• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP N I Sumowono T1 132009044 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP N I Sumowono T1 132009044 BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

sangatlah memprihatinkan. Di kalangan pelajar khususnya pelajar SMP

problema sosial moral ini dicirikan dengan sikap arogansi, saling memfitnah

sesama teman, rendahnya kepedulian sosial, merosotnya penghargaan dan rasa

hormat terhadap orang tua dan guru sebagai sosok yang seharusnya disegani

dan dihormati.

Istilah agresi sering diartikan sebagai suatu perilaku yang bertujuan

untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun verbal. Pada dasarnya

perilaku agresi merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh setiap orang

hanya kadarnya saja yang berbeda-beda. Berkowitz (2003) mendefinisikan

agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti

orang lain secara fisik maupun mental. Pendapat lain menyatakan bahwa

menyakiti bukan satu-satunya tujuan karena agresi dapat juga bertujuan untuk

melindungi diri sendiri sebagai cara untuk mendapat dukungan sosial. Banyak

faktor yang mempengaruhi agresivitas seseorang, secara garis besar faktor

penyebabnya bisa dikelompokan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor

internal adalah faktor yang bersumber pada diri individu yang bersangkutan,

(2)

2 Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya agresi. Menurut Willis

(1991), faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perilaku agresi antara lain.

Kondisi pribadi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu, lemahnya

kontrol diri terhadap lingkungan, termasuk di dalamnya yaitu pengendalian

terhadap emosi. Selain itu lingkungan keluarga yang kurang memberi kasih

sayang dan perhatian, keadaan ekonomi keluarga yang lemah dan keluarga

yang kurang harmonis.

Penelitian yang dilakukan Haditono (dalam Monks, 1994) menemukan

bahwa 69,45% remaja agresif memiliki taraf inteligensi di bawah normal.

Inteligensi biasanya diartikan oleh para ahli psikologi sebagai keseluruhan

kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, menguasainya dan

mempraktekkannya dalam pemecahan suatu masalah. Kemampuan itu meliputi

kemampuan dalam persepsi, mengingat, memahami, menghayal, belajar dan

memutuskan. Norvig (dalam Simanjuntak, 1984) menyatakan bahwa yang

melakukan kejahatan kesusilaan lebih banyak dilakukan oleh mentally retarded

persons. Rendahnya tingkat intelegensi menyebabkan remaja tidak mampu

melihat dan memperkirakan akibat dari perbuatannya. Dengan demikian, bisa

diduga bahwa kecerdasan intelektual (IQ) menjadi salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap agresivitas seseorang.

Albin (1995) mengemukakan emosi merupakan suatu proses

kemampuan individu menempatkan segala perasaannya dengan tepat dan

benar. Umumnya masa remaja banyak menghabiskan waktunya di sekolah,

(3)

3 memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan

kelebihan energinya ke arah yang tidak ke positif misalnya perkelahian. Hal ini

menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila

berinteraksi dengan lingkungannya. Rendahnya kecerdasan emosional juga

bisa berpengaruh terhadap perilaku agresif, hal ini disebabkan karena

rendahnya tingkat kecerdasan emosional menjadikan mereka tidak mampu

mengendalikan dorongan emosi dan tidak mampu menghargai atau berempati

terhadap orang lain.

Remaja yang emosinya tidak matang sulit mengontrol perilaku

sehingga dapat memicu timbulnya perilaku agresi. Seperti dikemukakan oleh

Hurlock (2001) ciri-ciri individu yang menunjukkan kurangnya emosi yang

tidak matang antara lain, kemarahan yang meledak, kebencian terhadap

sesuatu, kepekaan diri yang tinggi terhadap situasi yang menjengkelkan.

SMP N 1 Sumowono merupakan salah satu sekolah yang vavorite.

Dapat dibuktikan dengan adanya tes masuk yang diberika pada siswa baru

dengan menggunakan standart nilai yang sudah ditentukan sekolah. Penulis

berpendapat bahwa anak-anak yang ada disekolah “favorite” yang notabene

terdapat siswa yang berprestasi, apakah masih terdapat siswa-siswi yang

memiliki tingkat agresif yang rendah.. Dari rasa ingin tahu itulah penulis ingin

meneliti pengaruh kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa kelas VIII

di SMP N I Sumowono..

Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa di SMP

(4)

4 berupa perkataan yang ditujukan untuk menyakiti orang lain atau temannya

yang dilakukan oleh siswa-siswi SMP N I Sumowono dalam hal ini seperti

mencaci maki, berteriak-teriak, mengeluarkan kata-kata yang kasar/kotor atau

menganggu temannya yang sedang belajar. Akan tetapi, pada waktu itu tidak

ditemukan bentuk agresi yang bersifat fisik karena peneliti melakukan

observasi pada saat siswa-siswi sedang dalam proses belajar mengajar

(observasi, Februari, 2012).

