• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERKARAKTER MELALUI MODEL BERMAIN PERAN TERHADAP APRESIASI NASKAH DRAMA SISWA SMP KELAS VIII DI YPK.DON BOSCO XAVERIUS 1 KABANJAHE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERKARAKTER MELALUI MODEL BERMAIN PERAN TERHADAP APRESIASI NASKAH DRAMA SISWA SMP KELAS VIII DI YPK.DON BOSCO XAVERIUS 1 KABANJAHE."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat kasih dan anugerah-Nya maka penulis dapat mengerjakan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Implementasi pembelajaran Berkarakter Melalui model Bermain Peran Terhadap Apresiasi Naskah Drama Siswa SMP Kelas VIII di YPK.Don Bosco Xaverius 1 Kabanjahe”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari hambatan-hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun, dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari banyak pihak, akhirnya skripsi ini dapat selesai. Pada kesempatan ini juga, dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.  Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku rektor Universitas Negeri Medan.  Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.  Ibu Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

 Bapak Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus dosen Pembimbing Akademik.

 Bapak Dr. Abdurahman AS, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis mulai pembuatan outline, proposal penelitian, hingga selesainya skripsi ini.

 Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Jurusan bahasa dan sastra Indonesia, Bapak Drs.Syamsul Arif, M.Pd. yang memberi arahan dalam penyelesaian skripsi ini serta memotivasi penulis untuk selalu tersenyum, serta Dosen lainnya yang tidak penulis ucapkan namanya satu persatu, staf pegawai Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Bapak Alfin, yang telah menjadi sumber informasi dan tempat bertanya yang baik bagi penulis dalam memahami prosedur Jurusan, Ibu Indri dan Bapak Tono yang memberi penulis arahan mengenai prosedur Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 UK-KMK.St. Martinus Unimed, yang mengajari penulis tentang arti berorganisasi dan kebersamaan dalam kekeluargaan serta memberi penulis banyak pengalaman baik rohani maupun akademik serta seni di dalam ketiga GLORAnya.

(2)

iii

 Saudaraku yang terkasih, Kakanda Jasa Mansur Missael Kaban,dan Adindaku Seriyani Laurencia Br Kaban yang selalu ada setiap penulis membutuhkan nasehat dan dukungan serta motivasi.

 Sahabat terbaikku, Tri Handayani Saragih yang selalu menemani dan mendukung serta memberi Pepatah kepada penulis bahwa “Orang Beruntung dapat mengalahkan orang yang pintar”. Semoga penulis bisa menjadi orang pintar yang beruntung.

 Keluarga besar “Kaban Mergana” dan "Sebayang Mergana” di Bintang meriah, keluarga Bibik Tua di Simalingkar dan Kedua Nenek yang aku sayangi, Nenek Karo dan Nenek Bayang yang selalu memberi motivasi dan dukungan.

 Teman-teman seperjuanganku stambuk 2008, terkhusus Sesy M.Tumanggor, Nexsri Sinurat, Erni F.Hutagalung, Helga S.Sianturi,Hotmalina Siregar dan Siska Aditya, Sahabat kampus yang selalu menemani dan mendukung penulis dari semester pertama hingga akhir. Lestari Gulo dan Rouli T. Nababan yang memberi semangat dan inspirasi bagi penulis, serta teman-teman yang tidak dapat penulis ucapkan namanya satu persatu, terimakasih atas kebersamaan kita dalam menjalani suka dan duka selama ini.

 Kost Ambai Ceria, Elna D. Br Ginting, Amie Owen Manalu, Kak Juni Manalu, Thari Manalu, Efri dan Tety, yang selalu sabar dan memahami situasi dan kondisi penulis serta selalu ada memberi dukung dan motivasi

Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, demikianlah penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaannya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Medan, Agustus 2012 Penulis,

