7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian Dalil (2020) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus terhadap pengalokasian anggaran belanja modal pada kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2013-2018 menemukan bahwa PAD, DAU, DAK secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Modal di Provinsi Jawa Timur tahun 2013-2018 secara terpisah (parsial) PAD, DAU, DAK berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal. Besarnya pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal di Provinsi Jawa Timur tahun 2013-2018 sebesar 90,2918% sisanya sebesar 9,028% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Pada penelitian Dalil (2020) menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatory yaitu menjelaskan variabel bebas terhadap variabel terikat serta pengaruh antara dua variabel atau lebih terhadap variabel terikat melalui pengujian. Penelitian ini menggunakan Teknik analisis data berupa Teknik analisis regresi data panel melalui program Eviews 9.
Penelitian Widiasmara (2019) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi khusus, dana alokasi umum, total asset dan luas wilayah, terhadap belanja modal dengan pertumbuan eonomi sebagai variabel moderating menemukan bahwa dana alokasi khusus, dan total aset berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Sedangkan pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan luas daerah tidak memiliki pengaruh terhadap belanja modal. Teknik analisis yang di gunakan pada penelitian ini adalah Teknik analisis moderating regression analysi Teknik tersebut merupakan Teknik regresi linier berganda dengan model quasi moderating dengan basis
8 interaksi yaitu menggunakan dua variabel independent, satu variabel moderasi dan satu variabel dependen.
Penelitian Eksandy (2019) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus terhadap belanja modal pada pemerintah Provinsi Banten periode 2011-2015 menemukan bahwa pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus secara Bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap belanja modal. Secara terpisah (parsial) pendapatan asli daerah dan dana alokasi khusus berpengaruh negatif terhadap belanja modal karena pemerintah kurang maksimal dalam menggali pendapatan yang ada pada daerah dan pada dana alokasi khusus tidak memerlukan dana yang begitu besar untuk alokasi belanja modal, sedangkan dana alokasi umum berpengaruh positif terhadap belanja modal.Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Belanja Modal. Pada penelitian Eksandy (2019) menggunakan metode penelitian sampling jenuh yang menggunakan seluruh populasi atau sampel dalam penelitian.
Teknik analisis yang di gunakan adalah Teknik analisis regresi data panel dengan menggunakan Eviews 9.0.
Penelitian Jayanti (2020) dengan penelitian pengaruh pendapan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus terhadap belanja modal di kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah periode 2016-2018 menemukan bahwa pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum memeliki pengaruh terhadap belanja modal, sedangkan dana alokasi khusus tidak memiliki pengaruh terhadap belanja modal karena dana alokasi khusus di gunakan untuk pembiayaan belanja pegawai.
Pada penelitian Jayanti (2020) menggunakan metode penelitian sampling jenuh dalam menentukan populasi dan sampel yang mana seluruh populasi atau sampel di gunakan pada penelitian ini.
Teknik analisis yang di gunakan pada penelitian ini adalah Teknik analisis regresi berganda.
9 Penelitian Lestari (2017) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli daerah dan dana perimbangan terhadap pengalokasian anggaran belanja modal menenemukan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi anggaran belanja modal dan dana perimbangan berpengaruh positif signifikan terhadap alokasi anggaran belanja modal. Teknik dalam pengambilan sampel pada penelitian Lestari (2017) adalah Teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah di tentukan oleh peneliti. Teknik analisis data yang di gunakan adalah Teknik analisis regresi berganda.
Penelitian Sianturi (2018) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus terhadap pengalokasian anggaran belanja modal. Penelitian yang digunakan berada pada Provinsi Banten pada tahun 2012-2016. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara bersamaan (simultan) pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus berpengaruh terhadap anggaran belanja modal. Secara teripisah (parsial) pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum berpengaruh positif signifikan terhadap anggaran belanja modal, sedangkan dana alokasi khusus berpengaruh negatif terhadap anggaran belanja modal karena dana yang di terima pada dana alokasi khusus relatif kecil maka tidak memili pengaruh pada anggaran belanja modal. Penelitian Sianturi (2018) menggunakan Teknik sampling jenuh dalam pengambilan sampel yaitu setiap populasi atau sampel di gunakan dalam penelitian. Teknik analisis data yang di gunakan adalah Teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 16.
