PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK
SEBAGAI AKIBAT PERCERAIAN DITINJAU DARI
UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
(Studi Kasus Di Pengadilan Agama Medan)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
OLEH
Deby Soraya Nasution
308111023
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv ABSTRAK
Deby Soraya Nasution. Nim. 308111023. “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Akibat Perceraian Ditinjau Dari Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974” (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Medan).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang pengetahuan hukum yang demikian kompleks secara lebih mendalam dan sistematik umumnya, khususnya perihal akibat dari perceraian pasangan suami istri, akibat mana tertuju pada kehidupan anak – anaknya sebagai seorang bapak dan ibu.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif Kuantitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara angket dan wawancara dan teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini Metode Library Research dan Metode Field
Research.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Medan dan sampel yang digunakan sampel sebanyak 40 kasus perceraian dengan agenda perkara adhonah (hak asuh anak setelah terjadi perceraian) dari masyarakat yang berperkara di Pengadilan Agama Medan, yang ditetapkan dengan acak sederhana (Random Sampling).
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmannirrohim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai
Akibat Perceraian Ditinjau Dari Undang –Undang Nomor 1 Tahun 1974” (Studi Kasus
Di Pengadilan Agama Medan)”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengenai isi
maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan
yang membangun untuk perbaikan yang lebih baik. Mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Drs. H. Restu, MS, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial
vi
4. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan sebagai
Dosen Pembimbing.
5. Bapak Gabriel Parlaungan Siahaan, SH, M.Hum, sebagai Sekretaris Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan
6. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH. MSi sebagai Pembimbing Akademik dan sebagai
Dosen Penguji
7. Bapak Drs. Buha Simamora, SH. MH, sebagai Dosen Penguji
8. Ibu Sri Hadiningrum, SH. M.Hum, sebagai Dosen Penguji.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan
etika berperilaku serta membantu penulis
10.Bapak Sugiono sebagai Pegawai Administrasi yang telah banyak berjasa dalam
membantu penulis
11.Bapak Ketua Pengadilan Agama Kelas I-A Medan, yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk meneliti di sekolah tersebut beserta kepada bapak hakim
Drs.H.Mhod.Hidayat Nassery dan staf administrasi, penulis ucapkan terima kasih
12.Buat yang tercinta dan tersayang dalam hidup penulis ayahanda Ramlan Nasution
dan Ibunda (Almh) Emmy Khairani dan Ibunda Nirwana yang telah membesarkan
penulis dan atas segala bekal ilmu kehidupan yang sangat bermanfaat dan berharga
bagi penulis. Dan kepada Adinda tersayang Depianna Syahfitri Nst, Rahmi Apriani
Nst, Novri Maulina Nst, Sri Ramadani Nst dan Dicky Zulkarnaen Nst, yang telah
vii
13.Buat sahabat-sahabat karib tercinta penulis yakni, Pandi Setiawan, Vanny Veronica,
Kasdan Harahap,Yuni Fransiska, Nelly Oktaviani Hutapea, Hirdayani, dan Ridha
Harahap, yang telah mendukung, mendoakan serta membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, dan atas kenangan indah yang tak akan terlupakan
bersama kalian dan akan selalu penulis kenang dalam hidup.
14.Buat teman-teman penulis di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
stambuk 2008, terutama kapada Mariyana, Herlisna, Fistri, Sarianto, Budi Saputra,
Devi Suhendra, Ersal Fadillah, Nila Putri Hutabarat, dan teman-teman lainnya yang
tak dapat saya sebutkan satu persatu dimana waktu yang telah terlewati bersama
kalian akan sangat penulis rindukan.
15.Buat teman-teman penulis semasa bersekolah di SMA Swasta Prayatna Medan,
Nita, Nova, Ani, Andre, Sahrul, dan Rahmad, terima kasih atas kenangan indah
sewaktu sekolah dan tentunya waktu berkumpul kembali yang sangat penulis
nantikan.
16.Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Juli 2012
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Setiap manusia yang hidup bersama dalam suatu ikatan perkawinan pasti
mendambakan agar keluarga yang dibinanya dapat berjalan secara harmonis dan
selalu diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini senada sebagaimana
ditegaskan Sulistyo (1998 : 13), dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1974 pasal 1
bahwa “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Terjadinya ikatan suatu keluarga dan berkembang menjadi suatu
masyarakat dengan adanya perkawinan yang dilaksanakan dan telah sesuai dengan
hukum Islam, UU No 1 Tahun 1974 serta menurut adat istiadat yang berlaku pada
suatu daerah. Semuanya pertanda adanya kebutuhan manusia untuk menjalin
hubungan keluarga atau perkawinan yang sah menurut agama dan UU perkawinan
yang berlaku pada negara Indonesia.
Berkaitan dengan hukum perkawinan, maka setiap pasangan suami istri
berusaha untuk dapat mencapai keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah, hal
tersebut dapat diwujudkan dengan sikap saling membantu dan melengkapi, tidak
menonjolkan kepentingan diri sendiri dalam mencapai keharmonisan spiritual dan
material.
Membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia erat hubungannya
2
pemeliharaan dan pendidikan anak-anak menjadi hak dan kewajiban orang tua.
Untuk mencapai hal ini, maka diharapkan kekekalan dalam perkawinan, yaitu
bahwa sekali orang melakukan perkawinan, tidak akan bercerai untuk
selama-lamanya, kecuali kematian.
Namun dalam hal untuk mewujudkan tujuan perkawinan yang demikian
bukanlah permasalahan mudah untuk dicapai. Menurut Darajat, dikutip dari
Dagun (2002:168) faktor-faktor psikologis, biologis, ekonomis. Perbedaan
keinginan dan lain sebagainya sering muncul dalam kehidupan rumah tangga, hal
demikian dapat menimbulkan krisis berupa ketidakharmonisan antara suami istri
yang dapat mengancam sendi-sendi kehidupan rumah tangga.
Dalam mencapai keluarga yang bahagia ditempuh upaya menurut
kemampuan masing-masing keluarga. Namun demikian, banyak juga keluarga
yang gagal dalam mengupayakan keharmonisannya, impian buruk akan terjadi
yaitu timbulnya suatu benturan perceraian yang tidak pernah mereka harapkan.
Anak dalam sebuah keluarga merupakan anugerah dan sekaligus menjadi
unsur kebahagiaan bagi kedua orang tuanya, anak yang lahir dari rahim ibu yang
menjadi istri dari seorang ayah yang sah adalah merupakan ahli waris yang hakiki
dari kedua orang tuanya dan juga menjadi bagian integral dari generasi muda.
Dalam sebuah lembaga perkawinan telah ditentukan bahwa anak-anak
adalah menjadi tanggung jawab suami dan istri sebagai bapak dan ibu dari anak-
anak hingga anak itu dewasa. Akan tetapi perkawinan dapat juga menimbulkan
masalah bagi anak-anak sebagai akibat dari perceraian dari kedua orang tuanya,
3
kepada bapak atau kepada ibu yang telah melahirkan. Hal ini baru diketahui
setelah keluarnya keputusan Pengadilan Agama yang menetapkan kepada siapa
yang berhak terhadap anak-anak tersebut dengan melihat kepentingan si anak
kepada siapa dia akan lebih terjamin kehidupannya, pendidikannya serta
perkembangan mental dan spiritualnya sampai menjadi dewasa.
Anak merupakan persoalan yang selalu menjadi perhatian berbagai elemen
masyarakat, bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam keluarga dan
bagaimana seharusnya diperlakukan oleh kedua orang tuanya, bahkan juga dalam
kehidupan masyarakat dan negara melalui kebijakan-kebijakannya dalam
mengayomi anak.
Paparan diatas menarik pemikiran penulis untuk diangkat menjadi wacana
bagi penelitian, untuk menjadi bahan yang menarik untuk didiskusikan serta
ditinjau secara komprehensif dan mendalam sehingga memberikan tambahan
wawasan dan pemahaman baru bagi peneliti tentang bagaimana sebaiknya kita
menyikapi problema yang dihadapi anak dan kepada siapa sebaiknya anak
diserahkan agar si anak lebih terjamin pemeliharaannya menuju kedewasaan
sebagai akibat dari perceraian kedua orang tuanya.
Ketertarikan wacana di atas peneliti tuangkan di dalam penulisan proposal
ini secara mendalam serta dipaparkan dengan bahasa yang mudah dan dapat
dimengerti, dengan membuat judul “Perlindungan Hukum Terhadap Anak
Sebagai Akibat Perceraian Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974”,
4
B.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam
pelaksanaan penelitian dalam bidang apa saja. Menurut Surya (2006 : 8) bahwa
„Identifikasi masalah adalah problem pengenalan masalah dan inventarisir
masalah”.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Perlindungan hukum terhadap anak sebagai akibat perceraian.
2. Pengaruh Undang-Undang No 1 Tahun 1974 terhadap anak sebagai
akibat perceraian.
3. Kedudukan dan tanggung jawab orang tua sebagai (bapak-ibu) dalam
hal pemeliharaan dan pendidikan anak setalah perceraian.
4. Kedudukan dan tanggung jawab anak terhadap bapak dan ibu setelah
terjadi perceraian.
5. Perwalian atas hak asuh anak.
6. Wewenang Pengadilan Agama dalam hal memberikan perlindungan
hukum terhadap anak-anak jika terjadi perceraian terlebih jika anak
masih dibawah umur.
C.Pembatasan Masalah
Menurut Surya (2006:9) bahwa “batasan masalah adalah membatasi ruang
lingkup yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian lebih dapat fokus untuk
5
Sesuai dengan masalah penelitian yang diidentifikasikan di atas, berikut ini
peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksudnya agar
permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas, sehingga
dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan
masalah yang akan diteliti adalah :
1. Perlindungan hukum terhadap anak sebagai akibat perceraian.
2. Kedudukan dan tanggung jawab orang tua (bapak-ibu) terhadap anak
setelah terjadi perceraian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap anak sebagai akibat
perceraian ?
