• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

COURSE REVIEW HORAY PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X.BSMA

FERDY FERRY PUTRA JAMBI

OLEH:

1. ESTI NURMA LINDA 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd

3. NOVA SUSANTI, S.Pd, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

JULI, 2014

(2)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X.B SMA FERDY FERRY PUTRA JAMBI

OLEH:

1. ESTI NURMA LINDA 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd

3. NOVA SUSANTI, S.Pd, M.Si ABSTRAK

Kata Kunci: Aktivitas belajar, hasil belajar, model pembelajaran course review horay.

Penelitian dilatar belakangi oleh kurangnya aktivitas dan rendahnya hasil belajar siswa di dalam pembelajaran fisika di kelas X.B SMA Ferdy Ferry Putra Jambi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika di kelas X, penyebab rendahnya hasil belajar dikarenakan model pembelajaran yang kurang inovatif sehingga pembelajaran yang monoton itu mengakibatkan kurangnya minat siswa pada mata pelajaran fisika dan berdampak pada kurangnya aktivitas belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran sehingga dilakukan upaya dengan menerapkan model pembelajaran course review horay. Model pembelajaran course review horay adalah suatu model yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan untuk berteriak “horee!”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran course review horay pada materi listrik dinamis kelas X di SMA Ferdy Ferry Putra Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan data kuantitatif yang diperoleh melalui ulangan formatif pada setiap akhir siklus.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada tiap siklus. Peningkatan aktivitas terlihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I 59,91% meningkat pada siklus II menjadi 78,92% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 86,21%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 66,67 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 13 orang (43,33%), meningkat pada siklus II menjadi 70,83 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 19 orang (63,33%), kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 76,79 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 26 orang (86,67%).

(3)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika I. PENDAHULUAN

Pendidikan yang mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa dapat menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan menjadi salah satu syarat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing dengan manusia lainnya.

Pembelajaran saat ini seharusnya berpusat kepada siswa (student center) bukan berpusat kepada guru (teacher center). Guru lebih banyak memberikan materi pelajaran melalui metode konvensional. Sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Trianto (2007) Untuk meningkatkan hasil belajar tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, misalkan dengan adanya penataran guru, penyediaan buku paket dan alat-alat laboratorium serta penyempurnaan kurikulum. Berdasarkan hasil evaluasi upaya tersebut ternyata belum berhasil meningkatkan prestasi siswa secara optimal.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting untuk menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut sebagian siswa, fisika merupakan suatu mata pelajaran yang sukar dipahami dan tidak menarik sehingga banyak siswa yang kurang menyukai mata pelajaran fisika. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah sekarang ini adalah masih rendahnya daya serap siswa.

Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih rendah.

Berdasarkan observasi dengan salah seorang guru di SMA Ferdy Ferry Putra Jambi hasil belajar siswa mata pelajaran fisika masih rendah. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Rata-rata nilai ujian semester Ganjil kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Jambi pada mata pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2013/2014

KELAS NILAI RATA-RTA

X.A 76,5

X.B 67

X.C 72,5

X.D 70

Sumber : guru bidang studi fisika kelas X Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran fisika di SMA Ferdy Ferry Putra adalah 70. Dari tabel 1.1 dapat telihat bahwa kelas X.B memiliki nilai rata- rata yang paling rendah yaitu 67, menandakan kelas X.B tidak mencapai KKM.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa rendahnya hasil belajar fisika ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga pembelajaran fisika tidak berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan siswa kurang aktif dan mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang terlihat pada saat diberikan soal siswa kurang bisa mengaplikasikan rumus.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa siswa, diperoleh informasi bahwa salah satu materi yang sulit pada mata pelajaran fisika adalah materi listrik dinamis. Kebanyakan siswa mengatakan sulit untuk memahami dan kebingungan untuk mengaplikasikan rumus yang ada untuk mengerjakan soal listrik. Terlebih karena proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan selalu berpusat terhadap guru dan kurangnya

(4)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika

model pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran yang monoton itu mengakibatkan kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fisika.

Dalam hal ini diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran course review horay.

Menurut Huda (2013) course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan untuk berteriak “horee!” ataupun yel-yel lainnya yang disukai. Model ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, dimana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Model ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul : “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horay Pada Materi Listrik Dinamis Kelas X.B SMA Ferdy Ferry Putra Jambi”.

(5)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Menurut Pidarta (2000) belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa dilaksanakan pada pengetahuan lain serta mampu memberikanya pada orang lain.

