moment. Uji asumsi dan
uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 18 for windows.
1. Uji Asumsi Data Penelitian
1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah
data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal atau
tidak (Santoso, 2010). Normal atau tidaknya sebaran data ditentukan dari
data dapat dikatakan terdistribusi secara normal, sedangkan apabila nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka data dapat dikatakan tidak
terdistribusi secara normal (Santoso, 2010).
1.2 Uji Linearitas
Uji liniearitas adalah uji yang dilakukan untuk menyatakan
hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau
tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di suatu variabel akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel
lainnya. Jika uji linearitas menghasilkan p < 0,05 maka data tersebut
dapat dikatakan linear, sebaliknya jika uji linearitas menghasilkan p >
0,05 maka data tersebut tidak linear atau lemah (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis Data Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keterlibatan
orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V
sekolah dasar. Oleh karena itu, teknik analisis data yang digunakan oleh
peneliti adalah uji korelasi. Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl
Pearson. Korelasi product moment bertujuan untuk mencari hubungan antara
Umumnya penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi
bahwa data pada setiap variabel penelitian membentuk disribusi yang normal.
Bila tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan
sebagai alat analisis penelitian. Sebagai gantinya digunakan analisis statistik
lain yang tidak harus berasumsi bahwa data harus berdistribusi normal.
Teknik statistik ini adalah statistik nonparametris dari Charles Spearman
47 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Maret 2017 sampai dengan
tanggal 30 Maret 2017 di SDN Benteng 2 Sukabumi yang terdiri dari dua
kelas yaitu kelas V A sejumlah 46 siswa dan kelas V B sejumlah 46 siswa.
Prosedur pengambilan data ini tidak berbeda dengan proses pengambilan data
pada tahap uji coba. Peneliti meminta kesediaan responden untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, kemudian peneliti membagikan skala pada
responden. Setelah itu, peneliti meminta responden untuk membaca petunjuk
pengisian skala dan menulis identitas mereka. Responden diminta untuk
mengisi skala tersebut secara jujur dan tidak ada batasan waktu pada saat
responden mengisi skala tersebut.
2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan responden dari kalangan
siswa-siswi kelas V SDN Benteng 2 Sukabumi. Responden penelitian yang
digunakan adalah sebanyak 92 siswa yang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil penyebaran skala didapatkan
Tabel 7.
Data responden penelitian.
Deskripsi Responden
Keterangan Jumlah Total
Jenis Kelamin Laki-laki 44
92 Perempuan 48
Mata Pelajaran yang disukai responden
Ilmu Pengetahuan Sosial 29
92 Matematika 24
Ilmu Pengetahuan Alam 17 Bahasa Inggris 11 Olahraga 6 Bahasa Indonesia 5 Mata pelajaran
yang tidak disukai
Matematika 28
92 Bahasa Inggris 23
Pendidikan Kewarganegaraan
19
Ilmu Pengetahuan Alam 12 Bahasa Indonesia 10 Jumlah Saudara 0 10
Pekerjaan Ayah Wiraswasta 25
92
Buruh 13
Pegawai Swasta 12 Tentara 11
PNS 10
Guru 9
Polisi 7
Pensiunan 5 Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 55
92 Wiraswasta 15
PNS 12
Guru 10
Berdasarkan hasil dari tabel 7 diketahui bahwa responden penelitian
disukai responden adalah ilmu pengetahuan sosial sebanyak 29 responden dan
mata pelajaran yang tidak disukai responden adalah matematika sebanyak 28
responden. Sebagian besar responden memiliki 2 bersaudara sebanyak 27
siswa, selanjutnya dilihat dari pekerjaan ayah yang paling banyak adalah
sebagai wiraswasta sebanyak 25 dan pekerjaan ibu responden yang paling
banyak adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 55. Berdasarkan hasil
analisis deskriptif dapat diperoleh gambaran mengenai skor skala persepsi
terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan matematika dengan
prestasi matematika yang dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8.
Hasil analisis deskriptif data penelitian.
Statistik Prestasi Matematika Persepsi terhadap Keterlibatan Orangtua Teoritis Empiris Teoritis Empiris
N 92 92 92 92
Xmax 100 93 128 128
Xmin 0 60 32 84
Mean 50 72,23 80 110,04 SD 10 10,622 16 8,937
Sig. 0,000 0,000
Pada tabel 8 dijelaskan bahwa variabel prestasi matematika sebanyak
92 respoden dengan skor maksimum sebesar 93, skor minimum sebesar 60,
mean sebesar 72,23, dan standar deviasi sebesar 10,622. Sebaliknya, pada
sebanyak 92 responden dengan skor maksimum sebesar 128, skor minimum
sebesar 84, mean sebesar 110,04, dan standar deviasi sebesar 8,937.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh nilai mean teoritik dan
mean empirik. Mean teoritis merupakan rata-rata skor alat penelitian dan
diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur. Mean empiris yaitu
rata-rata skor data yang diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata skor
hasil penelitian. Skor persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam
pendidikan memiliki mean teoritis sebesar 80 sedangkan mean empirisnya
sebesar 110,04 (mean empiris > mean teoritis), jarak perbedaaan mean sebesar
30.
Berdasarkan hasil uji data dari one sample t-test variabel persepsi
terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil data tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik
dan mean empiris antara kedua variabel. Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan