• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior Pada Guru TK "X" Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior Pada Guru TK "X" Kota Bandung."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai Organizational Citizenship Behavior pada guru TK “X” Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan data survei dan pengambilan data dilakukan pada 19 orang guru TK “X” Kota Bandung yang sudah memiliki masa kerja minimal 1 tahun.

Alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner yang diturunkan dari teori Organizational Citizenship Behavior (OCB) oleh Mackenzie, Podsakoff & Dennis W. Organ (2006). Alat ukur ini terdiri dari 38 item positif dimodifikasi dari alat ukur Mackenzie, Podsakoff & Dennis W. Organ (2006), yang dapat diturunkan ke dalam 5 dimensi OCB, yaitu dimensi altruism, conscientiousness, sportmanship, courtesy, dan civic virtue. Penghitungan validitas diolah menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan program SPSS versi 17.0 yang menunjukkan validitas item berkisar antara 0.261 sampai 0.882. Perhitungan reliabilitas menggunakan Split Half menunjukkan hasil 0.781 yang berarti item-item dalam kuesioner OCB memiliki reliabilitas yang tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan dimensi altruism memiliki 57,9% tinggi dan 42,1% rendah, conscientiousness 52,6% tinggi dan 47,4% rendah, sportsmanship 68,4% tinggi dan 31,6% rendah, courtesy 52,6% tinggi dan 47,4% rendah, dan civic virtue 57,9% tinggi dan 42,1% rendah. Sedangkan faktor-faktor yang paling

mempengaruhi OCB guru TK “X” kota Bandung adalah karakteristik tugas,

karakteristik kelompok, dan karakteristik individu.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian adalah bahwa guru TK

“X” Kota Bandung lebih banyak memiliki OCB tinggi (52,6%) dan sisanya memiliki

(2)

iv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL... ..i

LEMBAR PENGESAHAN... .ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR BAGAN...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I. PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...7

1.3.1. Maksud Penelitian...7

1.3.2. Tujuan Penelitian...7

1.4 Kegunaan Penelitian...7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ...7

1.4.2 Kegunaan Praktis ...7

1.5 Kerangka Pikir………...8

(3)

v Universitas Kristen Maranatha

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………....18

2.1 Organizational Citizenship Behavior………...18

2.1.1 Definisi Organizational Citizenship Behavior………....18

2.1.2 Dimensi Organizational Citizenship Behavior………...18

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya Organizational Citizenship Behavior………...…19

2.2. Manfaat Organizational Citizenship Behavior bagi Perusahaan……..49

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...54

3.1 Rancangan Penelitian ...54

3.2 Skema Rancangan Penelitian...55

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...55

3.3.1 Variabel Penelitian...55

3.3.2 Definisi Operasional ...55

3.4. Alat Ukur...57

3.4.1 Alat Ukur Organizational Citizenship Behavior………..57

3.4.2 Gambaran Alat Ukur Organizational Citizenship Behavior ...57

3.4.3 Prosedur Pengisian Kuesioner...58

3.4.4 Sistem Penilaian...58

3.4.5. Data Pribadi dan Data Penunjang ...59

3.4.6. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...60

(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

3.4.6.2. Reliabilitas Alat Ukur...61

3.5. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel...63

3.5.1 Populasi sasaran ...63

3.5.2 Karakteristik sampel ...63

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ...64

3.6. Teknik Analisis Data ...64

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...66

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian...66

4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia...66

4.2. Gambaran Hasil Penelitian...67

4.2.1. Gambaran Subjek Penelitian Mengenai Derajat OCB...67

4.2.2. Gambaran Subjek Penelitian Mengenai Derajat Dimensi OCB...67

4.3. Pembahasan...68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...77

5.1. Kesimpulan...77

5.2. Saran...78

5.2.1. Teoritis...78

(5)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA ...79

(6)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel Gambaran Alat Ukur………..57

Tabel Bobot Item………..59

Tabel Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia……….66

Tabel Derajat OCB………...67

(7)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

(8)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner OCB

Lampiran 2 : Tabel Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Lampiran 3 : Tabel Derajat OCB

Lampiran 4 : Tabel Derajat Dimensi OCB

Lampiran 5 : Tabulasi Silang Derajat OCB dengan Dimensi Altruism

Lampiran 6 : Tabulasi Silang Derajat OCB dengan Dimensi Conscientiousness Lampiran 7 : Tabulasi Silang Derajat OCB dengan Dimensi Sportmanship Lampiran 8 : Tabulasi Silang Derajat OCB dengan Dimensi Courtesy Lampiran 9 : Tabulasi Silang Derajat OCB dengan Dimensi Civic Virtue Lampiran 10 : Tabel Karakteristik Tugas

Lampiran 11 : Tabel Karakteristik Kelompok Lampiran 12 : Tabel Karakteristik Organisasi Lampiran 13 : Tabel Karakteristik Pemimpin Lampiran 14 : Tabel Karakteristik Individu Lampiran 15 : Tabel Validitas

Lampiran 16 : Hasil Statistik Reliabilitas

Lampiran 17 : Surat Keterangan Pengambilan Data Tugas Akhir Lampiran 18 : Surat Persetujuan Kuesioner

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai pendidikan di negeri ini memang tidak akan pernah ada

habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional,

tercantum pengertian pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(http://duniapendidikan.wordpress.com/ ). Salah satu level

pendidikan yang penting adalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). Adapun

rentangan pendidikan anak usia dini menurut pasal 28 UU Sisdiknas No 20/2003

ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan

penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8

tahun. Berikut beberapa ruang lingkup PAUD : Infant ( 0-1 tahun ), Toddler 2-3

tahun, Preschool / Kindergarten Children ( 3-6 tahun ), Early Primary School (

6-8 tahun ). (

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha Dalam jenjang level PAUD, tidak terlepas dari tenaga pengajar, yang tidak

kalah pentingnya terhadap peranan perkembangan seorang anak. Diperlukan

kriteria tertentu untuk dapat menjadi seorang guru TK. Selain menyukai

anak-anak, tingkat pendidikan dari guru tersebut, dan kemampuan untuk melaksanakan

job description, salah satu aspek yang juga dapat mendukung kinerja para guru

adalah Organizational Citizenship Behavior yang selanjutnya akan disebut

dengan OCB yaitu perilaku membantu pada individu yang dilakukan atas

kemauannya sendiri, meskipun tidak tercantum dalam job description, dan tidak

berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward, yang pada

aggregatnya dapat meningkatkan berfungsinya organisasi secara efektif dan

efisien (Organ, 1998).

Menurut Podssakoff, MacKenzie, Moorman & Fetter (1990) (dalam Organ,

2006), terdapat 5 dimensi perilaku yaitu : altruism ( perilaku menolong yang

dilakukan oleh individu kepada rekan kerja,untuk tugas-tugas yang berkaitan

dengan operasi-operasi organisasional), conscientiousness ( melakukan hal-hal

yang menguntungkan organisasi melebihi dari apa yang dipersyaratkan dalam

kehadiran, kepatuhan pada peraturan, memanfaatkan waktu luang,berisi tentang

kinerja yang mempersyaratkan peran yang melebihi standar minimum),

sportmanship ( kesediaan individu untuk toleransi pada iklim kerja tanpa disertai

dengan keluhan), courtesy (perilaku individu yang mencegah penyebab masalah

dalam pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan orang lain), civic virtue (

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha terhadap kelangsungan hidup perusahaan). Dari pengenalan kelima dimensi

tersebut, peneliti ingin mengukur dimensi mana dari kelima dimensi OCB

tersebut yang tinggi dan rendah, sehingga nantinya dapat ditarik suatu

kesimpulan derajat OCB dari guru TK “X” Kota Bandung. Selain dimensi dari

OCB, terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya OCB

yaitu karakteristik individu yang termasuk dalam faktor internal. Karakteristik

tugas, karakteristik kelompok, karakteristik organisasi dan karakteristik

pemimpin yang termasuk dalam faktor eksternal.

Karakteristik individu yang terkait dengan big five personality dapat

mempengaruhi guru untuk memunculkan OCB, misalnya guru dengan tipe

personality agreeableness akan lebih mudah untuk memunculkan OCB karena

tipe agreeableness memiliki karakteristik rendah hati, menyenangkan, dan dapat

dipercaya. Guru yang memandang karakteristik tugas sebagai seorang guru

adalah tugas yang menyenangkan dan tidak monoton juga lebih mudah dalam

memunculkan perilaku OCB. Begitu pula dengan karakteristik kelompok dan

karakteristik organisasi, jika terdapat kohesivitas dalam lingkungan kerja guru

maka guru akan lebih merasa nyaman dalam lingkungan pekerjaannya dan dapat

mendorong munculnya perilaku OCB. Karakteristik pemimpin suportif yang

dihayati oleh guru, selain dapat mempengaruhi kinerja para guru juga

memungkinkan untuk munculnya perilaku OCB.

