• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA (IBU) DALAM PENDIDIKAN DENGAN

PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Agnes Fitisia Bella Krisdia 129114122

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

y yourself no matter what they say and never be

y y y

:

, y

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini kepada :

Tuhan Yesus yang selalu memberikanku berkat yang melimpah, perlindungan, kemudahan, kelancaran, kesehatan, dan

kekuatan dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Untuk Papa yang selalu sabar dan memberikan semangat

anaknya untuk menyelesikan skripsi ini.

Untuk Mama yang tak henti-hentinya memberikanku semangat, nasihat, kasih sayang, dan tak pernah bosan untuk

mendengarkan keluh kesahku.

Untuk Abang yang selalu mengingatkan saya untuk selalu

mengerjakan skripsi dan bantuan yang ia

berikan kepadaku.

Dan untuk semua orang-orang yang terlibat dan

(6)
(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA (IBU) DALAM PENDIDIKAN DENGAN

PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Agnes Fitisia Bella Krisdia ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika. Metode pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dan teknik dokumentasi berupa nilai raport matematika semester 1. Teknik analisis yang digunakan adalah

Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara

persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan matematika dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan nilai r sebesar 0,655 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan matematika positif, maka prestasi matematika akan meningkat.

(8)

viii

RELATIONSHIP BETWEEN PERCEIVED PARENTAL INVOLVEMENT (MOTHER) IN EDUCATION AND MATHEMATIC ACHIEVEMENT

AMONG FIFTH GRADER

Agnes Fitisia Bella Krisdia ABSTRACT

This study aimed to examine the relationship between perceived parental involvement (mother) in mathematics education and mathematic achievement among fifth grader. Hypothesis in this research was there is a correlation between perceived parental involvement in mathematic education and mathematic achievement among fifth grader. Data were collected using perceived parental involvement in education scale and documentation techniques in the form of semester math report value 1. The analysis technique used in this study was Spearman's rho correlation. The result shows that there is a positive and significant relationship between perceived parental involvement in mathematics education and mathematics achievement among fifth grader with r = 0,655 ; p = 0.000 (p <0.05). This data means that the positive perceived parental involvement in mathematics education, the better mathematical achievement someone can get.

(9)
(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih banyak atas bimbingan, bantuan, waktu, saran dan kesabaran yang telah diberikan.

4. Bapak Hadrianus Wahyudi, selaku Dosen Pembimbing Akademik terimakasih atas bantuan dalam segala proses kuliah selama ini. 5. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

6. Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Khususnya Mas Muji, Mas Gandung, dan Bu Nanik yang telah membantu segala urusan perkuliahan.

7. Seluruh responden penelitian saya yang sudah bersedia membantu dan meluangkan waktunya.

(11)

xi

mama keluarkan, serta bantuan yang kalian berikan selama ini. Akhirnya anakmu ini bisa menyelesaikan skripsi berkat doa dan kesabaran mama papa.

9. Terima kasih untuk abangku Franciscus Bondhan CBK, S.E yang sabar membimbing adiknya ini dengan penuh kasih sayang, bantuan dan saran yang abang berikan selama ini sangat bermanfaat. Thankyou My Bro!!

10.Terima kasih untuk Embah, Pakde Yoyok, dan Bude Novi yang selalu memberikan semangat. Terima kasih buat segala bantuan yang diberikan sejak saya masuk kuliah hingga selesai. Maaf kalo saya belum bisa membalas semua kebaikan yang embah, pakde, dan bude berikan.

11.Terima kasih untuk teman seperjuanganku Oliv dan Rizky kelompok prestasi matematika yang telah banyak membantu, membimbing, memberikan bantuan dan saran dalam proses pengerjaan skripsiku ini. Hehehe maaf yah kalo saya sering merepotkan kalian berdua dan paling banyak nanya.

12.Terima kasih untuk Ibu Fransiska Suyanti yang telah membantu saya dalam proses pengambilan data di SDN Benteng 2 Sukabumi. Tunggu kehadiran saya yah tante buat jalan-jalan di Sukabumi dan mau ngerepotin tante lagi.

(12)

xii

Terima kasih buat segala bantuan, saran, hebohnya, gilanya yang membuat hidupku lebih berwarna, dan mendengarkan keluh kesahku selama ini. Tanpa kalian mungkin saya selalu nangis setiap kali ngerjain skripsi hehe. Sukses terus buat kita semua, ditunggu jalan-jalan barengnya yang udah direncanakan.

14.Terima kasih buat teman-teman kesayangan group ”big hug”: Ivie, Rege, Lindi, Devita, dan Sakti. Terimakasih kalian selalu ada disaat saya membutuhkan bantuan, kalian yang banyak memberikanku pelajaran akan kerasnya dunia ini, kalian yang selalu membuat hari-hariku bahagia saat masa-masa kuliah, banyak suka dan duka yang sudah kita lewati bersama. Pokoknya tetep jaga komunikasi dan sukses terus buat kita semua.

15.Terima kasih buat “Geng Cobra” tercintaaa Teteh, Lona, Lintang, Komang, Sonia, Unyil, Wisnu, Gede, Yosua, dan Yuda. Terimakasih kalian sudah menjadi sahabat yang baik dalam hidupku. Terimakasih kalian sudah membantuku untuk menjadi orang yang lebih dewasa dan menjadi ibu peri buat kalian semua hehe. Sukses buat kita semua dan langgeng terus yah keluarga cemaraku.

(13)
(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

(15)

xv

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Matematika ... 8

B. Prestasi Matematika ... 9

1. Definisi Prestasi Matematika ... 9

2. Komponen-komponen Prestasi Matematika ... 9

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika ... 10

C. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 16

1. Definisi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 16

2. Definisi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 18

3. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan... 19

D. Siswa Sekolah Dasar ... 21

1. Definisi Siswa Sekolah Dasar ... 21

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 21

E. Dinamika Hubungan antara Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan dengan Prestasi Matematika ... 22

F. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III. METODELOGI PENELITIAN ... 28

A.Jenis Penelitian ... 28

B. Variabel Penelitian ... 28

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

1. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 28

(16)

xvi

D. Responden Penelitian ... 29

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 30

1. Penyusunan Blue Print ... 30

2. FGD (Focus Group Disscussion) ... 32

3. Penyusunan Butir Item ... 35

4. Review dan Revisi Item ... 38

5. Perhitungan Validitas Isi ... 38

6. Uji Coba Alat Ukur ... 40

F. Reliabilitas Alat Ukur ... 44

G. Metode Analisis Data ... 44

1. Uji Asumsi Data Penelitian ... 44

2. Uji Hipotesis Data Penelitian ... 45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

A.Hasil Penelitian ... 47

1. Pelaksanaan Penelitian ... ... 47

2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian ... 47

3. Reliabilitas Data Penelitian ... 51

4. Hasil Uji Asumsi ... 51

5. Analisis Tambahan ... 54

B.Pembahasan ... 55

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

(17)

xvii

B. Saran ... 60

1. Bagi Orang Tua ... 60

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu)

dalam Pendidikan ... 31

Tabel 2 Daftar Pertanyaan FGD ... 33

Tabel 3 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan Sebelum Uji Coba ... 36

Tabel 4 Skor Berdasarkan Kategori Jawaban ... 38

Tabel 5 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ... 42

Tabel 6 Blue Print Final Skala Persepsi terhadap Keterlibatan (Ibu) dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ... 43

Tabel 7 Data Responden Penelitian ... 48

Tabel 8 Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 49

Tabel 9 Hasil Reliabilitas Data Penelitian... 51

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas ... 52

Tabel 11 Hasil Uji Linearitas ... 52

Tabel 12 Hasil Uji Korelasi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dengan Prestasi Matematika ... 53

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Materi Matematika Kelas V Semester 1 ... 66

Lampiran 2 Validitas Isi ... 69

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Isi (IVI-S) ... 82

Lampiran 4 Skala Uji Coba ... 85

Lampiran 5 Reliabilitas Skala Uji Coba... 92

Lampiran 6 Skala Penelitian ... 97

Lampiran 7 Deskripsi Responden ... 104

Lampiran 8 Reliabilitas Skala Penelitian ... 106

Lampiran 9 Uji Asumsi ... 107

Lampiran 10 Uji Hipotesis ... 109

Lampiran 11 Analisis Tambahan ... 111

(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

Skema 1 Hubungan Antara Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

cukup berperan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas dalam

kehidupan sehari-hari (Novita, 2012). Untuk itu pembelajaran matematika

perlu diberikan kepada semua siswa sejak di sekolah dasar agar siswa

memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,

serta kemampuan untuk bekerjasama (Depdiknas, 2006). Siswa diharapkan

dapat memahami konsep matematika dengan kemampuannya sendiri dan aktif

dalam memecahkan masalah, mulai dari memahami masalah sampai mencari

solusi tentang masalah tersebut (Bull, Espy, & Wiebe, 2008). Dengan cara

seperti itu siswa dapat berpikir secara logis dan kritis (Santrock, 2009).

Selama ini matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.

Kesulitan dalam belajar matematika menyebabkan siswa mendapatkan prestasi

belajar yang rendah (Agung & Saptono, 2000). Berdasarkan penelitian dari

Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS), prestasi matematika pada siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di

Indonesia berada di peringkat bawah (TIMSS, 2015). Berdasarkan TIMSS,

skor rata-rata prestasi matematika di Indonesia berada dalam peringkat 45 dari

(22)

kurang membuat siswa berpikir kreatif dan kondisi kelas yang monoton

(Kompas, 2016).

Untuk mendapatkan prestasi siswa yang baik memerlukan usaha keras

dari semua pihak baik dari siswa sendiri, guru, orang tua, lingkungan maupun

pemerintah. Hal ini disebabkan karena prestasi siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) siswa.

Faktor internal mencakup faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor

eksternal mencakup faktor sosial yaitu teman sebaya, guru, serta lingkungan

keluarga (Slameto, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi

akademik diantaranya ada kemampuan spasial (Kyttala, Aunio, Luit, &

Hautamaki, 2003; Van Garderen, 2006; Verdine, Irwin, Golinkoff, &

Hirsh-Pasek, 2014), kemampuan kognitif (Bull, Espy, & Wiebe, 2008), mental imagery (Douville & Pugalle, 2003), kemampuan belajar (Diperna, Volpe & Elliot, 2005), peran guru (Beilock, Guderson, Ramirez, & Levine, 2010),

peran orang tua (Pezdek, Berry, & Renno, 2002), keterlibatan orang tua

(Sheldon & Epstein, 2005), kualitas kelas (Blankson & Blair, 2015), motivasi

siswa (Zakaria & Nordi, 2008), kondisi sosial ekonomi siswa (Gathercole,

Pickering, Knight, & Stegman, 2004; Verdine, Irwin, Golinkoff, &

Hirsh-Pasek, 2014), tingkat pendidikan orang tua dan lingkungan pengasuhan anak

(Christian, Morisson & Bryan, 2002), serta kualitas kelas (Blankson & Blair,

(23)

Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti faktor eksternal

yang memengaruhi prestasi akademik siswa yang terkait dengan faktor

keterlibatan orang tua. Pemilihan tersebut didasari oleh pertimbangan bahwa

pendidikan dalam keluarga tidak hanya membangun kepribadian anak, tetapi

juga mendorong anak untuk berprestasi. Cara orang tua mendidik siswa

memegang peranan penting dalam menanamkan dan mendorong siswa untuk

berprestasi di bidang akademik. Hal ini juga diungkapkan oleh Slameto (2010)

bahwa cara orang tua mendidik sangat besar pengaruhnya terhadap belajar dan

prestasi siswa. Keterlibatan orang tua yang dimaksud di sini adalah merupakan

cara orang tua mendidik dan berelasi dengan anaknya.

Keterlibatan orang tua umumnya orang tua merupakan pendidik yang

pertama dalam membantu mengembangkan potensi siswa. Orang tua

dikatakan sebagai pendidik pertama, karena orang tualah yang pertama kali

mendidik anaknya sejak lahir dan pendidikan yang diberikan merupakan dasar

yang sangat menentukan perkembangan siswa selanjutnya (Zulifah, 2011).

Oleh karena itu, orang tua sangat berperan dalam upaya meningkatkan prestasi

dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa. Banyak hal yang dapat

dilakukan oleh orang tua dalam mendorong siswa untuk meningkatkan

prestasinya. Partisipasi orang tua terhadap peningkatan prestasi matematika

dapat berupa memberikan waktu yang cukup, memenuhi kebutuhannya,

memberikan motivasi, serta keterlibatan dalam belajar (Tolada, 2012).

Penelitian ini berfokus pada keterlibatan orang tua dalam pendidikan

(24)

membantu perkembangan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh

penelitian Mutodi (2014) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang positif

dan signifikan antara keterlibatan orang tua dengan kinerja matematika siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua melalui pengelolaan

rumah, membuat suasana rumah yang kondusif sebagai lingkungan untuk

belajar, memotivasi serta memberikan harapan yang realistis dalam

meningkatkan kinerja.

Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa keterlibatan orang tua

mencakup beberapa unsur pendukung, yakni perhatian yang cukup dari orang

tua, ketersediaan waktu, memberikan motivasi belajar (Rogers, Theule, Ryan,

Adams, & Keating, 2009), serta membantu anak mengerjakan pekerjaan

rumah (Cooper, Lindsay, & Nye, 2000). Perhatian orang tua akan membuat

anak tumbuh menjadi anak yang tidak kekurangan kasih sayang sehingga

merasa dihargai dan disayangi oleh lingkungannya terutama oleh orang tua.

Hal ini didukung oleh penelitian Rogers, Theule, Ryan, Adams, & Keating

(2009) yang mengatakan bahwa keterlibatan orang tua seperti memberikan

dorongan dan pujian memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan

prestasi siswa di sekolah. Sebaliknya, jika orang tua menekan siswa dengan

menggunakan perintah, hukuman, atau pemaksaan maka dapat menurunkan

prestasi siswa.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Catsambis (dalam Padavick,

2009), efek dari keterlibatan orang tua dalam prestasi salah satunya adalah

(25)

mendukung dan terlibat dalam pendidikan siswa. Keterlibatan orang tua di

rumah berupa bimbingan belajar dan dukungan lain agar siswa dapat

mencapai prestasi belajar di sekolah. Namun berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sheldon & Epstein (2005) yang mengatakan bahwa

keterlibatan orang tua (seperti fasilitator, relawan, dan komunikasi orang tua

dengan siswa mengenai progress di sekolah) dan masyarakat tidak secara

signifikan memiliki hubungan dengan prestasi matematika di tingkat sekolah.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut, peneliti tertarik untuk

membuktikan hubungan antara keterlibatan orang tua khususnya ibu dengan

prestasi matematika di Indonesia. Sebagai orang yang paling dekat dengan

siswa di rumah, ibu adalah orang yang diharapkan mampu terlibat dalam

mendidik dan membina anaknya dalam keluarga. Selain itu, diperkuat dengan

hasil FGD (focus group discussion) yang dilakukan oleh peneliti yang

memperoleh kesimpulan bahwa, ibu memiliki relasi yang sangat dekat dengan

siswa.

Keterlibatan orang tua dapat dirasakan secara berbeda antara orang tua

dan anak. Dalam penelitian ini, yang ingin peneliti lihat adalah keterlibatan

orang tua menurut persepsi anak. Peneliti memilih responden pada siswa kelas

V sekolah dasar karena siswa kelas V sekolah dasar berada pada puncak

tahapan operasional konkret. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk dapat

berpikir logis serta mampu memecahkan masalah yang bersifat konkret.

Kemapuan yang dimiliki siswa ini dapat berguna dalam pembelajaran

(26)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin

mengetahui hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua

khususnya ibu dalam pendidikan dengan pretasi belajar matematika pada

siswa kelas V sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat

diketahui rendahnya prestasi matematika di Indonesia. Solusi untuk mengatasi

rendahnya prestasi matematika yaitu mencari faktor yang memengaruhi

prestasi matematika tersebut. Dalam hal ini salah satu faktor yang

memengaruhinya adalah keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Oleh karena

itu, peneliti tertarik untuk meneliti “apakah ada hubungan antara persepsi

terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan

prestasi belajar matematika pada siswa kelas V sekolah dasar?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari solusi atas permasalahan

yang sudah diuraikan sebelumnya dengan menguji ada atau tidaknya

hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orangtua khususnya ibu dalam

(27)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmiah bagi penelitian psikologi dan menambahkan keragaman penelitian

psikologi, terutama penelitian psikologi pendidikan pada siswa sekolah

dasar dalam hal prestasi belajar terutama matematika. Diharapkan

penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi baru dalam penelitian lain

yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

para orangtua agar mereka dapat mengetahui pentingnya keterlibatan

orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam

(28)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MATEMATIKA

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000) mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dapat berkomunikasi, dan bernalar secara logis. Susanto (2013) mendefinikan matematika sebagai disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, beragumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur yang abstrak serta pola hubungan yang ada di dalamnya. Pada dasarnya belajar matematika adalah belajar mengenai konsep, struktur, dan mencari hubungan antar konsep dan struktur (Subarinah, 2006). Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui suatu kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat dalam pemecahan suatu masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat pemecahan masalah melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan suatu gagasan (Prihandoko, 2006).

(29)

bernalar secara logis, berkomunikasi, serta memecahkan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi.

B. PRESTASI MATEMATIKA

1. Definisi Prestasi Matematika

Menurut Arifin (2012) prestasi matematika adalah hasil dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan atau memecahkan persoalan yang dihadapi. Abidin (2011) mengatakan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasan, keterampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan simbol, angka dan huruf.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa karena pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dalam belajar matematika. Prestasi matematika dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal dan memecahkan masalah khususnya dalam mata pelajaran matematika.

2. Komponen-komponen Prestasi Matematika

(30)

tengan semester satu adalah materi mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar yaitu :

2.1 Bilangan Bulat

2.1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran. 2.1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan

FPB.

2.1.3 Menghitung perpangkatan dan akar sederhana. 2.2 Pengukuran

2.2.1 Melakukan operasi hitung satuan waktu. 2.2.2 Mengenal satuan jarak dan kecepatan.

2.2.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan.

2.3 Luas Bangun Datar

2.3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang. 2.4 Volume Kubus dan Balok

2.4.1 Menghitung volume kubus dan balok.

3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika

(31)

3.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal terdapat 3 aspek yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek intelektual.

3.1.1 Aspek Fisiologis

Aspek ini meliputi kondisi umum jasmani dan fungsi organ tubuh yang berperan dalam proses belajar matematika siswa. Dalam proses belajar matematika, siswa menggunakan sebagian besar organ maupun anggota tubuhnya. Adanya gangguan pada bagian tubuh tertentu akan mengakibatkan proses belajar matematika menjadi terganggu, misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya menjadi tidak berbekas.

3.1.2 Aspek Psikologis 3.1.2.1Sikap siswa

(32)

kesulitan belajar yang dialami siswa (Mubeen, Saeed, & Arif, 2013).

3.1.2.2Minat siswa

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat matematika akan menaruh perhatian lebih pada hal tersebut, sehingga siswa akan berusaha untuk mencari tahu banyak tentang hal yang berkaitan dengan matematika dan memengaruhi prestasi matematika siswa.