Selanjutnya Ahmadi dan Supriyono (2013) belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan- perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yaitu perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan dan lain-lain.

2.2 Pengertian Pembelajaran

Menurut Suprijono (2009) pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, dan perbuatan mempelajari.

Putra (2012) dalam bukunya menyimpulkan definisi pembelajaran bahwa pembelajaran tidak semata-mata menyampaikan materi sesuai dengan target kurikulum, tetapi juga terkait dengan unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi demi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah yaitu antara guru dan siswa maupun teori dengan praktik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara guru dan siswa, serta teori dan praktik, di mana untuk mencapai tujuan pembelajaran harus memperhatikan unsur-unsur yang terkait seperti manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang satu sama lain saling mempengaruhi.

2.3 Teori Belajar Pemrosesan Informasi

Teori belajar pemrosesan informasi menjelaskan pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini melalui proses sebagai berikut:

a. Pentingnya pengetahuan awal b. Register pengindraan

c. Memori jangka pendek d. Memori jangka panjang 2.4 Aktivitas Belajar

Siswa (peserta didik) adalah suatu organisme yang hidup. Dalam diri masing- masing siswa terdapat „prinsip aktif‟ yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri.

Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, di mana siswa belajar sambil bekerja.

Paul D. Dierich (Hamalik, 2010), menyatakan aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

(6)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta manari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

2.5 Hasil belajar

Menurut Wahidmurni dkk (2010) seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut dapat ditunjukkan dari kemampuan berpikir, keterampilan, atau sikapnya terhadap suatu objek.

2.6 Model Pembelajaran

2.6.1 Pengertian model pembelajaran

Menurut Ngalimun (2012) bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan materi atau perangkat pembelajaran termasuk buku, media, tipe, program media komputer dan kurikulum.

2.6.1 Model pembelajaran course review horay

Menurut Huda (2013) course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan untuk berteriak “horee!” ataupun yel-yel lainnya yang disukai. Model ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban benar harus langsung berteriak

“horee!” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Model ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.

Sintak langkah-langkah model course review horay (Huda, 2013) adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab.

(7)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika

c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

d. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru.

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

g. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list (V) dan langsung berteriak “horee!” atau menyanyikan yel-yelnya.

h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak “horee!”.

i. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau yang paling sering memperoleh “horee!”.

Menurut Huda (2013) model course review horay memiliki beberapa kelebihan, antara lain: (1) strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya. (2) metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan. (3) semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan; dan (4) skill kerja sama antar siswa semakin terlatih. Meski demikian, model ini juga memiliki kerugian, misalnya: (1) penyamarataan nilai antara siswa pasif dan aktif: (2) adanya peluang untuk curang: dan (3) beresiko mengganggu suasana belajar kelas lain.

(8)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Arikunto (2012), yaitu:

1) Perencanaan (planning) 2) Pelaksanaan tindakan (acting) 3) Pengamatan (observing) 4) Refleksi (reflecting)

Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Diagram penelitian tindakan kelas

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Menurut Sukidin, Basrowi dan Suranto dalam Taniredja, dkk. (2010) Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X.B semester II SMA Ferdy Ferry Putra Jambi tahun ajaran 2013/2014.

3.1.3 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.B semester II SMA Ferdy Ferry Putra Jambi tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

Perencanaan SIKLUS I

Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS III Pelaksanaan Pengamatan

Refleksi

(9)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika 3.2 Instrumen Penilaian

Data tentang aktivitas belajar siswa diambil melalui lembar observasi dan hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan/kesahihan suatu instrumen. Arikunto (2013) mengatakan bahwa tes dikatakan valid apabila instrumen tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes yang dilihat adalah validitas isi yang tinggi jika bahan tes sesuai dengan yang telah diberikan, sesuai dengan kurikulum dan sesuai dengan pengalaman siswa.

b. Taraf Kesukaran

Menghitung taraf kesukaran tes adalah mengukur berapa besar kesukaran butir- butir soal tes, jika suatu tes memiliki tingkat kesukaran seimbang maka tes tersebut baik.

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya.

Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mampunyai semangat untuk mencoba menjawabnya lagi (Arikunto, 2013).

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan daya pembeda tersebut disebut indeks diskriminasi (D).

d. Reliabilitas

Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa:

1. Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.

2. Data kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setiap akhir siklus pembelajaran.

3.3.2 Cara Pengambilan Data

Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan mengajar guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam

(10)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika

penelitian harus dilakukan uji coba dan dianalisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu.

3.4 Analisis Data 3.4.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang digunakan untuk mengamati penilaian hasil belajar siswa pada masing-masing siklus digunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto (2008) dengan menggunakan persamaan berikut:

n xWt R W

S )

( 1

Keterangan:

S = Skor

R = Jumlah jawaban yang benar W = Jumlah jawaban yang salah Wt = Bobot

n = Jumlah option 3.4.2 Data Kualitatif

Analisis kualitatif untuk data hasil observasi mengenai keaktifan belajar siswa dihitung dengan rumus:

A = x100% N

Na

Keterangan: A = Aktivitas siswa

Na = Jumlah siswa yang aktif N = Jumlah siswa keseluruhan 3.5 Indikator Kerja

Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dan aktivitas siswa yang diamati..

1. Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-80%, dengan batas kriteria ideal minimum 70%. Dalam penelitian ini tindakan yang diberikan dikatakan berhasil, jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran fisika adalah telah mencapai skor 70% atau 7,0.

Dengan kata lain, suatu kelas dikatakan telah berhasil jika 80% siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)  70 % atau dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.

2. Aktivitas belajar siswa yang diamati dikatakan berhasil apabila kategori telah mencapai aktif atau aktif sekali yaitu ≥ 61%.

(11)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rincian mengenai peningkatan aktivitas siswa yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran course review horay dapat dilihat pada tabel 4.11:

Tabel 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Tiap Siklus Siklus Rata-rata % aktivitas belajar siswa

I 59,91%

II 59,91 %

III 86,21 %

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran course review horay dapat meningkatkan aktivitas siswa. Adapun rincian mengenai penigkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif melalui penerapan model pembelajaran course review horay dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

No Variabel Yang Diamati Jumlah

Siklus I Siklus II Siklus III 1.

2.

3.

Nilai rata-rata

Banyaknya siswa yang telah berhasil dalam belajar

Banyaknya siswa yang belum berhasil

66,67 13 orang 17 orang

70,83 19 orang 11 orang

76,79 26 orang

4 orang

Dari tabel di atas dapat terlihat adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran course review horay pada pokok bahasan listrik dinamis dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif.

(12)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada siklus I aktivitas siswa dalam merespon pertanyaan dari guru, bertanya, berdiskusi, dan merangkum hasil belajar masih pada kategori kurang aktif. Hal ini diperbaiki pada siklus II aktivitas siswa dalam merespon pertanyaan dari guru, bertanya dan merangkum hasil belajar meningkat pada kategori cukup aktif dan aktivitas siswa dalam berdiskusi meningkat menjadi aktif. Selanjutnya diperbaiki pada siklus III aktivitas siswa dalam merespon pertanyan dari guru, bertanya, dan merangkum hasil belajar meningkat menjadi aktif dan aktivitas siswa dalam berdiskusi meningkat menjadi sangat aktif. Rata-rata % aktivitas siswa pada siklus I adalah 59,91%, meningkat pada siklus II menjadi 78,92% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 86,21%. Hal ini menandakan aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran course review horay pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X.B SMA Ferdy Ferry Putra Jambi.

2. Hasil belajar yang didapat oleh siswa pada setiap siklusnya, yaitu : 66,67 pada siklus I, 70,83 pada siklus II dan 76,79 pada siklus III. Hal ini menandakan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran course review horay pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Jambi.

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada guru fisika supaya dapat menggunakan model pembelajaran course review horay untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, terutama pada pokok bahasan listrik dinamis.

2. Diharapkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran course review horay dapat dilakukan pada pokok bahasan yang lain.

(13)

Esti Nurma Linda : S1 Pendidikan Fisika

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi dan Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto. S. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

. S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Putra, S.R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Taniredja, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kostruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta : Nuha Litera.

Gambar

Tabel 1.1 Rata-rata nilai ujian semester Ganjil kelas X SMA Ferdy Ferry  Putra Jambi pada mata pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2013/2014
Gambar 3.1 Diagram penelitian tindakan kelas
Tabel 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Tiap Siklus  Siklus  Rata-rata % aktivitas belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pembelajaran dengan metode course review horay terhadap hasil belajar siswa

pembelajaran course review horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada. pelajaran IPA materi energi dan penggunaannya di kelas IV B SD

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran Course Review Horay

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar matematika. Penelitian ini

Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian tindakan kelas ini, dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay siswa menjadi lebih aktif

Karena model pembelajaran course review horay ini dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik; (2) Penggunaan model pembelajaran course review

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay

Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Course Review Horay 1 Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran