• Tidak ada hasil yang ditemukan

LARANGAN PERKAWINAN ANTARA ANAK NAGARI SINGKARAK DENGAN ANAK NAGARI SANIANGBAKA DI KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT DITINJAU DARI HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LARANGAN PERKAWINAN ANTARA ANAK NAGARI SINGKARAK DENGAN ANAK NAGARI SANIANGBAKA DI KABUPATEN SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT DITINJAU DARI HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

iv

LARANGAN PERKAWINAN ANTARA ANAK NAGARI SINGKARAK DENGAN ANAK NAGARI SANIANGBAKA DI KABUPATEN SOLOK

PROVINSI SUMATERA BARAT DITINJAU DARI HUKUM ADAT DAN HUKUM ISLAM

Abstrak Rudi Utama Basra

110111100041

Perkawinan di daerah Minangkabau dilaksanakan menurut adat Minangkabau dengan berlandaskan Hukum Islam. Namun tidak jarang terjadi pertentangan antara Hukum Adat dengan Hukum Islam. Di Nagari Singkarak dan Nagari Saniangbaka terdapat suatu aturan yang melarang dilangsungkannya perkawinan antara kedua Anak Nagari. Larangan ini sudah dianut secara turun temurun dan telah menjadi kebiasaan oleh kedua Nagari. Meskipun larangan perkawinan ini tidak ada di dalam Hukum Islam tetapi masyrakat meyakini dan menjalankan aturan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keabsahaan larangan perkawinan adat antara Anak Nagari Singkarak dengan Anak Nagari Saniangbaka dan untuk mendapatkan kepastian mengenai bentuk akibat hukum yang diberikan terhadap kedua Anak Nagari yang melanggar ketentuan larangan perkawinan tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara studi kepustakaan yaitu melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder seperti buku, makalah, dan hasil penelitian, serta bahan hukum tersier seperti kamus dan ensiklopedia. Analisis data yang digunakan adalah normatif kualitatif.

Referensi

Dokumen terkait

menyikapi hak anak atas identitas diri dalam perkawinan hukum adat

Dari penelitian yang telah dilakukan tentang komposisi dan struktur gulma pada fase vegetatif tanaman padi ( Oryza sativa ) di Nagari Singkarak, Kabupaten Solok,

• Perkawinan menurut hukum adat tidak semata-mata berarti suatu ikatan antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri untuk maksud mendapatkan keturunan dan

Perkawinan menurut hukum adat tidak semata-mata berarti suatu ikatan antara seorang pria dengan wanita sebagai suami isteri untuk maksud mendapatkan keturunan

yang tidak diperbolehkan dalam adat budaya setempat, maka penyusun tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul Larangan Perkawinan

Pada adat perkawinan minangkabau terdapat syarat yang harus dipenuhi dan ditaati sebelum dilangsungkannya perkawinan menurut Fiony Sukmasari dalam bukunya adalah

Dalam pandangan hukum Islam, Mengenai tradisi larangan perkawinan akibat sumpah babisiak yang diterapkan dalam adat Nagari Lunto, hal tersebut tidak ditemukan dalam hukum Islam, karena

Dalam rangkaian perkawinan di Minangkabau pada umumnya hampir sama dengan daerah lainnya, namun dalam aturan adat yang dibuat oleh masyarakat adat di Nagari Salimpaung berbeda dengan