3.1.2.3Motivasi siswa

(33)

3.1.3 Aspek Intelektual 3.1.3.1 Inteligensi Siswa

Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat. Tingkat inteligensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Semakin tinggi tingkat inteligensi siswa, maka semakin berhasil dalam proses belajar matematika.

3.1.3.2Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap siswa memiliki bakat atau potensi untuk mencapai prestasi sesuai dengan kemampuannya. Ketika siswa memiliki bakat dalam bidang matematika maka siswa tersebut akan memiliki prestasi dalam bidang tersebut.

3.2 Faktor eksternal

(34)

3.2.1 Lingkungan keluarga

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan keluarga antara lain:

3.2.1.1Cara orang tua mendidik

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka tidak memperhatikan akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anak, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, dan tidak mengetahui kemajuan prestasi anak dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka. Oleh karena itu, cara orang tua mendidik sangat memegang peranan penting sehingga keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi prestasi siswa.

3.2.1.2 Relasi antar anggota keluarga

(35)

3.2.1.3 Suasana rumah

Suasana rumah yang dimasudkan adalah situasi yang sering terjadi di dalam keluarga ketika siswa belajar. Suasana rumah yang tenang, aman, dan tentram akan memberikan pengaruh terhadap prestasi siswa ketika belajar.

3.2.1.4 Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekomomi keluarga berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan siswa seperti makan, pakaian, perlindungan kesehatan, serta fasilitasi yang mendukung prestasi siswa yakni alat tulis, buku-buku, dan sebagainya. Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa dapat membantu dan mendukung siswa dalam proses belajar.

3.2.1.5 Pengertian orang tua

Siswa perlu mendapatkan dorongan dan pengertian dari orang tua ketika sedang menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Hal ini dikarenakan mampu membuat siswa termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.

3.2.1.6 Latar belakang keluarga

(36)

menanamkan kebiasan-kebiasan yang baik agar mendorong semangat siswa untuk belajar.

3.2.2 Metode sekolah

Siswa akan mampu menyerap pengetahuan secara maksimal apabila metode yang diterapkan guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru haruslah mempunyai kemampuan yang tepat agar mampu meningkatkan kompetensi siswa. Guru harus mampu memfasilitasi peningkatan kompetensi siswa. 3.2.3 Faktor masyarakat

Lingkungan ini juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan dari masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

C. PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM

PENDIDIKAN

1. Definisi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan

(37)

menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses pembelajaran siswa.

Suryabrata (2000) mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan adalah orang tua yang ikut mengurusi suatu masalah siswa dengan cara memberikan bimbingan belajar di rumah, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang menunjang pelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, dan memberikan pengarahan dalam belajar.

Fan dan Chen (2001) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yaitu bagaimana cara orang tua untuk berkomunikasi kepada anaknya mengenai prestasi di sekolah, harapan dan tujuan orang tua untuk keberhasilan siswa di masa depan, serta orangtua melakukan pengawasan di rumah. Menurut Schunk (2010) keterlibatan orang tua dapat ditunjukkan ketika mengunjungi siswa saat di sekolah, bertemu dengan guru, mengikuti aktivitas dan kegiatan yang diadakan di sekolah, mengikutsertakan siswa dalam kursus belajar, mengikuti perkembangan kemajuan prestasi akademik siswa, serta memberikan biaya pendidikan.

(38)

berkomunikasi kepada siswa mengenai prestasi di sekolah, menghadiri kegiatan dan aktivitas siswa di sekolah serta memberikan solusi-solusi terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada keterlibatan orang tua khususnya ibu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan adalah partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.

2. Definisi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Slameto (2003) mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi ke dalam otak manusia melalui persepsi, manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, dan penciuman. Menurut Riswandi (2009) mengatakan bahwa persepsi adalah proses kognitif psikologis dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang digunakan seseorang untuk memaknai objek persepsi. Persepsi pada dasarnya lebih mewakili keadaan fisik dan psikologis individu.

(39)

mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.

3. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yang dikemukakan oleh Epstein dan Salinas (2004) dibedakan menjadi enam bentuk keterlibatan orang tua, yakni sebagai berikut :

3.1 Pengasuhan (parenting)

Keterlibatan orang tua dalam bentuk pengasuhan yang dimaksud adalah bagaimana cara orang tua memberikan kenyamanan bagi siswa pada saat di rumah. Orang tua dapat melakukan pembimbingan, perhatian dalam kesehatan dan pembinaan berdasarkan latar belakang keluarga. Bentuk parenting meliputi : memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa.

3.2 Komunikasi (communicating)

(40)

3.3 Sukarelawan (Volunteering)

Keterlibatan orang tua dalam bentuk volunteer atau sukarelawan ini berupa bantuan dan dukungan orang tua secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa di sekolah maupun di rumah. Bentuk volunteer meliputi : orang tua khususnya ibu hadir dalam kegiatan yang dilakukan siswa.

3.4 Pembelajaran di rumah (Learning at home)

Keterlibatan orang tua dalam pembelajan di rumah (learning at home) adalah bagaimana orang tua (ibu) memberikan dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Bentuk learning at home meliputi : menciptakan kondisi rumah yang mendukung pendidikan siswa, memberikan dukungan moral maupun emosional, memberikan fasilitas kepada siswa untuk mendukung proses belajar.

3.5 Membuat keputusan (decision making)

(41)

3.6 Bekerjasama dengan komunitas masyarakat (collaborating with the community)

Keterlibatan orang tua dalam kegiatan yang menghubungkan orang tua, guru, murid, dan masyarakat membuat kesepakatan tentang bagaimana mereka bekerja sama untuk membantu anak dalam proses pendidikannya.

D. SISWA SEKOLAH DASAR

1. Definisi Siswa Sekolah Dasar

Santrock (2014) menyebutkan bahwa siswa sekolah dasar berada dalam tahapan anak usia tengah dan akhir, dimulai dari usia sekitar 6 tahun sampai dengan 11 tahun. Siswa kelas lima sekolah dasar termasuk dalam usia antara 10 sampai dengan 11 tahun. Dalam usia ini, anak-anak menguasai keterampilan dasar dalam membaca, tulisan, matematika, prestasi menjadi tema yang lebih utama, dan pengendalian diri meningkat. Dalam tahapan ini, anak berinteraksi dengan dunia luar yang lebih luas dari keluarga mereka, seperti dalam masyarakat dan sekolah.

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Santrock (2014) menjelaskan bahwa karakteristik anak usia 6 sampai 11 tahun adalah sebagai berikut:

(42)

dalam klasifikasi mampu mengingat, memahami dan memecahkan masalah yg bersifat konkret. Hal ini masuk dalam tahapan operasional konkret menurut Piaget.

