ABSTRAK
Fransiskus Kurniawan. 2015: Peningkatan Pemahaman Konsep, Keterampilan Memprediksi dan Keterampilan Menjelaskan Siswa Melalui Penerapan Metode Cenceptual Understanding Procedures (CUPs) Dalam Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prambanan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melihat efektivitas Metode pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan, (2) Melihat efektivitas metode pembelajaran Metode Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam meningkatkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan pada pembelajaran gerak lurus berubah beraturan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan pada tanggal 3 September 2014-15 September 2014. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 1 kelas dengan jumlah sampel 34 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pretest, soal posttest dan tes kemampuan proses ilmiah siswa. Soal pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa, sedangkan tes kemampuan proses siswa digunakan untuk mengetahui perkembangan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal memprediksi dan menjelaskan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) mengalami peningkatan, (2) kemampuan keterampilan proses ilmiah dalam memprediksi dan menjelaskan mengalami peningkatan.
ABSTRACT
Fransiskus Kurniawan: Improved Student Understanding Concept, Skills Predict and Skills Explained Through Understanding Cenceptual Procedures (CUPs) Method In a uniformly accelerated motion Learning In Class X SMA Negeri 1 Prambanan. Thesis. Physic Education Study Program, Department of Education and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aims to: (1) Seeing the effectiveness of teaching methods
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) to improve students' understanding of
uniformly accelerated motion, (2) Seeing the effectiveness of teaching methods
Conceptual Understanding Method Procedures (CUPs) in improving the ability of the
scientific process skills of the students in predicting and explaining on learning about of uniformly accelerated motion
This study was conducted at SMAN 1 Prambanan on 3 September 2014-15 September 2014. This study took a sample of one class with a sample of 34 students. The instrument used in this study is pretest, posttest and tests the ability of the scientific process skills of the student. Pretest and posttest are used to determine the increase students' understanding, while testing the ability of the scientific process skills of the students are used to determine the development of the scientific process skills of students in terms of predicting and explaining.
The results of this study indicate that: (1) students' understanding of the material uniformly accelerated motion , (2) the ability of the scientific process skills of the student’s in predicting and explaining the result of improvement.
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING
PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh : Fransiskus Kurniawan
101424027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii SKRIPSI
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING
PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
Disusun dan diajukan oleh :
Nama : Fransiskus Kurniawan
Program Studi : Pendidikan Fisika
NIM : 101424027
Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal, 20 Februari 2015
Dosen Pembimbing
iii SKRIPSI
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING
PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh : Fransiskus Kurniawan
NIM : 101424027
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada tanggal 20 Mei 2015
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Yogyakarta, 20 Mei 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Ayah dan Ibu tercinta
Kakak dan Adik-adiku tersayang
Kekasihku tercinta Maria Dewi Utami
Engkau Yesus yang mengerti jalan-jalanku dan setiap tetes air mataku,
Engkau yang mengubah hidupku dan menjadikanku berarti bagi-Mu
Biarlah aku selalu ada dalam pikiran
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Mei 2015 Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiskus Kurniawan
NIM : 101424027
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN KETERAMPILAN MENJELASKAN SISWA MELALUI PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS
BERUBAH BERATURAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PRAMBANAN
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa ada paksaan dari siapapun.
Yogyakarta, 20 Mei 2015
vii ABSTRAK
Fransiskus Kurniawan. 2015: Peningkatan Pemahaman Konsep, Keterampilan Memprediksi dan Keterampilan Menjelaskan Siswa Melalui Penerapan Metode Cenceptual Understanding Procedures (CUPs) Dalam Pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prambanan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Melihat efektivitas Metode pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan, (2) Melihat efektivitas metode pembelajaran Metode Conceptual Understanding Procedures (CUPs) dalam meningkatkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan pada pembelajaran gerak lurus berubah beraturan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan pada tanggal 3 September 2014-15 September 2014. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 1 kelas dengan jumlah sampel 34 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pretest, soal posttest dan tes kemampuan proses ilmiah siswa. Soal pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa, sedangkan tes kemampuan proses siswa digunakan untuk mengetahui perkembangan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal memprediksi dan menjelaskan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) mengalami peningkatan, (2) kemampuan keterampilan proses ilmiah dalam memprediksi dan menjelaskan mengalami peningkatan.
viii ABSTRACT
Fransiskus Kurniawan: Improved Student Understanding Concept, Skills Predict and Skills Explained Through Understanding Cenceptual Procedures (CUPs) Method In a Uniformly Accelerated Motion Learning In Class X SMA Negeri 1 Prambanan. Thesis. Physic Education Study Program, Department of Education and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aims to: (1) Seeing the effectiveness of teaching methods
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) to improve students' understanding
of uniformly accelerated motion, (2) Seeing the effectiveness of teaching methods
Conceptual Understanding Method Procedures (CUPs) in improving the ability of
the scientific process skills of the students in predicting and explaining on learning about of uniformly accelerated motion
This study was conducted at SMAN 1 Prambanan on 3 September 2014-15 September 2014. This study took a sample of one class with a sample of 34 students. The instrument used in this study is pretest, posttest and tests the ability of the scientific process skills of the student. Pretest and posttest are used to determine the increase students' understanding, while testing the ability of the scientific process skills of the students are used to determine the development of the scientific process skills of students in terms of predicting and explaining.
The results of this study indicate that: (1) students' understanding of the material uniformly accelerated motion , (2) the ability of the scientific process skills of the student’s in predicting and explaining the result of improvement.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristuas yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep, Keterampilan Memprediksi dan Keterampilan Menjelaskan Siswa Melalui Penerapan Metode Cenceptual Understanding Procedures (CUPs) Dalam Pembelajaran Gerak Lurus
Berubah Beraturan Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Prambanan.”
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saraan-saran, dan gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada peneliti selama penyusunan skripsi.
2. Suhana, S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Prambanan yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.
3. Siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan yang bersedia menjadi sampel penelitian dan membantu kelancaran penelitian.
4. Bapak dan ibu guru SMA Negeri 1 Prambanan yang telah membantu kelancaran penelitian.
x
peneliti selama menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitasnya hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak, ibu, kaka dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dukungan doa, moral, dan material.