Salah satu sekolah dengan jenjang level PAUD adalah TK “X” yang

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha level A sebanyak 8 orang, guru TK level B sebanyak 8 orang, guru playgroup

sebanyak 8 orang dan guru ekstrakurikuler sebanyak 10 orang. TK “X” ini

memiliki visi yaitu membuat pendidikan yang kritis, kreatif dan inovatif dalam

mengintegrasikan pengetahuan, iman, dan nilai kemanusiaan dengan semangat

Santa “A”. Misi yang pertama adalah sebagai lembaga pendidikan, Sekolah

Ursulin menyajikan kualitas pendidikan, mempersiapkan siswa untuk ke tingkat

pendidikan selanjutnya,dan siap bergabung dalam masyarakat. Kedua, sebagai

komunitas pembelajaran, Sekolah Ursulin mengembangkan potensi kritis,

kreatif, inovatif, dan kreatifitas. Ketiga, sebagai sekolah katolik, Sekolah Ursulin

membangun semangat Santa “A” di setiap kepribadian untuk mengintegrasikan

pengetahuan, iman, dan nilai-nilai kemanusiaan untuk menghadapi modernitas

dan membawa SERVIAM dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, sebagai

Sekolah Ursulin di Indonesia, kami membangun cinta bangsa dan negara

Indonesia dengan rasa hormat dari berbagai adat dan wilayah untuk

memperhatikan orang-orang dan alam. Kelima, sebagai Ursulin Internasional,

kami para Ursulin Indonesia mengembangkan hubungan dengan alumni dan

sekolah Ursulin lain di tingkat nasional dan internasional, khususnya di Asia

Pasifik ( Lampiran 20 ).

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah TK “X” Kota Bandung

dikatakan bahwa dalam setiap kelas terdapat dua orang guru sebagai wali kelas,

dimana di setiap tahun ajaran baru, para guru akan berganti kelas dan rekan

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha jumlah siswa dan siswi berkisar antara 20 sampai 25 anak. Selain itu, karena

memiliki kesamaan dalam job description, maka apabila guru TK membutuhkan

bantuan maka guru playgroup dapat membantu di TK, begitu pula sebaliknya.

Jika sedang ada guru yang sedang tidak masuk, maka apabila ada guru yang

membutuhkan bantuan untuk mengontrol kelas, guru ekstrakurikuler yang pada

saat itu sedang tidak sibuk maka dapat membantu untuk mengontrol kelas.

Menurut kepala sekolah, para guru sangat diharapkan untuk dapat saling bekerja

sama dengan semua rekan guru, baik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

maupun kegiatan lainnya. Sehingga diperlukan OCB yang tinggi pada

masing-masing guru, sehingga para guru tidak hanya dapat melaksanakan job description

yang telah ditentukan namun diharapkan dapat mengerjakan hal-hal di luar job

description yang tercantum.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 4 orang guru TK “X” Kota Bandung,

diperoleh gambaran bahwa mereka merasa puas dengan pekerjaan sebagai

seorang guru walaupun terkadang menemui hambatan-hambatan, namun mereka

menganggap hal tersebut wajar ditemui dalam setiap pekerjaan. Selain itu,

mereka mengatakan bahwa mereka sudah merasa nyaman berada di lingkungan

TK “X”, walaupun tidak semua guru dapat akrab satu sama lain namun para guru

tetap menghormati perbedaan yang ada seperti perbedaan agama, suku bangsa.

Diperoleh gambaran pula bahwa 100% (4 orang) guru memiliki inisiatif untuk

menawarkan bantuan pada rekan kerjanya ketika mereka melihat rekan kerjanya

(14)

6

Universitas Kristen Maranatha dimensi altruism. 75% (3 orang) mengatakan mereka mematuhi aturan yang

berlaku, seperti datang sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan atau jarang

sekali untuk datang terlambat, sedangkan 25% (1 orang) terkadang datang

terlambat yang berarti kurang mematuhi aturan yang diterapkan oleh sekolah, hal

tersebut menggambarkan dimensi conscientiousness. 50% (2 orang) menyatakan

bahwa terkadang mereka mengeluh mengenai suasana kelas yang susah diatur,

50% (2 orang) guru akan mencari cara untuk mengatasi suasana kelas yang susah

diatur, hal tersebut menggambarkan dimensi sportmanship. 100% (4 orang) guru

menyatakan bahwa mereka peduli dengan kemajuan sekolah dengan mengikuti

informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sekolah, hal tersebut

menggambarkan dimensi civic virtue. 75% (3 orang) guru menyatakan bahwa

mereka akan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan masalah atau konflik

dengan rekan dengan sesama rekan guru dan 25% (1 orang) guru mengatakan

bahwa dirinya akan lebih terbuka untuk mengungkapkan ketidaksukaannya

terhadap sikap atau perilaku rekan guru yang bersangkutan, hal tersebut

menggambarkan dimensi courtesy.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

untuk mengetahui derajat Organizational Citizenship Behaviour pada guru TK

(15)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana derajat Organizational Citizenship Behaviour pada guru TK “X”

Kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai

Organizational Citizenship Behaviour pada guru TK “X” Kota Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empirik

mengenai derajat Organizational Citizenship Behaviour pada guru TK “X”

Kota Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

1). Untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya di bidang psikologi industri

dan organisasi (PIO).

2). Untuk membantu peneliti lain agar lebih memahami teori Organizational

Citizenship Behavior. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan

(16)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2. Kegunaan Praktis

1). Bagi para guru TK “X” Kota Bandung.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para guru TK untuk

memahami derajat OCB yang mereka miliki yang diharapkan dapat

memberikan masukan bagi para guru untuk dijadikan sebagai feedback

mengenai kinerja mereka di sekolah.

2). Bagi kepala sekolah TK “X”, Bandung

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu pimpinan sekolah TK

“X”, Bandung untuk lebih mengenal variasi derajat OCB yang dimiliki para

guru TK sehingga dapat memberi masukan yang membangun kinerja para

guru.

1.5. Kerangka Pemikiran

Pentingnya pendidikan bagi anak usia dini, tidak terlepas dari peranan

seorang guru. Guru TK “X” Kota Bandung yang berjumlah 34 orang, yang

terdiri dari guru TK level A sebanyak 8 orang, guru TK level B sebanyak 8

orang, guru playgroup sebanyak 8 orang dan guru ekstrakurikuler sebanyak 10

orang. Dalam TK “X”, setiap kelas terdapat dua guru sebagai wali kelas,

dimana setiap tahun ajaran baru, para guru akan selalu berganti kelas dan rekan

mengajar. Guru TK “X” memiliki job description yang telah ditentukan oleh

sekolah, job description antara guru TK dan guru playgroup memiliki

(17)

9

Universitas Kristen Maranatha lainnya, maka guru playgroup dapat ikut membantu di TK, begitu pula

sebaliknya. Selain itu, guru ekstrakurikuler dapat ikut membantu para guru TK

dan guru playgroup dalam mengontrol kelas.

Job description yang pertama adalah menjadi guru kelas dan mengerjakan

administrasi yang menjadi tanggung jawabnya. Kedua, mendampingi anak

semaksimal mungkin dan mengetahui perkembangan anak tahap demi tahap

yang bekerjasama dengan orang tua/ wali anak, psikolog sekolah, kepala

sekolah, dan rekan sekerja lainnya. Ketiga, datang dan pulang tepat waktu guna

memberi contoh disiplin yang baik kepada anak. Keempat, rapi, sopan dan

bersih dalam perkataan, tindakan, penampilan dan perbuatan. Kelima, setiap

akhir minggu atau akhir bulan mengumpulkan administrasi yang akan diperiksa

oleh kepala sekolah. Administrasi yang dimaksud adalah mengumpulkan

kegiatan belajar atau perkembangan siswa selama di kelas dengan

mengumpulkan penilaian kegiatan belajar menjajar dari masing-masing siswa

selama di kelas. Keenam, mempertanggungjawabkan hasil kegiatan anak

kepada orang tua/wali setiap akhir semester dengan membagi rapor anak

kepada orang tua. Ketujuh, kreatif dan aktif menciptakan suasana dan metode

yang baru guna mendorong anak senang dan nyaman mengikuti kegiatan di

sekolah. Kedelapan, mengikuti IPTEK dan kegiatan-kegiatan seminar yang

mendukung profesi sebagai pendidik. Kesembilan, melaksanakan tugas

(18)

10

Universitas Kristen Maranatha yang terakhir adalah mengikuti aturan yayasan dan unit yang berlaku (

Lampiran 19 ).