2.2 Pertumbuhan fisik ditandai dengan lebih berat, kuat, dan tinggi. Sistem tulang dan sistem otot mulai berkembang yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan dalam gerakan.

2.3 Perkembangan bahasa ditandai dengan meningkatnya kemampuan membaca dan juga bertambahnya kosa kata serta perbendaharaan kata. Siswa perempuan akan lebih banyak berbicara daripada anak laki-laki.

2.4 Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan siswa untuk memahami aturan dan norma yang ada di dalam masyarakat. Siswa akan belajar bagaimana berperilaku dari teman sebayanya.

E. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN DENGAN

PRESTASI MATEMATIKA

(43)

keterlibatan orang tua. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua yang dimaksud merupakan dasar untuk pengukuran variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua meliputi pengasuhan (parenting), komunikasi (communicating), sukarelawan (volunteering), pembelajaran di rumah (learning at home), membuat keputusan (decision making), dan bekerjasama dengan komunitas masyarakat (collaborating with the community).

Bentuk keterlibatan orang tua yang pertama adalah parenting atau pengasuhan, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) yaitu memberikan perlindungan, keamanan, serta memperhatikan kesehatan. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pengasuhan orang tua akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang kedua adalah communicating atau komunikasi, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa komunikasi antara ibu dengan siswa dan bercerita mengenai pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunikasi akan membuat siswa menjadi pribadi yang berani mengungkapkan pendapat dan ide kepada orang lain sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

(44)

maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap sukarelawan membuat siswa merasakan kehadiran dan keterlibatan ibu dalam pembelajaran di sekolah maupun di rumah akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang keempat adalah learning at home atau pembelajaran di rumah, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pembelajaran di rumah akan membuat siswa merasa sangat terbantu jika orang tua melakukan hal-hal tersebut. Hal ini dikarenakan siswa merasa bahwa ibu sangat mendukung dalam proses belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang kelima adalah decision making atau membuat keputusan, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa bantuan ketika siswa mengambil keputusan, memberikan informasi yang baik serta membantu siswa menyelesaikan masalah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap membuat keputusan akan membuat siswa merasa sangat diperhatikan oleh ibunya dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

(45)

keterlibatan orang tua berupa pertemuan rutin dengan orang tua lain dan saling mengkomunikasikan perkembangan dan proses belajar masing-masing siswa. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunitas masyarakat akan menimbulkan motivasi untuk berprestasi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

(46)

Skema 1.

Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika.

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua positif

- Parenting

Ibu memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa

- Communicating

Adanya komunikasi antara ibu dengan siswa

- Volunteering

Ibu hadir dalam kegiatan siswa - Learning at home

d. Ibu menciptakan kondisi rumah yang mendukung e. Ibu memberikan dukungan

moral maupun emosional f. Ibu memberikan fasilitas

utuk mendukung proses belajar

- Decision making c. Ibu membantu

menyelesaikan masalah d. Ibu memberikan informasi

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua negatif

- Parenting

Ibu tidak memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa

- Communicating

Tidak adanya komunikasi antara ibu dengan siswa

- Volunteering

Ibu tidak hadir dalam kegiatan siswa

- Learning at home

a. Ibu tidak menciptakan kondisi rumah yang mendukung b. Ibu tidak memberikan

dukungan moral maupun emosional

c. Ibu tidak memberikan fasilitas utuk mendukung proses belajar - Decision making

a. Ibu tidak membantu menyelesaikan masalah b. Ibu tidak memberikan

informasi

Tercapainya komponen-komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat

- Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok

Tidak tercapainya komponen-komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat

- Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok

(47)

F. HIPOTESIS PENELITIAN

(48)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan

korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi

terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi

matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.

B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (x) : Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu)

dalam pendidikan

2. Variabel tergantung (y) : Prestasi matematika

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional kedua variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan adalah

penilaian dan perasaan siswa mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan

(49)

kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan

tugas, yang diukur dengan menggunakan skala persepsi terhadap keterlibatan

orang tua. Skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua ini mengacu dari

penelitian yang dilakukan oleh Epstein dan Salinas (2004).

2. Prestasi Matematika

Prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa karena

pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dalam belajar matematika.

Prestasi matematika dapat diketahui dari hasil belajar siswa dalam

menyelesaikan soal dan pemecahan masalah dalam mata pelajaran

matematika. Prestasi matematika responden didapatkan dengan metode

dokumentasi yaitu melalui nilai yang didapatkan dari tugas yang diberikan

oleh guru kelas. Pada penelitian ini, dokumentasi nilai dilakukan dengan

meminta rekap nilai matematika pada guru matematika.

D. RESPONDEN PENELITIAN

Responden dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu siswa dan siswi kelas V sekolah dasar dengan umur

(50)

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode yaitu metode

skala dan metode dokumentasi. Dalam menyusun skala yang digunakan ada

beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu :

1. Penyusunan Blue Print

1.1 Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan

Dalam penelitian ini skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua

memiliki 6 karakteristik yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang

mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang akan diukur. Skala

ini disusun oleh peneliti berdasarkan bentuk-bentuk menurut Epstein dan

Salinas (2004).

Pada penelitian ini, tidak semua bentuk-bentuk keterlibatan orang

tua dalam pendidikan dapat dijadikan sebagai alat penelitian hal ini

dikarenakan adanya perbedaan budaya. Skala persepsi terhadap

keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan terdiri dari lima

(51)

Tabel 1.

perlindungan, dan keamanan siswa

4 3

2. Communicating

- Komunikasi antara ibu dan siswa mengenai pendidikan di sekolah

3 3

3. Volunteering

- Ibu hadir dalam kegiatan-kegiatan siswa

3 3

4. Learning at home

- Menciptakan kondisi rumah yang mendukung siswa

4 3

- Memberikan dukungan moral

maupun emosional 3 3

- Memberikan fasilitas kepada siswa

untuk mendukung proses belajar 3 3

5. Decision making

- Membantu menyelesaikan masalah 3 3

- Memberikan informasi tentang

bagaimana menyelesaikan tugas 3 3

(52)

1.2 Prestasi matematika

Dalam penelitian ini, prestasi matematika responden diukur dengan

menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan melihat nilai tugas,

ulangan harian, dan uts (ujian tengah semester) yang diberikan oleh guru

kelas. Pada penelitian ini, metode dokumentasi yang dilakukan oleh

peneliti adalah dengan meminta rekap nilai raport matematika semester 1

siswa kelas V sekolah dasar. Nilai matematika yang diperoleh ini

berdasarkan materi matematika semester 1 kelas V sekolah dasar. Materi

matematika semester 1 kelas V sekolah dasar dapat dilihat pada lampiran

1.