8. Kekasihku tercinta Maria Dewi Utami yang selalu berdoa, menemani dan mendampingi peneliti serta memberikan semangat, serta kasih sayangnya dalam penulisan skripsi.
9. Teman-teman satu angkatan yang telah mengisi hari-hari yang indah selama perkuliahan.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun serta menyempurnakan tulisan ini supaya dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBMBING ………...ii
HALAMAN PENGESAHAN... ……….iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….……iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………...v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………...vi ABTRAK ………..vii
ABSTRACT ………...ix
KATA PENGANTAR ………...xii
DAFRAT ISI ………...…….xiii DAFTAR TABEL ………xvi
DAFTAR GAMBAR ……….…xviii
xii
BAB 1. PENDAHULUAN ……….……1
A. Latar Belakang Masalah ………1
B. Rumusan Masalah ………...3
C. Tujuan Penelitian ……….………...4
D. Manfaat Penelitian……….……….4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……….8
A. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)………..………6
1. Metode Conseptual Understanding Procedures (CUPs)……...………6
2. Langkah-langkah Metode CUPs………..7
3. Alasan Menggunakan Metode (CUPs)...9
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)..………..….….10
1. Pengertian IPA…………..……….…10
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)……….…..10 C. Keterampilan Proses Ilmiah……….….13
1. Pengertian Keterampilan Proses Ilmiah………..13
2. Pentingya Keterampilan Proses Ilmiah………...17
D. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)…….……….……...18
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)……….…..18
2. Aspek Pemahaman Dalam Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan……..25
BAB III. METODE PENELITIAN …………...……….…....27
A. Jenis Penelitian ………....27
xiii
C. Waktu dan Tempat Penelitian ……….….28
D. Desain Penelitian..………28
1. Sebelum Pembelajaran……….……..28
2. Proses Pembelajaran………..….29
3. Akhir Pembelajaran………30
E. Variabel Penelitian………...30
1. Variabel Terikat………..………30
2. Variabel Bebas.………..………30
F. Instrument Penelitian………...30
1. Instrumen Pembelajaran…….………30 2. Instrumen Pengambilan Data………..31 G. Validitas Alat Ukur…...………..32
H. Indikator Keberhasilan Peneliti………33 I. Analisis Data……….……….………..34 1. Analisis Pre-test dan Post-test ………...………34 2. Analisis Kemampuan Proses Siswa.. ……….44
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ………...49
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ………49 1. Pengambilan Data Pretest dan Keadaan Awal Kemampuan Proses Siswa……….…..50
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pertama ………..51
3. Pelaksanaan Pembelajaran Kedua………..55
xiv
1. Pemahaman Konsep ………..57
2. Kemampuan Keterampilan Proses Ilmiah Siswa………66
BAB V. PENUTUP………..……...79
A. Kesimpulan ……….……….79
B. Saran ……….………...…80
DAFTAR PUSTAKA ………..………..81
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aspek pemahaman pada tujuan pembelajaran glbb…...………25
Tabel 3.1 Distribusi Nilai Tes Pemahaman Siswa……….42
Tabel 3.2 Kualifikasi Nilai Pemahaman Siswa………..………42
Tabel 3.3 Nilai Pretest dan Posttest….………...43
Tabel 3.4 Rubrik Keterampilan Memprediksi...………....44
Tabel 3.5 Rubrik Keterampilan Menjelaskan.………...…45
Tabel 3.6 Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Memprediksi………....….…46
Tabel 3.7 Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Menjelaskan………..46 Tabel 3.8 Presentase Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Memprediksi…….….….47
Tabel 3.9. Presentase Nilai Tiap Kriteria Keterampilan Menjelaskan………..….47
Tabel 3.10 Peningkatan Keterampilan Proses Ilmiah………48
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ………….………...49 Tabel 4.2 Nilai Pretest………...………...…57
Tabel 4.3 Presentase Kualifikasi Nilai Pemahaman Siswa Pada Nilai Pretest…..59
xvi
Table 4.5 Presentase Kualifikasi Nilai Pemahaman Siswa Pada Nilai Posttest.…61
Tabel 4.6 Nilai Pretest dan Posttest………..…………....………..63
Tabel 4.7 Hasil Tes Keadaan Awal Keterampilan Proses Ilmiah Memprediksi…66 Tabel 4.8 Hasil Tes Keadaan Awal Keterampilan Proses Ilmiah Menjelaskan….67 Tabel 4.9 Hasil Tes 2 Keterampilan Memprediksi………...…….…68
Tabel 4.10 Hasil Tes 2 Keterampilan Menjelaskan………..………….…70
Tabel 4.11 Hasil Tes 3 Keterampilan Memprediksi………...……….….….71
Tabel 4.12 Hasil Tes 3 Keterampilan Menjelaskan….………...…….….72
Tabel 4.13 Presentase Skor Tiap Kriteria Keterampilan Memprediksi.………....74
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)………...12
Bagan 4.1 Kualifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Pada Nilai Pretest..…...…..…59
Bagan 4.2 Kualifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Pada Nilai Posttest……….…62
Bagan 4.3 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest………..….65
Bagan 4.4 Peningkatan Presentase Nilai Tiap Kriteria Kemampuan Proses Ilmiah
Memprediksi…………..……….………...74
Bagan 4.5 Peningkatan Keterampilan Proses Memprediksi...…………..……….75
Bagan 4.6 Peningkatan Presentase Nilai Tiap Kriteria Kemampuan Proses Ilmiah
Menjelaskan……….…..…77
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Luasan grafik kecepatan terhadap waktu mencermikan jarak yang
ditempuh benda…….……….19
Grafik 2.2 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan
percepatan positip………...21
Grafik 2.3 Hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak dengan percepatan
positip……….21
Grafik 2.4 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan
percepatan negatif………22
Grafik 2.5 Hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak dengan percepatan
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah ………84
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………...85
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………..86
Lampiran 4. Soal Pretest dan Posttest.………..…92
Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Pretes dan Posttest….………..…...95
Lampiran 6. Rubrik Penilaiaan Keterampilan Memprediksi…….…………...97
Lampiran 7. Rubrik Penilaiaan Keterampilan Menjelaskan.………...98
Lampiran 8. Tes Awal Kemampuan Proses Siswa………...……….………99
Lampiran 9. Tes Keterampilan Proses Siswa (Pertemuan 1)………...101
Lampiran 10. Tes Keterampilan Proses Siswa (Pertemuan 2)………..…...103
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (Pertemuan 1)………...105
Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa (Pertemuan 2)………...107
Lampiran 13. Artikel Diskusi………...110
Lampiran 14. Contoh Membuat Prediksi dan Menjelaskan……….111
Lampiran 15. Sampel Hasil Pengisian Soal Pretest……….113
xxi
Lampiran 17. Sampel Hasil Pengisian Tes 1 Kemampuan Proses………...121
Lampiran 18. Sampel Hasil Pengisian Tes 2 Kemampuan Proses…………..….123
Lampiran 19. Sampel Hasil Pengisian Tes 3 Kemampuan Proses………..…….125
1 BAB I
PENDAHULUAAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia. Mulai dari pendidikan anak usia dini hingga ke jenjang universitas, semua ingin diberikan orang tua kepada anak dengan harapan anak akan mendapat ilmu yang bermanfaat untuk bekal kehidupannya kelak. Pada jenjang pendidikan SD, SMP, atau SMA, siswa mempunyai tugas untuk belajar, mengolah, dan membangun pola pikirnya dengan bantuan guru agar pemahamannya menjadi berkembang ke tingkatan yang lebih tinggi.