Selain kriteria-kriteria tertentu yang dipersyaratkan untuk menjadi seorang

guru TK, salah satu aspek yang diharapkan terdapat pada seorang guru adalah

Organizational Citizenship Behavior (OCB). Menurut Organ, 1998,

Organizational Citizenship Behavior adalah perilaku membantu pada individu

yang dilakukan atas kemauannya sendiri, meskipun tidak tercantum dalam job

description, dan tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem

reward, yang pada aggregatnya dapat meningkatkan berfungsinya organisasi

secara efektif dan efisien.

Menurut Podssakoff, MacKenzie, Moorman & Fetter (1990) (dalam

Organ, 1998), terdapat 5 dimensi perilaku yang terkandung dalam OCB yaitu :

alturism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy, civic virtue. Altruism

adalah perilaku menolong yang dilakukan oleh karyawan kepada rekan kerja,

untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan operasi-operasi organisasional. Guru

yang memiliki altruism yang tinggi akan menggambarkan perilaku untuk

menolong rekan kerjanya tanpa dimintai bantuan oleh rekan kerjanya, misalnya

ketika ada rekan guru yang kebingungan mengenai materi pengajaran maka

bersedia untuk memberi penjelasan. Karyawan yang memiliki altruism rendah

akan menggambarkan perilaku dirinya tidak memiliki inisiatif atau keinginan

(19)

11

Universitas Kristen Maranatha Conscientiousness yaitu melakukan hal-hal yang menguntungkan

organisasi melebihi dari apa yang dipersyaratkan dalam kehadiran, kepatuhan

pada peraturan, memanfaatkan waktu luang. Berisi tentang kinerja yang

mempersyaratkan peran yang melebihi standar minimum. Guru yang memiliki

conscientiousness yang tinggi akan menggambarkan perilaku yang

menguntungkan tempatnya bekerja seperti datang ke sekolah tepat waktu

bahkan datang lebih awal dari jam masuk yang telah ditentukan, mematuhi

peraturan yang ada, dan menggunakan waktu istirahat dengan benar. Guru yang

memiliki conscientiousness rendah akan menampilkan perilaku kurang

mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah, misalnya sering datang

terlambat.

Sportmanship adalah kesediaan individu untuk toleransi pada iklim kerja

tanpa disertai dengan keluhan. Guru yang memiliki sportmanship yang tinggi,

ketika menemui permasalahan di sekolah tidak mudah mengeluh, namun akan

mencari solusi dari permasalahan tersebut. Guru dengan sportmanship rendah

akan mudah mengeluh ketika menghadapi permasalahan yang terjadi di sekolah

dan kurang memiliki daya juang untuk menghadapi tantangan dalam bekerja.

Courtesy adalah perilaku individu yang mencegah penyebab masalah

dalam pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan orang lain. Guru yang

memiliki courtesy yang tinggi dapat digambarkan dengan perilaku guru tersebut

(20)

12

Universitas Kristen Maranatha memiliki courtesy yang rendah, kurang dapat menerima perbedaan yang ada

pada rekan kerjanya.

Civic virtue adalah tingkah laku individu yang menggambarkan

keterlibatan dan kepedulian individu terhadap kelangsungan hidup organisasi.

Guru yang memiliki civic virtue yang tinggi akan antusias jika sekolah

mengadakan kegiatan ( misalnya : seminar ). Sedangkan guru yang memiliki

civic virtue yang rendah kurang merasa antusias jika sekolah mengadakan

kegiatan.

Dimensi dari OCB tersebut terdapat di dalam diri individu yang akan

menentukan derajat OCB pada masing-masing individu. Selain dimensi tersebut

terdapat faktor-faktor yang mendasari munculnya perilaku OCB yang akan

disebut sebagai faktor internal yaitu karakteristik individu dan faktor eksternal

yang terdiri dari karakteristik tugas, karakteristik kelompok, karakteristik

organisasi dan karakteristik pemimpin.

Faktor internal mencakup karakteristik individu yang terkait dengan

morale dan personality. Dalam morale terdapat aspek kepuasan kerja, dimana

aspek ini akan mempengaruhi individu untuk memunculkan kelima dimensi

dari OCB. Pada personality terdapat lima aspek sesuai dengan Big Five

Personality Theory yaitu agreeableness, conscientiousness, emotional stability,

(21)

13

Universitas Kristen Maranatha memiliki keterkaitan dengan dimensi altruism, courtesy, dan sportmanship.

Dimana digambarkan bahwa seseorang dengan skor agreeableness yang tinggi,

diperkirakan akan berpikir baik mengenai rekan kerja, cenderung menolong jika

dihadapkan pada situasi yang tepat, dan tidak mudah tersinggung sehingga

dapat memunculkan altruism, courtesy, dan sportmanship. Sedangkan

conscientiousness memiliki keterkaitan dengan munculnya dimensi civic virtue.

Conscientiousness digambarkan dengan disiplin diri, ketekunan,

ketergantungan. Dari salah satu karakteristik dari conscientiousness tersebut

dapat dijadikan jembatan untuk munculnya civic virtue ( Organ, 2006 : 82 ).

Selain itu, terdapat empat faktor eksternal yaitu karakteristik tugas,

karakteristik kelompok, karakteristik organisasi, dan karakteristik pemimpin.

Karakteristik tugas terkait dengan task autonomy, task identity, task variety,

task significance, task interdependence, task feedback, goal interdependence,

dan kepuasan terhadap tugas. Umpan balik tugas, ragam tugas, dan tugas yang

memuaskan secara intrinsik memiliki hubungan positif yang signifikan dengan

OCB. Podsakoff mengindikasikan bahwa tiga karakteristik tugas tersebut secara

umum menjelaskan bagian varians yang lebih besar dalam altruism, courtesy,

sportmanship, conscientiousness, dan civic virtue. ( Organ, 2006 : 111 )

Karakteristik kelompok terkait dengan group cohesiveness, team member

exchange, group potency, dan perceive team support. Lebih merujuk pada

(22)

14

Universitas Kristen Maranatha menjadi bagian dari kelompok tertentu. Apabila karyawan kurang memiliki rasa

keterikatan dalam suatu kelompok kerja maka akan memunculkan kurangnya

kerjasama dalam melakukan pekerjaan. Podsakoff,dkk melaporkan bahwa

kohesivitas grup secara signifikan berkorelasi dengan kelima bentuk OCB yang

diteliti dalam meta-analisis (altruism, courtesy, sportmanship,

conscientiousness, dan civic virtue). (Organ, 2006 : 118 ).

Karakteristik organisasi menekankan pada pentingnya peraturan dan

prosedur organisasi. Organisasi yang fleksibel dalam memandang peraturan dan

prosedur akan mendukung karyawan dalam melakukan unjuk kerja yang baik.

Sedangkan peraturan dan prosedur yang kaku akan membuat karyawan sulit

untuk menunjukkan unjuk kerja yang baik. Formalisasi dan infleksibilitas

secara positif berhubungan dengan kepuasan dan kepercayaan karyawan, dan

mereka memiliki dampak positif tidak langsung pada kelima tipe OCB

(altruism, courtesy, sportmanship, conscientiousness, dan civic virtue) melalui

kepuasan dan kepercayaan kerja. Selain itu, infleksibilitas organisasi juga

ditemukan memiliki dampak negatif langsung pada altruism, dan formalisasi

organisasi ditemukan memiliki dampak negatif langsung pada civic virtue. (

Organ, 2006 : 123 ).

Sedangkan pada karakteristik pemimpin, terdapat tiga tipe kepemimpinan

yaitu pemimpin transformasional, pemimpin yang memberdayakan, dan

(23)

15

Universitas Kristen Maranatha memberi support maka bawahan akan termotivasi untuk membangun relasi

yang berkualitas tinggi juga dengan rekan-rekan kerjanya. Apabila pemimpin

kurang memberi support pada karyawannya dan kurang memiliki hubungan

mutual trust maka karyawan akan kurang memiliki kesediaan untuk

membangun relasi yang berkualitas tinggi pula dengan sesama rekannya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan dalam skema berikut

(24)

16

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.5. Kerangka Pemikiran

Faktor internal:

- Karakteristik individu

OCB TINGGI Dimensi OCB :

1. Altruism

2. Conscientiousness

3. Sportsmanship

4. Courtesy

5. Civic virtue Guru TK ”X”

Kota Bandung

OCB RENDAH

Faktor eksternal: - Karakteristik

tugas

- Karakteristik kelompok - Karakteristik

organisasi - Karakterisrik

(25)

17

Universitas Kristen Maranatha 1. 6. Asumsi

1. Guru TK “X” Kota Bandung memiliki derajat OCB yang berbeda-beda.

2. Guru yang memiliki derajat OCB yang tinggi belum tentu memiliki kelima

dimensi OCB yang tinggi juga.