(3)

v

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR WAWANCARA ... 93

LAMPIRAN 2 OBSERVASI FISIK SEKOLAH ... 94

LAMPIRAN 3 RPP GURU ... 97

LAMPIRAN 4 PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER ... 104

LAMPIRAN 5 LEMBAR WAWANCARA ... 110

LAMPIRAN 6 KESIMPULAN WAWANCARA ... 111

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter telah menjadi polemik di berbagai negara. Pandangan pro dan kontra mewarnai diskursus pendidikan karakter sejak lama. Sejatinya, pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah, tetapi selama ini kurang perhatian. Sebagaimana yang diutarakan Lickona (dalam Zubaedi. 2011: 14):

“ Akibat minimnya perhatian terhadap pendidikan karakter dalam ranah persekolahan, telah menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit sosial di tengah masyarakat. Seyogianya, sekolah tidak hanya berkewajiban meningkatkan pencapaian akademis, tetapi juga bertanggung jawab dalam membentuk karakter siswa. Pencapaian akademis dan pembentukan karakter yang baik merupakan dua misi intergral yang harus mendapat perhatian sekolah”.

Munculnya gagasan program pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia, bisa dimaklumi, sebab selama ini dirasakan, proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal membangun karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah, penakut, dan perilakunya tidak terpuji.

(5)

2

membentuk pola yang tetap, sehingga di antara mereka membentuk “musuh bebuyutan‘. Tawuran juga kerap dilakukan oleh para mahasiswa seperti yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa pada perguruan tinggi tertentu di Makassar. Bentuk kenakalan lain yang dilakukan pelajar dan mahasiswa adalah meminum minuman keras, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba yang bisa mengakibatkan depresi bahkan terkena HIV/AIDS. Fenomena lain yang mencoreng citra pelajar adalah dan lembaga pendidikan adalah maraknya “gang pelajar‘ dan “gang motor‘. Perilaku mereka bahkan seringkali menjurus pada tindak kekerasan (bullying) yang meresahkan masyarakat dan bahkan tindakan kriminal seperti pemalakan, penganiayaan, bahkan pembunuhan. Semua perilaku negatif di kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

(6)

manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik, manusia yang bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula. (Dirjenpentikempenas. 2010:3).

Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karakter manusia dan bangsa Indonesia agar memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak baik menjadi baik. Ki Hajar Dewantara dengan tegas menyatakan bahwa ―pendidikan merupakan daya upaya

untuk menumbuh kembangkan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh siswa. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter

(7)

4

Tujuan pendidikan sangat berkaitan dengan pembentukan karakter siswa, sehingga pendidikan karakter di sekolah seharusnya dapat diintegrasikan baik dalam manajemen sekolah ataupun dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta siswa sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan siswa menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. (Dirjenmanpendasmen. 2010 :34).

(8)

belum sepenuhnya mengarahkan dan mencurahkan perhatian secara komprehensif pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter siswa.

(9)

6

kalangan secara intensif menginternalisasi pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

Drama merupakan salah satu bentuk dari sastra dan terintegrasi di salah satu kompetensi yang harus dicapai siswa dalam bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia pada siswa kelas VIII SMP yaitu mampu mengapresiasi teks sebuah drama. Hal itu terdapat dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) dengan standard kompetensi: Mengungkapkan pikiran dan Perasaan dengan bermain peran, kompetensi dasar: Bermain peran sesuai dengan naskah drama yang ditulis siswa. Oleh karena itu, drama merupakan salah satu karya sastra yang bila diajarkan dengan baik dapat membina nilai-nilai moral dan karakter pada siswa.

M. Asrori Ardiansyah (2010), mengemukakan bahwa:“Bermain peran

(role playing) adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam Bermain peran siswa dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain Bermain peran seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan”

Berbekal pada pengalaman peneliti ketika mengikuti Workshop

(10)

karakter khususnya di sekolah YPK. Don Bosco Xaverius 1 Kabanjahe di kabupaten Karo.

Dari hasil wawancara ketika melakukan observasi awal (Hari rabu, 4 April 2012) . Peneliti mendapat kesimpulan bahwa di SMP Xaverius 1 Kabanjahe menerapkan pendidikan karakter. Hal ini dinyatakan oleh Bapak Drs.Budiman selaku wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan guru. Di dalam wawancara, Beliau mengatakan bahwa:

semua bidang studi sudah diarahkan supaya semua guru-guru sesuai dengan bidang studinya agar menerapkan pendidikan karakter kepada masing-masing siswa sesuai dengan materi dan bidang studi yang diajarkannya.

Berdasarkan pula pada visi SMP Xaverius 1 Kabanjahe yaitu mendidik siswa yang memiliki karakter, martabat, disiplin, berbudaya dengan rasa sosial serta berkompetensi. Maka disinilah implementasi pembelajaran berkarakter menjadi sangat penting dan menjadi pijakan dalam mendidik siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran karakter siswa di SMP Xaverius 1 Kabanjahe, tidak cukup hanya pada pelajaran PKN dan agama saja, tetapi terintegrasi dalam setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran bahasa Indonesia.

(11)

8

dijadikan sebagai tolak ukur karakter yang sudah terbentuk si SMP Xaverius 1 Kabanjahe.

Di dalam observasinya, peneliti kemudian memfokuskan pada perangkat pengajaran guru bahasa Indonesia, dan peneliti menemukan hal menarik yakni pembelajaran berkarakter yang dilakukan guru melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pembelajaran Berkarakter melalui Model Bermain Peran Terhadap Apresiasi Naskah Drama Siswa SMP Kelas VIII di YPK. Don Bosco Xaverius 1 Kabanjahe”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas dan fenomena yang ditemukan peneliti dalam observasinya, maka peneliti menghidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Krisis karakter yang terjadi di Indonesia

2. Pentingnya Implementasi pendidikan karakter di Sekolah

3. Guru dituntut mampu mengintegrasikan pendidikan karakter di sekolah

4. Drama sebagai media yang mampu membentuk karakter siswa

C. Batasan Masalah

(12)

guru bahasa Indonesia di SMP Xaverius 1 Kabanjahe mengimplementasikan pembelajaran berkarakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama siswa dan menilik hambatan-hambatan yang dialami oleh guru dalam mengimplementasikan pembelajaran berkarakter.

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran berkarakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama siswa kelas VIII SMP Xaverius 1 Kabanjahe oleh guru bahasa Indonesia?

2. Tindakan atau gejala apa sajakah yang muncul dalam pembelajaran yang dilakukan guru yang menandakan bahwa implementasi pembelajaran berkarakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama kelas VIII SMP Xaverius 1 Kabanjahe telah terimplementasi dengan baik? 3. Hambatan-hambatan apa yang dialami oleh guru bahasa Indonesia dalam

(13)

10

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk menggambarkan implementasi pembelajaran berkarakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama siswa kelas VIII SMP Xaverius 1 Kabanjahe

2. Untuk mengidentifikasi tindakan atau gejala-gejala apa sajakah yang muncul dalam pembelajaran yang dilakukan guru yang menandakan bahwa implementasi pembelajaran berkarakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama kelas VIII SMP Xaverius 1 Kabanjahe telah terimplementasi dengan baik?

3. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan apa yang dialami oleh guru bahasa Indonesia dalam implementasi pembelajaran berkarakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama siswa kelas VIII SMP Xaverius 1 Kabanjahe.

F. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Secara teoretis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

(14)

b) Dapat menjadi tambahan referensi pustaka bagi peneliti-peneliti berikutnya

2. Praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para pendidik (guru) dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah.

3. Manfaat khusus

Dengan adanya penelitian ini secara tidak langsung bermanfaat untuk memberi masukkan pada pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah ini, yaitu:

a)Bagi penulis

Penulis selaku calon guru yang kelak akan mengajar bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, mendapatkan pengetahuan mengenai penanaman pendidikan berkarakter dalam pembelajaran apresiasi naskah drama melalui model “bermain peran (role playing)”

b) Bagi guru bahasa Indonesia

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai:

(15)

12

c) Bagi Kepala Sekolah

Dapat digunakan sebagai masukan baik materi maupun bahan bagi kepala sekolah untuk membina guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme guru terutama dalam implementasi pendidik karakter.

G. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang terdapat di dalam judul penelitian, berikut ini disampaikan penjelasan beberapa istilah

1. Implementasi

implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap.