memahami fisika melalui proses pembelajaran di sekolah, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan ilmiah seperti yang ditunjukan oleh para ilmuawan sains, sehingga keterampilan proses sains, dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran. Agar siswa dapat mengembangkan keterampilan – keterampilan tersebut, maka pada pembelajaran sains (fisika) perlu digunakan pendekatan Keterampilan Proses Ilmiah.
Untuk dapat memahami fisika, tidak cukup hanya dengan mempelajari teori-teori yang telah tertulis di buku, akan tetapi siswa juga harus melakukan sendiri proses ilmiah untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, sehingga siswa sendiri yang mampu menemukan fakta-fakta, konsep dan teori yang akhirnya berpengaruh positif pada pemahaman dan hasil pembelajarannya. Oleh sebab itu, agar proses pembelajaran fisika di sekolah dapat berjalan maksimal, maka sangat penting bagi guru untuk mulai melatih keterampilan-keterampilan proses ilmiah pada peserta didiknya agar nantinya mereka dapat melakukan proses ilmiah secara mandiri.
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) adalah salah satu
mengkonstruksi pemahaman konsep dengan memperluas atau memodifikasi pengetahuaan yang sudah ada. Dengan belajar kelompok, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling membantu dan bertanggung jawab, belajar dan berlatih berinteraksi (sosialisasi) sesama temannya, berbagi pengalaman dan pengetahuan, belajar melakukan dan mengkomunikasikan, berkompetensi menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Berdasarkan uraiaan di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan pembelajaran fisika dengan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) dan hal yang akan dinilai adalah keterampilan memprediksi dan keterampilan menjelaskan yang dilakukan secara tertulis. Diharapkan model pembelajaran yang digunakan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan mampu meningkatkan keterampilan proses siswa dalam mempelajari fisika. Selain itu, dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat membuat siswa lebih senang dan tertarik belajar fisika karena mereka dapat mencari dan merumuskan sendiri konsep-konsep fisika yang mereka pelajari.
B. Rumusan Masalah
- Sejauh mana efektivitas metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan?
- Sejauh mana efektivitas metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) dalam meningkatkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan pada pembelajaran gerak lurus berubah beraturan?
C. Tujuan Penelitiaan
Sesuai perumusan masalah diatas, penelitiaan ini bertujuaan untuk:
1. Mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran dengan menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) penerapan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs).
2. Untuk mengetahui apakah ada perkembangan kemampuan memprediksi pada pembelajaran tentang gerak lurus berubah beraturan melalui penerapan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs). 3. Untuk mengetahui apakah ada perkembangan kemampuan menjelaskan
hasil diskusi tentang pembelajaran Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) melalui penerapan metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs).
D. Manfaat Penelitiaan
Melalui penelitiaan ini, sebagai calon guru mendapatkan pengalaman dan wawasan baru tentang metode pembelajaran selain metode ceramah yang sudah sering digunakan serta mendapatkan pengalaman melakukan penelitiaan, sehingga lebih lanjut dapat mengembangkan desain pembelajaran baru.
2. Bagi guru
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dengan menerapkan metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs).
3. Bagi siswa
Bagi siswa, melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
1. Metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs).
Menurut Gunstone (dalam Made, 2009 : 51), Conceptual
Understanding Prosedures (CUPs) merupakan suatu metode
pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan keterampilan proses ilmiah pada peserta didik. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) telah dikembangkan dalam fisika tetapi dapat juga dirancang untuk pembelajaran-pembelajaran lain seperti kimia, matematika dan biologi. Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) adalah salah satu metode pembelajaran dari pengembangan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Salah satu gagasan dari cooperative learning (belajar kelompok) yaitu interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antar guru dan siswa dengan membangun pengetahuan bersama. Dengan belajar kelompok, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling membantu dan bertanggung jawab, belajar dan berlatih berinteraksi (sosialisasi) sesama temannya, berbagi pengalaman dan pengetahuan, belajar melakukan dan mengkomunikasikan, berkompetensi menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) berlandaskan pada
peserta didik mengkonstruksi pemahaman konsep dengan memperluas atau memodifikasi pengetahuan yang sudah ada. Prosedur yang diketengahkan meliputi kegiatan pembelajaran individu, diskusi kelompok dan diskusi kelas.
2. Langkah-langkah Metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
a. Peserta didik dihadapkan pada suatu masalah fisika untuk dipecahkan secara individu.
b. Peserta didik dikelompokan, tiap kelompok tiga orang peserta didik (triplet) dengan beragam kemampuan (tinggi-menengah-rendah) berdasarkan kategori yang dibuat guru. Dalam pembagiaan kelompok, seorang peserta didik laki-laki harus selalu ada dalam tiap kelompok. Jika kelas tidak dapat dikelompokan per tiga peserta didik (triplet), maka disusun keseluruhan kelas menjadi triplet dan sisanya digabungkan ke triplet yang telah ada.
d. Diskusi kelas. Dalam tahapan ini hasil diskusi kelompok di tempel (pajang) didepan kelas, kemudian seluruh peserta didik disuruh duduk dekat pajangan jawaban membentuk U sehingga semua peserta didik dapat melihat seluruh jawaban secara jelas. Kemudian guru melihat persamaan dan perbedaan jawaban peserta didik, atau mungkin terdapat sejumlah jawaban yang sama. Diskusi kelas dapat dimulai dengan memilih satu jawaban yang jawabannya dianggap mewakili seluruh jawaban yang ada. Guru kemudian bertanya kepada anggota kelompok yang jawabannya diambil untuk menjelaskan jawaban yang mereka buat. Jawaban kelompok triplet yang berbeda dengan jawaban triplet yang dipilih guru kemudian diberikan juga kesempatan untuk menjelaskan jawabanya. Berdasarkan jawaban yang berbeda tersebut, peserta didik disuruh untuk menentukan argumentasi tersendiri sehingga dicapai kesepakatan yang dianggap sebagai jawaban akhir peserta didik. Dalam hal ini peserta didik benar-benar dituntut untuk berfikir sehingga guru harus memperhatikan waktu tunggu sebelum mengajukan pertanyaan lanjutan.
meyakinkan peserta didik bahwa kesimpulan ini dapat diterima dan kelak akan dipecahkan pada pertemuan selanjutnya.
3. Alasan Menggunakan Metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs)
Pembelajaran fisika seringkali dianggap tidak menarik oleh siswa karena hanya berkaitan dengan rumus-rumus yang rumit dan perlu di hafalkan. Guru yang adalah fasilitator dan pendamping siswa di dalam kelas, dapat memilih atau menggunakan metode yang dapat membuat siswa tertarik untuk belajar fisika. Metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs) dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Dengan Conceptual Understanding Prosedures (CUPs), siswa akan lebih tertarik dalam
mempelajari fisika karena siswa akan diajak belajar sambil berdiskusi, sambil melatih dan membiasakan untuk saling membantu dan bertanggung jawab, belajar dan berlatih berinteraksi (sosialisasi) dengan sesama temannya, berbagi pengalaman dan pengetahuan, belajar melakukan dan mengkomunikasikan, berkompetensi menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
membiasakan untuk berinteraksi (sosialisasi) dengan sesama temannya, belajar melakukan dan mengkomunikasikan apa yang ada di dalam fikirannya, serta berkompetisi untuk memberikan yang terbaik diantara yang lainya. Melalui pengalaman yang didapat oleh siswa ini, maka selanjutnya siswa telah memiliki bekal dan keterampilan proses ilmiah yang sangat bermanfaat untuk pembelajaran fisika kedepannya terutama ketika keterampilan tersebut dibutuhkan.
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian IPA
Trianto (2010:136) menyatakan, bahwa ”IPA adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah”. Sedangkan menurut I Made dan Wandy (2009:17) ”Sains adalah ilmu pengetahuan atau
kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori yang dibentuk melalui proses yang kreatif”.
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.
a. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan, yaitu dengan melakukan observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, dan mengkomunikasikan hasil penelitian.
Pendidikan IPA adalah suatu upaya untuk pembelajaran siswa dalam memahami hakikat IPA. Trianto (2010:143) menjelaskan tujuan pembelajaran IPA sebagai berikut:
a. Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk menigkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan
konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara sains dan teknologi. c. Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,
memecahkan masalah dan melakukan observasi.
Untuk lebih jelas mengenai hakekat IPA, ddisajikan dalam bagan berikut:
Dengan demikian proses pembelajaran IPA harus lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dari sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.
C. Keterampilan proses ilmiah
1. Pengertiaan Keterampilan Proses Ilmiah
Padilla (1990) menyatakan bahwa Keterampilan proses ilmiah adalah metode ilmiah, berpikir ilmiah dan pemikiran yang digunakan pada berbagai waktu untuk menggambarkan keterampilan ilmu pengetahuan.
Liston (2013) menyatakan ketermpilan proses ilmiah adalah dimana seorang ilmuan memiliki rasa penasaran terhadap sesuatu, kemudian mereka mencari penjelasan. Ilmuan memilih dari pengetahuaan dan ide-ide yang telah ada sebelumnya, kemudian dirancang secara sistematis dari teori ke dalam fenomena nyata.
Dengan demikian keterampilan proses ilmiah adalah keterampilan yang didasarkan pada keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitiaan untuk mencari penjelasan dan menemukan suatu konsep ilmiah.
Adapun menurut American Association for the Advancement of Science (dalam Devi, 2010) keterampilan proses dibagi menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Macam-macam keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terpadu adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan proses dasar 1) Pengamatan
Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar yang menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif.
2) Pengukuran
pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya.
3) Menyimpulkan
Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya.
4) Prediksi
Meramal atau memprediksi adalah kemampuan mengemukakan atau memperkirakan apa yang mungkin terjadi di waktu yang datang. Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Inferensi artinya harus didukung oleh fakta hasil observasi dilakukan berdasarkan data dan keadaan pada saat pengamatan dilakukan. 5) Klasifikasi
6) Menjelaskan
Menjelaskan didalam keterampilan proses berarti kemampuan mendiskusikan dan menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis berupa gambar, model, tabel, diagram & grafik baik secara lisan maupun tulisan. b. Keterampilan proses terpadu
1) Pengontrolan variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. 2) Interprestasi data
Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan.
3) Perumusan hipotesis
dari variabel manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti.
4) Pendefinisian variabel
Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen.
5) Merancang eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba.