Penelitian Rachim (2019) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli darah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus terhadap belanja modal pada pemerintah provinsi di Indonesia tahun periode 2015-2017 menemukan secara bersamaan (simultan) pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus memiliki pengaruh terhadap belanja modal. Secara terpisah
10 (parsial) pendapatan asli daerah dam dana alokasi umum memiliki pengaruh positif terhadap belanja modal, sedangkan dana alokasi khusus memiliki pengaruh negatif terhadap belanja modal hal ini disebabkan karena dana yang di terima sangat kecil maka peningkatan belanja modal berpengaruh karena dana alokasi khusus akan tetapi karena relative rendah maka dana alokasi khusus bukan penentu meningkatnya pengalokasian belanja modal. Teknik dalam pengambilan sampel yang di gunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu dengan teknik Sampling yang berdasarkan pada pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya melalui penetapan kriteria-kriteria yang dianggap mewakili populasi Pemerintah Provinsi di Indonesia diantaranya ada 28 Provinsi yang ada di Indonesia. Teknik analisis data yang di gunakan adalah Teknik analisis regresi linier berganda.
Penelitian Widiasih (2017) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana bagi hasil pada belanja modal kabupaten/kota di Provinsi Bali menemukan bahwa pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum berpengaruh positif terhadap belanja modal, sedangkan dana bagi hasil berpengaruh negatif pada belanja modal. Teknik pengambilan sampel yang di gunakan pada penelitian ini adalah Teknik sampling jenuh yaitu seluruh anggota populasi di gunakan pada penelitian. Teknik analisis data yang di gunakan adalah Teknik analisis regresi linier berganda.
Penelitian Vanesha (2019) dengan penelitian pengaruh pendapan asli daerah, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus terhadap belanja modal pada kabupaten/kota di Provinsi Jambi menemukan bahwa secara simultan pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Secara terpisah (parsial) dana alokasi umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja modal, berbeda dengan pendapatan asli daerah dan dana alokasi khusus yang memiliki pengaruh negatif terhadap belanja modal karena
11 sedikitnya kontribusi yang di berikan pendapatan asli daerah untuk belanja modal serta sedikitnya kontribusi yang di berikan dana alokasi khusus terhadap belanja daerah. Data yang di gunakan pada penelitian ini adalah data panel pada tahun 2011-2017. Teknik yang di gunakan pada penelitian adalah model regresi data panel metode random effect.
Penelitian Fradini (2020) dengan penelitian pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus terhadap belanja modal studi kasus kota/kabupaten jawa timur tahun 2018 menemukkan bahwa pendapatan asli daerah dan dana alokasi khusus berpengaruh positif terhadap belanja modal, tetapi dana alokasi umum tidak memiliki pengaruh dan negatif terhadap belanja modal karena setiap daerah mendapatkan dana berupa dana alokasi umum yang relatif rendah maka pengalokasian pada belanja modal juga rendah. Teknik pengambil sampel yang di gunakkan menggunakan Teknik sampling jenuh yaitu seluruh populasi di gunakan pada penelitian. Teknik analisis data yang di gunakan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan Eviews 9.
B. Kajian Pustaka
1. Otonomi Daerah
Indonesia telah menerapkan Otonomi Daerah pada Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999 dan saat ini telah dirubah atau direvisi menjadi Undang-Undang nomor 23 tahun 2014. Undang- Undang ini terbit dikarenakan setiap daerah memiliki permasalahan dan peraturan tersendiri guna mempermudah pemerintah daerah untuk meningkatkan potensi yang ada pada daerahnya.
menurut UU nomor 23 tahun 2014 Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah otonom,
12 selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan penelitian Lestari (2017) Dalam menjalankan otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut untuk menjalankan roda pemerintahan secara efisien dan efektif, mampu mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan, serta meningkatkan pemerataan dan keadilan dengan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh masing- masing daerah.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Sebelum pemerintah daerah melakukan kegiatan maka pemerintah daerah harus membuat rencana agar tersusun dan terstuktur dengan baik sehingga kegiatan yang di lakukan tiap daerah dapat direalisasikan. Perencanaan yang digunakan oleh pemerintah adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah ( UU nomor 23 tahun 2014).
3. Belanja Modal
Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga akan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Dalam hal tersebut masuk ke dalam pembukuan akuntansi dengan kata lain belanja modal akan mempengaruhi posisi keuangan. Peningkatan alokasi belanja modal dalam bentuk aset tetap seperti infrastruktur, peralatan dan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan produktivitas
13 perekonomian karena semakin tinggi belanja modal semakin tinggi pula produktivitas perekonomian menurut penelitian Haryanto (2013).
