• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN PEMBERIAN ASI DI BPS LENI INDRAWATI KARONGAN BERBAH SLEMAN KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN PEMBERIAN ASI DI BPS LENI INDRAWATI KARONGAN BERBAH SLEMAN KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN PEMBERIAN ASI DI BPS LENI

INDRAWATI KARONGAN BERBAH SLEMAN KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta

AYU WIGATI 1310065

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2016

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN PEMBERIAN ASI DI BPS LENI

INDRAWATI KARONGAN BERBAH SLEMAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Oleh : AYU WIGATI

1310065

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Tanggal : ………..

Menyetujui :

Penguji, Pembimbing,

Asri Hidayat,M.Keb NIPN : 05-2108-6801

Vivian Nanny Lia Dewi,SST.,M.Kes NIDN : 05-2207-8501

Mengesahkan,

a.n. Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)

Reni Merta Kusuma, M.Keb NIDN/ NIP 06-1603-8302

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ( KTI) ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat Karya Tulis atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, September 2016

Ayu Wigati

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul: “ Gambaran kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan pemberian ASI di BPS Leni Indrawati Karongan, Berbah, Sleman”.

Usulan penelitian ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Ibu Reni Merta Kusuma, M. Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan.

3. Ibu Vivian Nanny Lia Dewi, SST., M.Kes selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.

4. Ibu Asri Hidayat, M. Keb selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan membimbingan pada penulis.

5. Ibu ElvikaVit Ari Shanty, SST., M. Kes selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memotifasi, memberikan arahan, dan membimbing pada penulis.

6. Ibu bidan Leni Indrawati dan mbak - mbak asisten yang telah membantu dalam terlaksananya studi penelitian ini ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semua, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah khasanah ilmu kebidanan. Penulis mengaharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan usulan penelitian ini.

Yogyakarta, September 2016

Penulis

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

INTISARI... x

ABSTRACT... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

B. Kerangka Teori... 30

C. Kerangka Konsep ... 31

D. Pertanyaan Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Desain Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

D. Variabel Penelitian ... 33

E. Definisi Operasional... 34

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 34

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

H. Etika Penelitian ... 36

I. Rencana Jalannya Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 42

C. Keterbatasan Peneliti ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A.Kesimpulan ... 47

B.Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6 Tabel 2.1 Berat Badan dan Tinggi Badan Rata-Rata Untuk Anak Umur

0-6 Bulan Tanpa Membedakan Jenis Kelamin ... 10 Tabel 3. Definisi Operasional ... 34 Tabel 4. Statistik Deskriptif Umur dan berat Badan Bayi Di BPS Leni Indrawati, Karongan, Berbah, Sleman ... 40 Tabel 4.1 Distribusi Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang

Diberi ASI Eksklusif Di BPS Leni Indrawati, Karongan,

Berbah, Sleman ... 40 Tabel 4.2 Bistribusi Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan

Yang Tidak Diberi ASI Eksklusif Di BPS Leni Indrawati,

Karongan, Berbah, Sleman ... 41 Tabel 4.3 Tabulasi Silang kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-6

Bulan dan Pemberian ASI Eksklusif DI BPS Leni

Indrawati, Karongan, Berbah, Sleman ... 41

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 30 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 31

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengantar Kuesioner penelitian Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuesioner

Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 5. Surat Izin Penelitian

Lampiran 6. Jadwal Penyusunan Proposal Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian

Lampiran 8. Lembar Jadwal Penyusunan Proposal Lampiran 9. Lembar Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 10. Lembar Konsul KTI

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x INTISARI

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN PEMBERIAN ASI DI BPS LENI

INDRAWATI KARONGAN BERBAH SLEMAN

Ayu Wigati1, Vivian Nanny Lia Dewi2

Latar Belakang : Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia tahun 2012 menunjukkan penurunan dari 63,4% menjadi 54,3% pada tahun 2013 (Kemenkes,2014). Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan pemberian ASI di BPS Leni Indrawati, Karongan, Berbah, Sleman.

Metode Penelitian : Metode penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 35 reponden.

Instrumen penelitian adalah kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan distribusi frekuensi relatif atau prosentase.

Hasil Penelitian : Berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI Eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan 0,61-1 kg sebanyak 16 bayi (100%). Berat badan bayi usia 0-6 bulan yang tidak diberi ASI Eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan 0-0,61 kg dan 16 bayi (84,2%) mengalami kenaikan berat badan 0,61-1 kg. Berat badan bayi yang diberikan ASI Eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan berat badan 0,61-1 kg, sedangkan bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan0- 0,61 kg dan 16 bayi (84,2%) mengalami kenaikan berat badan 0,61-1 kg.

Kesimpulan : Berat badan bayi yang diberikan ASI Eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan 0,61-1 kg, sedangkan berat badan bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif sebagian mengalami kenaikan 0-0,61 kg.

Kata Kunci : berat badan, ASI Eksklusif

1Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2Dosen DIII Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF BODY WEIGHT GAIN IN 0-6-MONTH-OLD BABIES AND OLDER BASED ON BREASTMILK FEEDING IN LENI

INDRAWATI, KARONGAN, BERBAH, SLEMAN Ayu Wigati1, Vivian Nanny Lia Dewi2

Background : The coverage of exclusive breastmilk feeding in 0-6-month-old babies in Indonesia in 2012 indicated a declining rate from 63,4% to 54,3% in 2013 (Health Ministry, 2014). Babies who received breastmilk had proper weight gain after birth, proper growth during post perinatal period, and lower risk of obesity.

Objective : To identify Body Weight Gain in 0-6-month-old babies and older based on Breastmilk Feeding in Leni Indrawati Private Practice Midwife, Karongan, Berbah, Sleman.

Method : The study method was descriptive. Samples were selected through purposive sampling technique to obtain 35 respondents. Study instrument was questionnaires and study result was analyzed by frequency distribution or percentage.

Result : The body weight of 0-6 month old babies who were fed exclusive breastfeeding gained 0,61-1 kg as many as 16 babies (100%). The body weight of 0-6 month old babies who were not fed exclusive breastfeeding as many as 3 babies (15,8%) gained 0-0,61 kg and 16 babies (84,2%) gained 0,61-1 kg. The body weight of babies who were fed exclusive breastfeeding entirely gained 0,61- 1 kg while babies who were not fed ecxlusive breastfeeding as many as 3 babies (15,8%) gained 0-0,61 kg and 16 babies (84,2%) gained 0,61-1 kg.

Conclusion : All babies who received exclusive breastmilk gained weight at about 0,61-1 kg, while several babies who did not received exclusive breastmilk gained weight at about 0-0,61 kg.

Keywords : Weight Gain, Exclusive Breastmilk.

1 A sudent of D3 Midwifery Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta.

2 A counseling lecturer of D3 Midwifery Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta.

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa, keadaan gizi yang baik merupakan salah satu unsur penting. Pertumbuhan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut, ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar 6 (enam) bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif (Hubertin, 2004).

Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan bahwa pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif, yakni pemberian ASI selama 6 bulan pertama kehidupan bayi tanpa disertai makanan tambahan apapun (Roesli, 2009). Menurut WHO dan UNICEF pada tahun 2010 dari 136,7 juta bayi lahir di seluruh dunia, hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama.

Sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif (UNICEF, 2011). Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia meningkat dari 33,6 % pada tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun 2011. Namun cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0–6 bulan di Indonesia tahun 2012 menunjukkan penurunan dari 63,4 % menjadi 54,3% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2014). Data cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi DIY tahun 2012 sebesar 46,45. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Bantul tahun 2014 sebesar 71,55% naik bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 62,05% (Dinkes Bantul, 2015).

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang utama dan paling sempurna bagi bayi, dimana ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (Rulina, 2004). Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit (Kristiyansari, 2009). Bayi yang mendapat makanan lain, misalnya nasi lumat atau pisang hanya akan mendapat banyak karbohidrat sehingga zat gizi yang masuk tidak seimbang yang pada akhirnya akan menyebabkan kegemukan (Purwanti, 2004).

Penambahan makanan selain ASI pada usia yang terlalu dini juga dapat meningkatkan kesakitan (morbiditas). Bayi tersebut akan mudah terkena infeksi saluran pencernaan maupun pernafasan. Berbagai gangguan yang dialami oleh bayi yang mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan ke atas dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi terutama pada berat badan bayi (Depkes, 2005).

Menurut Gupte (2004), bayi akan memiliki berat badan dua kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun.

Penelitian yang dilakukan Dintansari (2010) menunjukkan ada perbedaan penambahan berat badan bayi umur 0-6 bulan yang diberi MP-ASI dan tanpa MP- ASI. Kandungan nutrisi ASI berbeda dengan MP-ASI, sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh sistem saluran

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

pencernaan bayi, karena ASI mengandung enzim lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida sehingga sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi. Sedangkan susu formula(MP-ASI) tidak mengandung enzim lipase karena enzim akan rusak bila dipanaskan. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat merupakan bekal terbaik bagi seorang bayi untuk menjamin proses tumbuh kembang yang optimal (Depkes RI, 2007).

Dari hasil studi pendahuluan di BPS Leni Indrawati, Karongan Brebah, Sleman pada bulan Oktober 2015 terdapat sebanyak 29 bayi usia 0-6 bulan. Bayi yang diberikan ASI ekslusif sebanyak 13 bayi, sedangkan yang tidak diberi ASI ekslusif sebanyak 16 bayi. Hasil wawancara dengan 5 ibu bayi yang diberikan ASI ekslusif 3 orang ibu menyatakan bayinya mengalami kenaikan berat badan, 2 orang ibu menyatakan berat badan bayinya naik sedikit. Wawancara 5 ibu bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 4 orang ibu menyatakan bayinya mengalami kenaikan berat badan, sedangkan 1 orang ibu menyatakan berat badan bayinya mengalami penurunan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menetapkan judul “Gambaran Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Berdasarkan Pemberian ASI di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman”.

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan pemberian ASI di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan pemberian ASI di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman.

b. Untuk mengetahui kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan yang tidak diberi ASI eksklusif di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman.

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan tidak diberi ASI eksklusif sehingga dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Stikes Achmad Yani Yogyakarta

Untuk menambah referensi dan pengetahuan mengenai kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan tidak diberi ASI eksklusif.

b. Bagi BPS Leni Indrawati

Sebagai gambaran informasi tentang berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan tidak diberi ASI eksklusif sehingga dapat digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan tidak diberi ASI eksklusif, sehingga dapat menerapkan dalam pelayanan di lapangan.

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

d. Bagi Ibu

Mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif khususnya bagi ibu-ibu post partum yang sedang menyusui.

E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslin Penelitian

No Nama/Judul Metodologi

Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan/

Perbedaan 1 Dintansari (2010)

Studi Komparatif

Penambahan Berat Badan Bayi Umur 0-6 Bulan yang Diberi MP-ASI dan Tanpa Diberi MP-ASI.

Metode penelitian deskriptif komparatif dengan desain retrospektif. Pengambilan sampel dengan purposive sampling sebanyak 51 bayi.

Analisis yang digunakan adalah t-test independent.

Ada perbedaan penambahan berat badan bayi umur 0-6 bulan yang diberi MP- ASI dan tanpa MP-ASI (p=0,002)..

Persamaan:

tema penelitian.

Perbedaan:

variabel penelitian, waktu, tempat, teknik pengambilan sampel dan analisis yang digunakan 2 Suminar (2013) Hubungan

Pola Pemberian ASI dengan Peningkatan Berat Badan Bayi (Studi di Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan Semarang).

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik.

Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 41 responden.

Instrumen penelitian adalah lembar observasi. Analisis data menggunakan uji t independent

Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan peningkatan berat badan pada bayi usia 1- 4 bulan.

Persamaan:

tema penelitian tentang pemberian ASI dan peningkatan berat badan bayi serta teknik pengambilan sampel.

Perbedaan:

variabel penelitian, waktu, tempat, sampel penelitian dan analisis yang

digunakan 3 Hamidah (2013)

Gambaran Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Di Beri Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Posyandu Desa Jurug Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

retrospektif. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling sebanyak 36 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Analisis menggunakan rumus prosentase.

Berat badan bayi pada usia 6 bulan mengalami kenaikan sebanyak 36 bayi (100%).

Persamaan:

metode penelitian, variabel penelitian, dan analisis data Perbedaan:

waktu, tempat, dan teknik pengambilan sampel

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BPS Leni Indrawati karongan, berbah, sleman berdiri pada tahun 1980.

Praktek pelayanan kebidanan perorangan (swasta) merupakan penyedia pelayanan kesehatan yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan kesehatan. BPS Leni banyak memiliki pelayanan sarana dan prasarana yang unggul dari BPS lain. Pelayanan di BPS ini meliputi Pemeriksaan Umum, ANC , INC , PNC , KB , IMUNISASI , USG.

VISI :

Memuwujudkan Pelayanan yang sedemikian rupa tanpa menambah atau menimbulkan masalah namun tetap aman, berkualitas, terjangkau dalam melayani seluruh golongan dan lapisan.

MISI :

a. Memberikan pelayanan profesional.

b. Meciptakan hubungan saling percaya.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur dan berat badan yang diuraikan sebagai brikut:

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Umur dan Berat Badan Bayi di BPS Leni Indrawati, Karongan, Berbah, Sleman

Min Max Mean Std. Deviasi

Umur Berat badan

6 5,8

24 13,1

13,2 9,2

6,7 2,0 (Sumber: Data primer, 2016)

Tabel 3. menunjukkan rata-rata umur bayi di BPS Leni Indrawati, Karongan Brebah, Sleman adalah 13,2 bulan, umur bayi tertinggi 24 bulan dan, umur terrendah 6 bulan. Rata-rata berat badan bayi di BPS Leni Indrawati, Karongan Brebah, Sleman sebesar 9,2 kg, berat badan tertinggi sebesar 13,1 kg dan, berat badan terrendah 5,8 kg.

3. Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif

Hasil analisis data kenaikan berat badan bayi yang diberi ASI eksklusif di BPS Leni Indrawati, Karongan Brebah, Sleman disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

0 – 0,61 kg 0,61 – 1 kg

- 16

0 100,0

Total 16 100

(Sumber: Data primer, 2016)

Tabel 3.1 menunjukkan seluruh bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami kenaikan berat badan 0,61 – 1 kg yaitu sebanyak 16 bayi (100%).

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

4. Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan yang Tidak Diberi ASI Eksklusif

Hasil analisis data kenaikan berat badan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif di BPS Leni Indrawati, Karongan Brebah, Sleman disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan yang Tidak Diberi ASI Eksklusif di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

0 – 0,61 kg 0,61 – 1 kg

3 16

15,8 84,2

Total 19 100

(Sumber: Data primer, 2016)

Tabel 3.2 menunjukkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan 0-0,61 kg, sedangkan yang mengalami kenaikan 0,5-1 kg sebanyak 16 bayi (84,2%).

5. Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Berdasarkan Pemberian ASI

Kenaikan berat badan pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan pemberian ASI di BPS Leni Indrawati, Karongan Berbah, Sleman

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Kenaikan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan dan Pemberian ASI Eksklusif di BPS Leni Indrawati,

Karongan Berbah, Sleman ASI Berat badan

Eksklusif 0 – 0,61 kg 0,61 – 1 kg Total

f % F % F %

ASI eksklusif 0 0 16 100 16 100

Tidak ASI eksklusif 3 15,8 16 84,2 19 54,3

(Sumber: Data primer, 2016)

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

Tabel 3.3 menunjukkan berat badan bayi yang diberikan ASI eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan 0,61-1 kg sebanyak 16 bayi (100%). Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan 0-0,61 kg, sedangkan 16 bayi (84,2%) mengalami kenaikan berat badan 0,61-1 kg.

B. Pembahasan

1. Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan 0,61-1 kg yaitu sebanyak 16 bayi (100%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Dintasari (2010) yang menyimpulkan adanya penambahan rata-rata berat badan pada kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif sebesar 4.800,00 gram.

Bayi cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali setelah hari kesepuluh. Usia 0-5 bulan, berat badan bayi bertambah menjadi 0,682kg/bulan. Berat badan menjadi dua kali berat badan waktu lahir pada bayi berumur 5 bulan, menjadi tiga kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi empat kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Keadaan kesehatan, gizi dan pertumbuhan pada bayi sangat berhubungan erat.

Kenaikan berat badan bayi secara konseptual sebagai perubahan kuantitatif dalam arti pertambahan ukuran dan struktur (Soetjiningsih, 2002).

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

Menurut Gupte (2004) secara teori berat badan bayi menjadi sekitar 6.380 gram pada umur 6 bulan. Pada penelitian ini, berat badan bayi seluruhnya mengalami kenaikan. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi (Arif, 2009).

2. Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan yang Tidak Diberi ASI Eksklusif

Berat badan bayi usia 0-6 bulan yang tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan 0-0,61 kg, sedangkan yang mengalami kenaikan 0,5-1 kg sebanyak 16 bayi (84,2%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Dintasari (2010) yang menyimpulkan adanya penambahan rata-rata berat badan bayi pada kelompok bayi yang diberi MP-ASI sebesar 3.858,53 gram.

Menurut Arif (2009) MP-ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi bersama-sama dengan ASI. MP-ASI merupakan makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berumur 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan dan bukan sebagai pengganti ASI (Krisnatuti dan Yenrina, 2000).

Menurut Zailani (2000) dalam Fatturohman (2004) bahwa pemberian MP-ASI yang dini umumnya lebih banyak disebabkan alasan budaya dan kepercayaan masyarakat setempat. Hal ini berkaitan dengan masih kuatnya pengaruh dukun kampung dan orangtua yang masih perpegang pada adat kebiasaan lama secara turun-temurun dan masih dipatuhi oleh ibu-ibu muda.

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

Penambahan berat badan bayi disebabkan karena adanya asupan makanan yang dikonsumsi oleh bayi. Hasil penelitian Puji dan Bambang (2007) menyimpulkan bahwa makanan sehari-hari berhubungan signifikan dengan penambahan berat badan bayi. Penambahan berat badan bayi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gupte (2004) bahwa bayi akan memiliki berat badan dua kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6 bulan

3. Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Berdasarkan Pemberian ASI

Berat badan bayi yang diberikan ASI eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan 0,61-1 kg sebanyak 16 bayi (100%). Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan 0-0,61 kg, sedangkan 16 bayi (84,2%) mengalami kenaikan berat badan 0,5-1 kg.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Irawati (2009) yang menyimpulkan bahwa bayi yang diberi MP-ASI terlalu dini lebih banyak yang terserang diare, batuk- pilek, dan panas. Berbagai gangguan kesehatan pada bayi tersebut menyebabkan penambahan berat badan bayi tanpa diberi MP-ASI lebih tinggi dibandingkan yang diberi MP-ASI.

Perbedaan kenaikan berat badan bayi antara yang diberi ASI dengan tidak diberi ASI dapat disebabkan karena kemampuan bayi dalam mencerna makanan dan minuman yang dikonsumsi. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat merupakan bekal terbaik bagi seorang bayi untuk menjamin proses tumbuh kembang yang optimal (Depkes RI, 2007).

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

MP-ASI diberikan dengan tujuan menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus. ASI hanya mampu memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 4-6 bulan setelah itu produksi ASI berkurang sedangkan kebutuhan bayi semakin meningkat seiring bertambahnya umur dan berat badan (Krisnatuti dan Yenrina, 2000).

Mengukur kecukupan produksi ASI bagi bayi dapat dilihat dari kenaikan berat badan dan kesehatan bayi sehingga apabila MP-ASI diberikan saat usia di bawah 6 bulan sistem pencernaan bayi belum memiliki enzim untuk mencerna makanan yang dapat memperberat kerja pencernaan dan ginjal bayi.

Usus bayi belum dapat menyaring protein dalam jumlah besar yang dapat menimbulkan reaksi batuk, diare dan alergi. Pemberian MP ASI terlalu dini akan menyebabkan keterlambatan mengembangkan keterampilan makan seperti menggigit, mengunyah, tidak menyukai makanan padat (Arif, 2009).

