• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanggung Jawab Bambang Utoyo. Penyunting Tendas Teddy Soesilo. Wakil Ketua Penyunting Andrianus Hendro Triatmoko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penanggung Jawab Bambang Utoyo. Penyunting Tendas Teddy Soesilo. Wakil Ketua Penyunting Andrianus Hendro Triatmoko"

Copied!
244
0
0

Teks penuh

(1)

`

(2)

Borneo, Jurnal Ilmu Pendidikan adalah jurnal ilmiah,

Diterbitkan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Kalimantan Timur Terbit dua kali setahun, yakni setiap bulan Juni dan Desember

Penanggung Jawab Bambang Utoyo

Penyunting Tendas Teddy Soesilo Wakil Ketua Penyunting Andrianus Hendro Triatmoko

Penyunting Pelaksana

Prof. Dr. Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd., Prof. Dr. Husaeni Usman, M.Pd., Dr. Edi Rachmad, M.Pd., Drs. Ali Sadikin, M.AP, Drs. Masdukizen, Dra.Pertiwi Tjitrawahjuni,

M.Pd.,Dr. Sugeng, M.Pd., Dr. Pramudjono, M.S, Dr. Jarwoko, M.Pd, Dr. Rita Zahra, M.Pd, Samodro, M.Si

Sirkulasi Sunawan Sekretaris Abdul Sokib Z.

Tata Usaha

Heru Buana Herman,Sunawan,

Alamat Penerbit/Redaksi : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, Jl. Cipto Mangunkusumo Km 2 Samarinda Seberang, PO Box 218

• Borneo, Jurnal Ilmu Pendidikan diterbitkan pertama kali pada Juni 2007 oleh LPMP Kalimantan Timur

• Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lain. Naskah dalam bentuk soft file dan print out di atas kertas HVS A4 spasi ganda lebih kurang 20 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman kulit dalam belakang

(3)

BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 9, Agustus 2016 ISSN 1858-3105

Diterbitkan oleh

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Kalimantan Timur

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rakhmatNya serta hidayah-Nya, Borneo Jurnal Ilmu Pendidikan LPMP Kalimantan Timur dapat diterbitkan.

Borneo Edisi Khusus, Nomor 9, Agustus 2016 ini merupakan edisi khusus yang diharapkan terbit untuk memenuhi harapan para penulis.

Tujuan utama diterbitkannya jurnal Borneo ini adalah memberi wadah kepada tenaga perididik, khususnya guru di Provinsi Kalimantan Timur untuk mempublikasikan hasil pemikirannya di bidang pendidikan, baik berupa telaah teoritik, maupun hasil kajian empirik lewat penelitian. Publikasi atas karya mereka diharapkan memberi efek berantai kepada para pembaca untuk melahirkan gagasan- gagasan inovatif untuk memperbaiki mutu pendidikan melalui pembelajaran dan Pemikiran. Perbaikan mutu pendidikan ini merupakan titik perhatian utama tujuan LPMP Kalimantan Timur sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan.

Pada edisi ini, jurnal Borneo memuat beberapa artikel yang ditulis oleh Guru dan Pengawas. jurnal Borneo edisi khusus Nomor 9 Agustus 2016 ini semuanya memuat tulisan dari pengawas dan guru yang berasal dari Dinas Pendidikan Kota Balikpapan dan Kemenag Kota Balikpapan. Jurnal ini diterbitkan sebagai apresiasi atas semangat untuk memajukan dunia pendidikan melalui tulisan yang dilakukan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan dari Kabupaten Paser. Untuk itu, terima kasih kami sampaikan kepada para penulis artikel sebagai kontributor sehingga jurnal Borneo edisi ini dapat terbit sesuai waktu yang ditentukan.

Ucapan terima kasih dan selamat kami sampaikan kepada pengelola jurnal Borneo yang telah berupaya keras untuk menerbitkan Borneo edisi ini. Apa yang telah mereka sumbangkan untuk menerbitkan jurnal Borneo mudah-mudahan dicatat sebagai amal baik oleh Alloh SWT.

Kami berharap, semoga kehadiran jurnal Borneo ini memberikan nilai tambah, khususnya bagi LPMP Kalimantan Timur sendiri, maupun bagi upaya perbaikan mutu pendidikan pada umumnya.

Redaksi

Bambang Utoyo

(5)

DAFTAR ISI

BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 9, Agustus 2016 ISSN : 1858-3105

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

1 Meningkatkan Hasil Belajar Terjadinya Gerhana Bulan Dan Matahari Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Damaris Pasauran

1

2 Meningkatkan Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Melalui Pembinaan Terstruktur Di Kecamatan Balikpapan Kota

Sri Purdhyaswati

13

3 Meningkatkan Hasil Belajar Kisah Khalifah Abu Bakar RA Melalui Role Play

Farida

25

4 Meningkatkan Hasil Belajar Makanan Yang Dilarang Dalam Surah Al- Maidah Ayat 3 Melalui Media Gambar

Gusti Ardiansyah

35

5 Meningkatkan Hasil Belajar Kasus Pelanggaran Ham Dalam Perspektif Pancasila Melalui Strategi Jigsaw

Maya Safitri

47

6 Meningkatkan Hasil Belajar Meneladani Prilaku Umar Bin Khattab Ra Melalui Poster Session

Nurhasanah

59

7 Peningkatan Profesionalitas Guru Melalui Implementasi Pakem Model Door To Door Visit Supervision

Rusniah

71

(6)

8 Meningkatkan Hasil Belajar Perilaku Terpuji Melalui Simulasi Yartini

83

9 Meningkatkan Hasil Belajar Meneladani Kisah Nabi Ibrahim As Melalui Poster Comment

Istikah

95

10 Meningkatkan Hasil Belajar Asmaul Husna Melalui Teknik Menggambar Lestari

107

11 Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Tata Surya Melalui Strategi Kooperatif Lili Erliyani Nata

119

12 Meningkatkan Hasil Belajar Keteladanan Kisah Nabi Ibrahim As Melalui Dongeng

Lilik Iswinarni

131

13 Meningkatkan Hasil Belajar Shalat Fardhu Melalui Billboard Ranking Masyunah

143

14 Meningkatkan Hasil Belajar Mengenal Lembaga Lembaga Negara Dalam Susunan Pemerintahan Tingkat Pusat Melalui Billboard Ranking

Misrini

155

15 Meningkatkan Hasil Belajar Qadha Dan Qadar Melalui Kliping Koran Rofi’iyah

167

16 Meningkatkan Hasil Belajar Surah-Surah Pendek Melalui Strategi Kooperatif

Siti Asma Nurhayati

179

17 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKN Pada Materi Lembaga-Lembaga Negara Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping

Masran

191

(7)

18 Peningkatan Kemampuan Guru Agama Islam Dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Melalui Supervisi Akademik

Nur Alip

203

19 Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share

Rosmiati

215

20 Peningkatan Prestasi Belajar Pkn Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Audio Visual

Rini Tuti

225

(8)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

TERJADINYA GERHANA BULAN DAN MATAHARI MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Damaris Pasauran

Guru SDN 005 Balikpapan Timur Abstract

Eclipse represent natural phenomenon of its process sun or month;moon sudden. Eclipse can be differentiated to become two that is : moon eclipse And sun eclipse. Sun eclipse divided three : total sun eclipse, sun eclipse as (parsial), and ring sun eclipse. Moon eclipse divided two : total moon eclipse, and moon eclipse some of ( parsial).

This research use research of action (research action) two of cycle. Each ; Every cycle twice meeting consist of four step that is: planning, activity execution, perception, refleksi. this Research target is class VI student SDN 005 Balikpapan East. obtained Data in the form of result of tes written, and school activity observation sheet with elementary Interest discussion fundamental The happening of Moon Eclipse and Sun. From result of tes written, and demonstration and also analyse to be got by result learn that is, Pre Cycle (58%), Cycle 1 First Meeting (65%), Cycle 1 second Meeting (67%), and Cycle 2 First Meeting (68%), Cycle 2 second Meeting (77%). From result of this research is through Study Pursuant to Problem (PBI) can improve result learn Student SDN 005 Balikpapan East, can be used as one of the method in course of learning to teach Education of Natural Sciences

Keyword : Education of Natural Sciences , Study Pursuant to Problem ( PBI).

PENDAHULUAN

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam sangat penting bagi siswa untuk mengetahui fenomena-fenomena alam seperti terjadinya gerhana

(9)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 2

matahari dan gerhana bulan. Fenomena alam ini akan terjadi ditempat yang sama ini sekitar ± 350 atau 375 tahun yang akan datang. Fenomena alam ini termasuk langka, karena sangat jarang terjadi.

Namun kejadian yang spektakuler ini harus dapat disampaikan kepada siswa dengan baik, agar kejadian ini nantinya dapat diambil sebagai pelajaran dan dapat dinikmati pada saat terjadinya gerhana matahari atau bulan tersebut. Tidak menjadikan momok seperti kisah- kisah orang-orang dahulu yang aneh-aneh yang bersifat mitos atau takhayul, sambil memukul-mukul lasung, oleh sebab itu pendapat semacam itu tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan yang kita pelajari.

Adapun melihat secara langsung gerhana matahari tanpa filter akan merusak indra penglihatan kita, jika dengan cara yang tidak benar sangat berbahaya bagi indra penglihatan, akibat dari biasan sinaratau radiasi ultra violet dan impra merah yang terjadi pada saat penutupan piringan matahari oleh bulan belum begitu sempurna, sehingga akan mengeluarkan cahaya yang sangat luar biasa, yang dapat diterima secara langsung oleh mata, sehingga dapat merusak atau membakar kornea atau penglihatan mata kita.

Fenomena alam tersebut adalah hal yang biasa yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja di belahan bumi ini dapat terjadi, apabila matahari, bulan,dan bumi berada pada satu garis lurus, maka akan terjadi gerhana matahari, begitu pula jika posisi bumi diantara posisi matahari dan bulan dalam satu garis lurus akan terjadi gerhana bulan.

Pembelajaran tentang terjadinya gerhana matahari dan bulan ini perlu disampaikan secara pemecaham masalah dengan mengadakan percobaan-percobaan, dan sebagai pengantar boleh dengan metode ceramah, tanya jawab dan lain sebagainya. Karena kalau disampaikan dengan tidak bervariasi hal tersebut tidak akan menarik, dan sangat membosankan. Seperti yang terjadi di SDN 005 Balikpapan Timur, pembelajaran selalu berpusat pada guru, padahal untuk keseimbangan boleh juga berpusat pada siswa atau kombinasi keduanya.

Hal semacam ini sering dilakukan oleh penulis baik secara sadar ataupun tidak sadar sampai habis pelajaran siswa diceramahin dan tanya jawab saja, bahkan siswa tidak dilibatkan untuk melakukan percobaan- percobaan. Dan juga antara siswa dan siswa kelihatannya berkerja sendiri-sendiri siswa tidak diajak berdiskusi sesama siswa, seharusnya dalam pemecahan masalah dapat dipikirkan secara bersama dan siswa akan memiliki rasa kebersamaan, tanggung jawab, tolong-menolong, dan

(10)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 3 kedisiplinan. Ditambah lagi dengan metode pembelajaran yang konvensional sehingga hasil belajar siswa menjadi menurun.

Dalam Undang - undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 Bab I, Pasal 1, Ayat 1 : mengatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kertrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (2006:5). Adapun harapan-harapan penulis kedepannya, semoga ada perubahan dalam memberikan pembelajaran dan bimbingan kepada siswa khususnya siswa kelas VI SDN 005 Balikpapan Timur adalah sebagai berikut : 1) agar siswa dapat mudah memahami pelajaran terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan, seyogianya kegiatan belajar mengajar sudah menggunakan metode yang bervariasi, seperti pembelajaran berdasarkan masalah (PBI). 2) Setiap kegiatan atau peroses pembelajaran selalu melibatkan siswa dalam diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil kesimpulannya kepada kelompok-kelompok yang lainnya. 3) menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:11) adalah : Proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pengertian belajar menurut Snelbecher “Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal”.

Menurut James Patrick Chaplin (Dictionary of psychologi 1985) adalah belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

(11)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 4

Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2011 : 46) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebakan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Menurut Sudjana menyatakan hasil belajar adalah : Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hamalik hasil belajar adalah “Sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu”.

Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkah: 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih. 2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Kelebihan: 1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik. 2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain. 3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber. Kekurangan: 1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai. 2. Membutuhkan banyak waktu dan dana. 3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini Gambar atau poster yang ada kaitannya dengan topik bahasan yang akan dibahas.

(12)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 5 Mintalah siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau poster tersebut. Mintalah mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian mereka diminta memberikan komentar atau pendapat tentang gambar atau poster tersebut. Siswa diminta untuk memberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan gambar atau poster tersebut. Gambar yang dipilih hendaknya juga memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan yang paling penting terkait dengan materi yang dipelajari.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 005 Balikpapan Timur yang berlokasi Jln. Mulawarman RT.020 Kelurahan Manggar Kecamatan Balikpapan Timur Telp (0542) 760158 Kode Pos : 76116 E-mail : sdn005bt@gmail.com.

Tabel 1. Siklus dan Waktu Penelitian

Subjek Penelitian

Penelitian adalah siswa kelas VI dengan jumlah 32 orang, 16 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah Guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI Ibu Damaris Pasauran, S.Pd.SD

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data skunder penulis melakukan pencatatan secara langsung dengan masalah yang akan diteliti antara lain : Tes Hasil Belajar (LKS), Observasi, Dokumen. Untuk memperoleh data primer penulis melaksanakan kegiatan pengumpulan data adalah sebagai berikut: Butir soal tes (LKS), Lembar Observasi dan Daftar Nilai

(13)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 6

Teknik Analisa Data

Hasil belajar (nilai tes) atau instrumen tes yang menentukan kebenaran teoritik maupun empirik (analisis kuantatif dan kualitatif), dan hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus dengan apa adanya.

Instrumen Penilaian

Pada penelitian ini, peneliti disini menjadi instrumen utama yang dimaksudkan adalah dimana peneliti menjadi pengumpul data pada penelitian tindakan kelas, dan yang sangat terpenting peneliti juga menjadi perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinya akan banyak terlibat langsung dengan siswa di dalam proses penelitian.

Adapun instrumen penilaian adalah sebagai berikut : Isilah centang di bawah skor 5 bila Anda anggap cara melakukan setiap tindakan atau butir keterampilan di bawah ini sangat tepat, skor 4 bila tepat, Skor 3 bila agak tepat, skor 2 bila tidak tepat, dan skor 1 bila tidak sangat tepat.

Tabel 2. Instrumen Penilaian

(14)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 7 Lembar Observasi

Instrumen pendukung lain yang dapat digunakan untuk memperoleh data adalah lembar observasi dengan objek yang diamati antara lain : Aktif dan Tidak aktif.

Tabel 3. Lembar Observasi

Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas atau classroom action research yakni melalui landasan teoritik, teori belajar konstruktif, hakekat penemuan, inquiry, vygotsky, CTL, hasil belajar siswa, pemecahan masalah (autentic), menjadi pembelajaran yang otonom mandiri, sintaks, lima fase utama, lingkungan belajar dan sistem pengolahan, terbuka proses demokrasi dan peran aktif siswa, norma inquiry terbuka bebas mengemukakan pendapat. Langkah tersebut sebagai prosedur penelitian yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Prosedur Penelitian

(15)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 8

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian pada Pra Siklus aktivitas pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan matahari melalui pembelajaran berdasarkan masalah (PBI) siswa kelas VI SDN 005 Balikpapan Timur pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, masih menggunakan metode konvensional, sehingga hasil yang dicapai masih rendah. Hasil belajar pada Pra Siklus adalah siswa melaksanakan tugas dengan apa adanya karena pada pra siklus tersebut peneliti masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, sehingga masih banyak siswa yang belum memahami dalam menjawab soal tes, dan dari hasil pengamatan masih terdapat sebagian siswa yang pasif, takut bertanya dan kurang teliti sehingga pada saat pemberian tugas berjalan kurang maksimal. Masalah yang lain adalah kemungkinan besar dari penggunaan metode yang kurang tepat dan sangat membosankan bagi siswa. Dari instrumen penilaian pra siklus diperoleh hasil di bawah ini;

Tabel 4. Nilai Pra Siklus

Dari data pra siklus diatas belum ada ketuntasan, karena KKM pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam 70. Maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Tabel 5. Nilai Non Tes

Hasil belajar pada Siklus 1 Pertemuan Pertama adalah peneliti belum menggunakan Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI), sehingga siswa masih belum memahami dalam menjawab soal tes, dari hasil pengamatan masih terdapat beberapa siswa yang pasif, takut bertanya dan kurang teliti sehingga pada saat pemberian tugas berjalan,

(16)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 9 masih kurang maksimal. Maka akan dilanjutkan pada penilaian siklus 1 Pertemuan Pertama diperoleh hasil di bawah ini;

Siklus 1 Pertemuan Pertama

Nilai Siklus 1 Pertemuan Pertama diperoleh hasil di bawah ini;

Tabel 6. Nilai Siklus 1 Pertemuan Pertama

Dari data siklus 1 pertemuan pertama yang tuntas ada 6 orang siswa 18,8%, dan sedangkan yang belum tuntas 26 orang siswa 81,2%.

Maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Tabel 7. Nilai Non Tes

Pada Siklus 1 Pertemuan Kedua

Nilai Siklus 1 Pertemuan Kedua diperoleh hasil sebagaimana disajikan dibawah ini;

Tabel 8. Nilai Siklus 1 Pertemuan Kedua

Dari data siklus 1 pertemuan kedua yang tuntas ada 0 orang siswa 0%, dan sedangkan yang belum tuntas 32 0rang siswa 100%.

Maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

(17)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 10

Tabel 9. Nilai Non Tes

Pada Siklus 2 Pertemuan Pertama

Nilai Siklus 2 Pertemuan Pertama diperoleh hasil di bawah ini;

Tabel 10. Nilai Siklus 2 Pertemuan Pertama

Dari data siklus 2 pertemuan pertama yang tuntas ada 5 orang siswa 15,6%, dan sedangkan yang belum tuntas 27 orang siswa 84,4%.

Masih dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Tabel 11. Nilai Non Tes

Pada Siklus 2 Pertemuan Kedua

Nilai Siklus 2 Pertemuan Kedua diperoleh hasil sebagaimana disajikan Tabel 12 bawah ini;

Tabel 12. Nilai Siklus 2 Pertemuan Kedua

Dari data siklus 2 pertemuan kedua yang tuntas ada 16 orang siswa 50%, dan sedangkan yang belum tuntas 16 orang siswa 50%, tetapi nilai rata-rata sudah melampaui KKM Mata Pelajaran IPA 70, yakni 76,6. Maka tidak dilanjutkan lagi pada siklus selanjutnya.

(18)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 11 Tabel 13. Nilai Non Tes

Tabel 14. Nilai Evaluasi Penilaian Pra

Siklus

Siklus I Pertemuan

Pertama

Siklus 1 Pertemuan

Kedua

Siklus 2 Pertemuan

Pertama

Siklus 1 Pertemuan

Kedua

Rata-rata 58 65.3 66.9 68.1 76.6

Prosentase 58% 65% 67% 68% 77%

Hasil Rekapitulasi Non Tes

Hasil pengamatan proses pembelajaran pada pra siklus, siklus 1dan siklus 2 dilakukan dengan lembar pengamatan yang mencakup; (1) Aktif (2) Tidak aktif. Pengamatan Pra Siklus, Siklus 1 Pertemuan Pertama, Siklus 1 Pertemuan Kedua, dan Siklus 2 Pertemuan Pertama, Siklus 2 Pertemuan Kedua disajikan Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Pengematan Tiap Siklus

KESIMPULAN

Meningkatkan pemahaman menyimak, siswa terhadap pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan matahari melalui pembelajaran berdasarkan masalah (PBI). Bahwasanya dalam kerja secara berkelompok mendorong siswa menjadi aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Dengan pendekatan pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan matahari melalui pembelajaran berdasarkan masalah (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI SDN 005

(19)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 12

Balikpapan Timur dalam pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan matahari.

SARAN

Guru hendaknya selalu memberikan pembelajaran yang berkesan kepada siswanya. Dalam proses belajar mengajar hendaknya dengan menggunakan beragam cara atau metode. Memotivasi siswa agar selalu berprestasi dan hasil belajarnya dari hari kehari lebih meningkat lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Zainal, 2013, Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), CV. Yrama Widya, Bandung

Depag RI, 2006, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Dirjen Pendais, Jakarta

Djamarah Bahri Syaiful, dan Zain Aswan, 2002, Strategi Belajar Mengajar, PT. Reneka Cipta, Jakarta

Sukarno, S.Pd, Sulistiyowati, S.Pd, , 2009, IPA untuk SD Kelas VI, Pusat Perbukuan, Jakarta

(20)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 13 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK

PENILAIAN MELALUI PEMBINAAN TERSTRUKTUR DI KECAMATAN BALIKPAPAN KOTA

Sri Purdhyaswati

Pengawas SD Kecamatan Balikpapan Kota Abstract

Target of this research to know effort improve interest learn in compiling assessment rubric From result of solution and research can be concluded as follows:

Evaluated from teacher facet, execution research of action which focusing at Construction of Akademik teacher, supporting reaching of interest learn in compiling assessment rubric. This research compose three cycle. This matter look at I cycle using Technique One Input Many Output. At this I cycle, teacher given by opportunity to compile various assessment rubric with given by input in the form of assessment rubric format. Each;Every free teacher determine assessment aspect model. Its result later;then expostulated, to be analysed with, studied by insuffiency and excess. At Cycle II and Cycle III with Do Talc Record technique. Lacking of result of teacher improve;repaired by other teacher which is storey;level, later;then noted and pertinent teacher improve;repairing it self-supportingly. experience of this Tuition structure is expected ever can be executed in each school through KKG its bunch. Teacher interest develop assessment rubruk can be improved to through] construction of structure.

construction of Structure which effective enough through activity of Working Team Teacher

Keyword: Interest Teacher Compile Rubric Assessment Construction of Structure

PENDAHULUAN

Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian internal (internal assesment) terhadap proses dan hasil peserta didik yang dilakukan oleh

(21)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 14

pendidik, dalam hal ini guru kelas atas nama satuan pendidikan.

Penilaian kelas untuk menilai kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran (BSNP, 2006 : 1). Salah satu tugas yang harus dilakukan guru untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yaitu melakukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar peserta didik bertujuan untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. (Lampiran PP No. 19, 2005)

Penilaian yang dilakukan guru perlu memperhatikan beberapa prinsip-prinsip. Di antara prinsip-prinsip penilaian tersebut antara lain validitas, reliabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, dan mendidik. Berpijak dari prinsip-prinsip penilaian di atas, maka penilaian kelas harus obyektif. Penilaian yang dilakukan guru harus adil bagi semua peserta didik, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. Oleh karena itu guru perlu menyusun rubrik penilaian. Penyusunan rubrik penilaian merupakan kegiatan untuk memperjelas deskripsi kriteria-kriteria yang akan dinilai.

Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan penilaian kelas yang dilakukan oleh guru selama ini, 96% guru di Kecamatan Balikpapan Kota melakukan penilaian tanpa instrumen (rubrik) yang memadai.

Guru-guru tersebut melakukan penilaian hanya memperhatikan aspek penilaian, itupun jarang sekali. Belum ada guru yang melakukan penilaian pembelajaran menggunakan rubrik penilaian. Oleh karena itu, sangat dipandang perlu adanya penelitian tentang penyusunan rubrik penilaian secepat mungkin. Maka penelitian tindakan ini berjudul:

Peningkatan Kompetensi Guru Menyusun Rubrik Penilaian Melalui Pembinaan Terstruktur di Kecamatan Balikpapan Kota. Sedangkan penyusunan materi rubrik penilaian difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV, V, dan VI sekolah dasar.

KAJIAN PUSTAKA

Penilaian Kelas

Penilaian hasil belajar yang merupakan implementasi dari PP 19 tahun 2005 adalah penilaian kelas. Penilaian kelas adalah satu model penilaian yang disesuaikan dengan kurikulum berbasis kompetensi dan

(22)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 15 dikembangkan menjadi kurikulum sekolah. Penilaian kelas memiliki prinsip-prinsip penilaian yang di antaranya adalah validitas, reliabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, obyektif, dan mendidik.

Prinsip-prinsip penilaian kelas adlah sebagai berikut : Validitas, Reliabilitas, Menyeluruh, Berkesinambungan, Obyektif, Mendidik (BSNP, 2007 : 4-5). Penilaian kelas dikelompokkan atas : (1) penilaian kelompok mata pelajaran agama, akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, (2) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, (3) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika, dan (4) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (BSNP, 2007 : 28).

Rubrik Penilaian

Dalam Paket Pelatihan 4 dijelaskan bahwa rubrik penilaian adalah kunci penskoran yang menggambarkan berbagai tingkat kualitas kemampuan dari yang sempurna sampai yang kurang untuk menilai satu tugas, keterampilan, proyek, esai, laporan penelitian, atau kinerja spesifik. Tujuan penyusunan rubrik adalah untuk memberikan umpan balik tentang kemajuan siswa dan emberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir (Depdiknas, 2006 : 57).

Rubrik penilaian biasanya mempunyai 2 ciri yang sama, yaitu : satu daftar dan gradasi/tingkat pencapaian. Kriteria dipilih untuk memberi pedoman belajar-mengajar. Setiap kategori di dalam rubrik memuat acuan kinerja dan dijadikan dasar untuk menilai respon siswa.

Kategori-kategori juga memuat definisi-definisi dan contoh-contoh untuk memperjelas makna dari setiap tingkat. Rubrik adalah pedoman kerja untuk siswa dan guru. Idealnya, rubrik diberikan kepada siswa sebelum tugas dilakukan agar siswa memahami kriteria yang digunakan untuk menilai hasil kerja mereka (Depdiknas, 2006 : 59)

Manfaat bagi peserta didik yakni rubrik penilaian mampu memberikan gambaran kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan dan cara meningkatkan kemampuannya. Selain itu peserta didik diharapkan mampu membuat rencana belajar dengan menentukan target yang akan dicapai, dan dapat kesempatan melakukan asesmen diri. Hal ini akan berakibat peserta didik menjadi pelajar aktif dan kompetensi dasarnya lebih cepat dicapai (RTI-Usaid, 2005 : )

Rubrik penilaian juga sangat penting bagi guru dan orang tua.

Melalui rubrik penilaian, guru segera mengetahui kriteria-kriteria yang

(23)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 16

lebih rinci dalam pembelajaran dan orang tua lebih mengetahui perkembangan anak dengan kriteria yang jelas, sehingga mendorong orang tua lebih berperan dalam pembelajaran dirumah. (Depdiknas, 2006: 10-11). Rubrik penilaian terdiri dari dua jenis, yaitu rubrik yang bersifat general dan bersifat khusus. Rubrik yang bersifat general, dapat digunakan untuk menilai Pembelajaran secara umum, dan rubrik yang bersifat khusus hanya cocok untuk menilai kompetensi dasar tertentu saja (MBE RTI-Usaid, 2006:3). Rubrik penilaian dibuat dengan memperhatikan hal-hal berikut antara lain ide utama, tujuan, siapa yang akan membuat, bahasa yang dipakai dan layout. Rubrik penilaian dibuat oleh satu orang guru, kelompok kerja guru, guru dan siswa. Bahasa yang dipakai jelas, singkat, mudah dipahami, istilah yang sulit harus dijelaskan secepatnya, sedangkan layout harus menarik, tidak kaku dan friendly (MBE RTI-Usaid, 2006 : 3)

Kerangka Berpikir

Untuk memecahkan masalah yang telah diuraikan dalam Bab I, maka berikut ini peneliti menguraikan langkah-langkah pemecahannya.

Berdasarkan kenyataan dilapangan 98% lebih penilaian yang dilakukan guru terhadap hasil belajar siswa tidak menggunakan rubrik penilaian.

Hal ini disebabkan guru belum mengenal, belum pernah menggunakan dan belum mampu menyusun rubrik penilaian. Guru perlu dibina, didampingi agar mampu menyusun rubrik penilaian, sekaligus mampu menggunakannya. Pembinaan, pendampingan kepada guru kelas sekolah dasar ini, dilakukan melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilakukan secara terstruktur, terarah dan berkesinambungan. Agar kegiatan KKG menarik dan menantang perlu menggunakan teknik yang tepat antara lain : One Input Many Output dan Do Talk Record yang diadopsi dari Pembinaan Model Pembelajaran Kelas Rangkap (Multi Grade). Pemantapan hasil penyusunan rubrik penilaian, dilakukan dalam diskusi ketika pembinaan berlangsung, dan hasilnya dapat disebarkan kepada guru lainnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan yang dilakukan secara mandiri. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan siklus berulang yang terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus dilakukan empat

(24)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 17 kegiatan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi / evaluasi dan refleksi. Model siklus yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart yang dikembangkan menjadi 3 siklus seperti dalam bagan berikut ini.

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penyusunan Rencana Tindakan

Pada tahap penyusunan rencana tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah menentukan rencana subyek penelitian, alokasi waktu kegiatan, instrumen yang digunakan, format-format, materi untuk peserta didik dan guru. Materi yang direncanakan antara lain, soal untuk peserta didik, lembar kerja untuk peserta didik, dan materi yang akan dinilai oleh guru. Selain itu, merencanakan teknik yang digunakan dalam pembinaan. Teknik yang direncanakan dalam pembinaan yaitu One Input Many Output dan Do Talk Record. Selanjutnya merencanakan format observasi dan evaluasi, dan menentukan rancangan ulang hasil refleksi untuk menentukan kegiatan pembinaan pada siklus yang akan datang.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan dimulai dengan mengadakan KKG yang terdiri dari guru kelas IV, V dan VI masing-masing terdiri dari dua

(25)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 18

orang. Setiap orang guru dipersilakan memilih kompetensi dasar yang sering mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian. Dari hasil pemilihan kompetensi dasar tersebut lalu guru mengembangkan rubrik penilaian yang dilaksanakan selama KKG berlangsung.

Selama pembinaan dalam KKG berlangsung, dilakukan observasi dan evaluasi untuk memperoleh bahan penyusunan refleksi.

Refleksi dilakukan oleh peneliti sendiri, yang difokuskan dalam pengembangan rubrik penilaian dan penggunaan rubrik dalam pembelajaran di kelas. Hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas atau format khusus. Perolehan guru dalam mengembangkan rubrik penilaian diperoleh melalui analisis rubrik penilaian yang dibuat guru dan mencoba menggunakan rubrik yang dibuat untuk menilai karya peserta didik.

Refleksi

Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa rubrik penilaian yang disusun oleh guru. Pemeriksaan dilakukan bersama antara guru dengan peneliti. Hasil diskusi (self asessment) yang dilakukan guru selama pembinaan dicatat dan dipadukan dengan hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan pengawas. Hasil observasi dan evaluasi ini dianalisis lebih lanjut untuk bahan refleksi pada kegiatan berikutnya.

Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian dari penelitian tindakan kelas ini adalah guru sekolah dasar kelas IV, V, dan VI di Kecamatan Balikpapan Kota, sebanyak 6 orang guru kelas. Obyek penelitian adalah kompetensi guru menyususn rubrik penilaian, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Prosedur Penelitian

Siklus I

Perencanaan; Kegiatan pada perencanaan siklus I ini, menyiapkan instrumen yang terdiri dari teks hasil belajar peserta didik, format penilaian untuk menilai karya peserta didik. Berikutnya menyiapkan indikator keberhasilan menyusun rubrik penilaian, menyiapkan format rubrik penilaian dan menyiapkan rubrik untuk menilai hasil penyusunan subrik penilaian oleh guru. Pelaksanaan;

(26)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 19 Tindakan dalam penelitian ini berupa pembinaan kepada guru, untuk menyusun rubrik penilaian. Tiap guru yang menjadi subyek penelitian, menyusun rubrik penilaian, sesuai dengan kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Observasi dan evaluasi; Observasi dan evaluasi dalam siklus ini difokuskan pada kegiatan mencermati, menganalisis, dan menilai rubrik penilaian disusun guru. Refleksi; Refleksi dilakukan untuk menganalisis kelebihan dan kelemahan/kekurangandari rubrik penilaian yang disusun guru. Kelemahan-kelemahan yang ditemukan, dikaji, didiskusikan bersama-sama dan akhirnya digunakan utnuk menyususn rencana tindakan ulang pada siklus II. Analisis kelebihan dan kekurangan dari rubrik yang disusun guru dilakukan menggunakan format berikut ini.

Tabel 1. Format Data Hasil Refleksi Penyusunan Rubrik

Siklus II

Perencanaan; Rencana tindakan ulang dari Siklus I ditindaklanjuti melalui analisis lebih dalam. Kelemahan pada siklus I diperbaiki, dan pada Siklus II ini menggunakan teknik Do Talk Record.

Pelaksanaan Tindakan; Tindakan pada siklus ini berupa pemberian Format Rubrik Penilaian sambil memperhatikan kekurangan rubrik penilaian yang telah dibuat oleh guru. Kelemahan yang masih nampak diperbaiki, dilengkapi, dan akhirnya didiskusikan untuk saling melengkapi. Pada akhir pertemuan dilakukan penulisan ulang rubrik penilaian dengan memperhatikan informasif masukan dari sesama guru dan fasilitas peneliti. Setiap guru menyusun satu rubrik penilaian untuk satu kompetensi dasar.

(27)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 20

Observasi dan evaluasi; Observasi dan evaluasi difokuskan pada kegiatan guru dalam pembinaan dan produk rubrik penilaian untuk satu kompetensi dasar. Evaluasi terhadap rubrik penilaian memperhatikan aspek-aspek yang harus dipenuhi oelh sebuah rubrik penilaian. Refleksi;

Refleksi dilakukan atas dasar kajian hasil observasi dan evaluasi kegiatan penyusunan rubrik penilaian. Refleksi didahului dengan diskusi bersama-sama anatara guru dan peneliti. Berdasar data yang diperoleh dari hasil evaluasi, maka disusun rencana tindakan untuk siklus III.

Siklus III

Perencanaan; Perencanaan pada siklus III ini berorientasi pada hasil refleksi pada siklus II. Berdasar kajian dan analisis siklus II, tindakan pada siklus III ini masih menggunakan teknik Do Talk Record dengan penekanan penulisan deskripsi tipa tingkatan aspek penilaian, dan pemberian bobot skor/nilai pada setiap tingkatan aspek/kriteria.

Pelaksanaan Tindakan; Tindakan pada siklus III ini berupa pelaksanaan rencana tindakan ulang yang telah diuraikan di atas. Adapun kegiatannya masih memperbaiki rubrik penilaian yang telah dibuat pada siklus II yang lalu. Unsur rubrik yang masih lemah, diperbaiki, diubah, diurutkan agar hasilnya lebih baik dan mudah digunakan. Pembinaan pada sikuls III ini masih menggunakan teknik Do Talk Record.

Observasi dan Evaluasi; Observasi dan evaluasi di arahkan pada kegiatan guru dalam pembinaan dan produk rubrik penilaian siklus ini berdasakan indikator keberhasilan penyusunan rubrik penilaian.

Refleksi; Refleksi dilakukan melalui diskusi bersama mengenai tingkat pencapaian indikator keberhasilan penyusunan suatu rubrik penilaian.

HASIL PENELITIAN

Siklus I

Perencanaan; Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

Menyiapkan teks karya peserta didik, format untuk menilai karya peserta didik, daftar kompetensi dasar yang diperlukan, format rubruk penilaian, rubrik penilaian untuk menilai karya guru, dan format untuk refleksi kegiatan pembinaan. Memeriksa kembali jadwal kegiatan pembinaan melalui kegiatan KKG. Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengobservasi dan mengevaluasi hasil rubrik penilaian yang dibuat guru. Menyiapkan indikator penyusunan rubrik. Menyiapkan format

(28)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 21 rubrik penilaian yang dipergunakan oleh guru dalam menyusun rubrik penilaian. Menyiapkan teks untuk bahan praktik penilaian. Menyusun strategi pengamatan dan evaluasi yang digunakan selama kegiatan pembinaan.

Pelaksanaan; Melaksanakan penilaian terhadap produk siswa tanpa menggunakan rubrik penilaian dan menggunakan rubrik.

Membandingkan hasil penilaian yang tidak menggunakan rubrik penilaian dan yang menggunakan rubrik penilaian. Mendiskusikan kelebihan dan kekurangan penggunaan rubrik penilaian dalam pembelajaran. Menentukan kompetensi dasar yang dipilih untuk dibuat rubrik penilaiannya oleh guru. Menyusun rubrik penilaian dari kompetensi dasar yang dipilih guru. Menukar produk rubrik penilaian dengan guru lain untuk ditanggapi dan mendapat masukan. Memperbaiki rubrik yang telah dibuat berdasarkan masukan dan hasil diskusi selama kegiatan pembinaan. Mengevaluasi dan menganalisis hasil evaluasi rubrik penilaian yang dibuat guru oleh peneliti. Pengamatan; Pada tahap kegiatan ini dilaksanakan observasi dan evaluasi terhadap rubrik penilaian yang dibuat oleh guru. Evaluasi rubrik yang dibuat guru menggunakan rubrik penilaian untuk menilai rubrik buatan guru.

Rata-rata hasil penilaian terhadap produk rubrik penilaian oleh guru pada siklus I ini masih rendah yakni : 70,3 dari skor maksimal adalah 100. Berikut ini deskripsi hasil penilaian pada siklus I : Bobot tiap aspek / kriteria sebagian besar belum ada / belum ditampilkan oleh guru. Deskripsi masing-masing tingkatan masih bersifat global, belum memiliki daya pembeda yang jelas. Pemberian rentangan nilai pada tiap tingkatan kriteria belum ada. Sebagai bahan masukan, berikut ini penulis sajikan kembali indikator penyusunan rubrik penilaian seperti dalam tabel berikut ini. Refleksi; Berdasarkan hasil analisis dari observasi siklus I pada penelitian ini, diperoleh rancangan tindakan ulang pada siklus II nanti difokuskan pada penulisan bobot aspek, deskripsi tingkatan, dan skor / nilai pada tingkatan.

Siklus II

Perencanaan; Sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I dilakukan perubahan pembinaan terhadap guru yang antara lain adalah : Pada pertemuan ke-2 ini format rubrik penilaian tetap mengacu pada format yang ada, namun fokus pembinaan pada penyusunan kembali deskipsi tiap tingkatan penilaian dan penentuan nilai / skor pada tiap aspek dan tingkatan aspek penilaian. Model / teknik pembinaan ada perubahan

(29)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 22

yakni menggunakan teknik Do Talk Record. Pada pertemuan ini guru dipersilakan mengerjakan kembali deskripsi tiap tingkatan, agar gambaran nilai / skor pada tingkatan indikator makin jelas, kemudian mendiskusikan, dilanjutkan merevisi berupa hasil rubrik penilaian secara perorangan.

Pelaksanaan; Mengidentifikasi kembali deskripsi dari aspek / kriteria yang telah dibuat sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dipilih guru. Mendiskusikan unsur deskripsi yang belum ada, menambah dan menyusun kembali menjadi deskripsi yang lebih baik. Menentukan skor nilai tiap tingkatan sesuai dengan bobot masing-masing tingkatan.

Mempresentasikan dan mendiskusikan rubrik yang telah dibuat guru, untuk memperoleh masukan dari guru lain.

Memperbaiki rubrik yang telah dibuat berdasarkan masukan dan hasil diskusi selama kegiatan pembinaan. Mendiskusikan, mengevaluasi, dan menganalisis hasil rubrik penilaian yang dibuat guru oleh peserta pembinaan dan oleh peneliti uantuk mengidentifikasi sisi aspek-aspek yang belum dipenuhi untuk rubrik penilaian yang baik. Merevisi kembali rubrik yang telah dibuat guru. Pengamatan; Pengamatan pada siklus II ini dilakukan pada penyusunan hasil rubrik penilaian yang telah dibuat guru. Aspek yang diamati adalah aspek penilaian, deskripsi tingkatan aspek, dan pemberian nilai / skor pada tiap aspek.

Rata-rata hasil penilaian terhadap produk rubrik penilaian oelh guru pada siklus I ini masih rendah yakni : 78,3 dari skor maksimal adalah 100. Berikut ini deskripsi hasil penilaian rubrik penilaian pada siklus II : Bobot tiap aspek / kriteria sebagian kecil belum ditampilkan oleh semua guru. Deskripsi masing-masing tingkatan belum lengkap dan masih ada sebagian yang hanya mengurangi kalimat deskripsi tingkat sebelumnya. Pemberian rentangan nilai pada tiap tingkatan kriteria belum lengkap. Refleksi; Berdasarkan hasil analisis dari observasi siklus II pada penelitian ini, maka rencana tindakan ulang pada siklus III, difokuskan pada penulisan melengkapi ketepatan aspek, melengkapi deskripsi tingkatan, dan melengkapi bobot skor pada setiap tingkatan.

Siklus III

Perencanaan; Sesuai dengan hasil refleksi pada siklus II dilakukan perubahan pembinaan terhadap guru yang antara lain adalah : Pada pembinaan ke-3 format rubrik penilaian tetap mengacu pada format yang ada, namun fokus pembinaan pada penyusunan kembali deskripsi

(30)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 23 tiap tingkatan penilaian dan penentuan nilai / skor pada tiap aspek dan tingkatan aspek penilaian. Model / teknik pembinaan ada perubahan yakni menggunakan teknik Do Talk Record. Pada pertemuan ini guru dipersilakan mengerjakan kembali deskripsi tiap tingkatan, agar gambaran nilai / skor pada tingkatan indikator maikin jelas, kemudian mendiskusikan, dilanjutkan merevisi berupa hasil rubrik penilaian secara perorangan.

Pelaksanaan; Mengidentifikasi kembali bagian-bagian rubrik penilaian yang telah dibuat untuk dicocokkan dengan kompetensi dasar yang telah dipilih guru selama 30 menit. Mempresentasikan dan mendiskusikan rubrik yang telah dibuat guru, untuk memperoleh masukan dari guru lain. Memperbaiki rubrik yang telah dibuat berdasarkan masukan dan hasil diskusi selama kegiatan pembinaan.

Mendiskusikan, mengevaluasi, dan menganalisis hasil evaluasi rubrik penilaian yang dibuat guru oleh peserta pembinaan dan oleh peneliti untuk mengidentifikasi sisi aspek-aspek yang harus dipenuhi untuk rubrik penilaian yang baik. Menentukan kriteria-kriteria yang telah terpenuhi dari rubrik penilaian yang telah disusun oelh guru, sesuai dengan jenjang kelas yang diajarnya dan sesuai dengan kompetensi dasar materi pelajaran yang dipilihnya.

Pengamatan; Pada tahap kegiatan ini dilaksanakan observasi dan evaluasi terhadap kompetensi guru menyusun rubrik penilaian. Rata-rata hasil penilaian terhadap prosuk rubrik penilaian oelh guru pada siklus III cukup baik yakni : 82,6 dari skor maksimal adalah 100. Berikut ini deskripsi hasil penilaian rubrik penilaian pada siklus III: Bobot tiap aspek / kriteria sebagian kecil belum ada / belum ditampilkan oleh guru.

Deskripsi masing-masing tingkatan belum lengkap dan masih ada sebagian yang hanya mengurangi kalimat deskripsi tingkat sebelumnya.

Pemberian rentangan nilai pada tiap tingkatan kriteria belum lengkap.

Refleksi; Berdasarkan hasil analisis dari observasi siklus III pada penelitian ini, dapat direkomendasikan untuk dikembangkan pada mata pelajaran lain.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Kompetensi guru mengembangkan rubrik penilaian dapat ditingkatkan melalui pembinaan terstruktur. Pembinaan terstruktur yang cukup efektif dilakukan melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru.

(31)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 24

SARAN

Diharapkan semua guru mampu menyusun rubrik penilaian, menggunakan dan menganalisis hasilnya hingga mampu melakukan refleksi untuk memperbaiki sikap profesionalnya dalam pembelajaran.

Rubrik penilaian sebaiknya diberikan juga kepada siswa, agar siswa mengetahui batasan-batasan aspek dari indikator pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan.

Pengembangan rubrik penilaian sebaiknya dapat menjadi salah satu bagian dari program kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di sekolah yang direncanakan secara terpadu, berkesinambungan, dan senantiasa melibatkan pengawas sekolah sebagai implikasi tugas pokok dan fungsinya dalam penjaminan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

BNSP, 2006 Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

BNSP, 2007. Model Penilaian kelas SD / MI / SDLB. Jakarta.

Depdiknas

Depdiknas, 2005. Paket Pelatihan 1 Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas, 2005. Paket Pelatihan 1 Pembelajaran Kelas Rangkap.

Bahan Penunjang Untuk Fasilitator. Jakarta : Depdiknas Depdiknas, 2007. Paket Pelatihan 2 Pembelajaran Kelas Rangkap.

Bahan Penunjang untuk Fasilitator. Jakarta : Depdiknas Depdiknas, 2006. Paket Pelatihan 4 Peningkatan Mutu Pendidikan

Dasar Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, Peran Serta Masyarakat dan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdiknas

Dirjen PMTPTK, 2008. Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (school Action Research) Peningkatan Kompetensi Supervisi

Pengawas Sekolah. Jakarta: Depdiknas

(32)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 25 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KISAH KHALIFAH

ABU BAKAR R.A MELALUI ROLE PLAY

Farida

Guru Pendidikan Agama Islam SDN 005 Balikpapan Barat Abstrak

Pendidikan Agama Islam khususnya Tarikh/Sejarah Islam memang mempunyai bagian yang tersendiri pada materi pelajaran, karena hanya mempelajari sejarah-sejarah Islam saja seperti Kisah Abu Bakar ra dan lain sebagainya.

Hal ini yang harus kita ketahui sebagai umat Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW beliau inila yang pertama menggantikan Rasulullah SAW sebagai khalifah / pemimpin umat Islam di jazairah Arab. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pengamatan, refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 005 Balikpapan Barat. Data yang diperoleh berupa hasil tes tertulis, dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar dengan pokok bahasan Kompetensi dasar Kisah Khalifah Abu Bakar ra.

Dari hasil tes tertulis, dan peragaan serta analisis didapatkan hasil belajar yaitu, Pra Siklus (62%), Siklus 1 Pertemuan Pertama (70%), Siklus 1 Pertemuan Kedua (75%), dan Siklus 2 Pertemuan Pertama (85%), Siklus 2 Pertemuan Kedua (90%). Dari hasil penelitian ini adalah melalui Metode Role Play dapat meningkatkan hasil belajar Siswa SDN 005 Balikpapan Barat, dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.

Kata Kunci : Pendidikan Agama Islam, Melalui Role Play.

PENDAHULUAN

Pendidikan agama Islam itu sangat mengajurkan kepada kita untuk belajar dari sejarah Islam yang telah lalu, dimana disitu banyak

(33)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 26

diajarkan tentang keteladanan dan perilaku Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya beliau yang telah berjuang bersama-sama beliau seperti Abu Bakar ra. Abu Bakar ra ini yang pertama kali masuk Islam dari golongan orang tua. Di mana ada Rasulullah SAW di situ pasti ada Abu Bakar ra, karena beliaulah yang selalu ingin dekat berada di sekitar keberadaan Rasulullah SAW. Beliaulah juga yang menemani Rasullullah SAW dikala pergi berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Beliau sangat sayang kepada Rasulullah SAW, oleh sebab itu Abu Bakar ra selalu melindungi dan menjaga Rasulullah SAW dari gangguan-gangguan kekejaman orang-orang kafir Quraisy.

Ketika Umayyah bin Khalaf menyiksa Bilal adalah seorang budak dari Umayyah yang ketahuan oleh majikannya telah masuk agama Islam, maka ia disiksa dijemur di bawah teriknya matahari yang sangat menyengat dan di atas perutnya ditindih dengan sebuah batu besar. Si budak Bilal diperintahkan oleh Umayyah sang majikan untuk melepaskan keyakinannya, tetapi si Bilal tidak sedikitpun ingin melepaskan keyakinannya terhadap agama Islam. Ketika itu Abu Bakar ra telah berpapasan di jalan, ketika itu juga beliau merasa iba melihat kejadian itu, kemudian dibelinya si Bilal sebagai tebusannya, dan setelah itu Bilal dibebaskan dan dimerdekakan oleh Abu Bakar ra.

Ketika terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj Rasulullah SAW telah banyak mendapat kecaman orang-orang kafir Quraisy dan menuduh bahwa beliau berdusta, karena dianggap oleh orang-orang kafir adalah hal yang mustahil yang dapat dilakukan oleh seorang manusia biasa.

Pada zaman itu tidak ada kendaraan yang dapat membawa manusia bisa terbang di angkasa apalagi di langit yang sangat tinggi sekali. Di saat semua orang tidak ada yang percaya dan mereka ingin sekali mempermalukan Rasulullah SAW di depan umum, maka tampilah Abu Bakar ra yang mengatakan saya percaya kata Abu Bakar ra beliau melaksanakan Isra dan Mi’raj. Kemudian orang-orang yang mengolok- olok pun semuanya pergi meninggalkannya berdua, maka beliau diberi gelar As siddiq.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW banyak umat Islam yang murtad kembali kepada agamanya menyembah berhala, kemudian banyak timbul nabi-nabi palsu, dan banyaknya orang-orang yang tidak mau lagberhi membayar zakat, maka Abu Bakar ra dan sahabat-sahabat beliau yang setia menumpas ketiga gologan tersebut.

(34)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 27 Inilah sekelumit cerita Abu Bakar ra yang dapat kita ajarkan kepada anak didik kita, namun pada saat pembelajaran materi tersebut sebagian siswa Kelas V SDN 005 Balikpapan Barat mengalami kendala- kendala dan hasil belajarnya menjadi menurun, disebabkan siswa banyak yang pasif dan takut tampil, disamping itu juga metode yang disampaikan guru masih bersifat konvensional.

Adapun harapannya kedepan semua siswa aktif dan kreatif, bekerjasama dalam mengerjakan tugas, dan metode pembelajaran kepada siswa lebih bervariasi. Sesungguhnya pendidikan agama Islam itu sangat berhubungan dengan pelajaran-pelajaran yang lainnya, dan saling mengisi satu sama lainnya. Dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006 : 5) Pasal 1 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian belajar menurut Snelbecher “Belajar adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal”. Pengertian belajar menurut Winkel adalah “Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap- sikap”.

Pengertian belajar menurut Noehi Nasution adalah “Suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasilnya terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau adanya perubahan sementara karena suatu hal”.

Pengertian belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:11) adalah : Proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

(35)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 28

Pengertian Hasil Belajar

Hamalik hasil belajar adalah “Sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu”. Menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar adalah “Hasil yang dicapai dalam bentuk angka- angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran”. Djamarah dan Zain hasil belajar adalah “Apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar”. Menurut Indra Munawar hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (2009).

Pengertian Kisah

Kisah adalah cerita tentang kejadian dalam kehidupan, riwayat, dongeng dan lain sebagainya. (2006 : 297). Abu Bakar ra adalah Khalifah pertama dalam pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah At-Tamimi. Sewaktu kecil Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah. Kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah menjadi Abdullah. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah karena ia orang yang paling cepat masuk Islam. Selain itu, Abu Bakar juga dikaruniai gelar As Siddiq yang berarti “amat membenarkan.” (2006 : 121)

Pengertian Role Play

Pengertian Metode Role Play (2011 : 150) “Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukkan peran di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian. Misalnya : menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut.

Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukkan dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

(36)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 29 Langkah-langkah atau prosedur Metode Role Play (2011 : 150- 151) adalah sebagai berikut : Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan, Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM), Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang, Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai, Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

Masing-masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. Guru memberikan kesimpulan secara umum. Evaluasi. (2011 : 150-151)

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 005 Balikpapan Barat yang berlokasi Jln. Gunung I RT.08 No.12-13 Kelurahan Margo Mulyo Kecamatan Balikpapan Barat Telp (0542) 427808 Kode Pos : 76131 E-mail : sdn_nol_lima@yahoo.co.id.

Tabel 1. Siklus Dan Waktu Penelitian

Subjek Penelitian

Penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah 29 orang, 15 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah Guru Pendidikan Agama Islam kelas V Ibu Farida, S.PdI.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data skunder penulis melakukan pencatatan secara langsung dengan masalah yang akan diteliti antara lain : Tes Hasil

(37)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 30

Belajar (LKS), Observasi dan Dokumen. Untuk memperoleh data primer penulis melaksanakan kegiatan pengumpulan data adalah sebagai berikut: Butir soal tes (LKS), Lembar Observasi, Daftar Nilai.

Teknik Analisa Data

Hasil belajar (nilai tes) atau instrumen tes yang menentukan kebenaran teoritik maupun empirik (analisis kuantatif dan kualitatif), dan hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes antar siklus dengan apa adanya.

Instrumen Penilaian

Pada penelitian ini, peneliti disini menjadi instrumen utama yang dimaksudkan adalah dimana peneliti menjadi pengumpul data pada penelitian tindakan kelas, dan yang sangat terpenting peneliti juga menjadi perencana dan pelaksana tindakan kelas yang nantinya akan banyak terlibat langsung dengan siswa di dalam proses penelitian.

Tabel 2. Instrumen Penilaian

Nilai 1 = Kurang baik/Kurang meyakinkan/Kurang optimis : 80 - 100 Nilai 2 = Cukup baik/Cukup meyakinkan/Cukup optimis : 70 - 79 Nilai 3 = Sangat baik/Sangat meyakinkan/Sangat optimis : ≤ 50-69 Skor Maksimum = 9

Rumus = ∑ skor yang diperoleh x 100% = ∑ skor Maksimum

Tabel 3. Lembar Observasi

(38)

(BORNEO, Volume X, Nomor 1, 2016) 31 Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas atau classroom action research yakni melalui empat langkah utama yang saling berkaitan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang disebut dengan istilah siklus yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Perencanaan mencakup : identifikasi masalah, analisa penyebab adanya masalah, pengembangan bentuk tindakan sebagai pemecahan masalah. Tindakan adalah menentukan tindakan yang akan diambil. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran. Refleksi adalah upaya perbaikan dan evaluasi. Keempat langkah tersebut sebagai prosedur penelitian yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Prosedur Penelitian

(39)

(BORNEO, Edisi Khusus, Januari 2016) 32

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian pada Pra Siklus aktivitas pembelajaran meneladani prilaku nabi Ibrahim a.s kelas IV pada siswa SDN 005 Balikpapan Timur pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, masih menggunakan metode tradisional, sehingga hasil yang dicapai masih rendah.

Tabel 5. Nilai Untuk setiap Siklus

Berdasarkan Tabel 5, Hasil belajar pada Pra Siklus adalah siswa melaksanakan tugas dengan apa adanya karena pada pra siklus tersebut peneliti masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja, sehingga masih banyak siswa yang belum memahami dalam menjawab soal tes, dan dari hasil pengamatan masih terdapat sebagian siswa yang pasif, takut tampil sehingga pada saat pemberian tugas berjalan kurang maksimal. Masalah yang lain adalah kemungkinan besar dari penggunaan metode yang kurang tepat dan sangat membosankan bagi siswa. Dari instrumen penilaian pra siklus diperoleh hasil Pra Siklus belum mencapai ketuntasan sebesar 76, maka akan dilanjutkan pada Siklus 1.

Siklus 1 Pertemuan Pertama belum mencapai ketuntasan, maka akan dilanjutkan pada Siklus 1 Pertemuan Kedua. Siklus 1 Pertemuan Kedua belum mencapai ketuntasan, maka akan dilanjutkan pada Siklus 2

Gambar

Tabel 2.  Instrumen Penilaian
Gambar 1.  Prosedur Penelitian
Tabel 15. Hasil Pengematan Tiap Siklus
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir yang berjudul “PENGARUH VARIASI PENDINGINAN OLI SAE 40,SAE 90,SAE 140 TERHADAP HASIL CORAN ALUMINIUM (Al) MENGGUNAKAN MEDIA CETAK PASIR MERAH “ Disusun

Memberikan reward (penghargaan) berupa nilai yang bagus kepada tutor yang bisa membawa kelompoknya menjadi yang terbaik. Reward ini bertujuan agar timbul motivasi untuk

Dari nilai absolute parameter teknik sebagai pedoman utama dan interaksi diantara parameter teknik maka dapat ditentukan parameter mana yang menjadi prioritas untuk

Bagaimana profil pasien tumor ganas kulit berdasarkan jenis tumor, jenis kelamin, usia, pekerjaan, distribusi lokasi lesi, dan faktor pencetus di Poliklinik

Dukungan sebesar 55,56% terhadap capaian pembinaan layanan aparatur Manfaat (Benefits) Meningkatnya kualitas kinerja aparatur.

dalam penelitian ini, diantaranya adalah mengetahui besar alih fungsi lahan pertanian sawah dan faktor yang mempengaruhinya, mengetahui keterse- diaan pangan, dan mengetahui

Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Jika ginjal

Alokasi untuk subsidi listrik 2016 menunjukkan penu- runan yang signifikan dibandingkan dengan 2015, ketika subsidi listrik diperkirakan berjumlah sebesar Rp73,1 triliun