• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA METRO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA METRO LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KOTA METRO

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP)

Tahun 2019

DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI KOTA METRO

Jl. Jend. Soedirman No. 155 Metro Pusat

Telp/Fax. (0725) 7850975

(2)

KATA PENGANTAR

Sebagai sebuah organisasi, Instansi Pemerintah semakin dituntut untuk mewujudkan keberhasilan pencapaian tugas pokok dan fungsinya. Keberhasilan sebuah organisasi akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan menyampaikan informasi secara terbuka, seimbang dan merata bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).

Informasi kinerja ini dimaksudkan sebagai penyampaian/komunikasi capaian kinerja dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro yang harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan/ ketidakberhasilan kinerja. Pelaporan kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro yang isinya adalah penjelasan mengenai kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan salah satu instrumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Laporan Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2019 disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memenuhi Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019.

Adapun maksud disusunnya LAKIP ini adalah :

1. Sebagai media hubungan kerja organisasi yang berisi informasi dan data yang telah diolah.

2. Sebagai wujud pertanggungjawaban suatu organisasi Instansi Pemerintah kepada pemberi wewenang dan pemberi mandat.

(3)

3. Sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program/kebijakan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi instansi pemerintah.

4. Sebagai media informasi tentang sejauh mana pelaksanaan prinsip – prinsip

good governance termasuk penerapan fungsi – fungsi manajemen secara

benar pada instansi yang bersangkutan.

Tidak semua rencana dapat berjalan sesuai dengan harapan, namun demikian dengan adanya laporan akuntabilitas kinerja ini kami berharap dapat memperoleh umpan balik untuk peningkatan kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro melalui perbaikan penerapan fungsi – fungsi manajemen sesuai aturan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengukuran, evaluasi, dan pelaporan pencapaian kinerja, hingga dapat mengetahui/mengukur keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat dan lingkungannya terhadap organisasi Instansi Pemerintah.

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2019 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dalam mencapai sasaran strategis yang disusun dengan tujuan melaporkan keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2019 disusun melalui pengukuran indikator kinerja Rencana Strategis Tahun 2016 – 2021. Capaian kinerja diukur dengan membandingkan antara target kinerja dalam dokumen-dokumen perjanjian kinerja dengan hasil pengukuran kinerja. Berikut Realisasi pencapaian target sebagaimana di bawah ini :

No Indikator Kinerja Sasaran Renstra Satuan Tahun 2018 Tahun 2019 Capaian Kinerja Target Akhir Renstra Realisasi Target Realisasi

1. Persentase Pencari Kerja Terlatih yang telah bekerja % 36,00% 35% 60,00% 171,42 % 40% 2. Persentase Pencari Kerja Terdaftar yang ditempatkan % 49,44% 45% 48,85% 108,55% 47% 3. Persentase Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) % 75% 85% 75% 88,23 % 87% 4. Persentase Kelompok UP2K yang Aktif % 81,48% 75% 81,48% 108,64% 78% 5. Tingkat Partisipasi Lembaga Kemasyarakatan dalam pembangunan % 73,92% 70% 85,00% 121,42% 75% 6. Persentase Temuan % 100% 85% 100% 117,64% 90%

(5)

BPK/Inspektorat yang

Ditindaklanjuti 7. Nilai Evaluasi

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii DAFTAR ISI ………... iii BAB I PENDAHULUAN ………... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Dasar Hukum ... I-1 1.3. Maksud dan Tujuan ... I-3 1.4. Ruang Lingkup ... I-4 1.5. Gambaran Umum ... I-4 BAB II PERENCANAAN KINERJA ………... II-1

2.1. Visi dan Misi ... II-2 2.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kota Metro ... II-5 2.3. Program dan Kegiatan ... II-9 2.4. Perjanjian Kinerja ... II-14 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... III-1 3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... III-1 3.1.1. Pengukuran Kinerja ... III-1 3.1.2. Capaian Indikator Kinerja ... III-2 3.2. Realisasi Kinerja Tahun 2019 dan Tahun Lalu ... III-5 3.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan Target

Renstra ... III-6 3.4. Perhitungan Indikator Sasaran sesuai dengan Indikator Kinerja

Utama ... III-8 3.5. Analisis Penyebaba Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/

Penurunan Kinerja, Alternative Solusi yang telah Dilakukan serta Soslusi yang akan Direncanakan Di masa akan Datang ... III-11 3.6. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ... III-17 3.7. Analisis Program dan Kegiatan ... III-17 3.8. Realisasi Anggaran ... III-17 3.9. Reviu Indikator Kinerja Utama secara Berkala ... III-19 3.10. Evaluasi Program terhadap Capaian Kinerja OPD ... III-21 3.11. Rencana Aksi ... III-26 BAB IV PENUTUP ... IV-1 LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) ... II-5 Tabel 2. Indikator Kinerja Pendukung ... II-8 Tabel 3. Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro

Tahun 2019 ... II-14 Tabel 4. Predikat Capaian Kinerja ... III-2 Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019 ... III-3 Tabel 6. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan Tahun 2018 III-7 Tabel 7. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Renstra ... III-6 Tabel 8. Realisasi Anggaran Tahun 2019 ... III-17 Tabel 9. Reviu Capaian Kinerja Tahun 2019 ... III-20

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019 ... III-4 Diagram 2. Tingkat Capaian Kinerja Tahun 2019 ... III-4 Diagram 3. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan Tahun 2018 III-6 Diagram 4. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Renstra ... III-8 Diagram 5. Reviu Capaian Kinerja Tahun 2019 ... III-20

(9)

I - 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2019 mengacu kepada Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Adapun pedoman penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban setiap instansi pemerintah. Dalam penyusunan laporan kinerja diperlukan pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur dan Kotamadya Dati II Metro. Pemerintah Kota Metro saat ini dipimpin oleh Walikota Metro H. A. Pairin, S. Sos. Dan Wakil Walikota Metro H. Djohan, SE., M.M. sesuai dengan salinan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.18-580 Tahun 2016 tanggal 12 Februari 2016 tentang Pengangkatan Walikota Metro Propinsi Lampung.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan pecahan dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro.

1.2. Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2019 adalah : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

(10)

I - 2 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur dan Kotamadya Dati II Metro;

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2015;

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;

9. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Penangguhan mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri oleh Pemerintah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perluasan Kesempatan Kerja;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan;

14. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan;

15. Keputusan Presiden RI Nomor 49 Tahun 2001 tentang Penataan LKMD atau sebutan lainnya;

16. Keputusan Presiden RI Nomor 107 Tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan; 17. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pemantapan

Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG);

18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2014 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Mediator Hubungan Industrial serta Tata Cara Mediasi;

(11)

I - 3 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

20. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 53 Tahun 2002 tentang Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;

21. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep.220/X/2004 tentang Syarat-Syarat Penyerahan sebagai Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan Lain;

22. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep.265/MEN/X/2004 tentang Perusahaan yang Wajib Melaksanakan Pelatihan Kerja;

23. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep.187/MEN/X/2006 tentang Iuran Anggota Serikat Pekerja/Serikat Buruh; 24. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 12 Tahun 2013

tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing;

25. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Standar Minimal Bidang Ketenagakerjaan;

26. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Pengantar Kerja;

27. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro adalah : 1. Sarana/instrumen penting untuk melaksanakan reformasi dalam

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat;

2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur pemerintah dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan fungsi-fungsi manajemen kinerja secara taat asas (konsisten);

(12)

I - 4 3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi

pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan;

4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan misi, tugas/jabatan, sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja; dan

5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan, metode kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan.

1.4. Ruang Lingkup

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro mempunyai kewenangan di bidang Ketenagakerjaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi, sehingga ruang lingkup pelaksanaan program dan kegiatan dibatasi pada program-program pemerintah pada bidang Ketenagakerjaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi.

1.5. Gambaran Umum

Kota Metro dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II Way Kanan, Kabupaten Dati II Lampung Timur dan Kotamadya Dati II Metro. Pemerintah Kota Metro saat ini dipimpin oleh Walikota Metro H. A. Pairin, S. Sos. Dan Wakil Walikota Metro H. Djohan, SE., M.M. sesuai dengan salinan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.18-580 Tahun 2016 tanggal 12 Februari 2016 tentang Pengangkatan Walikota Metro Propinsi Lampung.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan pecahan dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Metro.

(13)

I - 5 Berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor 31 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor 37 Tahun 2017 tentang Perubahan Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro disebutkan bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro mempuyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Tenaga Kerja, Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi.

Sedangkan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor 31 Tahun 2016 sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Walikota Metro Nomor 37 Tahun 2017 tentang Perubahan tentang Susunan, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kota Metro adalah :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang ketenagakerjaan, pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang ketenagakerjaan pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang ketenagakerjaan, pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi ;

4. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); dan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut maka Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dibantu oleh :

a. Sekretaris, yang dibantu oleh :

1) Kasubag Perencanaan dan Keuangan, 2) Kasubag Umum dan Kepegawaian

b. Kepala Bidang Ketenagakerjaan dibantu oleh :

1) Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.

2) Kepala Seksi Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. 3) Kepala Seksi Pembinaan Hubungan Industrial.

(14)

I - 6 c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi dibantu oleh :

1) Kepala Seksi Pembinaan Kelurahan Dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna.

2) Kepala Seksi Kelembagaan, Sosial Budaya Masyarakat dan Transmigrasi.

3) Kepala Seksi Usaha Pengembangan Perekonomian Masyarakat.

Selanjutnya fungsi dari masing-masing bidang, sub bagian dan seksi dapat dijabarkan dalam tugas dan fungsi masing-masing yaitu sebagai berikut :

1. SEKRETARIS

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian serta pengkoordinasian tugas-tugas bidang.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan bahan kebijakan di bidang perencanaan, pelaporan, penatausahaan keuangan, urusan umum dan kepegawaian;

2. Pelaksanaan penyusunan perencanaan dan pelaporan; 3. Penatausahaan keuangan;

4. Penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian;

5. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas-tugas bidang dan UPTD; dan

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaporan dan penatausahaan keuangan, dengan penjabaran tugas sebagai berikut :

(15)

I - 7 1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang

perencanaan, pelaporan dan penatausahaan keuangan lingkup dinas.

2. Mengkoordinasikan penyusunan program, kegiatan dan pelaporan.

3. Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan kegiatan (RKA), dokumen pelaksanaan anggaran (DPA), rencana strategis (RENSTRA), rencana kerja tahunan (RENJA) dan perencanaan lainnya.

4. Menyusun rencana kebutuhan anggaran rutin dinas. 5. Melaksanakan penatausahaan keuangan dinas dan

pembinaan perbendaharaan.

6. Melaksanakan penyusunan pelaporan meliputi pelaporan keuangan, neraca keuangan, LAKIP dan pelaporan lainnya.

7. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai tugas.

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan umum dan kepegawaian, dengan penjabaran tugas berikut :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian lingkup dinas.

2. Melaksanakan penatausahaan surat – menyurat. 3. Menyelenggarakan urusan rumah tangga dinas.

4. Melaksanakan pengadaan barang dan inventaris serta pengelolaan asset dinas.

5. Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian. 6. Melaksanakan penyusunan data dan informasi

kepegawaian.

7. Menyiapkan bahan pembinaan kepegawaian.

8. Melaksanakan tugas kehumasan, organisasi dan tata laksana.

(16)

I - 8 9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai

tugas.

2. BIDANG KETENAGAKERJAAN

Melaksanakan pembinaan dan penempatan tenaga kerja, pelatihan kerja dan pendataan pencari kerja/ pengangguran serta pengelolaan kegiatan pembinaan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Bidang Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan pedoman dan bahan kebijakan teknis bidang ketenagakerjaan ;

2. Penyusunan dan perencanaan serta pelaksanaan program pada bidang ketenagakerjaan;

3. Penyelenggaraan pelayanan yang terkait dengan penempatan tenaga kerja, pelatihan tenaga kerja serta dengan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

4. Pelaksanaan koordinasi yang berhubungan dengan penempatan tenaga kerja, pelatihan tenaga kerja serta dengan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

5. Peningkatan produktivitas tenaga kerja;

6. Perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan pengangguran;

7. Pembinaan hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;

8. Pelaksanaan fasilitasi kegiatan Dewan Pengupahan dalam rangka usulan penetapan Upah Minimum Kota (UMK) dan kegiatan Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit; 9. Pelaksanaan fungsi lain terkait dengan Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi Bidang Ketenagakerjaan;

(17)

I - 9 10. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi bidang ketenagakerjaan;

11. Pelayanan Konsultasi dan Informasi Hukum Bidang Ketenagakerjaan; dan

12. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas pokoknya.

a. Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.

Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja melaksanakan tugas pokok yaitu pelayanan terhadap pencari kerja, penyebarluasan informasi pasar kerja, perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan penempatan tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja;

2. Melaksanakan pelayanan terhadap pencari kerja dengan memberikan kartu kuning (AK.I);

3. Melaksanakan pelayanan terhadap pencari kerja dengan memberikan rekomendasi passport, rekomendasi SKCK dan ID untuk TKI sebagai komponen dalam penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri di BNP2TKI Pusat;

4. Melaksanakan job canvassing/pendataan lowongan pekerjaan ke perusahaan;

5. Memberikan informasi pasar kerja/lowongan kerja kepada masyarakat pencari kerja melalui media cetak, media elektronik dan secara online;

6. Melaksanakan kegiatan job matching yaitu mempertemukan perusahaan dan pencari kerja melalui job fair/bursa kerja;

(18)

I - 10 7. Mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik

didalam maupun di luar hubungan kerja melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi tepat guna;

8. Menciptakan perluasan kesempatan kerja dilakukan dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat karya, penerapan teknologi tepat guna dan penggunaan tenaga kerja sukarela atau pola lain yang dapat memperluas kesempatan kerja;

9. Memberikan pembinaan dan rekomendasi perpanjangan izin tenaga kerja warga negara asing pendatang (TKWNAP) sesuai ketentuan yang berlaku ;

10. Memberikan rekomendasi dan pengawasan terhadap penempatan tenaga kerja antar kerja antar lokal (AKAL), antar kerja antar daerah (AKAD) dan antar kerja antar negara (AKAN);

11. Menberikan bimbingan dan rekomendasi terhadap perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di wilayah Kota Metro;

12. Memberikan bimbingan dan rekomendasi terhadap Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta, Bursa Kerja Khusus (BKK) dan lembaga bursa kerja lainnya;

13. Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan jabatan kepada pencari kerja lokal, antardaerah dan antarnegara serta bimbingan penerapan analisis jabatan kepada instansi pemerintah, perusahaan, lembaga pelatihan swasta dan lembaga lainnya; 14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

(19)

I - 11 b. Seksi Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas

Tenaga Kerja

Seksi Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja melaksanakan tugas pokok yaitu pelayanan terhadap pencari kerja, penyebarluasan informasi pasar kerja, perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

1. Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang pembinaan dan penempatan tenaga kerja serta perluasan kesempatan kerja;

2. Melaksanakan pelayanan terhadap pencari kerja dengan memberikan Kartu Kuning (AK.I);

3. Melaksanakan pelayanan terhadap pencari kerja dengan memberikan Rekomendasi Passport, Rekomendasi SKCK dan ID untuk TKI sebagai komponen dalam penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri di BNP2TKI Pusat;

4. Melaksanakan job canvassing/pendataan lowongan pekerjaan ke perusahaan;

5. Memberikan informasi pasar kerja/lowongan kerja kepada masyarakat pencari kerja melalui media cetak, media elektronik dan secara online;

6. Melaksanakan kegiatan job matching yaitu mempertemukan perusahaan dan pencari kerja melalui job fair/bursa kerja;

7. Mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik didalam maupun di luar hubungan kerja melalui penciptaan kegiatan yang produktif dan berkelanjutan dengan mendayagunakan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi tepat guna;

(20)

I - 12 8. Menciptakan perluasan kesempatan kerja dilakukan

dengan pola pembentukan dan pembinaan tenaga kerja mandiri, penerapan sistem padat karya, penerapan teknologi tepat guna dan penggunaan tenaga kerja sukarela atau pola lain yang dapat memperluas kesempatan kerja;

9. Memberikan pembinaan dan rekomendasi perpanjangan izin Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP) sesuai ketentuan yang berlaku ;

10. Memberikan rekomendasi dan pengawasan terhadap penempatan tenaga kerja Antar Kerja Antar Lokal (AKAL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN); 11. Menberikan bimbingan dan rekomendasi terhadap

Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) di wilayah Kota Metro;

12. Memberikan bimbingan dan rekomendasi terhadap Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS), Bursa Kerja Khusus (BKK) dan lembaga bursa kerja lainnya;

13. Melaksanakan penyuluhan dan bimbingan jabatan kepada pencari kerja lokal, antar daerah dan antar negara serta bimbingan penerapan analisis jabatan kepada instansi pemerintah, perusahaan, lembaga pelatihan swasta dan lembaga lainnya; dan

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Pembinaan Hubungan Industrial

Seksi Pembinaan Hubungan Industrial melaksanakan tugas pokok pengelolaan kegiatan pembinaan hubungan industrial, persyaratan kerja, pengupahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

(21)

I - 13 Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Seksi Pembinaan Hubungan Industrial mempunyai fungsi : 1. Menyiapkan bahan untuk perumusan dan

pelaksanaan kebijakan teknis tentang hubungan industrial;

2. Menyiapkan bahan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di seksi Pembinaan Hubungan Industrial;

3. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pendataan, verifikasi, inventarisasi, pembinaan dan pemberdayaan lembaga/organisasi ketenagakerjaan dan sarana-sarana hubungan industrial di perusahaan dan/atau di daerah;

4. Menyiapakan bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi serta analisis perkembangan isu-isu strategis hubungan industrial yang berkembang di masyarakat yang berpengaruh terhadap kondisi ketenagakerjaan di daerah;

5. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pendataan dan inventarisasi perselisihan hubungan industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di perusahaan serta penyuluhan tatacara penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan;

6. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pembuatan peta kerawanan perusahaan sebagai bahan pembinaan ke perusahaan dalam rangka deteksi dini pembinaan dan pencegahan masalah ketenagakerjaan;

7. Menyiapakan bahan dan melaksanakan pembuatan laporan hasil penyelesaian perselisihan hubungan industrial oleh Mediator Hubungan Industrial, Konsiliator, Arbriter dan/atau Pengadilan Hubungan

(22)

I - 14 Industrial (PHI) serta tindak lanjut oleh perusahaan secara periodik dan berjenjang;

8. Menyiapakan bahan dan melaksanakan inventarisasi, pengusulan formasi dan pembinaan sumber daya manusia pada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan hubungan industrial ;

9. Menyiapakan bahan dan melaksanakan penerapan syarat-syarat kerja, pengupahan, kesejahteraan pekerja dan purna kerja di perusahaan;

10. Menyiapakan bahan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penerapan Struktur dan Skala Upah, pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), dan penyerahaan sebagian pekerjaan penunjang kepada perusahaan lain di perusahaa;

11. Menyiapakan bahan kerjasama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan usaha kesejahteraan pekerja/buruh;

12. Penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan lain dalam rangka Tugas Pembantuan dan/atau Dekonsentrasi terkait hubungan industrial;

13. Fasilitasi dan penyelesaian atas pemberitahuan kegiatan rencana mogok kerja oleh pekerja/buruh di perusahaan, rencana penutupan perusahaan oleh pengusaha, dan/atau rencana unjuk rasa tentang ketenagakerjaan lainya;

14. Fasilitasi berupa penerimaan dan penelitian berkas, pencatatan dan klarifikasi penyelesaian atas pengaduan perselisihan hubungan industrial; 15. Fasilitasi dan penyelesaian atas permohonan

penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui mediasi oleh Mediator Hubungan Industrial; 16. Fasilitasi atas permohonan pencatatan Perjanjian

(23)

I - 15 Peraturan Perusahaan (PP) dan/atau Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) pada perusahaan; 17. Fasilitasi atas permohonan pencatatan Lembaga

Kerjasama (LKS) Bipartit dan/atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) pada perusahaan; 18. Fasilitasi atas permohonan pencatatan konsiliator

dan/atau arbiter sebagai lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial diluar pengadilan hubungan industrial di daerah;

19. Fasilitasi dan menyiapkan bahan koordinasi atas permohonan rekomendasi pemberian dan/atau pencabutan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh;

20. Fasilitasi atas penerimaan pelaporan dan/atau penyerahan sebagian pekerjaan penunjang kepada perusahaan lain oleh perusahan pemberi pekerjaan dan/atau perusahaan penerima pekerjaan;

21. Fasilitasi dan menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan Dewan Pengupahan Kota Metro dalam rangka usulan penetapan Upah Minimum Kota (UMK) Metro dan Lembaga Kerjasama Tripartit Kota Metro;

22. Fasilitasi atas permohonan pembayaran manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) pekerja/buruh kepada BPJS Ketenagakerjaan;

23. Fasilitasi pelayanan bimbingan dan konsultasi tentang hubungan industrial kepada pihak-pihak yang memerlukan;

24. Fasilitasi pelayanan dan penyiapan bahan koordinasi atas pengaduan pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada perusahaan; 25. Menyiapkam bahan dan melaksanakan fungsi lain

yang diperintahkan oleh Kepala Bidang Ketenagakerjaan sesuai dengan tugas pokoknya.

(24)

I - 16 26. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi seksi Pembinaan Hubungan Industrial kepada Kepala Bidang ketenagakerjaan.

3. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN TRANSMIGRASI

Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan perlombaan kelurahan, ketahanan dan budaya masyarakat, pengembangan keterampilan dan ekonomi masyarakat serta mensosialiasikan program pemerintah Bidang Transmigrasi. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi menyelenggarakan fungsi : 1. Merumuskan bahan kebijakan teknis dibidang

pemberdayaan masyarakat dan transmigrasi;

2. Pemberian dukungan pelaksanaan program, penyusunan bahan pembinaan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat;

3. Pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan yang masuk Kelurahan dan pengembangan prakarsa serta swadaya gotong royong;

4. Pengevaluasian pelaksanaan program kerja pemberdayaan masyarakat yang meliputi pelatihan masyarakat kelurahan, sosial budaya, pengembangan usaha ekonomi masyarakat dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG);

5. Pengkoordinasian Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPM, PKK dan lain – lain); 6. Pemberdayaan Teknologi Tepat Guna bagi masyarakat

kelurahan; dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(25)

I - 17 a. Seksi Pembinaan Kelurahan Dan Pengembangan

Teknologi Tepat Guna

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi :

1. Merumuskan kebijakan teknis pembinaan kelurahan dan pengembangan Teknologi Tepat Guna;

2. Menyelenggarakan penataan kelurahan;

3. Memfasilitasi kerjasama antara kelurahan dalam wilayah Kota Metro;

4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan administrasi pemerintahan kelurahan;

5. Melaksanakan lomba Kelurahan;

6. Melaksanakan pembinaan pokjanal Teknologi Tepat Guna, pembentukkan Posyantek, menginventarisir jenis TTG dan mengikuti Gelar TTG Tingkat Nasional;

7. Monitoring dan evaluasi Profil Kelurahan;

8. Pembinaan data kelurahan melalui penetapan indikator evaluasi perkembangan Kelurahan; dan 9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Atasan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Kepala Seksi Kelembagaan, Sosial Budaya Masyarakat dan Transmigrasi

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi :

1. Merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang kelembagaan, sosial budaya masyarakat dan transmigrasi;

2. Melakukan pembinaan lembaga yang ada di Kelurahan (LPM, PKK, Posyandu dll);

3. Meningkatkan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan tingkat kelurahan dan Kota Metro; 4. Melaksanakan pelatihan kader – kader;

(26)

I - 18 6. Melaksanakan Program pemerintah Bidang

Transmigrasi;

7. Melaksanakan koordinasi berkaitan dengan pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi; 8. Membantu pengembangan pesebaran penduduk

kawasan transmigrasi;

9. Membantu pengembangan satuan pemukiman pada tahap kemandirian; dan

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Kepala Seksi Usaha Pengembangan Perekonomian Masyarakat

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi :

1. Merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang usaha pengembangan perekonomian masyarakat; 2. Melaksanakan pendataan dan pembinaan usaha

ekonomi masyarakat kelurahan;

3. Melaksanakan pelatihan keterampilan usaha perekonomian masyarakat;

4. Meningkatkan pemberdayaan unit-unit usaha perekonomian masyarakat (UP2K, dll.); dan

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

Pengaturan mengenai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) akan dilakukan lebih lanjut dengan peraturan Walikota .

(27)

II - 1 BAB II

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2019

Perencanaan Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dari Tahun 2016-2021 yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dinas Tenaga Kerja Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Nomor 050/11a/KPTS/D-7/01/2017 tentang Rencana Strategis OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2016 – 2021 serta di sahkan dengan Surat Keputusan Walikota Metro Nomor : 319/KPTS/B-2/2017 tentang Pengesahan Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah Tahun 2016-2021 di Lingkungan Pemerintah Kota Metro.

Sebagai Perangkat Daerah yang menjalankan sebagaian kewenangan Pemerintah dalam bidang Ketenagakerjaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi, Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi kepala daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Metro Tahun 2016-2021.

Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro disusun selaras dengan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Renstra Kementerian Dalam Negeri dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional, secara simultan sesuai proses tahapan penyusunan RPJMD Kota Metro Tahun 2016-2021 yang diawali pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, dan Forum SKPD. Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan hasil kesepakatan bersama antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dan stakeholder yang berkaitan dengan urusan ketenagakerjaan, pemberdayaan masyarakat dan ketransmigrasian.

(28)

II - 2 2.1. Visi dan Misi

Sesuai amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang menyebutkan bahwa visi pembangunan dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah. Dalam periode 2016-2021, Visi Pembangunan Kota Metro adalah “Metro Kota Pendidikan dan Wisata Keluarga Berbasis Ekonomi Kerakyatan Berlandaskan Pembangunan Partisipatif”.

Rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, maka ditetapkan Misi Pembangunan Kota Metro Tahun 2016-2021 sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui sektor pendidikan dan kesehatan.

2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat berbasis ekonomi kerakyatan melalui sektor perdagangan, jasa, pertanian, dan pariwisata.

3. Meningkatkan kualitas infrastruktur kota yang terintegrasi dan berkelanjutan. 4. Mewujudkan pemerintahan Kota Metro yang good governance melalui

peningkatan kualitas pelayanan publik.

Adapun program prioritas ditetapkan sesuai dengan visi dan misi Kepala Daerah pada saat pemilihan dan disusun berdasarkan kewenangan dan urusan pemerintah daerah. Program prioritas pembangunan tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Bidang Pendidikan

a. Peningkatan sarana prasarana pendidikan melalui penyediaan seragam sekolah gratis untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan

b. Pemerataan pelayanan pendidikan untuk mewujudkan education for all.

c. Peningkatan koordinasi, komunikasi, dan peran serta seluruh stakeholder pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan output pendidikan.

2. Bidang Ekonomi

a. Pembangunan dan pengembangan destinasi wisata keluarga untuk meningkatkan perekonomian lokal masyarakat

(29)

II - 3 b. Peningkatan produktivitas sektor pertanian, perdagangan dan

jasa

c. Pengembangan strategi pemasaran produk lokal di wilayah Kota Metro, regional Provinsi Lampung dan di tingkat nasional

d. Peningkatan kerjasama swasta untuk meningkatkan produktivitas UMKM.

e. Penataan pasar tradisional dan pasar modern untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi lokal.

3. Bidang Reformasi Birokrasi

a. Peningkatan akses pelayanan publik melalui penyederhanaan prosedur, fasilitasi pelayanan di ruang publik, dan pemanfaatan teknologi informasi

b. Peningkatan akuntabilitas kinerja pemerintah melalui peningkatan kualitas perencanaan, penggunaan pendekatan money follow

program priority dalam sistem penganggaran, serta pengendalian

kinerja dengan pendekatan partisipatif. 4. Sosial

a. Program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan

b. Pemberian bantuan pembangunan dan sarana prasarana rumah ibadah

c. Penurunan angka kemiskinan melalui peningkatan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan akses pendidikan, dan peningkatan produktivitas UMKM

Berkaitan dengan misi Kepala Daerah terpilih, maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro mendapatkan amanah untuk menjalankan 2 misi, yaitu :

1. Misi 2 (kedua) yaitu: “Meningkatkan kesejahteraan rakyat berbasis ekonomi kerakyatan melalui sektor perdagangan, jasa, pertanian, dan pariwisata“

Misi ini adalah upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Metro berbasis potensi lokal dimana sektor perdagangan, jasa, pertanian dan pariwisata menjadi domain ekonomi lokal masyarakat saat ini.

(30)

II - 4 Masyarakat akan ditempatkan dalam sebuah sistem perekonomian yang pelaksana kegiatan, pengawasan dan hasil kegiatan ekonomi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Investasi akan terus dipicu dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal Kota Metro. Keterbatasan sumberdaya alam akan disiasati melalui industri kreatif dengan manajemen yang lebih profesional dari hulu sampai hilir.

Sektor pertanian masih menjadi agenda prioritas dengan pertimbangan tingkat kesuburan lahan, produktivitas serta sumberdaya pertanian yang unggul dan produktif. Sedangkan sektor pariwisata yang memiliki prioritas lebih tinggi sebagai salah satu tujuan visi akan diarahkan kepada wisata keluarga yang dapat memberikan efek besar terhadap perekonomian lokal masyarakat. Perekonomian sebuah kota tentunya akan didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa. Tingkat aksesibilitas jasa dan perdagangan oleh kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Metro memiliki share sektor terbesar dalam PDRB Kota Metro lima tahun terakhir. Kondisi ini akan terus diperkuat dengan peningkatan pelayanan dan infrastruktur dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Misi 4 (keempat) yaitu: “Mewujudkan pemerintahan Kota Metro yang good

governance melalui peningkatan kualitas pelayanan publik“

Misi ini adalah upaya untuk menciptakan pemerintahan yang akuntabel, transparan, partisipastif, efektif, efisien, responsif, dan berkeadilan melalui kelembagaan yang kokoh, sumberdaya aparatur yang profesional dan manajemen pemerintahan yang berkualitas dengan menitikberatkan pada pelayanan publik.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro merupakan salah satu OPD yang melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat, seperti pembuatan kartu pencari kerja (AK-1), rekomendasi izin pendidikan dan pelatihan kerja, rekomendasi jaminan kesehatan dan mediator perselisihan industrial. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selalu mengedepankan pelayanan prima.

(31)

II - 5 2.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Metro

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Adapun target Indikator Kinerja Utama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Indikator Kinerja Utama (IKU)

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

THN 2021

1 2 3 4 5 6

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan

perkembangan pasar kerja, dan meningkatnya profesionalisme kepelatihan, serta menciptakan wirausaha baru; Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Persentase Pencari Kerja Terlatih yang telah bekerja 20% 20% 33% 35% 40% 40% 2. Meningkatkan

penempatan tenaga kerja, dan perluasan penciptaan lapangan kerja Peningkatan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Persentase pencari kerja terdaftar yang ditempatkan 30% 30% 43% 45% 47% 47% 3. Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan guna meningkatkan

kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalam upaya melaksanakan

perlindungan tenaga kerja

Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial dan Perlindungan Ketenagakerja an Persentase Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) 80% 80% 80% 85% 87% 87% 4. Meningkatnya pendapatan keluarga yang dapat menunjang pendapatan inti keluarga Pengembanga n Ekonomi Keluarga Persentase Kelompok UP2K yang Aktif 50% 55% 70% 75% 78% 78%

(32)

II - 6 5. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Kelurahan Tingkat Partisipasi Lembaga Kemasyarakatan dalam pembangunan - - 65% 70% 75% 75%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2016-2021 memiliki 5 (Lima) tujuan yang ingin dicapai, yaitu : 1. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja, dan meningkatnya profesionalisme kepelatihan, serta menciptakan wirausaha baru, dengan sasaran Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. Adapun Capaian target yang direncanakan pada Tahun 2019 adalah sebesar 35%.

Indikator : Persentase Pencari Kerja Terlatih yang Telah Bekerja Rumus Perhitungan :

Persentase Pencari Kerja Terlatih yang

Telah Bekerja

= Jumlah Pencari Kerja terlatih yang bekerja

Jumlah Pencari Kerja yang terlatih X 100%

2. Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan penciptaan lapangan kerja, dengan sasaran Peningkatan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja. Adapun Capaian target yang direncanakan pada Tahun 2019 adalah sebesar 45%.

Indikator : Persentase Pencari Kerja Terdaftar Yang Ditempatkan Rumus Perhitungan :

Persentase Pencari Kerja Terdaftar Yang

Ditempatkan =

Jumlah Pencari Kerja yang terdaftar yang ditempatkan

Jumlah Pencari Kerja yang terdaftar X 100%

3. Mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan guna meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalam upaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja, dengan sasaran Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial dan Perlindungan Ketenagakerjaan. Adapun Capaian target yang direncanakan pada Tahun 2019 adalah sebesar 85%.

(33)

II - 7 Indikator : Persentase Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama

(PB) Rumus Perhitungan :

Persentase Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB) =

Jumlah Kasus yang di selesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)

Jumlah Kasus yang Dicatatkan X 100%

4. Meningkatnya pendapatan keluarga yang dapat menunjang pendapatan inti keluarga, dengan sasaran Pengembangan Ekonomi Keluarga. Adapun Capaian target yang direncanakan pada Tahun 2019 adalah sebesar 75%. Indikator : Persentase pelaksana usaha peningkatan perekonomian

keluarga (UP2K) Aktif Rumus Perhitungan :

Persentase pelaksana usaha peningkatan perekonomian

keluarga (UP2K) Aktif

= Jumlah Kelompok UP2K yang aktif Jumlah Kelompok Pelaksana UP2K X 100%

5. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan, dengan sasaran Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Kelurahan. Adapun Capaian target yang direncanakan pada Tahun 2019 adalah sebesar 70%. Indikator : Tingkat Partisipasi Lembaga Kemasyarakatan dalam

pembangunan Rumus Perhitungan :

Tingkat Partisipasi Lembaga Kemasyarakatan dalam

pembangunan =

Jumlah Kemasyarakatan yang aktif dlm Pembangunan

(34)

II - 8 Tabel 2

Indikator Kinerja Pendukung

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5 6

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Mewujudkan kualitas kinerja yang efektif, efisien, dan profesional dengan prinsip good governance di lingkungan Dinas Tenaga Kerja

Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang Ditindaklanjuti - - 80% 85% 90% 90% Nilai Evaluasi AKIP - - 65 67 70 70

Selain lima Indikator Kinerja Utama (IKU) di atas, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga melaksanakan satu sasaran yang ingin dicapai dan telah ditetapkan dalam Perjanjian kinerja adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan kualitas kinerja yang efektif, efisien, dan profesional dengan prinsip good governance di lingkungan Dinas Tenaga Kerja, dengan sasaran Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi. Sasaran ini memiliki 2 (dua) indikator pengukuran, yaitu :

Indikator : Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang Ditindaklanjuti Rumus Perhitungan :

Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang

Ditindaklanjuti =

Jumlah Temuan BPK/Inspektorat yang Ditindaklanjuti

Jumlah Total Temuan BPK/Inspektorat X 100%

Adapun capaian target yang direncanakan tahun 2019 sebesar 85%.

Indikator : Nilai Evaluasi AKIP Rumus Perhitungan :

Nilai Evaluasi AKIP = Jumlah Nilai Evaluasi AKIP

(35)

II - 9 2.3. Program dan Kegiatan

Mengacu pada Rencana Kerja (Renja) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro, program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

A. URUSAN WAJIB

a. Urusan Ketenagakerjaan

Program yang telah dilaksanakan berjumlah 3 program, antara lain : - Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja,

dengan 1 kegiatan :

 Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pencari Kerja, dengan output :

1) Telaksananya Kegiatan Pelatihan Pembuatan Aneka Kue bagi pencari kerja di Kota Metro

2) Telaksananya Kegiatan Pelatihan Servis HP bagi pencari kerja di Kota Metro

3) Telaksananya Kegiatan Pelatihan Pangkas Rambut bagi pencari kerja di Kota Metro

4) Terbentuknya Pencari Kerja Terlatih dan wirausaha baru.

- Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan 3 kegiatan :

 Kegiatan Pelayanan Info Pasar Kerja melalui Bursa Kerja Online (BKOL), Penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) Online dan Job Canvassing, dengan output :

1) Terlaksananya pelayanan pembuatan kartu AK1 untuk pencaker di Kota Metro, sebanyak 444 orang

2) Terlaksananya pelayanan pembuatan ID TKI dan rekomendasi paspor untuk Calon TKI Kota Metro, sebanyak 297 Calon TKI.

3) Terlaksananya Job Canvassing/Pendataan Lowongan Kerja pada 125 perusahaan di dalam dan luar Kota Metro

4) Terdatanya lowongan pekerjaan hasil Job Canvassing Tahun 2019, sebanyak 221 lowongan kerja

5) Terlaksananya penyebarluasan informasi kepada masyarakat/pencari kerja melalui Papan Pengumuman, Media Elektronik (Radio di Kota Metro), situs internet Kementerian

(36)

II - 10 dan situs milik Pemerintah Kota Metro (www. metrokota.go.id) dan surat ke Kecamatan se-Kota Metro. 6) Terlaksananya penempatan tenaga kerja, baik lokal, antar

daerah maupun antar negara (TKI), sebanyak 362 orang

 Kegiatan Job Fair Tenaga Kerja, dengan output :

1) Tersedianya Lowongan Pekerjaan bagi pencari kerja di Kota Metro, sebanyak 447 lowongan kerja.

2) Partisipasi Perusahaan pada Job Fair Kota Metro 2019, sebanyak 25 perusahaan.

 Kegiatan Pendampingan Dalam Rangka Peningkatan Kesempatan Kerja dan Pengembangan Kewirausahaan, dengan output : 1) Terlaksananya Pendampingan pada Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Hasil Pelatihan, sebanyak 5 kelompok. 2) Terlaksananya Pendampingan pada Lembaga Latihan Kerja

Swasta (LLKS), 14 lembaga.

- Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan 3 kegiatan :

 Kegiatan Pertemuan Lembaga Kerjasama Tripartit, dengan output terlaksananya Pertemuan/Rapat LKS Tripartit 3 kali dalam setahun.

 Kegiatan Pembinaan dan Pendataan Hubungan Industrial, dengan output :

1) Terlaksananya Pembinaan dan Penyuluhan HI pada perusahaan, sebanyak 28 perusahaan.

2) Terlaksananya Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan, sebanyak 75 orang.