3. Guru yang memiliki derajat OCB yang rendah belum tentu memiliki kelima

dimensi OCB yang rendah.

4. Derajat OCB pada guru TK “X” Kota Bandung dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang mempengaruhi OCB yaitu faktor internal ( karakteristik individu ) dan

faktor eksternal ( karakteristik tugas, karakteristik kelompok, karakteristik

(26)

77 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat

ditarik suatu gambaran umum mengenai derajat OCB pada guru TK “X” Kota

Bandung, dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Guru TK “X” kota Bandung, lebih banyak yang memiliki derajat OCB

yang tinggi yaitu sebanyak 10 guru, sedangkan sisanya memiliki derajat

OCB yang rendah yaitu 9 guru.

2. Faktor yang paling mempengaruhi OCB guru TK “X” kota Bandung

adalah karakteristik tugas, karakteristik organisasi, dan karakteristik

individu.

3. Dimensi OCB yang memiliki derajat tertinggi adalah sportmanship

sedangkan dimensi yang memiliki derajat terendah adalah courtesy dan

(27)

78

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

5.2.1. Teoritis

1. Bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian mengenai OCB

Agar para peneliti lain dapat mengadakan penelitian dengan studi

korelasional untuk membahas lebih jauh mengenai derajat OCB dan

hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam

memunculkan OCB.

5.2.2. Guna Laksana

1. Bagi Kepala Sekolah TK “X” Kota Bandung

- Bagi Kepala Sekolah TK “X” Kota Bandung, hasil dari penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan feedback terhadap para guru untuk dapat

meningkatkan kinerja mereka.

2. Bagi Guru TK “X” Kota Bandung

- Bagi para guru TK “X” Kota Bandung , hasil dari penelitian ini dapat

(28)

79 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Costa, Paul T. & Robert R. McCrae. Personality in Adulthood Second Edition A Five Factor Theory Perspective. 2003. The Guilford Press. New York. London.

Graziano, Anthony M. 2000. Research Methods: A Process of Inquiry 4

th

edition.Boston: Allyn and Bacon Publ.

Mackenzie, Scott B., Philip M. Podsakoff & Dennis W. Organ. 2006. Organizational Citizenship Behavior : its Nature, Antecedents, and Consequences. Sage Publications, Inc. California.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Santrock. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga

(29)

80 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Cicilia Andriani, 2011. Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Divisi Quality Control CV “X”, Kota Bandung. Skripsi, Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Sianipar Margareth, 2008. Studi Deskriptif Mengenai Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan PT “X” Regional Jawa Barat. Usulan Penelitian, Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

http://duniapendidikan.wordpress.com/

Referensi

Dokumen terkait

Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi malem selikuran di desa. Nyatnyono antara lain religi, menghormati leluhur, syukur,

Ketiga macam apotek ini mendapat pasokan obat dari instalasi gudang farmasi yang terdapat di rumah sakit ini.. Namun, rumah sakit ini tidak memiliki instalasi gudang

Teknik analisis data berupa pengumpulan data, reduksi data (penyederhanaan), display data (disajikan), atau verifikasi atau penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan

Dalam memenuhi sebagian prasyarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan, saya selaku mahasiswa Pendidikan Seni Musik FBS-UNY bermaksud mengadakan penelitian

Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan komplikasi Diabetes Mellitus di Poliklinik Khusus Penyakit Dalam Instalasi Rawat Jalan

Selama pelaksanaan praktik mengajar yang berlangsung selama dua bulan, mulai dari 15 Juli sampai dengan 15 September, banyak hal yang dapat diperoleh berkaitan bagaimana

Untuk mengatasi masalah pertukaran data pada e-government, salah satu caranya dengan teknik transformasi dari relational database ke XML dengan pendekatan

Empat ribunya ini dipindah ke ruas kanan jadi enam x sama dengan sebelas ribu dua ratus dikurangi empat ribu jadinya tujuh ribu dua ratus.. terus x sama dengan tujuh ribu dua