• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG

MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI (KWT)

UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DESA ENGGALREJO

KABUPATEN PRINGSEWU

Ketua : Dr. Maya Riantini, S.P., M.Si.

Sinta Id. : 6153254

Anggota : Prof. Dr. Rudi Situmeang, M.Sc.

Sinta Id. : 5979098

Anggota : Ir. Achdiansyah, M.P Sinta Id. : 6165968

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2021

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ………. i

DAFTAR ISI ………. ii

RINGKASAN ………... iii

I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi ………... 1

1.2. Permasalahan Mitra……… 2

1.3. Tujuan Kegiatan ………... 3

1.4. Manfaat Kegiatan ……….. …. 4

II SOLUSI & TARGET LUARAN 2.1 Solusi yang di tawarkan………. 5

2.2 Luaran .……….………….. 7

2.3 Rencana kegiatan ………... 7

2.4 Model Pemberdayaan Perempuan ……….………... 8

2.5 Kelompok Wanita Tani (KWT) ……… 8

III METODE PELAKSANAAN` IV PERSONALIA PENGUSUL KEAHLIAN V PERSONALIA PENGUSUL KEAHLIAN 5.1. Rencana Anggaran Biaya ………... 18

5.2. Jadwal Pelaksanaan ………... 18 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK WANITA TANI (KWT)UNTUK

MENINGKATKAN PENDAPATAN

RUMAH TANGGA PETANI DESA ENGGALREJO KABUPATEN PRINGSEWU

ABSTRAK

Kegiatan pertanian di Desa Enggalrejo tidak hanya dilakukan oleh laki- laki, tetapi melibatkan kaum perempuan. Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul ” Model Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kabupaten Pringsewu” bertujuan meningkatkan kesadaran anggota KWT terkait pemanfaatan lahan non-produktif sebagaisumber pendapatan dan pembentukan kemandirian KWT (Kelompok Wanita Tani) dengan tujuan memberdayakan anggota KWT dalam mendukung kemandirian dan peningkatan pendapatan rumah tangga petani. Sasaran dari pengabdian ini adalah kelompok perempuan yang tergabung dalam KWT Sayang Bunda di Desa Engalrejo Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu. KWT Sayang Bunda dibentuk pada Oktober 2017 dengan jumlah anggota mencapai 27 anggota. Pembinaan dilaksanakan melalui dua kegiatan. Pertama: Penyuluhan dengan metode ceramah atau diskusi serta Tanya jawab yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan produktif dan analisa usahatani yang baik agar dapat meningkatkan pendapatan anggota KWT. Kedua: pendampingan KWT dalam pemilihan lahan non-produktif lagi untuk usaha KWT, pemilihan jenis tanaman yang akan di budidayakan. Pengabdian ini tidak hanya menekankan pada kegiatan penyuluhan atau ceramah,tetapi memastikan organisasi KWT dapat berjalan sesuai tujuan pembentukan dan bermanfaat bagi anggotanya. Secara umum urutan kegiatan pengabdian dibagi dalam tahapan yaitu:sosialisasi (bulan pertama), pelaksanaan program (bulan ke- 1 hinggga ke-5), dan evaluasi program (bulan ke-6).

Kata Kunci: KWT, petani, lahan non-produktif, pendapatan

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi

Pemberdayaan Permpuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan perempuan ” sebagai sumber daya insani, potensi yan dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak dibawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan peranan permpuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki.

Perempuan wajib diberdayakan dalam konteks pengentasan kemiskinan di karenakan beberapa alasan menurut Ratnowati, 2011 yaitu:

1. Perempuan mempunyai kepentingan yang sama, dan juga merupakan pengguna hasil pembangunan yang mempunyai hak sama dengan laki laki;

2. Perempuan juga memiliki kepentingan memberdayakan dan melibatkan perempuan dalam pembangunan, secara tidak langsung akan juga memberdayakan dan menularkan semangat yang positif kepada generasi peneru

3. Memberdayakan dan melibatkan perempuan dalam pembangunan, secara tidak langsung akan juga memberdayakan dan menularkan semangat yang positif kepada generasi penerus.

b. Permasalahan Mitra

Realisasi Pemberdayaan Perempuan

§ Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan di berbagai bidang kehidupan

§ Meningkatkan peran perempuan sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender

§ Meingkatkan kualitas perandan kemandirian organisasi perempuan dengan mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan

§ Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan kesetaraan dan kaeadilan gender

§ Mengembangkan usaha pemeberdayaan perempuan, kesjahteraan keluarga dan masyarakat serta perlindungan anak.

(6)

Kebijakan Dasar Pemberdayaan Perempuan

1. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasioanal dilakukan melalui “one door policy” atau kebijakan satu pintu,

2. Peningkatan kualitas SDM perempuan,

3. Pembaharuan hukum dan peraturan perundang-undangan 4. Penghapusan kekerasan terhadap perempuan

5. Penegakkan hak asasi manusia (HAM) bagi perempuan, 6. Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak

7. Pemampuan lembaga pemerintah dalam pemberdayaan peerempuan, peningkatan peran serta masyarakat

8. Perluasan jangkauan pemberdayaan perempuan 9. Peningkatan penerapan komitmen internasional.

Di Desa Enggalrejo Kecamatan Adiluwih terdapat kelompok wanita tani yaitu KWT Sayang Bunda yang baru di bentuk akhir Tahun 2017. Hasil penelitian terdahulu ditemukan fakta menarik bahwa semenjak KWT Sayang Bunda di bentuk telah banyak memiliki kemajuan yang positif, anggota KWT pada awalnya belum ada pembina dalam kegiatan usaha pertanian sekarang sudah ada pembina usaha pertanian yang berasal dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Komitmen dari para anggota KWT untuk terus berkembang dan bermanfaat bagi anggotanya. Anggota KWT Sayang Bunda telah dilakukan beberapa pelatihan antara lain, pelatihan keuangan, pelatihan pembukuan usahatani, pelatihan system agribisnis, dan pelatiahn laiinya. Dengan adanya pelatihan wawasan KWT Sayang bunda mulai meningkat, mulai melakukan usahatani pertanian yang baik dengan mencatat semua pengeluaran di pembukuan usahatani.

c. tujuan Kegiatan

Permasalahan utama yang dihadapi oleh KWT Sayang Bunda adalah keterbatasan pengetahuan tentang pemasaran dan kegiatan budidaya tanaman sayuran yang baik serta masih adanya para anggota KWT yang belum aktif untuk dapat ikut kegiatan KWT tersebut agar dapat optimal dan bermanfaat bagi aggotanya dan dapat meningkatkan SDM perempuan khusus anggota KWT Sayang Bunda. Dari permasalahan tersebut diatas tujuan pengabdian ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemasaran anggota KWT sehingga dapat meningkatkan pendapatan anggota KWT Sayang Bunda.

(7)

d . M a n f a a t K e g i a t a n

KWT Sayang Bunda di Desa Enggalrejo Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu bermaafat untuk membantu peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) anggota KWT dan mendampingi dalam anggota KWT dalam mengelola lahan tidak produktif sebagai saah satu sumber pendapatan KWT. Hal yang terpenting dalam pengabdian ini adalah akan dilakukan pendampingan agar KWT Sayang Bunda dapat menjadi solusi bagi anggota yang membutuhkan dana. Dalam hal ini, kegiatan pengabdian akan mendampingi KWT Sayang Bunda untuk menjadi sebuah perkumpulan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan perekonomian anggotanya.

7

(8)

BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN

A. Solusi yang Ditawarkan

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan,perempuan memiliki peranan yang sangat sentral dan penting dalam menopang kebutuhan rumah tangga. Oleh sebab itu pembedayaan kaum perempuan petani berpotensi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga petani. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Bagaimana Model Pemberdayaan Kaum Perempuan Melaui Kelompok Wanita Tani Perdesaan dalam peningkatan pendapatan rumah tangga di Desa Enggalrejo, Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu,Lampung.

Secara garis besar tujuan dari pengabdian ini adalah “memberdayakan kelomok perempuan anggota KWT Sayang Bunda dalam mendukung kemandirian dan peningkatan pendapatan dan kesejahteran rumahtangga petani”,yang dispesifikasikan menjadi:

1. Mewujudkan kemandirian KWT Sayang Bunda melalui pemanfaatan lahan non- produktif sebagai sumber pendapatan

2. Membentuk suatu model pemberdayaan perempuan KWT yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota KWT Sayang Bunda.

Secara lebih rincian mengenai tujuan atau luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Matriks taget dan luaran program Aspek

yang Dikembangka n

Target Luaran

Pemberdayaan Perempuan

Anggota KWT dapat mampu mandiri dan berdaya guna

1. Terciptanya kemandirian anggota KWT dalam kehidupan rumah tangganya

2. Anggota dapat membantu kebutuhan keluarga rumah tangganya

memenuhi

SDM Meningkatnya

kemampuan dan kapasitas SDM

1. Pengetahuan mengenai KWT dan berpotensi untuk usahatani 2. Motivasi dan manajemen

kewirausahaan Pendapatan Anggota KWT dapat

meningkatkan pendapatan usahataninya

1. Pendapatan anggota naik maka meningkatnya kesejahteraan anggota KWT Sayang Bunda

(9)

B. Jenis Luaran

Untuk luaran yang akan dihasilkan dari masing-masing solusi di atas ada dua yang

utama, yaitu: terciptanya kemandirian anggota KWT, Meningkatkan pengetahuan KWT mengenai manajemen pemasaran, perluasan akses pasar melalui pemanfaatan sosial media dan peningkatan daya saing dan pendapatan bagi UMKM. Dalam kegiatan pengabdian ini, metode yang digunakan adalah cara pelaksanaan kegiatan pelatihan dan praktek pendampingan. Metode yang diterapkan untuk mencapai pemecahkan permasalahan ini adalah metode sistem tindakan dan pembelajaran yang partisipatif yang dikenal sebagai metode PLA (Participatory Learning and Action). Metode pemberdayaan masyarakat ini dikembangkan oleh Linda Mayoux tahun 2000-an (Sadia, dkk 2013).

C. Luaran dan Ukurannya

Luaran yang diharapkan dari kegiatan pengabdian ini terdapat pada Tabel 2.1 berikut ini

No Uraian Kegiatan Target Tolak Ukur

1 Pelatihan materi

pemberdayaan perempuan Anggota KWT dapat mampu mandiri dan berdaya guna

1. Kemandirian anggota KWT 2. Anggota KWT

dapat membantu kebutuhan keluarga 2 Manejemen Pemasaran Meningkatnya

kemampuan dan kapasitas SDM

Pengetahuan Aggota bertambah tentang pemasaran

3 Pendapatan usahatani Anggota KWT

Anggota KWT dapat meningkatkan pendapatan usahataninya

Meningkatnya

kesejahteraan anggota KWT Sayang Bunda

(10)

D. Rencana Capaian

No Jenis Luaran Indikator Capaian

Luaran Wajib

1 Publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/ Proseding Accepted ber ISBN

2 Publikasi pada media cetak/online/repository/PT Ada

3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas, Ada (nilai tambah dan kuantitas serta nilai tambah barang dan jasa) peningkatan pendapatan) 4 Peningkatan penerapan iptek di masyarakat (IT Dan Ada (penerapan terutama

manajemen) pada pemasaran)

5 Perbaikan tata nilai masyarakat (seni, budaya, sosial, Ada (budaya dan sosial) politik, keamanan, ketentraman, pendidikan,

kesehatan)

No Jenis Luaran Indikator Capaian

Luaran Tambahan

1 Publikasi di Jurnal Internasional Submit

2 Jasa, rekayasa sosial, metode atau sistem, Ada (metode/cara

produk/barang pemasaran)

3 Inovasi baru/TTG Ada (cara pemasaran)

4 Hak kekayaan intelektual (Paten sederhana, Hak Draft Cipta, Merek Dagang, Desain Produk Industri,

Perlindungan Variates Tanaman, Perlindungan Desain Topografi sirkuit terpadu)

5 Buku ber ISBN Draft

10

(11)

E. Kajian Pustaka

Model Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Pemberdayaan perempuan ” sebagai sumber daya insani, potensi yan dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak dibawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan peranan permpuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki”.

Kondisi peran, status dan kedudukan perempuan dewasa ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut digambarkan oleh indeks pembangunan manusia dan indeks pembangunan gender yang masih rendah. Demikian pula belum maksimalnya kualitas tumbuh dan berkembang anak secara jasmaniah dan rohaniah serta terpenuhi hak haknya, yang tercermin dari angka kematian anak dan kesehatan mental anak yang belum memuaskan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui pendekatan keluarga.

Pendekatan keluarga sebagai alternatif, karena keluarga merupakan tempat pendidikan utama dan pertama dalam mensosialisasikan nilai, sebagai kawah “candradimuka”, pembekalan nilai dasar untuk kehidupan yang mensejahterakan lahir dan bathin. Hal yang mendasar pada usia anak-anak ada masa perkembangan imajinasi, dimana pada saat tersebut apabila dirangsang dengan sentuhan pengalaman yang memuaskan daya imajinasinya, dapat merupakan virus prestasi (konsep need for achievement) yang akan menjadi potensi berhasil dalam kreativitas yang produktif (Hasil penelitian Mc Clelland; 1966 dalam Achieving Society) .

Proses pemberdayaan masyarakat mengandung dua kecenderungan menurut Oakley dan Marsden (1984), yaitu (1) proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi 4 lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi. (2) proses pemberdayaan yang menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasiagar individu memiliki kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.

Berdasarkan data statistik ± 51 % jumlah perempuan melebihi jumlah pria yang mana pada saat ini bukan rahasia lagi. Perempuan mayoritas tinggal di wilayah pedesaan. Sebenarnya mereka sangat potensial dan berperan aktif dalam menentukan corak kehidupan masyarakat walaupun mereka belum mendapat kesempatan secara optimal, karena masih banyak kendala yang mereka

(12)

hadapi. Perempuan dan laki-laki sudah dibedakan sejak lahir secara biologis yang bersifat universal. Perbedaan ini berkembang menjadi kegiatan feminitas dan maskulinitas yang terstruktur dalam kulttur yang sifatnya beragam dari satu etnik , / suku, atau kelompok satu sama lain tidak selalu sama yang disebut “gender”.

Kemudian muncul bias GENDER yang berkembang dimana-mana, antara lain:

1. Perbedaan “gender” perempuan dan laki-laki: apa yang sesuai untuk laki-laki apa yang sesuai untuk perempuan, meliputi pekerjaan/kegiatan, pendidikan, penampilan, sikap dan perilaku.

2. Perbedaan apa yang ideal untuk perempuan dan apa yang ideal untuk laki-laki bahkan minat merekapun berbeda.

3. Perbedaan status sosial perempuan dan laki-laki.

Dari berbagai perbedaan tersebut maka akibatnya muncul beberapa stereotipe sebagai berikut:

lebih cocok sesuai dengan kalau pekerjaannya berkisar di sekitar rumah tangga (sektor domestik) tanpa menerima imbalan. Laki-laki adalah pencari nafkah, perempuan lemah karena kapasitas reproduksinya dan tidak mampu mengendalikan rumah tangga. Prempuan perlu perlindungan laki-laki, hal ini mengakibatkan ketergantungan secara fisik menjadi ketergatungan secara psikologis. Kondisi seperti ini berkembang pesat dan sungguh mengakar di masyarakat kita masyarakat Flores Khususnya di Kabupaten Ende. Dimana didominasi Pria dan subordinasi perempuan. Pada hal menurut soal (1997; 47): “wanita dan pria memiliki kemampuan yang tidak berbeda diluar perbedaan sex yang mereka meiliki”.

Dalam memperjuangkan harkat dan martabatnya kaum perempuan sering diperhadapkan dengan berbagai masalah terutama diwilayah pedesaan. Dimana kaum perempuan kurang dilibatkan dalam proses pembangunan, di satu sisi kaum perempuan sebagai ibu rumah tangga yang turut bertanggung jawab terhadap kesejateraan keluarga sementara di lain pihak juga sebagai anggota masyarakat. Selain itu kaum perempuan masih berkaitan dengan etnik, kultur, adat istiadat setempat yang masih menganut sistem budaya patrilinieal atau yang berkaitan dengan dirinya sendiri yang belum siap menghadapi kenyataan yang berkembang di masyarakat.

Hal ini turut menghambat peran serta dan keterlibatan kaum perempuan di wilayah pedesaan.

Oleh karena itu akan ideal kalau kaum perempuan mendapatkan motivasi kuat untuk mencari sosusinya dan berani menerima kritik serta siap memacu diri.

Permasalahan kaum perempuan ini muncul diakibatkan karena masih rendahnya sumberdaya yang dimiliki oleh perempuan itu sendiri, yang berakibat pada ketidakmampuan menjadi setara dengan kaum pria. Oleh karena partisipasi aktif kaum perempuan dalam proses pembangunan sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi sebagai warga negara dan warga masyarakat

(13)

yang bertanggung jawab maka kaum perempuan harus bekerja keras mengejar ketertinggalan di semua kesempatan. Kita harus menyadari bahwa banyak pembangunan yang dilaksanakan sekarang ini tanpa melibatkan kaum perempuan sebagai subyek dan kalaupun melibatkan kaum perempuan sebagai subyek dan kalaupun melibatkan mereka (perempuan) hanya sebagai obyek.

Proses pembangunan memunculkan fenomena mensubordinasikan kaum perempuan. Oleh karena itu pemilihan model pembangunan hendaknya didahului dengan sharing bersama sehingga keinginan dan kebutuhan mereka dapat teraplikasi. Dari sinilah mulai dilihat betapa pentingnya memberdayakan perempuan dalam proses pembangunan dewasa saat ini.

Dengan pemberdayaan perempuan di wilayah pedesaan maka kita mengharapkan agar perempuan mendapat posisi sesuai dengan kemampuannya. Misalnya: punya keberanian dalam mengambil keputusan, dan resiko dalam menghadapi suatu masalah karena “pemberdayaan perempuan” Pada hakekatnya merupakan sebuah konsep yang fokuenya adalah hal kekuasaan.

(Pranka dan Moelyarto, 1996: hal 261):”Pemberdayaan secara substansial merupakan proses memutus atau break down dari hubungan antara subyek dengan obyek. Proses ini mementingkan pengakuan subyek akan kemampuan atau daya (power) yang dimiliki obyek! Moel Yarto (1996:

Hal 44 – 46)

Secara garis besar proses ini melihat pentingnya mengalirkan daya dari subyek ke obyek. Hasil akhir dan proses pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu yang semula berposisi sebagai obyek mejadi subyek (yang baru) sehingga realisasi sosial yang ada nantinya akan dicirikan dengan realisasi antar subyek dengan subyek lain.

Peran Perempuan Dalam Pembangunan Pertanian

Pembangunan juga tidak lain dari perluasan proyek menciptakan kekayaan menurut teori ekonomi modern patriarki Barat yang memeras dan menyingkirkan perempuan (Barat dan non- Barat), memeras dan merusak alam, dan memeras dan merusak kebudayaan-kebudayaan. Oleh sebab itu, pembangunan tidak boleh tidak berarti menghancurkan perempuan, kebudayaan dan alam (Shiva, 1997 dalam Mulyawan, 2002).

Konsep pembangunan yang diterapkan di seluruh dunia kini adalah konsep barat, yang pada intinya akan mengubah alam kehidupan tradisional menjadi modern yang diwujudkan dalam struktur ekonomi industri untuk menggantikan struktur ekonomi pertanian. Di dalam masyarakat seringkali perempuan menjadi warga kelas dua, dan menjadi obyek dari berbagai upaya perubahan yang disusun dalam kerangka berfikir yang mengacu pada asumsi yang sangat bias laki-laki. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang menjelaskan mengapa perempuan tertinggal atau ditinggalkan dalam proses pembangunan.

(14)

Pada umumnya di dalam program-program pembangunan di tingkat provinsi, kabupaten, maupun desa baik laki-laki maupun perempuan tidak dilibatkan dalam perencanaan maupun pengambilan keputusan. Hampir semua program kebijaksanaan bersifat top down, sehingga masyarakat hanya tinggal sebagai pelaksana program tersebut. Norma-norma tradisional seringkali masih tetap dijadikan acuan di dalam menyusun program kebijaksanaan, dan terjadi penyeragaman kebijakan untuk pembangunan di pedesaan. Di tingkat desa akses laki-laki terhadap program pembangunan lebih besar daripada perempuan.

Dari pembahasan konsep perempuan terletak pada konsep kodrat perempuan yang tersosialisasi dalam masyarakat sekarang ini sesungguhnya mengandung suatu pengertian penguatan mitos-mitos tentang perempuan. Secara jujur harus diakui bahwa konsep kodrat membatasi pencarian solusi atas permasalahan perempuan. Oleh sebab itu, ada gagasan untuk meninggalkan konsep kodrat dan digantikan dengan konsep martabat perempuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh perempuan saat ini. Dari uraian di atas tampak jelas bahwa perempuan terlibat dalam pembangunan.

Peran perempuan sekarang ini sudah terlihat nyata dalam berbagai bidang, mereka telah banyak yang berpendidikan tinggi, mereka tak canggung dalam berjuang di masyarakat menurut bakat dan kemampuannya masing-masing. Insinyur pertanian sebagaian besar adalah perempuan, jadi sangatlah besar peran perempuan di bidang pembangunan pertanian di berbagai daerah, dengan memosisikan dirinya sebagai pembuat lapangan kerja di bidang pertanian, sebagai motivator, dinamisator dan regulator dibidang pertanian baik yang bergerak di swasta maupun di pemerintahan.

Kelompok Wanita Tani (KWT)

Kelompok Wanita Tani (KWT) dibentuk sebagai upaya pelibatan kaum perempuan secara langsung dalam usaha-usaha peningkatan hasil pertanian, seperti menjadi bagian dari motivator

dalam adopsi dan pengenalan teknologi tani.

Peran ganda wanita tani ini sangat strategis dalam peningkatan produktivitas usaha tani dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan menuju kesejahteraan rumah tangga petani di pedesaan. Sebagaimana beberapa hasil penelitian yang menyimpukan beberapa hal, yaitu:

1. Wanita tani berpeluang dan mampu berperan sebagai mitra kerja penyuluh dalam proses alih teknologi pertanian di pedesaan

(15)

2. Meningkatnya peran dan produktivas wanita tani sebagai pengurus rumah tangga dan tenaga kerja pencari nafkah (tambahan maupun utama), juga berhubungan erat dengan perannya sebagai pelaku usaha dalam upaya peningkatan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, menuju pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan rumah tangga.

3. Pembinaan wanita tani perlu ditingkatkan dan diberdayakan sebagai receiving system untuk mempercepat proses penyerapan teknologi oleh wanita tani.

4. Perlu strategi perlindungan terhadap tenaga kerja wanita, meningkatkan efektivitas penyuluhan dan pelatihan, perbaikan regulasi, fasilitas, upah, dan kesempatan kerja agar berimbang antarjender, sebagai insentif dan keberpihakan terhadap wanita tani di pedesaan.

5. Perlu kaji tindak dan revitalisasi mekanisme kerja penyuluhan untuk lebih melibatkan wanita tani dalam mempercepat adopsi eknologi.

KWT Sayang Bunda adalah KWT yang terbilang masih sangat minim dengan pengalaman karena masih baru, tetapi kami bertekad untuk terus berusaha dan belajar dengan semangat kebersamaan.

Wanita yang tergabung dalam Kelompok Tani ini adalah wanita yang siap untuk didik oleh pembina dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung, walaupun anggota KWT memiliki kesibukan dalam urusan rumah tangga, tetapi anggota KWT selalu meluangkan waktu untuk melakukan pertemuan dan mempraktekkan hasil pelatihan dan pembinaan dari Universitas Lampung.

BAB III METODE PELAKSANAAN

(16)

3.1. Metode dan Tahapan dalam Kegiatan ke Masyarakat

Kegiatan pengabdian dilakukan dengan dua metode,yaitu metode pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan ceramah (peyampaian materi) dan berdiskusi dengan anggota dan pengurus KWT Sayang Bunda. Titik tekan dari pelatihan meliputi analisis usahatani, pemberdayaan perempuan, dinamika kelompok, dan motivasi.

Kegiatan pendampingan dilakukan setelah pelatihan untuk memastikan KWT dapat lebih produktif dan berkembang sesuai tujuan kegiatan pengabdian yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota KWT.