2. Bagaimanakah kedudukan dan tanggung jawab orang tua (bapak-ibu)
terhadap anak setelah terjadi perceraian ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai rumusan masalah diatas maka selanjutnya penulis membuat tujuan
penelitian dalam penulisan proposal ini adalah :
1. Agar peneliti dapat lebih mengetahui dan memahami tentang
6
2. Agar peneliti dapat lebih mengetahui dan memahami tentang
kedudukan dan tanggung jawab orang-tua (bapak-ibu) terhadap anak
setelah terjadi perceraian.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan
memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di
lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan mahasiswa terhadap perlindungan hukum yang diberikan
kepada anak-anak akibat terjadinya perceraian suami istri, sebagaimana
yang dimaksud oleh Undang-Undang No 1 Tahun 1974 .
3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dan
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dengan memperhatikan kembali uraian-uraian yang terdapat dalam BAB I
sampai dengan BAB III, dilanjutkan dengan hasil penelitian pada BAB IV,
sampailah penulis pada tujuan akhir dari penulisan skripsi ini yang merupakan
rangkuman dari tulisan-tulisan BAB-BAB terdahulu yang dianggap hal
terpenting. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diambil
kesimpulan “bahwa masyarakat yang mengurus permasalahan hadonah di
Pengadilan Agama Medan telah mengetahui perlindungan hukum terhadap anak
sebagai akibat perceraian ditinjau dari UU No 1 Tahun 1974”.
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 perkawinan adalah
sebagai berikut : “Ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Ketentuan hukum tentang perceraian terdapat dalam peraturan
perundangan-undangan, seperti UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, PP No
9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, UU
No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan Komplikasi Hukum Islam (KHI).
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Pasal 41 menetapkan bahwa akibat
64
a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban untuk memelihara dan
mendidik anak-anaknya semata-mata, berdasarkan kepentingan anak.
Bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak pengadilan
memberi keputusannya.
b. Bapak yang bertanggung jawab semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam
kenyataannya tidak dapat memberi kewajiban tersebut, pengadilan
dapat memutuskan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.
c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan
biaya penghidupan dan atau menentukan suatu kewajiban bagi bekas
istri.
Menurut UU Perkawinan, hubungan dengan anak-anaknya seperti
hubungan sebelum terjadinya perceraian dan hanya saja suami mengalami
perubahan, sebelum perceraian menurut UU tersebut kedua orang tua
berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan cara baik.
Dalam hak pengasuhan anak atau hadonah diberikan oleh Pengadilan
Agama kepada bapak atau ibu maupun perwalian. Bila salah satu dari bapak atau
ibu mengalami cacat fisik atau moral maka tidak berhak mendapat hadonah
karena tidak cakap dalam bertindak.
Dalam hal pembiayaan kehidupan anak ditanggung oleh bapak akantetapi
bila bapak tidak sanggup maka ibu juga dapat menanggung kehidupan anak
tersebut. Dalam penelitian ini rata-rata responden bekerja sebagai buruh lepas dan
65
B.Saran-Saran
Sebagai upaya untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera dalam
kehidupan rumah tangga dan dalam hal ini memperoleh anak sebagai keturunan
yang baik dan mampu berbakti kepada kedua orang tuanya haruslah ada
pengertian, pemahaman yang baik dari suami istri tentang arti dan tujuan dari
perkawinan tersebut. Dalam hal ini penulis ingin memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Hendaknya para pihak yang ingin melangsungkan perkawinan terlebih
dahulu mengetahui pengetahuan tentang hak dan kewajiaban yang harus
diemban sebagai seorang suami istri perihal peran dan tanggung jawabnya
sebagai orang tua dari anak-anak tersebut, serta kepada kedua orang tua
sebaiknya mempertimbangkan dari pada akibat perceraian yang akhirnya
menjadi beban bagi anak-anak mereka.
2. Bagi pihak-pihak (orang tua) yang hendak melakukan perceraian, supaya
melaksanakannya pada tempat yang telah ditentukan secara hukum yaitu
pada Pengadilan, seperti masyarakat yang beragama Islam pada
Pengadilan Agama, sedangkan pada masyarakat non Islam di Pengadilan
Negeri. Agar status hukum perceraia dan status anak lebih jelas
66
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. 2006. Hukum Perdata Islam. Jakarta : Sinar Grafika.
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara.
Dagun, Save. 2002. Psikologi Keluarga. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Hazairin. M. Yahya. 2002. Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta : CV. Zahir.
Kamil, Ahmad. 2008. Hukum Perlindungan dan Pengangkatan Anak Di Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Press.
Kansil. C.S.T. 1998. Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Kartono, Kartini. 2002. Peranan Keluarga Memandu Anak. Jakarta : CV. Rajawali.
Mardalis. 2004. Metode Penelitian. Bandung : PT. Perkasa.
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
Soimin, Soedharyo. 2004. Himpunan Hukum Pengangkatan Anak. Jakarta : Sinar Grafika.
Poerwadarminta. W.J.S. 2004. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.