Hasil penelitian ini didukung oleh Lusiana (2009), yang menyatakan

ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap agresi.

Berdasarkan analisis data diketahui tingkat kecerdasan emosional siswa SMA

Shalahuddin pada kategori sedang (72,5%), kecerdasan emosional pada

kategori tinggi (11,8% ), lebih sedikit dari kecerdasan emosional pada kategori

rendah (15,7%). Tingkat agresi siswa SMA Shalahuddin rata-rata sedang

dengan persentase 68,6% sedangkan tingkat agresi siswa SMA Shalahuddin

yang berada pada kategori tinggi adalah 19,6% sedangkan sisanya 11,8%

memiliki kategori rendah. Berdasarkan analisis regresi sederhana diperoleh

nilai R yaitu –0.457. Nilai signifikansi 0.000 sehingga sig. lebih kecil dari nilai

alpha (α) yaitu 0.000 < 0.05. Sehingga Ho ditolak berarti ada pengaruh yang

signifikan kecerdasan emosional terhadap perilaku agresivitas siswa.

Beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa emosi berperan kuat

terhadap agresivitas remaja, sehingga diharapkan remaja memiliki emosi yang

matang, stabil dan terkendali sehingga sikap dan perilaku lebih ke arah positif

(5)

5 merugikan diri sendiri dan orang lain. Perilaku remaja atau siswa sekolah

selama ini menunjukkan tingkat keagresifan yang semakin meningkat. Kondisi

ini menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak khususnya orangtua, kalangan

pendidik, pemerhati masalah remaja serta masyarakat luas untuk menelaah dan

mencermati bagaimana kondisi seperti itu dapat terus terjadi.

Dari permasalah di atas mengenai kecerdasan emosional terhadap

agresivitas pada remaja, maka penulis ingin meneliti mengenai ”Pengaruh

kecerdasan emosional terhadap perilaku agresivitas siswa SMP N I

Sumowono”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

Adakah pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap

perilaku agresivitas siswa SMP Negeri 1 Sumowono, Kab. Semarang .

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui signifikan pengaruh kecerdasan emosional terhadap perilaku

agresivitas siswa SMP Negeri I Sumowono, Kab.Semarang.

(6)

6 Penelitian ini memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan informasi di

bidang bimbingan dan konseling khususnya yang berkaitan dengan pengaruh

kecerdasan emosional terhadap agresivitas pada siswa. Apabila penelitian ini

berhasil, maka mendukung temuan Lusiana (2009).

1.4.2 Secara Praktis

a. Bagi Orangtua. Memberikan sumbangan berupa data-data empirik tentang

pengaruh kecerdasan emosi terhadap agresivitas, sehingga orangtua mampu

mengurangi perilaku agresif pada diri anak dengan mengembangkan

kecerdasan emosional anak sejak dini.

b. Bagi Guru. Memberikan informasi tentang pengaruh kecerdasan emosi onal

terhadap agresivitas, sehingga dalam usaha mendidik remaja di sekolah dapat

meningkatkan kecerdasan emosinya agar remaja tidak melakukan perilaku

agresi.

c.Memberikan wawasan, masukan kepada siswa tentang pentingnya

kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa.

1.5Sistematika Penulisan

Dalam upaya menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan

sitematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Timjauan teoritis yang berisi tentang Kecerdasan Emosi dan

(7)

7 Bab III : Metode Penelitian, yang berisi Jenis penelitian, Data dan sumber

Data, Teknik pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang gambaran umum subyek penelitian, penyajian data,

analisi data, pengujian hipotesis, pembahasan dan hasil penelitian.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN SISTEM

1) Diperlukan pengolahan pendahuluan untuk menurunkan kadar Fluor pada limbah. Kehadiran ion ini pada kadar yang tinggi dapat menyebabkan penurunan removal amonium

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) implementasi Kebijakan Perencanaan Penataan Toko Modern Berjaringan Nasional kurang berjalan dengan baik disebabkan kurangnya sinergi EVR

Diterima pada salah sat u perguruan t inggi di luar negeri pada peringkat 200 t erbaik dunia. Atau memiliki sertifikat kejuaraan/ prestasi pada tingkat perguruan tinggi, atau

[r]

menjadi hal yang sangat penting dalam penyesuaian diri pada masa remaja karena?. semakin dewasa maka lingkungan sosial remaja akan semakin luas,

[r]

[r]