Metode Metode yang diterapkan untuk mencapai pemecahkan permasalahan ini adalah metode sistem tindakan dan pembelajaran yang partisipatif yang dikenal sebagai metode PLA (Participatory Learning and Action). Metode pemberdayaan masyarakat ini dikembangkan oleh Linda Mayoux tahun 2000-an (Sadia, dkk 2013). Dengan metode PLA, proses dan evaluasi dilaksanakan secara partisipatif. PLA merupakan bentuk baru dari metoda pemberdayaan masyarakat yang dahulu dikenal sebagai “learning by doing”

atau belajar sambil bekerja. Secara singkat, PLA merupakan metoda pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari proses belajar tentang suatu topik, pengolahan, pemeliharaan, dan lain sebagainya setelah itu diikuti aksi atau kegiatan riil yang relevan dengan materi pemberdayaan masyarakat tersebut (Mardikanto, 2013).

3.2. Deskripsi Hasil Riset/Teknologi yang Akan Didesiminasikan

Teknologi yang dideseminasikan pada masyarakat anggota dan pengurus KWT Sayang Bunda adalah pengunaan teknologi informasi untuk memperluas akses pasar KWT dan pemanfaatan sosial media untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan. Alat-alat yang dibutuhkan dalam desiminasi pengabdian ini adalah smartphone yang saat ini sudah banyak digunakan oleh masyarakat.

Peralatan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah : 1. Kamera digital

2. Smartphone 3. Box studio mini 4. Jaringan internet 5. Kuota

(17)

3.3. Prosedur Kerja untuk Mendukung Metode yang di tawarkan Tahapan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat

3.4. Pihak-Pihak Terkait yang Terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pengabdian diantaranya

Tahap 1

• Koordinasi dan Survey

• Persiapan bahan dan alat

• persiapan materi pelatihan

Tahap 2

• pelaksanaan pelatihan pembukuan

• proses pemberdayaan

• Pelatiham materi pemasaran

Tahap 3

• Monev oleh dosen pelaku pengabdian

• Pendampingan pembukuan KWT

• Pendampingan Pemasaran

• Penyusunan Laporan dan persiapan Draft

untuk seminar dan prosiding scopus

(18)

Kegiatan Pelaksana Peserta Tahap I

1

. Persiapan

Tim Pengusul, FP , FMIPA

MasyarakatKWT Sayang Bunda

2

. Penentuan Materi dan Dinas Pertanian Masyarakat/KWT pelatihan Kabupaten Pringsewu

3

. Penyusunan modul Masyarakat/KWT

pelatihan Tahap II 1

. Pelaksananaan

Masyarakat/KWT Pelatihan

2

. Praktek Tim Pengusul, FP , FMIPA Masyarakat/KWT Pembukuan usahatani dan Dinas Pertanian

3

. Praktek wirausaha Kabupaten Pringsewu Masyarakat/KWT 4

. pendampingan Masyarakat/KWT

pembukuan Tahap III 1

. Pemilihan

Pasar target KWT

Tim Pengusul, FP , FMIPA Masyarakat/KWT dan Dinas Pertanian

Kabupaten 2. Pembuatan pembukuan

Masyarakat/ KWT Pringsewu

3

. Pendampingan Masyarakat/ KWT

pembukuan 4

. Evaluasi KWt Masyarakat/ KWT

3.5. Partisipasi Mitra

(19)

Partisipasi mitra dalam kegiatan ini adalah : (1) menyediakan tempat selama proses pelatihan (2) menyedikan produk-produk yang dihasilkan oleh masing-masing KWT (3) menyiapkan smartphone yang akan digunakan untuk memotret produk yang akan diposting di sosial media (4) membuat deskripsi tentang bisnis yang dilakukan.

3.6.. Evaluasi Pelaksanaan dan Keberlanjutan Program

Evaluasi yang akan dilakukan pada peserta kegiatan pelatihan ini adalah evaluasi awal (pre test) untuk melihat kemampuan awal yang dimiliki peserta tentang materi yang akan diberikan dilakukan pada setiap sesi melalui kertas kerja dan soal-soal latihan. Keberhasilan peserta penyuluhan dinyatakan berdasarkan standar penilaian dengan kriteria seperti tersaji pada Tabel 4.

% Perolehan Skor Interprentasi Keberhasilan

85% -100% Baik sekali

75% - 80% Baik

60% -74% Cukup

<59% Kurang

Kegiatan evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan berlangsung, yaitu setelah pemberian materi dan pendampiangan dilakukan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan dari seluruh rangkaian kegiatan. Kegiatan ini melibatkan para khalayak sasaran pelakana kegiatan. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjustifikasi tingkat keberhasilan kegiatan dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 5. Kriteria dan Indikator Pencapaian

Indikator Pencapaian Sumber Data Instrumen Indikator Keberhasilan

Pengetahun tentang

pembukuan usahatani • Adanya pengetahuan

Primer, khalayak Wawancara peserta tentang

Kemanfaatan sasaran pembukuan usahatani

• Kegiatan • Kegiatan bermanfaat

bagi peserta Keterampilan peserta Primer Pengamatan Terjadinya perubahan

dalam memanfaatkan langsung Kemampuan dan

Pembukuan usahatani keterampilan pada peserta

dalam membuat pembukuan Indikator Pencapaian Sumber Data Instrumen Indikator Keberhasilan Pemanfaatan pembukuan Primer Pengamatan Produk KWT di catat m=di

pembukuan usahatani,

(20)

langsung

melalui pembukaun Anggota KWT dapat memahami biaya dalam usahatani dan pendapatan Selama musim tanam

Pemasaran melalui Primer Pengamatan

Hasil penilaian dengan melihat langsung

bagaimana pemasaran yang dilakukan melalui

pemasaran ke koperasi setempat

Koperasi secara langsung

efisien

IV. HASIL KEGIATAN

(21)

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul “Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Untuk Meningkatkan Kesejahteraan RumahTangga Petani Desa Enggalrejo Kabupaten Pringsewu” dilakukan selama kurun waktu tiga bulan, yaitu sejak Juli 2021 sampai dengan September 2021. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan tentang berbagai hal terkait upaya mewujudkan kemandirian KWT melalui pemanfaatan perluasan usaha warung sebagai sumber pendapatan dengan menjual bahan-bahan sembako kepada anggota.

Guna mengetahui dampak kegiatan pelatihan dan pendampingan terhadap tingkat kemampuan KWT, dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Evaluasi dalam kegiatan ini terdiri dari evaluasi awal, evaluasi proses, dan evaluasi akhir. Evaluasi awal dan evaluasi akhir dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan (10 pertanyaan) kepada Anggota KWT untuk mengukur tingkat kemampuan KWT Sayang Bunda sebelum dan setelah mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan.

4.1.Evaluasi Awal

Kegiatan pelatihan dimulai dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada peserta pelatihan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta pelatihan terhadap materi pelatihan yang akan dipelajari. Aspek pemahaman yang dinilai dalam evaluasi awal ini meliputi (a) Manajemen Agribisnis, (b) Pembukuan Usahatani, (c), dan Administrasi Keuangan KWT. Hasil penilaian menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh peserta peserta pelatihan adalah 23. Pada skor ini, tingkat pemahaman anggota KWT terhadap materi pelatihan termasuk dalam klasifikasi rendah. Berikut ini adalah rincian skor hasil evaluasi awal.

Tabel 5. Hasil Evaluasi Awal Program Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Sayang Bunda di Kabupaten Pringsewu

Interval Klasifikasi Jumlah Persentase

21—24 Rendah 6 47

25—34 Sedang 5 33

35—46 Tinggi 3 20

Jumlah 15 100

Pada Tabel 5, terlihat bahwa sebagian besar anggota KWT di Desa Enggal Rejo Kabupaten Pringsewu memiliki tingkat pemahaman tentang materi yang akan dilatihkan tergolong rendag. Hasil penilaian menunjukkan bahwa anggota KWT kurang memahami

(22)

tentang bagaimana cara menerapkan manajemen agribisnisan pada KWt yang telah dibentuk dan Anggota KWT juga tidak memiliki kemampuan untuk membuat pembukuan KWT secara baik

4.2. Evaluasi Proses

Evaluasi proses dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan pendampingan yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan juga untuk mengetahui kondisi pelaksanaan kegiatan pendampingan pada KWT Sayang Bunda. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan pengabdian, diketahui bahwa kegiatan pendampingan yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, praktek langsung, tanya jawab dan diskusi mendapatkan tanggapan atau respon yang sangat baik dari peserta pendampingan mengenai usaha warung sembako yang akan dijalani oleh anggota KWT Sayang Bunda, sehingga pada saat pendampingan anggota KWT sangat besemangat aktivitas diskusi dan tanya jawab mengenai bagaimana aturan yang dapat di buat dalam pembukaan usaha sembako, dan bagaimana dalam mencatat pembukuan usahanya dan masig banyak lagi yang disikusikan pada saat pendampingan KWT Sayang Bunda Desa Enggal Rejo.

Hal ini terlihat dari antusias dari peserta dengan cara Tanya jawab kepada tim pemateri terkait materi yang dipelajari serta peserta KWT juga langsung mempraktek langsung cara membuat pembukuan KWT di buku yang telah disediakan oleh dosen pendamping dari Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Penyampaian materi yang singkat, padat, dan jelas serta didukung penggunaan media alat bantu seperti LCD mendorong peserta untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pendampingan KWT Sayang Bunda Desa Enggal Rejo. Pendamping berharap setelah selesai acara pendamping semua anggota KWT yang hadir dapat menerapkan mengenai pencatatan usaha sembako yang KWT akan jalani, aturan yang sudah disepakati dapat diterapkan dalam menjalani usaha sembako tersebut. Apabila anggota KWT Sayang bunda menerapkan semua yang sudah ikut pelatihan pembukuan dapat menerapkan dan menggunakan ilmu hasil dari pelatihan ini maka KWT Sayang Bunda akan mengalami kemajuan dan dapat meningkatkan pendapatan semua anggota KWT sehinggga anggota KWT dapat hidup sejahtera.

4.3. Evaluasi Akhir

(23)

Evaluasi akhir dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman Anggota KWT Sayang Bunda terhadap materi yang dipelajari selama pelatihan. Evaluasi akhir dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan yang terkait dengan materi pelatihan kepada Anggota KWT Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan yang sama diberikan saat evaluasi awal.

Hasil evaluasi akhir menunjukkan bahwa skor rata-rata yang dapat dicapai Anggota KWT adalah 33,33. Pada skor ini, tingkat pemahaman PPL terhadap materi yang telah dipelajari termasuk dalam klasifikasi tinggi. Merujuk rata-rata skor hasil evaluasi awal dan evaluasi akhir diketahui bahwa telah terjadi peningkatan pemahaman PPL terhadap materi yang dipelajari sebesar 17,42%. Berikut ini adalah rincian hasil evaluasi akhir.

Tabel 6. Hasil Evaluasi Akhir Program PengembanganModelPemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Sayang Bunda di Kabupaten Pringsewu

Interval Klasifikasi Jumlah Persentase

21—24 Rendah 1 7

25—34 Sedang 1 7

35—46 Tinggi 13 86

Jumlah 15 100

Pada Tabel 6, terlihat bahwa hampir seluruh Anggota KWT Sayang Bunda di Desa Enggal Rejo yang mengikuti kegiatan pelatihan memiliki tingkat pemahaman yang tergolong tinggi berkisar 60 persen terhadap materi yang telah dipelajari. Hasil penilaian menunjukkan bahwa Anggota KWT Sayang Bunda dapat memahami bagaimana cara membuat pembukuan usaha dan juga sudah dapat mengaplikasikan cara pembuatan pembukuan usaha dan pembukuan KWT secara baik dan benar. Selain itu, terlihat juga terjadi peningkatan pemahaman KWT tentang manajemen agribisnis KWT yang dapat meningkatkan pendapatan anggota KWT Sayang bunda di Desa Enggal Rejo Kabupaten Pringsewu.

(24)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengabdian tentang “Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Untuk Meningkatkan pendapatan RumahTangga Petani Desa Enggalrejo Kabupaten Pringsewu”, diketahui bahwa terjadi peningkatan kemandirian anggota KWT Ssayang Bunda dengan membuka usaha sembako dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh KWT dan bantuan dari mitra dalam hal ini dari Universita Lampung melalui kegiatan pengabdian yang di lakukan oleh tenaga pendidik di universitas tersebut. Bantuan dari Universita Lampung dapat di kelola oleh anggota KWT untuk meningkatkan pendapatan semua anggota KWT Sayang Bunda Desa Enggal Rejo Kabupaten Pringsewu.

5.2. Saran

Diperlukan proses pendampingan yang berkelanjutan bagi KWT Sayang Bunda Desa Enggal Rejo Kabupaten POringseweu, terutama dalam proses pendampingan dalam analisis wirausaha dan pembukuan wirausaha KWT Sayang Bunda yang dapat menunjang upaya pengembangan usahatani lahan non produktif yang ada di Desa Enggal Rejo

(25)

BAB V PERSONALIA PENGUSUL DAN KEAHLIAN 5.1. Jenis Kepakaran yang Diperlukan

Jenis kepakaran yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan mitra diantaranya: 1) Pemberdayaan masyarakat; 2) Marketing; dan 3) Desain dan komunikasi sosial media

1. Ketua pelaksana:

Nama : Dr. Maya Riantini, S.P., M.Si,

NIP : 197805042009122001

Jabatan/Gol : Asisten ahli /IIIb

Jurusan/Prodi : Agribisnis / Penyuluhan

Fakultas : Pertanian

Waktu yang disediakan : 12 Jam/minggu

Bidang keahlian : Ekonomi rumah Tangga 2. Anggota 1:

Nama : Prof. Rudi Situmeang

NIP : 19600616 1988111001

Jabatan/Gol : Lektor /IVb

Jurusan/Prodi : Kimia Fakultas : FMIPA Waktu yang disediakan : 8 Jam/minggu

Bidang Keahlian : Kimia

3. Nama : Ir. Achdiansyah, M.P.

NIP :

Jabatan/Gol : Lektor /IIId Jurusan/Prodi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Waktu yang disediakan : 8 Jam/minggu

Bidang keahlian : Pemberdayaan Masyarakat

5.2 Pembagian Tugas

Pembagian tugas tim pelaksana dimaksudkan agar kinerja tim pelaksana dapat menjamin keberhasilan kegiatan ini. Tugas dan tanggungjawab personalia tim, sebagai berikut:

(26)

No Nama Kedudukan Tugas 1

Dr. Maya

Riantini,S.P., M.Si. Ketua 1. Mendelegasikan tugas kepada anggota.

2. Mengkoordinasikan kerja tim.

3. Bertanggungjawab terhadap materi Pembukuan usahatani

2

Prof. Rudy Tahan

Mangapul Situmeang Anggota I 1. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim.

2. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyuluhan dan Pelatihan

anggota

KWT. Bertanggungjawab terhadap materi pengembangan kapasitas SDM dan pemasaran.

3

Ir. Achdiansyah

Soelaiman, M.P. Anggota II 1. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim

2. Bertanggungjawab terhadap

pelaksanaan pendampingan dan pelatihan

(27)

BAB VI RENCANA ANGGARAN BELANJA DAN JADWAL PELAKSANAN

6.1. Rencana Anggran Belanja

Anggaran belanja kegiatan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat meliputi biaya pengadaan alat dan bahan, biaya perjalanan, biaya ATK/BHP, dan biaya untuk pembuatan laporan/diseminasi/publikasi tersaji pada Tabel 6.1 dan rincian justifikasi anggaran kegiatan pengabdian disajikan pada Lampiran 1.

Tabel 6.1. Rincian Anggaran Belanja Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

No Komponen Biaya Jumlah (Rp)

1 Pengadaan Alat dan Bahan 6.375.000

2 Travel Expenditure 2.250.000

3 ATK/BHP 6.125.000

4 Laporan/Diseminasi/Publikasi 5.250,000

Total (1+2+3+4): 20.000.000 (Dua Puluh Juta Rupiah)

6.2. Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan ini direncanakan selama 6 bulan kalender. Semua kegiatan akan dilaksanakan di wilayah pengabdian. Kegiatan tim pelaksana secara rinci disajikan pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Jadwal Kegiatan Pengabdian

No Uraian Kegiatan Bulan

4 5 6 7 8 9

1 Pengurusan perizinan Persiapan Alat Dan

3 Survei dan Pertemuan 4 Persiapan Materi

5 Pelaksanaan 6 Kunjungan Lapang 7 Pelaporan Kegiatan 8 Seminar

Kegiatan pengabdian dilaksanakan selama enam bulan dari bulan April hingga September 2021. Secara umum, kegiatan pengabdian terbagi atas empat kegiatan

(28)

utama yang meliputi: persiapan, pelatihan pelatihan pembukuan usaha, pendampingan praktik, dan evaluasi. Rencana kegiatan pengabdian ditampilkan secara terperinci dalam Tabel 6.3.

Tabel 6.3 Jadwal Kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat

No. Uraian kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6

1. Survei dan perijinan X X

2. Penyusunan modul pelatihan X X 3. Sosialisasi kegiatan kepada ibu-ibu X X

Anggota KWT dan aparat kelurahan

4. Pelatihan Pembukuan Anggota KWT X

5. Praktik pembukuan usahatani X

6. Pelatihan pembuatan pembukuan X

7. Praktik pembukuan X

8. Pengelolaan pemasaran

9. Penyuluhan dan praktik budidaya X tanaman cabai

10. Penyuluhan dan praktik pembuatan X Hidroponik

11. Penyuluhan manajemen pengelolaan X Kas Simpan Pinjam

12. Pelatihan pembukuan keuangan simpan X pinjam

13. Pendampingan kelompok X X X X

14. Monitoring X X X

15. Seminar X

16. Laporan Akhir

17. Pengelolaan Administrasi X X X X

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Alihamsyah, T.,E.E. Ananto, H. Supriadi, S. Wahyuni, E. Suhartatik, Astanto, F.

Tangkuman, K.Nugroho, dan N. Sutrisna. 2000

Wilayah Pengembangan ISDP Propinsi Jambi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.127 hlm.

Ananto,E.E., Astanto, Sutrisno, dan R.Tahir. 2000. Prospek pengembangan alat mesin pertanian.

Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan, Bogor. 7 hlm.

Priminingtyas, Novia Dina. 2007. Analisis Ekonomi Peranan Perempuan Pedesaan Di Dalam Keluarga dan Masyarakat. Buana Sains,7(2):193-202.

Ratnawati, S. (2011). Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Perdesaan melalui Pengembangan Kewirausahaan, Jurnal Kewirausahaan, Vol. 5, No. 2 Desember 2011.

Mosse, Juia Cleves. 1996. Gender dan Pembangunan. Editor: Hartian Silawati, Yogyakarta:

Rifka Annisa Women’s Crisis Centre dengan Pustaka Pelajar. Terjemahan dari: Half the World, Half a Chance An Introduction to Gender and Development.

Muliawan, Andri. 2002. Analisis Gender Dalam Program-program Pembangunan Bidang Pertanian. Diajukan sebagai skripsi pada Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, IPB.

Widiputranti, Christian Sri, dkk. 2005. Pemberdayaan Kaum Marginal. Editor: Sutoro Eko, APMD Press: Yogyakarta.

Wiliam, Dede. 2006. Gender Bukan Tabu: Catatan Perjalanan Fasilitas Kelompok Perempuan di Jambi. Bogor Barat: Center for International Forestry Research.

(30)

LAMPIRAN

(31)

KETUA PENGABDIAN BIODATA KETUA

A. Identitas

No Nama lengkap Dr. Maya Riantini, S.P., M.Si.

1. Jenis Kelamin Perempuan

2. NIP/NIDN 197805042009122001/0004057810 3. Jabatan Fungsional, Gol Asisten Ahli / III B

4. Tempat dan Tanggal Lahir

Palembang / 04 Mei 1978

5. E-mail mayaunila@yahoo.com

6. NomorTelepon/HP 082175706538 B. Riwayat Pendidikan

1. Program S1 S2 S3

2.Nama PT Universitas Sriwijaya Universitas Sriwijaya

Universitas Sriwijaya 3. BidangIlmu Sosek Pertanian Agribisnis Agribisnis

4. TahunMasuk 1996 2006 2013

5. Tahun Lulus 2001 2008 2017

6. Judul Skripsi/

Tesis/Disertasi

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Program Peningkatan Intensitas

Penanaman Padi pada Sawah Irigasi Pedesaan di Desa Talang Sawah Lahat

Analisis Potensi Modal Petani dalam Melakukan

Peremajaan Karetdan Faktor- faktor yang

Mempengaruhinya di Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan

Analisis Perilaku Ekonomi Rumah tangga Nelayan dalam Mengatasi Kerentanan (Studi Kasus Rumah tangga Nelayan Kabupaten Tanggamus

Provinsi Lampung) 7. Nama

Pembimbing/

Promotor

Dr. Ir. Marwan Sufri, M.Si.

Ir. M. Yazid, M.Sc., Ph.D.

Prof. Dr.Ir. Andy Mulyana, M.Sc.

Ir. MirzaAntoni, M.Si.

Ir. M. Yazid, M.Sc., Ph.D.

Dr. Ir. Laila Husin, M.Sc

Dr. Ir. Dessy Adriani, M.Si.

C. Pengalaman Penelitian Lima Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Sumber

(32)

1. 2017 Analisis perilaku Ekonomi Rumahtangga Nelayan dalam Mengatasi Kerentanan (Studi Kasus Rumah tangga Nelayan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung)

Mandiri

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Lima Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian kepada masyarakat Sumber Pendanaan 1.

2

3

2018

2018

2018

Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Desa Enggalrejo

Kabupaten Pringsewu

Peningkatan Kapasitas Produksi Homeindustri di Desa Wonoharjo, Kecamatan Sumber Rejo, Kabupaten Tanggamus

Pelatihan Diversifikasi Produk, Peningkatan Kapasitas dan Manajemen Bisnis Pada Usaha Jamu Bubuk di Desa Asto Mulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah

DIPA Universitas Lampung

DIPA Universitas Lampung

DIPA FP Unila

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir No. Tahun JudulArtikelIlmiah (NamaJurnal, Prosiding)

1. 2017 Analysis of Role of Fisherman Institution in Overcoming Poverty

Vulnerability of Fisherman’s Households in Tanggamus Regency of

Lampung Provinsi Indonesia

2 2019 The Factors Affecting The Vulnerability Indicators Of Fishermen Household In Tanggamus Regency Of Lampung Province, Indonesia.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 19 April 2021 Mengetahui,

Dr. Maya Riantini, S.P., M.Si.

NIP 197805042009122001

(33)

My CV I. IDENTITY

1.1 Name Rudy Tahan Mangapul Situmeang

1.2 NIP / NIDN 19600616 1988111001 /0016066003 1.3 Certicifacte Num. 08102603540 (No. 3856)

1.4 Place and Birth of date Pekan Baru, 16 Juni 1960 1.5 Home Address Jln. Dahlia No. 4 Rawa Laut

1.6 Telp. Num. 082180081896

1.7 Office Address Jln. Prof. Soemantri Brodjonegoro No. 1 1.8 Office Telp. 0721-705173 / 0721-773798

1.9 Email Address situmeangr@yahoo.com / situmeang@unila.ac.id II. Educational Records

Under graduate Master Degree Doctoral Degree University University of Indonesia Oregon State Univ. Univ. de Louis Pasteur

Field of Study Chemistry Physical

Chemistry Catalyst Chemistry Enter - Graduation 1979 – 1986 1992 – 1994 1998 – 2000 III. Papers in Journal

There are 26 articles in International Journal ( see

https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57200161353) and https://sinta.ristekbrin.go.id/authors/detail?id=5979098&view=overview

IV. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (5 Tahun terakhir)

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan

Sumber Jml (Rp) 1. 2017 Sosialisasi Teknologi Pembuatan Multiproduk berbasis

tempurung kelapa

DIPA BLU MIPA 10.000.000,- 2. 2016 Sosialisasi jurusan Kimia dan kiat menghadapi

SBMPTN di SMA Negeri Pasir Sakti Lamp-Tim Jurusan Kimia

Unila 5.000.000,-

3. 2013 Tanaman Organik dan Pengembangannya Mandiri 5.000.000,-

4. 2012 Training High School Students of SMAN 1 Kabupaten Pesawaran on

Facing National Olympiade of Chemistry , Kabupaten level

Kabupaten

Pesawaran 15.000.000,- 5. 2009 Pelatihan Pengayaan dan Pendalaman

Materi Bidang IPA (Biologi, Kimia, dan Fisika) bagi para guru IPA SMA se-Kodya Metro

Pemda Kodya

Metro 20.000.000,-

6. 2008 Pelatihan Pengayaan dan Pendalaman Materi Bidang IPA (Biologi, Kimia, dan Fisika) bagi para guru IPA SMA

se-Kabupaten Tanggamus Pemda Tk II

Kabupaten

Tanggamus 25.000.000,- Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 25 Februari 2021 Hormat saya,

(Prof. Dr. Rudy Situmeang, M.Sc.) NIP. 196006161988111001

(34)

CURRICULUM VITAE

1. Nama : Ir. Achdiansyah Soelaiman, M.P.

2. Tempat/tanggal lahir : Medan, 26 Agustus 1956

3. Alamat rumah : Jl. Purnawirawan No. 21, Bandar Lampung Telp: 0721- 266214

4. Jabatan/Golongan/NIP : Lektor/IVA/

195608261986031001

5.

Pendidikan

:

1984 Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian, FP, Unila 1984 Aplikasi Komputer di IPB

1988 Kursus Demografi di UI

1990 Kursus Amdal A

2001 Magister Sains Ekonomi Perusahaan Pertanian Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran - Bandung,

1993 Kursus Jaminan Mutu Terpadu, di Medan

1995 Pelatihan Pengenalan Penerapan ISO 9000, di Bogor 1998 Pelatihan Sistem Mutu Modul I di Cisarua, Bogor 1999 Pelatihan Sistem Mutu ISO 9002 di Palembang

2000 Lokakarya Cleaner Production in Crumb Rubber Industry, di Palembang 2000 Lokakarya Bahan Olah Karet, di Padang

2003 Workshop on Agricultural Policy Analysis, di Bandar Lampung 2003 Seminar Rice Policy in Indonesia, di Bandar Lampung

2003 Pelatihan Komputer Multimedia, di Bandar Lampung

2004 Pelatihan Inovasi Proses Belajar Mengajar Melalui Apploed Approach 2004 Lokakarya Peningkatan Mutu Penelitian

2004 Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instuksional

6.

Pengalaman Kerja

:

1984-2005 Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Cabang Lampung

1985- Sekarang Dosen tetap Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

1987-1994 Ketua Laboratorium Komputer Agribisnis Fakultas Pertanian Unila 2002-2005 Ketua Pusat Kegiatan Kewirausahaan LPM Unila

2001-2003 Sekretaris Koperasi Pegawai Negeri Bina Dharma 2004-2006 Ketua Bidang Organisasi KPRI Bina Dharma

7.

Pengalaman Organisasi

1981 Mahasiswa Pecinta Alam FP (Watala FP) 1981 Himpunan Mahasiswa Islam

1982 Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia 1982 Resimen Mahasiswa Raden Intan

1985 Persatuan Insinyur indonesia 2000 Ikatan Alumni Universitas Lampung 2006 Ikatan Sarjana Pertanian Unila

(35)

8.

Penelitian/Pengabdian

:

Tahun Kegiatan

2005 Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bandar Lampung 2004 Analisis Penggunaan Model Input-Output (I-O) Sebagai Perangkat Statistik

Dalam Perencanaan Makro Ekonomi Regional Kota Bandar Lampung 2004 Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia Kota Bandar Lampung 2003 Pelatihan dan Sosialisasi Keppres RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah

kepada Dinas / Instansi di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung 2003 Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah (P2MPD) Bandar

Lampung

2002 Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Usaha dan Keuangan bagi Pengusaha Kecil/Menengah, Koperasi Kota Bandar Lampung

2001 Penyempurnaan Peraturan Daerah yang Berkaitan dengan Perizinan Usaha PKM Propinsi Lampung

Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenarnya

Bandar Lampung, 19 April 2021

Ir. Achdiansyah Soelaiman, M.P.

(36)

Strategi Pemasaran Keripik Tempe

Disampaikan Oleh Maya Riantini

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Desa Wonoharjo, 16 September 2021

(37)

Strategi Pemasaran :

Pemasaran campuran (marketing mix) tdd 4 (empat) macam sub kombinasi atau “sub-mixes” yaitu : (1) kombinasi komponen produk, (2) kombinasi komponen penjualan, (3) kombinasi komponen

distribusi, dan (4) kombinasi komponen promosi (Gambar 10).

A. Unsur 4 P

Komponen-komponen pemasaran campuran (marketing mix) dikenal dg sebutan 4 P, yaitu Product, Price, Place (distribution), dan Promotion.

Perusahaan sukses jika ada keterpaduan dari empat komponen

tersebut, mis barang x = mutu baik, harga bersaing, reklame gencar, dan distribusi lancar !"pemasaran barang x sukses !"Pengusaha

harus mencari kombinasi 4 P yg terbaik.

(38)

A.1. Kombinasi komponen produk (product mix)

Kombinasi komponen produk (product mix) tdd 4 (empat) macam komponen pokok, yaitu :

1. Jumlah/macam barang yang akan ditawarkan perusahaan (produk jasa !"segala macam jasa yang akan ditawarkan ).

2. Pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang ( after sales service ), mis. teknik pemeliharaan dan pelayanan setelah transaksi penjualan.

3. Reputasi cap dagang (untuk barang-barang konsumsi) dan

kualitas, ketangguhan dan penggunaan (terutama untuk barang- barang industri dan peralatan).

4. Tampang barang dan kemasannya.

Kombinasi komponen produk barang-barang konsumsi tdd :

barang-barang itu sendiri, model, warna, cap dagang dan

labelnya, kualitas, tampang, serta keawetannya.

(39)

Kombinasi komponen barang-barang industri tdd : model / variasi, tampang, keawetan, spesifikasi

teknis dan ketangguhan barang + kemasan (sbg pelindung barang selama dalam pengangkutan !"

barang selamat sampai di tangan konsumen).

Pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang komponen produk yang akan digunakan (pengusaha), tdd :

Pertama , daya saing tiap macam (seri) barang !"tergantung dari : - nilai seri barang itu sendiri, - modifikasi jenis barang yang

terkandung dalam setiap seri, - kesesuaian dengan perkembangan teknologi & kebutuhan konsumen. !"Setiap produsen barang

berseri harus tetap mengikuti perkembangan pasaran barang : Ø Barang yang telah ketinggalan zaman harus segera dikeluarkan

dari seri

Ø Barang baru / penambahan jenis harus segera diproduksi (sebagai pengganti jenis yg dikeluarkan / mengimbangi perkembangan

kebutuhan konsumen atau teknologi).

(40)

Kedua , pelayanan (untuk mendukung penjualan barang) !"sesuai dengan perkembangan jumlah barang, teknologi dan kebutuhan masyarakat, a.l.: layanan purna jual (reparasi terhadap barang- barang yang mengalami kerusakan).

Ketiga , standar perusahaan (kualitas, umur penggunaan, bentuk barang, dsb) setiap waktu perlu ditinjau kembali !"sesuai

perubahan teknologi, mis. barang-barang bahan metal atau logam diganti dengan plastik !"harga lebih murah, biaya

pembuatan lebih murah, meski daya penggunaannya beberapa tahun saja.

à Pendekatan yang dinamis.

(41)

A. 2. Kombinasi komponen penjualan (price mix)

Tdd : - kontak langsung dengan konsumen (melalui salesman), - penetapan tingkat harga yang ditawarkan,

- penetapan syarat penjualan dan syarat kredit bagi pembeli, - penjualan hak dagang (pengganti distribusi langsung di suatu daerah) !"cara paling baru (pesat berkembang di negara-negara maju) !"Produsen menjual barang kepada pemegang hak dagang.

Pemegang hak dagang memiliki kebebasan monopoli penuh untuk memasarkan barang tersebut di daerah penjualan barang yang ditentukan dengan harga yang mereka tetapkan, sampai ke tangan konsumen akhir. Produsen tidak terlibat dalam distribusi barang, penetapan harga jual barang eceran, besar potongan, maupun syarat penjualan. Harga jual produsen kepada pemegang hak dagang =

harga pokok barang + margin laba produsen.

Kombinasi penjualan (sales mix) adalah suatu kombinasi yg paling

menguntungkan dari cara-cara penjualan personal selling,

reklame, premiums, trading stamps, store displays, publikasi

dlm penjualan.

(42)

Ad 3. Kombinasi komponen distribusi (place mix)

Sering diabaikan/dinomor-duakan padahal sangat menentukan.

Tdd : - persediaan dan pengawasan persediaan, - macam angkutan yang akan dipergunakan, - metode distribusi,

- saluran distribusi (grosir, pedagang eceran, agen, pedagang pemegang hak dagang, langsung ke konsumen),

- jumlah dan lokasi depot-depot yang akan digunakan.

!""perlu diselidiki dengan seksama & diintegrasikan dengan kombinasi komponen pemasaran yang lain untuk mencapai tujuan operasi

pemasaran dengan efisien.

Penting !"biaya saluran distribusi,

!"jarak pabrik dengan pemakai,

!"luas pasaran yang ingin dilayani perusahaan,

!"pangsa distribusi fisik barang,

(43)

Ad 4. Kombinasi komponen promosi (promotion mix)

Tdd : periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, pameran dan demonstrasi !"meningkatkan penjualan barang.

Ruang lingkup kegiatan promosi dipengaruhi oleh macam

kegiatan yg dilakukan, mis ruang lingkup jangkauan kegiatan promosi dengan iklan saja < iklan bersamaan dengan kegiatan teknik promosi lainnya.

Jarak jangkauan kegiatan promosi tergantung dari

macam/variasi media yg digunakan dalam tiap komponen, mis : media iklan yg digunakan = harian nasional !"jarak jangkauan iklan akan

lebih jauh daripada harian lokal.

Kegiatan promosi pesaing juga perlu dipertimbangkan. Bila perusahaan belum terkenal reputasinya dan saingan terlalu aktif dalam promosinya !"perusahaan perlu mengambil langkah promosi

berikut :

(44)

q Advertising yang sudah diyakini keampuhannya untuk mengikat hati konsumen, dapat mencapai jarak jauh dan memasuki

masyarakat luas (terbatas : karena tidak mampu melakukan transaksi, bersifat satu arah/sepihak saja).

q Personal selling == pelayanan pramuniaga & penjualan keliling (verkoper) → ampuh melayani konsumen. Salesman mampu berdialog dengan konsumen, bisa mengatasi keberatan yang diajukan, bisa memberi informasi dan bisa pula mencatat apa

kemauan atau bagaimana selera konsumen yang dihadapinya. (Bila cara 1 dan 2 dilaksanakan sebaik-baiknya maka akan tercapailah promotional mix sebaik-baiknya),

Pemasaran campuran (marketing mix) berpegang pada prinsip ekonomis yaitu : “Dengan pengorbanan sekecil-kecilnya ingin mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya”.

Dalam menentukan “marketing mix” !"mencapai target penjualan

tertentu, kita harus menetapkan marketing dengan

sebaik-baiknya dengan pertimbangan :

(45)

a. Pemasaran campuran harus seimbang

Mis. advertensi besar-besaran diimbangi ol mutu produk yg baik.

b. Pemasaran campuran tidak boleh statis

Mis saingan mencoba meniru strategi pemasaran campuran yg kita lancarkan, maka kita harus cepat mengatur siasat baru (dituntut dinamika dan kreativitas dari manajer pemasaran).

c. Pemasaran campuran tidak boleh meniru

Karena belum tentu tepat, sebab situasi dan kondisi perusahaan tidaklah persis sama, bahkan justru dapat merugikan

perusahaan, tetapi tetap mengikuti perkembangan, mis pemasaran campuran barang industri lebih dominan

menggunakan personal selling , sedangkan pemasaran

campuran pada perusahaan rokok lebih banyak

menggunakan iklan/reklame .

(46)

d. Pemasaran campuran harus bertujuan jangka panjang

Dengan mengarah ke tujuan jangka panjang dalam menetapkan

pemasaran campuran, maka kestabilan perusahaan akan lebih baik. Mis untuk menguasai pasar jangka panjang, maka produk X mencoba

menggunakan pemasaran campuran dg menitik-beratkan mutu dan saluran distribusi ( product and place ) → perusahaan menciptakan

produk bermutu tinggi dan mengangkat distributor yg bonafid di tiap kota di kabupaten. Perusahaan lain mungkin menggunakan campuran antara product and promotion (= mutu dijaga, promosi iklan besar besaran juga dilakukan).

e. Pemasaran campuran harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi perusahaan

dpt : - target omset penjualan ditetapkan terlebih dahulu

- tataniaga campuran ditetapkan terlebih dahulu & target penjualan ditetapkan kemudian !"dlm keadaan dana

terbatas

- tataniaga campurang yang ditetapkan harus disesuaikan

dengan situasi dan kondisi perusahaan.

(47)

f. Pemasaran campuran harus didasarkan pengalaman

Sesuai ungkapan “pengalaman adalah guru yang paling baik”, artinya pemasaran campuran ditetapkan berdasarkan

pengalaman-pengalaman yg lalu (umumnya akan lebih sukses). !"

sulit bagi perusahaan yg baru berdiri atau perusahaan yg memproduksi barang baru.

2. Memilih kombinasi pemasaran campuran

Komponen yang ada pada Gambar 10 diperlukan perusahaan

tergantung kpd : - bidang usaha perusahaan, - kegiatan yg ingin dilakukan perusahaan di pasar &, - teknologi perusahaan.

Kombinasi pemasaran campuran tergantung kepada : - sasaran

pemasaran yg ingin dicapai perusahaan & - kebutuhan konsumen.

(48)

Pedoman kombinasi pemasaran campuran adalah :

1. Pengusaha harus menentukan usaha yg direncanakan utk dimasuki.

2. Pengusaha harus menganalisis pasar yg akan dilayani melalui riset, (utk memperoleh gambaran ttg : siapa calon konsumen, apa

kebutuhan mereka, & spesifikasi produk yg hrs dipenuhi perushn).

3. Pengusaha harus selalu menilai dan mengawasi program pemasaran yang sedang berjalan agar dapat diadakan perubahan-perubahan untuk dapat mengikuti perubahan pasar, teknis, dan kondisi

operasional lain di bidang mereka).

4. Pengusaha harus menerima adanya hubungan yang erat diantara berbagai elemen pemasaran yang berhubungan dengan bidang usaha mereka.

5. Pengusaha harus bersedia menggunakan metode percobaan, guna mendapatkan kombinasi pemasaran campuran yg paling cocok

untuk usaha mereka sehingga dapat memperoleh laba yg optimal

serta efisiensi kerja.

(49)

6. Didalam merencanakan pemasaran campuran, hendaklah disadari bahwa faktor-faktor kualitatif adalah sama pentingnya dengan faktor kuantitatif.

7. Walaupun komponen-komponen pokok pemasaran campuran

adalah sama untuk seluruh bidang usaha, namun kombinasi mana yang terbaik akan berbeda dari satu bidang industri yang satu dengan yang lain serta berbeda pula dari satu negara dengan negara lain.

8. Efektifitas kegiatan promosi sulit untuk dievaluasi. Pengusaha (yang ingin rencana pemasaran campurannya memperoleh hasil) perlu mengetahui faktor-faktor yang mendorong konsumen

membeli sesuatu barang atau jasa tertentu sehingga dapat

merencanakan pemasaran campuran secara lebih efektif dan

menghindari pemasaran campuran tanpa analisis persoalan

konsumen.

Gambar

Tabel 1.  Matriks taget dan luaran program  Aspek  yang  Dikembangka n  Target  Luaran Pemberdayaan  Perempuan
Tabel 5.  Kriteria dan Indikator Pencapaian
Tabel 5. Hasil Evaluasi Awal Program Pengembangan Model Pemberdayaan Perempuan  Melalui Kelompok Wanita Tani Sayang Bunda di Kabupaten Pringsewu
Tabel 6. Hasil Evaluasi Akhir Program PengembanganModelPemberdayaan Perempuan  Melalui Kelompok Wanita Tani Sayang Bunda di Kabupaten Pringsewu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian nanopartikel Artesunat - Karboksimetil kitosan melanjutkan penelitian sebelumnya dengan mengpengaruh

Dari keseluruhan penilaian pada setiap indikator, mayoritas responden atau rata-rata responden (sebanyak 77 persen atau 27 orang) menyatakan setuju bahwa produk

Hal ini menunjukkan bahwa dari penyuluhan mengenai pemasaran susu olahan (kefir), pengolahan susu fermentasi (kefir), dan teknik pengemasan (packaging) dan pemberian

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui 5 tahapan proses pelaksanaan, pada tahap pertama mengenai koordinasi kegiatan dengan kader Posyandu Melati II, tahapan

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto

Pemahaman tentang protokol kesehatan dalam pandemi COVID-19 merupakan salah satu cara untuk memulihkan kesehatan masyarakat dan kondisi ekonomi global. Pemahaman ini dapat

Kekerasan fisik dalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya

SDM harus memiliki kompetensi dibidang akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan agar laporan keuangan tersebut