2. Pembelajaran berkarakter

Pembelajaran berkarakter adalah pembelajaran yang pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

3. Bermain peran

(16)

pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain Bermain peran seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana anak didik membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang, ia juga berfungsi sebagai penanam karakter kata atau penggunaan ungkapan

4. Apresiasi

Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian terhadap karya sastra berdasarkan pemahaman yang jelas, sadar, dan kritis untuk menumbuhkan pengertian yang mengandung nilai dalam kehidupan.

5. Naskah drama

(17)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan beberapa paparan berikut ini:

1. Implementasi pembelajaran karakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama siswa SMP Xaverius 1 Kelas VIII di YPK. Don Bosco Xaverius 1 Kabanjahe merupakan suatu sistem pembelajaran penanaman karakter dimana siswa aktif belajar dan mengapresiasikan perasaan dan pikirannya di dalam naskah drama serta mengekspresikan perasaan dan pikiran yang telah ia naskahkan melalui bermain peran.

2. Di dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, siswa tampak begitu aktif dan kreatif. Mereka berusaha tampil percaya diri (berani) dan disiplin serta dengan penuh tanggung jawab brusaha bekerjasama dengan temannya dalam menampilkan penampilan yang terbaik.

3. Dalam implementasi pembelajaran berkarakter melalui model bermain peran terhadap apresiasi naskah drama siswa kelas VIII SMP Xaverius 1 Kabanjahe, terdapat beberapa hambatan/kendala yang dihadapi guru yaitu:

(18)

b. Guru tidak memberikan patokan nilai yang jelas terhadap setiap karakter siswa yang di harapkan muncul didalam rancangan pembelajaran yang telah disusun guru.

c. Guru kurang memahami implementasi pembelajaran berkarakter di dalam peroses belajar mengajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sekolah SMP Xaverius 1 Kabanjahe, khususnya guru bidang studi bahasa indonesia kelas VIII, maka dapat diberikan saran-saran yang perlu di perhatikan untuk implementasi pembelajaran berkarakter di dalam mata pelajaran apresiasi naskah drama siswa SMP Xaverius 1 Kabanjahe melalui model bermain peran.

(19)

90

2. Di dalam proses pembelajaran ini, Karakter siswa yang muncul tidak hanya meruapakan karakter yang diharapkan muncul seperti: mau menang sendiri, egois, acuh tak acuh dan sebagainya. Karena didalam pembelajaran berkarakter, karakter yang ada pada siswa muncul secara gamblang dan jelas. Sehingga di dalam pembelajaran berkarakter guru dapat dengan mudah menilai dan mengamati karakter siswa serta mengarahkan siswa memahami karakter yang diharapkan muncul di dalam pembelajaran. Oleh karena itu model bermain peran disarankan peneliti untuk tetap diterapkan dalam implementasi pembelajaran berkarakter khususnya dalam pembelajaran apresiasi naskah drama.

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)

126

Referensi

Dokumen terkait

Setiap penari bisa saja mengekspresikan gerakan yang ia lakukan seperti meniru gerak binatang, kodok meloncat, burung terbang, ikan berenang, atau ia merasa memainkan peran seorang

Nilai FT 134 Cs dari tanah ke buah cabe rawit ditentukan dengan membandingkan konsentrasi 134 Cs dalam buah per berat kering terhadap konsentrasi 134 Cs dalam media tanam per

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan antara lain: (1) Bagi siswa SMP Negeri se- Kota Padangsidimpuan bahwa bioteknologi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil dari subtitusi dedak padi dengan daging buah kakao fermentasi dalam ransum pellet terhadap bobot potong, persentase bobot potong,

Komputerisasi pada studio musik adalah penggunaan komputer, secara maksimal dapat membantu dalam pelaksanaan administrasi penyewaan studio, alat band dan soundsystem, karena

Individu yang memiliki nurani cenderung berani mengakui kesalahan dan mengucapkan kata maaf, mampu mengidentifikasi kesalahannya dalam berperilaku dan menjelaskannya

(Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Pokok Menulis Narasi di Kelas V SDN Pucung II Kabupaten

Hasil regresi menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,930 artinya variabel bebas bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida, dan tenaga kerja dapat