2. Pentingnya Keterampilan Proses Ilmiah
a. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat cepat sehingga para guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak didiknya.
b. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan cara mempraktekan sendiri.
c. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang menemukan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif.
d. Proses pembelajaran dalam pengembangan konsep seharusnya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik. Dengan demikian, keterampilan proses ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran. Karena keterampilan proses ini sangat penting dalam pembelajaran IPA terutama fisika. Apabila keterampilan proses dapat ditingkatkan dalam pembelajaran, diharapkan dari situlah siswa dapat menemukan dan mengembangkan sendiri. D. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
bergerak pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap, maka benda tersebut mengalami gerak lurus berubah beraturan (glbb). Karena percepatan tetap, maka percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat. Perhatikan gambar berikut:
Grafik 2.1 Luasan grafik kecepatan terhadap waktu mencermikan jarak yang ditempuh benda
Perhatikan bahwa selama selang waktu t, kecepatan benda berubah dari v0 menjadi v sehingga percepatan rata-rata benda dapat dituliskan:
0
v a
t v v a
t
Sehingga dari persamaan di atas dapat diperoleh persamaan kecepatan:
0
v v
at
(1)1 2 sehingga dapat diperoleh persamaan posisi benda, yaitu:
2
0 0
1 2
x x v t at (2)
Bila persamaan 1 dan 2 di atas di gabungkan, maka kita akan dapatkan persamaan glbb yang ketiga:
2 2
0
2 (
0)
v
v
a x x
(3)Pada gerak lurus berubah beraturan (glbb), percepatan benda adalah tetap. Percepatan merupakan besaran vektor, sehingga untuk menyatakan percepatan harus menentukan besar dan arahnya. Berikut beberapa peristiwa yang terjadi dalam gerak lurus berubah beraturan (glbb):
a. Percepatan searah dengan arah gerak benda
mulai dari keadaan diam (v0 = 0) dan selama pergerakannya
mobil bergerak semakin cepat secara teratur dengan percepatan yang tetap. Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada peristiwa ini adalah:
Grafik 2.2 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan percepatan positip
Sedangkan grafik hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) adalah:
b. Arah percepatan berlawanan dengan arah gerak benda
Jika percepatan berlawanan dengan gerak benda, maka percepatan benda adalah negatif. Contoh gerak benda dengan percepatan negatif adalah sebuah mobil yang sedang bergerak cepat (v≠0), saat lampu di persimpangan jalan berubah menjadi
merah pengemudi mobil menginjak rem sehingga pergerakan mobil bergerak semakin lambat secara teratur dengan percepatan yang tetap dan arahnya berlawanan dengan arah gerak mobil. Grafik hubungan antara kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada peristiwa ini adalah:
Grafik 2.4 Hubungan antara kecepatan terhadap waktu pada gerak dengan percepatan negatif
Grafik 2.5 Hubungan antara jarak terhadap waktu pada gerak dengan percepatan negatif
Selain contoh di atas, gerak jatuh bebas adalah salah satu contoh peristiwa gerak dengan arah percepatan negatif. Suatu benda dikatakan mengalami gerak jatuh bebas jika benda tersebut bergerak tegak lurus menuju pusat bumi dan selama gerakannya, benda mengalami percepatan gravitasi yang konstan.
Jika benda jatuh bebas di dekat permukaan bumi maka benda mengalami percepatan gravitasi bumi yang nilainya konstan sebesar -9,8 m/s2 dengan arah percepatannya menuju pusat bumi.
Terdapat tiga situasi yang berbeda, antara lain :
1) Benda bergerak vertikal ke bawah tanpa kecepatan awal (tidak ada vo). Misalnya buah jatuh dari pohon setelah
terlepas dari tangkainya. Arah gerakan akan ke bawah karena benda mengalami percepatan -9,8 m/s2 karena percepatan gravitasi (g) selalu negatif.
2) Benda bergerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu (ada vo) tetapi karena arahnya kebawah maka
dianggap kecepatanya negatif . Misalnya batu yang dilempar vertikal ke bawah. Arah gerakan selalu ke bawah dan gerak benda dipercepat dengan percepatan -9,8 m/s2 .
3) Benda bergerak vertikal ke atas dengan kecepatan awal tertentu dan bernilai positip. Karena adanya percepatan grafitasi -9,8 m/s2, pergerakan benda akan semakin lambat,
2. Aspek Pemahaman Dalam Materi Gerak Lurus Berubah Beraturan
Dalam materi gerak lurus berubah beraturan (glbb), empat aspek
utama yang harus dicapai siswa sebagai indikator pemahaman siswa
adalah: (1) memahami konsep, (2) dapat menjelaskan, (3) dapat membaca grafik, dan (4) dapat menerapkan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Empat aspek pemahaman pada tujuan pembelajaran
tentang gerak lurus berubah beraturan (glbb)
Tujuan Pembelajaran
Aspek Pemahaman yang Dicapai
Pemahaman bentuk gambar dan
grafik serta konsep dan fakta
serta
ukuran dan pedoman penilaian untuk melihat apakah siswa sudah
menguasai suatu materi atau belum. Aspek inilah yang akan menjadi
tolak ukur efektivitas dari penerapan metode pembelajaran yang
27
BAB III
METODE PENELITIAAN A. Jenis Penelitiaan
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Prambanan.
2. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan.
C. Waktu dan Tempat Penelitiaan
Penelitiaan dilakukan pada bulan 3 September – 15 September 2014, di kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan.
D. Desain Penelitiaan
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) dengan pendekatan proses, dimana peserta didik diberi suatu masalah tentang topik gerak lurus berubah beraturan. Masalah yang diberikan terlebih dahulu dikerjakan secara individu dan kemudian dikerjakan secara berkelompok. Selanjutnya hasil kerja kelompok ini akan didiskusikan bersama di kelas dengan posisi seluruh siswa menghadap ke depan papan tulis dan semua hasil diskusi kelompok tadi ditempel di papan tulis sehingga semua siswa dapat melihat jawaban seluruh kelompok. Perencanaan penelitiaan ini disusun sebagai berikut:
1. Sebelum Pembelajaran
a. Tes Awal Kemampuan Proses Siswa
mempelajari fisika. Dalam penelitian ini, keterampilan proses yang ingin diukur adalah keterampilan memprediksi dan menjelaskan. Pertanyaan yang diberikan berupa soa-soal untuk mengukur keterampilan proses memprediksi dan menjelaskan.
b. Pretest
Pretest ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
awal siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan (glbb). Soal pretest berbentuk uraian sejumlah enam soal, yang terdiri dari tiga soal konsep dan 3 soal hitungan.
2. Proses Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan metode Conceptual Understanding
Prosedures (CUPs) dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) dan meningkatkan kemampuan keterampilan proses memprediksi dan menjelaskan pada siswa. Tindakan dilakukan dalam dua kali pembelajaran dimana setiap pembelajaran dilaksanakan dalam perencanaan yaitu:
a. Melaksanakan pembelajaran fisika melalui metode Conceptual
Understanding Prosedures (CUPs) pada siswa kelas X MIA 4
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
memprediksi dan menjelaskan pada siswa setelah mengikuti pembelajaran yang diberikan.
3. Akhir Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, yaitu pada akhir pertemuan ke dua, selain mengerjakan tes kemampuan proses memprediksi dan menjelaskan, siswa juga mengerjakan soal posttest. Soal posttest digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) setelah mengikuti pembelajaran. Soal posttest yang diberikan adalah soal yang sama dengan soal pretest.
E. Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini variabel terikat adalah pemahaman siswa dan keterampilan proses ilmiah siswa dalam membuat prediksi dan menjelaskan.
2. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebas adalah metode Conceptual
Understanding Prosedures (CUPs).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dalam proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
Materi untuk meningkatkan keterampilan membuat prediksi dan menjelaskan, ciri membuat prediksi dan menjelaskan yang baik, dan contoh membuat prediksi dan menjelaskan yang baik secara tertulis. Sedangkan materi yang digunakan sebagai indikator dalam melatih keterampilan memprediksi dan menjelaskan adalah materi gerak lurus berubah beraturan (glbb).
b. Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
RPP ini merupakan pedoman yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. RPP disusun dengan penerapan pendekatan
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs).
(RPP terlampir di Lampiran 3 ) c. Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS ini merupakan pegangan bagi siswa sebagai penuntun kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. LKS ini berisi tentang masalah-masalah yang harus dikerjakan siswa berkaitan dengan pokok bahasan gerak lurus berubah beraturan.
(LKS terlampir di Lampiran 11,12)
2. Instrumen Pengambilan Data
a. Soal pretes
Soal pretest diberikan sebelum pembelajaran. Soal pretest digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) sebelum mengikuti pembelajaran.
(Soal Pretest-Posttest terlampir di Lampiran 4) b. Soal posttest
Soal posttest diberikan pada akhir pembelajaran. Soal posttest digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi gerak lurus berubah beraturan (glbb) setelah mengikuti pembelajaran.
c. Soal tes kemampuan proses
Dalam penelitian ini, keterampilan proses ilmiah yang dilihat adalaha keterampilan proses memprediksi dan menjelaskan, sehingga dalam penyusunan butir soal disesuaikan dengan indikator yang telah dibuat oleh peneliti. Tes yang diberikan sebanyak tiga kali, yaitu tes awal dan tes di setiap akhir pertemuan.
(Soal Tes Kemampuan Proses terlampir di Lampiran 8,9,10)
G. Validitas Alat Ukur
kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan (Suparno, 2007: 67).
Validasi instrumen dalam penelitian ini adalah content validity (validitas isi). Validitas isi artinya isi dari instrumen yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur. Apakah item tes sungguh mempresentasikan isi yang mau dites (Suparno, 2007:68). Untuk soal tes dalam penelitian ini validasinya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru fisika di sekolah.
H. Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan kemampuan proses ilmiah memprediksi dan
menjelaskan pada siswa dalam materi gerak lurus berubah beraturan siswa
kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan. Indikator keberhasilan penelitian
ditandai dengan adanya peningkatan pemahaman siswa pada topik gerak
lurus berubah beraturan (glbb), setelah mengikuti pembelajaran
dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran, serta peningkatan
kemampuan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan. Selain itu
indikator keberhasilan juga ditunjukkan dengan uji statistik T-Test untuk
satu kelompok yang dites dua kali, yaitu pretest dan posttest. Jika hasil
posttest pemahaman siswa memang lebih baik secara signifikan maka
I. Analisis Data
1. Analisis Pretest dan Posttest Siswa
Untuk mengetahui bagaimana prestasi atau pemahaman siswa sebelum dan setelah melalui treatment pembelajaran dengan metode
Conceptual Understanding Prosedures (CPUs), kemampuan siswa
Rubrik Penilaian Pretest dan Postest Gerak Lurus Berubah Beraturan
1. Jika percepatan sebuah benda adalah nol, apakah berarti kecepatanya juga nol? Jelaskan jawaban anda! (Skor 10) Jawaban:
- Percepatan benda nol, belum tentu kecepatanya juga nol. Benda yang diam tergeletak di atas lantai yang datar, kecepatan maupun percepatanya adalah nol, akan tetapi benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan juga memiliki percepatan nol.
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
1 10 Dapat menjawab dengan benar disertai dengan penjelasan yang lengkap dan tepat Belum tentu; kecepatan konstan percepatan nol; Benda diam percepatan nol 7 Dapat menjawab dengan benar disertai penjelasan yang kurang lengkap Belum tentu; kecepatan
konstan percepatan nol
5 Dapat menjawab dengan benar tanpa disertai penjelasan Belum tentu
2. Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kecepatan yang bernilai positip. Bila percepatan benda tersebut bernilai negatif, bagaimanakah pergerakan benda? Jelaskan jawaban anda!(Skor 10)
Jawab:
- Karena kecepatan benda ke arah positip berlawanan arah dengan percepatannya yang ke arah negative, maka pergerakan benda ke arah positip akan semakin pelan hingga akhirnya berhenti sesaat dan kemudian berbalik arah ke arah negatif dan bergerak semakin cepat secara teratur mengikuti arah percepatan.
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
2 10 - Dapat menjelaskan percepatan mengakibatkan perubahan kecepatan
- Dapat menjelaskan bagaimana perubahan kecepatan dan perubahan arah gerak benda dengan lengkap
Percepatan berlawanan dengan kecepatan; kecepatan benda semakin kecil; benda berhenti sesaat; benda berbalik arah; benda bergerak semakin cepat ke arah negatif
7 - Dapat menjelaskan percepatan mengakibatkan perubahan kecepatan
- Dapat menjelaskan bagaimana perubahan kecepatan dan perubahan arah gerak benda dengan tidak lengkap
5 - Dapat menjelaskan percepatan mengakibatkan perubahan kecepatan Percepatan berlawanan dengan kecepatan
2 - Menjawab dan dengan penjelasan yang tidak tepat
3. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas kemudian jatuh kembali ke tanah. Bagaimana percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun? Jelaskan jawaban anda! (Skor 15)
Jawab :
- Ketika benda dilemparkan vertikal ke atas, benda mengalami percepatan berupa gaya gravitasi yang nilainya selalu tetap yaitu sebesar - 9,8 m/s2.
- Percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun adalah - 9,8 m/s2
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
3 15 - Dapat menjelaskan percepatan benda yang bergerak vertikal berupa gaya gravitasi
- Dapat menjelaskan besar percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun adalah tetap yaitu sebesar - 9,8 m/s2
Percepatan berupa gaya gravitasi; nilai tetap; nilai - 9,8 m/s2
10 - Dapat menjelaskan percepatan benda yang bergerak vertikal berupa gaya gravitasi
- Dapat menjelaskan besar percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun dengan tidak tepat
5 - Dapat menjelaskan percepatan benda yang bergerak vertikal berupa gaya gravitasi
Percepatan berupa gaya gravitasi
5 - Dapat menjelaskan besar percepatan yang dialami bola ketika bergerak ke atas, berada di puncak dan ketika bergerak turun adalah tetap yaitu sebesar - 9,8 m/s2
Nilai tetap; nilai - 9,8 m/s2
2 - Menjawab dan dengan penjelasan yang tidak tepat
4. Sebuah mobil dipercepat dari 12 m/s menjadi 25 m/s dalam waktu 6 s. Berapa percepatan mobil? Berapa jauh mobil bergerak selama waktu itu? (Skor 25)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
4 25 -Diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal -Rumus persamaan kecepatan dan posisi
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
10 Dapat mengerjakan tidak runtut dan mendapat satu hasil akhir yang benar 10 Dapat mengerjakan runtut tetapi tidak mendapat nilai akhir yang benar 5 Ada diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal
5. Diberikan grafik kecepatan terhadap waktu seperti gambar berikut:
Tentukan besar percepatan dan jenis gerak (GLB atau GLBB) dari:
A
B
C
a. A ke B b. B ke C (Skor 20)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
5 25 -Diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal -Rumus kecepatan
-Dapat menyebutkan jenis dari 2 gerak dengan benar
-Dapat mengerjakan secara runtut dan mendapat 2 hasil akhir yang benar 25 - Dapat mengerjakan tidak runtut dan mendapat 2 hasil akhir yang benar
-Dapat menyebutkan jenis dari 2 gerak dengan benar
5 - Dapat mengerjakan dan mendapat 1 hasil akhir yang benar 5 - Dapat menyebutkan jenis dari 1 gerak dengan benar 5 Ada diketahui nilai-nilai besaran yang tertera di soal
6. Sebuah batu dilempar vertikal ke atas dengan laju 20 m/s. Berapa waktu yang diperlukan untuk mencapai ketinggian 12 meter? (Skor 20)
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
RUBRIK PENILAIAN
NO SKOR KRITERIA PENSKORAN KATA KUNCI
-Rumus posisi benda
Nilai maksimum untuk soal evaluasi akhir ini adalah 100. Kurang lengkap atau kurangnya ketepatan siswa dalam menjawab dapat mengurangi skor dari masing-masing kriteria pensekoran. Setelah dilakukan penilaian, maka selanjutnya dibuat daftar distribusi nilai para siswa dengan tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1. Distribusi nilai tes pemahaman siswa
Kemudian, peresntase nilai siswa dapat dikualifikasikan dengan interval nilai seperti tabel berikut ini:
Tabe 3.2. Kualifikasi nilai pemahaman siswa
Interval Nilai Kalifikasi Frekuensi Peresentase (%) 80-100 Sangat paham
65-79 Paham
55-64 Cukup paham
45-54 Kurang paham
<45 Tidak paham
Selanjutnya dapat dilakukan analisis nilai akhir dari pretest dan posttest, analisis ini bertujuan untuk melihat perbedaan pemahaman belajar pada siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran
Kode Siswa Nilai Tingkat Pemahaman
dengan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) diukur melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Untuk melihat berapa persen total nilai siswa dari skor maksimum dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Nilai pretest dan posttest Kode
Siswa
Pretest Posttest
1 2 3 4 5 dst
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan penerapan pendekatan
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) maka data dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk membandingkan nilai pretest dan posttest signifikan atau tidak.
Test-T ini digunakan untuk membandingkan nilai satu kelompok
2. Analisis Kemampuan Proses Siswa
Tes awal diberikan sebelum pemebelajaran dengan metode
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs) diberikan kepada siswa
untuk mengetahui bagaimana kemampuan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan pada siswa sebelum mengikuti pembelajaran, sedangkan soal evaluasi diberikan disetiap akhir pembelajaran untuk mengetahui peningkatan kemampuan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan pada siswa. Soal yang diberikan berupa soal-soal yang dapat mengukur kemampuan proses ilmiah siswa berkaitan dengan materi gerak lurus berubah beraturan. Berikut adalah rubik keterampilan proses memprediksi dan menjelaskan beserta kriteria penilaiaanya:
Tabel 3.4 Rubrik keterampilan memprediksi
No Skor Keterampilan memprediksi
1 2 3 4 5
1 2 3 dst
Keterangan :
Aspek Penilaiaan dan Skor Penilaiaan
1) Bila memenuhi lima kriteria mendapatkan skor 5. 2) Bila memenuhi empat kriteria mendapatkan skor 4. 3) Bila memenuhi tiga kriteria mendapatkan skor 3. 4) Bila memenuhi dua kriteria mendapatkan skor 2. 5) Bila memenuhi satu kriteria mendapatkan skor 1.
Tabel 3.5 Rubrik Keterampilan Menjelaskan
No Kriteria Keterampilan menjelaskan
1 2 3 4 5
1 2 3 dst
Keterangan :
Aspek Penilaiaan dan Skor Penilaiaan
Kriteria isi penjelasan yaitu (1) disertai gambar, (2) sesuai dengan teori yang relevan, (3) hubungan sebab akibat (4) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,dan (5) penjelasan lengkap.
