• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh : DESI KRISTIANA

F 100 050 082

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia telah menghasilkan kemajuan di beberapa sektor-sektor ekonomi namun selain itu tidak bisa dipungkiri pembangunan yang telah dilaksanakan menghasilkan beberapa hal yang kurang baik salah satunya adalah terciptanya kesenjangan sosial-ekonomi dalam masyarakat Indonesia. Satu sisi ada sebagian masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan yang tinggi, akan tetapi ada juga sebagian masyarakat Indonesia yang tingkat pendidikan dan pendapatannya masih rendah bahkan banyak dari masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

(3)

mencari nafkah dan atau berkeliaran dijalanan atau tempat-tempat umum lainnya.

Menurut UUD 1945 (dalam Wilonoyudho, 2006), ”anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya Pemerintah mempunyai tanggung jawab

terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak – hak asasi anak terlantar dan anak jalanan pada hakekatnya sama dengan Hak - hak asasi manusia pada umumnya, seperti halnya tercantum dalam UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dan keputusan Presiden RI No.36 Tahun 1990 tentang pengesahan Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak Anak). Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil right and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (fa mily enviorenment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, laisure and culture activites), dan perlindungan khusus

(special protection).

Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2000 menunjukkan bahwa salah satu faktor ketidakberhasilan Pembangunan nasional dalam berbagai bidang itu antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah dan semua pihak terhadap eksistensi keluarga. Perhatian dan treatment yang terfokus pada “keluarga sebagai baris dan sistem pemberdayaan” yang menjadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara

(4)

pihak. Padahal, masyarakat dan Negara yang sehat, kuat, cerdas, dan berkualitas dipastikan karena tumbuh dan berkembang dari dalam lingkungan keluarga yang sehat, kuat, cerdas dan berkualitas. Dengan demikian, masalah anak termasuk anak jalanan perlu adanya penanganan yang berbasis keluarga, karena keluarga adalah penanggung jawab pertama dan utama masa depan anak-anak mereka (Sunusi, 2004).

Anak jalanan tidak seharusnya dipandang dari sisi negatifnya saja. Setiap individu mempunyai sisi baik dan sisi buruk. Anak jalanan selama ini dipandang masyarakat sebagai anak yang banyak membuat ketidaknyamanan di daerah tertentu, yaitu melakukan tindakan kriminal seperti mencopet, memeras, mencuri, menjual narkoba, sampai yang paling menyedihkan seperti melakukan pekerjaan yang bersinggungan dengan seksualitas.

Kecenderungan anak jalanan untuk berbuat kerusakan dan melanggar tatanan hukum dan budaya masyarakat, terjadi akibat semakin sulitnya mencari nafkah dijalan. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa anak jalanan sebagai sampah masyarakat dan kemudian mempersempit ruang aksessibilitas mereka terhadap fasilitas-fasilitas umum yang menjadi kebutuhan mereka (Fitriani, 2003).

(5)

perempatan lampu bangjo (traffic light) dianggap sudah biasa, tetapi pengamen di dalam bus antar kota disebut sebagai fenomena baru di kota Surakarta. Bermodal alat musik gitar kecil (kencrung, dalam bahasa Jawa) atau ada yang menggunakan alat seadanya, mereka beraksi sepanjang hari meminta uang seikhlasnya dari para penumpang di dalam bus.

Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengamen jalanan, terutama di kota Surakarta. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini. Beberapa pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi menggantungkan hidupnya dengan mengamen yang masuk di dalam bus dalam kota maupun bus antar kota. Bila pergi ke suatu daerah tertentu dengan menggunakan bus yang rutenya melewati Terminal Tirtonadi maka pasti pemandangan pengamen di dalam bus terlihat. Seolah tiada henti-hentinya mereka keluar masuk dalam bus tersebut. Selain itu bila sedang menunggu bus di sekitar Terminal Tirtonadi maka akan terlihat juga beberapa pengamen yang sedang menunggu bus di sekitar Terminal Tirtonadi, mereka sedang mangkal terutama di pintu selatan Terminal Tirtonadi, sebagian dari mereka memainkan alat musik sederhana yang terbuat dari tutup botol minuman bekas yang kemudian dirangkai sedemikian rupa hingga menghasilkan nada tertentu.

(6)

yang akan menyeberang jalan, menunjukkan letak pada penumpang yang menanyakan bus jurusan tertentu, menolong orang yang kebetulan ban motornya sedang bocor, bahkan diantara mereka ada yang menolong orang yang sedang kecopetan. Fenomena yang muncul ini menunjukkan bahwa pengamen juga mempunyai hubungan sosial yang baik dengan orang-orang disekitarnya.

Pengamen seharusnya dapat dihargai, sehingga mereka merasa bahwa dirinya diakui oleh masyarakat hanya karena keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk mempertahankan hidupnya dengan cara semacam itu. Pengamen sering dikucilkan dan tidak dianggap keberadaannya dalam masyarakat, mereka sudah memiliki image yang jelek dalam masyarakat. Di jalanan mereka berinteraksi dengan nilai dan norma yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Padahal dalam masyarakat setiap individu akan selalu membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, mereka juga membutuhkan orang lain. Kebutuhan akan keberadaan orang lain tersebut sebagai makhluk sosial akan selalu melakukan interaksi sosial dengan individu-individu lainnya.

(7)

lain begitu pula sebaliknya, sehingga akan menjadi suatu hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut juga terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Sehingga di dalam interaksi sosial individu mampu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan disekitarnya, individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan.

(8)

diri yang baik, membuat pertahanan diri mereka rapuh. Mereka mengadopsi perilaku lingkungan di terminal tanpa filtrasi. Perilaku sekelilingnya seringkali diadopsi sebagai acuan dalam bersikap dan berperilaku, yang seringkali perilaku acuan yang mereka dapati adalah perilaku yang kurang dan bahkan bertentangan dengan norma sosial yang ada. Salah satu kasus kesalahan mengadopsi perilaku lingkungan adalah kebiasaan mengkonsumsi minuman keras dan obat terlarang. Dalam kajian patologi sosial penyimpangan tersebut dinyatakan sebagai produk dari perilaku defektif anggota keluarga, lingkungan tetangga dekat dan ditambah agresivitas yang tak terkendali dalam diri pengamen itu sendiri.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, maka penulis ingin mengajukan permasalahan yaitu bagaimana interaksi sosial pada anak jalanan? Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DI SEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA”

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor yang menyebabkan menjadi pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta.

(9)

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Pengamen di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta serta individu lain yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan informan penelitian agar dapat beriteraksi sosial dengan baik dengan lingkungannya sehingga interaksi sosial yang muncul adalah yang positif.

2. Masyarakat luas, khususnya para orang tua pengamen agar memberikan kasih sayang, ketentraman, penerimaan diri bahwa anak jalanan tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga atau pencari nafkah utama sehingga orang tua dapat memberikan hak yang sama seperti anak-anak lainnya.

3. Masyarakat di sekitar Terminal Tirtonadi Surakarta tentang anak jalanan, sehingga pengamen merasa nyaman dan dilindungi keberadaanya.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan dan acuan dapat menjadi rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

D. Keaslian Penelitian

(10)

Akan tetapi pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini membahas tentang interaksi sosial pada pengamen, sejauh pengetahuan penulis belum ada yang meneliti. Selain itu penelitian ini dilakukan pada informan atau pengamen yang berada di sekitar terminal Tirtonadi Surakarta yang bertempat tinggal di Karisidenan Surakarta. Jadi penelitian ini dapat dikatakan asli.

Referensi

Dokumen terkait

Uji Daya Hambat Air Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia s.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus secara In vitro, Jurnal Kesehatan Andalas,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kendali genetik pewarisan sifat ketahanan cabai ( C. annuum L.) terhadap antraknosa yang disebabkan oleh

pada PT INKA untuk metode rekrutmen E- recruitment tidak mengeluarkan Tenaga, dan Waktu yang banyak dikarenakan semuanya sudah masuk sistem online, hanya saja pada

Karya Kita Bandung, diperoleh informasi bahwa motivasi kerja karyawan pada saat ini cenderung menurun hal ini disebabkan oleh kurangnya penghargaan diri dan pengakuan akan

Kandungan mineral yang ada pada ASI memiliki kualiats yang baik dibandingan kandungan mineral yang ada pada susu sapi. Kalsium merupakan mineral utama yang ada pada ASI.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis Arthropoda apa saja yang yang terdapat di gua Ngguwo serta mengetahui tingkat keanekaragaman jenis Arthropoda

Keberhasilan GCG dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal (regulasi dan dukungan pelaksanaan GCG dari lembaga pemerintahan) dan faktor internal (mekanisme

This RCSRF meet ing has been organized in Bangkok from 16-18, Sept ember, 2014 aft er present ing t he perspect ive of RCSRF, ToR, Road M ap and Resilience House M