2. FGD (Focus Group Disscussion)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan FGD untuk mengidentifikasi

bentuk-bentuk tingkah laku yang dianggap sebagai indikator serta mampu

memahami konteks, baik yang favorable maupun unfavorable dari persepsi

terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan calon responden

penelitian. FGD dilakukan pada tanggal 8 Desember 2016 pada 8 orang siswa

kelas V SD Kanisius Condongcatur. Untuk keperluan FGD ini, peneliti

memilih 8 orang siswa berdasarkan tingkat prestasi matematikanya, dari 8

siswa ada sebanyak 3 orang siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi, 3

(53)

memiliki prestasi matematika yang rendah. Daftar pertanyaan FGD dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Daftar pertanyaan FGD.

Bentuk Indikator Pertanyaan

Parenting Memperhatikan

kesehatan, perlindungan dan keamanan siswa.

Dari skor 1-10, bentuk

perhatian orang tua (ibu) buat kalian berapa? Contohnya?

Communic-ating

Komunikasi antara orang tua (ibu) dan anak mengenai pendidikan di sekolah.

Apakah orang tua (ibu) kalian pernah menanyakan kesulitan yang kalian alami di sekolah?

Volunteering Orang tua (ibu) hadir dalam kegiatan siswa.

Dari skor 1-10, seberapa sering ibu hadir dalam kegiatan kalian dalam belajar? contohnya

Bagaiamana suasana di rumah saat kalian sedang belajar? Contohnya seperti apa? Memberikan dukungan

moral maupun emosional.

Bagaimana bentuk dukungan orang tua (ibu) saat kalian sedang belajar di rumah? Memberikan fasilitas

kepada siswa untuk mendukung proses belajar.

Untuk mendukung pendidikan kalian, apakah orang tua memberikan kalian fasilitas ? contohnya ?

Decision Making

Membantu

menyelesaikan masalah.

Saat kalian kesulitan belajar di rumah, siapa yang lebih sering membantu? Contoh bantuannya bagaimana?

Memberikan informasi tentang bagaimana menyelesaikan tugas.

Apakah orang tua (ibu) kalian memberikan informasi

(54)

Dari hasil FGD yang diberikan kepada 8 orang siswa, selanjutnya

peneliti membuat verbatim dari hasil FGD sebagai acuan dalam penyusunan

butir item. Hasil FGD pada indikator memperhatikan kesehatan,

perlindungan, dan keamanan, siswa mengatakan bahwa orang tua

memperhatikan mereka dalam bentuk mengingatkan untuk makan, membantu

mengecek kembali jadwal mata pelajaran agar tidak tertinggal, meminta siswa

untuk tidak tidur larut malam, serta memberikan uang saku yang cukup.

Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa orang tua pernah bertanya

mengenai kesulitan yang siswa alami khususnya dalam mata pelajaran

matematika di sekolah dan orang tua menanggapi cerita yang disampaikan

oleh siswa tersebut. Selain itu, hasil FGD juga mengatakan bahwa orang tua

sering hadir dalam kegiatan mereka seperti mengingatkan siswa untuk belajar

dan menanyakan perkembangan belajar siswa pada guru saat ada pertemuan

di sekolah.

Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa suasana yang

tercipta saat mereka sedang belajar adalah hening dan tenang sehingga mereka

dapat berkonsentrasi belajar saat di rumah. Namun, disisi lain ada siswa juga

mengatakan bahwa saat ia sedang belajar di rumah, orang tua tidak

menciptakan suasana yang mendukung seperti televisi tetap menyala ketika

mereka sedang belajar. Hasil FGD pada indikator memberikan dukungan

moral maupun emosional, siswa mengatakan bahwa orang tua memberikan

(55)

mereka berjanji untuk memberikan hadiah ketika mereka meraih pretasi yang

baik. Selain itu, pada hasil FGD siswa mengatakan bahwa orang tua mereka

memberikan mereka fasilitas seperti meminta mereka untuk mengikuti

bimbingan belajar (les) dan memberikan buku-buku seperti rumus-rumus

matematika untuk membantu mereka dalam belajar matematika.

Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa yang sering

membantu mereka ketika kesulitan mengerjain tugas matematika adalah ibu.

Siswa mengatakan bentuk bantuan yang diberikan oleh ibu mereka yaitu

berupa memberikan solusi dan membuatkan soal latihan. Selain itu dari hasil

FGD, siswa mengatakan bahwa ibu mengingatkan mereka untuk tidak

menunda-nunda tugas dan meminta siswa untuk mengulang pelajaran yang

telah diberikan di sekolah.

3. Penyusunan Butir item

Berdasarkan hasil pemahaman konteks melalui FGD, peneliti

menyusun butir item-item berdasarkan kondisi yang dirasakan siswa kelas V

sekolah dasar. Skala ini terdiri 50 butir item yang terdiri dari 26 item bersifat

favorable dan 24 item bersifat unfavorable. Pembagian item favorable dan

(56)

Tabel 3.

Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan sebelum uji coba.

Bentuk No Item Jumlah

Komunikasi antara ibu dan siswa mengenai pendidikan di sekolah

18, 20, 22 27, 29, 31 6

3. Volunteering

Ibu hadir dalam kegiatan siswa

5. Decision making : a. Membantu

(57)

Hal ini dikarenakan dari hasil FGD, banyak indikator-indikator perilaku yang

mengarah ke bentuk-bentuk tersebut dibandingkan bentuk-bentuk lain.

Skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert

berarti skala yang berisi pernyataan dalam rangka mengukur atribut psikologis

tertentu sehingga responden diminta menyatakan

kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum (Supraktiknya, 2014). Setiap

pernyataan dalam skala diberikan 4 kategori jawaban yang didasarkan pada

metode Likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan

sangat tidak setuju (STS). Alternative jawaban dibuat menjadi empat kategori

dengan maksud agar responden mampu memberikan respon yang benar-benar

diyakini oleh responden dan tidak memberikan respon netral atau ragu-ragu

(Azwar, 2012).

Penilaian skor item pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua

(ibu) dalam pendidikan dikatakan bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh

oleh responden maka semakin tinggi kecenderungan responden merasakan

keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan begitu sebaliknya, semakin

rendah skor yang diperoleh responden maka semakin rendah kecenderungan

responden merasakan keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan. Penilai

skor item pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dapat dilihat

(58)

Tabel 4.

