• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Mercu Buana 5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kompresor

Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya mengisap udara dari atsmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atsmosfir. Dalam hal ini kompresor bekerja sebagai penguat (booster). Sebaliknya ada pula kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa vakum (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4)

2.2. Azas Kerja Kompresor

Jika suatu gas didalam sebuah ruangan tertutup diperkecil volumenya, maka gas akan mengalami kompresi. Kompresor yang menggunakan azas ini disebut kompresor jenis perpindahan (displacement). Secara prinsip, kompresor ini dilukiskan seperti gambar 2.1. dibawah ini :

Pada kompresor yang sesungguhnya torak tidak digerakkan dengan tangan melainkan dengan motor melalui poros engkol seperti diperlihatkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.1. Kompresi Fluida (Ref.4)

(2)

Universitas Mercu Buana 6 Dalam hal ini katup isap dan katup keluar dipasang pada kepala silinder. Adapun sebagai penyimpan energi dipakai tangki udara. Kompresor semacam ini di mana torak bergerak bolak-balik disebut kompresor bolak-balik (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

2.3. Klasifikasi Kompresor

Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada volume dan tekanannya. Atas dasar pemampatan kompresor dibagi atas jenis turbo dan jenis perpindahan. Jenis turbo menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeller atau dengan gaya angkat (lift) yang ditimbulkan oleh sudu.

Jenis perpindahan menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memampatkan volume gas yang diisap kedalam silinder atau stator oleh torak atau sudu. Kompresor jenis perpindahan ini dibagi atas jenis putar dan jenis bolak-balik. Kompresor putar terdiri atas jenis roots, sudu luncur dan sekrup.

Kompresor juga diklasifikasikan atas dasar konstruksinya sebagai berikut ini : Gambar 2.2. Unit Kompresor (7)

(3)

Universitas Mercu Buana 7 1) Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi : satu tingkat, dua tingkat, dan

banyak tingkat.

2) Klasifikasi berdasarkan langkah kerja (pada kompresor torak) : Kerja tunggal (single acting) dan kerja ganda (double acting).

3) Klasifikasi berdasarkan susunan silinder (pada kompresor torak) : mendatar, tegak, bentuk L, bentuk V, bentuk W, bentuk bintang dan lawan berimbang (balans oposed).

4) Klasifikasi berdasarkan cara pendinginan : pendingin air dan pendingin udara.

5) Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak : langsung, sabuk V dan roda gigi.

6) Klasifikasi berdasarkan penempatannya : permanen (stationary) dan dapat dipindahkan (portable).

7) Klasifikasi berdasarkan cara pelumasan : pelumasan minyak dan pelumasan tanpa minyak.

(Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

2.4. Teori Kompresi

2.4.1. Hubungan antara tekanan dan volume

Jika selama gas, temperatur gas dijaga tetap (tidak bertambah panas) maka pengecilan volume menjadi 1/2 kali akan menaikkan tekanan menjadi dua kali lipat.

Demikian juga volume menjadi 1/3 kali, tekanan akan menjadi tiga kali lipat dst. Jadi secara umum dapat dikatakan sebagai berikut “ jika gas dikompresikan (atau diekspansikan) pada temperatur tetap, maka tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya “. Pernyataan ini disebut Hukum Boyle dan dapat dirumuskan pula sebagai berikut: Jika suatu gas mempunyai volume V1 dan tekanan P1 dan

(4)

Universitas Mercu Buana 8 dimampatkan (atau diekspansikan) pada temperatur tetap hingga volumenya menjadi V2 , maka tekanan akan menjadi P2 dimana :

𝐏𝟏. 𝐕𝟏= 𝐏𝟐. 𝐕𝟐= 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 ...(2.1)

(Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

2.4.2. Hubungan antara temperatur dan volume

Seperti halnya pada zat padat dan zat cair . gas akan mengembang jika dipanaskan pada pada tekanan tetap. Dibandingkan dengan zat padat dan zat cair , gas memiliki koefisien muai jauh lebih besar. Dari pengukuran Koefisien muai berbagai gas diperoleh kesimpulan sebagai berikut : “Semua macam gas apabila dinaikkan temperaturnya sebesar 1°C pada tekanan tetap, akan mengalami pertambahan volume sebesar 1/273 dari volumenya pada 0°C. Sebaliknya apabila diturunkan temperaturnya sebesar 1°C akan mengalami pengurangan volume dengan jumlah yang sama “. Pernyataan diatas disebut Hukum Charles (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

2.5. Proses Kompresi Gas

Kompresi gas dapat dilakukan menurut tiga cara yaitu proses isotermal, adiabatik dan politropik. Adapun perilaku masing-masing proses ini dapat dilakukan sebagai berikut.

2.5.1. Kompresi Isotermal

Bila suatu gas dikompresikan , maka ini ada energi mekanik yang diberikan dari luar pada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperatur gas akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun jika proses kompresi ini dibarengi dengan

(5)

Universitas Mercu Buana 9 pendinginan untuk mengeluarkan panas yang terjadi, temperatur dapat dijaga tetap.

Kompresor secara ini disebut kompresor Isotermal (temperatur tetap). Hubungan antara P dan v untuk T tetap dapat di peroleh dari persamaan:

𝐏 . 𝐯 = 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 (4) ……….……(2.2)

Persamaan ini dapat ditulis sebagai,

P1. V1 = P2. V2 = tetap (4) ………..……….(2.3) Kompresi isotermal merupakan suatu proses yang sangat berguna dalam analisa teoritis, namun untuk perhitungan kompresor tidak banyak kegunaannya. Pada kompresor yang sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya, adalah tidak mungkin untuk menjaga temperatur udara yang tetap didalam silinder. Hal ini disebabkan oleh cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam silinder (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa &

Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

2.5.2. Kompresi Adiabatik

Kompresi adiabatik adalah kompresi yang berlangsung dalam silinder yang diisolasi secara sempurna terhadap panas sehingga tanpa ada panas yang keluar / masuk dari gas. Dalam praktek proses adiabatik tidak pernah terjadi secara sempurna karena isolasi didalam silinder tidak pernah dapat sempurna pula.

Hubungan antara tekanan dan volume dalam proses adiabatik dapat dinyatakan dalam persamaan,

P .vk = Tetap (4) ………(2.4) Atau

P1 .vk = P2 .vk2 = Tetap ……….(2.5)

(6)

Universitas Mercu Buana 10 Dimana k adalah rasio panas jenis yaitu perbandingan antara panas jenis pada tekanan tetap dengan panas jenis volume tetap. Dirumuskan sebagai berikut :

k = cp / cv (2) ………..(2.6) dimana ;

cp = Panas jenis tekanan tetap,

untuk 1 kg udara cp = 0,24 kcal/(kgºC) = 1,005 kJ//(kgºC) cv= Panas jenis volume tetap,

untuk 1 kg udara cp = 0,17 kcal/(kgºC) = 0,712 kJ//(kgºC) sehingga, k = cp / cv

k = 1,005 kJ//(kgºC) / 0,712 kJ//(kgºC) k = 1,411 dibulatkan menjadi 1,4

(Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

2.5.3. Kompresi Politropik

Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses isotemal, karena ada kenaikan temperatur, namun juga proses adiabatik karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya, ada diantara keduanya dan disebut kompresi politropik. Hubungan antara p dan v proses politropik ini dapat dirumuskan sebagai,

P .vn = Tetap (4) ………..……….(2.7) Atau

P1 .vn1 = P2 . vn2 = Tetap ……….(2.8) Disini n disebut indeks politropik dan harganya terletak antara 1 (proses isothermal) dan k (proses adiabatik). Jadi : 1 < n < k. Untuk kompresor biasa, n=1,25 ~ 1,35.

(7)

Universitas Mercu Buana 11 Dari rumus ini, dengan n=1,25, pengecilan volume sebesar v2/v1=1/2 misalnya, akan menaikan tekanan menjadi 2,38 kali lipat. Harga ini terletak antara 2,0 untuk kompresi isothermal dan 2,64 untuk kompresi adiabatik (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

2.6. Efisiensi Volumetrik

Sebuah kompresor dengan silinder D (cm), langkah tolak S (cm), dan putaran n (rpm) seperti terlihat pada gambar 2.3 dibawah ini.

Dengan ukuran seperti ini kompresor akan memampatkan volume gas sebesar Vs = (π/4) D2 x S (cm3). Untuk setiap langkah kompresor yang dikerjakan dalam setiap putaran poros engkol. Jumlah volume gas yang dimampatkan per menit disebut perpindahan tolak. Jadi jika poros kompresor mempunyai putaran n (rpm) maka,

Vs = (π/4) D2 x S (cm3) (4) ...(2.9) Perpindahan torak (Qth) :

Vs x n = (π/4) D2 x S x n (cm3/min) (4) ...(2.10) Dimana, Vs . = Volume Gas ( cm3 )

D = Diameter Torak (cm)

S = Panjang Langkah Torak (cm) n = Putaran Motor (rpm)

Gambar 2.3. Langkah torak kerja tunggal (7) n (rpm)

(8)

Universitas Mercu Buana 12 Siklus thermodinamika atau diagram tekanan volume kompresor torak diperlihatkan pada diagram P-V seperti pada gambar 2.4 dibawah ini..

Torak memulai langkah kompresinya pada titik (1) (dalam diagram P-V). Torak bergerak ke kiri dan gas dimampatkan hingga tekanan naik ketitik (2) pada titik ini tekanan di dalam silinder mencapai harga tekanan Pd yang lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pipa keluar (atau tangki tekan), sehingga katup keluar pada kepala silinder akan terbuka. Jika torak terus bergerak ke kiri maka gas akan didorong keluar silinder pada tekanan tetap sebesar Pd di titik (3) torak mencapai titik mati atas, yaitu titik mati akhir gerakan torak pada langkah kompresi dan pengeluaran.

Pada waktu torak mencapai titik mati atas ini antara sisi atas torak dan kepala silinder masih ada volume sisa yang besarnya Vc. Volume ini idealnya harus sama dengan nol agar gas dapat didorong seluruhnya keluar silinder tanpa sisa. Namun

Gambar 2.4. Diagram P-V dari Kompresor (2)

(9)

Universitas Mercu Buana 13 dalam praktek harus ada jarak (Clearance) diatas torak agar torak tidak membentur kepala silinder.

Adanya volume sisa ini ketika torak mengakhiri langkah kompresinya diatas torak masih ada sejumlah gas dengan volume sebesar Vc, dan tekanan sebesar Pd, jika kemudian torak memuai langkah isapnya (bergerak kekanan), katup isap tidak dapat terbuka sebelum sisa gas diatas torak berekspansi sampai tekanannya turun dari Pd

menjadi Ps. Dalam gambar 2.4. katup isap baru mulai terbuka dititik (4) ketika tekanan sudah mencapai tekanan isap PS Disini pemasukan gas baru mulai terjadi dan proses pengisapan ini berlangsung sampai titik mati bawah.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa volume gas yang diisap tidak sebesar langkah torak sebesar VS melainkan lebih kecil, yaitu hanya sebesar volume isap antara titik mati bawah (1) dan titik (4) (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa &

Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

Adapun untuk nilai efisiensi volumetrik dapat kita lihat dari tabel 2.1 yang terdapat di bawah ini.

Tabel 2.1. Tabel Efisiensi volumetrik (ηv) (3)

Perbandingan Putaran

Kompresi P2/ P1

Tinggi

%

Rendah

% 2

4 6 8 10 12

92 86 84 78 75 72

85 80 76 71 66 60

(10)

Universitas Mercu Buana 14 Adapun harga ηv yang sesungguhnya adalah sedikit lebih kecil dari harga yang diperoleh dari rumus diatas karena adanya kebocoran melalui cincin torak, katup serta tahanan pada katup.

Untuk volume langkah torak (VL) adalah jumlah volume yang diisap dikurangi dengan volume sisa. Maka rumus dari volume langkah torak dapat didefisinikan sebagai berikut :

𝐕𝐋 = 𝛑

𝟒 . 𝐃𝟐 . 𝑆 . N (3) ...(2.11) Dimana, VL = Volume Langkah Torak (cm3/detik)

D = Diameter Torak (cm)

S = Panjang Langkah Torak (cm)

N = Jumlah Silinder

Dengan diketahuinya volume langkah dari torak maka kita dapat mengetahui volume yang diisap oleh kompresor (Va). Volume yang dihisap oleh kompresor (Va) dirumuskan sebagai berikut,

𝐕𝐚 = 𝐕𝐋 . 𝛈𝐯 . 𝐧 (3) ...(2.12) Dimana, VL = Volume Langkah (cm3/detik)

ηv = Efisiensi Volumetrik (%) n = Jumlah Putaran (Rpm)

(Sumber : Muhlasin. 2010, Analisa kinerja kompresor torak 1 hp dengan penggerak motor bensin 4 tax 1 silinder STARKE GX 200 6,5 hp, Jurnal TA Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muhammadiyah Semarang, Ref.3).

2.7. Perhitungan Daya Kompresor

Besarnya daya motor penggerak kompresor secara teoritis dapat kita hitung dengan menggunakan rumus :

(11)

Universitas Mercu Buana 15 Nth = 0,037 . P1 . Va . k

k−1 P2

P1 k −1

k − 1 (3) ……….…….(2.13) Keterangan :

Nth = Daya teoritis yang digunakan untuk menggerakkan Kompresor (HP) P1 = Tekanan Gas awal (kg/cm2)

P2 = Tekanan akhir kompresi (kg/cm2) k = Eksponen adiabatik

Diasumsikan untuk eksponen adiabatik udara adalah k: 1,4 ( 1 TK = 1 HP dan 1 HP = 0,746 kW )

Dengan diketahuinya daya yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor (Wc), kita dapat menghitung daya motor yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor (Sumber : Muhlasin. 2010, Analisa kinerja kompresor torak 1 hp dengan penggerak motor bensin 4 tax 1 silinder STARKE GX 200 6,5 hp, Jurnal TA Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muhammadiyah Semarang, Ref.3).

2.8. Jenis Penggerak Kompresor dan Transmisi Daya Poros

Sebagai penggerak kompresor umumnya dipakai motor listrik atau motor bakar torak. Adapun macam, sifat dan penggunaan masing- masing jenis penggerak tersebut adalah sebagai berikut :

2.8.1 Motor Listrik

Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini yang digunakan untuk menggerakan kompresor. Prinsip kerja pada motor listrik, yaitu tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui

(12)

Universitas Mercu Buana 16 bahwa: kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama akan tarik menarik. Maka kita dapat memeperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

Motor listrik dapat diklasifikasikan secara kasar atas motor induksi dan motor sinkron. Motor induksi mempunyai faktor daya efisiensi yang lebih rendah dari pada motor sinkron. Arus awal motor induksi juga sangat besar. Namun motor induksi sampai 600 KW banyak dipakai karena harganya relative murah dan pemeliharaannya mudah.

Motor induksi ada dua jenis sangkar bajing (squirrel cage) dan jenis rotor lilit (wound rotor). Akhir- akhir ini jenis motor sangkar bajing lebih banya dipakai karena mudah pemeliharaannya. Meskipun motor sinkron mempunyai faktor daya dan efisiensi yang tinggi, namun harganya mahal. Dengan demikian motor ini hanya dipakai bila diperlukan daya besar dimana pemakaian daya merupakan faktor yang sangat menentukan.

2.8.2. Motor Bakar Torak

Motor bakar torak dipergunakan untuk penggerak kompresor bila tidak tersedia sumber listrik ditempat pemasangannya atau bila kompresor tersebut merupakan kompresor portable. Untuk daya kecil sampai 5.5 kW dapat dipakai motor bensin dan untuk daya yang lebih besar dipakai motor diesel.

2.8.3 Transmisi Daya Poros

Untuk mentranmisikan daya dari poros motor penggerak ke poros kompresor ada beberapa cara yaitu dengan cara sebagai berikut :

(13)

Universitas Mercu Buana 17 1. Sabuk - V

Keuntungan cara ini adalah pada putaran kompresor dapat lebih bebas sehingga dapat dipakai motor putaran tinggi. Namun kerugiannya adalah pada kerugian daya yang disebabkan oleh slip antara puli dan sabuk serta kebutuhan ruangan yang lebih besar untuk pemasangan. Cara transmisi ini sering dipergunakan untuk kompresor kecil dengan daya kurang dari 75 kW.

2. Kopling Tetap

Hubungan dengan kopling tetap memberikan efisiensi keseluruhan yang tinggi serta pemeliharaan yang mudah. Namun cara ini memerlukan motor dengan putaran rendah dan motor dengan putaran rendah adalah mahal. Karena itu, cara ini hanya sesuai untuk kompresor berdaya antara 150 – 450 kW.

3. Rotor Terpadu (Direct Rotor)

Pada cara ini poros engkol kompresor menjadi satu dengan poros motor. Dengan cara ini ukuran mesin dapat menjadi lebih ringkas sehingga tidak memerlukan banyak ruang. Pemeliharaannyapun mudah.

4. Kopling Gesek

Cara ini dipakai untuk menggerakkan kompresor kecil dengan motor bahan bakar torak. Disini motor dapat distart tanpa beban dengan membuka hubungan kopling. Namun untuk kompresor dengan fluktuasi momen puter yang besar diperlukan kopling yang dapat meneruskan momen putar yang besar pula.

Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4

(14)

Universitas Mercu Buana 18 2.9. Kapasitas

Pada kompresor torak, angka kapasitas yang tertulis didalam katalog menyatakan perpindahan torak dan bukan laju volume yang dihasilkan. Untuk kompresor putar, yang tertulis dalam katalog pada umumnya menyatakan volume yang sesungguhnya dihasilkan. Pada kapasitas normal, kompresor mempunyai efisiensi adiabatik keseluruhan yang maksimum.

Apabila kompresor dioperasikan pada kapasitas atau beban yang lebih rendah, maka efisiensinya menurun. Karena itu pemilihan kapasitas kompresor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam pemakaianya nanti kompresor akan dapat dioperasikan pada atau disekitar titik normalnya. Selain itu, apabila kebutuhan udara atau gas sangat fluktuasi sebaiknya dipilih kompresor dengan kapasitas normal sebesar puncak kebutuhan (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa &

Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta).

2.10. Konstruksi Kompresor Torak

Seperti diperlihatkan pada gambar 2.5 dibawah ini, kompresor torak atau kompresor bolak- balik dengan kerja tunggal pada dasarnya dibuat sedemikian rupa hingga gerakan putar dari penggerak mula menjadi gerak bolak- balik.

Gambar 2.5. Kerja kompresor bolak-balik tunggal (3)

(15)

Universitas Mercu Buana 19 - Isap

Bila proses engkol berputar dalam arah panah, torak bergerak ke bawah oleh tarikan engkol. Maka terjadilah tekanan negatif (di bawah tekanan atmosfer) di dalam silinder, dan katup isap terbuka oleh perbedaan tekanan, sehingga udara terhisap.

- Kompresi

Bila torak bergerak dari titik mati bawah ketitik mati atas, katup isap tertutup dan udara di dalam silinder dimampatkan.

- Keluar atau Buang

Bila torak bergerak keatas, tekanan didalam silinder akan naik, maka katup keluar akan terbuka oleh tekanan udara atau gas, dan udara atau gas akan keluar.

Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4

2.11. Mekanisme Pengisian Udara Bertekanan Kedalam Tangki Kompresor Udara dalam suatu benda yang berbentuk gas yang bisa disalurkan dan dimampatkan kedalam sebuah benda atau bangun ruang. Seperti contoh nyata dari kompresor pemindahan yang paling umum dan sederhana adalah pompa ban untuk sepeda atau mobil seperti terlihat dalam gambar 2.6 dan 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.6. Pompa dan sepeda (2)

(16)

Universitas Mercu Buana 20 Cara kerjanya seperti gambar 2.6 dan gambar 2.7 adalah sebagai berikut : jika udara ditarik keatas, tekanan silinder pompa dibawah torak akan menjadi negatip (lebih kecil dari tekanan atmosfer). Sehingga udara akan masuk melalui celah katup isap.

Katup ini terbuat dari kulit dipasang pada torak, yang sekaligus berfungsi juga sebagai perapat torak. Kemudian jika torak ditekan kebawah, volume udara yang terkurung dibawah torak akan mengecil sehingga tekanan akan naik. Katup isap akan menutup dengan merapatkan torak dan dinding silinder. Jika torak ditekan terus, volume akan semakin mengecil dan tekanan didalam silinder akan naik melebihi tekanan didalam ban. Pada saat ini udara akan terdorong masuk kedalam dan melalui pentil (yang berfungsi sebagai katup keluar), maka tekanan didalam ban akan semakin bertambah besar.

Pada kompresor yang sesungguhnya torak tidak digerakkan dengan tangan melainkan dengan motor melalui engkol. Dalam hal ini katup isap dan katup keluar dipasang pada kepala silinder. Adapun sebagai penyimpan energi dipakai tangki udara.

Tangki ini dapat dipersamakan dengan ban pada pompa ban. Udara yang dimampatkan oleh kompresor melalui putaran poros engkol torak ditarik kebawah kemudian didalam

Gambar 2.7. Prinsip kompresor adalah mirip dengan pompa ban (4)

(17)

Universitas Mercu Buana 21 silinder terjadi tekanan negatip (tekanan dibawah atmosfer) dan melalui katup isap yang terbuka udara masuk kedalam. Kemudian saat torak bergerak dari titik mati bawah (TMB) ketitik mati atas (TMA) katup isap tertutup dan udara didalam silinder terjadi pemampatan kemudian katup keluar akan terbuka oleh tekanan udara atau gas didalam silinder dan udara atau gas akan keluar masuk kedalam tangki kompresor melaui saluran pipa sebagai penghantar udara / gas. Demikian proses tersebut terjadi berulang- ulang dalam jangka waktu tertentu sampai udara didalam tangki kompresor mencapai titik tekanan yang telah ditentukan, dan kompresor akan berhenti bekerja (Sumber : Sularso, HaruoTahara, 2006, Pompa & Kompresor : Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, Ref.4).

Jumlah udara yang masuk dalam kompresor (Vu) dapat kita hitung dengan menggunakan rumus :

Vu = V2 - Vc (3) ...(2.14) Dimana : Vc = Volume Clearance

Vc= 5% x VL ……….…...(2.15) Dimana : VL = Volume Langkah (cm3/detik)

Untuk mengetahui volume akhir ( V2 ) dapat menggunakan persamaan

( P1.V1 )k = ( P2.V2 )k (1) ...(2.16) Dimana : P1 = Tekanan Awal (kg/ cm2)

P2 = Tekanan Akhir (kg/ cm2) V1 = Volume Awal (cm3) V2 = Volume Akhir (cm3 )

K = Eksponen adiabatik (dipakai = 1,4)

(18)

Universitas Mercu Buana 22 Bentuk tangki kompresor pada sisi samping sebenarnya mempunyai lengkung invalut, akan tetapi karena diameter lengkung invalut tersebut terlalu besar maka dianggap tidak ada lengkung sehingga bentuk tangki kompresor adalah silinder tangki.

Karena itu volume tangki dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Vt = Luas penampang x Panjang Tangki (3)

Vt = π r2 x Lt ...(2.17)

Dimana : Vt = Volume Tangki (cm2 ) r = Jari- jari Tangki (cm) Lt = Panjang Tangki (cm)

kita juga dapat menghitung tebal tangki yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus:

𝐒 = 𝐏 . 𝐝

𝟐𝛑 (3) ………(2.18)

Dimana : S = Tebal tangki (cm)

P = Tekanan dari dalam (kg/cm2)

d = Diameter dalam tangki (cm)

τt = Tegangan tarik material yang diperbolehkan (N/m2)

(Sumber : Muhlasin. 2010, Analisa kinerja kompresor torak 1 hp dengan penggerak motor bensin 4 tax 1 silinder STARKE GX 200 6,5 hp, Jurnal TA Teknik Mesin, FakultasTeknik, Universitas Muhammadiyah Semarang, Ref.3).

Gambar

Gambar 2.1. Kompresi Fluida  (Ref.4)
Gambar 2.3. Langkah torak kerja tunggal  (7) n (rpm)
Gambar 2.4. Diagram P-V dari Kompresor  (2)
Tabel 2.1. Tabel Efisiensi volumetrik (η v )  (3)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan effect size tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik tidak memberikan pengaruh (efek) terhadap

Penyusunan permintaan bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani dengan memperhitungkan stok bahan

Selain unsur dengan nilai paling rendah, yang juga menjadi fokus peningkatan kualitas pelayanan adalah pada kelompok unsur yang mengalami penurunan poin meskipun memiliki nilai

Lereng landai menengah, topografi berge-lombang kuat pada kaki atau perbukitan dan zona pegunungan yang terangkat, tersayat menengah.. D9 Scarps Lereng curam-sangat curam,

SKPD yang melaksanakan tugas pembantuan bidang tanaman pangan dan hortikultura adalah Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,

Nilai konduktivitas hidrolik akan dipengaruhi oleh karakter fisik yang dimiliki oleh media tersebut, diantaranya adalah besar butir, jumlah rekahan yang dimiliki,

Teknik mengerjakan soal yang menanyakan alamat subnet dan host yang valid dari suatu subnetmask adalah dimulai dengan mencari blok subnetnya, menyusun alamat

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jumlah natrium benzoat dan jenis pengemas yang dapat memperpanjang umur simpan bakso ikan ditinjau dari sifat sensoris produk..