• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

xviii

LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR

(2)

xix

(3)

xx

(4)

xxi

(5)

xxii

LAMPIRAN B: TRANSKRIP WAWANCARA 1

WAWANCARA DENGAN PENGAWAS PERKEMBANGAN POPULASI ELANG BONDOL

N: Nuzul Dellaneira Arief (Penulis) D: Dede Dicky (Narasumber)

D: Pertanyaannya sesuai dengan di whatsapp ya mba?

N: Iya pak.

D: Jadi, satwa yang langka itu dilindungi oleh Undang-undang nomor lima tahun satu sembilan sembilan puluh. Jadinya setiap orang tidak bisa meng- memanfafatkan atau me- memelihara tanpa izin yang berwenang. Nah jadi, usaha- usaha yang dilakukan kami salah satunya yaitu sanctuary elang bondol di Pulau Kotok. Itu bentuk kerja sama, ada perjanjian kerja samanya antara BKSDA Jakarta, kemudian ini, Balai Taman Kepulauan Seribu sama JAAN. Nah di Pulau Kotok itu ada sekitar, terakhir tahun 2019 itu 27 ekor elang. Elang bondolnya ada sekitar 16 sampai 18 ekor. Nah elang itu rata-rata hasil dari sitaan, kemudian serahan masyarakat, karena statusnya elang bondol yang dilindungi. Daripada dipenjara, maka serahkan elang bondolnya ke BKSDA, tidak melalui proses hukum makanya sifatnya sukarela. Kemudian, apalagi pertanyaannya? Sebentar, saya baca dulu pertanyaan kamu. Nah, kalo elang bondol itu sebenarnya tidak endemik, karena sebarannya luas, Asia Tenggara pun juga. Kalau endemik itu hewan yang cuma ada di satu tempat, tidak ada di pulau lain.

N: Hmm.

(6)

xxiii

D: Elang bondol dalam ekosistem itu predator puncak.

N: Predator puncak itu yang di rantai makanan…

D: Iya betul, yang posisinya di paling atas. Nah elang bondol ini masih bisa dijumpai di Indonesia, kalau untuk di Jakarta yang bisa ditemukan itu di Kepulauan Seribu. Nah di Kepulauan Seribu, di Taman Nasional, masih bisa dijumpai. Di Pulau Kotok ada dua elang bondol liar di tahun 2015, hasil dari sactuary. Kalau sekarang ada sekitar delapan elang bondol yang sudah berhasil

diliarkan.

D: Saya baca lagi pertanyaan kamu.

N: Baik pak.

D: Ya, elang bondol memang dijadikan maskot Jakarta, tapi kebetulan saya tidak mengetahui latar belakangnya, kenapa jadi maskot gitu.

N: Aaah iya pak

D: Nanti kamu cari di artikel aja.

N: Iya pak.

D: Nah, ini untuk perburuan elang bondol, memang masih cukup banyak lah, masih banyak yang kita bisa jumpai. Rata-rata elang bondol diburu untuk dijual dan dipelihara karena kesenangan. Kemudian juga ada, anggapanya itu seperti mistis, dia membawa aura positif lah sama yang memeliharanya itu.

N: Jadi yang berburu tuh bukan pemeliharanya itu ya?

D: Bukan, kan orang-orang Jakarta tuh beli elang bondol dari daerah-daerah, dari orang daerah. Karena kan di Jakarta habitatnya cuma di Pulau Seribu nih, yang itupun masih diproteksi.

(7)

xxiv

N: Terus biasanya yang penjualnya tuh dari daerah mana pak?

D: Saya tidak terlibat langsung sama penegak hukumnya, namun sebenarnya mereka tidak mau menyebut langsung mereka dari daerah mana, tapi biasanya dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah. Biasanya penjual itu memiliki relasi dengan pembeli.

D: Kemudian untuk yang di Pulau Kotok, nah Pulau Kotok itu tidak berpenghuni dek. Jadi bukan pulau berpenduduk. Wilayah sekitarnya ya cukup bagus, bersih.

D: Kemudian, penting karena keberadaan elang bondol, karena statusnya dilindungi, ya berarti perkembangbiakannya tidak secepat aves lain, jadinya wajib untuk diberikan pemahaman yang baik untuk masyarakat. Kalau mereka tidak memahami terhadap penegakan hukum elang bondol, ya mereka akan kena konsekuensi, ditindak pidana.

N: Sudah ada gerakan kegiatan sosial untuk melestarikan elang bondol belum pak selama ini?

D: Biasanya ada sosialisasi pada masyarakat, penyuluhan agar tidak memiliki satwa yang dilindungi, salah satunya elang bondol. Nah, mereka yang menyerahkan ke kami, lalu kami selamatkan di pusat penyelamatan satwa Tegal Alur, direhab dulu baru direlease ke alam. Atau kita masukkan ke Pulau Kotok, kita rehab disana, kalau elang bondolnya sudah bisa kembali sifat alaminya, maka dia sudah siap direlease. Tapi kalau elang bondolnya cacat, sayapnya patah, kakinya patah, dia sudah tidak bisa diliarkan kembali, dan dimasukkan ke kandang sanctuary.

(8)

xxv

N: Oiya terus kata bapak perkembangan elang bondol itu lambat, jadi kelahiran pertahunnya gimana pak?

D: Cuma satu kali aja, itupun hanya melahirkan dua ekor setiap tahunnya, tidak banyak kayak yang lain.

D: Pertanyaan selanjutnya…

D: Untuk meningkatkan kepedulian ditujukan ke… Masyarakat Jakarta lah, yang seharusnya jadi objeknya. Karena kan yang memelihara rata-rata dari daerah Jakarta dan tanpa perizinan. Jadi kalau mau kampanye ya fokuskan ke Jakarta.

Dan rata-rata, yang memelihara itu memasukkan elang bondolnya ke kandang, atau ikat kakinya pakai rantai, ditenggerkan begitu saja. Jadinya susah..

N: Susah untuk diliarkan lagi ya pak?

D: Nah iya, susah untuk diliarkan lagi. Untuk proses meliarkannya pun lama.

N: Saya lihat di youtube banyak yang memelihara elang bondol, ditraining jadi bila dilepas, elang bondolnya bisa datang lagi..

D: Ya itu untuk kesenangan gitu kan?

N: Hmm..

D: Nah kebetulan kan ada penegakkan hukumnya, kalau ketahuan ya diproses.

Ataupun bila ada laporan dari masyarakat bahwa ada kegiatan itu, akan diproses.

N: Jadi itu ilegal dong?

D: Ya kalau tanpa izin berarti ilegal. Kalau untuk peragaan, biasanya itu dari lembaga konservasi yang berizin.

N: Oh..

(9)

xxvi

D: Kalau di Pulau Kotok itu, jadi satwa yang datang kesana tuh harus benar-benar sehat. Jadi sebelum kesana misalkan masyarakat menyerahkan ke kami ke PPS Tegal Alur. Di cek darahnya dulu, dicek bila ada virus dan penyakit yang menular. Setelah hasilnyakeluar dan dinyatakan sehat, baru masuk ke Pulau Kotok. Di Pulau Kotok tuh tidak langsung digabungin, tidak. Dimasukkan ke ruang karantina dulu, diobservasi dulu. Setelah diobservasi, baru dimasukkan ke kandang habituasi. Prosesnya cukup panjang, bisa satu tahun setiap ekornya.

N: Oiya pak, itu lokasinya di daerah Pulau Kotok semua ya pak?

D: Nah Pulau Kotok bagian timur, sekitar empat hektar, ada sekitar sembilan atau sepuluh kandang. Disitu ada elang bondol, elang laut, elang ikan kepala kelabu juga ada.

N: Berarti semuanya itu dilindungi ya pak?

D: Nah iya, dilindungi. Itu dari serahan masyarakat, hasil penegakkan hukum, hasil penyitaan. Kalau mau kesana bisa dari Ancol naik predator, langsung ke Pulau Kotok, minimal dua orang kalau ga salah, 400 sampai 500 lah kira-kira.

N: Berarti saya butuh surat izin dulu ya untuk kesana?

D: Iya, serahkan saja suratnya ke kami, nanti saya teruskan ke teman saya dari JAAN, kalau kamu memang mau kesana, mau lihat. Kalau foto-fotonya sih ada, kalau kamu mau lihat dari foto saja. Saya kebetulan untuk pengecekkan, untuk memeriksa sarana dan prasarananya, kalau ada serahan ya berarti kami yang serahkan ke Pulau Kotok.

N: Boleh sih, saya sebenarnya juga ada rencana kesana untuk observasi.

D: Nah, disana nanti ada pengelola yang mengawasi.

(10)

xxvii

D: Oiya produk akhir kampanye kamu jadinya seperti apa?

N: Visual kampanye pak, bisa dalam bentuk cetak atau digital, tapi saya belum sampai perencanaan medianya pak, sekarang masih di tahap pencarian data terlebih dahulu.

D: Oh..

N: Saya mau bertanya lagi pak, yang memelihara elang bondol tuh biasanya dari keluarga berada kah? Atau bagaimana pak?

D: Kalau di Jakarta itu sangat beragam, mulai dari ekonomi lemah sampai ekonomi tinggi pun ada yang memelihara. Karena biaya pakannya juga lumayan kan, agak mahal.

N: Memangnya elang bondol dijual biasanya dengan harga berapa ya pak?

D: Kalau untuk harga sih saya kurang yakin, tapi kira-kira dua juta setengahan.

N: Mahal ya pak berarti?

D: Iya. Tapi itu harga pasar aja, karena bukan saya pedagangnya.

D: Oiya, jadi intinya untuk yang memelihara elang bondol, segera serahkan saja ke pihak kami, secara sukarela.

N: Iya pak.

D: Apa lagi?

N: Lalu cara pemburu berburunay tuh bagaimana ya pak?

D: Ditembak.

N: Ditembak?

D: iya, ditembak sayapnya, tapi tidak sampai mati. Saya lihat sayap elang bondol tuh luka-luka, bahkan ada yang patah karena ditembak. Jadi elang bondol yang

(11)

xxviii

luka sudah tidak bisa direlease ke alam lagi, sayapnya sudah pada patah, tidak bisa terbang.

N: Berarti tetap ditaruh di sactuary?

D: Tetap. Dan selalu dimonitor oleh petugasnya. Karena mau dilepas lagi ke alam pun tidak bisa. Kalau yang kondisi normal, sudah bisa direlease ke alam setelah satu tahun, sampai sifat alaminya sudah kembali.

D: Kamu sudah lihat elang bondol langsung?

N: Belum pak, rencananya saya mau observasi langsung.

D: Nah iya, kalau kamu mau lihat bentuk elang bondol seperti apa, dan kandang konservasinya, datang saja ke Pulau Kotok. Karena kan konservasi elang bondol satu-satunya di Pulau Kotok itu.

N: Kalau saya ke Pulau Kotok, penginapannya bagaimana pak?

D: Pulang pergi saja. Misalnya berangkat dari Jakarta jam delapan pagi, nanti jam tiga dijemput lagi sama mereka.

N: Berarti tidak perlu menginap ya pak?

D: Jangan lah, bahaya, karena disana hutan sih, bukan seperti pulau seribu lainnya yang bagus-bagus itu.

N: Jadi bukan tempat wisata ya?

D: Sebenarnya dulu ada cottage, mungkin sekarang sudah tidak laku, makanya sekarang sudah tidak ada penduduk tetap disana, cuma petugas konservasi saja.

Jadi kamu satu hari saja cukup untuk observasi disana.

D: Oke kalau begitu, mohon maaf bila ada yang kurang, ada yang salah.

(12)

xxix

N: Tidak pak… justru bapak sangat membantu saya, karena saya cari di internet belum cukup informasinya

D: Iya, lebih enak wawancara seperti ini dan lihat langsung ke konservasi. Jadi ini salah satu aksi kita melindungi elang bondol. Jangan memelihara, jangan mengikatnya, nanti sifat alaminya hilang lalu tidak bisa survive di alam.

N: Iya betul pak… Pokoknya terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya dengan saya. Sukses terus pak Dicky.

D: Iya terima kasih.. Sukses juga ya.

(13)

xxx

LAMPIRAN C: TRANSKRIP WAWANCARA 2

WAWANCARA DENGAN PENGAWAS PERKEMBANGAN POPULASI ELANG BONDOL (online melalui chat).

N: Nuzul Dellaneira Arief (Penulis) D: Dede Dicky (Narasumber)

N: Assalamualaikum pak Dicky, selamat siang.. Saya Nuzul Dellaneira Arief yang pada bulan Februari kemarin wawancara dengan bapak mengenai elang bondol di kantor BKSDA Jakarta. Bila pak Dicky tidak keberatan, saya ingin mewawancarai bapak lagi sedikit saja melalui whatsapp, karena kondisi saat ini yang tidak memungkinkan saya ke kantor BKSDA. Maaf mengganggu pak Dicky, terima kasih banyak.

D: Waalaikum salam. Kirimkan saja daftar pertanyaannya.

N: Baik pak. Dibawah in berupa lampiran pertanyaan yang saya tujukan.

(14)

xxxi

1. berdasarkan wawancara saya dengan bapak kemarin, penyerahan elang bondol oleh masyarakat itu bersifat sukarela. Lalu bagaimana tahap atau cara mereka menyerahkan elang bondolnya agar elang mereka dapat masuk ke kandang konservasi di pulau Kotok?

2. Dan setelah elang bondolnya diterima, apakah langsung dimasukkan ke kandang sanctuary?

3. Lalu nama orang-orang yang menyerahkan elang bondolnya itu disamarkan atau boleh dipublikasi?

4. Ada berapa jumlah elang bondol yang hasil serahan dari masyarakat? apakah ada peningkatan jumlahnya dari tahun lalu?

5. Apakah ada kebutuhan tambahan pada fasilitas konservasi elang bondol di pulau Kotok untuk lebih melancarkan program melepas liarkan elang bondol ini?

Bila iya, apa itu?

6. Kira-kira apakah perlu ada donasi dari masyarakat untuk persoalan di nomor 5?

Untuk saat ini pertanyaannya seperti itu pak.

D: Sip. Bsk saya jawab ya.

N: Baik pak, saya tunggu. Terima kasih banyak pak Dicky.

D: Sip. Sma2.

D: /melampirkan jawaban dengan format file docs/.

D: Silakan dicermati, jika ada yg tak paham di tanyakan saja. Terutama untuk alur penyelamatan satwa di Pulau Kotok.

N: Baik terima kasih pak Dicky, saya cermati terlebih dahulu.

D: Ok.

(15)

xxxii

N: Pak ada yang mau saya tanyakan, di tahap awal masyarakat menyerahkan elang bondol itu, setelah masyarakat menghubungi BKSDA jakarta dan laporan dari masyarakat diterima, berarti pada hari itu juga bisa langsung datang ke BKSDA dengan membawa satwanya ya pak? Atau perlu menunggu beberapa hari setelah laporan diterima?

D: Iya, benar, jika mau menyerahkan pada hari itu juga bisa datang ke BKSDA Jakarta, jika masyarakat tidak punya kendaraan untuk menyerahkan nanti akan dijemput oleh tim BKSDA Jakarta untuk diambil. Jika laporan masuk diatas jam 16.00, evakuasi ditindaklanjuti pada hari berikutnya.

N: Baik pak, terus pertanyaan untuk nomor 3, misalnya saya menyerahkan elang bondol, terus nama saya bakal dipublikasikan ke media sosial ya pak?

D: Jika mba tidak keberatan didalam caption akan ditulisakan serahan satwa dari masyarakat a/n… Tapi jika tidak berkenan dituliskan serahan dari masyarakat aja.

N: Sip pak, untuk sementara ini pertanyaan saya itu saja. Terima kasih banyak pak Dicky sudah menjabarkan jawaban-jawaban wawancara saya secara amat rinci. Sukses terus pak Dicky.

D: Aamiin. Sama2, jika ada yg perlu ditanyakan silakan wa saja.

N: Baik pak, terima kasih lagi pak.

(16)

xxxiii

LAMPIRAN D: TRANSKRIP WAWANCARA 3

WAWANCARA DENGAN PENJUAL BURUNG N: Nuzul Dellaneira Arief (Penulis)

H: Huda (Narasumber)

N: Jadi kan disini banyak yang membeli burung, terus biasanya yang beli siapa pak?

H: Orang biasa sih. Laki-laki.

N: Biasanya anak-anak atau dewasa pak?

H: Kebanyakan dewasa sih, umur 20an.

N: Kalau bapak tahu, mereka beli burung untuk apa?

H: Untuk dipelihara, hobi burung. Mereka juga suka mendengar suaranya di rumah.

N: Terus mereka biasanya membeli burung untuk apa sih selain untuk dipelihara?

Motivasinya apa?

H: Untuk meramaikan rumah, supaya ada suaranya.

N: Masnya menjual burung dari kapan mas?

H: Dari tahun 2013 sih mba.

N: Lama ya mas.

H: Iya.

N: Biasanya yang membeli burung itu orang mana pak?

H: Biasanya sih yang tinggal di Jakarta. Mungkin yang tinggal di Jakarta karena rantau, atau memang asli orang Jakarta.

(17)

xxxiv

(18)

xxxv

LAMPIRAN E: TRANSKRIP WAWANCARA 4

WAWANCARA DENGAN TARGET AUDIENS (online melalui chat).

N: Nuzul Dellaneira Arief (Penulis) R: Roby (Narasumber)

N: Selamat siang maaf mengganggu, ini dengan pak Roby? Saya mendapatkan kontak bapak dari page facebook jual beli burung, apakah bapak berkenan untuk saya wawancarai sebentar untuk kepentingan tugas akhir atau skripsi saya? terima kasih banyak pak Roby.

R: Iya boleh.

N: Terima kasih mas. Wawancara ini hanya untuk kelengkapan data dan untuk bukti wawancara di laporan saya saja kok. Chat ini tidak dipublikasikan untuk umum atau dikomersilkan, bila nama masnya mau disamarkan juga tidak masalah.

R: Iya tidak apa-apa, tidak usah di samarkan juga tidak apa.

N: Oke deh mas, kalau boleh tau masnya umur berapa dan sudah berapa lama memelihara burung?

(19)

xxxvi

R: Saya barumur 23, dan sudah 7 tahunan saya hobi di kicau.

N: Oke, biasanya mas roby sering ke pasar burung tidak? Dan biasanya ke pasar burung yang mana?

R: Saya kalo ke pasar burung jarang, palingan saya kalo mau beli burung ke perternak.

N: Baiklah mas.

R: Saya bicara sama wanita apa pria ini?

N: Oiya maaf saya lupa perkenalan. Saya Della, mahasiswi jurusan DKV di UMN, angkatan tahun 2016. Jadi sekarang saya sedang merancang tugas akhir mas, merancang kampanye sosial untuk mengingatkan masyarakat agar tidak memelihara elang bondol, cukup fokus ke burung-burung yang legal saja.

R: Oke ka.

N: Oke baik mas, terus biasanya kalau sehari-hari pakai kendaraan pribadi atau sering pakai kendaraan umum juga?

R: Pakai kendaraan pribadi ka.

N: Kalau KRL gitu sering atau tidak mas?

R: Oh tidak ka, saya kerja saja pakai kendaraan pribadi.

N: Oke mas, biasanya masnya sering pakai sosial media apa?

R: Fb ig ka.

N: Maaf baru bales mas. Kalau cari info2 mengenai burung lebih sering ke instagram atau facebook mas?

R: Lebih banyak ke facebook ka, disana lebih lengkap.

(20)

xxxvii

N: Wah sip mas, sepertinya sudah cukup. Terimakasih banyak ya mas buat waktunya.

R: Oh iya mba sama2 ka, kalo masih kurang sama pertanyaanya, silakan hubungi saya lagi.

N: Sip mas, pokoknya makasih banyak, nanti saya akan hubungi mas lagi bila datanya kurang.

R: Ok siap ka.

(21)

xxxviii

LAMPIRAN F: TRANSKRIP WAWANCARA 5

WAWANCARA DENGAN TARGET AUDIENS 2 (online melalui chat).

N: Nuzul Dellaneira Arief (Penulis) R: Riski (Narasumber)

N: Selamat malam pak Riski. Maaf mengganggu. saya Nuzul Dellaneira Arief, mahasiswi semester 8 jurusan DKV di UMN. Saat ini saya sedang merancang tugas akhir sebagai syarat kelulusan saya tahun ini. Topik tugas akhir yang saya angkat yaitu Perancangan Kampanye Sosial untuk Tidak Memelihara Elang Bondol, dan target audiens kampanye sosial ini yaitu untuk para pemelihara burung kicau di Jakarta. Di perancangan kampanye untuk tugas akhir ini, saat ini saya fokus pada perencanaan media-media apa yang cocok digunakan untuk kampanye sosial ini (contoh: poster, video iklan, dll). Saya menemukan kontak bapak Riski melalui facebook pada grup "PECINTA BURUNG KICAU

JABIDETABEK". Pada kesempatan kali ini, apakah bapak berkenan untuk saya wawancarai sebagai target audiens kampanye saya? Berhubung saat ini

(22)

xxxix

kondisinya sedang tidak memungkinkan untuk mengunjungi bapak secara langung, wawancara singkat akan dilakukan melalui whatsapp disini. Terima kasih atas waktunya pak.

R: Iya siap.

N: Baik pak saya mulai saja ya, bismillah. Bapak saat ini umur berapa dan sudah berapa lama memelihara burung di rumah?

R: Umur saya 25 tahun. 6 tahun saya sudah memelihara burung.

N: Baik pak, terus biasanya beli dimana kalau beli burung?

R: Di pasar burung pramuka, di pasar burung kebayoran lama dan di tempat- tempat lain.

N: Oke pak. Terus pak Riski kalau beli makan burung atau beli burungnya biasa naik transportasi umum atau transportasi pribadi?

R: Pakai kendaran pribadi. Manggil Riski saja, saya masih muda kok. 25 tahun.

N: Oiya oke deh mas Riski saja ya panggilnya.

R: Iya.

N: Terus mas Riski biasa pakai sosial media apa kalo mau cari tahu atau jual beli burun-burung gitu mas?

R: Saya pake sosial media facebook.

N: Apakah facebook saja atau ada sosial media lain?

R: Ada juga kok yang lain, Instagram dan Whatsapp.

N: Oke baik mas. Terus transportasi apa yang biasa mas pakai sehari-hari? Dan apakah masnya juga menggunakan transportasi umum? Bila iya biasanya naik apa mas?

(23)

xl

R: Saya biasa kirim pakai motor. Bila saya sibuk saya pake gojek buat pengiriman.

N: Baiklah mas. Kalau KRL atau MRT biasanya mas Riski sering naik yang seperti itu tidak?

R: Oh tidak.

N: Oke sip mas Riski, sepertinya informasi yang saya dapatkan sudah cukup.

Terima kasih banyak mas Riski sudah meluangkan waktunya untuk saya wawancarai.

R: Iya sama-sama kak Nuzul.

(24)

xli

LAMPIRAN G: BUKTI TRANSAKSI SHUTTERSTOCK DAN

ISTOCK

(25)

xlii

(26)

xliii

Referensi

Dokumen terkait

Narasumber : Oke, efektifnya kalau dikategorikan untuk kebugaran dan kesehatan ya, WHO sendiri itu menyarankan kita untuk melakukan latihan itu 1 hari 30 menit, jadi

J : Dikatakan kompetitor sebenarnya dari dulu kita tidak akan mengatakan kompetitor ya, mungkin akan dikatakan rekannya kita, karena apabila dikatakan kompetitor maka

Yolla: Nah sebenernya BYB itu baru ada di regional Tangerang atau di 5 regional Kota di Indonesia, baru ada tahun 2018, nah harusnya per-Kota itu ini semacam event yang

Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari gejala infeksi

Tujuan antar muka pemakai adalah agar sistem komputer dapat digunakan untuk menunjuk pada kemampuan yang dimiliki oleh piranti lunak atau program aplikasi yang mudah dioperasikan

Dalam tugas akhir ini dibuat sebuah sistem perencanaan gerakan berjalan robot yang merupakan bagian dari sebuah sistem berjalan robot yang mencakup 2 bagian yaitu

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rusdianto R, Ir., M.Sc , Ph.D, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah banyak memberikan

Korelasi CAPE dengan curah hujan GSMaP lebih besar karena curah hujan GSMaP merupakan estimasi curah hujan didapatkan dari penurunan nilai berdasarkan hasil pengamatan