Skor berdasarkan kategori jawaban.

Jawaban Pernyataan

Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

4. Review dan Revisi Item

Review item skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam

pendidikan dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Hal ini dilakukan untuk

melihat ketepatan definisi konseptual, pemilihan kata-kata dalam setiap item,

serta kesesuaian item dengan indikator-indikator persepsi terhadap

keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Selanjutnya, peneliti melakukan

revisi item guna mengevaluasi masukan yang diberikan oleh dosen

pembimbing skripsi terkait item-item yang sudah disusun. Setelah itu, peneliti

melanjutkan ke tahap pengujian validitas isi.

5. Perhitungan Validitas Isi

Validitas adalah kualitas penting yang menunjukkan bahwa sejauh

mana tes benar-benar dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukur

(Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan oleh

(59)

untuk melihat kesesuaian antara aspek dan atribut yang diukur pada skala

dengan menggunakan metode professional judgement. Peneliti meminta

bantuan pada dosen pembimbing skripsi dan empat mahasiswa yang

sama-sama sedang mengerjakan skripsi.

Tahap berikutnya setelah meminta penilaian pada professional

judgement, peneliti melakukan perhitungan IVI-I dan IVI-S. IVI-I adalah

indeks validitas isi pada taraf item yang menunjukkan taraf relevansi item

dengan atribut psikologis yang diukur. Kategori penilaian menjadi dua bagian

yaitu penilaian 1 dan 2 diberi skor 0 yang berarti tidak relevan, sedangkan

penilaian 3 dan 4 diberi skor 1 yang berarti relevan.

Tahap yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menghitung IVI-I

dengan cara jumlah penilai yang memberikan skor 3 atau 4 dibagi dengan

jumlah total penilai. Item dapat dikatakan relevan apabila skor yang diperoleh

mencapai skor >0,78, jika kurang dari itu item perlu direvisi atau digugurkan.

Pada penelitian ini, peneliti memperoleh item yang relevan sebanyak 41 item

sedangkan 9 item tidak relevan sehingga peneliti perlu melakukan revisi agar

bisa dapat dikatakan relevan.

Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan

perhitungan IVI-S. IVI-S adalah indeks validitas isi skala yaitu rerata proporsi

item-item yang mendapatkan penilaian 3 atau 4 dengan skor 1 oleh semua

penilai. IVI-S dapat dihitung dengan cara jumlah IVI-I dibagi dengan jumlah

(60)

memperoleh skor sebesar >0,90. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh

skor IVI-S sebesar 0,948 sehingga dapat dikatakan skala persepsi terhadap

keterlibatan orang tua dalam pendidikan memiliki validitas isi yang baik

(Supratiknya, 2014).

6. Uji Coba Alat Ukur

Setelah melakukan validitas, peneliti melakukan uji coba alat ukur

untuk menentukan apakah item-item pada skala dapat dijadikan sebagai alat

ukur untuk penelitian. Uji coba skala ini dilakukan oleh peneliti pada tanggal

13 Maret 2017. Alat ukur ini diujicobakan pada kelompok responden yang

memiliki karakteristik sama dengan kelompok responden penelitian yang

sesungguhnya, yaitu 75 siswa dan siswi kelas V SDN Babarsari dan SDN I

Duwet Wonosari yang dilakukan di dalam kelas.

Adapun prosedurnya, peneliti membagikan skala kepada responden,

selanjutnya peneliti meminta mereka untuk membaca petunjuk pengisian

skala dan menulis identitas mereka. Responden diminta untuk mengisi skala

tersebut sesuai dengan keadaan responden saat ini. Dalam penelitian ini tidak

ada batasan waktu yang diberikan pada saat responden mengisi skala tersebut.

Peneliti menyebar 75 booklet skala pada uji coba ini, 75 booklet kembali dan

semua memenuhi syarat sehingga dapat dianalisis.

Berdasarkan hasil uji coba alat ukur yang telah dilakukan, peneliti

(61)

dalam penelitian ini berdasarkan dari korelasi item total yang memiliki

batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 2012). Item yang memperoleh hasil dengan

koefisien korelasi item total minimal 0,30 dapat dikatakan memiliki daya

diskriminasi yang baik. Sebaliknya, item yang memperoleh hasil dengan

koefisien item total kurang dari 0,30 dapat dikatakan memiliki daya

diskriminasi yang rendah sehingga harus digugurkan. Dari perhitungan skala

persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan, diperoleh hasil

korelasi item total terdapat 9 item yang gugur karena nilai korelasi item total

berada dibawah 0,30. Setelah itu, terdapat 9 item yang digugurkan dengan

alasan untuk menyamakan jumlah komposisi setiap bentuk.

Blue print skala persepsi keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan

(62)

Tabel 5.

Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan (ibu) dalam pendidikan setelah uji coba.

2. Communicating 18, 20, (22^) 5. Decision making :

- Membantu (^) item yang digugurkan

Berdasarkan hasil pada tabel 5, skala persepsi terhadap keterlibatan

orang tua (ibu) dalam pendidikan menunjukkan bahwa terdapat 9 item yang

gugur. Sebaran item-item yang gugur adalah item dengan nomor 12, 13, 15,

17, 23, 25, 30, 42, 48. Selanjutnya untuk menyeimbangkan item skala

persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan, peneliti

melakukan pengguguran item yang kedua secara langsung dengan melihat

(63)

yang digugurkan untuk menyamakan komposisi setiap bentuk terdapat 9 item

yaitu item dengan nomor 6, 8, 22, 24, 31, 36, 39, 46, 47. Setelah melakukan

pengguguran item yang kedua, peneliti mendapatkan hasil jumlah item yang

lolos sebanyak 32 item sehingga dapat dipakai menjadi alat tes. Blue print

skala persepsi keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6.

Blue print final skala persepsi terhadap keterlibatan (ibu) dalam pendidikan setelah uji coba.

Bentuk No Item Jumlah Bobot

(64)

F. RELIABILITAS ALAT UKUR

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur.

Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini ditentukan dalam rentang angka dari 0

sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka

1,00 maka dapat dikatakan pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012).

Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Alpha Cronbach.

Penghitungan estimasi reliabilitas Alpha mengunakan alat bantu SPSS 18 for

Windows. Koefisien reliabilitas pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang

tua dalam pendidikan adalah sebesar 0,934 dari 41 item. Hal tersebut

menunjukkan bahwa skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam

pendidikan memiliki reliabilitas yang baik.

G. METODE ANALISIS DATA

Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti melakukan uji asumsi terlebih

dahulu sebagai prasyarat dalam teknik korelasi Product Moment. Uji asumsi dan

uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 18 for windows.

1. Uji Asumsi Data Penelitian

1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah

data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal atau

tidak (Santoso, 2010). Normal atau tidaknya sebaran data ditentukan dari

(65)

data dapat dikatakan terdistribusi secara normal, sedangkan apabila nilai

signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka data dapat dikatakan tidak

terdistribusi secara normal (Santoso, 2010).

1.2 Uji Linearitas

Uji liniearitas adalah uji yang dilakukan untuk menyatakan

hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau

tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di suatu variabel akan diikuti

secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel

lainnya. Jika uji linearitas menghasilkan p < 0,05 maka data tersebut

dapat dikatakan linear, sebaliknya jika uji linearitas menghasilkan p >

0,05 maka data tersebut tidak linear atau lemah (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis Data Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keterlibatan

orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V

sekolah dasar. Oleh karena itu, teknik analisis data yang digunakan oleh

peneliti adalah uji korelasi. Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl

Pearson. Korelasi product moment bertujuan untuk mencari hubungan antara

(66)

Umumnya penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi

bahwa data pada setiap variabel penelitian membentuk disribusi yang normal.

Bila tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan

sebagai alat analisis penelitian. Sebagai gantinya digunakan analisis statistik

lain yang tidak harus berasumsi bahwa data harus berdistribusi normal.

Teknik statistik ini adalah statistik nonparametris dari Charles Spearman

(67)

47 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Maret 2017 sampai dengan

tanggal 30 Maret 2017 di SDN Benteng 2 Sukabumi yang terdiri dari dua

kelas yaitu kelas V A sejumlah 46 siswa dan kelas V B sejumlah 46 siswa.

Prosedur pengambilan data ini tidak berbeda dengan proses pengambilan data

pada tahap uji coba. Peneliti meminta kesediaan responden untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini, kemudian peneliti membagikan skala pada

responden. Setelah itu, peneliti meminta responden untuk membaca petunjuk

pengisian skala dan menulis identitas mereka. Responden diminta untuk

mengisi skala tersebut secara jujur dan tidak ada batasan waktu pada saat

responden mengisi skala tersebut.

2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan responden dari kalangan

siswa-siswi kelas V SDN Benteng 2 Sukabumi. Responden penelitian yang

digunakan adalah sebanyak 92 siswa yang memenuhi kriteria yang telah

ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil penyebaran skala didapatkan

(68)

Tabel 7.

Data responden penelitian.

Deskripsi Responden

Keterangan Jumlah Total

Jenis Kelamin Laki-laki 44

92 Perempuan 48

Mata Pelajaran yang disukai responden

Ilmu Pengetahuan Sosial 29

92 Matematika 24

Ilmu Pengetahuan Alam 17 Bahasa Inggris 11 Olahraga 6 Bahasa Indonesia 5 Mata pelajaran

yang tidak disukai

Matematika 28

92 Bahasa Inggris 23

Pendidikan Kewarganegaraan

19

Ilmu Pengetahuan Alam 12 Bahasa Indonesia 10 Jumlah Saudara 0 10

Pekerjaan Ayah Wiraswasta 25

92

Buruh 13

Pegawai Swasta 12 Tentara 11

PNS 10

Guru 9

Polisi 7

Pensiunan 5 Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 55

92 Wiraswasta 15

PNS 12

Guru 10

Berdasarkan hasil dari tabel 7 diketahui bahwa responden penelitian

(69)

disukai responden adalah ilmu pengetahuan sosial sebanyak 29 responden dan

mata pelajaran yang tidak disukai responden adalah matematika sebanyak 28

responden. Sebagian besar responden memiliki 2 bersaudara sebanyak 27

siswa, selanjutnya dilihat dari pekerjaan ayah yang paling banyak adalah

sebagai wiraswasta sebanyak 25 dan pekerjaan ibu responden yang paling

banyak adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 55. Berdasarkan hasil

analisis deskriptif dapat diperoleh gambaran mengenai skor skala persepsi

terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan matematika dengan

prestasi matematika yang dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8.

Hasil analisis deskriptif data penelitian.

Statistik Prestasi Matematika Persepsi terhadap Keterlibatan Orangtua Teoritis Empiris Teoritis Empiris

N 92 92 92 92

Xmax 100 93 128 128

Xmin 0 60 32 84

Mean 50 72,23 80 110,04 SD 10 10,622 16 8,937

Sig. 0,000 0,000

Pada tabel 8 dijelaskan bahwa variabel prestasi matematika sebanyak

92 respoden dengan skor maksimum sebesar 93, skor minimum sebesar 60,

mean sebesar 72,23, dan standar deviasi sebesar 10,622. Sebaliknya, pada

(70)

sebanyak 92 responden dengan skor maksimum sebesar 128, skor minimum

sebesar 84, mean sebesar 110,04, dan standar deviasi sebesar 8,937.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh nilai mean teoritik dan

mean empirik. Mean teoritis merupakan rata-rata skor alat penelitian dan

diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur. Mean empiris yaitu

rata-rata skor data yang diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata skor

hasil penelitian. Skor persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam

pendidikan memiliki mean teoritis sebesar 80 sedangkan mean empirisnya

sebesar 110,04 (mean empiris > mean teoritis), jarak perbedaaan mean sebesar

30.

Berdasarkan hasil uji data dari one sample t-test variabel persepsi

terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika

menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil data tersebut

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik

dan mean empiris antara kedua variabel. Berdasarkan data tersebut dapat

dikatakan bahwa persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan

Gambar

Tabel 1.  Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu)
Tabel 2.  Daftar pertanyaan FGD.
Tabel 3.
Tabel 4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah ada korelasi positif yang sangat signifikan antara persepsi remaja terhadap pola asuh ibu sebagai orang tua tunggal dengan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara Persepsi terhadap Kompensasi dengan Keterlibatan Kerja, (2) untuk mengetahui tingkat perilaku Keterlibatan Kerja, (3)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) Tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, 2) Perhatian

Hubungan tingkat pendidikan orang tua (ibu ) dengan prestasi belajar siswa Prestasi belajar yang diperoleh siswa tidak terlepas dari peran dan fungsi orang tua

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi remaja terhadap harapan orangtua dengan prestasi bela jar

Keterlibatan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat penting karena dengan motivasi, memperhatikan minat/ kesukaan anak, membantu bertanggunggung jawab akan

SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa “tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan