• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmum dan Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 GambaranUmum dan Objek Penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 GambaranUmum dan Objek Penelitian

Indonesia stock exchange atau yang biasa dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). merupakan salah satu lembaga yang bergerak di pasar modal yang terbentuk melalui penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Indonesia atau yang sering dikenal dengan BEI, merupakan salah satu yang berperan penting bagi infrastruktur di pasar modal di indonesia yang menyediakan informasi dan menfasilitasi bagi investor atau pengguna baik dalam penawaran maupun melakukan penanaman saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan sector pertambangan subsector batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 2009, definisi pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dibagi menjadi empat sub sektor, yaitu sub sektor pertambangan batubara terdiri dari 21 perusahaan, sub sector pertambangan minyak dan gas bumi terdiri dari 7 perusahaan, sub sektor pertambangan logam dan mineral lainnya terdiridari 10 perusahaan, dan sub sektor pertambangan batu-batuan 2 perusahaan (www.sahamok.com).

Subsektor batubara merupakan salah satu penompang pembangunan perekonomian di Indonesia, perkembangan subsektor batubara begitu terlihat di Indonesia. Salah satu perkembangan daari subsektor batubara tersebut dapat terlihat dalam jumlah perusahaan subsektor pertambangan.

(2)

2

Gambar 1.1Pertumbuhan dan Distribusi Lima Sektor Penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) Tahun 2015-2019.

Sumber: www.bps.go.id, 2019 (data yang telah diolah penulis) Berdasarkan pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada sektor pertambangan pada tahun 2015 sebesar 7,65% , pada tahun 2016 sebesar 7,18% , pada tahun 2017 sebesar 7,57% , pada tahun 2018 sebesar 8,08% , dan pada tahun 2018 sebesar 6,92%. Dapat dilihat juga sector pertambangan meraih tingkat pertumbuhan paling rendah jika dibandingkan dengan sektor lainnya dari tahun 2015-2019. oleh karena itu peneliti memilih sektor pertambangan sebagai objek dalam penelitian ini, hal ini untuk mengetahui bagaimana return saham pada sektor yang memiliki pertumbuhan PDB rendah.

Sektor pertambangan adalah salah satu pembentuk perekonomian yang kuat di Indonesia. Indonesia merupakan suatu ekspotir batubara terkenal terbesar didunia. Salah satu usaha pertambangan yang sedang mengalami perkembangan yaitu pada sektor pertambangan batubara.

PENDAPATAN DOMESTIK BRUTO

kontruksi manufactur perdangangan pertambangan pertanian

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

10,21 20,29 13,3 7,65 13,49 10,38 20,51 13,18 7,18 13,47 10,38 20,16 13,02 7,18 13,14 10,53 19,86 13,02 8,08 12,81 11,26 19,62 13,01 9,3 13,45

(3)

3 Gambar 1.2 Pertumbuhan Indeks Harga Saham Sub Sector Batubara 2015-

2019.

Sumber: www.yahoofinance.co.id (Data yang diolah penulis)

Berdasarkan data dari tabel 1.2 dapat dilihat pertumbuhan indeks harga saham gabungan pada subsektor batubara pada 2015 sebesar 1427,953125 pada tahun 2016 pertumbuhan indeks harga saham batubara mengalami kenaikan sebesar 2349,109375 pada tahun 2017 pertumbuhan indeks harga saham terus mengalami kenaikan sebesar 3206,514583 pada tahun 2018 indeks harga saham masih mengalami kenaikan sebesar 3914,4875 dan pada tahun 2019 indeks harga saham pada sub sektor baru mengalami penurunan menjadi 2901,579167.

Kondisi ini merupakan masa-masa yang sulit dialami oleh sektor batubara karena adanya perlambatan ekonomi global yang terjadi pada tahun 2019 yang diakibatkan terjadinya perang dagang antara Amerika dan China sehingga akan memberikan dampak negatif pada perusahaan sektor batubara periode 2019 di iringi juga dengan kurangnya permintaan pada negara-negara lain sehingga hal ini juga menyebabkan melemahnya nilai pada indeks harga saham subsektor batubara pada tahun 2019 (cnbcindonesia.com).

Halangan dari perlambatan ekonomi global menjadi tantangan tersendiri bagi pihak manajemen perusahaan, hal ini untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang

Indeks Harga Saham Gabungan Sub Sector Batubara 2015-2019

4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

3914,4875 3206,514583

2901,579167 2349,109375

1427,953125

2015 2016 2017 2018 2019

(4)

4

baru dalam mengambil suatu keputusan yang baik diperusahaan batubara yang sekiranya mampu membantu sector batubara dapat menjadi stabil kembali.

1.2. Latar Belakang

Pasar modal merupakan tempat dimana berbagai kalangan pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal di perusahaan Fahmi (2015:36).

Didalam dunia perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya akan membutuhkan dana yang tidak hanya cukup dari internal seperti pendapatan usaha saja, tetapi juga dari sumber eksternal. Sumber pendanaan eksternal bisa didapatkan dari pasar uang ataupun pasar modal yang didalamnya terdapat berbagai risiko yang akan ditanggung suatu perusahaan. Perusahaan yang menggunakan sumber pendanaan berupa penerbitan saham dengan melakukan Intial Public Offering (IPO) pada pasar modal dan mentrasaksikanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai kepentingan untuk menarik investor dengan mendasarkan pada kinerja perusahaan (Kusumawati dan Wardhani 2018).

Saham merupakan suatu modal dasar berbentuk surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas suatu perusahaan. Ketika sudah masuk kedalam dunia investasi, tujuan utama dalam melakukan investasi terhadap saham adalah untuk mendapatkan tingkat return yang tinggi atas investasi yang telah ditanamkan terhadap suatu perusahaan Tandelilin (2017:31).

Return merupakan suatu tingkat pengembalian atas investasi yang telah ditanamkan terhadap perusahaan. Jika Return bernilai postif maka akan mendapatkan suatu tingkat keuntungan atau Capital gain dan jika Return bernilai negatif maka dapat dikatakan Capital lost atau tidak untung terhadap investasi yang ditanamkan kepada perusahaan. Sedangkan menurut Arista (2012) “Return saham merupakan harga jual saham diatas harga belinya. Semakin tinggi jual saham diatas dari harga belinya, semakin tinggi pula return yang akan diperoleh investor. Apabila seorang investor return yang tinggi, ia harus bersedia menanggung atau menerima resiko yang lebih tinggi. Demikian pula sebaliknya bila ingin resiko yang rendah, resiko yang ia tanggung juga menjadi rendah”.

(5)

5 Gambar 1.3 Pertumbuhan Return Saham pada sub sector Batubara periode

2015-2019.

Berdasarkan gambar 1.3 informasi yang menyebabkan kenaikkan pada harga saham, yaitu tingginya suatu permintaan pada pasar. Hal tersebut memberikan dampak pertumbuhan pada indeks sektor pertambangan sub sektor batubara, terutama pada tahun 2019.

Sepanjang paruh pertama tahun 2019, kinerja perusahaan tambang batubara menjadi sorotan karena dinilai mengalami penurunan dari periode sebelumnya.

Sejumlah emiten pertambangan batubara telah merilis hasil kinerja untuk periode kuartal III 2019. Hasilnya, beberapa emiten mencatatkan penurunan laba dan pendapatan. Bahkan, ada yang mencatatkan kerugian. PT Bukit Asam Tbk (PTBA, anggota indeks Kompas100) misalnya, pada kuartal III 2019 labanya anjlok 21,08%

menjadi Rp 3,10 triliun. Meski demikian, pendapatan PTBA naik 1,36% menjadi Rp 16,25 triliun. Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Suherman, mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh pelemahan harga batubara Indeks Newcastle (GAR 6322 kkal/kg) pada bulan September sebesar 25% US$ 81,3 per ton dari US$

108,3 per ton untuk periode yang sama tahun lalu. Begitu pula dengan indeks harga batubara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index/ICI) GAR 5000 yang pada September 2019 melemah 21% menjadi US$ 50,8. Nasib yang sama

Pertumbuhan Return Saham pada sub sector Batubara Periode 2015-2019.

1.16513

0,33387

0.04462 0.03894 -0.23483

2015 2016 2017 2018 2019

(6)

6

dialami oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang labanya tergerus 63% menjadi US$ 76,07 juta. Di saat yang sama, pendapatan BUMI tercatat sebesar US$ 751,85 juta atau turun 8,85%. Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, harga batubara masih menjadi tantangan bagi kinerja BUMI.

Sementara itu, penurunan harga batubara juga menjegal kinerja emiten alat berat, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID, anggota indeks Kompas100) membukukan laba bersih sebesar US$ 28,15 juta pada kuartal III 2019 atau merosot 43.5% bila dibandingkan realisasi kuartal III 2018 sebesar US$ 49,80 juta. Meski demikian, pendapatan emiten ini mengalami kenaikan menjadi US$ 690,33 juta.

Pendapatan DOID naik sebesar 8,3% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu. Kepada Kontan.co.id, Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan, salah satu penyebab turunnya laba DOID adalah turunnya harga batubara. “Karena harga batubara tahun lalu dengan tahun ini berbeda”. Nasib berbeda dialami oleh PT Indika Energy Tbk (INDY, anggota indeks Kompas100). Pada kuartal III 2019, pendapatan emiten anggota Kompas 100 ini turun 4,6% menjadi US$ 2,08 miliar. INDY juga harus mengalami kerugian sebesar US$ 8,6 juta. Padahal, pada kuartal III 2018, INDY masih menikmati laba bersih senilai US$ 112,20 juta. Managing Director sekaligus CEO Indika Energy Aziz Armand mengatakan, harga batubara yang terus melemah menjadi penekan kinerja perusahaan. “Faktor eksternal yaitu pelemahan harga batubara yang berkelanjutan di tahun 2019 memberi dampak terhadap kinerja keuangan Indika Energy,” ujar Aziz dalam keterangannya. Sehingga hal ini menyebabkan harga batubara menjadi turun dikarenakan perang dagang antara Amerika dan China sehingga memberikan dampak negative pada perusahaan batubara. Diiringi juga dengan penundaan izin impor batubara Australia oleh China telah membuat ketidak seimbangan supply dan demand yang tercermin dari jatuhnya benchmark Indeks GCNEWC,” ujar Dileep kepada (tambang.co.id)

Membaiknya kinerja perusahaan dapat menyebabkan tingginya nilai jual atau pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan batubara, sehingga mendorong nilai jualbatubara di bursa efek Indonesia (BEI). Selain tingginya nilai jual pada

(7)

7 batubara, faktor yang mendorong naiknya nilai harga batubara disebabkan oleh faktor kinerja pada suatu perusahaan yang semakin membaik, membaiknya suatu kinerja dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan.(cnbcindonesia.com).

Laporang keuangan Menurut PSAK No. 1 (2019 1) “laporan keuangan adalah merupakan penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Yang digunakan sebagai sarana untuk mengkomunikasikan keadaan terkait dengan kondisi keuanganmya kepada pihak – pihak yang berkepentingan baik yang berasal dari internal entitas mapun eksternal entitas. Sedangkan menurut PSAK No.1 (2019: 2) laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi necara, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), cacatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapannya pengaruh perubahan harga. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya, keberlangsungan bisnis perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala. Laporan keuangan beris iinformasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan oleh para stake holder, termasuk investor dan calon investor.

Analisis Laporan Keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data – data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan dan intuisi dalam pengembalian keputusan, serta mengurangi ketidak pastian analisis bisnis. Untuk mengukur analisis laporan keuangan diperlukan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan dalam menentukan sebuah rasio yang menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Analis rasio dapat menggukakpakn hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuknya

(8)

8

rasio. Sebelum menghitung rasio atau ukuran yang sejenis seperti indeks tren dan hubungan presentase, digunakan analisis akuntansi untuk meyakinkan angka yang menjadi dasar perhitungan rasio sudah tepat. Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati karenan faktor-faktor mempengaruhi pembilang dapat berkorelasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio penyebut. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing. Menurut Harahap (2016:190) Analisis laporan keuangan merupakan suatu uraian pos-pos laporankeuaganmenjadi unit informasi yang lebihkecil dan melihat hubunganya yang bersifat signitifkan atau yang mempunya imakna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Didalam analisis laporan keuangan terdapat analisis vertikal dan analisis horizontal untuk mengukur kinerja dalam suatu perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan.

Menurut Sugiono&Untung (2016:55) analisis vertical yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan sejenis atau industry dalam suatu periode yang sama. Sedangkan analisis Horizontal menurut Sugiono&Untung (2016:55) analisis horizontal adalah membandingkan rasio-rasio keuagan perusahaan dari satu periode dengan periodelainya. Membandingkan rasio perusahaan tahuns ekarang dan rasio tahuns sebelumnya sehingga menghasilkan suatu kesimpulan apakah kinerja perusahaan mengalami peningkatan pertumbuhan atau sebaliknya. Sedangkan menurut Harahap (2016:244) tujuan dari analisis horizontal adalah untuk mengetahui tendesia tau kecenderungan keadaan keuagan suatu perusahaan dimana yang akan datang baik kecenderungan naik, turun maupun tetap.

Rasio yang sering digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Beberapa indikator dari rasio tersebut, diduga memiliki peluang yang dapat mempengaruhi retrun saham, seperti Current Ratio, Debt to Total Asset, Total Asset Turn Over dan Ukuran perusahaan. Sehingga, indikator yang diduga yang mempengaruhi Return Saham tersebut digunakan dalam penelitian ini.

(9)

9 Current Ratio (CR) merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia (Nurrahman, Dilla dan Isynuwardhana, 2018). Rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan asset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagian tara total asset lancer dengan total kewajiban lancar (Hery 2015:178) menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh parwati dan sudiartha (2016), semakin baik Curent Ratio mencerminkan semakin likuid perusahaan tersebut, sehingga kemampuan untuk memenuhi jangka pendeknya semakin tinggi, hal ini akan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan dimata investor sehingga akan mampu meningkatkan return saham perusahaan. Hal ini terbukti dalam penelitian yang dilakukan Shandy (2013) yang mana Curent Ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Basalamah dan Sumarauw (2016) menyatakan bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Dari penjelasan tersebut, diduga apabila perusahaan memiliki nilai Curent Ratio yang tinggi, maka terjadi peningkatan pada return saham.

Rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya, perusahaan dikatakan solvabilitas berarti perusahaan tersebut memiliki aktiva dan kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya. Jika perusahan memiliki tingkat rasio Debt to Total Asset tinggi, berarti semakin besar pula jumlah pinjaman yang dapat digunakan untuk berinvestasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan, sehingga akan mampu meningkatkan return saham serta menjadi perhatian bagi investor. Hal ini sejalan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dwi Mechajue (2018) yang menyatakan bahwa Debt to Total Assets berpengaruh terhadap retrun saham. Sedangkan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Hilmi (2016) menyatakan bahwa Debt to Total Asset tidak berpengaruh terhadap return saham. Dari penjelasan tersebut, diduga apabila perusahaan memiliki nilai Debt to Total Asset yang semakin baik, maka terjadi peningkatan pada return saham.

(10)

10

Rasio Total Asset Turn Over Menurut Herry (2017), bahwa total asset turnover merupakan suatu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan asset yang dimilikinya termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio total asset turn over juga digunakan untuk meilai kemampuan aktivitas perusahaan sehari-hari. Berdasarkan hasil pengukuran rasio tersebut dapat diambil apakah perusahaan tersebut telah efesien dan efektif dalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan menurut Hayat (2014) Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menunjang penjualan perusahaan, serta mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Total asset turn over yang tinggi mengidikasikan bahwa manajemen perusahaan dapat menlayagunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk mendatangkan revenue bagi perusahaan dan hal ini dapat dianggap dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal ini sejalan dalam penelitian yang dilakukanWidodo (2007), bahwa Inventory Turn Over berpengaruh positif tidak signitifkan terhadap Return Saham. sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2017) menyatakan bahwa Inventory Turn Over tidak berpengaruh secara signitifkan terhadap return saham. Hal ini sejalan dengan penelitian

(11)

11 Ukuran perusahaan merupakan faktor (Butar dan Sudarsi, 2012). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan menggunakan total asset yang dimiliki oleh setiap perusahaan. Perusahaan yang dapat tergolong besar pada umumnya lebih transparan dalam laporan keuangan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Hal ini dikarenakan perusahaan nantinya akan banyak diperhatikan oleh pihak-pihak eksternal, seperti investor, pemerintah dan kreditor. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan perusahan memiliki total aset yang rendah. Oleh karena itu semakin besar ukuran perusahan maka akan menghasilkan return yang tinggi untuk investornya. Hal ini sejalan dengan penelitian Ni Luh Putu dan I Gede Mertha (2019) bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif yang signifikan pada Return Saham. sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Aulia nisa dan Khairunisa (2019) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dan adanya hasil perbedaan dalam penelitian-penelitian sebelumnya dan menggunakan berbagai 5 macam variabel yang diduga dapat mempengaruhi return saham namun masih memiliki beberapa perbedaan hasil atau pendapat, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai current Ratio, Debt to Total Asset, Total Asset Turn Over dan Ukuran Perusahaan terhadap Return saham Oleh karena itu, judul dalam penelitian ini adalah"Pengaruh current Ratio, Debt to Total Asset, Inventory Turn Over dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham (Subsektor Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015- 2019)."

1.3 Rumusan Latar Belakang

Masalah Pasar modal merupakan sarana yang dapat diIgunakan oleh emiten yang membutuhkan dana untuk mengembangkan investor yang membutuhkan tempat atau media untuk berinvestasi sehingga memperoleh keuntungan dari investasi salah satunya mendapatkan return saham. Besarmya return tergantung perubahan harga saham dalam perdagangan saham itu sendiri.