3) Tersedianya Buku Himpunan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan tentang Hubungan Industrial, sebanyak 100 eksemplar.

4) Terlaksananya Pendataan HI dan Jamsos pada perusahaan, sebanyak 200 perusahaan.

(37)

II - 11  Kegiatan Monitoring Sistem Pengupahan di Perusahaan, dengan

output :

1) Terlaksananya Monitoring Struktur dan Skala Upah pada perusahaan, sebanyak 3 kali pertemuan dengan 30 perusahaan.

2) Terlaksananya Rapat pembahasan Usulan UMK Metro Tahun 2019

b. Urusan Pemberdayaan Masyarakat

- Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan, dengan 2 kegiatan :

 Kegiatan Pelatihan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), dengan output :

1) Pelatihan keterampilan Pembuatan Aneka Kue bagi Kader PKK dari kelompok-kelompok UP2K, sebanyak 22 orang. 2) Pelatihan keterampilan Sulam usus bagi Kader PKK dari

kelompok-kelompok UP2K, sebanyak 22 orang.

 Kegiatan Pemasyarakatan dan Pemanfaatan TTG Kota Metro, dengan output :

1) Adanya inovasi-inovasi baru di bidang Teknologi Tepat Guna di Kota Metro, sebanyak 2 inovasi

2) Mengikuti gelar TTG Tingkat Nasional.

- Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa/Kelurahan, dengan 4 kegiatan :

 Kegiatan Pembinaan Kelompok Masyarakat Pembangunan Kelurahan, dengan output :

1) Terselenggaranya Lomba Kelurahan Tingkat Kota Metro di 5 Kecamatan

2) Mengikuti Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi Lampung yang diwakili oleh Kelurahan Purwoasri Kec. Metro Utara, dan mendapat Juara I.

(38)

II - 12 3) Mengikuti Lomba Kelurahan Tingkat Nasional Regional yang

diwakili oleh Kelurahan Purwoasri Kec. Metro Utara, dan mendapat Juara II

4) Terlaksananya Pembinaan dan Monitoring Profil Kelurahan 5) Tersedianya data profil Kelurahan se-Kota Metro, sebanyak

22 Kelurahan

 Kegiatan Partisipasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Peningkatan Partisipasi Masyarakat, dengan output :

1) Terlaksananya Pembinaan terhadap pengurus LPM se-Kota Metro

2) Terfasilitasinya kegiatan LPM melalui stimulasi dana insentif dan operasional bagi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) se-Kota Metro.

 Kegiatan Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) , dengan output :

1) Terlaksananya Kegiatan BBGRM dengan baik

2) Terlaksananya kegiatan gotong royong pada 5 (lima) Kecamatan dan 22 kelurahan se- Kota Metro

3) Terlaksananya pemberian Penghargan kepada 5 (lima) kelurahan se-Kota Metro sebagai pelaksana terbaik di bidang kegotongroyongan.

 Kegiatan Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengelolaan Lembaga Kemasyarakatan, dengan output :

1) Terlaksananya Pelatihan Manajemen Pengelolaan Kampung Kreatif, 30 orang.

2) Terbentuknya Kampung Kreatif di Kota Metro, Taman Waru di Kelurahan Yosomulyo Kec. Metro Pusat.

- Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat, dengan 4 kegiatan :  Kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, dengan

(39)

II - 13 1) Terlaksananya Pembinaan pada Tim Penggerak (TP) PKK

se-Kota Metro.

2) Terlaksananya lomba-lomba dari Tingkat Kota, Tingkat provinsi dan Tingkat Nasional.

 Kegiatan Partisipasi Masyarakat dalam Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, dengan output :

1) Terlaksananya Sosialisasi Pemanfaatan Pangan Lokal 2) Terlaksananya Sosialisasi Gemar Makan Ikan

3) Terlaksananya Lomba Kader Posyandu

4) Terlaksananya Bimtek Peningkatan Ketahanan KeluargaTerlaksananya lomba-lomba dari Tingkat Kota, Tingkat provinsi dan Tingkat Nasional.

 Kegiatan Pengembangan Kepemimpinan dan Kepribadian, dengan output :

1) Terlaksananya Kegiatan jambore kader PKK

2) Terlaksananay Pelatihan pengembangan kepemimpinan dan kepribadian

3) Terlaksananya pelatihan seni budaya.

 Kegiatan Pembentukan Karakter Keluarga, dengan output : 1) Terlaksananya Lomba Simulasi PAAR

2) Terlaksananya Kegiatan Pasar Rakyat.

B. URUSAN PILIHAN

Urusan Ketransmigrasian

- Program Program Pengembangan Transmigrasi Lokal, dengan 1 kegiatan :

 Kegiatan Penyediaan dan Pelayanan Informasi di Bidang Ketransmigrasian, dengan output :

1) Terlaksananya sosialisasi tentang Kebijakan ketransmigrasian, sebanyak 50 orang

(40)

II - 14 2) Terlaksananya Kunjungan Kerja ke Kabupaten/Kota Pengirim

Transmigrasi (Yogyakarta) dalam rangka penjajakan dan studi tiru.

2.4. Perjanjian Kinerja

Penetapan Kinerja yang dituangkan dan ditandatangani dalam Perjanjian Kinerja antara Kepala OPD dengan Walikota Metro merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang ingin dihasilkan. Penyusunan Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2019 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2016-2021, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2019, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2019. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 sebagai berikut :

Tabel 3

Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro Tahun 2019

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(OUTCOME)

1 2 3 4

1. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Persentase Pencari Kerja Terlatih yang telah bekerja

35% 2. Peningkatan Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Persentase Pencari Kerja Terdaftar

yang ditempatkan 45%

3. Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial dan Perlindungan Ketenagakerjaan

Persentase Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)

85%

4. Pengembangan Ekonomi

Keluarga Persentase Kelompok UP2K yang Aktif 75% 5. Peningkatan Partisipasi

Masyarakat dalam Membangun Kelurahan

Tingkat Partisipasi Lembaga Kemasyarakatan dalam pembangunan

70%

6. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang Ditindaklanjuti

85%

(41)

II - 15

PROGRAM ANGGARAN KET

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem

pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas

Tenaga Kerja

6. Program Peningkatan Kesempatan Kerja 7. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi

Pedesaan

8. Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

9. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

10. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat 11. Program Pengembangan Transmigrasi Lokal

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 434.274.400,- 110.399.700,- 6.200.000,- 32.933.000,- 245.000.000,- 226.859.400,- 223.245.000,- 155.100.000,- 585.501.500,- 700.000.000,- 44.377.840,- APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD APBD

(42)

III - 1 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja Organisasi

Dalam mengetahui tingkat keberhasilan sebuah program, diperlukan indikator kinerja yang terukur. Dalam mengukur tingkat akuntabilitas kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro menetapkan indikator kinerja yang menjadi alat ukur keberhasilannya, sehingga dapat mempermudah untuk pelaksanaan program, pengambilan keputusan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam penetapan tujuan sebuah program diperlukan indikator kinerja yang baik, sehingga diperlukan kejelian dan kecermatan. Dalan penetapan indikator kinerja digunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achivable, Realistic and Timebond), yakni :

- Specific : Tujuan harus jelas

- Measurable : Dapat diukur dengan suatu indikator

- Achivable : Dapat dicapai dengan sumber daya yang dimiliki

- Realistic : Masuk akal, dapat diterima oleh semua orang dalam forum

dan sesuai dengan sumber daya yang ada

- Timebond : Dapat dicapai dalam batas waktu yang ditetapkan

Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Selanjutnya setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja.

3.1.1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Misi dan Visi Pemerintah Daerah. Pengukuran kinerja mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang

(43)

III - 2 Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja strategis diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing. Sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.

Penilaian capaian kinerja didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Predikat nilai capaian kinerja sesuai dengan e-SAKIP Online Kota Metro, sebagai berikut :

Tabel 4

Predikat Capaian Kinerja

No Persentase Interpretasi 1. 2. 3. 4. n/a < 100% = 100% > 100%

Tidak Ada Target Tidak Tercapai Tercapai

Melebihi Target

Dalam laporan ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan.

3.1.2. Capaian Indikator Kinerja

Setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Metro yang

(44)

III - 3 berkaitan dengan urusan ketenagakerjaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Transmigrasi, capaiannya adalah sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 5

Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019 No Indikator Kinerja Target

2019 Realisasi 2019 Capaian (%) Predikat

1. Persentase Pencari Kerja Terlatih yang telah bekerja

35% 60,00% 171,42% Melebihi Target

2. Persentase Pencari Kerja Terdaftar yang ditempatkan 45% 48,85% 108,55% Melebihi Target 3. Persentase Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 85% 75% 88,23% Tidak Tercapai 4. Persentase Kelompok Usaha Peningkatan Perekonomian Keluarga (UP2K) 75% 81,48% 108,64% Melebihi Target 5. Tingkat Partisipasi Lembaga Kemasyarakatan dalam pembangunan 70% 85,00% 121,42% Melebihi Target 6. Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang Ditindaklanjuti 85% 100% 117,64% Melebihi Target

7. Nilai Evaluasi AKIP 67,00 69,53 103,77% Melebihi Target

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Metro yang masuk dalam IKU Kota Metro sebanyak lima indikator, ditambah dengan dua indikator pendukung OPD yang secara umum capaiannya melebihi target dengan kategori baik, namun terdapat satu indikator yang tidak tercapai yaitu pada indikator Persentase Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial terealisasi <100 yaitu dari 4 (empat) kasus perselisihan hanya 3 (tiga) yang dapat terselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) atau sebesar 75% dimana target yang telah ditetapkan adalah 85% sehingga capaian kinerja hanya 88,23% (tidak tercapai). Terdapat 1 (Satu) Kasus Perselisihan HI yang tidak dapat diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) dan diselesaikan melalui anjuran tertulis oleh mediator HI karena tidak ada kesepakatan antara pengusaha dan pekerja.

(45)

III - 4 Untuk lebih jelas capaian indikator kinerja tahun 2019 dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :

Diagram 1

Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019

Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat bahwa dari tujuh indikator kinerja terdapat satu indikator yang tidak mencapai target yaitu pada point (3) dengan alasan yang telah diuraikan di atas.

Selanjutnya untuk melihat tingkat capaian kinerja tahun 2019 dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :

Diagram 2

Tingkat Capaian Kinerja Tahun 2019 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Target 2019 Realisasi 2019 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tingkat Capaian Kinerja

(46)

III - 5 Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa dari tujuh indikator kinerja hanya satu indikator yang tingkat capaian kinerjanya berada di bawah 100% yaitu pada point (3) dengan alasan sebagaimana telah dijelaskan di atas.

3.2. Realisasi Kinerja Tahun 2019 dan Tahun Lalu

Untuk mengetahui berapa besar peningkatan atau penurunan realisasi kinerja pada Tahun 2019 dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya (2018), dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 6

Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan Tahun 2018 No Indikator Kinerja Realisasi 2019 Realisasi 2018 Keterangan 1. Persentase Pencari Kerja

Terlatih yang telah bekerja

60,00% 36,00%

2. Persentase Pencari Kerja Terdaftar yang

ditempatkan

48,85% 49,44%

3. Persentase Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)

75% 75%

4. Persentase Kelompok

UP2K yang Aktif 81,48% 81,48%

5. Tingkat Partisipasi Lembaga Kemasyarakatan dalam pembangunan 85,00% 73,92% 6. Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang Ditindaklanjuti 100% 100%

7. Nilai Evaluasi AKIP 69,53 69,34

Untuk lebih jelas perbandingan realisasi kinerja Tahun 2018 dan 2019 dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :

Gambar

Tabel 1.   Indikator Kinerja Utama (IKU) .................................................

Referensi

Dokumen terkait

Bahan tambah dari canlpuran aditif optimal yang terdiri dari bentonit, felspar, dan zeolit dapat meningkatkan kualitas basil immobilisasi/ pemadatan limbah cara sementasi

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa manifestasi klinis terbanyak adalah NPB yang tidak disertai gejala lain yaitu sebanyak 12 anak (60%), Lama keluhan timbulnya sakit adalah 3–6

Erosi alur adalah erosi yang terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat tertentu di permukaan tanah sehingga memindahkan tanah lebih banyak dibandingkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai frekuensi dasar (pitch) pada anak perempuan lebih tinggi dari anak laki-laki, hal ini disebabkan oleh perbedaan dari bentuk pita

Dari penelitian ini diketahui bahwa Nadjib tidak dapat mencapai posisi mapan dengan hanya mengandalkan karya sastranya, namun lebih karena gerakan sosial dan politik yang

Jenis databkuantitaif dan kualitatif Sumber data: siswa dan guru Teknik pengumpulan data: observasi, catatan lapangan, tes dan pengkuran, dll Langkah menyusun instrumen

Klik item pada tugas, maka tugas akan ditampilkan... Mengumpul

(2) Kepengurusan Manajemen Klub Bola Basket Putri Jayabaya Kediri terorganisasi dengan baik meskipun tidak sama dengan klub-klub professional lainnya, karena klub ini