Belanja modal juga merupakan rencana yang digunakan oleh pemerintah secara matang dengan menggunakan bentuk dan angka yang diperlukan selama satu periode. Dengan adanya APBD maka pemerintah dapat merealisasikan rencana dan memperkirakan rencana tahun berikutnya dengan menggunakan perbandingan pada tahun sebelumnya.
4. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 23 Tahun 2014). PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. PAD terdiri dari :
1. Pajak Daerah
Sumber pertama dari PAD adalah pajak daerah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak ini akan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pajak daerah antara lain ialah pajak hotel, pajak restaurant dan rumah makan, pajak hiburan, dll
2. Retribusi Daerah
14 Sumber kedua untuk PAD berasal dari retribusi daerah. Retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).
Terdapat beberapa kelompok retribusi yang bisa dimanfaatkan pemerintah agar bisa dimasukkan ke dalam kas daerah. Antara lain ialah restribusi jasa umum, restribusi jasa usaha, restribusi perizinan tertentu
3. Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
Selanjutnya pada sumber PAD ada pengelolaan kekayaan yang dipisahkan. Kekayaan negara yang dipisahkan adalah komponen kekayaan negara yang pengelolaannya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah. Pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan ini merupakan sub-bidang keuangan negara yang khusus ada pada negara-negara non-publik.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan bagian dari PAD daerah tersebut, yang antara lain bersumber dari bagian laba dari perusahaan daerah, bagian laba dari lembaga keuangan bank, bagian laba atas penyertaan modal kepada badan usaha lainnya.
4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
Terakhir ada lain-lain PAD yang sah. Sumber ini dapat digunakan untuk membiayai belanja daerah dengan cara-cara yang wajar. Adapun menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lain-lain PAD yang sah meliputi:
15
• Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
• Jasa giro
• Pendapatan bunga
• Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan
• Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
5. Dana Alokasi Umum
Dana alokasi umum menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2014 adalah Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Berdasarkan hasil penelitian Ardhani (2011) Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran daerah masing-masing dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dengan desentralisasi, pemerintah daerah mampu mengoptimalkan kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga tidak hanya mengandalkan DAU. Adanya dana transfer DAU dari pemerintah pusat maka daerah bisa fokus untuk menggunakan PAD untuk membiyai belanja modal yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa terdapat hubungan antara pemberian DAU dengan alokasi belanja modal.
6. Dana Alokasi Khusus
16 Dana alokasi khusus (DAK) menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2014 adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Berdasarkan penelitian Nuarisa (2013) DAK adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan.
Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah dimaksud.
Menteri teknis kemudian menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus dimaksud kepada Menteri Keuangan.
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan (UU No. 23 Tahun 2014). PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai perwujudan Desentralisasi. Dengan kata lain pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah setempat untuk membangun agar daerah tersebut menjadi lebih baik, berkualitas, dan transparan. Penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu Dalil (2020), Jayanti (2020) yang menjelaskan Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu faktor terjadinya
17 alokasi Belanja Modal, semakin tinggi PAD maka Belanja Modal akan semakin meningkat. Dari penjelasan tersebut maka dapat di jelaskan bahwa:
Hipotesis (H1) : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja Modal
2. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi (UU No. 23 Tahun 2014). Maka dapat disimpulkan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) sangat penting bagi tiap Daerah. Penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu Eksandy (2019), Dalil (2020) yang menjelaskan bahwa Dana Alokasi Umum yang selama ini diterima daerah telah digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana daerah yang yang terdapat dalam Belanja Modal. Dari penjelasan tersebut maka dapat di jelaskan bahwa:
Hipotesis (H2) : Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Belanja Modal
3. Pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional (UU No. 23 Tahun 2014).
Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Daerah harus memanfaatkan dana dari DAK guna memaksimalkan kinerja Pemerintah Daerah setempat. . Penelitian ini diperkuat dengan penelitian terdahulu Sianturi (2018), Karyadi (2017) yang menjelaskan bahwa semakin tinggi
18 Dana Alokasi Khusus (DAK) maka Belanja Modal akan semakin meningkat. Dari penjelasan tersebut maka dapat di jelaskan bahwa:
Hipotesis (H3) : dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Modal
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran di atas menjelaskan pengaruh variable independen yaitu PAD, DAU, DAK terhadap variable dependen yaitu Belanja Modal