Penambahan makanan selain ASI pada usia yang terlalu dini juga dapat meningkatkan kesakitan (morbiditas). Bayi tersebut akan mudah terkena infeksi saluran pencernaan maupun pernafasan. Berbagai gangguan yang dialami oleh bayi yang mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan ke atas dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi terutama pada berat badan bayi (Depkes, 2003).

Bayi yang memiliki status gizi lebih ini disebabkan karena bayi banyak mendapat asupan susu formula. Bayi tersebut cenderung memiliki status gizi lebih karena kandungan susu formula yang tersedia jelas

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

berbeda dengan kandungan gizi yang terdapat dalam ASI. Kandungan dalam susu formula lebih banyak mengandung pemanis buatan sehingga dapat sangat cepat menaikkan berat badan bayi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif meningkat lebih lambat dibanding bayi yang mendapat susu formula (MPASI). Hal ini tidak berarti bahwa berat badan yang lebih besar pada bayi yang mendapat susu formula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Berat badan berlebih pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadinya kegemukan (obesitas). Karena dengan pemberian ASI eksklusif status gizi bayi akan baik dan mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan usianya (Hariyani, 2011).

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu belum dilakukan pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi penambahan berat badan, yaitu fatkor genetic, regulasi termis, metabolism, dan aktivitas fisik.

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Berat badan bayi usia 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan 0,61-1 kg sebanyak 16 bayi (100%).

2. Berat badan bayi usia 0-6 bulan yang tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan 0-0,61 kg dan 16 bayi (84,2%) mengalami kenaikan berat badan 0,61-1 kg.

3. Berat badan bayi yang diberikan ASI eksklusif seluruhnya mengalami kenaikan 0,61-1 kg, sedangkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 3 bayi (15,8%) mengalami kenaikan berat badan 0-0,61 kg dan16 bayi (84,2%) mengalami kenaikan berat badan 0,61-1 kg.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa STIKES Jenderal Achmad Yani

Mahasiswa hendaknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai tambahan data untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Institusi Stikes Achmad Yani Yogyakarta

Stikes Achmad Yani Yogyakarta hendaknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai tambahan bacaan bagi mahasiswa di perpustakaan.

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

3. Bagi BPS Leni Indrawati

BPS Leni Indrawati agar dapat mendukung gerakan inisiasi menyusu dini dengan memberikan ASI eksklusif sesaat setelah bayi lahir dan memberikan arahan serta pengetahuan kepada ibu hamil dan ibu menyusui.

4. Bagi Peneliti

Penelitian hendaknya menggunakan hasil penelitian ini sebagai bekal untuk memberikan informasi di lingkungannya.

5. Bagi Ibu

Ibu hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ASI eksklusif terhadap kekebalan tubuh bayi dan terhadap peningkatan berat badan bayi pada usia 4 sampai 6 bulan pertama.

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta : P.T.

RinekaCipta.

Binadiknakes.(2004). Elektromedik dan Pengembangannya. Edisi No 17.

Depkes RI. (2005). Hak-HakAnak Indonesia belumTerpenuhi.http//www.depkes go.id/index.php/option=newstask=vienaticle&sid=709+item. Available online.Diakses 20 September 2015.

_________. (2005). PedomanDeteksiDiniTumbuhKembangBalita.Jakarta: Depkes RI.

_________. (2007). PedomanPendampinganKeluargaMenujuKadarzi. Jakarta.

DinkesBantul. (2015). PofilKesehatanKabupatenBantul 2014.Bantul

Dintansari, E.O. (2010).StudiKomparatifPenambahanBeratBadanBayiUmur 0-6 Bulan yang Diberi MP-ASI danTanpaDiberi MP- ASI.JurnalIlmiahKebidanan.Vol. 1 No. 1 EdisiDesember.

Gupte, S. (2004).PanduanPerawatanAnak. Jakarta. PustakaPopulerObor.

Hariyani, S. (2011).GiziUntkKesehatanIbuDanAnak. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Hamidah.(2013).GambaranBeratBadanBayi Usia 0-6 Bulan Yang Di Beri Air

SusuIbu (ASI) Eksklusif di PosyanduDesaJurugKecamatanSookoKabupatenPonorogo.KaryaTulisIl

miah. Program Studi DIII KebidananFakultasIlmuKesehatanUniversitasMuhammadiyahPonorogo.

Hubertin.(2004). Konseppenerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.

Kemenkes, RI. (2015). Data danInformasiTahun 2014 (ProfilKesehatan Indonesia) Jakarta: Kemenkes RI.

Kristiyansari, W. (2009).ASI: MenyusuidanSadari. Yogyakarta: NuhaMedika.

Narendra, M. B.(2004).Baku/standard tumbuhkembang.In: Narendra, Sularyo,

Soetjiningsih, Suyitno, Ranuh,.1st ed.

TumbuhKembangAnakdanRemaja.Jakarta:IkatanDokterAnak Indonesia.

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Notoatmodjo, S. (2007).IlmuKesehatanMasyarakat: Prinsip-prinsipDasar.

Jakarta: RinekaCipta.

____________. (2010). MetodePenelitianKesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Nursalam, Susilaningrum, R. &Utami, S.

(2005).AsuhanKeperawatanBayidanAnak. Jakarta: SalembaMedika.

Nursalam. (2013). KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianIlmuKeperawatan, Jakarta :SalembaMedika.

Perry & Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, proses, danPraktiked.4 vol.1, Jakarta: EGC

Purwanti, HS. (2004). KonsepPenerapan ASI Eksklusif. Jakarta. EGC.

Rianti. (2006). Pengertian KMS. Available: http://www.gizi.net./Diakses 28 September 2015.

Roesli, U. (2009). Mengenal ASI Eksklusi, Jakarta: TrubusAgriwidya.

Rulina, S. (2004).BahanBacaanManajemenLaktasi, cetakan ke-2. Jakarta:

PerkumpulanPerinatologi Indonesia.

Santoso,S dan Ranti, L.A.(2011).Kesehatan Dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjiningsih.(2004).

PerkembanganAnakdanPermasalahannya.PenerbitBukuKedokteran EGC.

Jakarta.

__________.(2005). TumbuhKembang. Jakarta: EGC.

Suminar, S.M. (2013) HubunganPolaPemberian ASI

denganPeningkatanBeratBadanBayi (Studi di

KelurahanNgaliyanKecamatanNgaliyan Semarang).KaryaTulisIlmiah.

StikesTelogorejo Semarang.

Supariasa, I.G.B. (2007). Pengantar Ilmu Gizi. Jakarta. PustakaPelajar.

UNICEF.(2011). Progaming Guide “Infant And Young Child Feeding”. New York : UNICEF. Available from: URL: HIPERLINK:

http://www.unicef.org/nutrition/files/Final_IYCF_programming_guide_

2011.pdf (Accesed : 25 Maret 2015)

Wong, D.L. (2009). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan sebelum pengunyahan buah apel dan jambu biji diketahui siswa/i yang mempunyai kriteria sedang sebesar 40% dan siswa/i yang

Dengan demikian meskipun tugas yang diberikan kepada karyawan PDAM Surabaya terlalu berlebihan, karyawan PDAM Surabaya tetap merasa senang dengan pekerjaanya.Selain

Alasan penulis memilih judul “Manajemen Pembiayaan Pendidikan di Sekolah Plus (Studi Kasus di SD Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru)”, yaitu:.. Manajemen pembiayaan sangat

Mengenai kebenaran beliau, Hadrat Masih Mau'ud ‘alaihis salaam menulis: 'Aku melihat bahwa orang yang mau mengikuti alam dan hukum alam telah diberikan kesempatan bagus oleh

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Proses keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandung

Dari hasil yang didapatkan diketahui bahwa tidak terdapat korelasi antara pengetahuan ibu dan frekuensi konsumsi sayur anak yang ditingkatkan oleh sikap ibu tentang

Hasil perhitungan rasio keserasian Kota Makassar tahun anggaran 2007-2011 yang menunjukkan masih rendahnya rasio belanja pembangunan apabila dibandingkan dengan