Analisis yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan, dan yang digunakan

(12)

12

dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Karena dalam penelitian ini saya menggunakan Current Ratio, Debt to Total Asset, Inventory Turn Over dan Ukuran Perusahaan karena dianggap paling mampu untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Current Ratio, Debt to Total Asset, Inventory Turnover terhadap Return Saham pada perusahaan subsector batubara yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2015-2019?

2. Apakah terdapat pengaruh secara simultan Current Ratio, dar, ito, ukuran perusahaan terhadap Return saham perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019?

3. Apakah terdapat pengaruh secara parsial Debt to Total Asset terhadap Return Saham saham perusahaan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019?

4. Apakah terdapat pengaruh secara parsial Inventory Turnover berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019?

5. Apakah terdapat pengaruh secara parsial Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015- 2019?

1.4 TujuanPenelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan adanya hal-hal yang dianggap perlu untuk diteliti lebih lanjut yang berhubu ngan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi Current Ratio, Debt to Total Asset, Inventory TurnOver dan Ukuran Perusahaan terhadap Return saham perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini di antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Current Ratio, Debt to Total Asset, Inventory TurnOver Ukuran Perusahaan dan return saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI pada periode 2015-2019.

2. Untuk menjelaskan pengaruh secara simultan Current Ratio, Debt to Total Asset, Inventory TurnOver dan Ukuran Perusahaan terhadap return saham

(13)

13 pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI pada periode 2015-2019.

3. Untuk menjelaskan pengaruh secara parsial Current Ratio terhadap Return Saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI pada periode 2015- 2019.

4. Untuk Menjelaskan pengaruh secara parsial Debt to Total Asset terhadap Return Saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI pada periode 2015-2019.

5. Untuk Menjelaskan pengaruh secara parsial Inventory TurnOver terhadap Return Saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI pada periode 2015-2019.

6. Untuk Menjelaskan pengaruh secara parsial Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI pada periode 2015-2019.

1.5 ManfaatPenelitian 1.5.1 AspekTeoritis

Penelitian inidiharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh curent ratio, debt to total asset, inventory turnover dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 sampai dengan 2019.

1.5.2 AspekPraktis

Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini, maka kegunaan yang diperoleh dan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Informasi ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai acuan dalam menentukan Return Saham yang akan digunakan. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan.

2. Bagi Investor

Dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk memilih investasi pada bursa saham dan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap Return Saham.

(14)

14

3. Bagi Akademik

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dan informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya.

1.6 SistematikaPenulisanTugasAkhir Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang mengang katfenomena yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan argumentasi yang ada, perumusan masalah yang menjabarkan identifikasi masalah didasarkan pada latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoretis dan praktis, ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian, serta sistematika penulisan secara umum.

Bab II TinjauanPustaka

Bab ini menguraikan landasan teori yang akan digunakan sebagai acuan dasar penelitian secara khusus mengenai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas terhadap return saham. Pada bab ini pula diuraikan mengenai penelitian terdahulu yang sebagai acuan penelitian, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, dan hipotesis penclitian sebagai jawaban sementara pada penelitian ini.

Bab III MetodePenelitian

Bab ini mendeskripsikan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, identifikasi variabel, menjelaskan tahapan penelitian, populasi dan sampel, menguraikan pengumpulan data dan sumber data, serta teknik analisis data yang mendasari hasil penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan diuraikan secara sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian dan disajikan dalam sub judul tersendiri.

Bab ini berisi dan bagian, bagian pertama menyajikan hasil penelitian yang telah diidentifikasi dan bagian kedua menyajikan pembahasan atau analisis dari hasil penelitian. Setiap aspek pembahasan dimulai dari hasil analisis data, kemudian diinterpretasikan dan selanjutnya diikuti oleh penarikan kesimpulan. Dalam

(15)

15 pembahasan dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya atau landasan teoritis yang relevan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab yang menjelaskan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, berisi kesimpulan sebagai jawaban dari masalah yang diangkat dalam penelitian, serta saran untuk langkah kedepan dalam menindak lanjuti dari jawaban masalah yang ada.

Gambar

Gambar 1.1Pertumbuhan dan Distribusi Lima Sektor Penyumbang Produk  Domestik Bruto (PDB) Tahun 2015-2019

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

RSUD.Prof.Dr.Aloei Saboe kota Gorontalo Pencegahan flebitis dapat dilakukan dengan cara bagaimana perawat bisa memilih ukuran yang tepat untuk vena pasien, letak

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR