KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT
(Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan
Karier)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Fika Oktania 111114047
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT
(Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan
Karier)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Fika Oktania 111114047
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri “ (Q.S. Ar-Ra’d :11).
“Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui” (Q.S. Al-Baqarah:216).
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta; Ibu Lasmini dan Bapak Kirno Kakakku tersayang Fanda Aprodika Program Studi Bimbingan dan Konseling USD Sahabat-sahabat BK 2011 B SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang ditulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Agustus 2015
Fika Oktania
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Fika Oktania Nomor Mahasiswa : 111114047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT (Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 Dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Agustus 2015 Yang menyatakan,
Fika Oktania
vii ABSTRAK
KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT
(Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Tahun Ajaran 2014/2015 dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan
Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier)
Fika Oktania Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengambil keputusan studi lanjut dan membuat usulan topik-topik layanan bimbingan karier. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 53 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kemandirian mengambil keputusan studi lanjut yang terbagi dalam tiga aspek: yaitu memiliki kemampuan mengambil keputusan, memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain, dan memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan kriteria menurut Azwar (2007:108).
Terdapat lima tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 31 siswa (58,5%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “sangat tinggi”, 20 siswa (37,7%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “tinggi”, 2 siswa (3,8%) memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut “sedang”. Tidak ada siswa yang memiliki tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut yang rendah dan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disusunlah topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan serta meningkatkan kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Topik-topik bimbingan karier yang diusulkan yaitu “Yakin terhadap kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah”, “Aktif dalam mencari informasi studi lanjut”, “Mengambil keputusan studi lanjut sesuai minat dan bakat”, dan
“Percaya diri dalam mencari solusi masalah”.
viii
ABSTRACT
INDEPENDENCE OF STUDENTS IN DECISION MAKING FURTHER STUDIES
(Descriptive Studies About The Level of Independence In Decision Making Further Studies Of The Eight Grade Students At 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta In 2014/2015 Academic Year And Its Implication Towards
The Suggested Topics Career Guidance)
Fika Oktania Sanata Dharma University
2014
This research aims to obtain a description of the level of independence of class the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year in taking decisions and making proposals further study and its implication towards the suggested topics career guidance. The subjects of this research is eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year, consisting of 53 students. The research instrument used is in the from of a quetionnaire that describes the independence of decision-making further studies which was devided into three aspects, namely the ability to take decisions, have the power to influence from others, and have confidence in the decision.
The technique of data analysis used is categorization of the level of independence of decision-making further studies of the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year based on criteria according to Azwar (2007: 108). There are five levels of independence to make decisions of further studies of the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year , namely: very high, high, medium, low and very low.
The results showed that: 31 students (58.5%) have a level of independence of decision-making further study "very high", 20 students (37.7%) have a level of independence of decision-making further studies "high", two students (3.8 %) have a level of independence of decision-making further studies "medium". No student who has a level of independence of decision-making further studies were low and very low. Based on these results, was composed of career guidance topics to develop and increase the independence of decision-making further studies of the eight grade students at 2 Girimulyo Junior High School Kulon Progo Yogyakarta in 2014/2015 academic year.
Career guidance topics proposed were "Convinced of the ability in solving problems",
"active in seeking information further studies", "Taking the decision further studies according to their interests and talents," and "Confidence in finding a solution to the problem”.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang melimpah yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai tugas akhir syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana. Disadari bahwa penelitian ini tidak dapat selesai tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
3. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan begitu sabar selama proses penulisan skripsi ini.
Terimakasih atas motivasi, dukungan dan banyak pelajaran berharga yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi.
4. Bapak Budi Purwoko, S. Pd., selaku Kepala SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.
5. Bapak Bambang, S. Pd., selaku Koordinator BK di SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta yang selalu membantu peneliti dalam mengadakan penelitian.
x
6. Siswa-siswi kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 atas kerjasama saat pelaksanaan penelitian.
7. Kedua orang tuaku tercinta: Ibu Lasmini dan Bapak Kirno yang senantiasa selalu memberikan cinta, kasih sayang, doa dan dukungan.
8. Kakak Fanda Aprodika yang selalu memberi semangat dan dukungan.
9. Keluarga besar Bapak Subali atas semua dukungannya.
10. Teman-teman dan sahabat angkatan 2011 B: Wulan, Lilis, Resa, Desta, Nurul, Riska, Linggar, Fitri, Yosua, Nita, Atink, Reta, Rino, Bayu, mb Sulis, Sr.
Vero, Sr. Laura, Sr. Kiki, ridam, Cicil, Frida, Meta, Tari, Andri, Noel, Irma, Ridam, Rani yang selalu memberi semangat dan terima kasih atas persahabatan ini.
11. Semua rekan dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungannya.
Penulis
Fika Oktania
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN . ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... ... 1
B. Pembatasan Masalah ... ... 7
C. Rumusan Masalah ... ... 8
D. Tujuan Penelitian ... ... 8
E. Manfaat Penelitian ... ... 9
F. Definisi Operasional Variabel ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ... 11
A. Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut ... 11
1. Pengertian kemandirian mengambil Keputusan Studi lanjut ... . 11
2. Macam-macam sekolah lanjutan ... ... 15
3. Ciri-ciri kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 19
4. Faktor-faktor kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 20
5. Aspek-aspek kemandirian mengambil keputusan studi lanjut .... 23
xii
B. Masa Remaja .. ... 25
1. Pengertian masa remaja ... ... 25
2. Tugas-tugas perkembangan remaja ... ... 27
C. Layanan Bimbingan Karier. ... 28
1. Pengertian bimbingan karier ... ... 28
2. Tujuan layanan bimbingan karier di sekolah ... ... 30
3. Fungsi layanan bimbingan karier ... ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ... 32
A. Jenis Penelitian ... ... 32
B. Subjek Penelitian . ... 33
C. Instrumen Penelitian ... 34
1. Alat Pengumpulan Data ... 34
2. Kisi-kisi Item ... 34
3. Pemberian Skor ... 36
4. Validitas Kuesioner ... 36
5. Reliabilitas Kuesioner ... 40
D. Teknik Pengumpulan Data ... 43
1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 43
2. Tahap Pengumpulan Data ... 44
E. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .. 52
A. Hasil Penelitian ... ... 52
1. Deskripsi tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 52
2. Analisis item-item kemandirian mengambil keputusan studi lanjut ... 56
B. Pembahasan Hasil Penelitian . ... 62
1. Deskripsi tingkat kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa ... 62
2. Analisis Item-item kemandirian mengambil keputusan studi lanjut siswa ... 66
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 71
A. KESIMPULAN ... 71
B. SARAN ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ... 33 Tabel 2 : Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Kemandirian Mengambil Keputusan
Studi Lanjut Siswa Kelas VIII ... 35 Tabel 3 : Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen Penelitian ... 39 Tabel 4 : Kriteria Guilford ... 41 Tabel 5 : Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Siswa Kelas VIII Setelah Uji Coba ... 42 Tabel 6 : Norma Kategorisasi Karakter Subjek Penelitian ... 46 Tabel 7 : Kategorisasi Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan Studi Lanjut . 48 Tabel 8 : Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 49 Tabel 9 : Kategorisasi Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan Studi
Lanjut ... 50 Tabel 10 : Kategorisasi Deskripsi Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 53 Tabel 11 : Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 56 Tabel 12 : Item KemandirianMengambil keputusan Studi Lanjut yang tergolong
sedang ... 60 Tabel 13 : Item KemandirianMengambil keputusan Studi Lanjut yang tergolong
rendah ... 61 Tabel 14 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Karier ... 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Histogram Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan Studi
Lanjut ... 54 Gambar 2 : Histogram Skor Item Tingkat Kemandirian Mengambil keputusan
Studi Lanjut ... 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :Surat Izin Permohonan Penelitian ... 76 Lampiran 2 :Tabulasi Data Uji Coba Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 79 Lampiran 3 :Tabulasi Data Penelitian Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 82 Lampiran 4 :Kuesioner Uji Coba Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 86 Lampiran 5 :Kuesioner Penelitian Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 93 Lampiran 6 :Hasil Uji Validitas Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 101 Lampiran 7 :Hasil Uji Coba Reliabilitas Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 109 Lampiran 8 :Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kemandirian Mengambil
Keputusan Studi Lanjut ... 111
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah-istilah pokok yang digunakan.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan masyarakat. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklhak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu jenjang pendidikan formal yaitu jenjang Sekolah Menengah Pertama atau SMP. Siswa SMP yang rata-rata berusia antara 13 sampai 15 tahun berada pada periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang disebut dengan periode remaja. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak dimana mereka menghadapi banyak persoalan, tantangan, konflik serta kebingungan dalam proses menemukan jati diri dan menemukan posisinya di masyarakat (Sunarto dan Hartono, 1995). Proses penemuan jati diri merupakan hal yang paling penting bagi remaja untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Havighurst (dalam Yusuf, 2011) menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai oleh seorang remaja adalah mampu memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tugas perkembangan tersebut penting bagi remaja agar mereka dapat merencanakan karier yang mampu menunjang masa depannya.
Perencanaan karier untuk masa depan bagi siswa diawali dengan proses perencanaan studi lanjut. Bagi siswa SMP, studi lanjut yang harus mereka pilih contohnya SMK, SMA atau yang sederajat. Selain mampu memilih dan mempersiapkan karier, mencapai kemandirian dari orang tua dan orang dewasa lainnya juga merupakan tugas perkembangan seorang remaja.
Siswa SMP adalah individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming) ke arah kematangan atau kemandirian (Yusuf, 2007). Siswa yang mandiri akan memperlihatkan beberapa karakteristik. Menurut Steinberg (dalam Yusuf, 2011) siswa yang mandiri ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, membuat keputusan-keputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Fatimah (2006) menyatakan bahwa selama masa remaja tuntutan kemandirian ini sangat besar dan jika tidak direspon secara cepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis remaja dimasa yang akan datang. Salah satu bentuk kemandirian remaja yaitu mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjut.
Siswa yang mandiri idealnya selalu mencoba memecahkan persoalan yang dihadapi, seperti mengambil keputusan dalam studi lanjutnya dengan tekun dan ulet tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain. Dari pengalaman peneliti yang didapat pada saat melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) di SMP Taman Dewasa Yogyakarta, banyak ditemukan siswa yang masih merasa bingung dan belum mandiri dalam menentukan rencana studi lanjutnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan beberapa siswa, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang belum mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya. Contohnya seperti siswa kurang mampu meyakinkan orangtuanya dalam menentukan studi lanjut yang sesuai dengan pilihan dan kemampuannya. Siswa mengatakan bahwa Orangtua mereka menginginkan mereka untuk memilih jurusan yang dipilihkan oleh orangtuanya. Selain itu, sebagian siswa juga masih banyak yang menentukan studi lanjutnya hanya dengan mengikuti pilihan teman-teman terdekatnya.
Data yang peneliti dapatkan melalui observasi dan wawancara dengan Guru BK dan siswa-siswi kelas IX di SMP X Yogyakarta, sekitar 70 % siswa-siswi kelas IX masih merasa bingung akan studi lanjutnya. Banyak dari para siswa masih terus mendatangi guru BK untuk berkonsultasi. Selain itu dari hasil wawancara dengan 8 peserta didik di SMP Negeri X, mereka menyatakan bahwa dalam memilih sekolah dan jurusan masih mengikuti teman-teman yang disukai dan tergantung pilihan dari orangtua, dalam mengambil keputusan peserta didik meminta pendapat kepada orangtua karena takut salah.
Data lain yang peneliti dapatkan yaitu dari hasil observasi dan wawancara saat melaksanakan PPL di SMK X Yogyakarta bulan Februari 2015. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas X, dan peneliti mendapatkan data bahwa dari 30 siswa yang diwawancarai hampir 50 % merasa bahwa dia sudah salah masuk jurusan. Mereka merasa bahwa jurusan mereka saat ini bukanlah apa yang menjadi minatnya, dan akibatnya mereka menjadi tidak serius dalam belajar. Banyak diantara siswa yang merasa salah masuk jurusan karena sewaktu memilih jurusan di SMK, mereka masih mengikuti keinginan orang tua dan juga terpengaruh dengan teman-temannya meskipun jurusan tersebut tidak sesuai dengan minatnya.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Guru BK di SMPN 2 Girimulyo, dan dari hasil wawancara diketahui bahwa Di SMPN 2 Girimulyo ini, siswa-siswi sudah mulai memikirkan sekolah lanjutan seperti SMA atau SMK mana yang nantinya akan mereka ambil sejak mereka duduk di kelas VIII, hal ini terlihat dari banyaknya siswa-siswi kelas VIII yang sudah mulai mencari informasi mengenai sekolah lanjutan. Dari hasil wawancara dengan Guru BK, diketahui juga bahwa beberapa siswa dari kelas VIII masih banyak yang asal-asalan dalam menentukan studi lanjutnya. Selain itu, mereka juga sering bercerita kepada guru BK bahwa beberapa dari orangtua mereka sudah menuntut mereka untuk masuk ke sekolah tertentu yang sesuai dengan keinginan orang tua mereka.
Dari beberapa data yang peneliti dapatkan tersebut, dapat dilihat bahwa masih banyak siswa yang mengandalkan orang lain dalam pemilihan studi lanjutnya. Beberapa siswa masih sering mendatangi guru BK untuk berkonsultasi. Selain itu, masih banyak siswa yang bingung ingin melanjutkan sekolah ke mana dan pada akhirnya hanya mengikuti teman-temannya. Siswa yang kurang mandiri dalam pemilihan studi lanjutnya juga sering mengalami masalah, hal ini dapat dilihat dari perilaku siswa yang sering mengeluh, membolos dan tidak sungguh-sungguh dalam belajar. Siswa yang mengalami masalah ini, disebabkan oleh ketidakpuasan dan penyesalan akan pilihan studi lanjutnya, karena terkadang siswa tersebut hanya mengikuti keinginan orang-orang terdekatnya seperti orang tua dan teman-temannya dalam mengambil keputusan studi lanjutnya.
Menurut Santrock (2007) masa remaja adalah meningkatnya pengambilan keputusan mengenai masa depan, teman yang akan dipilih, melanjutkan belajar ke perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Siswa yang mandiri akan memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan baik.
Seperti yang dikemukakan oleh Steinberg (1993) remaja yang berusia lebih tua menunjukkan kemampuan untuk menentukan keputusan yang lebih kompleks.
Remaja yang lebih tua kemungkinan besar telah menyadari bagaimana resiko yang ditimbulkan, lebih mempertimbangkan konsekuensi yang akan dihadapi di masa mendatang; lebih bebas untuk menemui orang ahli sebagai konsultan dalam menyelesaikan masalahnya; dan lebih berkemungkinan
menyadari kapan pendapat-pendapat diberikan dan mempertimbangkan nasehat yang diterima dari orang-orang yang mungkin menimbulkan penyimpangan.
Siswa yang mandiri tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Pada umumnya, ada perbandingan antara pengaruh orangtua dengan teman sebaya.
Seperti yang dipelajari oleh para ahli (dalam Steinberg, 1993) konformitas dan tekanan dari teman sebaya selama masa remaja menempatkan remaja dalam situasi harus memilih antara tekanan yang berasal dari teman sebaya dan tekanan dari orangtua mereka, antara keinginan sendiri dengan keinginan yang lain dari orangtua dan teman-teman mereka. siswa yang mulai berkembang kemandiriannya akan lebih percaya diri dalam bertindak. Hal ini karena siswa mulai berani dalam mengemukakan pendapatnya sendiri.
Berdasarkan berbagai hal di atas, penelitian mengenai tingkat kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut khususnya bagi siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo sangatlah penting untuk dilakukan.
Namun hingga saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kemandirian siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil keputusan studi lanjut. Selain belum adanya penelitian tentang tingkat kemandirian siswa kelas VIII di SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil keputusan studi lanjut, kurangnya layanan bimbingan dan konseling tentang topik kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut juga menjadi salah satu masalah.
Berdasarkan berbagai situasi diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “KEMANDIRIAN SISWA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN STUDI LANJUT (Studi Deskriptif Mengenai Tingkat Kemandirian Siswa Kelas VIII SMPN 2 Girimulyo Dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Layanan Bimbingan Karier)” dalam penelitian ini.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil keputusan studi lanjut, dan juga membantu pembimbing di SMPN 2 Girimulyo dalam membuat layanan bimbingan karier yang sesuai dengan masalah-masalah yang teridentifikasi.
B. Pembatasan Masalah
Fokus kajian dalam penelitian ini di arahkan pada menjawab masalah mengenai tingkat kemandirian siswa dalam pemilihan studi lanjut dan topik-topik bimbingan karier apa saja yang relevan diusulkan berdasarkan masalah yang teridentifikasi.
C. Rumusan Masalah
1. Seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo tahun ajaran 2014/2015 dalam mengambil keputusan studi lanjut?
2. Berdasarkan hasil analisis butir item kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut yang teridentifikasi rendah, topik-topik bimbingan karier apa sajakah yang dapat diusulkan untuk membantu siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo meningkatkan kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjutnya ?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa tinggi tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo tahun ajaran 2014/2015 dalam mengambil keputusan studi lanjut.
2. Merumuskan topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo tahun ajaran 2014/2015.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan khususnya dalam ilmu Bimbingan dan Konseling mengenai tingkat kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut, dan topik-topik layanan bimbingan karier yang relevan untuk diusulkan dalam layanan bimbingan karier.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru BK
Adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru BK tentang kemandirian siswa kelas VIII dalam menentukan studi lanjut. Selain itu, guru BK juga dapat menyusun program bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah siswa terkait dengan kemandirian perilaku siswa dalam pemilihan studi lanjut.
b. Bagi siswa
Siswa kelas VIII semakin tahu tentang seberapa tinggikah kemandirian yang dia miliki dalam mengambil keputusan studi lanjut. Selain itu, siswa juga mengetahui masalah apa yang masih dihadapinya untuk semakin mandiri dalam memilih studi lanjutannya.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Kemandirian mengambil keputusan studi lanjut merupakan suatu kemampuan dalam menentukan rencana studi yang diinginkan, tanpa memerlukan bantuan orang lain. Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjut juga mampu tekun dan kreatif dalam menentukan pilihan, sehingga usaha yang dilakukan tersebut dapat membuahkan hasil yang maksimal sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan yang dimiliki.
Aspek-aspek yang mendasari kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut yaitu (1) memiliki kemampuan mengambil keputusan (changes in decision making abilities), (2) memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain (changes in conformity and susceptibility to influence), (3) memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan (self reliance in decision making).
2. Siswa-siswi SMP adalah individu yang rata-rata berusia antara 13 sampai 15 tahun yang sedang berada pada periode transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yang disebut dengan periode remaja.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian tentang kemandirian mengambil keputusan studi lanjut, remaja dan bimbingan karier.
A. Hakikat Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
1. Pengertian Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut Menurut Basri (1995) kemandirian berasal dari kata "mandiri", yang dalam bahasa Jawa berarti berdiri sendiri. Basri (1995) menyatakan bahwa dalam arti psikologi, kemandirian mempunyai pengertian sebagai keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Orang yang mandiri adalah individu yang mampu mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa adanya kontrol dari luar (Kartono, 1999).
Masrun (1986) juga mengartikan kemandirian sebagai suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Seseorang tersebut juga mampu berpikir dan bertindak original atau kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Menurut Kartono (1999) kemandirian seseorang terlihat pada waktu orang tersebut menghadapi masalah.
Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dari orang tua maupun orang lain, dan akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri.
Kemandirian penting dimiliki remaja dan harus dicapai dalam proses perkembangan remaja. Steinberg (2002) menjelaskan bahwa “for most adolescents, establishing a sense of autonomy is as important a part of becoming an adult as is establishing a sense of identity. Becoming an autonomous person –a self governing person- is one of the fundamental tasks of the adolescent years”.
Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius, 2002). Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi dilingkungan, sehingga individu mampu berfikir dan bertindak sendiri.
Seseorang yang memiliki kemandirian, dapat memilih jalan hidupnya untuk berkembang ke arah yang lebih mantap. Pada dasarnya kemandirian dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan, sebab sebenarnya sikap merupakan dasar dari terbentuknya suatu perbuatan (Masrun, 1986).
Dari beberapa pengertian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kemandirian yaitu kemampuan seseorang untuk memilih, menguasai, dan menentukan segala sesuatu dengan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain. Steinberg (2002) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kemandirian remaja, salah satunya yaitu kemandirian perilaku. Kemandirian perilaku adalah kemampuan seorang dalam membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggungjawab. Salah satu bentuk kemandirian perilaku yaitu kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut.
Menurut Sutikna (1998) “studi lanjut adalah kelanjutan studi”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa studi lanjut adalah pendidikan sambungan atau lanjutan setelah lulus dari SD, SMP, SMA/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi dari yang saat ini ditempuh.
Pengertian sekolah lanjutan menurut KBBI adalah sekolah selepas sekolah dasar, sebelum perguruan tinggi. Pengertian sekolah lanjutan dalam hal memasuki sekolah lanjutan tingkat atas, yaitu sekolah selepas sekolah lanjutan tingkat pertama, sebelum perguruan tinggi. Studi lanjutan yang harus ditempuh oleh siswa SMP selepas mereka menyelesaikan studinya yaitu diantaranya ada SMK, SMA, dan MA.
Kegiatan studi lanjut dan memutuskan karir merupakan kegiatan yang dialami oleh semua individu. Kegiatan ini juga merupakan salah satu dari tugas perkembangan khususnya bagi remaja. Seperti yang dikemukakan oleh Havighurst (1999) bahwa salah satu tugas
perkembangan yang harus dicapai seorang remaja adalah mampu memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Dari uraian mengenai pengertian kemandirian dan studi lanjut diatas, maka dapat disimpulkan mengenai kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut. Kemandirian dalam mengambil keputusan studi lanjut sebagaimana diungkapkan oleh Bernadib (1982) yaitu meliputi perilaku individu yang mampu berinisiatif dalam mengambil keputusan studi lanjutnya. Individu tersebut juga mampu mengatasi segala hambatan/masalah, mempunyai kepercayaan diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Pengertian lain tentang kemandirian dalam memilih studi lanjut menurut Hartono (2010) yaitu kondisi perilaku siswa yang mampu untuk memilih karier atas kemampuan dirinya dan tidak bergantung pada orang lain. Selain itu, siswa juga memiliki kemantapan diri dalam memilih karier yang menjadi pilihannya serta memiliki tanggung jawab terhadap pilihan studi lanjutnya agar masa depannya sesuai dengan yang diharapkan siswa.
Menurut berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengambil keputusan studi lanjut merupakan suatu kemampuan dalam menentukan rencana studi yang diinginkan tanpa memerlukan bantuan orang lain.
Selain itu, siswa juga tekun dan kreatif dalam menentukan pilihan, sehingga usaha yang dilakukan tersebut dapat membuahkan hasil yang
maksimal sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan yang dimiliki individu tersebut.
2. Macam-macam Sekolah Lanjutan
Penelitian ini mengambil subyek siswa SMP yang nantinya akan melanjutkan studi ke jenjang sekolah menengah atas. Di jenjang sekolah menengah atas terdapat beberapa macam sekolah lanjutan (Kemendikbud, 2015) yaitu:
a. Sekolah Menengah Atas (SMA)
SMA merupakan salah satu jenis sekolah yang dapat dimasuki oleh siswa setelah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah Menengah Atas mengutamakan persiapan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan lebih tinggi.
Dalam rangka mempersiapkan siswa memasuki perguruan tinggi, di SMA diselenggarakan program pendidikan khusus atau jurusan. Ada tiga program studi di SMA, yaitu Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Program Bahasa.
Masing-masing program bertujuan untuk mempersiapkan siswa memasuki perguruan tinggi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu pada program tersebut. Program Pengetahuan Alam bertujuan untuk menyiapkan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Program Pengetahuan Sosial bertujuan untuk menyiapkan siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sementara itu, Program Bahasa bertujuan untuk menyiapkan siswa memasuki pendidikan tinggi yang berkaitan dengan ilmu bahasa. Penjurusan di SMA diselenggarakan mulai Kelas XI semester 1. Dasar yang dipakai untuk penjurusan siswa adalah nilai akademik selama 2 semester di kelas X. Selain itu, minat dan bakat yang dimiliki siswa juga menjadi pertimbangan atas persetujuan orang tua siswa.
b. Sekolah menengah Kejuruan (SMK)
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenis sekolah menengah yang dapat dimasuki oleh siswa setelah SMP.
Sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk :
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah dan mengisi kebutuhan dunia usaha.
4. Menyiapkan siswa untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang yang tinggi (perguruan tinggi).
Siswa yang belajar di sekolah menengah kejuruan lebih banyak dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja. Sekolah ini mempunyai penekanan pada program keahlian khusus.
Ada sekolah menengah kejuruan yang khusus mempelajari teknik, komputer, tata boga, kecantikan, ekonomi/akuntansi, mesin, otomotif, dan masih banyak lagi, yang semuanya bertujuan untuk mempersiapkan calon tenaga kerja siap pakai sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing yang dibutuhkan dunia usaha. Tidak hanya dibekali keterampilan untuk memasuki lapangan kerja saja, sekolah menengah kejuruan juga mempersiapkan siswa memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Misalnya perguruan tinggi atau yang sederajat.
Contoh : SMK dengan program keahlian kecantikan, teknik komputer jaringan, akuntansi dan lain-lain; Sekolah Analis Kimia;
Sekolah Farmasi; Sekolah Perkapalan; Sekolah Kelautan;
SMK-SPP; SMK Telekomunikasi, dan lain-lain.
c. Madrasah Aliyah (MA)
Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah atas, yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Pendidikan madrasah aliyah ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas X sampai kelas XII.
Pada tahun kedua (yakni kelas XI), seperti halnya siswa SMA, siswa MA memilih salah satu dari 4 jurusan yang ada, yaitu Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Ilmu-ilmu Keagamaan Islam, dan Bahasa. Pada
akhir tahun ketiga (yakni kelas XII), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan madrasah aliyah dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi umum, perguruan tinggi agama Islam, atau langsung bekerja.
MA sebagaimana SMA, ada MA umum yang sering dinamakan MA dan MA kejuruan misalnya Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) dan madrasah aliyah program keterampilan yang terdapat di pondok-pondok pesantren. Kurikulum madrasah aliyah sama dengan kurikulum sekolah menengah atas, hanya saja pada MA terdapat porsi lebih banyak muatan pendidikan agama Islam, yaitu Fiqih, akidah, akhlak, Al Quran, Hadits, Bahasa Arab dan Sejarah Islam (Sejarah Kebudayaan Islam).
3. Ciri-ciri Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Berikut ciri-ciri kemandirian mengambil keputusan studi lanjut menurut Antonius (2002) :
a. Percaya diri
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya, tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda pilihan dengan orang lain. Individu tersebut juga merasa percaya diri ketika mengemukakan pendapatnya, walaupun nantinya berbeda dengan orang lain.
b. Mampu bekerja sendiri
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya, mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan padanya, tanpa mencari pertolongan dari orang lain.
c. Tanggung jawab
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya, berani mengambil keputusan, dan berani mengambil resiko atau tanggung jawab dari keputusan yang sudah diambilnya.
d. Mampu mengatasi masalah
Individu yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya, mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul dengan inisiatif sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
4. Faktor-faktor Kemandirian Siswa dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian mengambil keputusan studi lanjut menurut (Soetjiningsih, 1995 & Mu’tadin 2002) , yang terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri yang meliputi:
1) Intelegensi
Gunarsa (dalam Budiman, 2007) menyatakan bahwa individu dapat dikatakan mempunyai kecerdasan (intelegensi) yang baik jika siswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Contoh masalah yang mampu siswa selesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain yaitu masalah yang berkaitan dengan mengambil keputusan studi lanjutnya.
Secara umum intelegensi memegang peranan yang penting dalam kehidupan seseorang. Individu yang memiliki intelegensi yang rata-rata normal tentunya akan mudah melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Lain halnya individu dengan tingkat intelegensi yang rendah karena intelegensi mempengaruhi cara berpikir logis seseorang.
2) Usia
Smart (dalam Musdalifah, 2007) menyatakan kemandirian dapat dilihat sejak individu masih kecil, dan akan terus berkembang sehingga akhirnya akan menjadi sifat-sifat yang relatif menetap pada masa remaja. Bertambahnya usia seseorang maka secara otomatis terjadi perubahan fisik yang lebih kuat pada individu, sehingga akan memudahkan seseorang melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.
3) Jenis kelamin
Penelitian yang dilakukan oleh Fleming ( 2005) mengenai pengaruh usia dan jenis kelamin menunjukan bahwa isu mengenai kemandirian lebih sering muncul pada remaja pria.
Hal ini senada dengan yang di utarakan oleh Hoff (dalam Yusuf, 2001) bahwa laki-laki lebih mandiri dari pada perempuan.
Remaja pria lebih sering mengalami konflik dengan orangtua seputar kepatuhan terhadap nasihat orangtua seedangkan remaja putri dinilai lebih patuh terhadap nasihat orangtua.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang meliputi:
1) Kebudayaan
Budaya yang berbeda akan menyebabkan perbedaan norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat, sehingga sikap dan kebiasaan masyarakat tertentu akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya (Sarwono, 2007).
2) Pola asuh orang tua
Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua, kebiasaan keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi pembentukan kemandirian anak (Wijaya dalam Budiman, 2007). Keluarga yang membiasakan anak-anaknya diberi kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan kemandirian pada anak-anaknya dengan cara tidak bersikap terlalu protektif.
5. Aspek-aspek Kemandirian Siswa dalam Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Berikut aspek-aspek kemandirian perilaku siswa dalam pemilihan studi lanjut menurut Steinberg (2002):
a. Kemampuan dalam mengambil keputusan (changes in decision making abilities).
Didalam kehidupan, setiap orang selalu dihadapkan pada berbagai pilihan yang memaksanya untuk mengambil keputusan.
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh siswa yaitu tentang studi lanjutnya. Perwujudan kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjutnya dapat dilihat dari kemampuannya dalam mempertimbangkan resiko di masa mendatang dari keputusan yang akan diambilnya. Siswa yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya juga harus mampu memilih alternatif pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan sendiri dan orang lain. Selain itu, siswa yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya juga harus memiliki rasa tanggung jawab akan konsekuensi dari keputusan yang diambilnya. Siswa yang mandiri dalam mengambil keputusan studi lanjutnya juga harus mampu mengambil keputusan berdasarkan pada kemampuan diri sendiri tanpa harus ada bantuan dari orang lain.
b. Memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain (changes in conformity and susceptibility to influence).
Aspek ini menjelaskan bahwa siswa yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya adalah siswa yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dan juga tidak mudah terpengaruh dengan situasi sosial yang ada di sekitarnya. Siswa yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya juga tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dan orangtua dalam mengambil keputusan.
c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan (self reliance in decision making).
Kepercayaan diri merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu mengerjakan sesuatu hal dengan baik. Perwujudan kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjutnya, dapat dilihat dari kemampuannya untuk berani mengemukakan ide atau gagasan yang dia miliki. Siswa yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya juga haruslah memiliki keberanian menentukan pilihan berdasarkan ide atau gagasan yang dimilikinya.
Selain itu, siswa yang mandiri dalam memutuskan studi lanjutnya juga memiliki keyakinan akan potensi yang dimilikinya dalam mengambil keputusan sehingga nantinya akan menghasilkan suatu keputusan yang baik. Selain siswa memiliki keyakinan akan potensi yang dimilikinya, siswa yang mandiri dalam mengambil keputusan
studi lanjutnya juga mampu mengatasi sendiri masalah yang muncul ketika memilih sekolah lanjutan tanpa harus bergantung dengan orang lain.
Ketiga aspek di atas merupakan indikator penting yang dapat melihat seberapa baik tingkat kemandirian remaja dalam mengambil keputusan studi lanjutnya. Remaja dalam hal ini yaitu siswa-siswi kelas VIII SMPN 2 Girimulyo yang sedang menghadapi persoalan terkait pilihan dan rencana studi lanjutannya.
B. Konsep Siswa SMP Sebagai Remaja 1. Pengertian
Siswa adalah individu yang belajar di institusi pendidikan, dan individu tersebut umumnya berada pada fase anak-anak hingga fase remaja dengan rentan usia 5-18 tahun. Di Indonesia, siswa harus melewati beberapa tahap pendidikan diantaranya Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
Menurut Khan (2005) siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Siswa merupakan komponen terpenting dalam pendidikan, murid yang berada di suatu sekolah memiliki tujuan untuk mencari pengetahuan dan menerapkan pengetahuannya tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini yaitu siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada pada fase remaja awal.
Geldard K dan Geldard D (2010) menganggap remaja sebagai sebuah tahapan dalam kehidupan seseorang yang berada di antara tahap kanak-kanak dengan tahap dewasa. Remaja atau adolescence berasal dari kata Adolescere (kata benda dari Adolescentia) yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence yang digunakan saat ini mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosi, sosial dan fisik (Hurlock, 1980). Hal ini dikuatkan oleh Piaget (dalam Hurlock, 1980) bahwa secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak merasa lagi di bawah tingkat orangtua yang lebih tua, melainkan berada pada tingkat yang kurang lebih sama, berhubungan dengan masa puber, perubahan intelektual yang mencolok, transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja dalam mencapai integrasi dalam hubungan sosial.
Remaja merupakan individu yang sedang dalam proses tumbuh menjadi lebih dewasa, selama dalam masa remaja individu mengalami peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemandirian, otonomi, dan kematangan. Kematangan yang dialami oleh remaja dapat berupa kematangan secara fisik dan non fisik. Kematangan secara fisik dapat berupa pertumbuhan bagian tertentu pada tubuh dan perubahan bentuk, sedangkan kematangan secara non fisik dapat berupa cara berfikir dan mengalami kematangan secara emosi.
2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1991) ada beberapa tugas perkembangan pada masa remaja yang terkait dengan kemandirian dan karier atau studi lanjutnya, yaitu:
a. Mencapai kemandirian dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dijalani oleh remaja yaitu mencapai kemandirian dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya. Mandiri disini artinya yaitu bahwa remaja haruslah mampu berfikir, melakukan dan memutuskan segala sesuatunya tanpa harus banyak bergantung pada orangtua dan orang lain disekitarnya. Salah satu bentuk kemandirian yang harus dilakukan oleh remaja yaitu siswa atau remaja mampu mandiri dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan studi lanjutnya.
b. Mempersiapkan karier ekonomi.
Tugas perkembangan yang harus di capai oleh remaja selain mencapai kemandirian, yaitu mampu mempersiapkan karier ekonomi. Tugas perkembangan ini berkaitan dengan kemampuan remaja dalam berpikir dan merencanakan karier atau studi lanjutnya, sesuai dengan apa yang menjadi minat dan bakatnya. Guna memberikan bantuan berupa saran dan arahan kepada para siswa, maka diperlukan adanya layanan bimbingan karier disekolah.
Layanan bimbingan karier diperlukan supaya siswa mampu
merencanakan dan memutuskan apa yang menjadi minatnya, sesuai dengan kemampuan dan bakat yang ia miliki.
C. Layanan Bimbingan Karier 1. Pengertian Bimbingan Karier
Winkel dan Hastuti (2012) mengartikan bimbingan karier sebagai bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Menurut Manhinru (1992) bimbingan karier adalah layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan dan waktu luang serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya.
Agar bimbingan karier di sekolah dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka beberapa pandangan tentang prinsip-prinsip bimbingan perlu diperhatikan oleh para pembimbing pada khususnya dan administrator sekolah pada umumnya, terutama dalam penyusunan program pelaksanaan layanan bimbingan karier di sekolah.
Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karier di Sekolah menurut Winkel & Hastuti (2012), adalah sebagai berikut:
a. Seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya
dalam pencapaian kariernya secara tepat. Tidak ada perkecualian, baik itu yang kaya maupun yang miskin, dan faktor-faktor lainnya.
b. Setiap siswa harus memahami bahwa karier itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup.
c. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkernbangan sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier.
d. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.
e. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-nonna yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya.
Dari beberapa prinsip yang terdapat dalam bimbingan karier tersebut dapat disimpulkan bahwa, bimbingan karier dalam pelaksanaannya memiliki pedoman yang umum dan jelas dalam memberikan pelayanan kepada siswanya dalam mendeteksi diri, memberikan layanan tentang
karakteristik dunia kerja dan juga studi lanjutan sehingga mampu menciptakan kemandirian siswa dalam menentukan arah pilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya, agar mampu mencapai kebahagiaan hidup dimasa depan kariernya.
2. Tujuan layanan Bimbingan Karier di Sekolah
Berikut beberapa tujuan dari bimbingan karir di Sekolah menurut Winkel
& Hastuti (2012):
a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita- citanya yang darinya peserta didik dapat mengidentifikasi bidang studi dan karir yang sesuai dengan dirinya.
b. Peserta didik memperoleh pemahaman tentang berbagai hal terkait dengan dunia (karir-studi) yang akan dimasukinya.
c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, memahami hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa depan.
d. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
3. Fungsi layanan Bimbingan Karier
Layanan bimbingan karier sangat penting bagi siswa karena mempunyai beberapa fungsi. Winkel & Hastuti (2012) menyebutkan fungsi bimbingan karier yaitu:
a. Fungsi persiapan
Layanan BK karier memberikan informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dapat didapatkan oleh siswa.
b. Fungsi pencegahan
Layanan BK karier dapat memberikan bantuan agar siswa tidak kesulitan di dalam memahami tentang bakat, minat, kemampuan dan tentang dirinya sendiri yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga dapat mencegah siswa salah dalam menentukan langkah-langkah menemukan karier yang dikehendaki.
c. Fungsi penempatan dan penyaluran
Layanan BK karier akan membantu dalam penempatan para siswa pada bidang atau jenis pendidikan, latihan dan pekerjaan sehingga mereka dapat mengambil keputusan sendiri secara bijaksana.
d. Fungsi penyesuaian
Layanan BK karier akan membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan sekitarnya.
e. Fungsi pengembangan
Layanan BK karier akan membantu siswa dalam mengembangkan seluruh pribadinya secara terarah dan mantap pada minat kerja.
32 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas dan teknik pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2007). Dari kedalaman analisisnya, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2007). Sejalan dengan pengertian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kemandirian siswa kelas VIII SMPN 2 Girimulyo dalam mengambil keputusan studi lanjut. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, akan diusulkan topik-topik bimbingan karier untuk mengembangkan kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut.
B. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Alasan peneliti memilih kelas VIII sebagai subyek penelitian yaitu karena siswa-siswi kelas VIII akan segera masuk ke kelas IX yang nantinya sudah harus memilih sekolah lanjutannya. Adanya penelitian ini, diharapkan nantinya siswa-siswi dapat memiliki kemandirian yang lebih baik lagi dalam mengambil keputusan studi lanjut saat berada di kelas IX.
Jumlah kelas VIII di SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 sebanyak dua kelas, yaitu kelas VIII A, dan VIII B. Ada dua alasan dipilihnya SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta sebagai tempat penelitian, yaitu: (1) SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta mudah dijangkau oleh peneliti, (2) siswa SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tergolong remaja yang berusia 13 sampai 15 tahun. Rincian jumlah siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 ada pada tabel 1.
Tabel 1
Rincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016
Kelas Jumlah
VIII A 26
VIII B 27
Total 53
C. Instrumen Penelitian
1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Item-item kuesioner ini disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut yang dikemukakan Steinberg (2002). Kuesioner terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama memuat tujuan kuesioner dan petunjuk kuesioner. Bagian kedua memuat pernyataan-pernyataan tentang Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut siswa kelas VIII SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian menggunakan empat opsi atau alternatif jawaban yaitu “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S), “Kurang Sesuai” (KS) dan “Tidak Sesuai”
(TS).
2. Kisi-kisi Item Uji Coba
Kisi-kisi item berdasarkan aspek-aspek tingkat kemandirian siswa dalam mengambil keputusan studi lanjut, yang digunakan sebagai angket uji coba item dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Kisi-Kisi Kuesioner Uji Coba Deskripsi Tingkat Kemandirian Mengambil Keputusan Studi Lanjut
Aspek Indikator Item
Favorable
Item Unfavorable Memiliki kemampuan
mengambil keputusan.
(changes in decision making abilities).
Mempertimbangkan resiko di masa mendatang atas
keputusan yang diambil.
1, 8, 2 5, 9
Mampu memilih alternatif pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan sendiri dan orang lain.
3, 6, 7 4, 10
Bersandar pada kemampuan diri sendiri.
16, 12, 17 13, 21
Bertanggung jawab akan konsekuensi dari keputusan yang diambilnya
26, 27, 23 29, 31
Memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain.
(changes in conformity and susceptibility to influence).
Tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dan orangtua dalam mengambil keputusan.
14, 24, 25 15, 20
Tidak mudah terpengaruh dengan situasi sosial yang ada di sekitarnya.
11, 18, 22 19, 28
Memiliki
kepercayaan diri dalam mengambil keputusan. (self reliance in decision making).
Berani mengemukakan ide atau gagasan
30, 36, 39 32, 37
Berani menentukan pilihan berdasarkan ide atau gagasan yang dimilikinya
34, 33, 35 38, 40
Yakin terhadap potensi yang dimiliki.
46, 45, 42 41, 48
Mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapi tanpa bergantung dengan orang lain.
43, 44, 49 47, 50
Jumlah Item 30 20
3. Pemberian Skor
Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban untuk masing-masing item pernyataan adalah sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan yang bersifat favorable (pernyataan positif), alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 4, alternatif jawaban S (Sesuai) diberi skor 3, alternatif jawaban KS (Kurang Sesuai) diberi skor 2 dan alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) diberi skor 1.
b. Untuk masing-masing pernyataan unfavorable (pernyataan negatif), alternatif jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 1, alternatif jawaban S (Sesuai) diberi skor 2, alternatif jawaban KS (Kurang Sesuai) diberi skor 3 dan alternatif jawaban TS (Tidak Sesuai) diberi skor 4.
4. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti kemampuan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang mengukur elevasi item kuesioner dengan indikator keperilakuan dan tujuan ukur (Azwar, 2007).
Validitas isi dan uji keterbacaan dilakukan melalui expert judgment, yaitu penilaian oleh ahli. Expert judgment dalam penelitian ini diperoleh dari Guru BK di SMP N 2 Girimulyo Kulon Progo Yogyakarta yaitu bapak Bambang, S.Pd., disini Guru BK memberikan penilaian mengenai isi dan struktur kalimat yang sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD).
Formula yang digunakan dalam analisis konsistensi internal butir item adalah sebagai berikut:
} ) ( {
} ) ( {
) )(
(
2 2
2
2 nx n y ny
x n
y x xy n
r
xy
Keterangan :
r
xy = Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total
xy= Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total
x= Jumlah skor item
y= Jumlah skor totaln
= Jumlah subyekSemua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.25 dianggap memuaskan yang artinya item tersebut dapat dipahami dengan baik oleh subyek penelitian. Jika kurang dari 0.25 item diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah yang artinya item tersebut tidak bisa dipahami dengan baik oleh subyek penelitian (Azwar:2007).
Pada penelitian ini, jumlah responden sebanyak 30 siswa. Pada penelitian ini, item dinyatakan valid jika koefisien korelasi > 0,25.
Sedangkan, jika koefisien korelasinya < 0,25, maka item yang bersangkutan tidak valid. Berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan komputer melalui program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 16.0, diperoleh 43 item yang memiliki korelasi 0.25 dan 7 item yang memiliki korelasi
0.25. Hasil penghitungan koefisien korelasi item instrument penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Item Instrument Penelitian
Aspek Indikator No Item Valid Tidak
Valid Memiliki kemampuan
mengambil keputusan.
(changes in decision making abilities).
Mempertimbangkan resiko di masa mendatang atas keputusan yang diambil.
1, 8, 2, 5, 9 1, 2, 5, 9 8
Mampu memilih alternatif pemecahan masalah berdasarkan pertimbangan sendiri dan orang lain.
3, 6, 7, 4, 10
7, 3, 6, 4, 10
-
Bersandar pada kemampuan diri sendiri.
16, 12, 17, 13, 21
16, 12, 13, 17, 21
-
Bertanggung jawab akan konsekuensi dari keputusan yang diambilnya
26, 27, 23, 29, 31
23, 27, 29, 31
26
Memiliki kekuatan terhadap pengaruh dari orang lain. (changes in conformity and
susceptibility to influence).
Tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dan orangtua dalam mengambil keputusan.
14, 24, 25, 15, 20
14, 25, 15, 20, 24
-
Tidak mudah terpengaruh dengan situasi sosial yang ada di sekitarnya.
11, 18, 22, 19, 28
11, 18, 22, 19, 28
-
Memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan. (self reliance in decision making).
Berani mengemukakan ide atau gagasan
30, 36, 39, 32, 37
30, 36, 39, 37, 32
-
Berani menentukan pilihan
berdasarkan ide atau gagasan yang dimilikinya
34, 33, 35, 38, 40
34, 33, 38, 40
35
Yakin terhadap potensi yang dimiliki. 46, 45, 42, 41, 48
46, 45, 42, 48
41,
Mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapi tanpa bergantung dengan orang lain.
43, 44, 49, 47, 50
44, 49 43, 47, 50
Jumlah Item 50 43 7