Skor keterampilan proses ilmiah memprediksi dan menjelaskan kemudian dijumlahkan dan dicari persentase nilainya yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.6 Nilai tiap kriteria keterampilan memprediksi Kode
Siswa
Kriteria Keterampilan Memprediksi Skor Total baik dan benar 1
Tabel 3.7 Nilai tiap kriteria keterampilan menjelaskan Kode
Siswa
Kriteria Keterampilan Menjelaskan Skor Total baik dan benar
Penjelasan
pertemuan 1 dan tes pertemuan 2. Persentase masing-masing kriteria disajikan pada tebel berikut:
Tabel 3.8 Persentase nilai tiap kriteria keterampilan memprediksi
Kemampuan Proses
Kriteria Persentase Skor Tiap Tes Kondisi
Awal
Tes 1 Tes 2
Memprediksi 1. Disertai gambar 2. Kelengkapan data 3. Berdasarkan teori
yang relevan 4. Hubungan sebab
akibat
5. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Tabel 3.9 Persentase nilai tiap kriteria keterampilan menjelaskan
Kemampuan Proses
Kriteria Persentase Skor Tiap Tes Kondisi
Awal
Tes 1 Tes 2
Menjelaskan 1. Disertai gambar 2. Sesuai dengan
teori yang relevan 3. Hubungan sebab
49 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan, pada tanggal 3 september 2014 dan berakhir pada tanggal 15 september 2014. Subjek yang digunakan yaitu kelas X MIA 4 SMA Negeri 1 Prambanan yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilakukan pada saat jam pelajaran fisika berlangsung yang dibagi menjadi 3 kali pertemuan, dimana alokasi waktu untuk pertemuan pertama adalah 45 menit, yaitu untuk pengambilan nilai pretest dan tes 1 kemampuan proses, sedangkan alokasi untuk pertemuan kedua dan ketiga adalah 3 x 45 menit. Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan fasilitator dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan proses ilmiah dan pemahaman siswa melalui metode
Conceptual Understanding Prosedures (CUPs). Untuk lebih jelasnya,
jadwal penelitian disajikan dalam tebel berikut:
Tabel 4.1 Kegiatan pelaksanaan penelitian
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
1 Rabu, 3 September 2014 10.15-11.00 Perkenalan dan memberikan soal
pretest dan tes awal
kemampuan proses 2 Senin, 8 September 2014 11.00 – 13.30 Pelaksanaan
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Tes pembelajaran
1 kemampuan proses ilmiah 3 Senin, 15 September 2014 11.00 – 13.30 Pelaksanaan
pembelajaran 2 Diskusi
Tes pembelajaran 2 kemampuan proses ilmiah Posttest
Sesuai judul penelitian, peneliti menerapkan proses pembelajaran dengan metode Conceptual Understanding Prosedures (CUPs), proses pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengambilan Data Pretes dan Keadaan awal Kemampuan Proses Ilmiah Siswa
pretest ini terlihat bahwa banyak siswa yang berusaha bekerja sama dan
menyontek, untuk mengantisipasinya peneliti sesering mungkin berkeliling dan mendekati siswa yang terlihat ingin menyontek. Setelah waktu siswa mengerjakan soal pretest selesai peneliti menjelaskan sedikit tentang maksud tes keterampilan proses ilmiah dan membagikan lembar tes keadaan awal keterampilan proses ilmiah menjelaskan dan memprediksi dan selesai ketika bel istirahat berbunyi pada pukul 11.00 wib.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Pertama
hari itu dan memberitahukan topik apa yang akan dipelajari minggu depan dan kegiatan pembelajarannya berupa diskusi seperti hari ini.
3. Pelaksanaan Pembelajaran Kedua
Pembelajaran kedua berlangsung pada senin, 15 september 2014, jam pelajaran di kelas ini dilaksanakan pada jam ke tujuh, delapan dan Sembilan, yaitu pada jam 11.00 – 13.30, dengan semua siswa hadir. Materi pada pertemuan kedua ini adalah gerak jatuh bebas. Setelah mengucapkan salam peneliti membahas lagi bagaimana hasil tes 1 kemampuan proses. Peneliti menjelaskan lagi bagaimana tahapan dan apa saja yang harus tersaji dalam kemampuan proses memprediksi dan menjelaskan. Selain memberikan contoh memprediksi dan menjelaskan yang baik, peneliti juga mengambil beberpa contoh jawaban siswa yang dianggap paling baik.
kesalahpahaman konsep berkaitan dengan teori, akan tetapi peneliti tidak terlibat jauh dalam mencapai kesepakatan akhir siswa. Setelah semua masalah selesai didiskusikan dan tidak ada lagi pertanyaan dari setiap kelompok, peneliti mengakhiri diskusi kelas dan mempersilahkan semua siswa duduk kembali di tempat duduk masing-masing. kegiatan selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal posttest dan tes 2 kemampuan proses. Soal posttest yang diberikan adalah soal yang sama dengan soal
pretest, sedangkan soal tes 2 kemampuan proses ilmiah disesuaikan
dengan materi yang dibahas pada pertemuan kedua. Siswa diminta mengerjakan soal posttest dan tes 2 kemampuan proses ilmiah sampai bel berbunyi. Di akhir pembelajaran, ketika semua siswa telah mengumpulkan jawabannya, sebelum mengakiri pelajaran dan meninggalkan kelas, peneliti berpamitan dan tidak lupa mengucapkan terimakasih atas partisipasi siswa yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
B. Data dan Analisis Data 1. Pemahaman Konsep
a. Nilai Pretest
Tabel 4.2 Nilai Pretest
Kode Siswa Nilai Pretest Tingkat Pemahaman
1 17 Tidak paham
2 19 Tidak paham
3 27 Tidak paham
Kode Siswa Nilai Pretest Tingkat
sehingga tingkat pemahaman siswa termasuk dalam tidak paham. Nilai pretest ini dapat dikualifikasikan dengan interval nilai seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Persentase kualifikasi nilai pemahaman siswa pada nilai pretes
Interval Nilai Kalifikasi Frekuensi Persentase (%)
80-100 Sangat paham 0 0
65-79 Paham 0 0
55-64 Cukup paham 0 0
45-54 Kurang paham 0 0
<45 Tidak paham 34 100
Untuk lebih jelasnya, kualifikasi pemahaman siswa pada nilai pretes
ditunjukan dalam diagram berikut:
Diagram 4.1 Kualifikasi tingkat pemahaman siswa pada nilai pretes
Sangat paham Paham Cukup paham Kurang paham Tidak paham